Anda di halaman 1dari 48

NYERI PERUT

K A N A N ATA S KELOMPOK A-3


KETUA : E S T I P U J I L E S TA R I W
S E K R E TA R I S : M A U L I DYA N U R A M A L I A
A N G G O TA : D E W I P R A S E T YA W AT I
IBRAHIM RIZAL
L AT U C O N S I N A
A B YA N TA R A I F
A M A N DA P U T R I
ERINA FEBRIANI
W I D I A S TA R I FA D I L L A
P E R M ATA S A R I
F U L R I S TA M I Z A E N A B
NYERI PERUT KANAN ATAS

Seorang laki-laki berumur 54 tahun, berobat ke poli penyakit dalam. Pasien mengeluhkan
nyeri pada perut kanan atas yang dialami sejak 6 bulan lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir
nyeri semakin sering. Merasa mual dan selera makan berkurang sejak 4 bulan yang lalu sehingga berat
badan berkurang 15 kg. Dari anamnesis diketahui pasien pernah terkena hepatitis 15 tahun yang lalu
dan sering mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 45 kg dengan TB 165 cm. Tekanan darah dan tanda vital
lainnya normal. Pemeriksaan abdomen Hepatomegali, dengan didapatkan hati bernodul, tepi tumpul dan
nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT
dan SGOP dengan bilirubin normal. Alpha Feto Protein (AFP) 1000 U/L (N: < 10 U/L), anti-HCV positif.
Setelah diberikan analgetik dan hepatoprotektor nyeri mereda. Setelah dilakukan pemeriksaan USG
dan biopsy hati pasien di diagnosis karsinoma hepatoseluler. Pasien dianjurkan untuk menjalani
transplantasi hati. Pasien meminta waktu untuk berkonsultasi dengan seorang ulama.
KATA SULIT

• Alpha Feto Protein (AFP) : protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk
salk dan sebagai pertanda tumor (N=0-20mg/L) serta merupakan glikoprotein yang dihasilkan
oleh hati.
• Hepatoprotektor : senyawa obat yang dapat memberikan perlindungan pada hati sekaligus
memperbaikijaringan hati yang rusak akibat zat toksik.
• Anti HCV : antibodi yang dibentuk oleh tubuh yang diinfeksi oleh virus hepatitis C.
• Hepatocellular carcinoma (HCC) : tumor ganas hati yang berasal dari sel hepatosit.
PERTANYAAN :

1. Adakah hubungan hepatitis 15 tahun yang lalu dan mengkonsumsi alkohol dengan terjadinya HCC?
2. Apa yang menyebabkan peningkatan AFP?
3. Mengapa terjadi peningkatan SGOT dan SGPT?
4. Mengapa bilirubin normal?
5. Apa saja contoh hepatoprotektor?
6. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan?
7. Terapi apa yang harus dilakukan?
8. Mengapa terjadi hepatomegaly dengan permukaan bernodul tepi tumpul dan nyeri tekan?
9. Bagaimana pandangan Islam terhadap transplantasi hati?
10. Mengapa terjadi mual dan selera makan berkurang?
JAWABAN :

1. Hubungan dengan hepatitis : virus masih terdapat di hati menyebabkan terjadinya inflamasi lalu pertumbuhan sel menjadi meningkat
sehingga terjadi hepatomegali.
2. Hubungan dengan konsumsi alkohol : perlemakan hati, sirosis hati.
3. Meningkat pada keganasan.
4. Menandakan kelainan fungsi hati.
5. Karena tidak ada obstruksi.
6. Curcuma.
7. Pemeriksaan darah, USG, CT Scan, biopsy.
8. Terapi sesuai stadium.
9. Alkohol menyebabkan sirosis dan fibrosis sehingga terjadi hepatomegali, permukaan bernodul, tepi tumpul atau tajam karena
inflamasi.
10. Sebagian ulama melarang, dengan alasan jasad manusia hanya milik Allah SWT.
11. Pembesaran hati menyebabkan penekanan pada gaster dan menyebabkan mual sehingga nafsu makan berkurang.
HIPOTESIS

