Anda di halaman 1dari 13

TEKS EKSPOSISI

DALAM KURIKULUM 2013

Dwi Laily Sukmawati, S.Pd.

BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TIMUR


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014

1
TEKS EKSPOSISI DALAM KURIKULUM 2013

Dwi Laily Sukmawati


sya_lel@yahoo.co.id

1. Pendahuluan

Teks sebagai satuan bahasa yang mengandung makna, pikiran, dan gagasan yang

lengkap secara kontekstual, tidak selalu berwujud bahasa tulis. Teks dapat berwujud

bahasa lisan, misalnya teks Pancasila yang dibacakan saat upacara. Teks dapat berwujud

perpaduan antara teks lisan dengan tulis atau dengan gambar/animasi/film.

Teks memiliki dua unsur utama, yaitu konteks situasi dan konteks budaya.

Konteks situasi berkenaan dengan penggunaan bahasa yang di dalamnya terdapat

register yang melatarbelakangi lahirnya teks, yaitu adanya sesuatu (pesan, pikiran,

gagasan, ide) yang hendak disampaikan (field); sasaran atau partisipan yang dituju oleh

pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (tenor); dan format bahasa yang digunakan untuk

menyampaikan atau mengemas pesan, pikiran, gagasan, atau ide itu (mode). Terkait

dengan format bahasa tersebut, teks dapat diungkapkan ke dalam berbagai jenis,

misalnya deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eskposisi, diskusi, naratif, cerita

petualangan, anekdot, dan sebagainya. Konteks lainnya adalah konteks budaya, yaitu

budaya masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat jenis-jenis teks tersebut

diproduksi. Konteks situasi merupakan konteks yang terdekat yang menyertai

penciptaan teks, sedangkan konteks sosial atau konteks budaya lebih bersifat

institusional dan global (Wiratno, 2013).

Genre sebagai jenis teks, dapat digolongkan menjadi genre faktual dan genre

fiksi atau rekaan. Genre faktual adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan kejadian,
peristiwa, atau keadaan nyata yang berada di sekitar lingkungan hidup. Genre fiksi

adalah jenis teks yang dibuat berdasarkan imajinasi, bukan pada kenyataan yang

sesungguhnya.

Genre faktual meliputi: laporan, deskripsi, prosedur, rekon (recount), eksplanasi,

eksposisi, dan diskusi. Di pihak lain, genre fiksi mencakup: rekon, anekdot,

cerita/narartif, dan eksemplum.

2. Jenis Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah teks yang berisi gagasan pribadi atau usulan mengenai

sesuatu. Teks eksposisi juga sering disebut argumentasi satu sisi. Dikatakan demikian

karena pencipta teks ini mempertahankan gagasan atau usulannya berdasarkan

argumentasi yang ia yakini benar tanpa membandingkannya dengan argumentasi dari

pihak lain.

Terdapat dua macam eksposisi, yaitu eksposisi analitis dan eksposisi hortatoris.

Sesuai dengan kedua jenis eksposisi tersebut, fungsi sosial teks eksposisi adalah untuk

mengajukan argumentasi bahwa sesuatu itu benar adanya (untuk eksposisi analitis) atau

bahwa sesuatu yang diusulkan itu harus dilakukan (untuk eksposisi hortatoris).

Eksposisi analitis berkenaan dengan konsep atau teori tentang sesuatu, sedangkan

eksposisi hortatoris berkenaan dengan tindakan yang diperlu dilakukan atau kebijakan

yang perlu dibuat. Diterima atau tidaknya gagasan atau usulan tersebut oleh pihak lain

bergantung pada kuat atau tidaknya argumentasi yang diajukan.


3. Struktur Teks Eksposisi

Teks eksposisi terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian tesis yang merupakan

pendapat atau opini, bagian argumentasi atau alasan yang merupakan isi, dan bagian

penegasan ulang yang merupakan penutup.

