Anda di halaman 1dari 65

DISKUSI TOPIK

NUTRISI DAN HIDRASI


PADA GERIATRI

Lily Verawati
Narasumber: Dr. dr. Purwita Wijaya Laksmi, SpPD-KGer
OUTLINE
Nutrisi pada Geriatri
 Pendahuluan
 Definisi malnutrisi
 Penapisan dan pengkajian status gizi
 Asuhan gizi
 Obesitas
 Refeeding Syndrome
Hidrasi pada Geriatri
 Definisi dehidrasi dan volume depletion
 Identifikasi status hidrasi
 Intervensi
NUTRISI PADA GERIATRI
Nutrisi pada Geriatri

Pasien lanjut usia rentan malnutrisi karena berbagai faktor.

Malnutrisi ditemukan pada:


 Lansia rawat jalan: 9-15%
 Lansia rawat inap 12-50%

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.
DEFINISI MALNUTRISI
WHO
Malnutrisi: ketidakseimbangan, defisiensi, kelebihan pada asupan energi dan/atau
nutrien, meliputi:
 undernutrition, termasuk wasting (low weight-for-height), stunting (low height-for-age)
dan underweight (low weight-for-age);
 micronutrient-related malnutrition, termasuk defisiensi atau kelebihan (vitamin dan
mineral);
 overweight, obesitas dan penyakit tidak menular terkait diet (seperti penyakit
jantung, stroke, diabetes, dan kanker)
PERGEMI
Malnutrisi: sesuai kriteria WHO.
Dalam pedoman, istilah malnutrisi mengacu pada status gizi kurang.

WHO 2020.
PERGEMI. Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Lansia dan Pasien Gertiatri, 2107.
DEFINISI MALNUTRISI

ESPEN
Malnutrisi:
kehilangan massa badan yang tidak dikehendaki
(>5% dalam 6 bulan atau >10% dalam waktu lebih dari 6 bulan)

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
DEFINISI MALNUTRISI
GLIM (Global Leadership Initiative on Malnutrition)
Malnutrisi: jika memenuhi minimal 1 kriteria fenotip dan 1 kriteria etiologi.

Jensen, G. et al. GLIM Criteria for the Diagnosis of Malnutrition: A Consensus Report From the Global Clinical Nutrition Community.JPEN. Journal of parenteral and enteral nutrition  43 1 (2019): 32-40 .
Faktor Inadekuasi Nutrisi pada Lansia

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


MEALS ON WHEELS
Penyebab Unintentional Weight Loss pada Lansia
Medications
Emotional problems (depression)
Anorexia, anorexia tardive, or abuse of elders
Late-life paranoia
Swallowing disorders (dysphagia)

Oral factors
No money (poverty)

Wandering (dementia)
Hyperthyroidism, hyperparathyroidism, hypoadrenalism
Enteric problems (malabsorption)
Eating problems (inability to self-feed)
Low-salt, low cholesterol diet
Stones, social problems

Stanga Z. Basic in Clinical Nutrition: Nutrition in the elderly. the European e-Journal of Clinical Nutrition and Metabolism. 2009; 4(6): e289–9.
DAMPAK MALNUTRISI

Norman K, Pichard C, Lochs H, Pirlich M. Prognostic impact of disease-related malnutrition. Clin Nutr. 2008;27:5–15.
PENAPISAN STATUS GIZI

Tujuan
Identifikasi adanya risiko untuk mengalami masalah gizi/ malnutrisi sehingga
perlu pengkajian dan intervensi lebih lanjut.

Prinsip
Sederhana, waktu singkat, tanpa biaya besar, dapat dilakukan oleh tenaga
medis lain/ orang awam.

Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
Screening Tools pada Lansia
• MST (Malnutrition Screening Tools)
• MNA (Mini Nutritional Assessment)
• GNRI (Geriatric Nutritional Risk Index)
• SNAQ (Short Nutritional Assessment Questionnaire)

Tidak ada baku emas.

Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
MST (Malnutrition Screening Tools)
Terdiri dari 2 pertanyaan, yaitu:
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/ kesulitan
menerima makanan?

