Oleh:
Ramadhan Maulana Hikmat
Pembimbing:
Penilaian
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Hepar Organ visera solid terbesar dalam tubuh
Terletak di kuadran kanan atas abdomen
Inferior diafragma, terlindung di balik costae
kanan bawah
Terdiri atas dua lobus (lobus kanan dan lobus
kiri)
Lobus kanan enam kali lebih besar daripada
lobus kiri
PENDAHULUAN
Fungsi Hepar :
1. Memecah dan menyimpan berbagai jenis
nutrisi yang diserap dari saluran cerna
2. Membuat sebagaian besar faktor pembekuan
3. Mensekresikan empedu
4. Menyaring dan memecah racun dalam darah
PENDAHULUAN
Hepar dibentuk oleh sejumlah sel yang disebut
sebagai hepatocytes
Selain itu, hepar juga disusun oleh sel-sel jenis
lain, misalnya sel yang menyusun pembuluh
darah dan sel yang menyusun saluran kecil di
hepar yang disebut ductus billiaris
PENDAHULUAN
Berbagai jenis sel tsb dapat berkembang
menjadi tumor (ganas/ jinak)
Tumor pada hepar dapat disebabkan oleh
berbagai faktor
Kanker yang berasal dari hepar disebut kanker
liver primer
Terdapat lebih dari satu jenis kanker liver
primer, salah satunya adalah karsinoma
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Karsinoma hepatoselular/ Hepatocellular
carcinoma (HCC) adalah tumor primer yang
paling sering terjadi di hepar
Karsinoma hepatoselular merupakan jenis
kanker yang agresif dengan kemampuan
penyebaran yang hebat
Diagnosis dini tumor ini penting agar dapat
dilakukan terapi kuratif
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
HCC lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
wanita
Prevalensi usia tertinggi usia >65 tahun
Namun terdapat pergeseran insidensi ke arah
umur yang lebih muda selama dua dekade
terakhir
Insidensi HCC di seluruh dunia sangat tidak
merata
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Penyebab berkembangnya HCC diperkirakan
didasari oleh beberapa faktor resiko
Beberapa faktor resiko tersebut ada yang dapat
diubah, misalnya merokok
Sedangkan beberapa faktor resiko lain bersifat
tidak dapat diubah, misalnya usia atau riwayat
keluarga
Pada HCC, telah ditemukan beberapa faktor
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
1. Jenis Kelamin
HCC lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan wanita. Kemungkinan besar hal
ini berhubungan dengan kebiasaan yang
berkaitan dengan beberapa faktor resiko lain
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
2. Ras/ Etnik
Di Amerika, Asian Amerika dan Pacific Islander
memiliki angka kejadian tertinggi kanker
hepar, diikuti denga American Indian/ Alaska
dan Hispanik/Latin, Afrika Amerika, dan kulit
putih
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
4. Sirosis
Sirosis adalah suatu penyakit di mana sel-sel
hepar menjadi rusak dan digantikan jaringan
bekas luka. Seseorang dengan sirosis memiliki
peningkatan resiko kanker hepar. Sebagian
besar (meski tidak semua) penderita kanker
hepar terbukti telah mengalami sirosis hepar
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
5. Alkoholik
Konsumsi alkohol berlebih dapat berkembang
menjadi sirosis yang mana berkaitan dengan
peningkatan resiko kanker hepar.
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
6. Obesitas
Obesitas (berat badan sangat berlebih)
meningkatkan resiko berkembangnya kanker
hepar. Hal ini mungkin disebabkan karena
akibat kelainan perlemakan hati dan sirosis.
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
7. Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 berkaitan dengan peningkatan
resiko kanker hepar, biasanya terjadi pada
pasien yang juga memiliki faktor resiko lain
seperti alkoholik dan/ atau infeksi kronis virus
hepatitis. Resiko mungkin meningkat karena
penderita diabetes tipe 2 sering mengalami
obesitas, yang kemudian menyebabkan
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
9. Alfatoxin
Substansi penyebab kanker ini dibentuk oleh
jamur yang mengkontaminasi kacang,
gandum, kedelai, kacang tanah, jagung, dan
beras. Penyimpanan di tempat yang lembab
dan hangat dapat menyebabkan pertumbuhan
jamur. Meskipun hal ini bisa terjadi di seluruh
daerah di dunia, hal ini lebih sering terjadi di
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
12. Arsenik
Meminum air yang terkontaminasi arsen dari
alam, misalnya air yang berasal dari sumur,
dalam jangka waktu lama meningkatkan resiko
beberapa jenis kanker hepar.
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi :
Faktor Resiko
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis
TINJAUAN PUSTAKA
Gejala Klinis
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining & Surveilans
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining & Surveilans
TINJAUAN PUSTAKA
Skrining & Surveilans
USG Abdomen
USG abdomen dipakai secara luas untuk
skrining HCC karena sifatnya yang noninvasive
dan relatif murah. Pada USG konvensional, lesi
HCC dapat hipo-, hiper-, maupun isoekoik; lesi
isoekoik hanya akan terdeteksi apabila
dikelilingi oleh lingkaranhalo di perifernya
atau pseudokapsul. Sensitivitas USG
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis
Kriteria radiologi
Dua tehnik imaging menunjukkan lesi hepatik
fokal >2cm dengan hipervaskularisasi
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis
Gabungan kriteria
Satu tehnik imaging yang berhubungan
dengan peningkatan kadar AFP serum, lesi
fokal >2cm disertai hipervaskularisasi arterial,
dan kadar AFP serum >400 ng/ml
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnosis
TINJAUAN PUSTAKA
Staging
Okuda Staging
TINJAUAN PUSTAKA
Staging
TINJAUAN PUSTAKA
Staging
A : 5-6 poin
B : 7-9 poin
C : 10-15 poin
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana
Terapi Pembedahan
Ukuran tumor sebaiknya kurang daripada 5
cm, dan progresivitas penyakit yang relatif
rendah
HCC bilobi kontraindikasi bagi reseksia
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana
Transplantasi Hepar
Kecenderungan untuk transplantasi hepar
meningkat sejak pertengahan 1990-an oleh
karena peningkatan survival penerimanya.
Kriteria seleksi yang ketat diperlukan untuk
hasil yang tepat
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana
kemoterapi
Banyak studi yang meneliti terapi sistemik
untuk HCC, khususnya pada pasien yang
inoperabel, meskipun beberapa kasus tidak
berhasil dengan baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Prognosis
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Tn. S
Umur
: 54 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penjual bensin
Alamat : Teluk Tiram
MRS
: 12 April 2016
RMK
: 1-19-70-97
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 12 April 2016
Keluhan utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasa sesak sejak 2 hari yll, sesak
hilang timbul. Sesak jika terkena debu. Tidak ada
upaya pengobatan. Keluhan lain kaki bengkak kiri
dan kanan. Bengkak juga terjadi di organ
genitalia. Pasien pernah mendapat terapi obat
penyakit paru selama 6 bulan. Pasien sedang
menjalani kemoterapi untuk kanker hati.
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama
sekitar 8 bulan yang lalu, berobat di puskesmas
dan diberi obat 6 bulan.
Hepatitis (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
(-)
LAPORAN KASUS
Riwayat Pribadi
Riwayat alergi : Ada riwayat sesak jika terhirup
debu
Riwayat imunisasi : Tidak pernah mendapat
imunisasi
Hobi
: Tidak ada yang khusus
Olahraga
: Tidak pernah khusus berolahraga
Pekerjaan
: Penjual bensin
Kebiasaan makan :Tidak ada yang khusus
Merokok
: Riwayat merokok sejak remaja
sudah berhenti 15 tahun yll, 1 hari
1 bungkus
Minum alkohol : Riwayat minum alkohol 30
tahun. Sudah berhenti sejak 10
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos mentis, GCS = E4 V5 M6
Antropometri
: BB 38 kg, TB 165 cm
Status Gizi
: kurang
Tanda Vital
Tekanan Darah
:
Denyut Nadi
:
Frekuensi Nafas :
Temperatur Aksila
SpO2
: 98%
100/60 mmHg
102 kali/menit, kuat angkat, reguler
24 kali/menit, reguler
: 37oC
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Kulit
Inspeksi
Palpasi
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Telinga
Inspeksi
Palpasi
Hidung
Inspeksi
Palpasi
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Mata
Inspeksi
Toraks
Inspeksi
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat.
Palpasi
: Iktus kordis teraba di ICS VIII linea
midaxilaris sinistra.
Perkusi
: Batas kiri bawah: ICS VIII linea midaxilaris
sinistra
Batas kanan bawah: ICS VII linea parasternalis
dextra.
Auskultasi : S1, S2 tunggal, suara tambahan jantung (-).
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi :Perut cembung
Palpasi
: Distensi adomen
Hepar teraba (liver span) 15 cm
Nyeri tekan (+)
Permukaan (?), tepi (?),
Konsistensi keras, bruit (+)
Lien (?)
Asites
: Fluid thrill (+)
Perkusi
: P | P |T
T|T|T
T|T|T
Auskultasi : Peristaltik usus (+) 5x per menit
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Punggung
Inspeksi : Skoliosis (+) ke kanan
Palpasi
: Nyeri (-), gybus (-), tumor (-)
Ekstremitas
Inspeksi : Gerak sendi normal, deformitas (-), edema kaki
(+/+)
Palpasi
: Akral hangat (+), Pitting Edema (+/+)
Alat kelamin dan Rektum
Laki-laki : Edema skrotum dan penis
Neurologi
Hasil :
Tremor (-/-)
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan patologi anatomi di RSUD Ulin pada
tanggal 12 Maret 2016 dengan metode FNAB Hepar
didapatkan hasil HCC.
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab (12/4/16)
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Gran%
Limf%
Gran#
Limf#
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
7,9
7,4
2,82
25,7
266
17
12,5 16,7
4,65 10,3
4,20 6,00
42 52
150 356
12,1 14
g/dL
ribu/uL
juta/uL
vol%
ribu/ul
%
91,3
28
30,7
75 96
28 32
33 37
Fl
Pg
%
87,1
7,7
6,4
6,6
50 70
25 40
2,5 7
1,25 4
%
%
ribu/ul
ribu/ul
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Lab (12/4/16)
Pemeriksaan
KIMIA
GULA DARAH
GDS
HATI
SGOT
SGPT
GINJAL
Ureum
Creatinin
ELEKTROLIT
Na
K
Cl
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
118
<200
mg/dL
172
67
0 46
0 45
U/L
U/L
48
1,3
10 50
0,7 1,4
mg/dL
mg/dL
129,6
3,4
97,6
135 146
3,4 5,4
95 100
mEq/L
mEq/L
mEq/L
LAPORAN KASUS
Daftar Masalah
No Masalah
1
HCC
2
Sesak ec
1. HCC
2. ALO
DAFTAR MASALAH
Data Pendukung
- Hasil lab PA FNAB Hepar
- Subjektif pasien
- Hepatomegali
- Ronki +
Anemia N-N ec
3.1 HCC
Anemia
tipe
normositik
normokromik karena peny.
Kronis
Pemeriksaan
anasarta
Asites ec
5.1 HCC
fisik,
edema
LAPORAN KASUS
Daftar Masalah
No
Daftar masalah
PDx
PTx
PMo
Ed
HCC
Kemoterapi
TTV
Diet hati
Pem fis
Stop
alkohol/
rokok
2
Sesak ec
2. HCC
3. ALO
CxR
Anemia N-N ec
3.1 HCC
O2 3-4 ltr
KU, TTV
Furosemide 3x 40
setengah duduk
Transfusi s.d Hb 10
DR, KU
Furosemide 3x 40
Pem.
Asites ec
5.1 HCC
Furosemide 3x 40
Pem.
Pungsi asites
KU
KU
Fis, Bed rest
LAPORAN KASUS
Follow Up
S
Nyeri perut
Sesak nafas
Batuk
Sulit tidur
BAB>5x/hari
Nafsu makan
Sulit tidur
TD (mmHg)
N (kali/menit)
RR(kali/menit)
T(oC)
GCS (EVM)
Bengkak kaki & skrotum
Rhonki
1.
1.
1.
1.
1.
HCC on kemo
Acute watery
dhiarhea
Anemia NN
Cancer Pain
SOB
1. Lung
infection
2. Metastase
process
13/4/2016
14/4/2016
15/4/16
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
90/70
84
20
36,7
456
+
-|-|-|-
120/80
102
20
36,3
456
+
-|-|-|-
100/60
96
20
36,8
456
+
-|+
-|-|-
+
+
+
-
+
-
+
-
+
+
-
+
+
LAPORAN KASUS
Follow Up
P
IVFD RL:D5
1:1 (14tpm)
IVFD Aminofluid : NS
1:1 (14tpm)
Inj. Omeprazole
1 x 40 mg
Inj. Ondansentron
3 x 4 mg
Inj. Ranitidin
2 x 50 mg
Inj. Ceftriaxone
2 x 1 mg
Inj. Ketorolak
3 x 30 mg
PO. Atapulgit
2 tab/diare
PO. Alprazolam
1 x 0,5 mg
PO. N-asetil sistein
3 x 200 mg
Nebul Combiven
2 x 1 flsh
Duragesic Patch
12,5mg
Transfusi PRC 1 kolf
Diet Lunak 1700 kkal
Stop
+
+
+
+
LAPORAN KASUS
Follow Up
S
25/4/2016
26/4/2016
Nyeri perut
Sesak nafas
Batuk
Nafsu makan
Sulit tidur
110/80
110/80
N (kali/menit)
72
88
RR(kali/menit)
20
24
T(oC)
36,5
37,2
GCS (EVM)
456
456
+|+|-|-
+|-|-|-
TD (mmHg)
1.
HCC on kemo
LAPORAN KASUS
Follow Up
P
IVFD Aminofluid : NS
1:1 (14tpm)
Inj. Ranitidin
2 x 50 mg
Inj. Metil Prednisolon
2 x 6,25 mg
Inj. Antrain
k/p
PO. Paracetamol
3 x 500mg
PO. Spironolakton
2 x 100mg
PO. Alprazolam
1 x 0,5 mg
Nebul Combiven
k/p
Duragesic Patch
12,5mg
Diet hati 1700 kkal
25/4/2016
26/4/2016
k/p
LAPORAN KASUS
Follow Up (Lab 15/4/16)
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
HITUNG JENIS
Basofil%
Eusinofil%
Gran%
Limf%
Monosit%
Basofil#
Eusinofil#
Gran#
Limf#
Monosit#
KIMIA
HATI
Albumin
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
12,9
3,5
4,76
40
168
20,8
12,5 16,7
4,65 10,3
4,20 6,00
42 52
150 356
12,1 14
g/dL
ribu/uL
juta/uL
vol%
ribu/ul
%
84
27
32,3
75 96
28 32
33 37
Fl
Pg
%
1,2
2,5
72,1
12,9
11,3
0,04
0,09
2,51
0,5
0,39
01
13
50 70
25 40
39
<1
<3
2,5 7
1,25 4
0,3 1
%
%
%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
2,3
3,5 5,5
g/dL
LAPORAN KASUS
Follow Up (Lab 17/4/16)
Pemeriksaan
KIMIA
HATI
Albumin
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
3,2
3,5 5,5
g/dL
LAPORAN KASUS
Kemoterapi
Telah dilakukan kemoterapi pada tanggal 26 April 2016
dengan protokol sebagai berikut:
IVFD NS 500 ml drip Kcl 1 flash 6 jam
IVFD NS 0,9% 5
Premedikasi
Ondansentron 1 amp i.v
Ranitidin
1 amp
i.v
LAPORAN KASUS
Kemoterapi
Doxorubicin 50 mg dalam NaCl 0,9% 100 ml < 30 menit
Bilas infus NaCl 0,9% - 250 ml
Cisplatin 50 mg dalam NaCl 300 ml habis 2 jam -> 50 tpm
Bilas infus NaCl 0,9% 250 ml
Curacil 500 mg dalam NaCl 0,9 % 250 ml 1-2 jam
Bilas infus NaCl 0,9% 500 ml
Post medikasi : Ondansentron 1 amp i.v
Bilas infus NaCl 0,9% 500 ml
Setelah dilakukan kemoterapi pasien diperbolehkan
pulang ke rumah untuk rawat jalan.
Penilaian
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Terima Kasih.