Struktur Teks
Eksposisi

Tesis Argumentasi Penegasan Ulang


(Pembukaan) (Isi) (Penutup)

4. Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi

1. Pastisipan generik baik manusia atau nonmanusia

2. Kohesi leksikal dan gramatikal

3. Hubungan konjungtif penambahan, temporal, dan logikal

4. Leksis deskriptif (analitis) dan atitudinal (hortatoris)

5. Argumentasi satu sisi, sisi mendukung atau sisi menolak

5. Contoh Teks Eksposisi

Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus Mempunyai Pendidikan


Formal yang Tinggi

Tesis Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu penting.
Akan tetapi, apakah seseorang akan menjadi pemimpin sosial atau
pemimpin politik yang bagus pada kemudian hari tidak selalu ditentukan
oleh pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman juga menjadi
faktor penentu untuk menuju kesuksesan.
Argumentasi Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para
calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka
peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat
tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian
hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya
“mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar
untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam
inilah yang menghasilkan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial
dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari
hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat.

Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan


politik, kita dapat menunjuk beberapa nama. Almarhum Adam Malik,
konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diangkat
menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya,
melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak.
Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin lain yang lahir dari caranya
belajar sendiri. Ia juga menjadi pemimpin agama dan sastrawan terkenal
sekaligus karena pengalaman belajar pribadinya, bukan karena pendidikan
formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi
pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan
melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika
yang sangat termasyhur di dunia.

Penegasan Ulang Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui pendidikan formal orang hanya
mempelajari cara belajar, bukan cara menjalani hidup. Meskipun
pendidikan formal diperlukan, pendidikan formal bukan satu-satunya jalan
yang dapat ditempuh oleh setiap orang untuk menuju ke puncak
kesuksesannya.

(Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, 2013: 103-104)

Tesis Jakarta - Akhir November 2012 MCB meteran listrik di rumah saya
terbakar. Petugas PLN yang menerima laporan saya segera datang dan
melakukan penyambungan listrik tanpa menggunakan MCB dengan alasan
stok MCB sedang kosong. Namun sampai dengan tanggal 25 Desember
2012 belum ada petugas yang datang untuk memasang MCB yang
sebelumnya dijanjikan akan segera dilakukan pemasangan. Apakah PLN
sudah tidak peduli dengan keselamatan pelanggannya?

Argumen 1 Karena tidak digubris, saya menghubungi call centre PLN untuk
menanyakan kapan akan dilakukan pemasangan karena hal ini dapat
membahayakan keselamatan kami. Akan tetapi, tidak ada reaksi dari PLN.

Argumen 2 Tidak puas, saya mendatangi PLN terdekat untuk mendapatkan pelayanan.
Di samping itu, kami tidak ingin hal ini akan menjadi masalah jika ada
petugas PLN lain yang datang memeriksa.
Penegasan Ulang Kantor PLN terdekat dan call centre tidak menanggapinya, dan hal ini
terjadi setiap kali saya menanyakannya kembali. Tampaknya, PLN benar-
benar tidak peduli kepada pelanggan

(diambil dengan modifikasi dari:


http://suarapembaca.detik.com/read/2013/02/01/171907/2158999/283/mcb-tak-
dipasang-pln-tak-peduli-keselamatan-pelanggan)

Tesis TEMPO Interaktif, Jakarta: Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta


Selatan menghukum Fifi Tanang, penulis surat pembaca, enam bulan penjara
dengan masa percobaan selama satu tahun. Majelis menganggap Fifi terbukti
mencemarkan nama baik PT Duta Pertiwi dalam surat pembaca di harian
Investor Daily tertanggal 2-3 Desember 2006. Penasehat hukum Fifi putusan
ini dianggap janggal.

Argumen 1 Putusan ini dianggap janggal oleh penasihat hukum Fifi, Rizal Farid. Sebab,
kata Rizal, kliennya merasa tidak pernah mengirim surat pembaca ke
Investor Daily.

