Anda di halaman 1dari 55

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP


PEDAGANG TERHADAP PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI
PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

JULIA FINOLA IFANASARI


NPM. 2013201025

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2024
ii

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP PEDAGANG


TERHADAP PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI PANTAI PANJANG KOTA
BENGKULU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

OLEH

JULIA FINOLA IFANASARI


NPM 2013201025

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2024
iii

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP PEDAGANG


TERHADAP PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI PANTAI PANJANG KOTA
BENGKULU

OLEH

JULIA FINOLA IFANASARI

NPM 2013201025

PEMBIMBING

Dr. Eva Oktavidiati, M.Si


NIDN. 0005106802
iv

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN SIKAP


PEDAGANG TERHADAP PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DI
PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU

OLEH:

JULIA FINOLA IFANASARI


NPM: 2013201025

DEWAN PENGUJI

Nama TandaTangan

1. Dr. Eva Oktavidiati, M.Si ( ........................ )


(Pembimbing)

2. (……………….)
(Penguji I)

3. (……………….)
(Penguji II)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Dr. Eva Oktavidiati, M.Si


NIDN. 0005106802
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Proposal Skripsi ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan,

Pendidikan Dan Sikap Pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah di

Pantai Panjang Kota Bengkulu.”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini banyak

bantuan yang telah diberikan kepada penulis, untuk itu dengan rasa tulus dan

segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Eva Oktavidiati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Bengkulu dan Pembimbing dalam penulisan

Proposal Skripsi ini yang telah bersedia membimbing Penulis sehingga

Proposal Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Ibu Nopiawati, SKM., M.KM, selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Bengkulu.

3. Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan di Fakultas Ilmu Kesehatan yang sudah

memberikan bantuan dalam penyelesaian Proposal Skripsi ini.

4. Teman-teman Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang saling

membantu dalam memberikan motivasi serta dorongan dalam penulisan

Proposal Skripsi ini.

5. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian


vi

penulisan Proposal Skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan

kepada semua pihak yang sudah memberikan bantuan dalam penulisan Proposal

Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Skripsi ini

masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu Penulis

dengan segala kerendahan hati membuka diri terhadap semua kritik dan saran

yang bersifat membangun untuk Penulis jadikan bahan perbaikandalam

penulisan Proposal Skripsi ini kedepannya. Harapan Penulis semoga Proposal

Skripsi ini dapat dilanjutkan ke tahap Skripsi.

Bengkulu, Januari
2024

Julia Finola Ifanasari


vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
BAB 1 (PENDAHULUAN) .............................................................................
1.1 Latar Belakang ............................................................................................
1.2 Indentifikasi Masalah ..................................................................................
1.3 Pembatasan Masalah......................................................................................
1.4 Rumusan Masalah .......................................................................................
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian.......................................................................................
1.7 Keaslian Penelitian ......................................................................................
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)...................................................................
2.1 Perilaku Membuang Sampah ........................................................................
2.1.1 Pengertian Perilaku................................................................................
2.1.2 Teori Perilaku .......................................................................................
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku ........................................
2.1.4 Perubahan Perilaku ..............................................................................
2.1.5 Sampah....................................................................................................
2.1.6 Pengertian Sampah ..............................................................................
2.1.7 Jenis-Jenis Sampah ..............................................................................
2.1.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah............................
2.1.9 Dampak Sampah ..................................................................................
2.2 Determinan Perilaku Dalam Membuang Sampah.........................................
2.3.1 Pengetahuan...........................................................................................
2.3.2 Pendidikan ...........................................................................................
2.3.3 Sikap................................................................................................................
viii

2.4 Kerangka Teori ...........................................................................................


2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................
2.6 Hipotesis .....................................................................................................
BAB III (METODE PENELITIAN)...............................................................
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ..................................................................
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................
3.3 Populasi dan Sample ...................................................................................
3.4 Definisi Operasional Variabel......................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................
3.6 Teknik Analisa Data ...................................................................................
Daftar Pustaka ................................................................................................
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Kerangka Teori.............................................................................


Gambar 2.5 Kerangka Konsep .........................................................................
x

DAFTAR TABEL

Table 1.7 Keaslian Penelitian............................................................................


Table 3.1 Definisi Operasional Variabel ...........................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambahan jumlah penduduk adalah salah satu faktor naiknya

jumlah timbunan sampah. Tahun 2025 perkiraan jumlah penduduk

Indonesia adalah sebesar 284.829.000 orang atau bertambah 23.713.544

dari tahun 2016. Jika diasumsikan jumlah sampah yang dihasilkan per tahun

adalah sama maka jumlah sampah yang akan bertambah adalah sebesar

5.928.386 ton (tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia mencapai

65.200.000 ton per tahun dengan penduduk sebanyak 261.115.456 orang,

KLHK dan Kementrian Perindustrian dalam World Bank) (Statistik

Lingkungan Hidup Indonesia, 2018).

Jumlah Penduduk Kota Bengkulu tahun 2022 sebanyak 375.526

jiwa berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Bengkulu per agustus 2022 dan Jumlah sampah timbunan yang di angkut ke

TPA kg/hari (0,68kg/hari): 255.357 Kg/hari yang masuk ke TPA (tempat

pembuangan akhir) berdasarkan jumlah penduduk Kota Bengkulu(Riduan,

2023).

Kota Bengkulu memiliki 4 (empat) tempat pariwisata utama yang

menjadi tempat berkunjungnya wisatawan. 4 (empat) tempat pariwisata

tersebut yaitu Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah, Rumah Bung

Karno dan Benteng Marlborough. Proses pengembangan wisata di Kota

Bengkulu terus dikembangkan sampai sekarang, Khususnya Pantai Panjang

1
2

yang selalu mengalami perbaikan-perbaikan dalam meningkatkan

kunjungan wisatawan Kota Bengkulu.

