Anda di halaman 1dari 31

PANDANGAN GENERASI Z SMAN 4 SURABAYA TERHADAP PENGANIAYAAN

ANAK MANTAN PEJABAT PERPAJAKAN

Disusun oleh :
ILMI NAFILA ZAIN
RIZALATUL MUAWIYAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH KOTA SURABAYA
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.4 Telepon 031-5015455
Website ; www. tetrasmasby.net Email : tetrasmasby@gmail.com.
SURABAYA – 60131

1
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Penganiayaan .................................................................................................................. 7
2.1.1 Definisi Generasi Z ....................................................................................................................... 9
2.1.2 Faktor faktor Penyebab Penganiayaan ........................................................................................ 10
2.1.3 Dampak Penganiayaan ............................................................................................................... 12
2.2 Penelitian Sejenis .............................................................................................................................. 12
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................................... 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................................................... 15
3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan ......................................................................................................... 15
3.3 Metode Penelitian ............................................................................................................................ 16
3.4 Metode Pengolahan Data ................................................................................................................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 18
Hasil dari Pembahasan ........................................................................................................................... 18
4.1 Penganiayaan atau Kekerasan ...................................................................................................... 18
4.2 Kronologi kasus .......................................................................................................................... 18
4.3 Solusi dari penganiayaan ............................................................................................................. 19
4.4 Dampak dari penganiayaan .......................................................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................................................... 20
Kesimpulan dan Saran ........................................................................................................................... 20
Lampiran 1 ........................................................................................................................................ 21
Lampiran 2 ........................................................................................................................................ 28
Gambar 2.1 ........................................................................................................................................ 28
Gambar 2.2 ........................................................................................................................................ 29
Gambar 2.3 ......................................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 31

2
ABSTRAK
Penganiayaan diartikan sebagai perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan seseorang kepada
orang lain dalam bentuk penyiksaan, penindasan, dan sebagainya. Percobaan tindak
penganiayaan dijatuhkan tindak pidana yang dapat terjadi secara sengaja ataupun karena
kesalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Generasi Z di SMAN 4
Surabaya dan mencarikan solusi yang baik untuk mengatasi penganiayaan. Metode yang penulis
lakukan yaitu metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk
menjelaskan suatu fenomena dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data
sedalam-dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penganiayaan adalah kekerasan dan hal
yang buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain, penganiayaan terjadi karna adanya faktor
yang mendasar yang menimbulkan dampak yang buruk serta penulis dapat menemukan solusi
yang baik untuk kasus kekerasan seperti penganiayaan.

Kata kunci : penganiayaan, anak mantan pejabat, pandangan Generasi Z, Faktor,


Dampak, Solusi penganiayaan

ABSTRACT
Persecution is defined as arbitrary treatment by one person against another in the form of
torture, oppression, and so on. Attempted acts of abuse are imposed as criminal acts that can
occur intentionally or by mistake. This study aims to find out the views of Generation Z at SMAN
4 Surabaya and find good solutions to overcome persecution. The method that the authors do is
qualitative research methods. Qualitative research methods aim to explain a phenomenon in
depth and are carried out by collecting data as deeply as possible. The results of the study show
that persecution is violence and a bad thing that harms oneself and others, abuse occurs because
there are underlying factors that have a bad impact and the writer can find good solutions for
cases of violence such as persecution.

Keywords: persecution, children of former officials, views of Generation Z, Factors, Impact,


Solutions to persecution.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penganiayaan diartikan sebagai perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan


seseorang kepada orang lain dalam bentuk penyiksaan, penindasan, dan sebagainya.
Percobaan tindak penganiayaan dijatuhkan tindak pidana yang dapat terjadi secara
sengaja ataupun karena kesalahan. Penganiayaan yang disengaja mengindikasikan
kesengajaan yang dilakukan oleh pelaku dengan sikap permusuhan yang dilakukan
terhadap tubuh dalam segala perbuatan sehingga menjadikan luka atau rasa sakit pada
tubuh bahkan sampai menimbulkan kematian.

Kekerasan fisik merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan


secara fisik seperti, penganiayaan, penyiksaan, pembunuhan, dengan atau tanpa
menggunakan benda-benda tertentu yang dapat menimbulkan luka fisik bahkan
sampai kematian (Huraerah, 2012). Bentuk-bentuk kekerasan fisik dapat berupa
memar atau luka akibat benda tumpul dan tajam, seperti bekas gigitan, cubitan,
tusukan, ikat pinggang atau rotan. Dapat juga berupa luka bakar akibat bensin
panas atau berpola akibat sundutan rokok atau seterika. Selain itu juga bisa
menyebabkan patah tulang atau fraktur dan adanya kerusakan organ. Lokasi luka
bisa ditemukan pada daerah paha, lengan, mulut, pipi, dada, perut, punggung atau
daerah bokong. Tindakan yang menyebabkan rasa sakit ini dilakukan oleh pelaku dan
dapat terjadi satu kali atau berulang kali.

Pengertian kekerasan verbal ialah kekerasan yang melibatkan emosional. Kekerasan


verbal misalnya ketika seseorang menggunakan ucapannya untuk menyerang,
mendominasi, mengejek, memanipulasi, dan menghina orang lain serta mempengaruhi
kesehatan mental orang tersebut. Selain kekerasan berbentuk intimidasi, bisa dalam
berbagai bentuk, termasuk kata-kata, video, meme, atau gambar yang diposting di
jejaring sosial .Kekerasan verbal dapat mendahului kekerasan fisik. Namun, ini tidak

4
selalu terjadi. Kekerasan verbal dapat dilakukan tanpa kekerasan fisik. Efek kekerasan
verbal sama berbahayanya.

Berdasarkan Undang-undang Dasar yang berlaku, penganiayaan yang dilakukan oleh


pelaku menimbulkan luka berat kepada korban. Dalam hal ini, pelaku dapat diancam
dengan Pasal 80 ayat (2) UU 35/2014 yaitu pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau
denda paling banyak Rp100 juta. Hukum terkait penganiayaan terdapat dalam Pasal 351
KUHP: (1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. (2) Jika perbuatan
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling
lama lima tahun. Hukum yang mengatur mengenai penganiayaan juga terdapat dalam
Pasal 354 KUHP: Barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena
melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama delapan tahun. Jika
perbuatan itu mengakibatkan kematian yang bersalah diancam dengan pidana penjara
paling lama sepuluh tahun.