Argumen 2 Kliennya, kata Rizal, hanya mengirim surat pembaca ke harian Warta
Kota tertanggal 4 November 2006 dengan judul ‘Hati-Hati Terhadap Modus
Operan di Penipuan PT Duta Pertiwi Tbk’.

Penegasan Ulang Dalam persidangan, kata Rizal, saksi dari Investor Daily mengaku
meperoleh tulisan tersebut dari internet. “Artinya, surat tersebut tidak sah
karena tidak disertai bukti identitas penulisnya,” kata Rizal.
(diambil dari dengan modifikasi:
http://www.tempo.co/read/news/2009/05/07/083175090/Penulis-Surat-Pembaca-
Dihukum-Enam-Bulan-Penjara)

Tesis Bahasa Madura (BM) merupakan salah satu bahasa daerah terbesar
ketiga di Indonesia setelah bahasa Jawa dan bahasa Sunda. BM digunakan
sebagai sarana berkomunikasi masyarakat etnik Madura, baik yang
bertempat tinggal di Pulau Madura (Kabupaten Sumenep, Pamekasan,
Sampang, Bangkalan), pulau-pulau kecil di sekitarnya (Pulau Bawean,
Kangean, Sapudi, Masalembu, Sapeken, Gili Genting, Raas), maupun di
perantauan (Surabaya, Gresik, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo, Jember,
Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi).

Argumen Ironisnya, dengan jumlah penutur yang cukup besar dan wilayah
pemakaian yang cukup luas hampir di seluruh nusantara, BM kini mulai
ditinggalkan oleh penuturnya. Selain ditengarai karena BM dianggap
“kurang menguntungkan”, BM juga dilambangkan dengan
keterbelakangan dan kegagalan. BM bahkan sudah berada pada posisi
“mati suri”, yang bila tidak dilakukan upaya-upaya yang sangat serius dan
terencana, tidak lama lagi akan segera mati.
Penelitian bahasa dan sastra Madura memang sudah banyak
Argumen
dilakukan, namun tidak berkorelasi langsung dengan kegiatan pembinaan
dan pengembangan BM. Beberapa penelitian tentang penggunaan BM,
khususnya oleh keluarga terpelajar, seperti yang dilakukan oleh Sofyan
(1999), Wibisono dkk (1999), Rochiyati dan Sofyan (2001) menunjukkan
bahwa BM jarang digunakan pada ranah publik. Penggunaan BM terbatas
pada ranah domestik, dalam keluarga dan ketetanggaan. Bahkan dalam
ranah domestikpun penggunaan BM sudah dipengaruhi oleh penggunaan
bahasa Indonesia (BI). (Sofyan, 2008: Bahasa Madura. antara Harapan
dan Kenyataan. Makalah disampaikan pada Kongres Bahasa Madura di
Pamekasan).
Semakin merosotnya penggunaan BM disebabkan oleh banyak
hal, salah satunya masalah publikasi dan dokumentasi yang terbatas
Argumen
ditambah lagi dengan kurangnya kepedulian pemerintah setempat untuk
menjaga kelestarian bahasa daerah.

Melihat kondisi BM yang semakin mengkhawatirkan ini, maka


Penegasan Ulang perlu adanya campur tangan pemerintah untuk mengembangkan,
membina, dan melestarikan BM sebagai aset daerah yang menunjukkan
identitas budaya Madura.

(Kutipan abstrak yang ditulis oleh Dwi Laily Sukmawati pada Makalah)

Tesis Wortel merupakan salah satu sayuran yang paling populer di dunia.
Wortel sering dilibatkan dalam berbagai masakan seperti sup ayam atau
salad. Wortel mengandung sekitar 88% air, 7 % gula, 1 % protein, 1%
serat, 1 % abu, dan 0,2 % lemak. Wortel kaya akan antioksidan, mineral,
dan sejumlah nutrisi lainnya yang baik bagi kesehatan tubuh.

