UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PSDKU KEDIRI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang (Desy Rahmadani)....................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah (Desy Rahmadani)...............................................................................4
1.3 Tujuan (Desy Rahmadani)..................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
2.1 Biologi, Morfologi, dan Habitat (Adinda Putri Pangesti).................................................5
2.2 Fase Pertumbuhan (Adinda Putri Pangesti)......................................................................5
2.3 Reproduksi dan Perkembangan (Ashyar Akhsin Nurrahman).......................................6
2.4 Kualitaas Air (Ashyar Akhsin Nurrahman)......................................................................6
2.5 Kebutuhan Nutrisi (Wardha Verchaningrum)..................................................................6
2.6 Peranan Dalam Akuakultur (Wardha Verchaningrum)..................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................7
4.1 Kesimpulan (Armadania Khairina)...................................................................................7
4.2 Saran (Armadania Khairina)..............................................................................................7
i
DAFTAR GAMBAR
ii
BAB I PENDAHULUAN
Menurut Buwono dan Nurhasanah (2018) Spirulina sp. merupakan mikroalga yang memiliki
penyebaran yang luas dan dapat ditemukan di perairan tawar, laut, maupun payau. Spirulina sp.
merupakan mikroalga berwarna hijau kebiruan berfilamen yang terdiri dari sel-sel silindris yang
membentuk koloni dimana selnnya membentuk filament terpilin menyerupai spiral. Spirulina sp.
banyak digunakan sebagai pakan alami benih karena memiliki kandungan protein yang tinggi dengan
kandungan lemak yang relatif rendah. Protein yang terkandung pada Spirulina sekitar 60% hingga
70% dan lemak 1,5 hingga 12%. Mikroalga ini juga menjadi pakan tambahan pada ikan hias karena
mengandung banyak pigmen sehingga pemberian pakan ini mampu menambah warna pada ikan hias.
Selain sebagai pakan, Spirunila juga dapat digunakan sebagai imunostimulan, obat-obatan, kosmetik
dan pewarna alami.
Leksono, et al. (2017) mengatakan bahwa Spirulina sp digunakan sebagai pakan alami untuk
benih larva udang dan ikan karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Mikroalga ini memiliki
kandungan vitamin B1, B3, B6, B12, pro vitamin A dan vitamin E. Selain itu, mikroalga ini juga
kaya akan protein. Menggunakan mikroalga jenis ini sebagai pakan alami memiliki keuntungan
diantaranya yaitu ukurang yang sesuai dengan bukaan mulut larva ikan dan udang, pergerakan yang
mampu merangsang pemangsa untuk memakannya, mudah dikultur, serta mampu berkembang biak
dengan baik dan cepat dalam waktu yang singkat sehingga ketersediaanya tetap terjaga. Melihat
prospek Spirulina sp. yang luas menjadikan banyak pembudidaya ingin mengkultur Spirulina sp.
Kultur Spirulina sp, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu skala laboratorium dan skala massal.
Pertumbuhan populasi dapat diamati dari pertambahan jumlah sel atau kepadatan sel dan ukuran sel.
Berdasarkan kepadatan sel dapat diamati pola pertumbuhan sehingga dapat ditentukan waktu panen
yang tepat.
Peran Spirulina sp dalam bidang akuakultur sangat penting karena barperan sebagai
produsen primer utama yang berfungsi sebagai awal aliran energi dalam rantai makanan. Spirulina
sp dan jenis mikroalga lainya menjadi sumber utama makanan bagi ikan herbivora. Memiliki ukuran
tubuh yang kecil namun kaya akan nutrisi, cocok sebagai pakan utama bagi larva udang dan ikan
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
3
1.2 Rumusan Masalah (Desy Rahmadani)
5. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan oleh Spirulina sp untuk menunjang pertumbuhanya
4. Untuk mengetahui kualitas air yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan Spirulina sp
5. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi yang dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan
Spirulina sp
4
BAB II PEMBAHASAN
Spirulina sp. merupakan jenis mikroalga yang memiliki bentuk spiral yang bergabung
menjadi satu memliki sel berkoloni membentuk filamen terpilin mempunyai spiral, tidak bercabang,
autotrof, dan berwarna biru kehijauan. Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang
merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12
μm. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas. Spirulina sp. berwarna hijau
tua di dalam koloni besar yang berasal dari klorofil dalam jumlah tinggi. Spirulina sp. memiliki
struktur trichoma spiral dengan filamen–filamen bersifat mortal dan tidak memiliki heterosit. Sel
Spirulina sp. berukuran relatif besar yaitu 110 μm, sehingga dalam proses pemanenan dengan
menggunakan kertas saring lebih mudah.
