Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pekerjaan Persiapan Deckslab dan Parapet


Pertama tahap persiapan untuk melaksanakan pekerjaan Deckslab dan Parapet,
pada tahap ini harus disiapkan beberapa material dan peralatan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan Deckslab dan parapet adalah sebagai berikut
4.1.1 Persiapan Material
Material adalah semua jenis bahan yang digunakan di dalam pelaksanaan suatu
proyek pembangunan. Material-Material yang digunakan harus sesuai dengan
persyaratan teknik yang ditentukan oleh konsultan perencana. Material-material yang
digunakan harus ditempatkan pada lokasi yang terlindungi dari hal-hal yang merusak
mutu material. Sebelum proyek dimulai, material harus sudah berada di lokasi proyek
agar proyek tersebut dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Adapun material yang digunakan dalam proyek Jembatan Musi STA
49+446 s/d STA 51+130 Tol KAPB SEKSI II adalah sebagai berikut :
a. Kawat Beton
Kawat beton berfungsi untuk pengikat rangkaian tulangan-tulangan antara tulang
satu dan tulangan lainnya.

Gambar 4.1 Kawat Beton

43
44

b. Beton Decking (bulat)


Beton Decking adalah beton yang dibuat berbentuk silinder ataupun kubus yang
memiliki ketebalan sesuai dengan selimut beton yang diinginkan guna memastikan
bahwa jarak antara pembesian dan selimut beton sudah sesuai dengan perencanaan
awal.

Gambar 4.2 Beton Decking

c. Kayu Phenolic
Kayu phenolic berfungsi untuk menaham beban beton sementara pada saat
pekerjaan pengecoran plat lantai.

Gambar 4.3 Kayu Phenolic


d. Beton Ready Mix
45

Beton Ready Mix adalah Material untuk pembentuk beton yaitu mampu
mempercepat jalannya pembangunan khususnya dalam pekerjaan pengecoran.

Gambar 4.4 Beton Ready Mix


4.1.2 Persiapan Peralatan
Pertama peralatan manual merupakan peralatan yang cara penggunaanya
dengan cara manual. Sedangkan yang kedua peralatannya modern, dimana perlatan
ini menggunakan mesin yang mempercepat pengerjaan plat lantai. Adapun peralatan
yang digunakan dapat dilihat dibawah ini :
a. Truck Mixer
Truk mixer digunakan untuk mengangkut adukan beton dari tempat pencampuran
beton ke lokasi proyek. Selama pengangkutan, mixer terus berputar dengan
kecepatan 8-12 rpm agar beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Pada
proyek Jembatan Musi ini menggunakan truck mixer HINO 500 dengan kapasitas
maximal sebesar 7 m3.
46

Gambar 4.5 Truck Mixer

b. Bar Bender
Bar bender berfungsi untuk menekuk besi atau beton ulir dan polos sesuai dengan
kebutuhan. Alat ini bisa mengatur sudut pembengkokan tulangan dengan tepat,
rapi dan mudah. Saat ini tersedia bar bender tenaga listrik dan bar
bender manual. Bar bender listrik adalah jenis bar bender yang digerakan dengan
tenaga listrik. Pada proyek Jembatan Musi ini menggunakan menggunakan Bar
Bender diameter 52 mm, motor power 4 kw (4 hp ), dimension 1.020 x 720 x 860
mm dan berat 350 kg.

Gambar 4.6 Bar Bender

c. Bar Cutter
47

Bar cutter adalah alat yang dirancang secara khusus untuk memotong besi
tulangan sesuai ukuran pada gambar perencanaan. Ada dua jenis bar cutter yakni
bar cutter tenaga listrik dan bar cutter manual atau gunting beton.

Gambar 4.7 Bar Cutter

d. Flat Bed Truck


Truck flat bed dapat membawa berbagai macam barang yang terlalu besar atau
canggung untuk diangkut dalam trailer ban kering biasa.