Argumen Sayuran wortel ini ternyata juga sangat nikmat jika dibuat jus. Manfaat
jus wortel bagi kesehatan tubuh antara lain menjaga kesehatan mata,
mencegah rabun senja, mencegah penyakit kanker, dan menghilangkan
racun dalam tubuh. Selain dibuat jus, wortel juga berguna untuk obat
tradisional , adapun manfaatnya yaitu mengobati demam pada anak,
menghilangkan nyeri haid, dan menyembuhkan luka bakar.

Manfaat jus wortel yang paling utama adalah memberikan asupan vitamin
Penegasan Ulang
A untuk tubuh sehingga kesehatan mata dapat terjaga. Selain itu, manfaat
wortel juga bisa digunakan sebagai obat tradisonal.

(Ilman’z Blog: Information for Education, 9 Januari 2014)


2014, Tahun politik atau Bencana?
Tesis
Meletusnya Gunung Kelud pada Kamis malam berdampak sangat luas. Abu
vulkanis terbawa angin hingga Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga telah mengambil alih


Argumen langkah cepat dengan mengeluarkan instruksi kepada Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menangani dampak erupsi Gunung
Kelud. Yang melegakan, presiden juga tidak buru-buru datang untuk
meninjau langsung Kediri dan kota-kota lain di sekitar Gunung Kelud. SBY
mengatakan akan datang dalam beberapa hari ke depan setelah situasi lebih
longgar.

Intinya, SBY meminta yang jadi fokus saat ini adalah penanganan kepada
pengungsi. Semua kekuatan keamanan dan sebagainya harus dikerahkan
untuk keperluan pengungsi. Kalau presiden datang, konsentrasi keamanan
justru tertuju kepada SBY. Artinya, penanganan pengungsi bisa terbengkalai
gara-gara kedatangan SBY. Karena itu, keputusan SBY untuk tidak langsung
meninjau lokasi bencana sudah tepat. Toh, sudah ada Gubernur Jatim
Soekarwo dan wakilnya, Saifullah Yusuf, yang memimpin langsung
penanganan bencana di kawasan Gunung Kelud.

Nanti kalau kondisi stabil, silakan SBY datang untuk membangkitkan moral
para pengungsi itu jauh lebih bermakna daripada presiden datang saat
masyarakat panik.

Untuk para calon anggota legislatif dan calon presiden, mohon tidak
menjadikan erupsi Gunung Kelud sebagai komoditas politik. Tentu saja
semua dipersilakan untuk memberikan bantuan kepada korban atau
pengungsi. Namun jangan sampai tujuan mulia itu menjadi tidak berarti
karena fokusnya bukan membantu, melainkan demi kepentingan politik
semata, yakni pencitraan.

Jadi, untuk politisi, sebaiknya luruskan dulu niat sebelum turun ke lokasi
pengungsian. Kalau sekadar ingin mencari popularitas di pengungsian,
sebaiknya jangan turun ke lokasi bencana. Jangan sampai bantuan yang
diberikan malah kalah banyak dengan bendera partai. Itu adalah ujian mental
bagi politisi, apakah mengutamakan kepentingan bersama atau hanya
kepentingan pribadi.

Tahun 2014 kini bukan hanya tahun politik, tetapi juga tahun bencana. Banjir
Penegasan Ulang
di Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia disambung bencana Gunung
Sinabung dan kini Gunung Kelud. Mudah-mudahan pada tahun ini tidak
terjadi persaingan antara politik dan bencana. Pemilu legislatif pada 9 April
mendatang harus tetap terlaksana. Begitu juga pemelihan presiden pada 9
Juli, tidak boleh gagal. Mudah-mudahan saja bencana yang terjadi selama ini
tidak banyak berpengaruh pada perhelatan politik selama 2014.
6. Diskusikan secara berkelompok. Tentukan struktur teks eksposisi pada contoh
berikut.
1. Setiap orang mempunyai hobi atau kegemaran, namun tidak setiap orang dapat
mengembangkan hobinya dengan baik. Banyak faktor yang menyebabkan orang
tidak dapat mengembangkan hobinya. Pertama, kemungkinan lingkungan tidak
mendukung. Sebagai contoh, kita memiliki hobi melukis, namun orang tua tidak
menginginkan kita mengembangkan hobi kita itu. Faktor kedua, adalah dana atau
fasilitas pendukung. Kita mempunyai hobi beternak ayam, namun kita tinggal di
perkotaan yang padat penduduk. Faktor lain yang lebih penting adalah kemauan
kita. Dengan demikian, apapun kendala yang kita hadapi, apabila kita memilki
kemauan yang kuat, tidak setengah hati, kita dapat mengatasi masalah-masalah
yang menghambat pengembangan hobi kita. (networkedblogs.com/S74a9)