Interpretasi:
Bila skor ≥2, pasien berisiko malnutrisi.
MNA-SF (Mini Nutritional Assessment-Short Form)
GNRI (Geriatric Nutritional Risk Index)
Rumus GNRI: 1.487 × ALB (g/L) + 41.7 × PBW/IBW (kg)

Keterangan:
ALB: albumin
PBW: present body weight
IBW: ideal body weight

Hasil perhitungan diklasifikasikan menjadi:


- Major-risk group: skor <82
- Moderate-risk group: skor 82-91
- Low-risk group: skor 92-98
- No-risk group: skor >98
SNAQ (Short Nutritional Assessment Questionnaire)
Terdiri atas pertanyaan:
1. Penurunan berat badan.
2. Penurunan nafsu makan dalam 1 bulan terakhir.
3. Konsumsi suplemen atau selang makan dalam
1 bulan terakhir.

Interpretasi:
Skor 1: tidak ada intervensi.
Skor 2: malnutrisi sedang, intervensi nutrisi.
Skor ≥3: malnutrisi berat, intervensi nutrisi dan tata
laksana dietisien.
PENGKAJIAN STATUS GIZI
Tujuan
Pengumpulan dan pengkajian berbagai data yang berhubungan dengan status gizi pasien
untuk mengidentifikasi faktor risiko, mendiagnosis, membuat rencana terapi gizi yang sesuai,
dan evaluasi pasca intervensi (dalam 24-48 jam pertama rawat inap).

Terdiri dari:
 Anthropometry
 Biochemical dan Body composition
 Clinical: CGA
 Dietary assessment
 Ecological/ Environment
Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
Algoritme Evaluasi Faktor Inadekuasi Nutrisi

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


REKOMENDASI NUTRISI

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
REKOMENDASI NUTRISI

Kebutuhan energi lansia = 30 kkal/kg/hari


(disesuaikan dengan status nutrisi, aktivitas fisik, status penyakit dan toleransi)

Kebutuhan protein lansia = 1 g/kg/hari


(disesuaikan dengan status nutrisi, aktivitas fisik, status penyakit dan toleransi)

Diet serat yang adekuat

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
KEBUTUHAN KALORI

Kebutuhan = 30 kkal/kg/hari
(disesuaikan dengan status nutrisi, aktivitas fisik, status penyakit dan toleransi)

IMT kurang/normal menggunakan BB aktual.


IMT lebih/obese menggunakan BB ideal.
BB ideal (rumus Broca) = (TB-100)-10%(TB-100)
(Laki-laki TB <160 cm / Perempuan TB < 150 cm tidak perlu kurangi 10%)

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
KEBUTUHAN PROTEIN

Kebutuhan protein = 1 g/kg/hari


(disesuaikan dengan status nutrisi, aktivitas fisik, status penyakit dan toleransi)

 Risiko malnutrisi dan malnutrisi: 1,2-1,5 g/kg/hari


 Sakit parah/tanda malnutrisi jelas: sampai 2,0 g/kg/hari
 Kecuali pada PGK predialisis

Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
KEBUTUHAN LEMAK

20-35% total kebutuhan kalori

 Asam lemak jenuh (SFA): 10% dari total kalori


 Asam lemak trans (TFA): < 1% total kalori
 Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA): 6-11% total kalori
 Asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) = total lemak – SFA – PUFA –
TFA

Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
KEBUTUHAN KARBOHIDRAT

45-65% total kebutuhan kalori

 Lebih direkomendasikan karbohidrat kompleks.


 Karbohidrat sederhana dibatasi <10%.

Pedoman Nasional Asuhan Nutrisi pada Orang Usia Lanjut dan Pasien Geriatri. Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia. 2017.
Algoritme Pendekatan Dukungan Nutrisi

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


REKOMENDASI NUTRISI ENTERAL

Nutrisi enteral direkomendasikan jika tidak mampu intake oral >3 hari atau
asupan <50% kebutuhan energi untuk > 1 minggu.

Kontraindikasi:
Ileus obstruksi, ileus paralitik, perdarahan saluran cerna, iskemia saluran cerna, or muntah dan
diare masif.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.
EFEK SAMPING NUTRISI ENTERAL

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


REKOMENDASI NUTRISI PARENTERAL

Nutrisi parenteral direkomendasikan jika tidak mampu intake oral dan


enteral >3 hari atau asupan <50% kebutuhan energi untuk > 1 minggu.