Gambar 4.8 Flat Bed Truck


e. Concrete Pump
Pompa beton / concrete pump adalah alat yang digunakan untuk mendorong hasil
cairan beton yang sudah diolah dari mixer truck. Biasanya concrete pump
digunakan untuk mengecor lempengan beton, lantai basement, atau bisa juga
48

pondasi dasar kolam renang. Intinya adalah concrete pump digunakan untuk
mengerjakan pengecoran yang sulit dilakukan secara manual. Pada proyek
Jembatan Musi ini menggunakan concrete pump dengan spesifikasi berat total
7.320 kg.

Gambar 4.9 Concrete Pump

f. Concrete Vibrator
Vibrator beton adalah salah satu peralatan yang digunakan saat pengecoran di
mana fungsinya ialah untuk pemadatan beton yang dituangkan ke dalam
bekisting. Hal ini ditujukan agar kandungan udara yang terjebak dalam campuran
beton dapat keluar.

Gambar 4.10 Concrete Vibrator


g. Rough Terrain Crane
49

Rough Terrain Crane merupakan crane yang dirancang untuk beroperasi khusus
pada tempat yang sempit dengan kapasitas 12-80 ton, untuk di jalan dan off-road
dan medan yang sulit. Operasi pick and carry seperti pembangunan jembatan dan
proyek-proyek kontruksi yang besar dimana kemampuan manuver yang tinggi dan
kapasitas angkat yang dibutuhkan.

Gambar 4.11 Rough Terrain Crane


h. Batching Plant
Batching Plant adalah salah satu alat kontruksi yang gunanya sebagai tempat
duduk produksi beton ready mix dalam jumlah besar. Selain itu, ada beberapa
pengertian batching plant yang dibedakan dari jenis beton yang dihasilkan atau
dari jenis pengoperasiannya.

Gambar 4.12 Batching Plant


i. Generator set
50

Genset (generator set) adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya
listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah satu set peralatan
gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau alternator.
Pada proyek Jembatan Musi menggunakan genset Nippon Sharyo N200.

Tabel 4.1 Spesifikasi Genset Nippon Sharyo N200


Frequency Hz 60
Three- kVA 220
Output
phase4- kW 170
Alternator wire 200V Voltage V 220
type Current A 577
400V Voltage V 440
Current A 289

Gambar 4.13 Generator Set


4.2 Implementasi QHSE (K3)
Agar pekerjaan dapat berlangsung aman, perlu dimatangkan rencana K3LMP
yang nantinya harus diimplementasikan dan dipatuhi oleh semua pihak yang akan
terlibat dalam suatu pekerjaan.
4.2.1 Pekerjaan Deck Slab
51

a. Area Wajib APD


Setiap orang yang akan memasuki area proyek wajib dibekali dengan safety
induction terlebih dahulu. Di samping itu yang terpenting adalah harus
mengenakan APD dan mematuhi rambu-rambu yang menyatakan.

Gambar 4.14 Ilustrasi Pemakaian APD

b. Pemasangan Safety Net


Karena pengecoran berada di area ketinggian, maka diperlukan pemasangan
safety net pada area pengecoran untuk menghindari agar material tidak
berjatuhan.
Wood reinforcement (6/12), hung by tie-rod (Ø 6-8 mm) for safety net support
1000

MIDDLE
B DIAPHRAGM
300

Clearance Limit, ± 5,1m Safety net

Hmax = 4,3 ~ 4,8m

H = 5,7 ~ 6,2m

Gambar 4.15 Ilustrasi Pemasangan Safety Net


52

Tie-rod

Safety net

Wood
±15cm

Plate + Wingnut
Gambar 4.16 Ilustrasi Pemasangan Safety Net

c. Pemakaian Body Harness


Semua pekerja wajib memakai body harness yang diikatkan pada platform
sudah disediakan lokasi-lokasi untuk menggantung clamp body harness.
Ilustrasi pemasangan body harness pada area pekerjaan.

Tie-rod Tie-rod

U Channel U Channel
Wood beam 2x6/12 Wood beam 2x6/12

Guard-rails (Ø ½ “ pipe), Guard-rails (Ø ½ “ pipe),


tied into tie-rod by binding tied into tie-rod by binding
wire wire

Wooden Plank, t = 3cm Wooden Plank, t = 3cm

Gambar 4.17 Ilustrasi Body Harness

d. Pemasangan Rambu-rambu
Rambu-rambu wajib dipasang di setiap area yang ada di proyek.
Pemasangan rambu-rambu berfungsi sebagai informasi bagi setiap orang
yang akan memasuki dan berada di dalam area proyek.
53

Gambar 4.18 Ilustrasi Rambu-rambu Proyek

e. Pelaksanaan Tool Box Meeting


Sebelum pekerjaan dimulai wajib dilaksanakan tool box meeting. Hal
tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang akan terlibat dalam pekerjaan
dapat menyatukan visi dan misi sehingga target pekerjaan dapat tercapai,
mutu dan zero accident.

Gambar 4.19 Ilustrasi Tool Box Meeting


4.2.2 Pekerjaan Parapet
a. Area Wajib APD
Setiap orang yang akan memasuki area proyek wajib dibekali dengan safety
induction terlebih dahulu. Di samping itu yang terpenting adalah harus
54

mengenakan APD dan mematuhi rambu-rambu yang menyatakan area wajib


APD.

Gambar 4.20 Ilustrasi Pemakaian APD

b. Pemasangan Safety Line


Karena pengecoran berada di area ketinggian, maka diperlukan pemasangan
safety line pada area pengecoran untuk menghindari pekerja terjatuh dan
material tidak berjatuhan.

Gambar 4.21 Ilustrasi Pemasangan Safety Line

c. Pemasangan Rambu-rambu
55

Rambu-rambu wajib dipasang di setiap area yang ada di proyek.


Pemasangan rambu-rambu berfungsi sebagai informasi bagi setiap orang
yang akan memasuki dan berada di dalam area proyek.

Gambar 4.22 Ilustrasi Rambu-rambu Proyek

d. Pelaksanaan Tool Box Meeting


Sebelum pekerjaan dimulai wajib melaksanakan tool box meeting. Hal
tersebut dimaksudkan agar semua pihak yang akan terlibat dalam pekerjaan
dapat menyatukan visi dan misi sehingga target pekerjaan tercapai, mutu
terjaga, dan zero accident.

Gambar 4.23 Ilustrasi Tool Box Meeting

4.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Deck Slab


Setelah diafragma dan girder terpasang, pekerjaan selanjutnya yaitu struktur
deck slab jembatan. Pada jembatan Musi, struktur deck slab jembatan di desain
56

dengan t=25 cm. struktur Deckslab ditopang oleh steel deck yang diletakkan di antara
girder. Tampak melintang deck slab pada jembatan Musi Tol KAPB dapat di lihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.24 Potongan Melintang Deck Slab

4.3.1 Flowchart Pekerjaan Deck Slab

Pemasangan steel deck

Pemasangan bekisting

T
Pembesian deck slab

Inspeksi

Pemasangan Bekisting Samping

Pengecoran deck slab


57

Tabel 4.2 Flowchart Pekerjaan Deck Slab

Gambar 4.25 Flowchart Pekerjaan Deck Slab


4.3.2 Metode Pekerjaan Deck Slab
a. Pekerjaan Pelat Deck (steel deck)
Sebagai penopang sekaligus bekisting bawah deck slab, digunakan steel
deck. Steel deck di pesan dan dibentuk sesua cutting list dan ukuran jarak
antar girder. Steel deck disusun diantara girder sesuai dengan plan pada
gambar kerja. Steel deck kemudian diangkur pada girder dengan bat agar
tidak bergeser.

Gambar 4.26 Tipikal Potongan Steel Deck


58

b. Pemasangan Bekisting
Deck slab pada bagian bawah dikerjakaan dengan menggunakan besi hollow
50x50x5 panjang 6 meter, phenolic 1220x2440mm dengan tebal 18mm,
kawat selling galvanis (wire rope) 4mm.

Gambar 4.27 Detail Bekisiting Gantung Deck Slab Bagian Tepi

c. Pembesian Deck Slab


Setelah steel deck dan bekisting gantung selesai di pasang, pekerjaan
selanjutnya adalah pembesian deck slab. Pembesian deck slab dapat di lihat
pada gambar. Pada saat pembesian, posisi deck drain dipasang block out
yang terbuat dari phenolic t=18mm. Deck drain akan di pasang setelah deck
slab selesai di cor.

