Anda di halaman 1dari 32

bit.

ly/KuisionerKebon
bit.ly/UjiMukaKebon
Pola Makan Sehat dan
Pencegahan Stunting

Wahyu Dwi Saputra, S.T.P., M.Agr.Sc., Ph.D.


Dosen dan Peneliti di Lab. Pangan dan Gizi
Dept. Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian-UGM

Disampaikan dalam acara Penyuluhan Pencegahan Stunting


17 Juli 2023, di Desa Kebonharjo, Kec. Polanharjo, Kab. Klaten
Pendahuluan
Pendahuluan
• Bahwa Indonesia sudah
berkomitmen untuk ikut serta
dalam rencana aksi global yang
tertuang dalam SDGs.
• SDGs memiliki 17 tujuan dan 169
target yang akan dicapai pada
tahun 2030, tiga diantaranya
terkait dengan pembangunan
Tujuan SDG
manusia (2, 3,12)
Pola konsumsi
yang baik –
kehidupan
yang sehat dan
sejahtera
Triple Burden
Triple Burden Disease (Tiga beban penyakit); Disease

• (1) Penyakit menular klasik, misalnya Tuberkulosis (TB),


Diare, DBD, Malaria,
• (2) Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Disease),
misalnya Hipertensi, Diabetes Mellitus, Penyakit
Cardiovaskuler (CVD), Kanker, dll,
• (3) Munculnya penyakit baru (new emerging Infectious
disease) yang antara lain dapat disebabkan oleh virus
lama yang bermutasi – Covid 19
• Kalau pada tahun 1999, Triple burden disease banyak
disebabkan oleh penyakit menular, maka tahun 2017
triple burden lebih dikarenakan oleh penyakit tidak
menular (yaitu stroke, jantung dan diabetes, termasuk
MALNUTRISI/STUNTING)
• Topik lebih lanjut – Diabetes, Obesitas dan Malnutrisi
yang banyak terkait dengan pola makan
• Beban berat pemerintah menjadi besar – apabila triple
burden disease tidak ditangani dengan baik https://kamuslengkap.com/kamus/kesehatan/arti-kata/triple-burden-disease
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH NASIONAL 2020-2024
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ RPJMN
Badan Perencanaan Pembangunan Nasionan BANGSA yang KUAT perlu
didukung oleh SUMBER DAYA
MANUSIA yang Berkualitas
dan Berdaya Saing
Pemerintah telah memiliki TARGET dalam
rangka peningkatan kualitas SDM,
terutama kesehatan anak, perempuan
dan pemuda.

Salah satu target adalah penurunan angka


STUNTING (pendek) dan WASTING
(kurus).

Cara – PEMENUHAN GIZI dan pola makan


yang baik
INDONESIA juga menghadapi TRIPLE BURDEN
MALNUTRITION meliputi gizi kurang, difisiensi
Malnutrisi malnutrisi yang berakibat pada stunting (pendek)
dan wasting (kurus), maupun karena kelebihan
Stunting berat badan (gemuk/obesitas)

Stunting khususnya di daerah remote, pada


umumnya disebabkan oleh kemiskinan,
keterbatasan sumber pangan. Namun ternyata di
kota besarpun masih juga terdapat anak-anak
yang stunting dan wasting.
14
Stunting dan wasting di kota besar pada umumnya
2024 disebabkan oleh pola makan yang kurang benar
bukan karena kemiskinan.

Target tahun 2024 (RPJMN 2020-2024) posisi


stunting 14 (posisi 2020 – 27.7, masih ada 4 tahun
untuk mengejar target)
Wasting 7 (posisi 2020 – 10.2)
PERLU UPAYA YANG CUKUP SERIUS untuk
mencapai target
Stunting, Penyebab dan Dampaknya
• Stunting adalah sebuah kondisi
dimana tinggi badan seseorang
ternyata lebih pendek dibanding
tinggi badan orang lain pada
umumnya (yang seusia).
• Kekurangan gizi terjadi sejak bayi
dalam kandungan dan pada masa
awal anak lahir, tetapi stunting
baru nampak setelah anak
Stunting
berusia 2 tahun. &Gejalanya
Penyebab Utama Stunting

• Praktek pengasuhan tidak baik :


pengetahuan gizi sebelum dan selama
kehamilan, ASI eksklusif, MPASI
• Terbatasnya layanan kesehatan dan
pendidikan : konsumsi suplemen Fe,
imunisasi, Posyandu, PAUD
• Akses makanan bergizi : Anemia, Ekonomi
• Akses air bersih dan sanitasi : Akses
minum air bersih, akses jamban sehat
Dampak Stunting

Stunting berpotensi memperlambat perkembangan


otak, dengan dampak jangka panjang berupa
keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan
belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti
diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Penanganan Stunting
1. Intervensi Gizi Spesifik :
• Intervensi yang ditujukan kepada ibu hamil dan
anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan
• Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor
kesehatan.
2. Intervensi Gizi Sensitif :
• Intervensi yang ditujukan melalui berbagai
kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan
• Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak
khusus untuk sasaran 1.000 Hari Pertama
Kehidupan.
Pola Makan

Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Pola Makan

• Beragam – tidak terpaku


pada satu macam bahan
• Bergizi – memenuhi
kebutuhan akan macam
komponen gizi yang
diperlukan
• Seimbang – jumlah masing-
masing bahan sesuai dengan
kebutuhan
• Aman – bebas dari
kontaminasi fisik, kimia dan
mikrobiologis
Pola
• Halal
Pola Makan B2S-AH Makan
B2S-AH
INDIKATOR KUALITAS KONSUMSI PANGAN - ditunjukkan
PPH oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang dipengaruhi
oleh keragaman dan keseimbangan konsumsi
antar kelompok pangan

Endang S Rahayu
Universitas Gadjah Mada
Pola Makan – Anak Sehat dan Malnutrisi
Kamil, R.Z.; Murdiati, A.; Juffrie, M.; Nakayama, J.; Rahayu, E.S. Gut Microbiota and Short-Chain Fatty Acid Profile between
Normal and Moderate Malnutrition Children in Yogyakarta, Indonesia. Microorganisms 2021,9,127. https://doi.org/
10.3390/microorganisms9010127

Data Asupan Gizi anak-anak normal dan malnutrisi di


Yogyakarta
- Asupan protein – kedua kelompok mencukupi
- Asupan energi pada anak-anak malnutrisi sekitar 50%
- Anak-anak malnutrisi mengonsumsi makanan jajanan dan
manisan lebih banyak – pola makan kurang sehat
- Anak-anak malnutrisi asupan serat yang lebih sedikit,
konsumsi sayur dan buah lebih sedikit – terjadi dysbiosis
Endang S Rahayu
Gatya, M.; Fibri, D.L.N.; Utami, T.; Suroto, D.A.; Rahayu, E.S. Gut Microbiota Composition in Universitas Gadjah Mada
2 Daily Dietary Intake Undernourished Children Associated with Diet and Sociodemographic Factors: A Case–
Control Study in Indonesia. Microorganisms 2022, 10, 1748.
Tabel. Dietary intake between normal and undernutrition children
%RDA All the micronutrient and
Nutrient intake Normal Undernutrition RDA p value 1 micronutrient of the
Normal Undernutrition All the component of
undernutrition group below the
Energy (kcal) 1718.3  74.67 779  122.81 2036.3 84.38  3.67 38.26  6.03 < 0.001 RDA standards micronutrient and
Macronutrient macronutrient are
Protein (g) 72.64  10.65 25.69  6.21 60.1 17.3  2.29 13.4  2.76 < 0.001 significantly different except
According to Riskesdas (2018),
Fat (g) 80.57  6.8 23.96  5.99 69.1 41.65  3.79 27.4  5.92 < 0.001 for vitamin C
energy intake <70% is associated
Carbohydrate (g) 173.64  21.9 114.34  23.98 290.7 41.15  5.19 59.2  7.23 < 0.001 with lack of energy
Dietary fiber (g) 7.51  1.2 3.59  1.49 28 26.81  4.29 12.85  5.31 < 0.001
PUFA (g) 16.15  2.9 5.79  3.33 10 16.15  2.9 57.86  33.26 < 0.001
600 Snacks
Vitamin
Vitamin A (g) 1089.84  429.04 279.96  129.92 900 121.09  47.67 31.11  14.44 < 0.001 Meats and poultry
500 Seafood
Vitamin E (mg) 4.22  1.13 2.07  0.96 11 38.4  10.30 18.80  8.74 < 0.001
Vitamin B1 (mg) 0.53  0.09 0.23  0.08 1 53.5  5.19 23.2  7.75 < 0.001 Confectionary
Vitamin B2 (mg) 1.03  0.25 0.35  0.13 1.2 86.13  21.05 28.79  10.8 < 0.001 400
Vitamin B6 (mg) 1.05  0.15 0.45  0.13 1 105.15  14.63 45  13.07 < 0.001 Seasoning, spices and food
Vitamin C (mg) 19.29  9.54 21.09  19.43 90 21.44  10.60 23.44  21.59 0.725 additives
Dairy products