Alasan mengapa tim memilih judul ini adalah karena tim menyadari bahwa
permasalahan terkait kekerasan berupa penganiayaan di berbagai negara termasuk di
Indonesia masih sangat banyak. Dengan alasan tersebut, tim ingin mengetahui
pandangan-pandangan dari masyarakat terutama generasi Z terkait permasalahan
kekerasan atau penganiayaan dan diharapkan bisa menemukan solusi yang baik untuk
memecahkan atau menyelesaikan masalah penganiayaan ini. Dengan terciptanya solusi
yang baik dari permasalahan ini tim berharap dapat membantu pemerintah dan juga
masyarakat untuk mengatasi permasalahan kekerasan penganiayaan yang ada di
lingkungan masyarakat sehingga dapat tercipta lingkungan yang harmonis serta damai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pandangan Generasi Z SMAN 4 Surabaya terhadap kasus penganiayaan
tersebut?
2. Bagaimana solusi untuk mencegah terjadinya pengaiayaan pada anak dibawah umur?

5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pandangan Generasi Z SMAN 4 Surabaya terhadap kasus penganiayaan
tersebut
2. Mencarikan solusi yang tepat untuk penganiayaan anak dibawah umur

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi teoritis
- Bagi peneliti : dapat memperluas basis pengetahuan, menjadi sumber informasi, dan
bahan referensi penelitian selanjutnya supaya bisa dikembangkan di materi yang lain
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Membiasakan peneliti untuk banyak
membaca dan melakukan kegiatan kepustakaan. Dan dengan ini juga bisa menjadi
kebanggaan bagi peneliti karna dapat menyajikan pengetahuan dari hasil
penelitiannya. Dan yang terpenting adalah peneliti juga turut menyumbangkan dan
menambah ilmu pengetahuan
2. Manfaat praktis
- Bagi pegenak hukum : hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran sebagai masukan dalam praktik penegakan hokum, khususnya dalam
penegakan hokum yang menyangkut masalah tindak pidana penganiayaan
- Bagi pemerintah : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
mengurangi tindak pidana penganiayaan yang terjadi di masyarakat sehingga hokum
dapat berjalan dengan baik. Selain itu pula, dapat menjadi bahan masukan untuk
perbaikan hukum terhadap produk hukum, perbaikkan penegakan hukum aparatur
negara, maupun biokrasi serta program pemerintah lainnya.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tindak Pidana Penganiayaan

Penganiayaan diartikan sebagai perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan seseorang


kepada orang lain dalam bentuk penyiksaan, penindasan, dan sebagainya. Percobaan
tindak penganiayaan dijatuhkan pidana. Tindak pidana penganiayaan dapat terjadi secara
sengaja dan terkadang karena kesalahan. Penganiayaan yang disengaja mengindikasikan
kesengajaan yang dilakukan oleh pelaku dengan sikap permusuhan. Meskipun ancaman
pidana dan denda yang diberikan tidak terlalu berat. Tapi rumusan hukum pidana ini
bersifat sangat ketat. Bunyi pasal ini memiliki tolok ukur yang jelas dan pasti. Itu selaras
perlindungan hak asasi manusia agar tidak terlalu mudah memidanakan seseorang dengan
adanya penafsiran tindak pidana semaunya.

Menurut Adami Chazawi mengklarifiksikan penganiayaan menjadi enam macam, yaitu:

a. Penganiayaan Biasa (Pasal 351 KUHP)

b. Penganiayaan Ringan (Pasal 352 KUHP)

c. Penganiayaan Berencana (Pasal 353 KUHP)

d. Penganiayaan Berat (Pasal 354 KUHP)

e. Penganiayaan Berat Berencana (355 KUHP)

f. Penganiayaan dengan cara dan terhadap orang-orang yang berkualitas tertentu yang
memberatkan (Pasal 356 KUHP)

7
Menurut kajian hukum, penganiayaan diartikan sebagai tindakan yang menyebabkan rasa
sakit atau luka di tubuh seseorang. Penganiayaan juga bisa diartikan tindakan merusak
kesehatan orang. Berikut jenis-jenis bentuk tindak pidana penganiayaan, yaitu:

1. Penganiayaan biasa
Penganiayaan biasa tertuang di dalam Pasal 351 KUHP, yaitu hakikatnya semua
penganiayaan yang bukan penganiayaan berat dan bukan penganiayaan ringan. Dalam
penganiayaan biasa terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Penganiayaan biasa yang tidak dapat menimbulkan luka berat maupun kematian dan
dihukum dengan hukuman penajara selama 2 tahun 8 bulan atau denda empat ribu
lima ratus rupiah.
2. Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dan dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya lima tahun.
3. Penganiayaan mengakibatkan kematian dan di hukum dengan hukuman penjara dan
selama-lamanya 7 tahun.
4. Penganiayaan yang berupa sengaja merusak kesehatan.
5. Penganiayaan ringan
6. Penganiayaan ringan diatur dalam Pasal 352 KUHP yaitu diancam maksimum
hukuman penjara tiga bulan atau denda tiga ratus rupiah apabila tidak masuk dalam
rumusan Pasal 353 dan Pasal 356 KUHP, dan tidak menyebabkan sakit atau halangan
untuk menajalankan pekerjaan.

2. Penganiayaan berencana
Ada tiga macam penganiayaan berencana yang tertuang di dalam Pasal 353 KUHP, yaitu
penganiayaan berencana yang tidak berakibat luka berat atau kematian dan dihukum
penjara paling lama 4 tahun, lalu penganiayaan berencana yang berakibat luka berat dan
dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun, serta penganiayaan berencana yang berakibat
kematian yang dapat dihukum penjara selama-lamanya 9 tahun.

3. Penganiayaan berat

8
Penganiayaan berat diatur dalam Pasal 354 KUHP yaitu barang siapa sengaja melukai
berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara
paling lama 8 tahun. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan kematian, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun.

4. Penganiayaan berat berencana


Penganiayaan berat berencana tertuang dalam gabungan Pasal 354 ayat 1 KUHP tentang
penganiayaan berat dan Pasal 353 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berencana. Dalam
pidana ini harus memenuhi unsur penganiayaan berat maupun penganiayaan berencana.

5. Penganiayaan terhadap orang


Pidana ini ditentukan dalam Pasal 351, 353, 354, dan 355 dan dapat ditambah dengan
sepertiga:

1. Bagi yang melakukan kejahatan itu kepada ibunya, bapaknya yang sah atau istri atau
anaknya.
2. Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena menjalankan
tugasnya yang sah.
3. Jika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa
atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.

2.1.1 Definisi Generasi Z

Gen Z atau Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai
tahun 2009. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Milenial, generasi ini
merupakan generasi peralihan dari Generasi Milenial dengan teknologi yang semakin
berkembang. Generasi Z senang berkomunikasi dengan semua kalangan melalui media
sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, WhatsApp, dan lain lain. Melalui media
sosial tersebut mereka bebas mengekspresikan emosi mereka, seperti apa yang mereka
rasakan dan pikirankan dan membagikannya kepada semua orang. Generasi ini terbiasa

9
melakukan berbagai aktivitas dalam satu waktu. Misalnya membaca, menonton, dan
mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini disebabkan mereka ingin sesuatu yang
serba cepat, dan tidak bertele-tele. Namun mereka cenderung egois, individualis, dan
kurang berkomunikasi secara verbal. Mereka juga cenderung ingin serba instan, tidak
sabaran, dan tidak menghargai proses.

2.1.2 Faktor faktor Penyebab Penganiayaan

1. Faktor Ego

Seseorang yang memiliki ego yang tinggi cenderung memiliki perasaan sensitif yang
berlebihan dibanding dengan yang lainnya. Ada beberapa contoh perasaan yang dimiliki
orang dengan ego tinggi yang dapat memicu timbulnya perbuatan jahat khususnya
penganiayaan, seperti:

a. Rasa ingin tampak lebih dibanding orang lain


Jika seseorang memiliki sifat yang selalu ingin tampak lebih dari orang lain, maka ini
akan memudahkan seseorang terprovokasi oleh orang lain untuk melakukan sebuah
kejahatan khususnya penganiayaan sebagai pembuktian bahwa dirinya lebih hebat.

b. perasaan yang mudah sakit hati


Sakit hati adalah penyakit yang mudah sekali timbul dalam diri seseorang yang memiliki
ego tinggi, apalagi jika ada perkataan ataupun perbuatan seseorang telah membuatnya
tersinggung. Karena sakit hati, seseorang dapat melakukan tindak kejahatan. Tindak
kejahatan yang disebabkan oleh sakit hati sangat mungkin terjadi pada saat itu juga
dengan melakukan pelampiasan kemarahan kepada orang yang telah menyinggung
hatinya. Tindakan yang dilakukan seseorang secara spontanitas karena sakit hati
kebanyakan berbentuk tindakan penganiayaan terhadap orang lain.

c. Perasaan dendam

10
Perasaan dendam sebenarnya adalah perasaan yang ada dikarenakan jika dulunya
seseorang merasa pernah sakit hati dan belum sempat untuk membalas sakit hatinya.
Faktor dendam juga dapat merupakan salah satu penyebab terjadinya penganiayaan
biasa, pada dasarnya terjadinya dendam ini disebabkan karena adanya kesalahpahaman
diantara individu ataupun kelompok yang satu dengan yang lain, sehingga terjadi apa
yang dikatakan konflik dan akibat dari konflik ini terjadilah dendam. Proses terjadinya
dendam seperti yang diuraikan di atas adalah konflik yang didasarkan pada pola pikir
individu yang berbeda-beda dan merupakan suatu pergeseran nilai yang mengakibatkan
suatu tindakan pembalasan.

dari kasus di atas Mario Dandy yang memiliki dendam mengungkapkan, alasan David
dianiaya karena telah memperlakukan AG (pacarnya) dengan tidak baik. Mario
mengakuinya aksinya itu saat dirinya kepergok salah satu saksi N yang merupakan
tetangga David.

2. Faktor ekonomi

Pada umumnya mempunyai hubungan dengan timbulnya kejahatan, dimana pada


perkembangan perekonomian di abad modern, ketika tumbuh persaingan-persaingan
bebas, menghidupkan daya minat konsumen. Hal ini cenderung menimbulkan keinginan-
keinginan untuk memiliki barang atau uang sebanyak-banyaknya sehingga dengan
demikian, seseorang mempunyai kecenderungan pula untuk mempersiapkan diri dalam
berbagai cara dan sebagainya.

3. Faktor lingkungan

Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama seseorang memperoleh pelajaran


tentang kehidupan ditengah masyarakat luas nantinya, lingkungan keluarga pula yang
membentuk karakter seseorang, baik dalam segi emosi dan perasaan yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan dalam bersosial dengan masyarakat umum. Jadi seseorang
tumbuh dan berkembang berawal dari lingkungan keluarga sebagai peletak dasar
kepribadian. Di sisi lain lingkungan keluarga dapat pula berakibat fatal bagi kehidupan

11
seseorang apabila dalam keluarga kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari
orang tuanya. Hal ini menyebabkan kurangnya penanaman nilai-nilai yang baik sehingga
dalam keluarga seseorang akan merasa tidak nyaman dan akan berusaha mencari
kesenangan di lingkungan luar dari keluarganya. Pada saat itulah lingkungan pergaulan
memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang. kebanyakan seseorang
melakukan kejahatan karena kurangnya penanaman nilai dalam keluarga sehingga dalam
pergaulan mudah terjerumus. Apalagi jika seseorang bergaul dengan kelompok
masyarakat yang dikategorikan sebagai penjahat, maka secara perlahan orang tersebut
juga akan menjadi jahat dan melakukan tindak premanisme khususnya penganiayaan
sebagai pelampiasan kepenatan yang diperoleh di lingkungan keluarga

2.1.3 Dampak Penganiayaan

Dampak dari penganiayaan tidak hanya tentang dampak pada fisik namun juga
memengaruhi beberapa aspek. Yang pertama dampak fisik, yaitu seperti luka-luka,
memar, patah tulang, dan cacat. Yang kedua dampak mental dan psikologi, seperti
adanya perasaan malu, rendah diri, terhina, depresi, trauma, dan bisa mengakibatkan
gangguan berhubungan sosial dengan orang lain. Yang ketiga dampak sosial, seperti
dikucilkan diranah sosial (lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan tempat kerja). Yang
keempat dampak ekonomi, apabila korban mengalami kekerasan fisik dan psikologi
biaya yang dikeluarkan relatif mahal untuk menyembuhkan kesehatannya. Di samping itu
korban juga bisa kehilangan pekerjaan karna kekerasan yang dialami.

2.2. Penelitian Sejenis

2.2.1. Isi dari penelitian sejenis

Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam
penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) bahwa
Negara Republik Indonesia berdasar atas hukum (rechstaat)", tidak berdasar atas kekuasaan belaka
(machstaat). Sebagai suatu negara hukum Indonesia memiliki karakter yang cenderung untuk
menilai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masyarakat atas dasar peraturan-peraturan hukum.

12
Struktur negara Republik Indonesia memiliki elemen penegak hukum yang dijalankan oleh
Lembaga Eksekutif dan terdiri antara lain Polri dan Jaksa, Lembaga Yudikatif atau Kekuasaan
Kehakiman oleh adanya Peradilan yang perannya dijalankan oleh Hakim, dan yang terakhir adalah
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pada sistem penegakan hukum di Indonesia, aparat
penegak hukurn harus berada pada barisan terdepan, karena memiliki kewajiban dalam penegakan
dan pengawasan agar fungsi hukum itu dapat berialan dengan baik. Sebagai aparat penegak hukum
mereka harus memberi contoh yang baik, karena hal itu turut mempengaruhi kepatuhan
masyarakat terhadap aturan hukum yang berlaku, Salah satu aparatur negara yang berada pada
struktur penegakan hukum di Indonesia adalah Polisi Republik Indonesia (POLRI).

Peran POLRI sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta penegak hukum,
namun sebagai manusia biasa, polisi juga tidak luput dari kesalahan dan tindakan kriminal yang
dilakukannya. Kenyataan akhir-akhir ini tindakan pidana yang dilakukan oleh oknum anggota
POLRI berakibat menurunnya citra POLRI di mata warga masyarakat, seperti salah satu kasus
yang terjadi di Kota Makassar dimana terjadi kasus pemukulan terhadap warga yang melibatkan
anggota POLRI, yang seharusnya menjadi tulang punggung dalam penegakan supremasi hukum
temyata menjadi pelanggar hukum itu sendiri.

Tindakan penyimpangan atau penyalahgunaan kekuasaan seperti yang dilakukan oleh


aparat penegak hukum, harus ditindaklanjuti dengan tindakan tegas, transparan, dan diperlukan
penindakan hukum yang benar (weI/enforcement) manakala terjadi pelanggaran hukum, sesuai
dengan sistem hukum atau norma hukum yang dilanggar.

Posisi Kasus

Awal kejadian terjadi pada bulan Juni 2019 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam
bulan Juni 2019 bertempat di jl. Gudung Bawakaraeng atau setidak-tidaknya pada suatu tempat
yang masih termasuk daerah padat kendaraan bermotor, terdakwa Shoeharto,SH Bin Beddu Matta
dengan sengaja melakukan kekerasan, penganiayaan yang direncanakan terlebih dahulu tehadap
saksi korban Faisal Saidiman. AM yang dilakukan

- Bahwa hari Sabtu tanggal 15 Juni 2019 sekitar pukul 16.30 Wita saksi korban Faisal
Saidiman. AM bersama-sama dengan Aulia Hisbuddin Bin Majid, Nur Fadli alias Elli dan Ippan
yang masing- masing sedang mengandarai sepeda motor dengan tujuan jalan-jalan sore arah Pasar

13
Terong, tiba-tiba terdakwa dengan berpakaian dinas polisi datang dari arah belakang dengan
mengendarai sepeda motor dan langsung memberhentikan motor yang dikendarai oleh saksi
korban sehingga saksi kaget dan lari dengan melalui lorong depan Poltabes Makassar. Tidak lama
kemudian saksi korban bertemu dengan terdakwa di jalan Ahmad Yani Pisang Utara Kota
makassar, kemudian terdakwa menghentikan saksi korban dan ketika saksi korban turun dari
motomya, terdakwa tanpa bicara langsung menampar saksi korban sehingga terjatuh, ketikasaksi
berdiri kemudian terdakwa menampar saksi lagi sehingga terjatuhdan saksi korban tidak
melakukan perlawanan kemudian saksi korban berteriak kesakitan dan kemudian terdakwa
menghentikan perbuatannya, akibat perbuatan terdakwa tersebut saksi korban mengalami luka
pada mata, luka pada kepala sebelah kiri bagian belakang dan luka pada lengan, saksi korban
sempat berobat ke Puskesmas Bontoala dan menghabiskan biaya sebesar Rp.300.000,- (Tiga Ratus
Ribu Rupiah).

2.2.2. Perbedaan
perbedaan yang terdapat dalam kasus yang diangkat yaitu penyebab dari kasus itu
sendiri, penyebab dari penelitian sejenis adalah penganiayaan yang dilakukan oleh
polisi lalu lintas dimana terdakwa jengkel dengan korban karena pada saat itu motor
yang digunakan korban tidak pakai kaca spion dan tidak menggunakan helm.
sedangkan penyebab kasus yang tim pilih terdakwa jengkel kepada korban karna
telah memperlakukan AG (pacarnya) dengan tidak baik.
2.2.3. Persamaan
Persamaannya terdapat dalam kasus yang diangkat yaitu sama sama bentuk
penganiayaan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang atau jabatan yang
lebih tinggi. penelitian sejenis yang tim pilih adalah penelitian sosial yang kasus
penganiyaannya dilakukan oleh pejabat yaitu polisi. Yang dimana hal ini juga sejenis
dengan penelitian yang tim angkat yaitu penelitian sosial yang kasus penganiyaannya
dilakukan oleh anak pejabat yaitu jenderal pajak keuangan.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di tempat SMAN 4 SURABAYA dengan alamat Jalan Mayjen
Prof. Dr. Moestopo No.4, Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa
Timur dengan mengambil sampel dari siswa kelas XI

Tabel 3.1 Skala Timeline Kegiatan Penelitian

Kegiatan Januari Februari Maret April


Diskusi judul
penelitian
Menentukan
Narsum
Mengunpulkan
data
Wawancara
Narsum

Waktu penelitian dilakukan pada hari Selasa dan Rabu, 18-19 April 2023

3.2. Sumber data, Alat dan bahan


3.2.1 Sumber Data

1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diberikan secara langsung kepada
pengumpul data tanpa perantara. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh yaitu
melalui wawancara. Dalam penelitian ini, telah terdapat sampel sebanyak dan 3
narasumber untuk menggali data lebih detail melalui wawancara.

3.2.2 Alat dan Bahan


Alat dalam penelitian yang digunakan adalah handphone untuk merekam hasil
wawancara dari para narasumber. Selain itu laptop juga menjadi sarana alat dan

15
bahan yang mempermudah tim dalam pembuatan laporan penelitian serta kertas dan
bolpoin yang digunakan untuk mencatat informasi dari narasumber.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan peneliti turun langsung
kelapangan, kemudian mengamati gejala yang sedang diteliti setelah itu peneliti
bisa menggambarkan masalah yang terjadi yang bisa dihubungkan dengan teknik
pengumpulan data yang lain seperti kuesioner atau wawancara dan hasil yang
diperoleh dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu.
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari
narasumber dengan memberikan berbagai pertanyaan sesuai dengan topik penelitian
sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan. Wawancara
dilakukan melalui teknik wawancara secara tatap muka dengan mengambil perwakilan
3 orang dari 22 sampel untuk lebih mendalami tentang pandangan generasi Z SMAN
4 Surabaya terhadap keadilan hukum di Indonesia.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan peneliti di


lapangan. Dokumentasi penelitian ini dilakukan dengan mengambil gambar ketika sesi
wawancara langsung dengan narasumber sebagai bukti.

3.4 Metode Pengolahan Data


3.4.1 Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan membuat catatan atau ringkasan data yang
diperoleh ketika wawancara berlangsung.

3.4.2 Penyajian Data


Penyajian data adalah penulisan kumpulan data berbentuk deskripsi yang
ditemukan dari reduksi data dan disajikan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami

16
dan dikelompokan sesuai dengan rumusan masalah. Tujuan penyajian data adalah
memberi gambaran yang lebih singkat dan mudah dipahami oleh pembaca.

3.4.3 Penarikan Kesimpulan

Setelah melalui dua proses analisis data yaitu reduksi data dan penyajian data,
selanjutnya data yang telah diperoleh, dianalisis, dan dikelompokan menurut rumusan
masalah yang ada. Penarikan kesimpulan adalah bagian-bagian penting dari setiap
imformasi yang didapat. Tujuan dari adanya penarikan kesimpulan adalah
memudahkan pembaca untuk lebih cepat memahami materi yang disampaikan oleh
peneliti.

17
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam hasil dan pembahasan ini akan dipaparkan “PANDANGAN GENERASI Z SMAN 4
SURABAYA TERHADAP PENGANIAYAAN ANAK MANTAN PEJABAT PERPAJAKAN”
berdasarkan hasil wawancara dengan para narasumber yang berupa ungkapan dan opini yang
terkait mengenai penganiayaan anak pejabat. Dari hasil wawancara para narasumber tentang
penganiayaan anak pejabat dapat dilihat dalam beberapa bagian seabgai berikut:

4.1 Penganiayaan

Penganiayaan merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain
dengan menindas dan menyiksa yang mengakibatkan kerugian, penderitaan atau kehilangan bagi
orang lain dan dampak fisik baginya. Contohnya seperti luka fisik pada badan seperti lebam,
memar, patah tulang, cacat, kesakitan, bahkan jika parah bisa mengakibatkan kematian.
Penganiayaan bisa dalam berbagai bentuk salah satunya ialah penganiayaan secara verbal dan
non verbal, yang biasamya dilakukan oleh perempuan tidak hanya lelaki. Penganiayaan tentunya
tidak memandang jenis kelamin, dapat dilakukan oleh laki laki terhadap perempuan, perempuan
terhadap laki laki, bahkan perempuan terhadapan perempuan dan laki laki terhadap laki laki.
penganiayaan juga terjadi pada anak di bawah umur bisa saja faktor yang menyebabkan hal
tersebut terjadi adalah kurang nya pengawasan orang tua/orang dewasa, kelabilan emosi anak
anak juga dapat menjadi penyebab nya, dan penyalahgunaan zat zat berbahaya spt narkoba,
minuman keras

4.2 Kronologi kasus penganiayaan anak pejabat perpajakan

Kasus penganiayaan anak pejabat pajak Kementrian Keuangan (Kemenkeu) Mario Dandy
kepada anak petinggi GP Ansor, David dan AG. AG adalah pacar dari Mario Dandy yang juga
mantan dari David. Di ketahui AG di lokasi tersebut dan sudah ditetapkan sebagai pelaku
penganiayaan, tapi bukan tersangka karena masih dibawah umur. Dandy mengaku melakukan
tidakan penganiayaan terhadap david karena tersulut amarah oleh hal yang disampaikan AG
setelah mendengar cerita daro AG. Dandy pun langsung ingin bertemu dengan david. Saat
melakukan penganiyaan Mario Dandy tidak bersama AG tetapi juga bersama dengan temannya

18
yaitu Shane Lukas, yang hanya diam. Keduanya tidak berupaya menghalangi aksi kekekasan
yang dilakukan oleh Mario dandy terhadap david.

Seperti diketahui, Shane Lukas juga telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan,
sedangkan AG sebagai pelaku karena masih di bawah umur. Adapun peran Shane berdasarkan
keterangan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi adalah merekam
kejadian dan memberikan saran. Ini bermula setelah Mario Dandy mendengar cerita AG tentang
perbuatan tak menyenangkan David, ia langsung menghubungi Shane Lukas untuk meminta
saran. Shane pun menyarankan ke temannya untuk memberi David pelajaran.

4.3 Solusi dari penganiayaan atau kekerasan

Mencegah penganiayaan adalah tugas bersama dan tidak dilakukan dengan diri sendiri, dengan
cara menumbuhkan rasa empati baik pada diri sendiri maupun dengan orang lain, melaporkan
tindakan penganiayaan jika melihat orang lain yang melakukan tindakan kekerasan, membangun
lingkungan yang aman dengan menerepakan peraturan yang jelas dan tegas terhadap
penganiayaan dan bentuk kejahatan lainnya. Dalam hal mecegah orang tua juga harus
memperhatikan dengan mengedukasi ke anak tentang sesuatu yang berkaitan dengan
penganiayaan, mendengarkan pendapat anak agar mereka dapat dengan leluasa menyampaikan
pengelaman nya jika dirinya mengalami tindakan kekerasan atau penganiayaan, dan selalu awasi
aktivitas dan pergaulan anak terutama dalam bermedia social, dan juga ciptakan lingkungan yang
bagi anak baik di sekolah, dirumah dan lain-lain. Selain itu juga memberitahkan pentingnya
menjaga dan melindungi diri sendiri.

