Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IKAN HIAS DAN AKUASKAP

Cara Kultur Spirulina sp. dan Peranannya Dalam Akuakultur


Dosen Pengampu:

Disusun oleh: Kelompok 7


Wardha Verchaningrum 205080507113005
Ashyar Akhsin Nurrahman 205080507113006
Armadania Khairina 205080507113007
Desy Rahmadani 205080507113009
Adinda Putri Pangesti 205080507113011

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PSDKU KEDIRI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang (Desy Rahmadani)....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah (Desy Rahmadani)...............................................................................4
1.3 Tujuan (Desy Rahmadani)..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat (Adinda Putri Pangesti).................................................5
2.2 Fase Pertumbuhan (Adinda Putri Pangesti)......................................................................5
2.3 Reproduksi dan Perkembangan (Ashyar Akhsin Nurrahman).......................................6
2.4 Kualitaas Air (Ashyar Akhsin Nurrahman)......................................................................6
2.5 Kebutuhan Nutrisi (Wardha Verchaningrum)..................................................................6
2.6 Peranan Dalam Akuakultur (Wardha Verchaningrum)..................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................7
4.1 Kesimpulan (Armadania Khairina)...................................................................................7
4.2 Saran (Armadania Khairina)..............................................................................................7

i
DAFTAR GAMBAR

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang (Desy Rahmadani)

Menurut Buwono dan Nurhasanah (2018) Spirulina sp. merupakan mikroalga yang memiliki
penyebaran yang luas dan dapat ditemukan di perairan tawar, laut, maupun payau. Spirulina sp.
merupakan mikroalga berwarna hijau kebiruan berfilamen yang terdiri dari sel-sel silindris yang
membentuk koloni dimana selnnya membentuk filament terpilin menyerupai spiral. Spirulina sp.
banyak digunakan sebagai pakan alami benih karena memiliki kandungan protein yang tinggi dengan
kandungan lemak yang relatif rendah. Protein yang terkandung pada Spirulina sekitar 60% hingga
70% dan lemak 1,5 hingga 12%. Mikroalga ini juga menjadi pakan tambahan pada ikan hias karena
mengandung banyak pigmen sehingga pemberian pakan ini mampu menambah warna pada ikan hias.
Selain sebagai pakan, Spirunila juga dapat digunakan sebagai imunostimulan, obat-obatan, kosmetik
dan pewarna alami.
Leksono, et al. (2017) mengatakan bahwa Spirulina sp digunakan sebagai pakan alami untuk
benih larva udang dan ikan karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Mikroalga ini memiliki
kandungan vitamin B1, B3, B6, B12, pro vitamin A dan vitamin E. Selain itu, mikroalga ini juga
kaya akan protein. Menggunakan mikroalga jenis ini sebagai pakan alami memiliki keuntungan
diantaranya yaitu ukurang yang sesuai dengan bukaan mulut larva ikan dan udang, pergerakan yang
mampu merangsang pemangsa untuk memakannya, mudah dikultur, serta mampu berkembang biak
dengan baik dan cepat dalam waktu yang singkat sehingga ketersediaanya tetap terjaga. Melihat
prospek Spirulina sp. yang luas menjadikan banyak pembudidaya ingin mengkultur Spirulina sp.
Kultur Spirulina sp, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu skala laboratorium dan skala massal.
Pertumbuhan populasi dapat diamati dari pertambahan jumlah sel atau kepadatan sel dan ukuran sel.
Berdasarkan kepadatan sel dapat diamati pola pertumbuhan sehingga dapat ditentukan waktu panen
yang tepat.
Peran Spirulina sp dalam bidang akuakultur sangat penting karena barperan sebagai
produsen primer utama yang berfungsi sebagai awal aliran energi dalam rantai makanan. Spirulina
sp dan jenis mikroalga lainya menjadi sumber utama makanan bagi ikan herbivora. Memiliki ukuran
tubuh yang kecil namun kaya akan nutrisi, cocok sebagai pakan utama bagi larva udang dan ikan
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.