g/hari
Folic acid (g) 116.06  24.51 63.45  34.54 400 29.02  6.13 15.86  8.64 < 0.001 300
Mineral Oil and fat
Sodium (mg) 761.49  269.16 337.98  470.85 2000 38.07  13.46 16.90  23.54 < 0.001
Vegetables
200
Potassium (mg) 1227.32  234.58 530.59  158.89 2000 61.37  11.73 26.53  7.94 < 0.001
Fruits
Calcium (mg) 334.45  140.37 211.94  100.56 1100 30.4  12.76 19.27  9.14 0.001
100
Eggs
Magnesium (mg) 175.65  23.39 102.73  32.44 250 70.26  9.38 41.09  12.97 < 0.001
Bakery
Phosphorus (mg) 844.21  127.38 358.76  90.99 1250 67.54  10.19 28.7  7.28 < 0.001 0 Legume
Iron (mg) 7.31  2.35 3.26  0.96 15 48.73  15.66 21.7  6.37 < 0.001 Normal Undernutrition
Noodles
Zinc (mg) 8.04  1.29 3.56  0.65 7 114.82  18.47 50.87  9.35 < 0.001 Kelompok
1Data are presented as mean  SD. A significant difference between the group was calculated using Wilcoxon rank sum
test (p < 0.05) Figure. Food consumed for each day
https://eatforum.org/eat-lancet-commission/ PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI/41/2014 INDIKATOR KUALITAS KONSUMSI PANGAN dengan skor
TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG POLA PANGAN HARAPAN (PPH) yang dipengaruhi oleh
Laporan Komisi EAT – Lancet, 2019 KERAGAMAN DAN KESEIMBANGAN konsumsi
antar kelompok pangan Nilai ideal 100,
Posisi pada tahun 1999 – 66,3; tahun 2018 – 91.3
Target PPH tahun 2024 - 95.2

Untuk mendukung KESEHATAN


Makanan harus Bergizi, Beragam
dan Berimbang
Pendekatan lewat Asupan Makanan
Lain-lain
Lain-lain

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,


yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah
memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf.” - - QS al-
Baqarah: 233

“dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya”. - - QS. al-Maidah: 88
Tujuan SDGs
(2, 3, 12)
Pola konsumsi
yang baik –
THANK YOU
kehidupan
yang sehat dan
sejahtera

“Tingkatkan kesadaran akan


kebutuhan pangan yang
beragam dan penuh gizi
untuk kehidupan yang
sehat sejahtera dan cerdas”
bit.ly/UjiTutupKebon

Anda mungkin juga menyukai