Anda di halaman 1dari 32

Disusun Oleh :

Hepatoma
• JIMMY PIETER 1765050337
• JEFTA ALFATRA 1765050023
• CUT FADMALA CORRY AMELIA 1765050169

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 05 OKTOBER 2020 – 31 OKTOBER 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2020
Definisi dan Epidemiologi
• Karsinoma hepatoseluler (KHS) : Jenis keganasan hati
primer tersering ditemukan dan banyak menyebabkan
kematian.
• Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS.
• Sering disebut sebagai hepatoma, kolangiosarkoma, dan
angiosarkoma
• KHS berkaitan erat dengan prevalensi geografis dari karier
kronik virus hepatitis B dan hepatitis C yang mencapai 400
juta di seluruh dunia.
• KHS banyak ditemukan di Sub-Sahara Afrika, Cina, Asia
Tenggara, dan Jepang. Laki-laki lebih banyak daripada
wanita dengan perbandingan 2-3 kali.
Ahmet Gurakar. Hepatocellular Carcinoma (Liver Cancer)
• Karsinoma hati primer dibedakan atas karsinoma yang berasal dari sel-sel
hati (hepatosit), karsinoma dari sel-sel saluran empedu (karsinoma
kolangioseluler), dan campuran dari keduanya.
• Juga dapat berasal dari jaringan ikat hati seperti misalnya fibrosarkoma hati
• Makroskopis karsinoma hati (i) masif yang biasanya di lobus kanan,
berbatas tegas, dapat disertai nodul-nodul kecil di sekitar masa tumor dan
bisa dengan atau tanpa sirosis; (ii) noduler, dengan nodul di seluruh hati,
(iii) difus, seluruh hati terisi sel tumor
• Mikroskopis, sel-sel tumor biasanya lebih kecil dari sel hati yang normal,
berbentuk poligonal dengan sitoplasma granuler. Sering ditemukan sel
raksasa yang atipik.
Faktor Resiko
Infeksi Virus Etiologi
Kelainan Imunologi
Hepatitis B Kronis Autoimmune Hepatitis
Hepatitis C Kronis Primary Billiary Cirrhosis
Faktor Lingkungan-Toksin
Alfatoksin
Alkohol
Hormon Seks
Pestisida
Faktor-faktor risiko:

• Sirosis hati, pada 60-80% SH makronodular dan


3-10% SH mikronodular. 3-4 x >Beresiko
daripada Hepatitis B & C
• Obesitas
• Diabetes melitus
• Hiperinsulinemia dan peningkatan insulinlike
growth factors.
• Penyakit hati metabolik (hemokromatosis,
defisiensi alfa-1- antitripsin, penyakit Wilson)
• Kontrasepsi oral
• Senyawa kimia (vinyl chloride, thorotrast,
nitrosamin, insektisida organoklorin, asam
tanik) Tembakau (masih kontroversi)
PATOFISIOLOGI
Mekanisme karsinogenesis HCC dikaitkan dengan peran dari:

1. Telomerase
2. Insulin-like growth factors (IGFs)
3. Insulin receptor substrate 1 (IRS1)

Proliferasi HCC diduga berperan penting :

1. Vascular endothelial growth factor (VEGF) peran keduanya pada


2. Basic fibroblast growth factor (bFGF) proses angiogenesis

LOH (lost of heterozygosity) juga dihubungkan dengan inaktivasi gen supresor


tumor.
MANIFESTASI KLINIS
Hepatoma fase sub-klinis/ stadium dini :
Asimptomatis, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan.

• Yang dimaksud kelompok risiko tinggi hepatoma umumnya adalah: masyarakat di daerah
insiden tinggi hepatoma,pasien dengan riwayat hepatitis atau HBsAg positif,pasien
dengan riwayat keluarga hepatoma dan pasien pasca reseksi hepatoma primer

Hepatoma fase klinis :


• Nyeri (rasa tidak nyaman) di kuadran kanan atas abdomen
• Teraba pembengkakakn lokal hepar, Massa abdomen atas
• Perut kembung/ rasa penuh, Asistes
• Nausea, vomiting, Malaise Ke 4 ini
• Anoreksia BB turun tanda
gagal hati
• Demam
• Ikterus
• chalky bowel movements dan urin gelap

BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM EDISI KEENAM JILID 1


DIAGNOSIS
• Diagnosis KHS dibuat dengan anamnesis , pemerikaan
penunjang laboratorium, imejing dan beberapa kasus dengan
biopsy tumor.