• Hepatocelluler Carsinoma merupakan tumor ganas hati yang biasa disebabkan oleh penyakit
hepatitis B dan C, serta konsumsi alkohol. Gejala yang dirasakan berupa mual, muntah, nyeri
perut kanan atas, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah USG,
biopsy, CT Scan, tes fungsi hati, dan serologi. Penatalaksanaan untuk penyakit ini disesuaikan
dengan stadiumnya, salah satunya dengan transplantasi hati yang menurut pandangan Islam
hukumnya masih diperdebatkan.
SASARAN BELAJAR

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Karsinoma Hepatoseluler


LO.1.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.3 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.4 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.5 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.8 Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.10 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Karsinoma Hepatoseluler
LO.1.11 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Karsinoma Hepatoseluler
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Transpalantasi Organ dalam Sisi Agama Islam
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN
KARSINOMA
H E PAT O S E L U L E R
DEFINISI KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah keganasan pada hepatosit dimana stem sel dari
hati berkembang menjadi massa maligna yang dipicu oleh adanya proses fibrotik maupun proses
kronik dari hati (sirosis).
ETIOLOGI KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Infeksi Hepatitis B
 Inflamasi kronik
 Peningkatan proliferasi hepatosit
 Integrasi HBV DNA ke dalam DNA sel pejamu
 Aktivitas protein spesifik-HBV berinteraksi dengan gen hati
• Infeksi Hepatitis C
 virus hepatitis C, yang menyebabkan sirosis hati, adalah suatu penyebab yang tidak langsung dari kanker hati.
• Alkohol
 Sirosis yang disebabkan oleh konsumsi alkohol yang kronis adalah hubungan yang paling umum dari kanker hati di dunia (negara-negara) yang telah berkembang.
• Aflatoxin B1
 Produk dari jamur Aspergillus flavus
 Diperkirakan menyebabkan kanker dengan menghasilkan mutasi pada gen p53 (gen tumor supressor)
• Sirosis
 Lesi pre cancer HCC
EPIDEMIOLOGI KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Karsinoma hepatoseluler sekarang menjadi penyebab utama ketiga kematian akibat kanker di
seluruh dunia, dengan lebih dari 500.000 orang terpengaruh.
• Insiden karsinoma hepatoseluler adalah tertinggi di Asia dan Afrika, di mana prevalensi tinggi
endemik Karsinoma Hepatoseluler B dan Karsinoma Hepatoseluler C sangat predisposisi
untuk perkembangan penyakit hati kronis dan perkembangan selanjutnya karsinoma
hepatoseluler.
KLASIFIKASI KARSINOMA
HEPATOSELULER
Tumor ganas pada hati di bagi 2:
• Tumor Ganas Hati Primer
 Berasal dari sel Hepatosit : HCC,fibrolamelar dan hepatoblastoma.
 Berasl dari sel epitel bilier : kolangiokarsinoma dan sistoadenokarsinoma.
 Berasal dari sel mesenkim : angioksarkoma dan leiomiosarkoma.
• Tumor ganas Hati Sekunder
 Berasal dari metastasis sel tumor ganas lain.
STADIUM HCC

I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm hati yang terbatas hanya pada salah satu segment tetapi bukan di segment I hati.
II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segment I atau multifokal tumor terbatas pada lobus
kanan atau lobus kiri hati.
III : Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan
invasi peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct) tetapi hanya terbatas pada
lobus kanan atau lobus kiri hati.
IV : Multifokal atau difus tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati.
- Atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu
(biliary duct).
- Atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena
limpa (vena lienalis).
- Atau vena cava inferior atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic metastase).
KLASIFIKASI KARSINOMA
HEPATOSELULER
Klasifikasi BCLC (Barcelona Clinic Liver Center)
KLASIFIKASI CHILD-PUGH
PATOFISIOLOGI KARSINOMA
HEPATPSELULER
PATOFISIOLOGI KARSINOMA
HEPATOSELULER
MANIFESTASI KLINIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• FASE SUBKLINIS :
Fase subklinis atau stadium dini adalah pasien yang tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang
jelas, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan.
FASE KLINIS

• Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang, lanjut, manifestasi utama yang sering ditemukan adalah :
• Nyeri abdomen kanan atas: Nyeri seperti tertusuk, sebagian merasa area hati terbebat kencang, disebabkan tumor tumbuh dengan cepat hingga menambah
regangan pada kapsul hati.
• Perut kembung: timbul karena massa tumor sangat besar, asites dan gangguan fungsi hati.
• Anoreksia: timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak GIT, perut tidak bisa menerima makanan dalamjumlah banyak karena terasa begah.
• Letih, penurunan berat badan: dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya masukan makanan pada tubuh.
• Demam: timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi, metabolit tumor, jika tanpa bukti infeksi disebut demam kanker, umumnya tidak disertai menggigil.
• Ikterus: kuningnya sclera dan kulit, umumnya karena gangguan fungsi hati, biasanya sudah stadium lanjut, dapat menyumbat kanker di saluran empedu atau
tumor mendesak saluran empedu hingga timbul ikterus obstruktif.
• Asites: perut membuncit dan pekak bergeser, sering disertai udem kedua tungkai.
• Sindroma paraneoplastik : hipoglikemia (akibat konsumsi glukosa oleh tumor, sekresi insulin-like growth factor II oleh HCC dalam waktu kurang dari 5%
kasus), eritrositosis (akibat produksi eritropoietin oleh HCC), hiperkalsemia (sekresi parathyroid hormone-related protein), diare berair/watery (karena sekresi
peptida intestinal vasoaktif dan peptida gastrointestinal lainnya) atau hipertensi arteri (akibat produksi angiotensinogen oleh HCC).
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
ANAMNESIS
1. Rasa nyeri : tumpul, terus – menerus, kadang terasa hebat apabila bergerak.
2. Waktu (nyeri dari kapan, sudah berapa lama, berapa kali).
3. Keluhan lain : demam, badan semakin lemah, anoreksia, mudah kenyang.
4. Riwayat penyakit : pernah terdiagnosis Hepatitis B, hepatitis C.
5. Minum minuman beralkohol
6. Makan kacang – kacangan (kacang tanah, kacang kedelai) à kemungkinan yang sudah kadaluarsa
7. Konsumsi obat tertentu :
a. Asetaminofen (dosis besar dan lama), dantrolen, isoniazid, metildopa, nitrofurantoin à mengakibatkan gejala mirip hepatitis kronik aktif.
b. Asam nikotinat, metotreksat, dan terbinafin à mengakibatkan sirosis hati.
c. Danazol, kontrasepsi oral, steroid anabolik, testosteron à mengakibatkan tumor hati.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Pemeriksaan fisik
• 1. Inspeksi : Perut membesar, asimetris, ikterik.
• 2. Palpasi : Ditemukan hepatomegali; teraba massa bernodul, keras, immobile; shifting dullness
dan undulasi (+) à asites.
• 3. Perkusi : Saat perkusi abdomen, normalnya suara timpani menjadi redup.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Ultrasonografi Abdomen
o Untuk tumor kecil pada pasien dengan risiko tinggi, USG lebih sensitif daripada AFP serum berulang.
Sensitifitas USG untuk neoplasma hati berkisar antara 70-80%.
o Secara umum pada USG sering diketemukan adanya hepar yang membesar, permukaan yang
bergelombang dan lesi-lesi fokal intra hepatik dengan struktur eko yang berbeda dengan parenkim
hati normal.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• CT Scan dan Angiografi
o CT-scan dan angiografi dapat mendeteksi tumor hati yang berdiameter 2 cm.
o Dengan media kontras lipoidol yang disuntikkan ke dalam arteria hepatika, zat kontras ini dapat
masuk ke dalam nodul tumor hati