2.

Orang Kaya, Untuk Apa?


Di antara 1.645 orang terkaya dunia versi majalah Forbes, 19 orang berasal dari
Indonesia. Memang tidak terlalu banyak. Namun, jumlah itu adalah yang
terbanyak di antara negara-negara ASEAN. Kekayaan rata-rata mereka mencapai
USD 3 miliar atau sekitar Rp 34 triliun. Jika digabung, harta 19 orang terkaya
asal Indonesia itu mencapai USD 47,6 miliar atau setara dengan Rp 551,4 triliun!
Jelas bukan nominal yang sedikit. Apalagi, jika kita komparasikan
dengan kondisi riil masyarakat Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada 2013 adalah Rp 36,5
juta. Sangat tidak sebanding dengan pundi-pundi kekayaan para orang kaya versi
Forbes tersebut. Masih menurut BPS, orang miskin Indonesia per September
2013 sekitar 28,5 juta jiwa. Itu berarti, 13 persen rakyat kita masih berada di
bawah garis kemiskinan.
Melihat realitas tersebut, membandingkan orang kaya dan miskin di
Indonesia bak bumi dan langit. Yang kaya begitu kayanya, sehingga memiliki
harta jutaan kali lipat dibandingkan dengan yang miskin. Di sisi lain, yang
miskin begitu terpuruk. Masih banyak kita jumpai di pelosok negeri ini
bagaimana beratnya perjuangan warga miskin untuk sekadar mendapatkan
makanan.
Kita tentu tidak bisa menyalahkan mereka yang kaya. Toh, mereka
mendapatkannya dengan kerja keras dan perjuangan bertahun-tahun. Di sisi lain,
kita tidak bisa tinggal menyaksikan masih banyaknya saudara kita yang hidup di
bawah garis kemiskinan. Kesenjangan itu harus dipersempit. Yang kaya biar
bertambah kaya. Yang miskin harus kita kurangi.
Salah satu faktor tingginya kemiskinan adalah pengangguran. Jumlah
warga Indonesia yang menganggur memang cukup banyak. Sekitar 7,5 juta. Hal
itu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Memang tidak gampang
menyediakan lapangan kerja begitu banyak. Butuh waktu. Butuh proses. Salah
satunya menggiatkan industri padat karya yang menyedot tenaga kerja dalam
jumlah besar. Upaya tersebut sudah dilakukan. Namun, sekali lagi, pasar
lapangan kerja yang diciptakan masih kalah jauh dari jumlah pengangguran.
Terus bertambahnya orang Indonesia dalam daftar miliader versi Forbes
membuktikan bahwa ekonomi negeri ini bergerak ke arah positif. Industri
manufaktur, perbankan, dan informasi teknologi (IT) tumbuh subur. Investasi
dari luar negeri berdatangan. Seolah tak mau kalah, pengusaha Indonesia pun
semakin berani keluar kandang untuk menanam modal dan memperluas usaha di
luar negeri.
Kita patut bangga dengan orang-orang kaya itu. Paling tidak, keberadaan
mereka membuat dunia mengakui Indonesia sebagai negara besar. Bukan tidak
mungkin, melihat tren pertumbuhan ekonomi yang ada, jumlah orang Indonesia
yang masuk dalam daftar terkaya dunia terus bertambah. Di sisi lain, kita juga
berharap angka kemiskinan dan pengangguran menurun. Semoga. (*)
(Rubrik Tajuk Rencana Jawa Pos, Maret 2014)