• Anamnesis sesuai dengan penyakit hati kronis lainnya seperti


badan menguning, penurunan berat badan rasa sebah atau
perut merongkol-mengeras sebelah kanan atas/bahkan nyeri
tumpul yang menetap
• Pemeriksaan Fisik : adanya tanda penyakit hati kronis/sirosis
hati. Stadium lanjut dapat ditemukan pembesaran hati ,
berdengkul, keras, nyeri tekan pada perabaan hati.

• Biopsi Tumor merupakan Gold Standard untuk diagnosis


KHS, namun adanya kemungkinan penyebaran metastasis
melalui jarum biopsy dengan sifat tumor yang sangat
hipervaskuler
• Biopsi dilaksanakan secara elektif pada pasien dengan
gambaran klinis dan imejing yang tidak khas
Penanda Tumor:
• Alfa-fetoprotein (AFP)
• AFP dalam serum orang normal hanya terdapat sedikit sekali (< 25 ng/mL)
• Kadar AFP pada pasien HCC meningkat hingga 60-70% dan kadar lebih
dari 400 ng/mL adalah diagnostic atau sangat sugestif terhadap HCC
• Cut Off AFP menjadi >200 ng/mL apabila HCC dapat dikonfirmasi
menggunakan pemeriksaan USG

• des-gama karboksi protrombin (DCP)/ PIVKA-2


• Kadar normal <400 mAU/mL
• kadar meningkat hingga 91% pada pasien dengan HCC

UKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM EDISI KEENAM JILID 1


Pemeriksaan Penunjang: USG abdominal
• Pasien sirosis hati Dianjurkan menjalani pemeriksaan USG setiap 3 bulan sekali.
• Sensitivitas 70% - 80%
• Tampilan khas HCC kecil: gambaran mosaik, formasi septum, bagian perifer
sonolusen (‘halo’), bayangan lateral yang dibentuk oleh pseudokapsul fibrotik,
serta penyangatan eko posterior.
• Berbeda dengan tumor metastasis, HCC dengan d=<2cm memiliki gambaran
bentuk cincin yang khas.
• CT Abdomen

• MRI
• Angiography Arteri Hepatika
Kriteria Diagnostik HCC menurut Barcelona EASL Conference

Kriteria sito-histologis
Kriteria non_invasif (pasien sirosis hati):
• Kriteria radiologis: koinsidens 2 cara pencitraan (USG/CT-
spiral/MRI/angiografi)
-Lesi fokal >2cm, hipervaskularisasi arterial
• Kriteria kombinasi: 1 pencitraan dengan kadar AFP serum:
-Lesi fokal >2cm, hipervaskularisasi arterial
-Kadar AFP serum > 400ng/ml

Diagnosis histologis diperlukan bila tidak ada kontraindikasi(untuk lesi d=


>2cm) dan diagnosis pasti diperlukan untuk menetapkan pilihan terapi.
<2cm, non invasifnegatif palsubelum
matangnya vaskularisasi arterial pd
nodul.imaging+biopsi tdk ada diagnosis
definitif imaging serial tiap 3 bln
KU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM EDISI KEENAM JILID 1
Strategi penapisan (screening) dan
surveilans

