Seorang laki-laki berumur 54 tahun, berobat ke poli penyakit dalam. Pasien mengeluhkan
nyeri pada perut kanan atas yang dialami sejak 6 bulan lalu, hilang timbul namun dua bulan terakhir
nyeri semakin sering. Merasa mual dan selera makan berkurang sejak 4 bulan yang lalu sehingga berat
badan berkurang 15 kg. Dari anamnesis diketahui pasien pernah terkena hepatitis 15 tahun yang lalu
dan sering mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan BB 45 kg dengan TB 165 cm. Tekanan darah dan tanda vital
lainnya normal. Pemeriksaan abdomen Hepatomegali, dengan didapatkan hati bernodul, tepi tumpul dan
nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan serum transaminase SGPT
dan SGOP dengan bilirubin normal. Alpha Feto Protein (AFP) 1000 U/L (N: < 10 U/L), anti-HCV positif.
Setelah diberikan analgetik dan hepatoprotektor nyeri mereda. Setelah dilakukan pemeriksaan USG
dan biopsy hati pasien di diagnosis karsinoma hepatoseluler. Pasien dianjurkan untuk menjalani
transplantasi hati. Pasien meminta waktu untuk berkonsultasi dengan seorang ulama.
KATA SULIT
• Alpha Feto Protein (AFP) : protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk
salk dan sebagai pertanda tumor (N=0-20mg/L) serta merupakan glikoprotein yang dihasilkan
oleh hati.
• Hepatoprotektor : senyawa obat yang dapat memberikan perlindungan pada hati sekaligus
memperbaikijaringan hati yang rusak akibat zat toksik.
• Anti HCV : antibodi yang dibentuk oleh tubuh yang diinfeksi oleh virus hepatitis C.
• Hepatocellular carcinoma (HCC) : tumor ganas hati yang berasal dari sel hepatosit.
PERTANYAAN :
1. Adakah hubungan hepatitis 15 tahun yang lalu dan mengkonsumsi alkohol dengan terjadinya HCC?
2. Apa yang menyebabkan peningkatan AFP?
3. Mengapa terjadi peningkatan SGOT dan SGPT?
4. Mengapa bilirubin normal?
5. Apa saja contoh hepatoprotektor?
6. Pemeriksaan apa yang harus dilakukan?
7. Terapi apa yang harus dilakukan?
8. Mengapa terjadi hepatomegaly dengan permukaan bernodul tepi tumpul dan nyeri tekan?
9. Bagaimana pandangan Islam terhadap transplantasi hati?
10. Mengapa terjadi mual dan selera makan berkurang?
JAWABAN :
1. Hubungan dengan hepatitis : virus masih terdapat di hati menyebabkan terjadinya inflamasi lalu pertumbuhan sel menjadi meningkat
sehingga terjadi hepatomegali.
2. Hubungan dengan konsumsi alkohol : perlemakan hati, sirosis hati.
3. Meningkat pada keganasan.
4. Menandakan kelainan fungsi hati.
5. Karena tidak ada obstruksi.
6. Curcuma.
7. Pemeriksaan darah, USG, CT Scan, biopsy.
8. Terapi sesuai stadium.
9. Alkohol menyebabkan sirosis dan fibrosis sehingga terjadi hepatomegali, permukaan bernodul, tepi tumpul atau tajam karena
inflamasi.
10. Sebagian ulama melarang, dengan alasan jasad manusia hanya milik Allah SWT.
11. Pembesaran hati menyebabkan penekanan pada gaster dan menyebabkan mual sehingga nafsu makan berkurang.
HIPOTESIS
• Hepatocelluler Carsinoma merupakan tumor ganas hati yang biasa disebabkan oleh penyakit
hepatitis B dan C, serta konsumsi alkohol. Gejala yang dirasakan berupa mual, muntah, nyeri
perut kanan atas, dan penurunan berat badan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah USG,
biopsy, CT Scan, tes fungsi hati, dan serologi. Penatalaksanaan untuk penyakit ini disesuaikan
dengan stadiumnya, salah satunya dengan transplantasi hati yang menurut pandangan Islam
hukumnya masih diperdebatkan.
SASARAN BELAJAR
I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm hati yang terbatas hanya pada salah satu segment tetapi bukan di segment I hati.
II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada segment I atau multifokal tumor terbatas pada lobus
kanan atau lobus kiri hati.
