Program Cegah Kekerasan Seksual 2023
Program Cegah Kekerasan Seksual 2023
KEKERASA SEKSUAL
SDN 4 KEMBIRITAN
KECAMATAN GENTENG
TAHUN 2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Menjadi bangsa yang besar didasari sebuah komitmen bangsa ini untuk
membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya dimulai dengan membangun
pendidikan di tingkat sekolah dasar. Selain akses dan pemerataan pendidikan dasar yang
harus dicapai, juga peningkatan mutu pendidikan, yang diukur salah satunya dengan
pembangunan karakter dan kompetensi peserta didik. Penguatan karakter menjadi kunci
utama untuk menyiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan era pada era
mendatang. Nilai-nilai inilah yang harus tertanam di lingkungan masyarakat, terutama di
lingkungan satuan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah dasar yang menjadi fondasi
awal dalam pembentukan karakter.
Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan
tindak kekerasan merupakan salah satu instrumen untuk penguatan pendidikan karakter di
satuan pendidikan, yang sejak 2010 sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan,
khususnya di tingkat sekolah dasar merupakan sarana strategis untuk pembentukan nilai-
nilai karakter. Jika suasana lingkungan pembelajaran terganggu karena adanya tindak
kekerasan, maka proses pembentukan nilai-nilai karakter pun akan terganggu. Karena itu,
penyelenggaraan pembelajaran harus aman, nyaman dan menyenangkan serta terbebas dari
tindak kekerasan.
Pedoman pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan merupakan
penerjemahan dari Permendikbud Nomer 82 Tahun 2015, dengan menyajikan panduan dan
hal-hal praktis, yang mudah diimplementasikan di tingkat satuan pendidikan, dengan
memperhatikan tingkat usia anak. Tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan dapat
mengarah kepada suatu tindak kriminal dan menimbulkan trauma bagi peserta didik.
Karena, penanggulangannya harus mengikuti prinsip-prinsip hak anak, sehingga baik
pelaku maupun korban ditangani lebih baik, untuk kebaikan masa depan mereka. Untuk
menjawab berbagai persoalan ini, Pedoman ini diharapkan bisa lebih mudah dipahami dan
dilaksanakan dengan langkah-langkah konkret sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
tindak kekerasan di satuan pendidikan, sekaligus mampu menanggulangi kejadian tindak
kekerasan. Harapannya, tidak ada lagi kasus kekerasan fisik, emosional dan seksual yang
menimpa anak-anak kita. Saya
ii
mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang sudah menyusun pedoman ini, semoga
bisa segera disosialisaskan dan dilaksanakan dengan baik. Untuk membangun lingkungan
aman, nyaman dan menyenangkan tentu harus melibatkan semua pihak. Tidak cukup
dibebaskan kepada kepala sekolah dan Pendidik, tapi semua elemen masyarakat ikut
terlibat dalam mengemban amanah mempersiapkan generasi bangsa ini.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
PANDUAN...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Dasar Hukum....................................................................................3
C. Tujuan................................................................................................3
D. Sasaran...............................................................................................4
E. Hasil yang Diharapkan.......................................................................4
BAB II PROGRAM KEGIATAN...........................................................................5
A. BENTUK KEGIATAN......................................................................5
B. PANDUAN KEGIATAN..................................................................6
1. Pengertian Kekerasan Seksual 6
2. Jenis Kekerasan Seksual. 6
3. Pihak yang Terlibat dalam Kekerasan Seksual 7
4. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pencegahan
Kekerasan Seksual 8
5. Mekanisme Penangganan Kasus 9
6. Pelaksana Pencegahan Kekerasan Seksual 10
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekerasan atau violence merupakan istilah yang terdiri dari dua kata, yaitu “vis”
yang berarti (daya, kekuatan) dan “latus” berarti (membawa), yang kemudian
diterjemahkan sebagai membawa kekuatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan
pengertian mengenai kekerasan dalam arti sempit yaitu hanya mencakup kekerasan fisik.
