Anda di halaman 1dari 54

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN METODE KONTRASEPSI DALAM PROGRAM


KELUARGA BERENCANA
DI PUSKESMAS KREMBANGAN SELATAN SURABAYA

Oleh :
1. Nolo Sulasmi
2. Sherly Jeniawaty
3. Gita Rosyada I.Z

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PEMGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik :Metode kontrasepsi dalam kelurga berencana


2. Sub Topik :Jenis dan metode KB
3. Sasaran :Pasangan Usia Subur dan Ibu Nifas
4. Jumlah Sasaran :15 orang
5. Tempat :Puskesmas Krembangan Selatan
6. Hari/Tanggal :Jumat, 7 April 2017
7. Pukul : 08.00-09.00 WIB
8. Waktu : 60 menit

9. Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit peserta dapat mengetahui tentang
penatalaksanaan metode kontrasepsi dalam keluarga berencana
9.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang metode kontrasepsi dalam program keluarga
berencana peserta dapat menjelaskan tentang:
9.2.1 Keluarga Berencana

9.2.2 Tujuan Kontrasepsi

9.2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB

9.2.4 Macam-macam metode kontrasepsi

9.2.5 Keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode kontrasepsi

9.2.6 Kondisi yang boleh memakai metode kontrasepsi tersebut

9.2.7 Kondisi yang tidak boleh memakai metode kontrasepsi tersebut

9.2.8 Waktu menggunakan kontrasepsi tersebut

9.2.9 Cara penggunaan metode kontrasepsi tersebut


10. Metode
Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab, demonstrasi dan
redemonstrasi
11. Media
Media yang digunakan adalah LCD dan leaflet.
12. Kegiatan yang dilakukan:
12.1penatalaksanaan metode kontrasepsi dalam keluarga berencana
No. Pukul Kegiatan Materi Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta
(WIB)
1 2 3 4 5 6
1.1 Ucapkan salam Mengucapkan Menjawab
salam salam
1.2 Pembukaan Membuka acara Memperhatikan
penyuluhan dan mendengarkan
1. 08.00- Pembukaan
08.05
(5 menit)
1.1 Perkenalkan diri Memperkenalkan Memperhatikan
pembimbing dan dan mendengarkan
anggota kelompok

1.2 Tujuan (umum dan Menjelaskan tujuan Memperhatikan


khusus) umum dan khusus dan mendengarkan

1.3 Topik dan Sub Menjelaskan topik dan Memperhatikan


Topik sub topic dan mendengarkan

1.4 Kontrak waktu Menjelaskan kontrak Menyepakati


waktu selama 60 kontrak waktu
menit kepada peserta
2. 08.05- Pelaksanaan Penjelasan Keluarga
08.25 penyuluhan Berencana dan Metode
(20 menit) Kontrasepsi
2.1 Pengertian Keluarga  Menjelaskan dengan Mendengarkan dan
Berencana materi Keluarga memperhatikan
berencana

2.2 Tujuan Kontrasepsi  Menjelaskan dengan Mendengarkan, dan


menunjukkan materi memperhatikan.
tujuan kontrasepsi

2.3 Faktor-faktor yang


 Menjelaskanfaktor- Mendengarkan dan
mempengaruhi PUS
faktor yang memperhatikan.
mengikuti KB
mempengaruhi PUS
mengikuti KB

2.4 Macam-macam
 Menjelaskan Mendengarkandan
metode kontrasepsi
Macam-macam memperhatikan.

metode kontrasepsi

2.5 Keuntungan dan  Menjelaskan Mendengarkan,


kerugian dari masing- Keuntungan dan memperhatikan
masing metode kerugian dari
kontrasepsi masing-masing
metode kontrasepsi
2.6 Kondisi yang boleh
memakai metode  Menjelaskan tentang Mendengarkandan
kontrasepsi Kondisi yang boleh memperhatikan.
memakai metode
kontrasepsi
2.7 Kondisi yang tidak  Menjelaskan tentang Mendengarkandan
boleh memakai metode Kondisi yang tidak memperhatikan.
kontrasepsi boleh memakai
metode kontrasepsit
2.8 Waktu
menggunakan  Menjelaskan Waktu Mendengarkandan
kontrasepsi penggunaan metode memperhatikan.
kontrasepsi
2.9 Cara penggunaan
metode kontrasepsi  Menjelaskan cara Mendengarkandan
tersebut penggunaan metode memperhatikan.
kontrasepsi

3 08.25- Evaluasi (15 3.1Evaluasi kepada Bertanya kepada Menjawab


08.50 menit) peserta peserta pertanyaan dari
penyaji
3.2 Tanya jawab Menjawab pertanyaan Mengajukan
peserta pertanyaan kepada
penyaji

3.3 Kesempatan Pembimbing Mendengarkan,


Pembimbing menambahkan memperhatihan
penjelasan

4. 08.50- Simpulan Simpulan materi Penyaji dan peserta Peserta


08.55 (5 menit) menyimpulkan materi menyimpulkan
yang sudah dibahas dengan bersamaan
penyaji materi
5. 08.55- Penutup 5.1 Leaflet Membagikan Peserta
09.00 (5menit) Leaflet menerima leaflet

