Anda di halaman 1dari 57

PPDS : dr.

Radinal Mauludi
Narasumber : dr. Chyntia OM Jasirwan, Sp.PD-KGEH, Ph.D
§ HCC menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker.
§ Merupakan kanker kelima tersering di dunia pada laki-laki
§ Indisensi HCC pada laki-laki di Asia Tenggara menempati urutan kedua setelah
Asia Timur
§ Di Indonesia, HCC menempati urutan keempat sebagai kanker paling sering pada
laki laki setelah kanker paru, kolorektal, dan prostat.

Konsensus nasional penatalaksanaan karsinoma sel hati, PPHI 2017


Ø RSCM 2013-2014: 67% HCC akibat hepatitis B kronik
Ø Kemenkes: Prevalensi Hepatitis B 7,5% (17,5 juta penduduk), 20-30% (3,5-5,2 juta
penduduk) sirosis dan atau kanker hati
Ø Mortalitas (2012): 746.000
Ø Survival rate 2013-2014: 29,4% dengan median kesintasan 146 hari

Konsensus nasional penatalaksanaan karsinoma sel hati, PPHI 2017


§ Sirosis hepatis à utama
§ Hepatitis B à risiko 5-100 kali
§ Hepatitis C à 28-29 tahun menjadi KSH

§ Alkohol à 2 kali
§ Obesitas dan perlemakan hati

§ Aflatokisin à risiko 6 kali


§ Diabetes melitus à 2,2 – 2,5 kali

Konsensus nasional penatalaksanaan karsinoma sel hati, PPHI 2017


§ Hepatitis B kronik
§ Kasus tidak mendapatkan terapi akan berkembang menjadi HCC 0.99-3.15%
§ Kasus dengan mendapatkan terapi menunjukan penurunan risiko dengan RR 0.4 (0.2-0.8)
§ RSCM 67%; dari penderita Hep B 20-30% akan berkembang menjadi sirosis/HCC

§ Hepatitis C kronik
§ Insiden HCC dengan HCV-related sirosis dilaporkan 2-8%
§ Paling banyak di Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Utara.

§ Sirosis hati merupakan faktor risiko utama terjadi HCC.


§ Dalam 5 tahunà 5-30% berkembang menjadi HCC (tergantung etiologi sirosis)
§ Risiko tertinggi pada infeksi hepatitis C dan sirosis dekompensata; infeksi virus hepatitis B
dapat melalui sirosis atau tanpa sirosis.

1. NCCN. Guidelines Hepatobiliary cancer. Version 5.2020. Diunduh dari https://www.nccn.org/professionals/physician_gls/pdf/hepatobiliary.pdf


2. PPHI. Konsensus nasional penatalksanaan karsinoma sel hati. Jakarta: PPHI; 2017.
§ Non viral
§ Alkohol
§ Melalui sirosis alkoholik, karsinogen, sinergisme dengan faktor risiko lain.
§ insiden meningkat, TERUTAMA bila memiliki hepatitis B kronik.
§ Genetik: hereditary hemochromatosis, porphyria cutanea tarda, alfa-1
antitrypsin defisiensi, Wilson disease, primary biliary sirosis stadium IV
§ Metabolic disorder: obesitas, diabetes, NAFLD, gangguan metabolisme
glukosa, sindrom metabolik
§ Alfatoksin
§ Diproduksi oleh aspergilus parasiticus, aspergillus flavusà kontaminan beras, jagung,
tepung, kacang, dan lada hitam.
Etiologi

80-90%

Dhanasekaran R, Bandoh S, Roberts LS. Molecular pathogenesis of hepatocellular carcinoma of therapupetic advaces. F1000Research. 2016;
5(F1000 Faculty Rev):879. Last updated: 17 JUL 2019
Dhanasekaran R, Bandoh S, Roberts LS. Molecular pathogenesis of hepatocellular carcinoma of therapupetic advaces. F1000Research. 2016;
5(F1000 Faculty Rev):879. Last updated: 17 JUL 2019
Hepatitis B Hepatitis C
•Bayi : <12 jam setelah dilahirkan, •Hingga saat ini belum ada
bulan ke-1, bulan ke-6
•Pencegahan primer: penyuntikan
•Jika ibu HbsAg + maka diberikan jarum suntik satu kali pakai
vaksin hep B dan imunoglobulin Hep B
•Skrining VHC dan VHB darah donor
(HBIg).
•Remaja/dewasa : pekerja kesehatan,
individu yang sering mendapat produk
darah, pasien dialisis, penerima
transplan, penghuni LP, pasangan
penderita Hep B, homo sexual,
promiskuitas.
§ Terapi Antiviral sebagai Pencegahan Karsinoma Sel Hati

Antivirus dianjurkan diberikan kepada penderita hepatitis B kronik dan hepatitis C


kronik untuk mencegah terjadinya HCC

Pada penderita hepatitis C, pasien yang berhasil mencapai sustained virological


response (SVR) setelah mendapat terapi memiliki risiko lebih rendah dibanding
yang gagal mencapai SVR.
Tujuan utama : diagnosis HCC pada stadium sangat awal (uk.< 2 cm)
•PPHI : USG + AFP
•APASL/EASL : surveilans USG per 6 bulan (AFP dianggap kurang optimal)
•USG hanya untuk skrining bukan diagnostik
•PIVKA-II : Protein induced by vitamin K absence or Antagonist-II (PIVKA-II)
§ Screening dan suveilance setiap 6 bulan sekali.
§ CT/MRI dinamik sangat sensitif à alternatif: USG dan AFP (cut off 100 ng/ml):
§ AFP tidak sensitive pada early stage, progresif rate > 7ng/ml/bulanà sugestif HCC
§ Kombinasi AFP dan USG: detection rate 92%, sensitivity: 97%,
§ Bila AFP meningkat atau tampak nodul hati ≥ 10 mmà CT/MRI multifase
§ PIVKA-II atau Des-gamma-carboksi-proteombin: biomarker HCC (1984)
§ AFP tidak dapat menjadi alat surveilans yang optimal.
§ kadar AFP berfluktuasi pada pasien sirosis hati; merefleksikan kekambuhan (flare) dari
infeksi hepatitis B atau hepatitis C, eksaserbasi penyakit hati, dan pertumbuhan KSH.
§ Hanya sebagian kecil tumor (10–20%) yang pada stadium awal menunjukkan kadar
AFP yang abnormal, yakni subkelas molekular KSH yang bersifat agresif.
Sensitivitas dan spesifisitas
§ PIVKA-II (Protein Induced by Vitamin K Absence or Antagonist-II) se 73.9% Sp 89.7%
§ AFP Se 67.5% Sp 90.3%
§ Populasi risiko tinggi yang direkomendasikan untuk surveilans HCC:

a) Pasien sirosis hati, Child-Pugh A dan B (rekomendasi 1B)

b) Pasien hepatitis B kronik non-sirotik laki-laki berusia lebih dari 40 tahun dan
perempuan berusia lebih dari 50 tahun (rekomendasi 1B)
c) Pasien hepatitis B kronik non-sirotik yang memiliki riwayat karsinoma sel hati pada
anggota keluarga derajat pertama (rekomendasi 1A)
d) Pasien hepatitis C kronik non-sirotik dengan fibrosis hati lanjut (F3) (rekomendasi
1B)
e) Pasien sirosis hati, Child-Pugh C yang sedang menunggu transplantasi hati
(rekomendasi 1B)
REKOMENDASI : Populasi risiko tinggi yang direkomendasikan untuk menjalani
surveillans HCC :
- Pasien SH CP A-B
- Pasien Hep B kronik non sirotik, laki-laki usia > 40 tahun, perempuan usia > 50 tahun
- Pasien Hep B kronik non sirotik yg memiliki riwayat HCC pada anggota keluarga
derajat pertama
- Pasien Hep C kronik non sirotik dengan fibrosis hati lanjut (F3)
- Pasien SH CP C yang sedang menunggu transplantasi hati
Kriteria A Penyakit hati yang mendasari
- penyakit hati terkait hepatitis B
- penyakit hati terkait hepatitis C
- sirosis hepatis
Kriteria B Penanda tumor (cukup salah satu positif)
1. AFP ≥ 200ng/ml dan cenderung meningkat
2. PIVKA-II (≥ 40 mAU/mL) dan cenderung naik
Kriteria C Gambaran radiologi
Hipervaskular pada fase arteri dan washout pada fase vena porta pada pemeriksaan
CT Scan 3 fase dan MRI 3 fase

Catatan :
1. A+B+C – A+C – B+C à diagnosa Karsinoma Sel Hati dapat ditegakan
2. A+B atau B saja à sangat mencurigakan suatu Karsinoma Sel Hati diperlukan CT Scan 3 fase dan MRI 3 fase
3. C saja à dilanjutkan dengan biopsy hati
Bilamana didapatkan nodul dengan gambaran atipikal, khususnya nodul hipervaskular tanpa washout pada fase vena porta atau nodul
hipovaskular pada fase arterial, pasien harus menjalani pemeriksaan lanjutan.
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis

§ Penanda tumor (salah satu positif) Tegak KSH


§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderrung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hipervaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis

§ Penanda tumor (salah satu positif) Tegak KSH


§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hipervaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis

§ Penanda tumor (salah satu positif) Tegak KSH


§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hipervaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis
Mencurigakan
§ Penanda tumor (salah satu positif) KSHà imaging
§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hiperfaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis
Mencurigakan
§ Penanda tumor (salah satu positif) KSHà imaging
§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hiperfaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
§ Penyakit hati yang mendasari (satu faktor positif)
§ Penyakit hati terkait hepatitis B
§ Penyakit hati terkait hepatitis C
§ Sirosis hepatis

§ Penanda tumor (salah satu positif)


Lanjut biopsi
§ AFP ≥ 200 ng/mL dan cenderung meningkat
§ PIVKA II ≥ 40 mAU/mL

§ Gambaran radiologis khas


§ Hiperfaskularisasi pada fase arterial dan washout pada fase vena porta atau fase delayed
pada pemeriksaan CT scan atau MRI 3 fase
•hipervaskular pada fase arterial dan washout pada fase
vena porta atau fase delayed
•Penyangatan fase arterial karena vaskularisasi HCC sebgian
besar dari arteri hepatica.
•keterlibatan arteri/vena hepatica (thrombus)
§ Bila tidak khasà biopsi/MRI kontras Gadolinium/CEUS
§ nodul regeneratif jinak: large regenerative nodule
§ benign hepatocellular tumor (adenoma sel hati, focal nodular hyperplasia)
§ low-grade dysplastic nodules (LGDN),

§ Highgrade dysplastic nodules (HGDN),


§ KSH awal (early HCC), dan

§ KSH lanjut (overt HCC).

§ IHK: GPC-3 (glypican), heat shock protein (HSP) 70, glutamin sintase (GS)à bila
dua positif se 72% sp 100%.
§ Cost effective HSP70/GPC3+ se: 59%
§ Likelihood of decompensation
§ High: >30%
§ Intermediate: <30%
§ Low: 5%
•Tujuan: memberi efek
sitotoksisk kuat dan iskemia
jaringan tumor.
•Obat: doksorubisin,
mitomisin, epirubicin, 5-FU,
cisplatin
•Obat kemoterapi
diemulsikan dengan
lipiodol sebagai zat
pembawa ke sel tumor.

Anda mungkin juga menyukai