Menurut KBBI kekerasan adalah perbuatan yang dapat menyebabkan cidera atau matinya
orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Pengertian kekerasan
secara terminologi merupakan suatu keadaan dan sifat yang menghancurkan kehidupan
manusia. Manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan mulia menjadi terperosok pada
sifat-sifat kebinatangan. Merusak, menekan, memeras, memperkosa, menteror, mencuri,
membunuh, dan memusnahkan merupakan tindakan yang menodai dan menghancurkan
kemuliaan manusia sebagai makhluk Tuhan. Kekerasan merupakan suatu tindakan yang
mengarah pada tingkah laku yang pada awalnya harus bertentangan dengan undang-
undang, baik hanya berupa ancaman atau sudah berupa tindakan nyata dan menyebabkan
kerusakan terhadapharta benda, fisik atau dapat mengakibatkan kematian pada seseorang.
Yesmil Anwar mengartikan kekerasan sebagai tindakan yang menggunakan kekuatan fisik
dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan, sekelompok
orang atau masyarakat yang mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian
psikologis, kelainan perkembangan dan perampasan hak.
Kekerasan seksual berasal dari dua kata, yaitu kekerasan dan seksual, yang di
dalam bahasa Inggris disebut dengan sexual hardness. Kata hardness mempunyai arti
kekerasan, tidak menyenangkan dan tidak bebas.99 Kata seksual tidak dapat dilepaskan
dari seks dan seksualitas. Seks adalah perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki
atau yang sering disebut dengan jenis kelamin. Sedangkan seksualitas menyangkut
berbagai dimensi yang luas yaitu dimensi biologis, dimensi sosial, dimensi psikologis dan
dimensi kultural.Secara umum seksualitas dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk,
yaitu: 1. Biologis: Seksualitas dipandang dari segi kenikmatan fisik dan keturunan.
Menjaga kesehatan dan memfungsikan organ reproduksi secara optimal termasuk
seksualitas dari dimensi biologis. 2. Sosial: Seksualitas dilihat dari adanya pengaruh
hubungan sosial dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang pada akhirnya
1
membentuk perilaku seksual. 3. Psikologis: Seksualitas dari segi psikologis berkaitan erat
dengan fungsi manusia sebagai makhluk sosial, peran atau jenis, identitas, serta dinamika
aspek-aspek psikologis terhadap seksualitasitusendiri.
2
B. Dasar Hukum
1. Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010
Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2015, tentang Penumbuhan Budi Pekerti
6. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2015, tentang Pencegahan dan penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan satuan Pendidikan.
7. Hasil rapat dewan guru SD Negeri 4 Kembiritan Tanggal 22 Juli 2023
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan kegiatan ini adalah:
1. Memberi pemahaman siswa tentang bahaya kekerasan seksual yang berdampak
negatif bagi semua pihak.
2. Memberi memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya saling tolong
menolong, dan saling peduli antar sesama
3. Membiasakan siswa untuk saling hormat-menghormati dan harga-menghargai antar
sesama
D. SASARAN
3
Adapun sasaran dilaksanakan kegiatan ini adalah seluruh Warga Sekolah di SD
Negeri 4 Kembiritan
4
BAB II PROGRAM KEGIATAN
A. BENTUK KEGIATAN
5
B. PANDUAN KEGIATAN
1. Pengertian
Kekerasan seksual adalah setiap tindakan penyerangan yang bersifat seksual
yang ditujukan kepada perempuan, baik yang bersifat fisik atau non fisik dan tanpa
memperdulikan ada atau tidaknya hubungan personal antara pelaku dengan
korban.Pencegahan adalah tindakan/cara/ proses yang dilakukan agar seseorang atau
sekelompok orang tidak melakukan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan
Pengertian lain dari kekerasan seksual yaitu Kekerasan seksual merupakan suatu
tindakan baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
menguasai serta membuat orang lain terlibat dalam aktifitas seksual yang tidak
dikehendaki oleh orang lain tersebut.