Monitoring nutrisi parenteral

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.
EFEK SAMPING NUTRISI PARENTERAL

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


OBESITAS

Obesitas mempengaruhi 18-30% populasi lansia dunia.

Asuhan nutrisi pada pasien lansia dengan obesitas juga penting.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
REKOMENDASI NUTRISI PADA GERIATRI DENGAN OBESITAS

Pasien geriatri dengan BB lebih (overweight),


diet untuk menurunkan BB sebaiknya dihindari untuk mencegah
kehilangan massa otot dan penurunan fungsional yang menyertai.

Pasien geriatri dengan obesitas dan memiliki masalah kesehatan yang


terkait dengan obesitas, diet untuk menurunkan BB sebaiknya
dipertimbangkan setelah menilai manfaat dan risiko.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
REKOMENDASI NUTRISI PADA GERIATRI DENGAN OBESITAS

Jika diet untuk menurunkan BB dinilai bermanfaat,


restriksi kalori sedang (sekitar 500 kkal/hari dikurangi kebutuhan sehari dan mempertahankan
asupan minimal 1000-1200 kkal/hari)
dengan target penurunan BB 0,25-1 kg/minggu (5-10% BB awal setelah 6 bulan atau lebih) dan
mempertahankan protein 1 gram/kg/hari.

Jika diet untuk menurunkan BB dipertimbangkan,


intervensi diet dikombinasi dengan latihan fisik (2-5 kali per
minggu sekitar 45-90 menit per sesi).

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
REFEEDING SYNDROME
DEFINISI REFEEDING SYNDROME

Komplikasi klinik yang terjadi akibat perpindahan cairan dan elektrolit


selama pemberian nutrisi pada pasien malnutrisi, meliputi:

 Hipofosfatemia  Rhabdomyolisis
 Hipokalemia  Kejang
 Gagal jantung kongestif  Hemolisis
 Edema perifer  Respiratory insufficiency

Mahler P, Yager J, Solomon D. UpToDate. 2021.


PATOGENESIS

Stanga Z, Brunner A, Leuenberger M, Grimble RF, Shenkin A, Allison SP, et al. Nutrition in clinical practice - The refeeding syndrome: Illustrative cases and guidelines for prevention and treatment. Eur J Clin Nutr. 2008;62:687–94.
KRITERIA HIGH RISK REFEEDING SYNDROME
Kriteria NICE (The National Institute for Health and Care Excellence)
Satu atau lebih kriteria berikut: Atau dua atau lebih kriteria berikut:

 IMT < 16kg/m2 • IMT < 18,5 kg/m2


 Penurunan BB >15% dalam 3-6 bulan • penurunan BB >10% dalam 3-6 bulan
terakhir terakhir
 Sedikit atau tidak ada asupan nutrisi • Sedikit atau tidak ada asupan nutrisi
>10 hari >5 hari
 Kadar kalium, fosfat, atau • Riwayat penyalahgunaan alkohon
magnesium yang rendah sebelum atau obat-obatan termasuk insulin,
diberi asupan kemoterapi, antasida, atau diuretik

National Institute for Health and Care Excellence. Nutrition support for adults: oral nutrition support, enteral tube feeding and parenteral nutrition. NICE Guidel. 2020;(August 2017).
STRATIFIKASI RISIKO REFEEDING SYNDROME

Reber E, Friedli N, Vasiloglou MF, Schuetz P, Stanga Z. Management of Refeeding Syndrome in Medical Inpatients. J Clin Med. 2019;8:1–18.
MANAJEMEN NUTRISI BERDASARKAN RISIKO

Reber E, Friedli N, Vasiloglou MF, Schuetz P, Stanga Z. Management of Refeeding Syndrome in Medical Inpatients. J Clin Med. 2019;8:1–18.
MANAJEMEN NUTRISI BERDASARKAN RISIKO

Reber E, Friedli N, Vasiloglou MF, Schuetz P, Stanga Z. Management of Refeeding Syndrome in Medical Inpatients. J Clin Med. 2019;8:1–18.
HIDRASI PADA GERIATRI
DEFINISI

Dehidrasi
Kekurangan atau kehilangan air baik ekstraselular dan intraselular dan
peningkatan osmolalitas pada kedua kompartemen.

Volume depletion
Kehilangan air dan zat terlarut (terutama natrium dan kadang-kadang
beberapa komponen), osmolalitas serum normal atau rendah.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
REKOMENDASI CAIRAN PADA GERIATRI

 Wanita: 1,6 L dan pria: 2,0 L per hari, kecuali ada kondisi klinis yang
memerlukan pendekatan lain.
 Semua pasien geriatri yang datang ke fasilitas kesehatan seharusnya
diidentifikasi status hidrasinya.
 Mengidentifikasi dehidrasi pada geriatri sebaiknya dengan mengukur
osmolalitas serum atau plasma baik
langsung (dehidrasi jika >300 mOsm/kg) maupun
rumus (dehidrasi jika >295 mOsm/kg).

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
IDENTIFIKASI DEHIDRASI PADA GERIATRI

 Tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit, mulut kering, perubahan BB,


warna atau berat jenis urine sebaiknya tidak digunakan untuk
mengindentifikasi status hidrasi pada lansia.
 Bioelectrical impedance sebaiknya tidak digunakan untuk menilai status
hidrasi pasien lansia karena tidak terbukti bermanfaat.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
IDENTIFIKASI VOLUME DEPLETION PADA GERIATRI

Volume depletion pasca perdarahan: Volume depletion pasca muntah dan


 Perubahan nadi dari posisi baring ke diare:
berdiri (≥30 kali per menit). Memenuhi minimal 4 dari 7 tanda berikut:
 Postural dizziness menyebabkan tidak  confusion
mampu berdiri.  bicara tidak jelas
 kelemahan ekstremitas
 membran mukosa kering
 lidah kering
 lidah keriput
 mata cekung

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
INTERVENSI DEHIDRASI PADA GERIATRI

Osmolalitas
>300mOsm/kg (diukur langsung) atau
>295mOsm/kg (rumus)

Tidak mampu
Klinis baik Klinis tidak baik
minum

Meningkatkan asupan
Cairan IV dan oral Cairan IV
cairan

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
INTERVENSI VOLUME DEPLETION PADA GERIATRI

Prinsipnya mengganti kehilangan air dan elektrolit dengan cairan isotonik


secara:
 oral,
 nasogastrik,
 subkutan, atau
 intravena.

Volkert D, Beck AM, Cederholm T, Cruz-Jentoft A, Goisser S, Hooper L, et al. ESPEN guideline on clinical nutrition and hydration in geriatrics. Clin Nutr [Internet]. 2019;38:10–47.
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien

Nama : Ny. J
Jenis kelamin : Wanita
Usia : 74 tahun
Tingkat pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Tukang pijat/urut
Alamat rumah : Jakarta Timur
Anggota keluarga yang serumah : 3 orang (anak, menantu, dan cucu)
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama:
sariawan di lidah sejak 3 tahun yang lalu.

Nyeri dan perih pada sariawan Pertama kali berobat ke dokter karena
memberat sehingga sulit keluhan sariawan sejak 2 tahun yang lalu,
makan dan minum. diberikan nistatin drop dan gentian violet,
BB turun 8kg dalam 6 bulan. namun tidak membaik.

2018 Nov 2020 1 Mar 2021

Okt 2020 Des 2020

Operasi katarak kedua mata Pasien dirujuk ke poliklinik mata RSCM.


namun dikatakan gagal sehingga Karena mengeluh sariawan dan nyeri di
Terdapat sariawan di lidah,
saat ini hanya dapat membedakan lidah, pasien dirujuk ke poliklinik gigi
hilang timbul, nyeri dan
cahaya. dan mulut, dan direncanakan biopsi.
perih.
Pemeriksaan Fisik

KU: Tampak sakit sedang BB: 34 kg


Kesadaran: composmentis TB: 150 cm
TD: 113/78
IMT: 15,1
FN: 75
FP: 16
T: 36,0
SpO2: 99% room air
Visus mata tidak terhingga.
Pemeriksaan fisik lalin dalam batas normal.
Pemeriksaan Laboratorium