Pantai Panjang merupakan pantai pasir putih dengan garis pantai

halus yang membentang terletak di Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan

Teluk Segara, dan Kecamatan Ratu Samban. Pantai Panjang terletak sejajar

dengan Pantai Tapak Paderi dan Pantai Jakat. Batas wilayah Pantai Panjang

yaitu, Utara dengan daerah Kelurahan Penurunan, Selatan dengan Samudera

Hindia, Barat dengan Kelurahan Sumur Meleleh, Pasar Pantai Malabro, dan

Timur dengan daerah Lempuing Nusa Indah. Sebaran serta kepadatan

penduduk Kota Bengkulu khusus Kecamatan Ratu Agung, jumlah

penduduk sebanyak 50567 jiwa dengan kepadatan penduduk 4596 perkm2,

untuk Kecamatan Ratu Samban jumlah penduduk di kecamatan ini

sebanyak 25290 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 8905 perkm2,

sedangkan untuk Kecamatan Gading Cempaka jumlah penduduk sebanyak

43360 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 3007 perkm2. (Badan

Pusat Statistik, 2017).

Saat ini kebutuhan masyarakat untuk berwisata cenderung

meningkat. Secara sederhana kita dapat melihat bahwa di lokasi daerah atau

kota tempat kita tinggal banyak lokasi wisata baru yang muncul akhir-akhir

ini. Meningkatnya jumlah anggota masyarakat yang berkunjung ke lokasi

wisata, akan berdampak pada kebutuhan sanitasi di lokasi-lokasi wisata

tersebut. Dengan sendirinya, pengusaha, pemerintah dan masyarakat

umum, harus menyediakan berbagai sarana sanitasi untuk kenyamanan dan

kesehatan para pengunjung (Muryani & Sujarno, 2018).


3

Aktivitas pariwisata yang dilakukan antara pedagang dengan pelaku

wisata, secara langsung dan tidak langsung, dapat menyebabkan adanya

timbunan sampah setiap harinya. Kajian dari United Nations Environment

Proggramme (UNEP) menyatakan bahwa pedagang rata-rata menghasilkan

enam kali lebih banyak sampah saat mereka berlibur (WWF-Indonesia,

2015).

Kebijakan penyelenggaraan kepariwisataan melalui Peraturan

Daerah (Perda) No 06 tahun 2016 tentang penyelenggaraan kepariwisataan

Daerah Kota Bengkulu pasal 5 tentang penyelenggaraan pariwisata yang

bertujuan untuk meninggkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan melestarikan alam lingkungan, sumber daya,

Penyelenggaraannya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota

(Pallewa, 2017).

Permasalahan sampah tersebut bila dibiarkan berlarut maka dapat

mengganggu kenyamanan dan menurunkan daya tarik wisata. Sumber

timbunan sampah di pantai- pantai wisata berasal dari pedagang dan pelaku

usaha pariwisata. Produksi sampah terus bertambah seiring banyaknya

pedagang yang berjualan di kawasan pantai tersebut. Pengelolaan sampah

tidak hanya dilihat dari aspek teknis saja, akan tetapi juga non teknis seperti

bagaimana melibatkan pelaku usaha penghasil sampah agar ikut

berpartisipasi secara aktif atau pasif dalam aktivitas penanganan sampah

sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.

Terbentuknya perilaku akan dipengaruhi oleh pengetahuan,

pendidikan dan sikap. Perilaku pedagang dipengaruhi oleh wawasan dan


4

cara pandang dan faktor lain yang berkaitan dengan tindakan yang baik

terhadap masalah pembuangan sampah.

Berdasarkah hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti, Di

Pantai Panjang ditemukan sampah yang banyak dan di buang sembarangan,

banyak pedagang yang membuang sampah bukan di tempat yang

seharusnya. Berdasarkan hasil wawancara kepada pedagang, dilihat dari

mereka yang tidak mengetahui persyaratan tempat sampah yang kedap air

dan masih belum memisahkan sampah organik dan anorganik, Mereka

membiarkan sampah yang menumpuk dan berpendapat bahwa petugas

kebersihan yang akan mengambil sampah dan memisahkan sampah

tersebut. Melihat kondisi itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang "Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Sikap

Pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah Di Pantai Panjang Kota

Bengkulu"

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dindentifikasikan

permasalahan antara lain adalah kurangnya kesadaran pedagang terhadap

perilaku membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

1.3 Pambatasan Masalah

Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Pengetahuan pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah di Pantai

Panjang Kota Bengkulu.


5

2. Pendidikan pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah di Pantai

Panjang Kota Bengkulu.

3. Sikap pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah di Pantai

Panjang Kota Bengkulu

4. Perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pantai Panjang Kota


Bengkulu

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Hubungan

Pengetahuan, Pendidikan Dan Sikap Pedagang Terhadap Perilaku

Membuang Sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

1.5 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Pengetahuan, Pendidikan Dan Sikap

Pedagang Terhadap Perilaku Membuang Sampah di Pantai Panjang

Kota Bengkulu.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan pengetahuan pedagang Terhadap Perilaku

Membuang Sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

b. Mengetahui hubungan pendidikan pedagang Terhadap Perilaku

Membuang Sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

c. Mengetahui hubungan sikap pedagang Terhadap Perilaku

Membuang Sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu

d. Mengetahui perilaku pedagang dalam membuang sampah di Pantai

Panjang Kota Bengkulu


6

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Mengetahui perilaku pedagang dalam membuang sampah di

Pantai Panjang Kota Bengkulu.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber

informasi tentang membuang sampah di Pantai Panjang Kota

Bengkulu.

1.7 Keaslian Penelitian


Judul Persamaa Hasil
No Peneliti Perbedaan
Penelitian n Penelitian
1 (Apriyanth Hubungan -Sama- - Menemukan
i, 2022) Pengetahua sama Perbedaan bahwa para
n dan membahas nyapada pengunjung
Perilaku tentang lokasi dan pantai
Pengunjung sanitasi waktu memiliki
Wisata lingkungan penelitian tingkat
Pantai di -desain -Variabel pengetahuan
Bali Selatan crossectio penelitian cukup baik
Dalam na l dan sampel (45%) dalam
Membuang penelitian memahami
Sampah dampak
Masker pembuangan
sampah
masker
terhadap
pariwisata
pantai dan
sebanyak 35%
pengunjung
berperilaku
baik dalam
membuang
sampah masker
dipantai.
2 (Sari, Gambaran - - Dari hasil
2021) pengetahuan Membahas perbedaan penelitian
sikap dan tentang ya pada 1. Penget
7

perilaku sampah lokasi, ahuan setiap


pengunjung -desain waktu pengunjung
dalam crossection penelitian pantai
pengelolaan al -variabel mertasari
sampah di penelitian dalam
pantai pengeloloaan
mertasari sampah
dinilai
dengan 20
Pertanyaan
dan
didapatkan
hasil yaitu
sebanyak 28
orang (35%)
memiliki
pengetahuan
yang kurang
Baik dan
Sebanyak 52
Orang (65%)
memiliki
pengetahuan
yang baik.
Sikap
pengunjung
pantai
mertasari
dalam
pengelolaan
sampah
dinilai
dengan 6
pertanyaan
dan
didapatkan
hasil yaitu
sebanyak
22 orang
(27,5%)
Memiliki
sikap negatif
dan
Sebanyak 58
Orang
(72,5%)
memiliki
sikap positif.
8

3.Perilaku
pengunjung
pantai
Mertasari
dalam
pengelolaan
sampah
dinilai
dengan 6
Pertanyaan dan
didapatkan
hasil yaitu
sebanyak 28
orang (35%)
memiliki
perilaku yang
kurang baik
dan 52 orang
(65%)
memiliki
perilaku yang
baik
3 (Nuraisya Pengetahua - - Hasil
h, 2021) n, sikap dan Membahas perbedaan penelitian ini
perilaku tentang nya pada mayoritas
masyarakat sampah lokasi pendidikan
dalam -Waktu responden
pemilahan penelitian adalah
dan -Metode sekolah dasar
pengolahan penelitian dan tingkat
sampah pengetahuan
dan perilaku
tentang
pemilahan
sampah masih
rendah.
Dengan
demikian
tidak terdapat
pengaruh
terhadap
pengetahuan,
sikap
dan perilaku
warga mitra.
Sehingga
dapat
disimpulkan
9

bahwa
kesadaran dari
warga belum
ada untuk
memilah dan
mengolah
sampah
anorganik
menjadi lebih
bernilai
ekonomi.
4 (Masjhoer, Partisipasi - - Hasil
2018) pelaku Membahas perbedaan penelitian ini
usaha tentang nya pada menunjukkan
pariwisata sampah lokasi bahwa tingkat
dalam -Waktu partisipasi
pengelolaan penelitian pelaku usaha
sampah di -Metode dalam
pantai penelitian pengelolaan
pulang sampah di
sawal, Pantai Pulang
Kabupaten Sawal terbagi
Gunung menjadi empat
Kidul,Yogya variabel yaitu
karta partisipasi
dalam proses
pelaksanaan,
partisipasi
dalam
pengambilan
manfaat, dan
partisipasi
dalam evaluasi.
5 (Ahmad, Hubungan - - Hasil
2022) pengetahua Memba perbedaan penelitian ini
n, sikap dan has nya pada menunjukkan
ketersediaa tentang lokasi bahwa
n sarana sampah -Waktu pengelolaan
dengan -desain penelitian sampah di
pengelolaan crossection Kecamatan
sampah di al Jaro
Kecamatan Sebagia besar
Jaro kurang (53,6%)
Kabupaten
Tabalong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Membuang Sampah

2.1.1 Pengertian Perilaku

Perilaku menggambarkan kecenderungan seseorang untuk

bertindak, berbuat atau melakukan aktivitas dalam kehidupan

sehari-hari. Beberapa pengertian mengenai perilaku yang

ditemukakan oleh para ahli menurut Herri ZP dan Nomora LL dalam

Aisyah (2018) meliputi :

a) Menurut JP Chaplin perilaku adalah reaksi, perbuatan

aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan atau jawaban yang

dilakukan seseorang seperti proses berpikir, bekerja,

hubungan seks dan sebagainya.

b) Menurut Ian Pavlon perilaku adalah keseluruhan atau totalitas

kegiatan akibat belajar dari pengalaman sebelumnya dan

dipelajari melalui proses penguatan dan pengkodisian.

c) Menurut Bandura perilaku adalah reaksi insting bawaan dari

berbagai stimulus yang direseptor dalam otak dan akibat

pengalaman belajar.

Perilaku membuang sampah adalah membuang sampah pada

tempatnya, tapi saat situasi di sekelilingnya tidak mendukung

10
11

sehingga terpaksa buang sampah sembarang (Novita, 2018).

Indonesia meludah dan membuang sampah sembarangan kebiasaan

yang lazim dilakukan, sampai- sampai karena sering biasanya,

masyarakat sudah sangat memakluminya orang yang sangat sadar

etika dan keindahan, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan yang

tidak sadar (Duha, 2018).

2.1.2 Teori Perilaku

Benyamin Bloom (1908), dalam Notoatmodjo (2020),

seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia

menjadi tiga domain, ranah atau kawasan yakni :

a. Pengetahuan (Knowledge)- Kongnitif

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penghidung, perasa dan peraba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior).

Pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif

mempunyai enam tingkatan sebagai berikut:

1) Tahu (Know), diartikan sebagai pengingat akan suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang


12

diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar.

3) Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya.

4) Analisis (analysis), adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu stuktur organisasi dan

masih ada kaitannnya satu sama lain.

5) Sintesis (syntesis), menunjukkan kepada suatu kempuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk

menjelaskan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.

b. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupkan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupkan suatu

tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan

suatu perilaku (Effendi & Makfudli, 2018). Sikap sendiri atas

berbagai tingkatan sebagai berikut Notoatmodjo (2018), 1)


13

Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang (subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2) Merespon

(responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. 3) Menghargai (valuinting), mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

indikasi sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (responsible) atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2020) faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap perilaku. Ia menyatakan bahwa

perilaku sesorang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

Faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah

dan mendasari untuk terjadinya perilaku tertentu. Faktor

predisposisi secara umum dapat dikatakan sebagai pertimbangan-

pertimbangan personal dari suatu individu atau kelompok yang

mempengaruhi terjadinya perilaku. Pertimbangan tersebut dapat

mendukung atau menghambat terjadinya perilaku. Faktor yang

termasuk kedalam kelompok faktor predisposisi antara lain

pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, persepsi, dan beberapa

karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan.


14

b. Faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan

atau memfasilitasi perilaku dan kemudahan untuk mencapainya.

Faktor- faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas,

poliklinik, posyandu, polindes, dan sebagainya, ketercapaian

pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun segi biaya dan

sosial; adanya peraturan- peraturan dan komitmen masyarakat

dalam menunjang perilaku tertentu tersebut. Faktor ini merupakan

kondisi dari lingkungan, memfasilitasi dilakukannya suatu tindakan

oleh individu atau organisasi.

c. Faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor penguat merupakan faktor yang untuk terjadinya

perilaku tersebut. Faktor penguat merupakan faktor yang

memperkuat suatu perilaku dengan memberikan penghargaan secara

terus menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya suatu

pengulangan. Faktor ini juga meliputi konsekuensi dari tindakan

yang menentukan apakah pelaku menerima umpan balik yang positif

dan akan mendapat dukungan sosial. Kelompok factor penguat

meliputi pendapat, dukungan sosial, pengaruh teman, kritik baik dari

teman-taman atau lingkungan bahkan saran dan umpan balik dari

petugas kesehatan.
15

2.1.4 Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku itu sendiri tidaklah terjadi secara

langsung melainkan melalui lima tahap yang oleh Lewin disebut

sebagai tahap- tahap "mencair sampai membeku kembali". Suatu

perilaku atau kebiasaan itu dapat diibaratkan sebagai air yang

membeku. Maka jika kebiasaan/perilaku itu akan diubah, haruslah

dicairkan dulu, diberi bentuk baru, untuk kemudia dibekukan

kembali dalam bentuknya yang baru itu. Proses dimulai dengan 1)

Tahap pencairan, di mana individu mencari berbagai informasi

sehubungan dengan hal/perilaku baru tersebut, serta menyiapkan

diri untuk berubah kebiasaan lamanya. 2) Tahap diagnosa masalah.

Tahap ini individu mulai mengidentifikasi semua kemungkinan yang

berkaitan dengan perilaku yang baru, keuntungannya, hambatannya

dan resikonya jika perilaku itu diterima atau ditolaknya. 3) Tahap

penentuan tujuan, berdasarkan pertimbangan tadi maka individu

menentukan tujuan dari perubahan perilaku tersebut. 4) Tahap

penerimaan perilaku baru yang merupakan fase di mana individu

mulai mencoba mempraktekkan perilaku baru dan mengevaluasi

dampak dari perubahan perilaku tersebut. 5) Tahap pembekuan

kembali, jika ternyata perilaku itu berdampak positif dan nyata

manfaatnya maka perilaku tersebut akan diterima (Alhamda, 2019).


16

2.2 Sampah

2.2.1 Pengertian Sampah

Sampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian

dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah

adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil

aktivitas manusia alam yang belum memiliki ekonomis. Bentuk

sampah bisa berada dalam sifat fase materi, yaitu padat, cair dan gas.

Kehidupan manusia, sebagai besar jumlah sampah berasal dari

aktivitas industri, seperti konsumsi, pertambangan dan manufuktur.

Sumber sampah terbanyak berasal dari pasar tradisional dan

pemukiman. Volume tumpukan sampah memiliki nilai sebanding

dengan konsumsi masyarakat terhadap material yang digunakan

dalam kehidupan sehari-hari (Hartono, 2018).

Sampah (MSW) adalah termasuk materi kertas, sayuran,

plastik, logam tektil, karet dan kakaca. Pembuangan Sampah

(MSW) adalah tugas besar di negara-negara berkembang di seluruh

dunia. Sampah tersebut salah satudari industri produk mulai yang

ramah lingkungan sampai yang membahayakan. Analisis

Pengkajian Siklus Hidup (LCA) sebagai tujuan proses untu

mengevalusi beban lingkungan yang terkait dengan produk

dihasilkan, masih sering masalah pembuangan akhir dan masalah

daur ulang sampah. Sampah sampai sekarang sangat bermasalah

karena kurangnya peraturan nasional/lemahnya penegak hukum

mengenai promosi daur ulang sampah (Azwar, 2018).


17

2.2.2 Jenis-Jenis Sampah

Jenis sampah yang ada di sekitar cukup beraneka ragam, ada

yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,

sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan,

sampah perternakan, sampah intitusi/kantor/sekolah dan

sebagainya.

a. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-

bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat

biodegrable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui

proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan

bahan organik. Termasuk sampah organik misalnya sampah dapur,

sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik),

tepung, sayuran, kulit buah daun dan ranting (Basriyanta, 2019).

Penanganan sampah organik ini amat penting, mengingat

produksinya yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sampah

anorganik. Semakin jauh dari pusat kota, yaitu 60-70%. Sementara,

dipeDesaan jumlahnya mencapai 70-75% dari total sampah. Sampah

organik selanjutnya diolah menjadi kompos melalui proses

fermentasi (Guntoro, 2018).

b. Sanpah Nonorganik

Sampah anoarganik adalah sampah yang dihasilkan dari

bahan- bahan non-hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil

proses teknologi pengelolahan bahan tambang. Sampah anorganik


18

dibedakan menjadi sampah logam dan produk-produk olahannya,

sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah

detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diuraikan oleh

alam/mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegrable).

Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu

yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya

botol plastik, botol gelas, tas plastik dan kaleng (Basriyanta, 2018).

Sampah anorganik pasti bukan berasal dari makhluk hidup.

Prinsip daur ulang (recyle) berlaku dalam proses pengelolahan

sampah anorganik seperi plastik dan logam. Ada beberapa bahan

plastik yang hanya bisa didaur ulang 1-2 kali. Namun, pada dasarnya

plastik tidak boleh didaur ulang lebih dari dua kali karena berbahaya

bagi kesehatan (Mulyono, 2018).

c. Sampah Cair

Sampah cair adalah bahanj cairan yang telah dipakai dan

tidak diperlukan lagi kemudian di buang ketempat pembuangan

sampah. Sampah cair ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1) Limbah hitam, sampah cair dari toilet. Sampah ini mengandung

patagon yang berbahaya.

2) Limbah rumah tangga, sampah cair yang dihasilkan dari dapur,

kamar madi dan tempat cucian. Sampah ini dimungkinkan

mengandung patogen (Pynkyawati & Whadamaputera, 2018).

Limbah cair merupakan sisa pembuangan yang dihasilkan

dari suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi. Tidak semua
19

limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku penghasil

biogas, hanya limbah cair organik yang bisa digunakan sebagai

bahan baku biogas. Pengelolahan limbah cair untuk biogas

dilakukan dengan anaerob yang diisi dengan media penyangga yang

berfungsi sebagai tempat melekatnya bakteri anaerob (Hambali,

2018).

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah

Menurut Riska (2021), beberapa faktor penting yang

mempengaruhi sampah antara lain:

a. Jumlah penduduk

Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak

penduduk, semakin banyak pula sampahnya.

b. Keadaan sosial ekonomi

Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin

banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap

harinya.

c. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas

sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam,

cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam

dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya

2.2.4 Dampak Sampah

Chandra (2018), Menjelaskan mengenai dampak positif dan negatif

dari sampah, sebagai berikut :


20

a. Dampak Positif

Penggololaan sampah yang baik akan memberikan

pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya

antara lain:

1) Sampah dapat dipergunakan untuk menimbun tanah

seperti rawa-rawa dan daratan

2) Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk.

3) Dapat diberikan untuk makanan ternak melalui proses

pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk

mencegah pengaruh yang buruk dari sampah ternak.

4) Berkurangnya tempat untuk berkembangbiak

serangga atau binatang pengerat.

5) Menurunkan insiden penyakit menular yang erat

hubungan dengan sampah.

6) Keadaan estetika lingkungan yang bersih

menimbulkan kegairahan hidup bagi masyarakat.

Pemanfaatan sampah dapat dilakukan dengan teknik

pengelolahan menjadi yang berguna antara lain kompos, dan gas

bio.

1) Kompos adalah pengelolahan sampah secara biologis

dan berlangsung dalam suasana aerobik (berjalan

relatif cepat dan tidak menimbulkan bau dan

anaerobik (berjalan lambat dan menimbulakan bau).


21

2) Gas bio adalah bahan bakar yang diperoleh dari

bahan-bahan organik, termasuk kotoran manusia,

kotoran hewan sisa-sia pertanian ataupun campuran,

melalui proses fermentasi dan pembusukan oleh

bakteri anaerobik pada alat yang dinamakan

penghasil bio.

b. Dampak Negatif

Dampak negatif sampah sebagai berikut :

1) Terhadap Kesehatan

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadi

tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti

lalat atau tikus sehingga insiden penyakit tertentu

akan meningkat.

b. Kecelakaan-kecelakaan timbul karena membuang

sampah secara sembarangan, misalnya luka oleh

benda tajam seperti besi, kaca dan lain- lain.

c. Gangguan psikosomatis seperti sesak nafas,

insomnia, stress dan lain-lain menurun.

2) Terhadap Lingkungan

a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dimata.

b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme

akan menghasilkan gas- gas tertentu yang

menimbulkan bau busuk.


22

c. Pembakaran sampah dapat menimbulkan

pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang lebih

luas.

d. Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan

menyebakan aliran terganggu dan saluran air akan

menjadi dangkal.

e. Bila hujan tiba akan menyebabkan banjir dan

mengakibatkan pencemaran pada sumber air

permukaan atau sumur menjadi dangkal menurun.

3) Terhadap Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan

keadaan sosal budaya masyarakat setempat.

b. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok,

akan menurunkan minat dan hasrat pedagang untuk

datang berkunjung ke daerah tersebut.

c. Angka kesakitan meningkat dan

mengurangi hari kerja sehingga

menyebabkan produktifitas masyarakat menurun.

2.3 Determinan Perilaku Dalam Membuang Sampah

3.2.1 Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni


23

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoatmodjo, 2020).

Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang. Merupakan berbagai

gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan

indrawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indra

atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau sebelumnya (Moeliono, 2017).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Wawan & Dewi, 2019), Pengetahuan yang

dicakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan,

yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan

tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu

yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagi suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,


24

dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya. Aplikasi juga dapat diartikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih

ada kaitannya satu sama lain.

5) Sistesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Selain itu, sintesis

adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi- formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evalutation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau


25

objek. Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria-

kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Sumber-Sumber Pengetahuan

Menurut (Wawan & Dewi, 2019), Sumber-sumber

pengetahuan ada dua macam, yaitu sebagai berikut :

1) Pengetahuan Empris atau Posteriori

Pengetahuan empiris atau posteriori lebih menekankan

pengamatan dan pengalaman indrawi. Bisa didapatkan

dengan melakukan pengamatan dan observasi yang

dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan

empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi

manusia yang terjadi berulang kali.

2) Pengetahuan Rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme didapatkan melalui akal budi,

lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori,

tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya

pengetahuan tentang matematika.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoatmodjo,2020), Dalam memperoleh

pengetahuan dapat digunakan dengan 2 cara yaitu :


26

1) Cara Tradisional

a) Cara Coba Salah adalah cara yang paling tradisional

untuk melalui coba-coba atau dengan kata yang

mudah dikenal. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan tersebut, bila tidak

berhasil dicoba kemungkinan yang lain.

b) Cara Kekuasaan atau Otoritas yaitu prinsip dalam

prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikomunikasikan orang yang mempunyai kekuatan

tanpa menguji atau membuktikan kebenarannya

terlebih dahulu baik berdasarkan faktor empiris atau

berdasarkan pengalaman sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi pengalaman

merupakan sumber pengetahuan atau merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang ada pada masa lalu.

Pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk

menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar

diperlukan berfikir kritis dan logis.

d) Melalui Jalan Pikir dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan


27

pikirnya.

2) Cara Modern

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan

observasi langsung dan membuat pencacatan- pencatatan

terhadap semua fakta sebelumnya dengan objek

penelitian.

e. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo,

2020). Menurut Arikunto (2017), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

1) Baik jika jawaban benar kuesioner >75%-100%,

2) Cukup jika jawaban benar kuesioner 56%-75%

3) Kurang jika jawaban benar kuesioner < 56%.

3.2.2 Pendidikan

a. Pengertian Pendidikan

Menurut Notoatmodjo (2016), pendidikan yaitu usaha

kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau


28

meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan

itu dapat berdiri sendiri. Menurut Ahmad D. Marimba dalam Hafid

(2017), Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju

terbentuknya kepribadian yang utama.

b. Jenis Pendidikan

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 dalam Hafid (2017)

pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

1) Pendidikan formal adalah pendidikan yang terseruktur yang

berjenjang, sistematis dengan mengikuti syarat-syarat yang

jelas dan ketat (dari TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi).

2) Pendidikan informal merupakan pendidikan (pada umumnya)

dilakukan diluar sekolah yang secara potansial dapat

membantu dan menggantikan pendidikan formal dalam aspek

tertentu.

3) Pendidikan Non Formal adalah pendidikan yang diperoleh

seseseorang dari pengalaman hidup sehari-hari, seumur hidup

diperoleh dari dalam keluarga, pergaulan dan lingkungan.

c. Jenjang Pendidikan

Menurut UU RI No 20 tahun 2003 dalam Hafid (2017)

jenjang pendidikan adalah tahapan dalam pendidikan berkelanjutan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat pengembangan peserta didik,

serta keleluasaan dan kedalaman bahan pengajaran yang terdiri

atau tiga bagian yaitu:


29

1) Pendidikan DasarYaitu warga Negara yang berumur 6-7 tahun

wajib mengikuti pendidikan dasar dan SLTP atau pendidikan

sederajat.

2) Pendidikan Menengah Adalah lanjutan dari pendidikan dasar,

lamanya 3 tahun diselenggarakan di SLTA atau pendidikan

yang sederajat.

3) Pendidikan tinggi Yaitu pendidikan yang diselenggarakan di

perguruan tinggi yang dapat berupa akademik, politeknik,

sekolah tinggi, universitas yang termasuk perguruan tinggi

adalah D1, D2, D3, S1, S2 dan S3

3.2.3 Sikap

a. Definisi sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap juga

merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk

bertingkah laku jika menghadapi suatu rangsangan tertentu. Sikap

juga didefinisikan sebagai kesiapan menanggapi suatu yang

sifatnya positif atau negative terhadap objek atau situasi secara

konsisten (Notoatmodjo, 2020).

Sikap mempunyai daya pendorong, sikap bukan sekedar

rekaman masa lalu tetapi juga menentukan apa yang disukai,

diharapkan dan diinginkan mengesampingkan apa yang tidak

diinginkan dan apa yang harus dihindari (Ahmadi, 2018).


30

b. Komponen pokok sikap

Wawan & Dewi 2019, menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok, yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

4) Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap

yang utuh. Penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan,

berpikir, keyakinan dan emosi memegang peran penting.

c. Unsur-unsur yang dapat membentuk sikap

1) Pengalaman pribadi Bahwa tidak adanya pengalaman sama

sekali dengan suatu objek psikologis Pengcenderung akan

membentuk sikap negative terhadap objek.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya

individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau

searah dengan sikap yang dianggap penting. Kecenderungan ini

antara lain di motivasi oleh keinginan untuk menghindari

konflik dengan orang tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan Pengaruh lingkungan (termasuk di

dalamnya kebudayaan) dapat membentuk kepribadian

seseorang.

5) Media massa berbagai bentuk media massa mempunyai

pengaruh besar dalam membentuk opini dan kepercayaan

seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal


31

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.

d. Tingkatan dalam sikap

Notoatmodjo (2020), Menjelaskan beberapa tingkatan

sikap yaitu sebagai berikut :

1) Menerima (receiving) diartikan bahwa seseorang mau

menerima dan memperhatikan stimulasi yang berlaku (objek)

2) Merespon (responding), seseorang memberikan jawaban

apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan

3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung Jawab (responsible), bertanggung jawab atas

segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

e. Pembentukan sikap

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang

dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan

saling mempengaruhi diantara individu satu dengan yang lain,

terjadi hubungan yang timbal balik yang turut mempengaruhi pola

perilaku masing-masing individu sebagai suatu anggota

masyarakat. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi kebudayaan, orang

lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga

agama, serta faktor emosi dalam diri individu. Dalam psikologi

pendidikan mengatakan bahwa sikap terhadap sesuatu dipengaruhi


32

oleh bakat, minat, pengalaman, intensitas perasaan dan situasi

lingkungan (Ahmadi, 2018).

f. Pengukuran sikap

Pengukuran sikap diukur secara kuantitatip dengan

menerapkan skala likert, pertanyaan dibuatkan skor 1-5. Apabila

responden menjawab sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S)

diberi skor 4, (R) ragu diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor

2, sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Pertanyaan positif diberi

skor 5, 4, 3, 2, dan 1; sedangkan bentuk pertanyaan negatif diberi

skor 1, 2, 3, 4, dan 5 (Azwar, 2018).

Menurut Budiman dan Riyanto (2018), hasil pengukuran

sikap berupa sikap mendukung (positif) dan kurang mendukung

(negatif). Jika skor yang didapat nilai median maka mempunyai

sikap cenderung lebih mendukung atau positif. Sebaliknya jika

skor yang didapat nilai median maka mempunyai sikap cenderung

kurang mendukung atau negatif.

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan teori tersebut yang dipengaruhi berbagai

macam faktor, Penulis menggunakan teori Lawrance Green (1998) tentang

aspek yang mempengaruhi perilaku terdiri dari Faktor Predisposisi

(Predisposing Factor) yang mencakup pengetahuan,pendidikan dan sikap,

Faktor Pendukung (Enabling Factor), dan Faktor Penguat (Reinforcing

Factor)
33

Meningkatkan
pemahaman
Pengetahuan pedagang bahwa
pentingnya
membuang
sampah pada
tempatnya

Mempermudah
Akses Informasi Meningkatkan
kesadaran pedagang
dan Meningkatkan
Pendidikan dalam membuang
Pengetahuan
Dalam Membuang sampah pada
tempatnya
Sampah

Meningkatkan
respon diri
Sikap positif dalam Perilaku kesehatan
membuang menjadi baik
sampah pada
tempatnya

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : L. Green (1980), Notoatmojo (2020)


34

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Pendidikan Perilaku Membuang Sampah

Sikap

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan pendidikan pedagang terhadap perilaku

membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan pendidikan pedagang terhadap perilaku

membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan pedagang terhadap perilaku

membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan pengetahuan pedagang terhadap perilaku

membuang membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu

HO : Tidak ada hubungan sikap pedagang terhadap perilaku

membuang sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

Ha : Ada hubungan sikap pedagang terhadap perilaku membuang

sampah di Pantai Panjang Kota Bengkulu


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan

studi Cross Sectional. Penelitian Cross Sectional adalah penelitian yang

mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu, fenomena

yang diteliti adalah selama satu periode pengumpulan data. Cross sectional

tepat digunakan untuk menjelaskan status fenomena atau menjelaskan

hubungan fenomena pada satu titik tertentu (Notoatmodjo, 2018).

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

3.2.1 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2024 sampai

dengan selesai.

3.2.2 Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Wisata Pantai Panjang

Kota Bengkulu Tahun 2024.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah pedagang yang

berada di Pantai Panjang Kota Bengkulu yang berawal dari pantai

pasir putih sampai Pantai Sport Center Kota Bengkulu jumlahnya

sebanyak 255 pedagang.

35
36

3.3.2 Sampel

Bagian yang diambil dari keseluruhan pedagang yang diteliti dan

dianggap mewakili populasi untuk menentukan besar sample maka

digunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

N
𝑛=
1 + N(e)2
255
𝑛=
1 + 255(0,1)2
255
𝑛=
1 + 255(0,010)
255
𝑛=
3,55

𝑛 = 71,83 = 72

Jadi, sample yang diambil sebanyak 72

responden. Keterangan :

n = Jumlah Sample

N = Besar Populasi

e2 = Standar Error (10%)

a. Kriteria inklusi

1. Pedagang yang bersedia menjadi responden

2. Mengisi kuesioner dengan lengkap

b. Kriteria Eksklusi

1. Pedagang yang tidak bersedia menjadi responden


37

2. Kuesioner yang diisi tidak lengkap

3.4 Definisi Oprasional Variable

Definisi oprasional merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian.tujian dari defenisi oprasional adalah untuk menghilangkan

ketidak jelasan dan perbedaan pengertian dari konsep konsep pokok dalam

penelitian ini. Adapun definisi oprasional dalam penelitian ini dapat dilihat

dari table berikut :

Tabel 3.1
Definisi Oprasional
Definisi
Alat Cara Skala
Variabel Oprasion Hasil Ukur
Ukur Ukur Ukur
al
1. Variabel Dependen
Perilaku Aktivitas Kuesione Skor Skor perilaku Ordina
Membua yang r dikategorikan l
ng dilakukan menjadi:
0. Kurag jika
Sampah oleh
skor <50%
pedagang 1. Cukup jika
dalam skor 50- 75%
membuang 2. Baik jika
sampah skor > 75%
(Tuliman,2016)
2. Variabel Independen
Pengetah Segala kuesioner Skor Skor Ordinal
uan sesuatu pengetahuan
yang dikategorikan
menjadi:
diketahui
0. Kurang jika
pedagang skor < 56%
tentang 1. Cukup jika
pembuang skor 56-75%
an sampah 2. Baik jika
skor > 75%
(Arikunto,2017)
Pendidik Pendidik Kuesione Skor Skor Ordina
an an r pendidikan l
terakhir dikategorikan
yang menjadi :
38

Dimiliki 0. Dasar jika


oleh lulusan SD
pedagang atau SMP
sederajat
1. Menengah
jika lulusan
SMA
sederajat
2. Tinggi jika
lulusan
penguruan
tinggi
( Hafid, 2017)
Sikap Tanggapan Kuesione Skor Skor sikap Ordina
atau r dikategorikan l
respon menjadi :
0. Negatif jika
pedagang
skor < 60%
dalam 1. Positif jika
membuang skor
sampah 60-100%
(Riyanto, 2018)

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

3.5.1.1 Data Primer

Data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti

Instrume penelitian ini dibuat sesuai variabel penelitian.

Alat pengumpul data dalar penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner terdiri dari sedereta pertanyaan yang

diajukan kepada sampel. Proses penentuan nilai setia poin

pernyataan menggunakan metode goutman dan Likert

Summate Ratings (LRS), dengan empat alternatif jawaban.

(Kuesioner terlampir).
39

Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang beri

pernyataan yang berkaitan dengan data yang diteliti yaitu

data variab independent (pengetahuan,pendidikan dan

sikap) pedagang. Untuk variabel pengetahuan diukur

menggunakan skala goutman dan variabel sikap diukur

menggunakan skala Likert, dengan skor 5 (SS Sangat

Setuju), 4 (S Setuju), 3 (R = Ragu), 2 (TS Tidak Setuju) dan

1 (STS Sangat Tidak Setuju). Sedangkan kuesioner untuk

variabel dependen yaitu perilaku membuang sampah,

dengan skor: 5 (SS- Sangat Setuju) (S Setuju), 3 (R =

Ragu), 2 (TS Tidak Setuju) dan 1 (STS Sangat Tidak

Setuju).

3.5.1.2 Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung dari responden, yang mendukung data primer.

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang diambil

dari buku digital, jurnal, berbagai literasi, artikel, lembaga-

lembaga terkait penilitian, studi kepustakaan dari beberapa

sumber referensi yang terkait dan lainnya guna mendukung

topik penelitian. (Herman, 2016)

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Data didapat dengan menggunakan wawancara dan

observasi berupa kuesioner (lembar pertanyaan dan peryataan)

untuk mengukur variabel independen yaitu (pengetahuan,


40

pendidikan dan sikap) pedagang dan variabel dependen yaitu

(perilaku membuang sampah) di Pantai Panjang Kota Bengkulu.

(Herman, 2016)

3.6 Teknik Analisa Data

3.6.1 Teknik Pengolahan Data

a. Editing (pengendalian

Mengecek atau mengoreksi kuesioner yang telah diberikan

kepada responden. Kuesioner yang diberikan pada responden

telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak ada kuesioner yang

perlu dibuang karena tidak lengkap dalam menjawab dan

kuesioner yang dibagikan kembali semua.

b. Coding

Data yang sudah dikumpulkan dapat berupa kalimat yang

pendek atau panjang, untuk mempermudah analisa, maka

jawaban tersebut perlu diberi kode. Cara memberikan kode

yaitu dengan memberikan angka pada tiap jawaban

c. Processing

Setelah diedit dan dikoding, diproses melalui program computer

d. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah diproses apakah ada kesalahan atau

tidak.( Notoatmodjo, 2013)


41

3.6.2 Analisis data

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan

pengetahuan,pendidikan dan sikap terhadap perilaku pedagang

dalam perilaku membuang sampah. Deskripsi data berbentuk

numerik akan dilakukan perhitungan nilai mean, median,

modus, minimal, maksimal dan standar deviasi, sementara data

kategorik digunakan analisis distribusi frekuensi dan

persentase dalam hal ini digunakan untuk mendeskripsikan

variabel pengetahuan, pendidikan, dan sikap dalam perilaku

membuang sampah sampah. (Hasnidar, 2020)

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independen (pengetahuan,pendidikan dan sikap

pedagang) dengan variabel dependen (perilaku membuang

sampah) dengan menggunakan uji statistik Chi- Square

(Hasnidar, dkk. 2020)


DAFTAR PUSTAKA

A.Wawan dan Dewi M. 2019, Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Manusia, Nuha Medika.

Ahmad (2022) Hubungan pengetahuan, sikap, dan ketersediaan sarana

Kecamatan dengan pengelolaan Jaro Tabalong. Jurnal Uniska Volume 2, No

12.

Ahmadi, A. (2018). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Ahmadi, R. (2018).

Profesi Keguruan. Yogyakarta: Ar - ruzz Media.

Aisyah M, Ali. 2018. Pendidikan Karakter : Konsep dan Implementasinya. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Alhamda S. (2019). Buku ajar sosiologi kesehatan. In

Deepublish. https://doi.org/10.26630/jk.v10i3.1389.

Apriyanthi, D, P, R. V. 2022. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pengunjun

Wisata Pantai di Bali Selatan dalam Membuang Sampah Masker. Jurnal

limu Lingkungan Volume 20 Issue 3 (2022): 609-614.

Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Renika Cipta.

Azwar, S. (2018). Sikap Manusia. Rineka Cipta.

Azwar. (2018). Defenisi Pengelolaan Sampah. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. (2017). statistik indonesia 2017.

03220.1709.https://www.bps.go.id/publication/2017/07/26/b598fa587f511

2432533a656/s tatistik-indonesia-2017.html.

42
43

Badan Pusat Statistik. (2018). statistik lingkungan hidup indonesia 2018. In

04320.1803. https://www.bps.go.id.

Basriyanta. (2018). Memanen Sampah. Yogyakarta: Kanisius.

Budiman, & Riyanto, A. (2018). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan da Sikap

dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika.

Chandra, Budiman. (2018). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Duha,

T. (2018). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Deepublish.

Efendi, Ferry dan Makhfudli (2018). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan

Praktik Dalam Keperawatan, Jakarta Salemba Medika.

Guntoro, S. (2018). Meramu Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan. Jakarta: Agro

Media Pustaka.

Hafid, A. (2017). Konsep dasar ilmu pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hambali, E., S. Mujdalipah, TA. Halomon, A. Wanes, dan R. Hendroko. 2018.

Teknologi Bioenergi. Jakarta: Agromedia.

Hartono, Rudi (2018). Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Swadaya.

Group. Helaluddin dan Wijaya.

Hasnidar, D. (2020). ilmu kesehatan masyarakat.

https://books.google.com/books/about/Ilmu_Kesehatan_Masyarakat.html?

hl=i d&id=dP0BEAAAQBAJ.

Heri, S. (2022). https://images.app.goo.gl/yvEBevJxdezyqYRF8 Herman, S.

(2016). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif.


44

Masjhoer, J. M. (2018). Partisipasi Pelaku Usaha Pariwisata dalam Pengelolaan

Sampah di Pantai Pulang Sawal, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Jurnal Pariwisata Terapan, 2(2), 122. https://doi.org/10.22146/jpt.43179.

Moeliono, A. M. (2017). Kamus Besar Bahasa Indonesia. EGC.

Mulyono. (2018). Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) & Kompos darı

Sampah Rumah Tangga. Agro Media Pustaka.

Notoatmodjo, D. S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. In Rineka Cipta:

Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2020). Kesehatan masyarakat ilmu & perilaku kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2016). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan

Novita, N. (2018) Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan dan Prinsip

Perubahan Perilaku. Jakarta: Salemba Medika.

Nuraisyah, F., Solikhah, S., Rulyandari, R., Masyarakat, I. K., Masyarakat, K.,

Dahlan, U. A., Kunci, K., Pengetahuan, :, & Perilaku, P. S. (2021).

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PEMILAHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH. Journal of Community

Research and Service, Volume 5 Number 2, 58–61.

https://doi.org/https://doi.org/10.24114/jcrs.v5i2.23725.

Pallewa, A. (2017). Implementasi Kebijakan Pengembangan Pariwisata Pada Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Bengkulu. Jurnal Katalogis,Vol. 4, No. 7.


45

Pynkyawatı, Theresia dan Wahadamaputera, Shirley. (2018). Untilitas Bangunan

Modul Plambing. Jakarta: Griya Kreasi.

Riduan. (2023). PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU.

Riska Wani Eka Putri Perangin- Angin, Lismawati, Y. A. P. (2021). Perilaku

Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah (Analisis Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi). CV. Adanu Abimata.

Sari, A. 1 (2021). Gambaran pengetahuan sikap dan perilaku pengunjung dalam

pengelolaan di Pantai Mertasarı. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 11 No.1.

Anda mungkin juga menyukai