5.2 Memberikan leaflet Peserta membaca Peserta


yang telah diberikan leflet di tempat membaca di tempat
penyuluhan dan di penyuluhan dan di
rumah rumah

5.3 Salam penutup Mengucapkan Menjawab


Salam Salam

13. Pengorganisasian
13.1 Moderator : Laras Lupitasari
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan
2. Mengatur jalannya penyuluhan
3. Menyampaikan sub topik penyuluhan
4. Memfasilitasi Tanya jawab
5. Menutup acara penyuluhan
13.2 Penyaji : Gita Rosyada I.Z
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
13.3 Observer : Ivon Dwi Kencana
Tugas :
1. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
2. Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan

13.4 Notulen : Ifadzatul Ulum


Tugas:
1. Mencatat semua peserta yang hadir

13.5 Fasilitator : Semua mahasiswa


14. Kegiatan Evaluasi
14.1 Kriteria Hasil
14.1.1 85% (25orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan PenatalaksanaanKontrasepsi

14.1.2 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan dapat memahami dan
menjelaskan tentang Tujuan Kontrasepsi
14.1.3 85% (25 orang)dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi Kontrasepsi

14.1.4 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahamidan
menjelaskan tentang macam-macam metode kontrasepsi
14.1.5 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode
kontrasepsi
14.1.6 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang kondisi yang boleh memakai KB
14.1.7 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang kondisi yang tidak boleh memakai metode kontrasepsi tersebut
14.1.8 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Waktu menggunakan kontrasepsi tersebut
14.1.9 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Cara penggunaan metode kontrasepsi tersebut

14.2 Antisipasi Masalah


7.1.1 Jika ada peserta yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan, maka kita
mencoba untuk menjawab dan memberikan kesempatan kepada pembimbing untuk
memberikan masukan.
7.1.2 Jika peserta tidak memperhatikan kita memberikan stimulasi dengan cara mengajaknya
berinteraksi dengan kita yaitu dengan memberi pertanyaan-pertanyaan sederhana yang
sekiranya dapat diketahui.
15. Hasil yang ingin dicapai

Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh, yaitu sesuai
dengan tujuan khusus, peserta memahami dan dapat menjelaskan kembali tentang :

15.1 Keluarga Berencana


15.2 Tujuan Kontrasepsi
15.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB
15.4 Macam-macam metode kontrasepsi
15.2 Keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode kontrasepsi
15.3 Kondisi yang boleh memakai metode kontrasepsi tersebut
15.4 Kondisi yang tidak boleh memakai metode kontrasepsi tersebut
15.5 Waktu menggunakan kontrasepsi tersebut
15.6 Cara penggunaan metode kontrasepsi tersebut
MATERI PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN METODE KONTRASEPSI DALAM PROGRAM
KELUARGA BERENCANA

1.1 Keluarga Berencana

Menurut Sulistyowati (2011) Keluarga Berencana merupakan usaha untuk mengukur


jumlah dan jarak anak yang diinginkan melalui beberapa cara atau alternatif untuk mencegah
ataupun menunda kehamilan. Program keluarga berencana nasional merupakan investasi jangka
panjang, hasilnya tidak dapat dilihat satu atau dua tahun, dampak keberhasilan dan kegagalan
program sangat menentukan nilai manfaat dan nilai guna dari keberhasilan pembangunan
lainnya. Adapun manfaat dari program KB menurut Tukiran (2010) meliputi :
1. Menurunkan angka pertumbuhan penduduk melalui penurunan angka kelahiran
2. Meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup perempuan dengan membantu mereka
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi sehingga dapat menurunkan angka
kematian ibu
3. Memajukan hak – hak pasangan dan perempuan
4. Sebagai investasi ekonomi karena dapat menghemat pengeluaran pemerintah, swasta,
masyarakat untuk biaya pendidikan dan kesehatan reproduksi

1.2 Tujuan Kontrasepsi

Pencegahan kehamilan pada pasangan usia subur dilakukan melalui kontrasepsi.


Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur (sel wanita) matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah menghindari dan mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat dari pertemuan antara sel telur matang dengan sperma tersebut (Trisnawarman,
2008)
Menurut Hanafi (2004), macam – macam metode kontrasepsi meliputi :
1. Metode Sederhana
1. Tanpa Alat
Metode KB ini tidak menggunakan alat dan tanpa biaya, metode ini terdiri dari
KB alamiah, meliputi pantang berkala, metode kalender (Ogino Knaus), metode
suhu basal (termal), metode lendir serviks (billings), metode simpto termal.
2. Dengan Alat
Metode ini menggunakan alat seperti kondom pria, barrier intra vagina contoh
diafragma, kap serviks (cervical cap), spons (sponge), kondom wanita.
2. Metode Modern
Metode KB ini sekarang sering digunakan istri dalam mengikuti program KB yaitu
metode kontrasepsi hormonal seperti pil oral, suntikan (DMPA, NET-EN, Microspheres,
Microcapsules), Implant, dan IUD (Intra Uterine Devices)
Sulistyowati (2011) mengemukakan macam – macam kontrasepsi wanita yaitu
kontrasepsi oral, sunti / injeksi, subkutis / implant, Intra Uterine Devices (IUD / AKDR)
1. Kontrasepsi oral
Alat kontrasepsi yang diminum setiap hari melalui oral dan efeksamping pada bulan
pertama pemakaian adalah mual dan perdarahan yang tidak berbahaya dan segera akan
hilang. Keuntungan kontrasepsi ini dapat digunakan oleh semua perempuan usia
reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum
2. Suntik/Injeksi
Alat kontrasepi pada wanita yang aman dan dapat dipakai oleh semua perempuan dalam
usia reproduksi. Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya menggandung
progestin, yaitu :Depomedroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah
bokong), dan Depo noretisterousumann enantat (Depo Noristerat) mengandung 200 mg
noretindron enantat, diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular
(didaerah bokong)
3. Subkutis/Implan
Alat kontrasepsi ini digunakan dan nyaman bagi perempuan pada masa laktasi, lima
tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk jadena, indoplant, atau implanon
4. Intra Uterine Devices (IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atauIUD merupakan metode steril dengan alat yang
terbuat dari plastik dan akan kehilangan kemampuan mempertahankan bentuknya sesaat
setelah tersebut tertanam dalam uterus.

1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi PUS mengikuti KB

Dalam upaya mengembangkan kesehatan reproduksi dan mengendalikan pertumbuhan


penduduk di Indonesia, PUS memiliki peran untuk ikut berpartisipasi pada program KB. Salah
satu peran serta PUS dalam program keluarga berencana yaitu sebagai peserta KB.Partisipasi
PUS adalah suatu wujud tanggung jawab PUS dalam keikutsertaan KB dan kesehatan reproduksi
serta perilaku seksual yang sehat dan aman bagi dirinya, pasangan dan keluarga (BKKBN,
2008). Hasil penelitian Wijayanti (2009) dan Kurnia, dkk (2008) menunjukkan bahwa
pengetahuan PUS tentang KB berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan berpengaruh
pada rendahnya partisipasi PUS terhadap KB.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi PUS mengikuti KB meliputi :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu.Pengetahuan adalah penentu yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.Pengetahuan juga dapat membentuk suatu
keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut.
Pengetahuan seseorang biasanya dipengaruhi oleh pengalaman baik informasi dari media
massa, teman ataupun leaflet. Dalam penelitian Kusumaningrum (2009), pengetahuan
dapat mempengaruhi seseorang untuk menggunakan kontrasepsi dan pengetahuan yang
rendah dapat membuat seseorang tidak ingin menggunakan kontrasepsi
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan
sikap terhadap metode kontrasepsi. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan
respon yang lebih rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan
lebih dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan sosial. Menurut Lawrence
Green perilaku seseorang untuk menggunakan kontrasepsi dipengaruhi oleh faktor
PREDECE yaitu Presdiposing, Enabling, Reinforcing, dimana salah satu faktor
Presdiposing adalah pendidikan
3. Faktor Ekonomi
Ekonomi adalah kebutuhan sehari – hari yang diperlukan oleh manusia, dalam
melkukan aktifitas sehari hari, manusia harus membutuhkan suatu alat untuk mencapai
suatu keinginan, alat itu berasal dari keadaan ekonomi seseorang tersebut, seseorang yang
mempunyai ekonomi kurang atau rendah sulit untuk mempunyai alat untuk mencapai
keinginan tersebut.
4. Faktor Umur
Usia seseorang dalam berumahtangga dapat mempengaruhi kehidupan keluarga.
Usia yang sudah matang akan memberikan kenyamanan dalam mengambil suatu
keputusan dan mengatasi masalah. Hal tersebut juga berdampak pada pemilihan akseptor
KB, usia yang sudah matang akan mudah untuk memilih kontrasepsi yang baik. Hasil
penelitian Suprihastuti (2002) menunjukkan bahwa dari segi usia, pemakaian alat
kontrasepsi PUS cenderung pada umur yang lebih tua dibandingkan umur muda. Indikasi
ini memberi petunjuk bahwa kematangan pria juga ikut mempengaruhi untuk saling
mengerti dalam kehidupan keluarga.

1.4 METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)


Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa
tambahan makanan atau minuman apapun lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1. Menyusui secara penuh (full breast feeding); lebih efektif pemberian ≥ 8 x sehari;
2. Belum haid;
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
4. Efektif sampai 6 bulan
5. Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.
Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan Kontrasepsi
1. Efektifitas tinggi (keberhasilan 98 % pada 6 bulan paska persalinan)
2. Segera efektif
3. Tidak mengganggu sanggama
4. Tidak ada efek samping secara sistemik
5. Tidak perlu pengawasan medis
6. Tidak perlu obat atau alat
7. Tanpa biaya

Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk bayi
1. Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI)
2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal
3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula,
atau alat minum yang dipakai

Untuk ibu
1. Mengurangi perdarahan paska persalinan
2. Mengurangi risiko anemia
3. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi

Keterbatasan
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
paska persalinan
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3. Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS

Yang Dapat Menggunakan MAL


Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan belum
mendapat haid setelah melahirkan.
Yang Seharusnya Tidak Pakai MAL
1. Sudah mendapat haid setelah persalinan
2. Tidak menyusui secara eksklusif
3. Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
4. Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

2 KONDOM
1. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juuga mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS.
2. Efektif bila dipakai dengan baik dan benar.
3. Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
4. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani), yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada
kondom baik untuk meningktakan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida)
maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
5. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar kekebalan adalah 0,02
mm.
Tipe kondom terdiri dari:
1. Kondom biasa.
2. Kondom berkontur (bergerigi)
3. Kondom beraroma.
4. Kondom tidak beraroma.
5. Kondom pria dan wanita
6. Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah
ada, belum populer dengan alasan ketidaknyamanan (berisik).
Cara Kerja:
1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
2. Mencegah penulran mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)

Efektivitas:
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.Pada
beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara
konsisten.Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Manfaat Kontrasepsi:
1. Efektif bila digunakan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resp dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.

Manfaat Nonkontrasepsi:
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2. Dapat mencegah penularan IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
5. Saling berinteraksi sesama pasangan
6. Mencegah imuno fertilitas
Keterbatasan:
1. Efektivitas tidak terlalu tinggi.
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom dimpat umum.
7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.

Cara Penggunaan:
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting, atau benda
tajam lainnya pada saat membuka kemasan
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis
dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan
karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kea rah pangkal penis.
Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya,
maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan
pada saat ejakulasi.
6. Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak
terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vaginaagar tidak terjadi
tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
8. Gunakan kondom hanya untuk satru kali pakai.
9. Buang kondom bekas pakaiu pada tempat yang aman.
10. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang
11. panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atu robek saat
digunakan.
12. 11) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak
rapuh/kusut
13. 12) Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral atau pelumas dari bahan
petrolatum
14. karena akan segera merusak kondom.

Kunjungan Ulang
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah dalam
penggunaan kondom dam kepuasan klien dalam menggunakannya. Kalau masalah timbul
karena kekurang tahuan dalam cara penggunaan, sebaiknya informasi diulangi lagi kembali
kepada klien dan pasangan. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan
dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi
lainnya.

3 KONTRASEPSI KOMBINASI (HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON)


2.3.1 PIL KOMBINASI
1. Efektif dan reversible
2. Harus diminum setiap hari
3. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak
berbahaya dan segera akan hilang
4. Efek samping serius sangat jarang terjadi
5. Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun
belum.
6. Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil
7. Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui
8. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

Cara Kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula.
Manfaat
1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan.
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10. Membantu mencegah:
11. Kehamilan ektopik
12. Kanker ovarium
13. Kanker endometrium
14. Kista ovarium
15. Penyakit radang panggul
16. Kelainan jinak pada payudara
17. Dismenorea

Keterbatasan
1. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
2. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
3. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
4. Pusing
5. Nyeri payudara
6. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif
7. Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
8. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
10. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia>
35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
11. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS

Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi


Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Gemuk atau kurus
4. Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan semua cara
kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
7. Paska keguguran
8. Anemia karena haid berlebihan
9. Nyeri haid hebat
10. Siklus haid tidak teratur
11. Riwayat kehamilan ektopik
12. Kelainan payudara jinak
13. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
14. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak
15. Menderita tuberculosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)
16. Varises vena
Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
5. Perokok dengan usia > 35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Migrain dan gejala neurologic fokal (epilepsy/riwayat epilepsi)
10. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi


1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
2. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
3. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang
lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak melakukan hubungan seksual
sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
4. Setelah melahirkan:
5. Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
6. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
7. Paska keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
8. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan pil
kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.

2.3.2 SUNTIKAN KOMBINASI


Jenis suntikan kombinasi adalah 25 Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat
dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali.
Cara Kerja
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
Keuntungan Kontrasepsi
1. Risiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidakperlu menyimpan obat suntik

Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi jumlah perdarahan
2. Mengurangi nyeri saat haid
3. Mencegah anemia
4. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6. Mencegah kehamilan ektopik
7. Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
8. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause

Kerugian
1. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau
perdarahan sela sampai 10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
3. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan
4. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (Fenitoin
dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
5. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantug, stroke, bekuan darah
pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
6. Penambahan berat badan
7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
8. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
4. Menyusui ASI paska persalinan > 6 bulan
5. Paska persalinan dan tidak menyusui
6. Anemia
7. Nyeri haid hebat
8. Haid teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


1. Hamil atau diduga hamil
2. Menyusui di bawah 6 minggu paska persalinan
3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
5. Usia > 35 tahun yang merokok
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
7. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrainn
9. Keganasan pada payudara
Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
1. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan
kontrasepsi tambahan.
2. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
3. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk
7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7
hari.
4. Bila klien paska persalinan > 6 bulan, menyusui serta belum haid, suntikan pertama dapat
diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
5. Bila paska persalinan < 6 bulan, dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi
6. Bila paska persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
7. Paska keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari
8. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera
diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan
terlebih dahulu
9. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kobinasi tersebut dapat
diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi
lain.
10. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila
diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila
sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi,
maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan IM dalam.Klien diminta
datang setiap 4 minggu.Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan
terjadi gangguan perdarahan.Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.
Instruksi untuk Klien
1. Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4
minggu
2. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan
hamil atau tidak
3. Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang harus
dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri
payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan
biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke -3
4. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy, obat-obat
tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai pada Penggunaan Suntikan Kombinasi


1. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di paru, atau
serangan jantung.
2. Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi,
atau migrain.
3. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada tungkai.
4. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya,
kemungkinan terjadi kehamilan.
2.4 KONTRASEPSI PROGESTIN

2.4.1 KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN


1. Sangat efektif
2. Aman
3. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
4. Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
5. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong)
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba

Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
Keuntungan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
4) Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
8. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.

Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Usia reproduksi
2. Nulipara dan yang telah memiliki anak
3. Menghendaki kotrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah abortus atau keguguran
7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
8. Perokok
9. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
anemia bulan sabit
10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberculosis
(rifampisin)
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
13. Anemia defisiensi besi
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi

Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5. Diabetes mellitus disertai komplikasi

Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya
secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan
dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-77 haid, ibu tersebut
selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat
diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat
setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.

Cara Penggunaan Kontrasepsi Suntikan


1. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM dalam
daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90
hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan
setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan setiap 12 minggu.
2. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh
etil/isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering
baru disuntik.
3. Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkannya.
Informasi Lain yang Perlu Disampaikan
1. Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
2. Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri
payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
3. Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda
yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya
dalam waktu dekat.
4. Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila
setelah 3-6 bulan tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
5. Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah
jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi
lainnya selama 7 hari. Bila perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6. Bila klien, misalnya, sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian
meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaiknya jangan
dilakukan. Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
7. Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hami.

Peringatan bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin


1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu
3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi
4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
5. Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
satu periode masa haid.
2.4.2 KONTRASEPSI PIL PROGESTIN (MINIPIL)
1. Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
2. Sangat efektif pada masa laktasi
3. Dosis rendah
4. Tidak menurunkan produksi ASI
5. Tidak memberikan efek samping estrogen
6. Efek samping utama adalah gangguan perdarahan, perdarahan bercak, atau perdarahan
tidak teratur.
7. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

Jenis Minipil
1. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ug levonorgestrelatau 350 ug noretindron
2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 ug desogestrel

Cara Kerja Minipil


1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begit kuat)
2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu

Efektivitas
1. Sangat efektif (98,5 %). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya
kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik
asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat
meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat
terganggu.
2. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
3. Jangan sampai ada tablet yang lupa
4. Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari)
5. Sanggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil
Keuntungan Kontrasepsi
1. Sangat efektif bila digunakan secara benar
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Tidak mempengaruhi ASI
4. Kesuburan cepat kembali
5. Nyaman dan mudah digunakan
6. Sedikit efek samping
7. Dapat dihentikan setiap saat
8. Tidak mengandung estrogen

Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
3. Menurunkan tingkat anemia
4. Mencegah kanker endometrium
5. Melindungi dari penyakit radang panggul
6. Tidak meningkatkan pembekuan darah
7. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
8. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi
9. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri pada betis, lekas marah)
10. Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada
perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.

Keterbatasan
1. Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
7. Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsy
8. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) atau HIV/AIDS
9. Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi

Yang Boleh Menggunakan Minipil


1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak
3. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui
4. Paska persalinan dan tidak menyusui
5. Paska keguguran
6. Perokok segala usia
7. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama < 180/1110 mmHg) atau dengan masalah
pembekuan darah
8. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen

Yang Tidak Boleh Menggunakan Minipil


1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4. Menggunakan obat tuberculosis (rifampisin), atau obat untuk epilepsy (fenitoin dan
barbiturat)
5. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6. Sering lupa menggunakan pil
7. Mioma uterus. Progestin memicu pertumbuhan mioma uterus.
8. Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah

Waktu Mulai Menggunakan Minipil


1. Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak diperlukan pencegahan dengan
kontrasepsi lain
2. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila menggunakannya
setelah hari ke-5 siklus haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja
3. Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja diyakini
tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
4. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan paska persalinan dan tidak haid, minipil
dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode kontrasepsi
tambahan
5. Bila lebih dari 6 minggu paska persalinan dank lien telah mendapat haid, minipil dapat
dimulai pada hari 1-5 siklus haid.
6. Minipil dapat diberikan segera paska keguguran
7. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin menggantinya
dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya
digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu
sampai datangnya haid berikutnya.
8. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil diberikan pada
jadwal suntikan yang berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode kontrasepsi yang
lain
9. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-5 siklus haid dan tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain.
10. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk AKDR yang
mengandung hormon), minipil dapat diberikan pada hari 1-5 siklus haid. Dilakukan
pengangkatan AKDR.

Instruksi Kepada Klien


1. Minum minipil setiaap hari pada saat yang sama
2. Minum pil yang pertama pada hari pertama haid
3. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunkan pil, minumlah pil yang lain,
atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan seksual
pada 48 jam berikutnya
4. Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien
ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam.
5. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien
ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan
6. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis
7. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau
bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk memeriksa uji kehamilan.