4.4 Dampak dari penganiayaan atau kekerasan

Seseorang yang mengalami penganiayaan akan mengalami dampak yang buruk bagi dirinya.
Seperti trauma, hal ini dikarenakan dirinya akan merasa teringat terus menerus akan kejadian
yang pernah ia rasakan sebelumnya. Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan jiwa pada dirinya
jika tidak segera ditangani. Penganiayaan juga berdampak merubah kepribadian seseorang,
seperti yang awalnya adalah pribadi yang ceria menjadi pribadi yang cenderung pendiam dan
mengurung diri serta menimbulkan emosi yang negatif. Dampak lainnya yang juga dirasakan
yaitu depresi dan gangguan tidur. Dampak penganiayaan yang juga dirasakan oleh diri seseorang
yang juga dapat menggangu kesehatan seseorang yaitu seperti asma, diabetes, dan obesitas.

19
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa penganiayaan
merupakan tindakan kekerasan yang dapat merugikan seseorang. Dan topik yang tim ambil
juga terkait penganiayaan yang dilakukan oleh anak mantan pejabat. Yang dimana hal ini
pastinya didasarkan pada beberapa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan yang
akhirnya menimbulkan dampak yang buruk pada dirinya sendiri dan orang lain.
Panganiayaan dapat terjadi akibat kesalahan pahaman antara kedua belah pihak yang
akhirnya memicu konflik dan berlanjut menjadi bentuk kekerasan. Hal ini yang akhirnya
menimbulkan dampak yang buruk yaitu mengganggu kesehatan mental dan fisik seseorang
seperti depresi dan serangan jantung. Untuk itu penganiayaan harus diberikan solusi yang
baik agar kejadian yang sama tidak terulang kembali. Hal ini dapat dilakukan dengan
menunjukkan empati pada orang lain agaar seseorang merasa terhibur dan nyaman akan
dirinya dan lingkungannya, serta memberikan peraturan yang jelas dan tegas terkait
keamanan untuk seseorang yang mengalami penganiayaan, serta segera melaporkan kepada
polisi apabila melihat atau mengetahui adanya penganiayaan yang sedang terjadi.

5.2. Saran
Dalam penelitian ini penulis memiliki keterbatasan dalam hak sumber daya dan wawasan,
diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih berkembang dan lebih baik. Dan juga
penulis berharap penelitian ini dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam
mencarikan solusi yang baik dan mengetahui pandangan-pandangan dari berbagai pihak dan
juga dapat menambah wawasan bagia para pembaca.

20
LAMPIRAN 1
TRANSKIP WAWANCARA
NAMA UMUR
Aliyah Salsabillah Firdhaus 17

1.Menurut anda penganiayaan itu seperti apa?


- Penganiayaan adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok yang
mengakibatkan kerugian, penderitaan, atau kehilangan bagi orang lain
2. Apakah penganiayaan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan?
- Tentu tidak, penganiayaan tidak memandang jenis kelamin, penganiayaan dapat
dilakukan oleh laki laki terhadap perempuan, perempuan terhadap laki laki, atau bahkan
sesama jenis yakni laki laki dengan laki laki, perempuan dengan perempuan
3. Apakah perempuan berpeluang untuk melakukan penganiayaan kepada laki-laki?
- Sangat berpeluang, Penganiayaan bisa dalam berbagai bentuk, salah satu nya ialah
penganiayaan secara verbal dan non verbal. penganiayaan seperti inilah yang sering
dilakukan oleh perempuan
4. Menurut anda bagaimana cara mencegah terjadinya penganiayaan?
- Mencegah penganiayaan adalah tugas bersama dan tidak bisa dilakukan sendirian, cara
mencegah nya adalah dengan menumbuhkan rasa empati baik pada diri sendiri maupun
orang lain, melaporkan tindakan penganiayaan jika melihat orang lain melakukannya,
membangun lingkungan yang aman dengan menerapkan peraturan yang jelas dan tegas
terhadap penganiayaan dan bentuk kejahatan lainnya.
5. Menurut anda bagaimana cara mencegah penganiayaan terutama pada anak-anak
dibawah umur?
- Perlu di garis bawahi sekali lagi, mencegah penganiayaan adalah tugas bersama, bukan
hanya org tua namun masyarakat juga harus terlibat dalam mencegah penganiayaan tsb.
cara mencegah nya menurut saya pribadi adalah dengan mengedukasi anak tentang sesuatu
yang berkaitan dengan penganiayaan, mendengarkan pendapat anak agar mereka dapat
dengan leluasa menyampaikan pengalaman nya jika dirinya mengalami penganiayaan,

21
awasi aktivitas anak terutama dalam ber media sosial, dan ciptakan lingkungan yang aman
bagi anak baik di sekolah, rumah, dll
6. Apakah penganiayaan bisa dicegah?
- Sangat bisa, namun penganiayaan tidak bisa di cegah seorang diri, semua masyarakat
harus terlibat dan berpartisipasi dalam mencegah nya
7. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan?
- Kurang nya kontrol diri, mereka yang mudah cemas dan marah akan cenderung lebih
rentan melakukan tindakan penganiayaan. Pola asuh yang buruk, faktor lingkungan, dan
gangguan mental juga bisa menjadi alasan seseorang melakukan penganiayaan.
8. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan pada anak
dibawah umur?
- Hampir sama namun jika penganiayaan terjadi pada anak di bawah umur bisa saja faktor
yang menyebabkan hal tsb terjadi adalah kurang nya pengawasan orang tua/orang dewasa,
kelabilan emosi anak anak juga dapat menjadi penyebab nya, dan penyalahgunaan zat zat
berbahaya spt narkoba, minuman keras.
9. Menurut anda apakah lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh kepada
seseorang dalam melakukan tindakan kekerasan?
- Sangat berpengaruh, contohnya spt kemiskinan, kekerasan, dan tekanan sosial lainnya
yang sering di terjadi di lingkungan dapat membentuk karakter dan mental seseorang yang
dapat mendorong nya melakukan tindak kekerasan.
10. Apakah lingkungan yang baik dan harmonis memiliki peluang yang kecil untuk
seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
- Iya, sekali lagi. Lingkungan sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter dan
kepribadian seseorang, jika lingkungan sekitar nya harmonis. Saya yakin, peluang nya
melakukan tindak kekerasan atau tindak kejahatan lainnya akan berkurang drastis.
11. Apakah lingkungan yang kurang baik atau buruk memiliki pengaruh yang besar
untuk seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
- Ya, lingkungan yang buruk dapat mendorong keinginan seseorang untuk melakukan
tindak kekerasan atau penganiayaan
12. Menurut anda pertolongan / tindakan utama apa yang bisa seseorang lakukan
saat mengalami kekerasan pada dirinya?