2. Jenis Kekerasan Seksual.
Komite Nasional Perempuan Mahardhika juga mengemukakan bentukbentuk pelecehan
seksual, yaitu
1. Pelecehan Seksual Verbal a. Menggoda, bercanda, komentar, atau pertanyaan yang
bersifat seksual dan tidak diinginkan. b. Menulis surat, menelepon, mengirim pesan
yang bersifat seksual dan tidak diinginkan melalui telepon genggam. Menyebut atau
memanggil orang dewasa dengan sebutan yang bersifat seksual, tidak dikehendaki, dan
membuat orang lain merasa rendah diri, seperti “manis”, “cantik”, “mungil”, dan lain-
lain. d. Bersiul yang berkonotasi seksual pada seseorang. e. Ajakan untuk berkencan,
yang tidak diinginkan. f. Memanggil seseorang dengan nada mendesah yang
berkonotasi seksual dan/atau sifatnya mencemooh. g. Mengubah topik diskusi non
seksual menjadi diskusi seksual. h. Sindiran-sindiran atau cerita-cerita seksual. i.
Menanyakan mengenai fantasi-fantasi seksual, preferensi atau sejarah seksual. j.
Pertanyaan pribadi mengenai kehidupan seksual. k. Komentar seksual mengenai cara
berbusana, bentuk tubuh atau gaya seseorang. l. Membuat bunyi-bunyian seperti orang
sedang berciuman, desahan, dan memainkan bibir. m. Menceritakan atau menyebarkan
rumor, cerita tentang kehidupan seksual seseorang. n. Melakukan tekanan untuk
mendapatkan kenikmatan seksual yang tidak diinginkan.
2. Pelecehan Seksual Non Verbal a. Memperlihatkan gerak gerik seksual yang tidak
diinginkan. Memperlihatkan alat kelamin, melakukan sentuhan atau gesekan seksual
terhadap diri sendiri, dihadapan orang lain. c. Menggesekkan alat kelamin ke tubuh
orang lain. d. Melihat atau memandang seseorang dari atas ke bawah dengan mata naik
turun. e. Menatap seseorang dengan pandangan ke area tubuh tertentu (payudara, bibir,
pantat, betis, lengan, dan lain-lain) dengan muatan seksual. f. Membuat ekspresi wajah
6
seperti main mata, menjilat lidah atau melempar ciuman pada seseorang.
3. Pelecehan Seksual Fisik a. Sengaja menyentuh, menikung, membungkuk, atau
mencubit dengan muatan seksual yang tidak diinginkan. b. Memberi pijitan pada leher
yang bersifat menggoda atau seksual. c. Meraba tubuh seseorang pada saat seseorang
tersebut sedang tidur. d. Menyentuh baju, tubuh, atau rambut orang lain yang
bermuatan seksual. e. Memberikan hadiah personal dengan mengharapkan balasan
seksual. f. Memeluk, mencium, menepuk dan membelai seseorang tanpa izin dan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
3. Pihak yang terlibat dalam Kekerasan Seksual
A. KORBAN.
Anak yang seringkali menjadi korban kekerasan seksual biasanya mengarah
pada kondisi anak yang ”berbeda” . Terdapat berbagai macam akibat dari
pelecehan seksual terhadap perempuan yaitu, dapat menyebabkan
perempuan merasa khawatir, tegang, lekas marah, depresi, rusaknya
hubungan pribadi, permusuhan, berkurangnya konsentrasi, kurang tidur,
kelelahan, sakit kepala dan bentuk-bentuk stres lainnya.Selain itu,
pelecehan seksual yang terjadi di tempat kerja akan menghancurkan
kemampuan perempuan untuk dapat bekerja secara efektif. Hal tersebut
menyebabkan gangguan pada pengendalian emosi seorang perempuan
terhadap pekerjaannya, pekerjaan menjadi kacau, menurunnya produktivitas
dan kualitas kerja, menurunnya semangat kerja para pegawai/staf, serta
dapat merugikan keuangan karena meningkatnya jumlah pegawai yang
pindah atau keluar dari suatu pekerjaan.150 Pelecehan seksual dapat terjadi
pada usia anak, remaja, maupun dewasa. Akan tetapi yang menjadi fokus
pada penelitian ini adalah perempuan korban pelecehan seksual yang
berusia dewasa
7
B. SAKSI
Saksi adalah seseorang atau kelompok yang melihat/menyaksikan
terjadinya kasus Kekerasan seksual
8
e. Guru piket memberikan pembinaan secara intensif kepada pelaku kekerasan
seksual, jika berkelanjutan maka kepala sekolah akan menindak lanjuti
pelaku perundungan tersebut.
f. Ketentuan Pendanaan adalah Bantuan Operasional Sekolah.
g. Adanya layanan pengaduan kekerasan/ media bagi murid untuk
melaporkan kekerasan sosial secara aman dan terjaga kerahasiannya.
h. Bekerjasama dan berkomunikasi aktif antara siswa, orang tua, dan guru
(3 pilar SRA)
i. Kebijakan anti kekerasan seksual yang dibuat bersama dengan siswa
j. Memberikan bantuan bagi siswa yang menjadi korban
k. Pendidik dan tenaga kependidikan memberi keteladanan dengan berperilaku
positif dan tanpa kekerasan
l. Memastikan sarpras di satuan pendidikan tidak mendorong anak berperilaku
kekerasan seksual
9
d. Menyampaikan informasi kepada pemohon/penyampaian
pengaduan tentang tindakan/rujukan yang akan diambil.
10
BAB III PENUTUP
11
LAMPIRAN
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI 4 KEMBIRITAN
NOMOR :421.2/ 172 /429.101.18.290/2023
TENTANG
SUSUNAN TEAM PENCEGAHAN
KEKERASAN SEKSUAL SEKOLAH DASAR
NEGERI 4 KEMBIRITAN TAHUN 2023
12
penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan satuan
Pendidikan.
7. Hasil rapat dewan guru SDN 4 Kembiritan tanggal 22 Juli
2023
M EMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Susunan Team Pencegahan Kekerasan Seksual
Sekolah Dasar Negeri 4 Kembiritan Tahun 2023
Ditetapkan di : Genteng
Pada tanggal : 25 Juli 2023
Kepala SD Negeri 4 Kembiritan
13
Lampiran I
Surat Keputusan Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Kembiritan
Nomor : 421.2/ 168 /429.101.18.290/2023
A. Struktur Kepanitiaan
Ditetapkan di : Kembiritan
Pada tanggal : 22 Juli 2023
Kepala SD Negeri 4 Kembiritan
14
DAFTAR HADIR RAPAT
15
Kepala SD Negeri 4 kembiritan
16
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 KEMBIRITAN
Jln Ringinsari Desa Kembiritan Kec Genteng
Dengan Hormat
Dalam rangka memperlancar proses pelaksanaan anti Kekerasan Seksual tahun 2023 pada
SD Negeri 4 Kembiritan, bersama ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu Guru SD Negeri 4
Kembiritan, nanti pada :
Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Juli 2023
Tempat : SD Negeri 4 Kembiritan
Pukul : 10.00
Guna kami ajak bersama – sama membahas dan menetapkan Team Pencegahan Kekerasan
Seksual di SD Negeri 4 Kembiritan Tahun Pelajaran 2023
Demikian undangan ini kami sampaikan atas kehadirannya kami ucapkan terimakasih.
17
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 KEMBIRITAN
Jln Ringinsari Desa Kembiritan Kec Genteng
Pada hari ini, Jumat tanggal Delapan Belas bulan Juli dua ribu dua puluh dua
bertempat di SD Negeri 4 Kembiritan, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, telah
diadakan Rapat Dewan Pendidik untuk membahas dan menetapkan Team Pencegahan
Bullying pada SD Negeri 4 Kembiritan Tahun 2023.
Demikian Berita Acara Rapat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai tindak
lanjut dari hasil rapat.
18
19
20