Informasi Lain yang Perlu Disampaikan


1. Terjadinya perubahan pola haid merupakan hal yang sering ditemukan selama
menggunakan minipil, terutama pada 2 atau 3 bulan pertama. Perubahan pola haid
tersebut umumnya hanya bersifat sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan
2. Kadang-kadang dapat timbul efek samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala
ringan, dan nyeri payudara. Semua efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang
dengan sendirinya.
3. Obat-obat tertentu seperti obat untuk tuberculosis (rifampisin) dan beberapa obat epilepsy
dapat mengurangi efektivitas minipil. Minipil tidak mencegah terjadinya infeksi menular
seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, kondom perlu digunakan.

4 KONTRASEPSI IMPLAN

Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk
kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung
hormon progestin.Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik,
kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada
lengan bagian atas.Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan,
implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3
tahun.
JenisImplant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2010) adalah sebagai berikut :
1. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun.

Mekanisme Kerja
Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestin
pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat
dilewati oleh sperma, dan menyebabkan hipotropisme endometrium sehingga dapat
mengganggu proses implantasi.

Efektifitas Implant-2
Implan-2 merupakan salah satu kontrasepsi efektif yang pernah dibuat. Angka kehamilan pada
tahun pertama hanya 0,2 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada tahun kelima hanya 1,6.
Tidak ada metode kontasepsi lain yang seefektif kontrasepsi subdermal levonorgestrel atau
etonogestrel.

Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2010) dapat dilakukan pada :
1. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
2. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5. Perempuan pasca persalinan.
6. Perempuan pasca keguguran.
7. erempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.

Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut:
1. Perempuan hamil atau diduga hamil.
2. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
3. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
4. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
5. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2010) adalah :
1. Keuntungan kontrasepsi yaitu :
1) Daya guna tinggi.
2) Perlindungan jangka panjang
3) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI.
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

2. Keuntungan non kontrasepsi yaitu :


1) Mengurangi nyeri haid.
2) Mengurangi jumlah darah haid
3) Mengurangi/memperbaiki anemia.
4) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
5) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
6) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
7) Menurunkan angka kejadian endometriosis.

Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
1. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3. Biaya Lebih mahal.
4. Sering timbul perubahan pola haid.
5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
6. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
7. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.

Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya


Saifuddin (2010) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara penanggulangannya
adalah sebagai berikut :
1. Amenorea
1) Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan khusus,
khusus konseling saja.
2) Bila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan angjurkan menggunakan
kontrasepsi lain.
3) Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan
jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik,
klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing
timbulnya perdarahan.

2. Perdarahan, bercak (spotting) ringan


1) Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
2) Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
3) Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian
implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5
hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi
habis.
4) Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7
hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga
diberikan 50 µg estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
3. Ekspulasi
1) Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
2) Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru
1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
3) Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
4. Infeksi pada daerah insersi
1) Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik.
Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
2) Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
3) Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan yang lain
atau cari metode kontrasepsi yang lain.
4) Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar,
cabut implant lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
5. Berat badan naik / turun
1) Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji
ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
2) Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain
5 ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)

Pengertian

1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saifuddin, 2010)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas,
diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2009)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)

Jenis-Jenis AKDR

1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4.Karena itu berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan.Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2) Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya
kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah
200mm2

2. IUD yang mengandung hormonal


1) Progestasert-T = Alza T

Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.Mengandung 38
mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari. Tabung
insersinya berbentuk lengkung, Daya kerja :18 bulan. Teknik insersi: plunging. (modified
withdrawal)
2) LNG-20

Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari, Sedang diteliti di
Finlandia. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100 wanita per tahun.
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan
sangat sedikit.

Mekanisme Kerja

1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat
bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan
sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma. Mekanisme kerja AKDR
yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.Tembaga dalam konsentrasi kecil yang
dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan
fosfatase alkali.AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2009).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan
endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada
pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.Walaupun
sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh
meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjosastro, 2009).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan
tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam
beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2010), mekanisme kerja IUD adalah:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan
sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.

Efektivitas IUD
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama
IUD tetap tinggal dalam uteri tanpa:
1) Ekspulsi
2) Terjadinya kehamilan
3) Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.

2. Efektivitas dari bermacam-macam IUD tegantung pada:


1) IUD-nya: ukuran, bentuk kandungannya
2) Akseptor: Umur, parietas, frekuensi senggama.
3) Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan parietas
diketahui :

1)) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD
2)) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan /pengeluaran IUD.

Keuntungan Dan Kerugian AKDR

1. Keuntungan
Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
1) Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2) AKDR dapat efektf segera setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual
6) Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
10) Dapat digunakan sampai menopause
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Keuntungan IUD hormonal adalah:


1) Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe
2) Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae(Asherman’s
Syndrome)

Kerugian
Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
1) Perubahan siklus haid
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
4) Disaat haid lebih sakit
5) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6) Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8) Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.