3.
Pengacara Pengaruhi Saksi
Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) merasa kesal terhadap sepak terjang tim
kuasa hukum Gubernur Banten Ratu Atut Choisiyah. Mereka berusaha
memengaruhi sejumlah saksi dalam kasus suap pengurusan sengketa pilkada
Lebak, Banten.
Dari penelusuran KPK, pengacara Atut pernah mengumpulkan sejumlah
saksi di sebuah lokasi di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, degan tujuan
mengondisikan keterangan bila diperiksa penyidik. Bahkan, saksi yang bernama
Siti Halimah alias Iim yang juga ajudan Atut diperintah kabur untuk menghindari
pemeriksaan. Namun, Iim belakangan bisa ditangkap KPK di sebuah hotel
Bandung (Jawa Pos, 19/3/2014).
Berbagai cara yang dilakukan pengacara untuk meringankan posisi
kliennya sebuah kewajaran. Itu memang sudah menjadi tugas utama pengacara.
Hanya, manuver pengacara itu memiliki batas, yakni tidak boleh melanggar kode
etik. Dengan demikian, sepak terjang pengacara tidak menghambat proses
peradilan (obstruction of justice).
Prinsipnya, seseorang yang menjadi saksi dalam penyidikan dan sidang
tidak boleh dipengaruhi siapa pun. Alasannya, selain melanggar sumpah atas
keterangannya, saksi dianggap berbohong dengan keterangan yang dialami,
dilihat, serta didengarnya. Saksi yang berbohong bisa ditetapkan sebagai
tersangka kasus kesaksian palsu sebagaimana yang pernah dialami mantan ajudan
mantan Gubernur Riau Rusli Zainal dalam sidang korupsi Pon Riau dan izin
kehutanan.
Selain itu, para pihak yang memengaruhi saksi merupakan bagian dari
penyesatan dalam proses peradilan. Sebab, saksi dibuat tidak netral dan
mengubah keterangan. Rekayasa kesaksian itu tentu membuat sidang berbelok
dari jalur penyidikan.
KPK harus bersikap tegas menyikapi pengacara yang berusaha
memengaruhi saksi. Caranya, bila upaya teguran tidak diindahkan, aparat bisa
mengadukan pengacara tersebut melalui dewan kehormatan di lembaga tempat
pengacara tersebut bernaung. Organisasi pengacara juga sebaiknya fair
menyikapi pengaduan dugaan pelanggaran kode etik anggotanya. Bila terbukti
melanggar, izin kepengacaraannya mereka bisa dicabut. Di kalangan pengacara,
pencabutan izin merupakan sanksi terberat dalam pelanggaran kode etik.
Reputasi pengacara akan rusak dan tidak akan diterima lagi di kalangan
komunitas pengacara.
Pengacara sebagai salah satu elemen peradilan sudah seharusnya
mengormati jalannya proses hukum. Penegakan hukum yang sesat akan
mengaburkan upaya mencari keadila. Ujung-ujungnya, masyarakat menjadi
korban. (*)

7. Praktik Menulis Teks Eksposisi


Silakan Bapak/Ibu menulis satu jenis teks eksposisi dengan tema (bebas) berdasarkan
struktur teks ^Tesis ^Argumentasi^Penegasan ulang.

No. Struktur Teks Kalimat


Eksposisi
1. Tesis ......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
2. Argumentasi .......................................................................................................
......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
3. Penegasan Ulang ......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wahana


Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Ekspresi Diri dan Akademik: Buku
Guru. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Santosa, Riyadi. 2013. “Pembelajaran Teks Integratif Terpadu”. Makalah pada


Sosialisasi Bahasa Indonesia dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Wiratno, Tri. 2013. “Pembelajaran Bahasa Berbasis Teks dan Jenis-Jenis Teks”.
Makalah pada Sosialisasi Bahasa Indonesia dalam Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Anda mungkin juga menyukai