o Dengan melakukan arteriografi yang dilanjutkan dengan CT-scan, ketepatan diagnostik tumor akan
menjadi lebih tinggi.
• MRI
Magnetic resonance imaging umum digunakan secara rutin untuk screening penderita-penderita
dengan sirosis. Pada studi yang dilakukan oleh Krinsky dkk menguji sensitivitas dan spesifisitas dari
sarana tes ini untuk KHS dan nodul displastik pada sirosis hati
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Uji faal hati
o Karsinoma hati dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran empedu atau merusak sel-sel hati
oleh karena penekanan massa tumor atau karena invasi sel tumor hingga terjadi gangguan hati yang
tampak pada peningkatan SGOT, SGPT (N : Laki-laki : 0 – 50 U/L, Perempuan : 0 – 35 U/L), alkali
fosfatase, laktat dehidrogenase.
o Gangguan faal hati ini tidak spesifik sebagai petanda tumor.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Penanda Tumor
o Alfa-fetoprotein (AFP) adalah protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk-sac dan
sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/mL. Kadar
AFP meningkat pada 60-70% pada pasien hepatoma, dan kadar lebih dari 400 ng/mL adalah diagnostic
atau sangat sugestif hepatoma.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Biopsi
o Biopsi hepar diindikasikan jika diagnosis melalui AFP dan radiografi meragukan.
o Pedoman internasional menyarankan biopsi pada nodul berukuran < 2 cm jika penemuan radiologi
tidak khas HCC.
o Pengambilan sampel sebaiknya dari jaringan intralesi dan ekstralesi, karena abnormalitas sitologi dan
bentuk lebih mudah dinilai dengan membandingkan dua bagian
DIAGNOSIS BANDING KARSINOMA
HEPATOSELULER
• AFP positif • AFP negatif
1.kehamilan 1. hemangioma hati
2. metastasis hati dari kanker saluran 2. abses hati
digstif 3. adenoma hati
3. hepatitis
4. serosis hati
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Reseksi Hepatik
 Untuk pasien dalam kelompok non sirosis yang biasanya mempunyai fungsi hati normal
 Pasien sirosis diperlukan kriteria seleksi karena operasi dapat memicu timbulnya gagal hati yang dapat
menurunkan angka harapan hidup.
 Pengembangan teknik operasi memungkinkan diangkatnya jaringan hepar yang mengandung nodul
HCC secara selektif dengan teknik segmentektomi, atau bahkan secara superselektif dengan
subsegmentektomi (tindakan ini dapat dikerjakan dengan panduan USG intraoperasi, yang dikenal
sebagai prosedur Makuuchi).
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Transplantasi Hati
– Transplantasi hati memberikan kemungkinan untuk menyingkirkan tumor dan menggantikan
parenkim hati yang mengalami disfungsi.
– Untuk seleksi pasien HCC calon penerima transplan, secara umum digunakan kriteria Milan, yaitu
pasien dengan lesi tunggal berukuran ≤ 5 cm, atau lesi kurang dari 3 buah dan masing-masing
berukuran ≤ 3 cm.
– Transplantasi hati diperuntukkan pasien HCC stadium sangat dini dengan peningkatan tekanan vena
porta dan stadium dini tanpa penyulit.
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Ablasi radiofrekuensi (RFA)
– Elektroda RFA dimasukkan ke dalam tumor, melepaskan energi radiofrekuensi hingga jaringan tumor
mengalami nekrosis koagulatifn panas, denaturasi, jadi secara selektif membunuh jaringan tumor.
– Satu kali RFA menghasilkan nekrosis seukuran bola berdiameter 3-5 cm sehingga dapat membasmi
tuntas mikrohepatoma, dengan hasil kuratif.