• Sebagian dari pasien HCC, dengan atau tanpa


sirosis, adalah tanpa gejala deteksi dini HCC
dengan strategi khusus terutama bagi pasien sirosis
hati dengan HBsAg atau Anti HCV positif.
• Maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
AFP serum dan USG abdomen setiap 3 bulan – 6
bulan bagi pasien sirosis maupun hepatitis B atau
C.
Staging
• Child-turcotte-pugh status fungsional hati dan prediksi prognosis
• Okuda staging
Grading BCLC
TATALAKSANA
Reseksi Hepatik Ablasi Lokal
• Reseksi adalah pilihan utama • Ablasi perkutan dilakukan pada pasien
HCC, CP A atau B dengan ≤3 nodul
untuk HCC dengan tumor
tumor ukuran ≤3 cm
soliter dan fungsi hati yang
baik. • Pilihan utama adalah injeksi etanol
apabila RFA tidak dapat dilakukan baik
• Namun, reseksi tidak semudah karena refluks enterobilier, adesi tumor
yang dibayangkan. dengan saluran cerna, atau alasan
lainnya
• Prosedur reseksi kompleks
dan harus mempertimbangkan • RFA direkomendasikan sebagai image-
guided percutaneous ablation technique 
posisi anatomi serta
pengaruhnya terhadap fungsi • RFA adalah pilihan yang bisa digunakan
hati pasca reseksi sebagai alternatif dari reseksi untuk
HCC ukuran ≤3 cm pada sirosis CP A
• Hepatectomy tingkat terjadi atau B
rekurensi sebesar 70% selama • RFA adalah pikihan pertama HCC ≤2
5 tahun. cm pada pasien sirosis CP A atau B
OLT (Orthotopic Liver Transplant)

• Menggantikan parenkim hati yang mengalami


disfungsi.
• Dilakukan pada pasien yang tidak dapat dilakukan
reseksi dimana harapan hidup selama 5 tahun
didapatkan >70% dengan tingkat rekurensi <15%
dalam 5 tahun.
• Terapi perioperatif dengan obat antiviral
(lamivudin, ribavirin, interferon) dapat dicapai
kesintasan 5 tahun sebesar 92%.
• Kematian pasca transplantasi rekurensi tumor.
Transarterial
Chemoembolization (TACE)
• TACE direkomendasikan sebagai pilihan pertama HCC tanpa invasi vaskuler
atau penyebaran ekstrahepatik yang tidak bisa direseksi atau besar/muktifokal
• TACE selektif bisa dilakukan pada pasien dengan tumor yang kecil jika ablasi
sulit dilakukan baik karena masalah anatomi atau adanya komorbiditas
• TACE selektif atau superselektif dapat dicoba untuk mempertahankan
parenkim hati non tumor, memaksimalkan efek terapi, dan meminimalisasi
komplikasi
• TACE dengan drug-eluting beads memiliki efek terapetik yang setara namun
memiliki efek samping lebih kecil dibandingkan TACE konvensional
• Transarterial radioembolization (TARE) dengan yttrium- 90-loaded resin/glass
beads dapat digunakan sebagai alternatif terapi lokoregional pada HCC yang
tidak bisa direseksi
• Terapi Sistemik
• Sorafenib direkomendasikan sebagai pilihan utama untuk pasien
dengan stadium lanjut (invasi makrovaskuler atau metastasis
ekstrahepatik) yang tidak memungkinkan diberikan terapi lokoregional
dengan Child-Pugh A

• Sorafenib dapat diberikan secara hati-hati pada pasien dengan Child-


Pugh B

• Dosis yang diberikan adalah 400mg 2x1 hari


Prognosis
• Tingkat survival atau kesintasan dari penderita kanker hati sangat
tergantung dari staging yang ditemukan pertama kali saat pasien
berobat atau terdiagnosis HCC. Di bawah ini adalah tingkat
kesintasan penderita kanker hati berdasarkan overall survival:
• Stage BCLC A, kemungkinan kuratif atau sembuh 30-40%
dengan median overall survival (median OS) >60 bulan; 5
tahun overall survival 40-70%.
• Stage BCLC B, median OS 20 bulan
• Stage BCLC C, median OS 11 bulan
• Stage BCLC D, median OS <3 bulan
Edukasi

• Istirahat dan kurangi aktivitas fisik


• Tidak mengkonsumsi alkohol
• Tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak
• Pembatasan konsumsi garam
• Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang
• Diet 1500-2000 kkal/hari
• Protein 1 gr/kgBB/hari
• Rendah garam <0,5 gr/hari
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai