Anda di halaman 1dari 6

FISIKA – KELAS X (SMT 1)

KINEMATIKA ANALISIS
VEKTOR Vektor Satuan
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya
I. Notasi Vektor adalah satu satuan dan vektor satuan
memiliki notasi yang berbeda untuk tiap –
tiap sumbu kartesius, yaitu vektor satuan i
Besaran skalar adalah besaran yang hanya untuk menggambarkan sumbu kartesius x
memiliki besar (nilai) saja. Sedangkan dan vektor satuan j untuk mengambarkan
besaran vektor adalah besaran yang sumbu kartesius y.
memiliki besar (nilai) dan juga arah.
vektor 𝑎⃗ yang mengarah a satuan ke kanan
x

(sumbu x) dan sekaligus mengarah a


Menulis Vektor Secara Umum satuan ke atas (sumbu y), kita dapat
y

sampaikan notasi untuk vektor 𝑎⃗ tersebut


• Untuk menyatakan suatu besaran adalah:
vektor, cukup menulis lambang
besaran vektor dengan satu huruf dan 𝑎⃗ = 𝑎𝑥 𝑖 + 𝑎𝑦 𝑗.
di atas huruf tersebut diberi tanda
anak panah, misalnya seperti; 𝑎⃗ atau 𝐹⃗ . Keterangan :
• Untuk menyatakan suatu besar suatu ax = proyeksi vektor a pada sumbu x
vektor, cukup menambahkan tanda ay = proyeksi vektor a pada sumbu y
harga mutlak pada huruf vektornya,
seperti: |𝑎⃗| atau |𝐹⃗|.
Besar vektor 𝑎⃗ adalah:

Melukis vektor |𝑎⃗| = √𝑎𝑥2 + 𝑎𝑦2 .

Panjang anak panah menggambarkan Keterangan :


besar vektor dan arah anak panah (dari |𝑎⃗| = panjang/besar vektor a
pangkal ke ujung) menggambarkan arah ax = proyeksi vektor a pada sumbu x
vektor. ay = proyeksi vektor a pada sumbu y
FISIKA – KELAS X (SMT 1)

II. Menggambar Vektor berlawanan arah dengan vektor F2.

Menggambar vektor resultan dapat


dilakukan dengan metode jajaran genjang,
metode segitiga, dan metode polygon.

Metode Jajaran Genjang


Metode Segitiga
• Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik
tangkap berimpit di titik O. • Lukislah vektor F1 dengan titik
tangkap di titik O.

• Lukislah vektor F2 dengan titik


tangkap di ujung vektor F .
• Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi
1

vektor F1 dan F2.

• Diagonal jajar genjang merupakan • Sudut α menunjukkan arah resultan


resultan atau hasil penggabungan kedua vektor terhadap arah vektor F1.
vektor F1 dan vektor F2.
Metode Polygon
• Lukislah vektor F1 dengan titik
• Sudut α menunjukkan arah resultan tangkap di O.
kedua vektor terhadap vektor F1
• Lukislah vektor F2 dengan titik
Catatan :
tangkap di ujung vektor F1.
Untuk melukiskan R = F1 - F2, mula = mula
lukislah vektor F1, kemudian lukis juga
vektor -F2 yang didapat dengan cara
membalikkan arah F2 sehinggga -F2
FISIKA – KELAS X (SMT 1)
• Lukislah vektor F3 dengan titik
tangkap di ujung vektor F2.
Cara Menguraikan Vektor

• Hubungkan titik tangkap di O dengan


ujung vektor F3. Lukis garis
penghubung antara titik tangkap O
dan ujung vektor F3. Garis
penghubung ini merupakan resultan
vektor F1, F2, dan F3
.
Misalkan sudut antara vektor A dengan
sumbu X+ adalah 𝜃, maka besar komponen
Ax dan Ay dapat disampaikan dalam
bentuk:
𝑨𝑥 = 𝑨 cos 𝜃
𝑨𝑦 = 𝑨 sin 𝜃
Keterangan :
Ax = proyeksi vektor A pada sumbu x
Ay = proyeksi vaktor A pada sumbu y
III. Komponen Vektor
Catatan :
Ingat, “nyari kos – kosan yang deket”, jika
ingin mencari komponen dari suatu vektor
dan ternyata vektornya membentuk sudut
Definisi Komponen Vektor di salah satu sumbu, maka sumbu yang
dekat dengan sudut vektornya, komponen
Komponen – komponen vektor merupakan vektor di sumbu tersebut menggunakan
proyeksi vektor terhadap sumbu – sumbu perbandingan cos.
kartesius (baik sumbu x, y, maupun z) yang
berada di dekatnya.
FISIKA – KELAS X (SMT 1)

IV. Penjumlahan Vektor


Metode 1

Keterangan :
Metode Grafis R = vektor resultan
F1 = vektor F1
Menentukan resultan vektor dengan
F2 = vektor F2
menggunakan metode grafis dapat
𝛼 = sudut apit antara vektor F1 dan F2
dilakukan dengan metode jajar genjang,
metode segitiga, dan metode poligon. Formula arah resultan vektor
Dengan menggunakan perbandingan skala menggunakan metode analisis (rumus
dan besar sudut yang tepat, pengukuran sinus):
panjang resultan vektor dapat dilakukan
dengan menggunakan mistar, sedangkan
besar sudut dapat dihitung menggunakan
busur derajat.

Dalam menghitung jumlah dua vektor


menggunakan metode grafis, terdapat
beberapa kelemahan, yaitu timbulnya
kesalahan sistematis. Keterangan :
R = vektor resultan
F1 = vektor F1
Metode Analitis F2 = vektor F2
𝛼 = sudut apit antara vektor F1 dan F2
Menentukan resultan vektor dengan 𝛽 = sudut apit antara vektor R dan F1
menggunakan metode analisis ialah
menentukan vektor resultan secara eksak
dengan menggunakan rumus (bukan
dengan mengukur).

Formula resultan vektor menggunakan


metode analisis (rumus cosinus):
FISIKA – KELAS X (SMT 1)

V. Penjumlahan Vektor Metode


2
VI. Penerapan Vektor
Besar Resultan Vektor
Formula besarnya resultan vektor A,
adalah: Posisi dan Perpindahan
𝑨 = √Σ𝑨2𝑥 + Σ𝑨2𝑦 Posisi
Keterangan : Persamaan vektor posisi untuk gerak dua
Ax = proyeksi vektor A pada sumbu x dimensi:
Ay = proyeksi vektor A pada sumbu y 𝑟⃗ = 𝑟⃗𝑥 𝑖̂ + 𝑟⃗𝑦 𝑗̂

Perpindahan
Arah Resultan Vektor Perpindahan didefinisikan sebagai
perubahan posisi.
Formula arah resultan vektor A, adalah: ⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑟⃗2 − 𝑟⃗1
∆𝑟
Σ𝑨𝒚 Persamaan vektor perpindahan untuk
tan 𝜃 =
Σ𝑨𝒙 gerak dua dimensi:
Keterangan : ⃗⃗⃗⃗⃗ = ∆𝑟
∆𝑟 ⃗⃗⃗⃗⃗𝑥 𝑖̂ + ∆𝑟
⃗⃗⃗⃗⃗𝑦 𝑗̂
Ax = proyeksi vektor A pada sumbu x Besar vektor perpindahan:
Ay = proyeksi vektor A pada sumbu y 2 2
𝜃 = sudut arah vektor resultan (o) ⃗⃗⃗⃗⃗| = √(∆𝑟
|∆𝑟 ⃗⃗⃗⃗⃗𝑥 ) + (∆𝑟
⃗⃗⃗⃗⃗𝑦 )

Ketentuan kuadaran arah vektor resultan


vektor A, adalah: Besaran Rata-Rata
Kuadran I II III IV
ΣA x
+ - - + Kecepatan Rata-Rata
ΣA y
+ + - - Kecepatan rata-rata merupakan
perpindahan dalam selang waktu tertentu.
∆𝑟
𝑣̅ =
∆𝑡
Persamaan vektor kecepatan untuk gerak
dua dimensi:
FISIKA – KELAS X (SMT 1)
𝑣⃗ = 𝑣⃗𝑥 𝑖̂ + 𝑣⃗𝑦 𝑗̂
Besar vektor kecepatan:
2
|𝑣⃗| = √(𝑣⃗𝑥 )2 + (𝑣⃗𝑦 )

Percepatan Rata-Rata
Percepatan rata-rata merupakan
perubahan kecepatan tiap selang waktu
tertentu.
∆𝑣̅
𝑎̅ =
∆𝑡
Persamaan vektor percepatan untuk gerak
dua dimensi:

𝑎⃗ = 𝑎⃗𝑥 𝑖̂ + 𝑎⃗𝑦 𝑗̂
Besar vektor kecepatan:
2
|𝑎⃗| = √(𝑎⃗𝑥 )2 + (𝑎⃗𝑦 )

Besaran Sesaat

Posisi
𝑑𝑟⃗
𝑣⃗ = 𝑣⃗0 + න 𝑎⃗ 𝑑𝑡 𝑣⃗ =
𝑑𝑡

Kecepat
an
𝑑𝑣⃗
𝑣⃗ = 𝑣⃗0 + න 𝑎⃗ 𝑑𝑡 𝑎⃗ =
𝑑𝑡
Percepat
an

Anda mungkin juga menyukai