22
- Jangan diam, biacaralah kepada orang yang bisa di andalkan, spt keluarga, pihak
berwajib,dll. Kemudian cari lah tempat yang aman untuk sembunyi dari pelaku, dan
simpan bukti bukti bahwa anda mengalami tindakan penganiayaan atau kekerasan dari
pelaku.
13. Menurut anda apakah tindakan penganiayaan bisa menimbulkan trauma?
- Ya, sangat bisa. Hampir setiap korban kekerasan dan penganiayaan selalu berakhir
terkena gangguan jiwa. trauma adalah salah satu nya
14. Menurut anda apakah seseorang bisa sembuh atau pulih jika mengalami trauma
akibat penganiayaan?
- Bisa, namun sangat sulit. Tidak mudah untuk menghilangkan trauma akibat kekerasan
atau penganiayaan. biasanya korban bisa mengingat dengan jelas pengalaman yang di
alaminya, sehingga akan sulit baginya sembuh dri trauma tsb
15. Menurut anda bagaimana cara seseorang bisa berhenti dari trauma akibat
penganiayaan?
- Cari bantuan : carilah dukungan dari orang orang yang bisa membantu spt keluarga,
sahabat atau tenaga medis kesehatan mental spt psikolog sibukkan diri dengan kegiatan
yang positif spt relaksasi dan latihan fisik yang membantu mengurangi stress jangan
menyalahkan diri sendiri dan jangan terburu buru, mengobati trauma membutuhkan proses
yang sulit dan panjang.
16. Menurut mu apa dampak dari adanya penganiayaan?
-Meningkatkan risiko terkenanya depresi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes,
hingga obesitas. Anak yang mengalami kekerasan cenderung memiliki sistem imun yang
lebih buruk dibandingkan anak lainnya.

NAMA UMUR
Anastasya Gale Nango 17

1. Menurut anda penganiayaan itu seperti apa?

23
-Menurut saya penganiyaan ada bentuk kekerasan yang dilakukan seseorang kepada orang lain
dengan menindas dan menyiksa
2. Apakah penganiayaan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan?
- Tidak, penganiyaan dapat dilakukan oleh siapa saya terlepas dari perbedaan gender dan usia.
3. Apakah perempuan berpeluang untuk melakukan penganiayaan kepada laki-laki?
- Tentu.karena menurut saya disaat seseorang memiliki motif untuk menganiaya maka mereka
akan melakukannya
4. Menurut anda bagaimana cara mencegah terjadinya penganiayaan?
- sebaiknya bila ada perselisihan atau konflik maka harus diselesaikan dulu dengan bijak
sebelum timbulnya kekerasan.
5. Menurut anda bagaimana cara mencegah penganiayaan terutama pada anak-anak
dibawah umur?
-Dengan menjalin komunikasi dengan anak dan tau lingkungan pergaulan anak
6. Apakah penganiayaan bisa dicegah?
- Bisa
7. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan?
-Konflik atau masalah yang tidak kunjung diselesaikan dengan bijak
8. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan pada anak dibawah
umur?
- pengetahun, pengalaman orang tua, dukungan keluarga terhadapa anak denga cacat fisik,
ekonomi, dan lingkungan.
9. Menurut anda apakah lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh kepada
seseorang dalam melakukan tindakan kekerasan?
-tentu ,bila seseorang tinggal dilingkungan dengan pergaulan buruk maka penyimpangan
sosial konflik dan kekerasan akan ada dan mereka akan menjadi hal tersebut lazim atau sudah
biasa
10. Apakah lingkungan yang baik dan harmonis memiliki peluang yang kecil untuk
seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
Iya.karena dimana kita tinggal dilingkungan deng penduduk yang harmonis maka kecil
kemungkinan terjadi konflik

24
11. Apakah lingkungan yang kurang baik atau buruk memiliki pengaruh yang besar
untuk seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
Iya karena lingkungan buruk dapat mudah mempengaruhi seseorang untuk ikut dalam
pergaulan yang buruk pula
12. Menurut anda pertolongan / tindakan utama apa yang bisa seseorang lakukan saat
mengalami kekerasan pada dirinya?
Dengan melaporkan kepihak keamanan seperti kepolisian dan meminta keadilan agar pelaku
dihukum seadil- adilnya
13. Menurut anda apakah tindakan penganiayaan bisa menimbulkan trauma?
-tentu,hal tersebut dapat menyebabkan trauma oleh korban dan akan dihantui peristiwa saat
terjadi penganiayaan meskipun ia berusaha melupakannya
14. Menurut anda apakah seseorang bisa sembuh atau pulih jika mengalami trauma
akibat penganiayaan?
-Bisa, meskipun belum lupa akan peristiwa kekerasan tersebut tetapi korban akan pulih dan
melanjutkan hidupnya
15. Menurut anda bagaimana cara seseorang bisa berhenti dari trauma akibat
penganiayaan?
-Dengan hidup bahagia, terus berpikir positif dan optimis bahwa ia akan sembuh dari trauma
juga melanjutkan hidupnya yang berharga
16. Menurut mu apa dampak dari adanya penganiayaan?
-Berubahnya kepribadian dan memunculkan stress serta emosi negatif lainnya, sehingga
mempengaruhi mental seorang individu yang merasa merasa tertekan karena konflik yang
terjadi. Dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban, termasuk depresi, kecemasan,
gangguan stres pasca-trauma, dan gangguan tidur.

NAMA UMUR
Adinda Putri Ngelo 17

1.Menurut anda penganiayaan itu seperti apa?

25
- Segala bentuk penindasan atau penyiksaan terhadap seseorang yang mengakibatkan dampak
fisik baginya. Contohnya seperti luka fisik pada badan seperti memar, goresan, lebam, patah
tulang, cacat, kesakitan, bahkan jika sudah parah bisa mengakibatkan kematian.
2. Apakah penganiayaan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki kepada perempuan?
- Tidak, perempuan juga bisa melakukan penganiayaan seperti halnya laki-laki.
3. Apakah perempuan berpeluang untuk melakukan penganiayaan kepada laki-laki?
- Iya, tapi hal ini sangat jarang terjadi saat ini. Kebanyakan memang laki-laki yang rawan
melalukan penganiayaan. Karena sudah terlihat dari fisiknya, laki-laki cenderung memiliki
fisik lebih kuat
4. Menurut anda bagaimana cara mencegah terjadinya penganiayaan?
- a. Adanya sosialisasi pada masyarakat, tanpa memandang umur (karena siapapun bisa saja
melakukan hal tsb).
b. Menyelesaikan sebuah permasalahan dengan bijak tanpa merugikan dua belah pihak atau
lebih, sehingga tidak sampai adanya penganiayaan.
5. Menurut anda bagaimana cara mencegah penganiayaan terutama pada anak-anak
dibawah umur?
- memberikan pengetahuan mengenai cara melindungi diri sendiri. Jadi, saat ia sedang
sendirian, ia akan selalu waspada akan hal sekitarnya.
- membangun komunikasi yg baik dengan anak
- selalu mengawasi pergaulan anak, jangan sampai salah pergaulan
- memberikan pengetahuan pada anak cara melindungi diri, seperti menjelaskan padanya
bahwa tidak ada yang boleh menyentuhnya secara tidak wajar, jika ada yg seperti itu langsung
saja sang anak berteriak dan berlari meninggalan tempat kejadian.
6. Apakah penganiayaan bisa dicegah?
- Bisa, jika semua pihak dapat bekerja sama emberlakukan upaya pencegahan yg tepat.
7. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan?
- Adanya kesalahpahaman antara individu atau kelompok satu dengan lainnya, yang akhirnya
menimbulkan konflik dan melakukan penganiayaan karena salah satu pihak merasa dirugikan.
8. Menurut anda apa faktor yang memicu terjadinya penganiayaan pada anak dibawah
umur?

26
- Kurangnya pendekatan dengan orang tua, sang anak dibiarkan bergaul dengan siapapun
karena orang tuanya memiliki masalah internal dalam keluarga.
9. Menurut anda apakah lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh kepada
seseorang dalam melakukan tindakan kekerasan?
- Iya, lingkungan sangat memengaruhi perilaku seseorang. Jadi dari depan saja kita seharusnya
sudah bisa menilai apakah seseorang itu baik atau buruk. Jika ia berperilaku sopan santun
maka lingkungannya pun bisa dibilang baik, jika perilakunya tidak menaati norma yg ada,
mungkin bisa saja dari lingkungannya yg tak mendukung(atau banyak permasalahan).
10. Apakah lingkungan yang baik dan harmonis memiliki peluang yang kecil untuk
seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
- Menurutku iya, karena semua berasal dari lingkungan yg kita tinggal
11. Apakah lingkungan yang kurang baik atau buruk memiliki pengaruh yang besar
untuk seseorang melakukan tindakan kekerasan / penganiayaan?
- Menurutku iya
12. Menurut anda pertolongan / tindakan utama apa yang bisa seseorang lakukan saat
mengalami kekerasan pada dirinya?
- Berteriak minta tolong pada sekitarnya dan segera berlari secepat mungkin menghindari
tempat kejadian tsb, jika orang tsb memiliki keahlian bela diri mungkin bisa dimanfaatkan
untuk melindungi dirinya.
13. Menurut anda apakah tindakan penganiayaan bisa menimbulkan trauma?
- Menurutku bisa, tetapi juga tergantung pada seberapa buruk penganiayaan yg didapat.
Mungkin ada yg sangat parah hingga menyerang mentalnya dan berakibat trauma seperti
adanya KDRT.
14. Menurut anda apakah seseorang bisa sembuh atau pulih jika mengalami trauma
akibat penganiayaan?
- Menurutku bisa, tetapi tergantung masing-masing individu. Ada orang yg sangat susah
melupakan tetapi juga ada yg cepat melupakan
15. Menurut anda bagaimana cara seseorang bisa berhenti dari trauma akibat
penganiayaan?
- Sang pelaku meminta maaf pada korban penganiayaan

27
- Menemui tenaga profesional(psikiater), -Menyibukan diri dengan melakukan hal-hal positif
seperti berolahraga, baca buku, tidur cukup, bergaul dengan orang yg mendukung (positif)
- Selalu berpikir positif
16. Menurutmu apa dampak dari adanya penganiayaan?
- Dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban, termasuk depresi, kecemasan
gangguan stress pasca trauma, dan gangguan tidur.

LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI WAWANCARA
Gambar 2.1
Wawancara bersama Aliyah Salsabilah
Firdaus

28
Gambar 2.2
Wawancara bersama Anastasya Gale
Nango

29
Gambar 2.3
Wawancara bersama Adinda Putri Ngelo

30
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.baleliterasi.org/index.php/alinea/article/view/493/284
https://nasional.tempo.co/read/1697775/apakah-anak-di-bawah-umur-yang-melakukan-
kejahatan-dapat-
dipidana#:~:text=Menurut%20UU%20SPPA%2C%20anak%20di,keadaan%20semula%2C%
20dan%20bukan%20pembalasan
https://www.kompas.com/tren/read/2023/03/04/203000465/apakah-anak-di-bawah-umur-
bisa-dipidana-
?page=all#:~:text=Bisakah%20anak%20dipidana%3F,1%20angka%203%20UU%20SPPA
https://news.detik.com/berita/d-6585328/ini-isi-pasal-351-tentang-penganiayaan-berat-yang-
jerat-mario-
dandy#:~:text=Bunyi%20Pasal%20351%20KUHP%3A,penjara%20paling%20lama%20lima
%20tahun
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perbedaan-pasal-penganiayaan-ringan-dan-
penganiayaan-berat-
lt5428dd5e1e339#:~:text=Pasal%20354%20KUHP%3A,penjara%20paling%20lama%20sep
uluh%20tahun
http://skripsi.undana.ac.id/
http://jdih.banyuwangikab.go.id/
http://repository.unpas.ac.id/

31

Anda mungkin juga menyukai