3
1.2 Rumusan Masalah (Desy Rahmadani)

1. Bagaimana morfologi dan habitat Spirulina sp?

2. Bagaimana fase pertumbuhan yang dilalui Spirulina sp?

3. Bagaimana cara reproduksi dan perkembangan serta pertumbuhan Spirulina sp?

4. Bagaimana kualitas air yang baik untuk pertumbuhan Spirulina sp?

5. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh Spirulina sp untuk menunjang pertumbuhanya

6. Apa peranan Spirulina sp dalam bidang akuakultur?

1.3 Tujuan (Desy Rahmadani)

1. Untuk mengetahui morfologi dan habitat Spirulina sp

2. Untuk mengetahui fase pertumbuhan dari Spirulina sp

3. Untuk mengetahui cara reproduksi, perkembangan serta pertumbuhan Spirulina sp

4. Untuk mengetahui kualitas air yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan Spirulina sp

5. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan

Spirulina sp

6. Untuk mengetahui peran Spirulina sp dalam bidang akuakultur

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat (Adinda Putri Pangesti)

Spirulina sp. merupakan jenis mikroalga yang memiliki bentuk spiral yang bergabung
menjadi satu memliki sel berkoloni membentuk filamen terpilin mempunyai spiral, tidak bercabang,
autotrof, dan berwarna biru kehijauan. Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang
merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12
μm. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas. Spirulina sp. berwarna hijau
tua di dalam koloni besar yang berasal dari klorofil dalam jumlah tinggi. Spirulina sp. memiliki
struktur trichoma spiral dengan filamen–filamen bersifat mortal dan tidak memiliki heterosit. Sel
Spirulina sp. berukuran relatif besar yaitu 110 μm, sehingga dalam proses pemanenan dengan
menggunakan kertas saring lebih mudah.

Struktur sel Spirulina sp. hampir sama dengan tipe sel alga lainnya dari golongan
cyanobacteria Dinding sel Spirulina sp. terdiri dan beberapa lapisan yaitu mukopolimer. Komponen
pektin dan dibagian luarnya terdapat lapisan lender yang terbuat dan polisakanida dan tidak
mengandung bahan selulosa. Dibawah mikroskop electron dapat diketahui bahwa struktur dinding
Spirulina sp. terdini dan empat lapis. Spirulina sp. dapat tumbuh dengan baik di danau, air tawar, air
laut, dan media tanah. Spirulina sp. juga memiliki kemampuan untuk tumbuh di media yang
mempunyai alkalinitas tinggi (pH 8,5-11), dimana mikroorganisme lainnya tidak bisa tumbuh dengan
baik dalam kondisi ini. Suhu terendah untuk Spirulina sp. platensis untuk hidup adalah 15⁰C, dan
pertumbuhan yang optimal adalah 35-40⁰C.

2.2 Fase Pertumbuhan (Adinda Putri Pangesti)

Pertumbuhan Spirulina sp. terjadi dalam empat fase yaitu fase lag (adaptasi), fase logaritmik,
fase stasioner dan fase deklinasi (kematian). Fase stasioner yaitu fase pertumbuhan stasioner ditandai
dengan seimbangnya laju pertumbuhan dengan laju kematian, karena pertambahan kepadatan populasi
seimbang dengan laju kematian sehingga tidak ada lagi pertumbuhan populasi. Pada penelitian ini,
fase stasioner pada setiap perlakuan tidak terlihat dengan jelas. Hal ini kemungkinan karena fase
stasioner berlangsung dengan cepat sehingga tidak teramati dalam selang waktu 24 jam. kisaran suhu
yang optimal bagi pertumbuhan Spirulina sp. yaitu antara 20˚C-30˚C. Sedangkan salinitas yang
optimal untuk pertumbuhan Spirulina sp. adalah berkisar antara 15-20 ‰.

5
Suhu dan salintas adalah faktor yang penting bagi penyebaran dan tingkah laku alga hijau
biru. Kebanyakan alga hijau biru bersifat eury thermal dan eury haline, sehingga pengaruh ke dua
factor tersebut pada alga hijau biru relatif lebih kecil dibanding pengaruhnya pada alga jenis lain.
Salinitas berpengaruh terhadap orgasme air dalam mempertahankan tekanan osmotiknya. Kebanyakan
alga memperlihatkan terjadinya hambatan proses fotosintesis setelah dipindahkan pada medium
dengan salinitas yang lebih tinggi atau tekanan osmotic yang lebih tinggi. Dengan adanya salinitas air
medium yang sesuai dengan suhu yang optimal maka pertumbuhan Spirulina sp. dapat berlaju dengan
baik. Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk
silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer.

2.3 Siklus Reproduksi (Ashyar Akhsin Nurrahman)

Siklus hidup Spirulina sp. yaitu proses reproduksinya disempurnakan dengan


fragmentasi dari trikoma yang telah dewasa. Reproduksi Spirulina sp. terjadi secara aseksual
(pembelahan sel) yaitu dengan memutus filamen menjadi satuan- satuan sel yang membentuk filamen
baru. Ada tiga tahap dasar pada reproduksi Spirulina sp. yaitu proses fragmentasi trikoma,
pembesaran dan pematangan sel hormogonia, serta perpanjangan trikoma Sel. Selanjutnya trikoma
dewasa dapat dibagi menjadi filamen atau hormogonia, dan sel-sel di hormogonia akan meningkat
melalui pembelahan biner, tumbuh memanjang dan membentuk spiral.
Siklus reproduksi mikroalga tersebut berlangsung melalui pembentukan hormogonium yang
dimulai ketika salah satu atau beberapa sel yang terdapat di tengah-tengah trikoma yang mengalami
kematian dan membentuk badan yang disebut cakram pemisah berbentuk bikonkaf. Sel-sel mati yang
disebut nekrida tersebut akan putus dengan segera, kemudian trikoma terfragmentasi menjadi koloni
sel yang terdiri atas 2-4 sel yang disebut hormogonia dan memisahkan diri dari filamen induk untuk
menjadi trichoma baru. Hormogonia memperbanyak sel dengan pembelahan pada sel terminal. Tahap
akhir proses pendewasaan sel ditandai terbentuknya granula pada sitoplasma dan perubahan warna sel
menjadi hijau kebiruan.

2.4 Kualitaas Air (Ashyar Akhsin Nurrahman)

Alga dapat ditanam di kolam terbuka dan danau. Penggunaan sistem terbuka ini dapat membuat
alga mudah diserang oleh kontaminasi spesies alga lain dan bakteri. Akan tetapi, saat ini telah berhasil
dikembangkan beberapa spesies alga yang mampu ditanam pada lahan terbuka dan meminimalisir
adanya kontaminasi spesies lain. Misalnya penanaman spirulina (salah satu jenis alga) pada suatu
kolam terbuka dapat menghilangkan kemungkinan kontaminasi spesies lain secara luas karena
spirulina bersifat agresif dan tumbuh pada lingkungan dengan pH yang sangat tinggi. Sistem terbuka

6
juga memiliki sistem kontrol yang lemah, misalnya dalam mengatur temperatur air, konsentrasi
karbon dioksida & kondisi pencahayaan. Sedangkan keuntungan penggunaan sistem terbuka adalah
metode ini merupakan cara yang murah untuk memproduksi alga karena hanya perlu dibuatkan sirkuit
parit atau kolam.

2.5 Kebutuhan Nutrisi (Wardha Verchaningrum)

kdjhd

2.6 Peranan Dalam Akuakultur (Wardha Verchaningrum)

jjdnj

7
BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan (Armadania Khairina)

jsdjhdjsh

4.2 Saran (Armadania Khairina)

hdhgh

8
DAFTAR PUSTAKA

Budiardi, T., Utomo, N. B. P., & Santosa, A. (2010). Growth performance and nutrition value
of Spirulina sp. under different photoperiod. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(2), 146-
156.
Hariyati, R. (2008). Pertumbuhan dan biomassa spirulina sp dalam skala laboratoris. Bioma,
10(1), 19-22.
Nurhasanah, R. Q. (2020, Juni 17). Spirulina Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll.
Melek Perikanan.

Buwono, N. R., & Nurhasanah, R. Q. (2018). Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. pada
Skala Kultur yang Berbeda [Study of Spirulina sp. Population Growth in The Different
Culture Scale]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(1), 26-33.
Leksono, A. W., & Mutiara, D. (2017). Penggunaan Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi
dari Azolla pinnata Terhadap Kepadatan Sel Spirulina sp. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan
dan Budidaya Perairan, 12(1).

Anda mungkin juga menyukai