Kerugian IUD hormonal:


1) Jauh lebih mahal dari pada Cu IUD
2) Harus diganti setelah 18 bulan
3) Lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan perdarahan bercak(spotting)
4) Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
Efek samping dan komplikasi IUD hormonal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1) Pada saat insersi
a) Rasa sakit atau nyeri
b) Muntah, keringat dingin
c) Perforasi uterus
Efek samping dan komplikasi IUD dikemudian hari:
a) Rasa sakit dan perdarahan
b) Infeksi
c) Kehamilan intra-uterine
d) Kehamilan ektopik
e) Ekspulsi

Indikasi Pemakaian AKDR

1. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD dan Progestasert


1) Usia reproduktif
2) Keadan nullipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Resiko rendah dari IMS
7) Tidak menghendaki metode hormonal
8) Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
9) Perokok
10) Sedang memakai antibiotika atau antikejang
11) Gemuk ataupun yang kurus
12) Sedang menyusui

2. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-
380A):
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Epilepsi
3) Malaria
4) Tekanan darah tinggi
5) Penyakit tiroid
6) Setelah kehamilan ektopik
7) Penderita DM

Kontraindikasi Pemakaian AKDR

1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
3. Sedang menderita infeksi genetalia
4. Penyakit trifoblas yang ganas
5. Diketahui menderita TBC velvik
6. Kanker alat genital
7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380)

1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui.Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk
melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien
sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada
resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan

2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan.Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemuka.Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk
sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik.Apabila tidak ada
kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Beri ibu profen (800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR
terlepas.Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di
dalam saluran endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan
tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya.Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan
x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak
ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS.Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat
dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai.
Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode
lain sampai masalahnya teratasi.
Kunjungan Ulang

1. 1 bulan pasca pemasangan


2. 3 bulan kemudian
3. setiap 6 bulanberikutnya
4. 1 tahun sekali
5. bila terlambat haid 1 minggu
6. perdarahan banyak dan tidak teratur

Informasi Umum

1. AKDR bekerja langsung efektif segera setelah pemasangan


2. AKDR dapat keluar dari uterus secara spontan, khususnya selama beberapa bulan pertama.
3. Kemungkinan terjadi perdarahan (spotting) beberapa hari setelah pemasangan.
4. Perdarahan menstruasi biasanya akan lebih lama dan lebih banyak
5. AKDR mungkin dilepas setiap saat atas kehendak klien

6 KONTAP

Pengertian Kontrasepsi Mantap


Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam
jangka waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela (Zietraelmart,
2010).

Jenis- jenis kontrasepsi mantap


1. TUBEKTOMI

Pengertian
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seorang perempuan (Saiffudin,2010; h. MK-81).
Tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk
mencegah proses fertilisasi (Saifuddin, 2010; h.486).
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Mansjoer, 2001; h. 369).
Jenis – Jenis Tubektomi
Menurut Hartanto (2004;h. 243) jenis-jenis tubektomi antara lain:
(1) Laparotomi
(2) Minilaparotomi = Mini-lap
Sub-umbilikal/infra-umbilikal: post-partum
Supra pubis/Mini-Pfannenstiel: post-abortus, interval
(3) Laparoskopi
Manfaat Kontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-79) manfaat kontrasepsi tubektomi sebagai berikut :
(1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
(2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
(3) Tidak bergantung pada faktor senggama
(4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
(5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
(6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).

Manfaat Nonkontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010;h.MK-79) adalah berkurangnya resiko kanker ovarium

Keterbatasan
Keterbatasan tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-79) adalah :
(1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan lagi),
kecuali dengan operasi rekanalisasi.
(2) Klien dapat menyesal dikemudian hari.
(3) Resiko komplikasi kecil ( meningkat apabila digunakan anestesi umum).
(4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
(5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekology atau dokter
spesialis bedah untuk proses laparoskopi)
(6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Indikasi
Yang dapat menjalani tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-82) antara lain :
(1) Usia lebih dari 26 tahun
(2) Paritas lebih dari dua
(3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
(5) Pascapersalinan.
(6) Pascakeguguran.
(7) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
Menurut seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19 Desember 1972) dalam
Wiknjosastro (2007; h.565), sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang
memenuhi syarat-syarat berikut :
(1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
(2) Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
(3) Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Sedangkan pada konferensi khusus perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan
(3-5 Juni 1976) dalam Wiknjosastro (2007; h.565 ) dianjurkan pada umur antara 25-40
tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :
(1) Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
(2) Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih
(3) Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih

Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010;h. MK-83) yang tidak boleh melakukan tubektomi antara lain :
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
(2) Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).
(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol).
(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
(5) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
(6) Belum memberikan persetujuan tertulis.
h) Kontraindikasi relatif menurut Everett (2008;h.253) adalah:
(1) Meminta sterilisasi pada usia muda, misalnya dibawah 25 tahun
(2) Obesitas dapat dikontraindikasikan untuk prosedur laparoskopik.

Efektivitas
Menurut Everett (2008;h. 252) sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif dengan angka kegagalan 1-5 per 1000 kasus, yang berarti efektivitasnya 99,4- 99,8%
per 100 wanita per tahun. Keefektivan bervariasi, bergantung pada metode mana yang
dipakai.

