Kelompok 3 M. Hasbullah Dhara, Putri Agustina, Jannatin Adnin, Dwi Putri Rohali S., Chusnul Fitrih Ramdiah
Gambar 1. Jamur Saprolegnia sp.
Jamur Saprolegnia sp termasuk ke dalam kelas oomyceta, famili saprolegniaceae. Jamur ini memiliki banyak cabang dan museliumya tidak bersepta, dan dapat bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi zoospora. Jamur ini bisa menyerang ikan maupun telur ikan. Adanya gumpalan di permukaan tubuh ikan seperti kapas menyebabkan kerusakan pada kulit atau sirip karena nekrosis sel oleh penetrasihifa yang umunya terbatas pada epidermis dan dermis. Ciri lain dari serangan jamur ini adalah terdapat luka borok pada kulit, umumnya pada kepala dan insang. Penyakit Saprolegniosis menyerang ikan air tawar, terutama di musim dingin, menyebabkan kerugian ekonomi dalam budidaya ikan intensif. Saprolegnia sp akan menyerang kulit telur ikan dengan adhesi dan penetrasi. Saprolegnia sp. kemudian akan menembus chorion telur, lalu berkembang dan melakukan reproduksi dengan cara menyerap nutrisi yang terkandung di dalam telur. Spora tumbuh dan berkembang membentuk hifa jamur yang menyebabkan terganggunya proses respirasi. Perkembangan jamur Saprolegnia sp. Terjadi karena adanya lapisan minyak yang terdapat pada telur, dan akan menyebar pada telur yang hidup akan terinfeksi jamur yang akhirnya mengalami kematian karena respirasi telur terganggu oleh miselium jamur. Infeksi jamur Saprolegnia sp dipicu oleh kondisi lingkungan yang kurang baik antara lain rendahnya kualitas air, kurangnya nutrisi, temperatur air yang tidak optimal. Serangan penyakit dipicu oleh faktor stres akibat luka selama penanganan, nutrisi pakan yang buruk, kejutan suhu, infeksi parasit eksternal, pemijahan berulang. Diagnosa dari jamur saprolegnia sp. pada ikan yaitu dengan melakukan pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan pada tubuh ikan, terutama pada luka dan/atau di sekitar sirip ikan. Pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan secara mikroskopis pada slide glass. Isolasi cendawan pada media agar dan diidentifikasi secara morfometris.
Gambaran 2. Histopatologi kulit benih ikan lele yang terinfeksi Saprolegnia.,
pewarnaan HE, perbesaran 400x. Keterangan : (d) epidermis; (e) basal layer. Pada gambar 3 diatas terlihat bahwa terdapat perubahan jaringan pada kulit benih ikan lele yang terinfeksi oleh Saprolegniasp. yaitu nekrosis pada sel mukus, sel mukus ini mengalami keru-sakan sel yang mengakibatkan hilangnya sel mukus dan kelenjar mukus pada permukaan kulit benih ikan lele. Sel yang telah mengalami nekrosis ini tidak dapatmenyerap zat warna pada proses pewar-naan HE sehingga pada preparat histo-patologi sel mukus dan kelenjar mukus ini tidak dapat terbaca.
Gambar 3. Benih ikan patin (Pangasius spp.) yang terserang penyakit
saprolegniasis akibat penanganan yang kurang baik. Tindakan pengobatan yang perlu dilakukan pada ikan yang terserang jamur Saprolegnia sp dengan merendam ikan dengan larutan Permanganas kalikus (PK) 10 ppm, malachyte green 60 gr/m3 selama 15 menit atau dalam larutan garam 20 mg/liter air.