Struktur sel Spirulina sp. hampir sama dengan tipe sel alga lainnya dari golongan
cyanobacteria Dinding sel Spirulina sp. terdiri dan beberapa lapisan yaitu mukopolimer. Komponen
pektin dan dibagian luarnya terdapat lapisan lender yang terbuat dan polisakanida dan tidak
mengandung bahan selulosa. Dibawah mikroskop electron dapat diketahui bahwa struktur dinding
Spirulina sp. terdini dan empat lapis. Spirulina sp. dapat tumbuh dengan baik di danau, air tawar, air
laut, dan media tanah. Spirulina sp. juga memiliki kemampuan untuk tumbuh di media yang
mempunyai alkalinitas tinggi (pH 8,5-11), dimana mikroorganisme lainnya tidak bisa tumbuh dengan
baik dalam kondisi ini. Suhu terendah untuk Spirulina sp. platensis untuk hidup adalah 15⁰C, dan
pertumbuhan yang optimal adalah 35-40⁰C.
Pertumbuhan Spirulina sp. terjadi dalam empat fase yaitu fase lag (adaptasi), fase logaritmik,
fase stasioner dan fase deklinasi (kematian). Fase stasioner yaitu fase pertumbuhan stasioner ditandai
dengan seimbangnya laju pertumbuhan dengan laju kematian, karena pertambahan kepadatan populasi
seimbang dengan laju kematian sehingga tidak ada lagi pertumbuhan populasi. Pada penelitian ini,
fase stasioner pada setiap perlakuan tidak terlihat dengan jelas. Hal ini kemungkinan karena fase
stasioner berlangsung dengan cepat sehingga tidak teramati dalam selang waktu 24 jam. kisaran suhu
yang optimal bagi pertumbuhan Spirulina sp. yaitu antara 20˚C-30˚C. Sedangkan salinitas yang
optimal untuk pertumbuhan Spirulina sp. adalah berkisar antara 15-20 ‰.
5
Suhu dan salintas adalah faktor yang penting bagi penyebaran dan tingkah laku alga hijau
biru. Kebanyakan alga hijau biru bersifat eury thermal dan eury haline, sehingga pengaruh ke dua
factor tersebut pada alga hijau biru relatif lebih kecil dibanding pengaruhnya pada alga jenis lain.
Salinitas berpengaruh terhadap orgasme air dalam mempertahankan tekanan osmotiknya. Kebanyakan
alga memperlihatkan terjadinya hambatan proses fotosintesis setelah dipindahkan pada medium
dengan salinitas yang lebih tinggi atau tekanan osmotic yang lebih tinggi. Dengan adanya salinitas air
medium yang sesuai dengan suhu yang optimal maka pertumbuhan Spirulina sp. dapat berlaju dengan
baik. Bentuk tubuh Spirulina sp. yang menyerupai benang merupakan rangkaian sel yang berbentuk
silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer.
Alga dapat ditanam di kolam terbuka dan danau. Penggunaan sistem terbuka ini dapat membuat
alga mudah diserang oleh kontaminasi spesies alga lain dan bakteri. Akan tetapi, saat ini telah berhasil
dikembangkan beberapa spesies alga yang mampu ditanam pada lahan terbuka dan meminimalisir
adanya kontaminasi spesies lain. Misalnya penanaman spirulina (salah satu jenis alga) pada suatu
kolam terbuka dapat menghilangkan kemungkinan kontaminasi spesies lain secara luas karena
spirulina bersifat agresif dan tumbuh pada lingkungan dengan pH yang sangat tinggi. Sistem terbuka
6
juga memiliki sistem kontrol yang lemah, misalnya dalam mengatur temperatur air, konsentrasi
karbon dioksida & kondisi pencahayaan. Sedangkan keuntungan penggunaan sistem terbuka adalah
metode ini merupakan cara yang murah untuk memproduksi alga karena hanya perlu dibuatkan sirkuit
parit atau kolam.
kdjhd
jjdnj
7
BAB III PENUTUP
jsdjhdjsh
hdhgh
8
DAFTAR PUSTAKA
Budiardi, T., Utomo, N. B. P., & Santosa, A. (2010). Growth performance and nutrition value
of Spirulina sp. under different photoperiod. Jurnal Akuakultur Indonesia, 9(2), 146-
156.
Hariyati, R. (2008). Pertumbuhan dan biomassa spirulina sp dalam skala laboratoris. Bioma,
10(1), 19-22.
Nurhasanah, R. Q. (2020, Juni 17). Spirulina Sp Adalah; Klasifikasi, Morfologi, Habitat Dll.
Melek Perikanan.
Buwono, N. R., & Nurhasanah, R. Q. (2018). Studi Pertumbuhan Populasi Spirulina sp. pada
Skala Kultur yang Berbeda [Study of Spirulina sp. Population Growth in The Different
Culture Scale]. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 10(1), 26-33.
Leksono, A. W., & Mutiara, D. (2017). Penggunaan Pupuk Organik Cair Hasil Fermentasi
dari Azolla pinnata Terhadap Kepadatan Sel Spirulina sp. Jurnal Ilmu-ilmu Perikanan
dan Budidaya Perairan, 12(1).