Diterbitkan : 9 September 2021 11:05 Sumber : MODUL GURU PENGGERAK Penulis : YUDI PRASTOMO RPP Terkait : RPP Bahasa Inggris Kelas IX Sem.1, Sub Tema Iklan NILAI GURU PENGGERAK “KOLABORATIF” A. LATAR BELAKANG Pembelajaran yang bermanfaat adalah pembelajaran yang sangat di nantikan oleh semua pihak. Diantaranya orang tua, murid dan masyarakat pada umumnya. Karena orang tua telah mempercayakan pendidikan di sekolah sangat berharap besar pada satuan pendidikan tersebut. Begitu juga dengan masyarakat dimana seseorang akan terlihat keberhasilannya di bidang pendidikan. Dalam filosofi KHD tertulis “ Masyarakat adalah tujuan akhir sebuah pendidikan, dimana seseorang akan membaur dan berkolaborasi dengan mereka”. Kita sebagai pendidik senantiasa harus mampu membangun hubungan yang positif dengan pemangku kepentingan yang berada di sekolah ataupun luar sekolah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sebenarnya. B. DESKRIPSI AKSI NYATA Pada aksi nyata kali ini saya mengangkat salah satu nilai guru penggerak yaitu “ kolaborasi”. Suatu kebanggaan bagi saya manakala bisa menjalin hubungan yang positif dengan lembaga / institusi di luar sekolah. Secara tidak langsung dapat mewujudkan tujuan pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya bicara tentang ilmu pengetahuan saja, akan tetapi ada unsur keterampilan , karakter, sosial budaya yang akan mewarnai makna pembelajaran yang sesungguhnya. Hal ini menjadi sesuatu sangat penting untuk saya tuangkan dalam aksi nyata ini. Ada beberapa kolaborasi yang sudah saya lakukan di antaranya: 1. Kolaborasi dengan rekan guru dalam kegiatan PPDB sekolah Penerimaan peserta didik baru bagi sekolah kami menjadi adalah kegiatan yang akan menjadi pondasi kelangsungan hidup sekoalah. Letak sekolah SMP Muhammadiyah Purworejo yang berad di tengah kota dan harus mampu bersaing dengan sekolah negeri favorit di kabupaten kami. Untuk mencapai hasil yang maksimal saya menggandeng semua warga sekolah untuk ikut andil dalam kegiatan PPDB. Dengan kolaborasi yang baik di tambah komunikasi yang positif saya dan panitia mampu melaksanakan tugas sekolah dengan baik , terbukti sekolah kami masih bisa bersaing di usia yang ke 75 tahun. 2. Kolaborasi dengan KONI Kabupaten Purworejo Disamping seorang guru saya adalah ketua harian cabang olahraga sepak takraw di bawah KONI sebagai induk olahraga tingkat Kabupaten. Olahraga sepak takraw sudah saya tekuni sejak saya di bangku SMP. Kegiatan saya sebagai pengurus adalah menggali potensi tingkat pelajar dan umum dalam olahraga ini. Membina dan mencetak atlit yang akan kami promosikan di tingkat Kedu dan Provinsi adalah tugas utama kami sebagai pengurus. Banyak atlit yang sudah kami hasilkan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah lanjutan ataupun umum di wilayah binaan. Berinteraksi dengan generasi pelajar yang mempunyai hobi sama menjadi satu tujuan saya sebagai guru untuk memberikan pembelajaran terutama dalam hal pembentukan karakter atlit kami. Bagaimana menghargai sesama, menjunjung sportifitas, berjiwa besar, tidak putus asa, tanggung jawab, mandiri,kerja sama adalah tujuan kami. Saya yakin bahwa dengan kolaborasi dengan lembaga atau intitusi lain di luar sekolah akan berkontribusi dalam mewujudkan pembelajaran dan pembentukan karakter anak terutama di usia pelajar. 3. Kolaborasi dengan lingkungan masyarakat Saya tinggal di sebuah perkampungan yang jauh dari perkotaan. Mayoritas penduduknya menggeluti kerajinan bambu sebagai mata pencaharian utama. Membuat kursi bambu, lincak ataupun sejenisnya menggunakan bambu sebagai bahan utamanya. Berawal dari melihat limbah bambu/sisa bambu hasil kerajinan muncul pemikiran saya untuk memanfaatkannya. Hingga munculah ide kreatif saya untuk memanfaatkan sisa kerajinan bambu untuk dimanfaatkan menjadi kerangka layang- layang. Kegiatan anak – anak usia sekolah mulai dari SD, SMP atau SMA yang cenderung banyak waktu luang menjadi modal saya untuk mengajak mereka menggeluti pemanfaatan sisa kerajinan. Tidak butuh waktu lama untuk mengajak mereka, karena pekerjaan yang mudah dan menyenagkan. Sangat antusias menjalani kegiatan ini. Di tambah lagi setelah menjadi layang-layang mempunyai nilai jual yang sangat fantasti untuk ukuran pelajar. Satu layang-layang yang siyap terbang berkisar 40 ribu hingga 200 ribu tergantung ukuran, bentuk dan motifnya. Disamping memanfaatkan waktu luang, memanfaatkan limbah bambu juga mempunyai nilai ekonomi yang bisa di gunakan untuk menunjang kebutuhan sekolah mereka. Tanpa meminta uang lagi kepada orang tua mereka mampu membeli kebutuhan sekolah mereka mulai dari buku, LKS, Sepatu hingga tas sekolah. Sungguh membanggakan dan hal yang membuat saya berarti di lingkunagn saya tinggal. Atas dasar ini saya percaya bahwa keterampilan yang di ajarkan oleh seorang guru mampu membentuk karakter yang di harapkan seperti mandiri, gotong-royong dan tanggung jawab. Bekal keterampilan ini akan dapat mereka gunakan kelak manakala membaur di masyarakat dan ini sangat sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara.