Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam Proyek perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen Jalan yang

terletak di jalan Pulau Merah-Rowojambe, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten

Banyuangi, Provinsi Jawa Timur. Penulis mengambil pokok bahasan tentang

bagaimana pelaksanaan perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen jalan.

Tujuan dari pembangunan ini adalah untuk mewujudkan konsep

perancangan yang di dalamnya menampung berbagai fungsi, dengan dibangunnya

jalan ini dapat memberikan akses jalan yang lebih nyaman dan layak untuk di

lewati warga sekitar dan para wisatawan yang menuju pantai pulau merah, pantai

mustika dan lainya.

Gambar 4.1 Rencana perkerasan berbutir dan perkerasan beton


semen Jalan
(sumber: PT. Pradnya Paramita Konsultan)

39
40

Total segmen pekerjaan ini yaitu 1,7 Km. Dimana proyek tersebut

dilakukan pekerjaan pembangunan seluruhnya dari (Sta.0+000 s/d Sta.1+756).

Selama mahasiswa melaksanakan praktek kerja lapangan ada pekerjaan –

pekerjaan yang diamati dan dilakukan analisa untuk dapat dilakukan pembahasan

di dalam laporan ini berikut hasil pengamatan dan pembahasannya.

4.1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilakukan sepenuhnya oleh kontraktor

pelaksana yang telah ditunjuk dan diawasi langsung konsultan pengawas.

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan atas gambar-gambar kerja dan

spesifikasi tekhnik umum dan khusus yang telah tercantum dalam dokumen

kontrak dan rencana kerja, mengikuti perintah atau petunjuk dari konsultan,

sehingga hasil yang dicapai akan sempurna dan sesuai dengan keinginan pemilik

proyek

Adapun ruang lingkup pekerjaan secara umum Pembangunan perkerasan

berbutir dan perkerasan beton semen Jalan yang terletak di jalan Pulau Merah-

Rowojambe, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuangi dari awal proyek

sampai akhir pekerjaan meliputi :

1. Divisi 1. Umum
1. Persiapan Dan Mobilisasi
2. Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya (Sewa)
3. Manajemen Dan Keselamatan Lalulintas
4. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

2. Divisi 5. Perkerasan Berbutir Dan Perkerasan Beton Semen


1. Perkerasan Beton Semen
2. Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus (175 kg/cm2)
3. Perkerasan Beton Semen (Opritan)
41

4.2. Umum

Pada divisi ini meliputi beberapa jenis pekerjaan yaitu:

1. Persiapan Dan Mobilisasi

Yang dimaksud dengan persiapan dan mobilisasi adalah semua

kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan

dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan.

2. Kantor Lapangan (Direksikeet) Dan Fasilitasnya (sewa)

Untuk pengadaan direksikeet ini pihak kontraktor pelaksana

menyewanya. Direksikeet ini berfungsi untuk tempat beristirahat para

pekerja dan penyimpanan material serta peralatan pekerjaan.

3. Manajemen Dan Keselamatan Lalulintas

adalah seluruh usaha pemangku kepentingan yang terorganisir dan

terintegrasi untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas dan angkutan

jalan yang ditetapkan dalam Rencana Umum Nasional Keselamatan

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan

manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju

masyarakat adil dan makmur. Pengertian K3 Menurut Keilmuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan

Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit

akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran


42

lingkungan. Pengertian K3 Menurut OHSAS 18001:2007 Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat

berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun

orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat

kerja

4.3. Perkerasan Berbutir

Pekerjaan perkerasan berbutir atau lapisan pondasi agregat adalah

sebagian perkerasan jalan yang terletak di antara badan jalan dan lapis permukaan

Terbuat dari material agregat bergradasi baik dan punya sifat-sifat

sesuaispec

Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul beban lalulintas,

lapis pondasi agregat harus benar-benar kokoh dan memiliki stabilitas tinggi

1. Sumber

Harus di pilih dari sumber yang di stujui sesuai dengan Bahan dan

Penyimpanan dari spesifikasi

2. Kelas agregat

Kelas A adalah mutu LPA untuk suatu lapisan di bawah lapisan beraspal

Kelas B adalah untuk LPB

3. Fraksi agregat kasar

Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4.75 mm harus terdiri dari

partikel atau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet

4. Fraksi agregat halus


43

Agregat halus yang lolos ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel pasir

alami atau batu pecah halus Fraksi agregat yang lolos ayakan No. 200

tidak boleh lebih besar dua per tiga dari fraksi agregat lolos ayakan No. 40

Tabel 4.1 Gradasi Lapisan Pondasi Agregat

Tabel 4.2 Sifat-Sifat Lapisan Pondasi Agregat


44

4.4. Perkerasan Beton Semen

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton

semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau

menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar,

tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal.

Table 4.3. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Perkerasan Beton Semen


45

Table 4.3. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Perkerasan Beton Semen


46

Table 4.3. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Perkerasan Beton Semen

4.4.1. Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus (175 kg/cm2)

Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete

(beton kurus), atau bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir

(sand bedding). Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan

beban lalu lintas, tetapi lebih berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas

drainase agar air dapat bebas bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-

butir tanah yang membentuk tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi

bawah dari bahan berbutir harus memenuhi persyaratan sebagai filter material.

Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton

meliputi berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian

seperlunya pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu,

menambahkan air dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan

alinyemen dan potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

Pembentukan permukaan secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau

dari segi jumlah beton yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.


47

Tabel 4.4. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Lapis Fondasi Bawah


Beton Kurus (175 kg/cm2)
48

Tabel 4.4. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Lapis Fondasi Bawah


Beton Kurus (175 kg/cm2)
49

Tabel 4.4. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Lapis Fondasi Bawah


Beton Kurus (175 kg/cm2)

4.4.2. Perkerasan Beton Semen (Opritan)

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton

semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau

menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar,

tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal.

(Opritan) Pengertian Oprit jembatan adalah timbunan tanah atau urugan di

belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari penurunan.

oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan untuk membuat
50

oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang berfungsi

menjaga kestabiltas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit jembatan berada pada

lokasi berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu diperhatikan agar

desain oprit yang dihasilkan nantinya dapat aman dan kuat sesuai dengan umur

rencana yang telah ditentukan.

Timbunan jalan pendekat jembatan yaitu segmen yang menghubungkan

konstruksi perkerasan dengan kepala jembatan merupakan segmen sepanjang

jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu sesuai alinyemen horizontal,

alinyemen vertikal dan besarnya kelandaian melintang berdasarkan gambar

rencana. Timbunan jalan penekat mulai dari ujung perkerasan jalan melalui

transisi kelandaian sampai kepala jembatan sesuai ketentuan DAMIJA (daerah

milik jalan) yang merupakan bagian dari DAMAJA (daerah manfaat jalan).

Timbunan jalan pendekat sebagai pondasi dasar yang mendukung lapis

pondasi bawah. Apabila lapis pondasi bawah tidak ada maka lapisan tanah dasar

mendukung langsung timbunan, timbunan jalan pendekat mempunyai kekuatan

dan keawetan tertentu.

Pertimbangan perencanaan timbunan jalan pendekat terhadap alinyemen

horizontal harus direncakan sesuai dengan keamanan lalu lintas dan perpanjangan

jembatan terhadap sungainya. Pertimbangan jalan pendekat terhadap alinyemen

vertikal tergantung pada muka air tinggi, muka air banjir dan kelandaian

memanjang yang sebaiknya tidak melebihi 5%.


51

Tabel 4.5. Rincian Perhitungan Volume Pekerjaan Perkerasan Beton Semen


(Opritan)

4.5. Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku

Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) didefinisikan sebagai struktur

perkerasan yang terdiri dari plat beton semen yang bersambungan (tidak menerus)

dengan atau tanpa tulangan, atau plat beton menerus dengan tulangan, yang

terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapis

permukaan.

4.5.1. Pemadatan Tanah

Tahapan pemadatan dilakukan dengan cara menggilas, memukul ataupun

mengolah tanah. Tahapan pemadatan tanah penting untuk dilakukan dan bukan

tanpa tujuan. pemadatan tanah akan meningkatkan kekuatan tanah, memperkecil

daya rembes air dan memperkecil pengaruh air terhadap lahan.

Tingkat pemadatan tanah di ukur dari berat volume kering tanah yang

dipadatkan. Bila air ditambahkan kepada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air

tersebut akan berfungsi sebagia unsur pembasah pada partikel-partikel tanah.

Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila

kadar air dalam tanah meningkat.


52

Gambar 4.2 Proses Servise Tanah


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.2. Test CBR Lapangan

CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban

penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap bahan standar dengan

kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

Gambar 4.3. Test CBR Lapangan


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)
53

4.5.3. Pemasangan Bekesting

Bekisting memiliki fungsi dalam bangunan untuk membuat bentuk dan

dimensi pada suatu konstruksi beton, dan mampu memikul beban sendiri yang

baru dicor sampai konstruksi tersebut dapat dipikul seluruh beban yang ada.

Gambar 4.4. Pemasangan Bekesting


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.4. Dmensi lahan (Opname)

Pengukuran dimensi lahan pada bekesting yang suda terpasang dapat

dilakukan dengan jarak 5 m tiap pengukuran. Pelaksanaan opname dilakukan oleh

setiap pihak yang terlibat dalam suatu proyek, diantaranya adalah pihak owner

atau pemilik pekerjaan, pihak kontraktor atau pelaksana, serta konsultan

pengawas pekerjaan.
54

Gambar 4.5. Dmensi Lahan (Opname)


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.5. Bond Breaker

adalah bahan atau material yang berguna untuk menghindari terjadinya

kelekatan atau friksi antara lapisan pondasi bawah dengan pelat beton, friksi

antara sealant dan sambungan sehingga dapat menerima beban secara merata yg

dipikul oleh pelat untuk diteruskan ke pondasi bawah, dan beban yang diterima

merata sampai pondasi bawah akan meminimalisir keretakan yang terjadi di pelat

beton.

Gambar 4.6. Pemasangan Bond Breaker


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.6. Penempatan Vibrator

Vibrator merupakan alat yang digunakan pada pekerjaan konstruksi pada

saat pengecoran. Alat ini berfungsi memadatkan adonan beton yang dimasukan

kedalam bekisting. Tujuannya adalah agar angin atau udara yang masih pada ada
55

pada adonan tersebut dapat keluar sehingga tidak menimbulkan rongga atau

lubang.

Gambar 4.7. Penempatan Vibrator


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.7. Penuangan Lem Beton

Lem Beton / Calbond ini berfungsi untuk menyambung beton yang

pengecoranya tidak bisa selesai sekaligus sehingga pertemuan antara beton lama

dan beton baru rawan terjadi keretakan.

Gambar 4.8. Penungan Lem Pada Beton Lama


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.8. Pemasangan Dudukan Ruji (Dowel)

Dudukan Ruji ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau tanah dasar

yang sudah dipersiapkan, Perlengkapan ruji ditempatkan tegak lurus sumbu jalan,
56

Kemudian ruji ditempatkan dengan kuat pada posisi yang telah ditetapkan

sehingga tekanan beton tidak akan mengganggu kedudukannya, Selanjutnya

susunan batang ruji dan dudukannya dipasang pada garis dan elevasi yang

diperlukan dan dipegang kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok,

Apabila susunan batang ruji dan dudukannya dibuat secara bagian demi bagian

maka susunan tersebut harus merupakan satu kesatuan.

Gambar 4.9. Pemasangan Dudukan Ruji (Dowel)


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.9. Slump Test

adalah pengujian yang di lakukan untuk mengetahui seberapa kental

adonan beton yang di produksi, kualitas mix design beton perlu di lakukan

pengujian dari kadar kekentalan beton itu sendiri agar mencapai kuat tekan beton

rencana, pengujian ini penting karena terdapat dua tujuan rencana yaitu:

1. Slump test beton adalah pengujian kekentalan beton segar agar beton

yang di produksi dapat mencapai kekuatan mutu beton dan

mendapatkan nilai slump beton yang baik

2. Fungsi lain dari uji slump beton adalah agar beton yanmg diproduksi

di batching plant akan sesuai dengan rencana kerja dari sebuah

bangunan yang dibangun


57

Gambar 4.10. Slump Test


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.10. Penghamparan Beton FS 45

Penghamparan Concrete (Concrete Spreading) adalah sebuah proses

dimana suatu struktur konstruksi bangunan atau konstruksi jalan membutuhkan

konstruksi yang bertahan lama yang dihamparkan dengan bantuan Truck Mixer

dan Truck Concrete Pump (Pultmeizer).

Gambar 4.11. Penghamparan Beton FS 45


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.11. Proses Grooving

Pembuatan tekstur permukaan jalan ini dimaksudkan untuk mencegah

aquaplaning atau hydroplaning, yaitu fenomena tidak adanya kontak antara ban

kendaraan dengan permukaan jalan pada waktu adanya lapisan air di permukaan
58

jalan. Hal ini sangat berbahaya terutama pada lalu lintas dengan kecepatan tinggi,

karena kendaraan menjadi tidak bias dikendalikan. Dengan adanya tekstur

permukaan jalan maka akan tersedia fasilitas drainase di bawah ban kendaraan.

Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16” (1,5 mm).

Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau

mekanis, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-

masing berjarak antara 15 sampai 20 mm.

Gambar 4.12. Proses Grooving Manual


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.12.Curing Beton

Curing beton awal dilakukan dengan curing compound pada permukaan

beton. Kemudian curing ke dua di lakukan dengan menggunakan geotekstil basah

yang di siram selama 3 hari sekali selama 7 hari


59

Gambar 4.13. Geotekstil


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.5.13.Cutting Beton

Cutting rigid pavement di lakukan cutting pada beton 12 jam setelah cor,

dan tidak melebihi 18 jam dari pemadatan akhir dengan kedalaman 75 mm per

jarak 5 meter.

Gambar 4.14. Proses Cutting


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)
60

4.5.14. Joint Sealant

Setelah permukan rigid di potong menggunakan concrete cutter, celah

hasil cutting di isi dengan joint sealant yang merupakan thermoplastic, untuk

mencegah masuknya kotoran dan terjadinya pumping. Lubang harus bersih dan

kering. Pekerjaan joint sealant pada sambungan di lakukan pada saat perkerasan

beton memenuhi masa curing berumur kurang dari 1 minggu. Pada sat

pembakaran sealant di pastikan temperature penuangan selant berada pada suhu

160 – 170 derajat celcius.

Gambar 4.15. Penuangan Sealant


(Sumber : Dokumentasi Lapangan ,2021)

4.6. Alat Dan Bahan Yang Digunakan Untuk Proses rigid pavement

Alat-alat sangat penting dalam sebuah pekerjaan. Karena pada dasarnya

peralatan sangat membantu dalam setiap pekerjaan dan bisa mempercepat

penyelesaian pekerjaan dengan jumlah yang hanya tidak sedikit. Pada sub bab ini

akan dijelaskan alat dan bahan apa saja yang digunakan pada Proyek

Pembangunan perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen Jalan yang

terletak di jalan Pulau Merah-Rowojambe, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten

Banyuangi, Provinsi Jawa Timur. Berikut adalah alat dan bahan yang dipakai.

1. Excavator : merupakan alat berat yang digunakan untuk mempersiapkan


61

lahan yang hendak dipakai untuk jalan cor beton beraspal. Excavator juga

dipakai untuk membersihkan lahan, membuat kemiringan, menggali dan

juga mengurug tanah. Alat berat ini terdiri dari arm (lengan), boom (bahu)

dan bucket (bagian pengeruk) di atas trackshoe (roda rantai) yang

digerakkan dengan tenaga hidrolis dan dimotori mesin diesel.

Gambar 4.16. Excavator

2. Tandem Roller : Adalah Alat untuk memadatkan timbunan atau tanah

yang akan diratakan sehingga tanah atau timbunan menjadi padat biasanya

alat ini digunakan pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan

dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku.

Gambar 4.17. Tandem Roller.

3. Dump Truck : Dump truck atau truk jungkit adalah armada truck yang

dilengkapi dengan bak terbuka yang dioperasikan dengan sistem hidrolik.


62

Bagian depan bak truk bisa terangkat ke atas sehingga material dengan

sendirinya bergerak turun dan jatuh ke tempat yang telah ditentukan.

Dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi termasuk dalam proses

pembangunan jalan, penggunaan dump truck sangat membantu pekerjaan.

Gambar 4.18. Dump Truck

4. Truck Trailer : merupakan kendaraan bantu berukuran besar yang

digunakan untuk mengangkut alat-alat berat dari satu lokasi pengerjaan

jalan ke lokasi pengerjaan jalan lainnya. Adapun alat-alat berat yang

biasanya diangkut dengan menggunakan truck trailer antara lain excavator

dan bulldozer.

Gambar 4.19. Truck Trailer

5. Water Tank Truck : adalah truck khusus yang berfungsi mengangkut air

untuk keperluan pekerjaan pemadatan. Sesudah material selesai


63

dihamparkan, lalu dipadatkan dan lantas disiram dengan air yang diangkut

dengan water tank truck. Water tank truck berukuran besar mampu

mengangkut air hingga 5000 liter.

Gambar 4.20. Water Tank Truck

6. Jack Hammer : adalah alat yang dipakai untuk menghancurkan beton atau

membongkar bekesting. Alat ini kerap digunakan untuk pekerjaan

pembongkaran konstruksi jalan untuk perbaikan, rel kereta api dan

pekerjaan-pekerjaan sejenis lainnya.

Gambar 4.21. Jack Hammer

7. Truck Mixer : atau kerap disebut truck molen adalah armada yang

dirancang khusus untuk mengangkut beton cair. Truck mixer ini sangat

mudah dikenali karena memiliki tong besar sebagai tempat untuk

menampung beton cair yang hendak didistribusikan ke lokasi pekerjaan


64

jalan atau pekerjaan konstruksi lainnya. Jika area pengecoran tidak bisa

dijangkau dengan truck mixer, maka beton cair bisa disalurkan melalui

concrete pump atau pipa pompa beton. Bergantung pada ukurannya, truck

mixer memiliki kapasitas mulai dari 2.5m3 hingga 7m3.

Gambar 4.22. Truck Mixer

8. Concrete Vibro : atau vibrator beton adalah peralatan yang digunakan

untuk memadatkan beton yang dituangkan ke dalam bekisting. Alat ini

menghasilkan getaran yang membantu mengeluarkan gelembung-

gelembung udara dari beton sehingga menghasilkan beton yang benar-

benar kuat, merata dan tidak keropos. Concrete vibro dipakai pada

pekerjaan-pekerjaan pengecoran termasuk pengecoran pada konstruksi

jalan cor beton beraspal.

Gambar 4.23. Concrete Vibro


65

9. Vibratory Truss Screed : adalah alat yang digunakan untuk meratakan dan

memadatkan cor beton dengan daya bentang 3 meter hingga 22 meter.

Dengan daya bentang tersebut, alat ini mampu membuat waktu pengerjaan

menjadi lebih efisien. Alat konstruksi ini biasanya dipakai pada proses

pembuatan jalan beton, landasan pesawat terbang, lantai beton hingga

lapangan parkir kendaraan yang membutuhkan kerataan (level) dan

kepadatan.

Gambar 4.24. Vibratory Truss Screed

10. Concrete Cutter : adalah alat konstruksi yang dipakai untuk memotong cor

beton, aspal, keramik dan material padat lainnya. Adapun kedalaman

pemotongan dapat disesuaikan dengan pisau (blade cutter) yang

digunakan. Misalnya saja mata pisau (blade cutter) 10”, mata pisau 14”

hingga mata pisau 20”. Saat ini telah tersedia pula concrete cutter yang

dilengkapi dengan tangki air yang berfungsi untuk pendinginan dan

meminimalkan debu akibat pemotongan.


66

Gambar 4.25. Concrete Cutter

Bahan
Perker
asan 1.666.3 2.634, 54,9 2.640 4.389.163. 4.399.578. 6,2 10.414.6
M3 55,12% Berubah
Beton 49,17 00 9% ,25 721,28 403,61 5 82,33
Semen
Lapis
Fondas
i
Bawah
737.78 242, 2,24 179.128.12 133.209.1 1,6 45.918.9 Beru
5.3.(3) Beton M3 180,55 62,24
8,27 79 % 0,75 47,31 7% 73,44 bah
Kurus
(175
kg/cm
2)
Perker
asan
Beton
5.3.(4)
Semen
(Oprita
n)

Anda mungkin juga menyukai