27/ 04/2021:
DPL: 14,4/ 41,7/ 11250/ 309000
SGOT: 13/ SGPT: 11
Ureum: 28,9/ kreatinin: 0,7/ eGFR: 85,6
GDS: 161
Na: 136/ K: 4,5/ Cl: 100,6
PT: 10,3 (11,5)/ APTT: 27,2 (31,7)
PEMBAHASAN
STATUS NUTRISI
Penapisan Status Nutrisi

MST (Malnutrition Screening Tools):


1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir? Ya
2. Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/ kesulitan
menerima makanan? Ya

Interpretasi:
Skor ≥2  berisiko malnutrisi.
MNA-SF

2 Total: 7
2
(malnutrisi)

0
Pengkajian Status Gizi
 Anthropometry  IMT: 15,1
 Biochemical dan Body composition Hb: 14,4
 Clinical: CGA
 ADL (Barthel Index) sebelum dirawat: 19 (ketergantungan ringan) dan saat dirawat: 18
 5-item GDS: 1 (tidak depresi)
 CFS: 3 (managing well)
 FRAIL: 2 (pre-frail)
 Dietary assessment
 Ecological/ environment
Rekomendasi
Algoritme Evaluasi Faktor Inadekuasi Nutrisi

HAZZARDS Geriatric Medicine and Gerontology.


Status Hidrasi

Hitung osmolalitas = 2Na + ureum/6 + glukosa/18 = 285 mOsm/kg


(isoosmolar).

Kebutuhan cairan: 30ml/kg/hari x 34kg = 1020ml/hari.


Risiko Refeeding Syndrome

Satu atau lebih kriteria berikut: Atau dua atau lebih kriteria berikut:

 IMT < 16kg/m2 • IMT < 18,5 kg/m2


 Penurunan BB >15% dalam 3-6 bulan • penurunan BB >10% dalam 3-6 bulan
terakhir terakhir
 Sedikit atau tidak ada asupan nutrisi • Sedikit atau tidak ada asupan nutrisi
>10 hari >5 hari
 Kadar kaium, fosfat, atau • Riwayat penyalahgunaan alkohon
magnesium yang rendah sebelum atau obat-obatan termasuk insulin,
diberi asupan kemoterapi, antasida, atau diuretik

National Institute for Health and Care Excellence. Nutrition support for adults: oral nutrition support, enteral tube feeding and parenteral nutrition. NICE Guidel. 2020;(August 2017).
STRATIFIKASI RISIKO REFEEDING SYNDROME

Reber E, Friedli N, Vasiloglou MF, Schuetz P, Stanga Z. Management of Refeeding Syndrome in Medical Inpatients. J Clin Med. 2019;8:1–18.
MANAJEMEN NUTRISI BERDASARKAN RISIKO

Reber E, Friedli N, Vasiloglou MF, Schuetz P, Stanga Z. Management of Refeeding Syndrome in Medical Inpatients. J Clin Med. 2019;8:1–18.
Penyesuaian Diet pada Risiko Refeeding Syndrome

BB aktual: 34 kg
Hari 1-3: 10 kkal/kg x 34 kg = 340 kkal/hari
Hari 4-5: 20 kkal/kg x 34 kg = 680 kkal/hari
Hari 6: 25 kkal/kg x 34kg = 850 kkal/hari
Hari 7 dst: 30 kkal/kg x 34kg = 1020 kkal/hari
Cara Pemberian Nutrisi

Pasien tidak mampu intake oral >3 hari serta asupan <50% kebutuhan energi
untuk > 1 minggu.

indikasi nutrisi enteral


Implementasi

Waktu Pemberian Jenis Formula Jumlah Kalori Jumlah Cairan


07.00 Blenderized 200 kkal = 200 ml (50%x200ml) + air putih 80ml
09.30 Susu 150 kkal = 150 ml (75%x150ml) + air putih 50ml
12.00 Blenderized 200 kkal = 200 ml (50%x200ml) + air putih 80ml
15.00 Susu 150 kkal = 150 ml (75%x150ml) + air putih 50ml
18.00 Blenderized 200 kkal = 200 ml (50%x200ml) + air putih 80ml
20.30 Susu 150 kkal = 150 ml (75%x150ml) + air putih 50ml

Total 1050 kkal/hari 1027,5 ml/hari

Anda mungkin juga menyukai