Gambar 4.28 Detail Pembesian Deck Slab


59

d. Pengecoran Deck Slab


Deck slab direncanakan dengan mutu beton f`c 30 MPa slump 12cm.
Pengecoran dengan menggunakan bantuan concrete pump. Ilustrasi
pengecoran dapat ditunjukkan pada gambar.

Gambar 4.29 Detail Pengecoran Deck Slab

4.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Parapet


4.4.1 Flowchart Pekerjaan Parapet

Mulai

Stake Out Elevasi Parapet

Pembesian Parapet

Inpeksi

Pemasangan Bekisting, Block Out, Pipa Utilitas & Pull Box


60

Gambar 4.30 Flowchart Pekerjaan Parapet

4.4.2 Metode Pekerjaan Parapet


a. Stake Out Elevasi Parapet
Stake Out dilakukan untuk menentukan posisi parapet dan elevasi top
parapet. Selanjutnya dilakukan marking posisi elevasi kaki dan top parapet
agar sesuai dengan desain geometri jembatan.
61

Gambar 4.31 Posisi Marking & Stake Out Top Parapet

Gambar 4.32 Posisi Cek Kaki Parapet Terhadap Geometri Jembatan


b. Pembesian Parapet
Pembesian pada parapet dilakukan dalam 2 tahap. Pembesian pertama
berupa besi stek yang dipasang pada saat pekerjaan Deckslab. Selanjutnya
dilakukan pemasangan besi parapet tahap kedua menyambung pada stek .
62

Gambar 4.33 Detail Pembesian Parapet


c. Pemasangan Bekisting, Pipa Utilitas & Pull Box
Di dalam parapet, terdapat beberapa utilitas yang harus disiapkan. Utilitas
tersebut berupa pipa PVS diameter 4” yang digunakan untuk jalur pipa kabel
listrik dan kabel FO. Untuk mempermudah pada saat pemasangan kabel di
dalam pipa utilitas, maka diperlukan ruang bukaan yaitu pull box untuk
akses pekerja memasang kabel. Pull box umumnya dipasang per jarak 50 m
dapat berubah sesuai kebutuhan. Detail pemasangan pipa utilitas dan pull
box dapat dilihat pada pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.34 Detail Pipa Utilitas

Gambar 4.35 Detail Pull Box


63

Setelah pipa utilitas dan pull box terpasang, selanjutnya yaitu pekerjaan
pemasangan bekisting parapet. Bekisting parapet terdiri dari beberapa panel
phenolic t=18 mm yang diperkuat dengan pipa support yang menopang
bekisting tersebut. Ilutrasi bekisiting parapet dapat dilihat pada gambar
dibawah.

Gambar 4.36 Detail Bekisting Parapet

d. Inspeksi
Sebelum dilaksanakan pengecoran terlebih dahulu dilakukan check list
opname bersama (kontraktor, konsultan, dan owner). Mengukur dan
memeriksa pembesian apakah sudah sesuai dengan gambar shop drawing,
dan hasil opname tersebut dapat diprogresskan baik ke dalam laporan harian,
mingguan, bulanan, maupun monthly certificate.

e. Pengecoran Parapet
Deck slab direncakan dengan mutu beton f’c MPa slump ±12 cm.
Pengecoran parapet dapat dilakukan sesuai dengan posisi dilatasi yang
direncakan. Truck mixer dapat langsung menuangkan beton parapet. Namun
apabila akses untuk truck mixer tidak memungkinkan untuk dilakukan
64

penuangan langsung, pengecoran dapat dilakukan dengan bantuan concrete


pump.