III : Tumor pada segmen I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan
invasi peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct) tetapi hanya terbatas pada
lobus kanan atau lobus kiri hati.
IV : Multifokal atau difus tumor yang mengenai lobus kanan dan lobus kiri hati.
- Atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra hepaticvaskuler) ataupun pembuluh empedu
(biliary duct).
- Atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel) seperti pembuluh darah vena
limpa (vena lienalis).
- Atau vena cava inferior atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic metastase).
KLASIFIKASI KARSINOMA
HEPATOSELULER
Klasifikasi BCLC (Barcelona Clinic Liver Center)
KLASIFIKASI CHILD-PUGH
PATOFISIOLOGI KARSINOMA
HEPATPSELULER
PATOFISIOLOGI KARSINOMA
HEPATOSELULER
MANIFESTASI KLINIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• FASE SUBKLINIS :
Fase subklinis atau stadium dini adalah pasien yang tanpa gejala dan tanda fisik hepatoma yang
jelas, biasanya ditemukan melalui pemeriksaan AFP dan teknik pencitraan.
FASE KLINIS
• Hepatoma fase klinis tergolong hepatoma stadium sedang, lanjut, manifestasi utama yang sering ditemukan adalah :
• Nyeri abdomen kanan atas: Nyeri seperti tertusuk, sebagian merasa area hati terbebat kencang, disebabkan tumor tumbuh dengan cepat hingga menambah
regangan pada kapsul hati.
• Perut kembung: timbul karena massa tumor sangat besar, asites dan gangguan fungsi hati.
• Anoreksia: timbul karena fungsi hati terganggu, tumor mendesak GIT, perut tidak bisa menerima makanan dalamjumlah banyak karena terasa begah.
• Letih, penurunan berat badan: dapat disebabkan metabolit dari tumor ganas dan berkurangnya masukan makanan pada tubuh.
• Demam: timbul karena nekrosis tumor, disertai infeksi, metabolit tumor, jika tanpa bukti infeksi disebut demam kanker, umumnya tidak disertai menggigil.
• Ikterus: kuningnya sclera dan kulit, umumnya karena gangguan fungsi hati, biasanya sudah stadium lanjut, dapat menyumbat kanker di saluran empedu atau
tumor mendesak saluran empedu hingga timbul ikterus obstruktif.
• Asites: perut membuncit dan pekak bergeser, sering disertai udem kedua tungkai.
• Sindroma paraneoplastik : hipoglikemia (akibat konsumsi glukosa oleh tumor, sekresi insulin-like growth factor II oleh HCC dalam waktu kurang dari 5%
kasus), eritrositosis (akibat produksi eritropoietin oleh HCC), hiperkalsemia (sekresi parathyroid hormone-related protein), diare berair/watery (karena sekresi
peptida intestinal vasoaktif dan peptida gastrointestinal lainnya) atau hipertensi arteri (akibat produksi angiotensinogen oleh HCC).
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
ANAMNESIS
1. Rasa nyeri : tumpul, terus – menerus, kadang terasa hebat apabila bergerak.
2. Waktu (nyeri dari kapan, sudah berapa lama, berapa kali).
3. Keluhan lain : demam, badan semakin lemah, anoreksia, mudah kenyang.
4. Riwayat penyakit : pernah terdiagnosis Hepatitis B, hepatitis C.
5. Minum minuman beralkohol
6. Makan kacang – kacangan (kacang tanah, kacang kedelai) à kemungkinan yang sudah kadaluarsa
7. Konsumsi obat tertentu :
a. Asetaminofen (dosis besar dan lama), dantrolen, isoniazid, metildopa, nitrofurantoin à mengakibatkan gejala mirip hepatitis kronik aktif.
b. Asam nikotinat, metotreksat, dan terbinafin à mengakibatkan sirosis hati.
c. Danazol, kontrasepsi oral, steroid anabolik, testosteron à mengakibatkan tumor hati.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Pemeriksaan fisik
• 1. Inspeksi : Perut membesar, asimetris, ikterik.
• 2. Palpasi : Ditemukan hepatomegali; teraba massa bernodul, keras, immobile; shifting dullness
dan undulasi (+) à asites.
• 3. Perkusi : Saat perkusi abdomen, normalnya suara timpani menjadi redup.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Ultrasonografi Abdomen
o Untuk tumor kecil pada pasien dengan risiko tinggi, USG lebih sensitif daripada AFP serum berulang.
Sensitifitas USG untuk neoplasma hati berkisar antara 70-80%.
o Secara umum pada USG sering diketemukan adanya hepar yang membesar, permukaan yang
bergelombang dan lesi-lesi fokal intra hepatik dengan struktur eko yang berbeda dengan parenkim
hati normal.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• CT Scan dan Angiografi
o CT-scan dan angiografi dapat mendeteksi tumor hati yang berdiameter 2 cm.
o Dengan media kontras lipoidol yang disuntikkan ke dalam arteria hepatika, zat kontras ini dapat
masuk ke dalam nodul tumor hati
o Dengan melakukan arteriografi yang dilanjutkan dengan CT-scan, ketepatan diagnostik tumor akan
menjadi lebih tinggi.
• MRI
Magnetic resonance imaging umum digunakan secara rutin untuk screening penderita-penderita
dengan sirosis. Pada studi yang dilakukan oleh Krinsky dkk menguji sensitivitas dan spesifisitas dari
sarana tes ini untuk KHS dan nodul displastik pada sirosis hati
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Uji faal hati
o Karsinoma hati dapat menyebabkan terjadinya obstruksi saluran empedu atau merusak sel-sel hati
oleh karena penekanan massa tumor atau karena invasi sel tumor hingga terjadi gangguan hati yang
tampak pada peningkatan SGOT, SGPT (N : Laki-laki : 0 – 50 U/L, Perempuan : 0 – 35 U/L), alkali
fosfatase, laktat dehidrogenase.
o Gangguan faal hati ini tidak spesifik sebagai petanda tumor.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Penanda Tumor
o Alfa-fetoprotein (AFP) adalah protein serum normal yang disintesis oleh sel hati fetal, sel yolk-sac dan
sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/mL. Kadar
AFP meningkat pada 60-70% pada pasien hepatoma, dan kadar lebih dari 400 ng/mL adalah diagnostic
atau sangat sugestif hepatoma.
DIAGNOSIS KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Biopsi
o Biopsi hepar diindikasikan jika diagnosis melalui AFP dan radiografi meragukan.
o Pedoman internasional menyarankan biopsi pada nodul berukuran < 2 cm jika penemuan radiologi
tidak khas HCC.
o Pengambilan sampel sebaiknya dari jaringan intralesi dan ekstralesi, karena abnormalitas sitologi dan
bentuk lebih mudah dinilai dengan membandingkan dua bagian
DIAGNOSIS BANDING KARSINOMA
HEPATOSELULER
• AFP positif • AFP negatif
1.kehamilan 1. hemangioma hati
2. metastasis hati dari kanker saluran 2. abses hati
digstif 3. adenoma hati
3. hepatitis
4. serosis hati
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Reseksi Hepatik
Untuk pasien dalam kelompok non sirosis yang biasanya mempunyai fungsi hati normal
Pasien sirosis diperlukan kriteria seleksi karena operasi dapat memicu timbulnya gagal hati yang dapat
menurunkan angka harapan hidup.
Pengembangan teknik operasi memungkinkan diangkatnya jaringan hepar yang mengandung nodul
HCC secara selektif dengan teknik segmentektomi, atau bahkan secara superselektif dengan
subsegmentektomi (tindakan ini dapat dikerjakan dengan panduan USG intraoperasi, yang dikenal
sebagai prosedur Makuuchi).
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Transplantasi Hati
– Transplantasi hati memberikan kemungkinan untuk menyingkirkan tumor dan menggantikan
parenkim hati yang mengalami disfungsi.
– Untuk seleksi pasien HCC calon penerima transplan, secara umum digunakan kriteria Milan, yaitu
pasien dengan lesi tunggal berukuran ≤ 5 cm, atau lesi kurang dari 3 buah dan masing-masing
berukuran ≤ 3 cm.
– Transplantasi hati diperuntukkan pasien HCC stadium sangat dini dengan peningkatan tekanan vena
porta dan stadium dini tanpa penyulit.
TATALAKSANA KARSINOMA
HEPATOSELULER
• Ablasi radiofrekuensi (RFA)
– Elektroda RFA dimasukkan ke dalam tumor, melepaskan energi radiofrekuensi hingga jaringan tumor
mengalami nekrosis koagulatifn panas, denaturasi, jadi secara selektif membunuh jaringan tumor.
– Satu kali RFA menghasilkan nekrosis seukuran bola berdiameter 3-5 cm sehingga dapat membasmi
tuntas mikrohepatoma, dengan hasil kuratif.