Efek Samping
Menurut Saifuddin (2010;h. MK-85) efek samping yang ditimbulkan setelah prosedur bedah
biasanya adalah:
(1) Nyeri bahu selama 12 – 24 jam setelah laparoskopi relatif lazim dialami karena gas (CO
atau udara) di bawah diafragma.
(2) Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa. (Apabila mempergunakan metode hormonal
sebelum prosedur, jumlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan).

Waktu Pelaksanaan
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-80 – MK-81) waktu yang tepat dilakukan tubektomi
adalah :
(1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak
hamil.
(2) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
(3) Pascapersalinan
Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.
(4) Pascakeguguran
Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau
laparoskopi).
Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap).

2. VASEKTOMI
Pengertian
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor
pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat
dan tidak memerlukan anestesi umum ( Hartanto, 2004 ; h. 307).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2006 ; h. MK-85).
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut
sperma dari epididimis di dalam testis vesikula seminalis (Everett, 2008; h.70).

Jenis - Jenis Vasektomi


Menurut Saifuddin (2006;h. PK-85) macam- macam vasektomi ada 2 yaitu :
(1) Vasektomi dengan pisau
(2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)

Keuntungan
Keuntungan memakai vasektomi menurut Hartanto (2004;h. 308) antara lain :
(1) Efektif
(2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
(3) Sederhana.
(4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
(5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
(6) Biaya rendah.
(7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk
ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
(8) Metode permanen
(9) Efektivitas tinggi
(10) Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Kerugian
Menurut Hartanto (2004; h. 308) kerugian yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi adalah :
(1) Diperlukan suatu tindakan operatif.
(2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
(3) Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah
ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
(4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah
setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
e) Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi
merupakkan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006 : h.MK-85).
f) Kontra-indikasi
Menurut Hartanto (2004;h. 308-309) yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi vasektomi
adalah :
(1) Infeksi kulit lokal, misal Scabies
(2) Infeksi traktus genitalia.
(3) Kelainan skrotum dan sekitarnya
(a) Varicocele
(b) Hydrocele besar
(c) Filariasis
(d) Hernia inguinalis
(e) Orchiopexy
(f) Luka parut bekas operasi hernia
(g) Scrotum yang sangat tebal
(4) Penyakit sistemik
(a) Penyakit-penyakit perdarahan
(b) Diabetes mellitus
(c) Penyakit jantung koroner yang baru
(5) Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil

Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya
adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1 dalam
7000 (Everett,2008; h.70).
Menurut Hartanto (2004; h.313) angka kegagalan 0-2,2%, umumnya kurang dari 1%.
Kegagalan vasektomi umumnya disebabkan oleh : senggama yang tidak terlindung sebelum
semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa, rekanalisasi spontan dari vas deferens,
umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa; pemotongan dan oklusi
struktur jaringan lain selama operasi.

Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi vasektomi menurut Everett (2008, h. 71) adalah :
(1) Infeksi
(2) Hematoma
(3) Granula sperma

Waktu pelaksanaan
Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting sudah memenuhi
syarat sukarela, bahagia, dan kesehatan (Zietraelmart, 2010)
Daftar Pertanyaan Peserta untuk Penyaji
Penyuluhan Masyarakat Musyawarah Rukun Tetangga
Di RT 04 RW 03 Kelurahan Gubeng Kecamatan Gubeng
Tanggal 10 Februari 2017
No. Nama Dan Alamat Pertanyaan

1. Ibu Yosi Mengapa KB Pil menyebabkan Flek?

2. Ibu Yuni Efek Samping Diana dan Yasmin apakah bagus


?

3. Ibu Laila Apakah Vasektomi bisa mempunyai Keturunan


Lagi?

4. Ibu Joni Kenapa untuk suntik 3 bulan mens laa , setelah


itu tidak Haid lagi?

EVALUASI
1. Topik :Metode kontrasepsi dalam kelurga berencana
2. Sub Topik : Jenis dan metode KB
3. Sasaran :Warga RT 04/ RW 03
4. Jumlah Sasaran : 35orang
5. Tempat :Rumah Pak Bambang RT 03 RW 004 Kelurahan Airlangga
6. Hari/Tanggal :Jumat, 10 Februari 2017
7. Pukul :18.30-19.30 WIB
8. Waktu : 60 menit

Pelaksanaan :
1. Masih ada beberapa kata-kata yang menggunakan bahasa medis.
2. Pemateri terlalu banyak membaca,
3. Moderator menyimpulkan materi yang telah disampaikan..
4. Jumlah sasaran melebihi target
5. Jumlah penanya 4orang.
6. Pertanyaan yang diajukan peserta ada 5, yaitu :
Jawaban :
1) Mengapa Pil menyebabkan Flek?
2) Apa efek samping diana dan Yasmin bagus?
3) Apakah vasektomi bisa mempunyai keturunan lagi?
4) Kenapa suntik 3 bulan mens lama-lama setelah itu tidak haid lagi?
Jawaban:
1) karena itu adalah salah satu efek samping dari pil
2) Itu tergantung dari masing-masing reaksi tubuh karena setiap orang berbeda-beda
3) kemungkinan nya sangat kecil sekali bahkan tidak bisa karena saluran air maninya sudah
potong atau diikat
4)karena itu salah satu efek dari KB 3 bulan

Anda mungkin juga menyukai