• Kemoembolisasi arteri hepatik perkutan


– Kemoembolisasi arteri hepatik transketer (TAE, TACE) merupakan cara terapi yang sering digunakan
untuk hepatoma stadium sedang dan lanjut yang tidak sesuai dioperasi reseksi.
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Kemoterapi
• Kemoterapi Sistemik
– Kemoterapi sitotoksik (meliputi etoposide, doxorubicin, epirubicin, cisplatin, 5-fluorouracil, mitoxantrone, fludarabine, gemcitabine, irinotecan, nolatrexed).
– Terapi hormonal : Estrogen secara in vitro terbukti memiliki efek merangsang proliferasi hepatosit, dan secara in vivo bisa memicu pertumbuhan tumor hepar. Obat
antiestrogen, tamoxifen, dipakai karena bisa menurunkan jumlah reseptor estrogen di hepar.
– Terapi somatostatin (ocreotide, lanreotide) : Somatostatin memiliki aktivitas antimitosis terhadap berbagai tumor non-endokrin, dan sel-sel HCC memiliki reseptor
somatostatin. Karena itu analog somatostatin dipakai untuk menangani pasien dengan HCC yang lanjut.
– Terapi dengan thalidomide (sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan epirubicin atau interferon) : Thalidomide yang awalnya dikembangkan pada tahun 1960-an
sebagai sedatif, baru-baru ini dievaluasi ulang perannya untuk obat antikanker. Penggunaannya pada pasien HCC lanjut terutama berdasarkan efek anti-angiogeniknya.
– Terapi interferon : Interferon yang biasa dipakai untuk terapi hepatitis viral telah dicobakan untuk pengobatan HCC. Mekanisme terapinya ada beberapa, meliputi
efek langsung antivirus, efek imunomodulasi, serta efek antiproliferasi langsung maupun tak langsung.
– Molecularly targeted therapy : Erlotinib yang merupakan inhibitor tirosin-kinase yang bekerja pada reseptor EGF (epidermal growth factor), menunjukkan kemampuan
sebagai pengobatan HCC lanjut. Sunitinib adalah inhibitor tirosin-kinase multi target dengan kemampuan antiangiogenesis.
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Radioterapi :
– Terapi Radiasi Eksterna.
– Terapi Radiasi Interna menggunakan selective internal radiotherapy (SIRT) dengan radioisotope.
– SIRT dengan 90Ytrium microsphere.
PENCEGAHAN KARSINOMA
HEPATOSELULER
Pencegahan Primordial
– Konsumsi makanan berserat seperti buah dan sayur serta konsumsi makanan dengangizi seimbang.
– Hindari makanan tinggi lemak dan makanan yang mengandung bahan pengawet / pewarna.
– Konsumsi vitamin A, C, E, B kompleks dan suplemen yang bersifat antioksidan, peningkat daya tahan
tubuh.
PENCEGAHAN KARSINOMA
HEPATOSELULER
Pencegahan Primer
• Memberikan imunisasi hepatitis B bagi bayi segera setelah lahir sehingga pada generasi berikutnya virus hepatitis
B dapat dibasmi.
• Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang virus hepatitis (faktor-faktor risiko kanker hati) sehingga
kejadian kanker hati dapat dicegah melalui perilaku hidup sehat.
• Menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol karena alkohol akan semakin meningkatkan risiko
terkena kanker hati.
• Menghindari makanan yang tersimpan lama atau berjamur karena berisiko mengandung jamur Aspergillus flavus
yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker hati.
• Membatasi konsumsi sumber radikal bebas agar dapat menekan perkembangan sel kanker dan meningkatkan
konsumsi antioksidan sebagai pelawan kanker sekaligus mengandung zat gizi pemacu kekebalan tubuh.
PENCEGAHAN KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder merupakan upaya yang dilakukan terhadap orang yang sudah sakit agar
lekas sembuh dan menghambat progresifitas penyakit melalui diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat.
• Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu berupa perawatan terhadap penderita kanker hati
melalui pengaturan pola makan, pemberian suplemen pendukung penyembuhan kanker, dan cara
hidup sehat agar dapat mencegah kekambuhan setelah operasi.
KOMPLIKASI KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Gagal hati
• Melena
• Haematemesis
• Koma hepatikum
• Komplikasi Hepatoma paling sering adalah
• Perdarahan varises esofagus
• Koma hipoglikemi
• Ruptur tumor
• Infeksi sekunder
• Metastase ke organ lain.
PROGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Pada umumnya prognosis kanker hati adalah buruk. Tanpa pengobatan terjadi kematian rata-rata
sesudah 6-7 bulan sejak keluhan pertama. Dengan pengobatan hidup penderita dapat
diperpanjang sekitar 11-42 bulan. Menurut penelitian Hadi penderita kanker hati yang
ditemukan pada stadium dini, masa hidup penderita dapat lebih dari 6 tahun. Manifestasi
terakhir sebelum kematian dapat berupa koma hepatikum, perdarahan masif berupa
hematemesis dan melena, syok yang didahului oleh perasaan nyeri yang hebat di daerah hati.
Nyeri yang hebat tersebut bisa disebabkan oleh pecahnya tumor.
MEMAHAMI DAN
MENJELASKAN
T R A N S PA L A N TA S I
ORGAN DALAM SISI
AGAMA ISLAM
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
MASIH HIDUP.
• Pendapat 1 : Hukumnya tidak Boleh (Haram). Meskipun pendonoran tersebut untuk keperluan
medis (pengobatan) bahkan sekalipun telah sampai dalam kondisi darurat.
• Dalil 1 : Firman Allah SWT “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah
maha penyayang kepadamu“ ( Q.S.An-Nisa’:4:29) dan Firman Allah SWT “Dan Janganlah kamu
jatuhkan dirimu dalam kebinasaan dan berbuat baiklah sesungguhnya Allah mencintai orang-
orang yang berbuat baik” (Q.S.Al-Baqarah :2:195).
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
MASIH HIDUP.
• Pendapat 2 : Hukumnya ja’iz (boleh) namun memiliki syarat-syarat tertentu.
• Dalil 2 : Seseorang yang mendonorkan organ tubuhnya kepada orang lain untuk
menyelamatkan hidupnya merupakan perbuatan saling tolong-menolong atas kebaikan sesuai
firman Allah SWT “Dan saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan
janganlah kamu saling tolong monolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.” (Qs.Al-
ma’idah 2).
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
DALAM KEADAAN KOMA
• Pendapat : Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan masih hidup, meskipun
dalam keadaan koma, hukumnya haram.
• Dalil : Sesungguhnya perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa
kepada kemudlaratan, sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan merupakan
perbuatan yang terlarang sesuai Hadist nabi Muhammad saw “Tidak boleh melakukan pekerjaan
yang membawa kemudlaratan dan tidak boleh ada kemudlaratan”.
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
DALAM KEADAAN KOMA
• Pendapat : Melakukan transplantasi organ tubuh donor dalam keadaan masih hidup, meskipun
dalam keadaan koma, hukumnya haram.
• Dalil : Sesungguhnya perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa
kepada kemudlaratan, sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan merupakan
perbuatan yang terlarang sesuai Hadist nabi Muhammad saw “Tidak boleh melakukan pekerjaan
yang membawa kemudlaratan dan tidak boleh ada kemudlaratan”.
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
DALAM KEADAAN TELAH MENINGGAL.
• Pendapat 1: Hukumnya Haram karena kesucian tubuh manusia setiap bentuk agresi atas tubuh
manusia merupakan hal yang terlarang.
• Dalil 1 : Ada beberapa perintah Al-Qur’an dan Hadist yang melarang. Diantara hadist yang
terkenal, yaitu :
• “Mematahkan tulang mayat seseorang sama berdosanya dan melanggarnya dengan mematahkan
tulang orang tersebut ketika ia masih hidup”
TRANSPLANTASI ORGAN KETIKA
DALAM KEADAAN TELAH MENINGGAL.
• Pendapat 2 : Hukumnya Boleh.
• Dalil: Dalam kaidah fiqiyah menjelaskan bahwa “Apabila bertemu dua hal yang mendatangkan
mafsadah (kebinasaan), maka dipertahankan yang mendatangkan madharat yang paling besar
dengan melakukan perbuatan yang paling ringan madharatnya dari dua madharat”.
PANDANGAN YANG MENENTANG
PENCANGKOKAN ORGAN.
Ada tiga alasan yang mendasar, yaitu:
• Kesucian hidup/tubuh manusia.
• Tubuh manusia adalah amanah.
• Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material semata.
PANDANGAN YANG MENDUKUNG
PENCANGKOKAN ORGAN.
Ada beberapa dasar, antara lain:
• Kesejahteraan publik (maslahah).
• Altruisme.
DAFTAR PUSTAKA

• Budihusodo, Unggul. Karsinoma Hati. Dalam: Sudoyo A, setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,


Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 3 edisi 5. Jakarta: InternaPublishing. 2009: Hal 685-
691.
• Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Edisi 6.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
• Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
• Zuhroni. 2010. Pandangan Islam Terhadap Masalah Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta.
Universitas YARSI.

Anda mungkin juga menyukai