Gambar 4.37 Pengecoran Parapet


f. Curing Beton
Curing atau Perawatan Beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras
yang bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan
sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat
mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton
dilakukan setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk
permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton dilakukan
bongkaran dengan durasi tertentu yang dimaksudkan untuk memastikan
terjaganya kondisi yang diperlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang
terkandung dalam campuran beton.
Tujuan perawatan beton yaitu :
Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-saat setting
time concrete;
1. Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar;
2. Stabilitas dari dimensi struktur;
3. Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi;
65

4. Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari


pertama;
5. Menjaga keretakan.
Metode perawatan beton yang dilakukan dilapangan dengan menyelimuti
permukaan beton dengan karung basah, atau menggunakan geotex.
Perawatan ini diikuti dengan perawatan pembasahan setelah lebih dari 24
jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan beton dapat tercapai
sesuai dengan rencana pada umur 28 hari.
4.5 Kendala Yang Terjadi Saat Pekerjaan Deck Slab dan Parapet Serta
Solusinya
4.5.1 Kendala Cuaca
Hujan adalah kendala non teknis yang sering menjadi kendala pada saat proses
pengecoran sehingga menyebabkan keterlambatan proses pengecoran dan
berpengaruh pada hasil pengecoran. Sebaiknya apabila terjadi hujan pada saat
pengecoran maka pengecoran lebih baik dihentikan dan permukaan yang telah di cor
sebaiknya di beri terpal untuk mencegah tetesan mengenai permukaan beton dan
mencegah campuran beton bercampur dengan air sehingga mengubah komposisi
agregatnya.
4.5.2 Truck Ready Mix Terlambat Datang
Pengerjaan pengecoran memang erat sekali hubunganya dengan ketepatan
perhitungan waktu, salah satu kendala yang sering dihadapi ialah truck ready mix
terlambat dating sehingga menyebabkan proses pengerjaan menjadi terhambat atau
beton terlanjur mengeras karena tidak langsung didistribusikan sebab truck ready mix
yang telat datang.
4.5.3 Concrete Pump Macet
Concrete pump macet juga menjadi kendala teknis yang dapat terjadi pada saat
proses pengecoran. Concrete pump terdiri dari bucket, mesin pelontar, dan boem.
66

Yang sering terjadi masalah atau kendala terdapat pada boem dan pipa-piapa
sambunganya.
4.5.4 Selang Vibrator Putus
Kendala lain saat penegcoran adalah rusaknya vibrator. Vibrator digunakan
untuk mengetarkan adonan beton agar tidak terjadi keropos beton. Vibrator terdiri
dari mesin diesel, selang vibrator, dan kepala vibrator. Kendala yang sering terjadi
ialah putusnya selang vibrator karena pekerja terlalu ceroboh.
4.5.5 Terjadi kelebihan dan Kekurangan Beton
Salah satu proses pengecoran yang mendebarkan adalah diakhir saat tutup jalur.
Tutup jalur disini artinya pemutusan orderan terakhir jumlah kubikasi beton.
Perhitungan kebutuhan beton yang dilakukan oleh logistic belum tentu tepat.
Biasanya akan terjadi kekurangan atau kelebihan beton. Apabila terjadi kelebihan
beton maka akan terjadi tidak efisiensi karena mau tidak mau kontraktor harus
membayar kelebihannya itu. Sedangkan jika terjadi kekurangan beton akan
meganggu kelancaran pekerjaan karena untuk orderan susulan otomatis harus
menunggu lebih lama.
Kendala-kendala saat pengecoran dapat meminimalisir salah satunya
pengawasan dan koordinasi yang baik. Kerja sama tim sangat diperlukan terutama
saat pekerjaan pengecoran. Pekerjaan pengecoran beton adalah pekerjaan yang
krusial dan penting karena menentukan hasil struktur. Sebelum proses pengecoran
pun harus ada persetujuan oleh Manajemen kontruksi tentang pembesian dan
bekisting yang sudah dikerjakan.
4.6 Pengujian Yang Dilakukan di Pekerjaan Deck Slab dan Parapet
4.6.1 Test Slump Beton
Slump test beton adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa
kental adukan beton yang akan di produksi. Di balik kualitas sebuah mix desaign
beton, ternyata perlu dilakukan pengujian dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar
67

mencapai kuat tekan beton rencana. Pengujian ini penting dilakukan karena terdapat
dua tujuan utama yaitu :
a. Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton yang di
produksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump
beton yang baik.
b. Fungsi lain dari uji slump beton adalah agar beton yang diproduksi di
batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah bangunan yang
dibangun. Slump test beton atau disebut juga concrete slump test biasa
dilakukan ketika beton segar telah diproduksi di batching plant. Sebelum
diantar kepada pihak pemesan, dilakukan slump beton terlebih dahulu untuk
mengetahui kekentalan dari adukan beton tersebut apakah terjadi
kemerosotan (slump) atau sudah mencapai nilai slump beton normal.
c. Pengertian beton adalah salah satu bahan material bangunan yang sangat
dikenal karena fungsinya yang dapat memperkokoh suatu bangunan, bahkan
bangunan. Beton yang terbuat dari berbagai campuran material bahan
bangunan seperti semen, air, pasir halus agregat, dan additive tentunya akan
menghasilkan suatu campuran beton berkualitas.
d. Texture kekentalan slump test beton disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap
proyek kontruksi bangunan memiliki kebutuhan tertentu akan bangunan
yang dibangun. Begitupun kekuatan dari material penyangga dam desain
rencang bangun yang telah digarap. Komposisi beton yang disesuaikan
dengan kebutuhan pun akan berbeda pada jenis kontruksi bangunan yang
dirancang.
Uji slump adalah pengujian yang memerlukan peralatan uji tertentu, berikut
peralatan yang biasa digunakan :
a. Alat pertama untuk uji slump test beton adalah cetakan kerucut Abrams yang
terbuat dari logam. Diameter dasar sekitar 200 mm, diameter atas sekitar 100
mm dan memiliki tinggi 300 mm.
68

b. Tongkat penusuk harus berdiameter sekitar 26 mm dan panjang 60 cm.


fungsi tongkat penusuk ini agar beton segar yang dimasukkan ke kerucut
Abrams bisa rata, hak ini penting ketika proses pengujian berlangsung.
c. Alas saat pengujian berlangsung harus diperhatikan. Biasanya alas penguji
slump beton adalah terbuat dari kayu atau besi. Selain itu kriteria dari alas
harus kedap air dan berbentuk rata.
d. Mistar pengukur yang terbuat dari baju atau meteran berperan penting untuk
mengukur seberapa besar kemerosotan yang terjadi pada mix design beton.
e. Siapkan sendok atau sekop kecil yang akan digunakan untuk mengisi beton
segar pada lubang kerucut Abrams dan juga berfungsi untuk mengaduk
beton di dalam kerucut tersebut.
f. Siapkan gelas ukur atau silinder ukur yang berguna sebagai alat pengukuran
banyaknya volume air dan cairan adiktif pengeras beton.
g. Siapkan wadah untuk tempat material beton yang akan dilakukan pengujian.

Gambar 4.38 Tes Slump Beton


4.6.2 Kuat Tekan Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit yang dihasilkan dari pencampuran
bahan-bahan agregat halus, agregat kasar, air, semen atau bahan lain yang berfungsi
sebagai bahan pengikat hidrolis, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan.
Beton polos memiliki kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan, dengan kekuatan
69

tariknya. Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tertentu yang
dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton merupakan sifat terpenting dalam
kualitas beton disbanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan
oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar, dan agregat halus dan air.
Kuat tarik beton biasanya 8% -15% dari kuat tekan beton. Kuat tekan tarik
adalah suatu sifat yang penting dan mempengaruhi perambatan dan ukuran retak di
dalam struktur. Pada umumnya nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding
lurus, setiap usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai peningkata kecil
nilai kuat tariknya. Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder
dengan tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.
Pada dasarnya, kuat tekan beton menjadi sifat yang paling penting dalam
kualitas beton dibandingkan dengan sifat lainnya. Hal ini karena banyak sifat-sifat
fisik utama beton bisa ditentukan dari berbagai kuat tekan beton seperti kuat geser
beton, syarat kedap air, syarat keawetan beton dan lain sebagainya. Ada 3 faktor yang
bisa mempengaruhi kekuatan beton yaitu sebagai berikut :
a. Sifat dan Proporsi Campuran Beton.
b. Kondisi pemeliharaan.
c. Faktor pengujian

Gambar 4.39 Tes Kuat Tekan Beton


70

Anda mungkin juga menyukai