Oleh :
1. Nolo Sulasmi
2. Sherly Jeniawaty
3. Gita Rosyada I.Z
9. Tujuan
9.1 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 60 menit peserta dapat mengetahui tentang
penatalaksanaan metode kontrasepsi dalam keluarga berencana
9.2 Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang metode kontrasepsi dalam program keluarga
berencana peserta dapat menjelaskan tentang:
9.2.1 Keluarga Berencana
2.4 Macam-macam
Menjelaskan Mendengarkandan
metode kontrasepsi
Macam-macam memperhatikan.
metode kontrasepsi
13. Pengorganisasian
13.1 Moderator : Laras Lupitasari
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan
2. Mengatur jalannya penyuluhan
3. Menyampaikan sub topik penyuluhan
4. Memfasilitasi Tanya jawab
5. Menutup acara penyuluhan
13.2 Penyaji : Gita Rosyada I.Z
Tugas : Menyajikan materi penyuluhan
13.3 Observer : Ivon Dwi Kencana
Tugas :
1. Mengevaluasi jalannya penyuluhan
2. Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan
14.1.2 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan dapat memahami dan
menjelaskan tentang Tujuan Kontrasepsi
14.1.3 85% (25 orang)dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi Kontrasepsi
14.1.4 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahamidan
menjelaskan tentang macam-macam metode kontrasepsi
14.1.5 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang keuntungan dan kerugian dari masing-masing metode
kontrasepsi
14.1.6 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang kondisi yang boleh memakai KB
14.1.7 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang kondisi yang tidak boleh memakai metode kontrasepsi tersebut
14.1.8 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Waktu menggunakan kontrasepsi tersebut
14.1.9 85% (25 orang) dari sasaran yang menghadiri penyuluhan mampu memahami dan
menjelaskan tentang Cara penggunaan metode kontrasepsi tersebut
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh, yaitu sesuai
dengan tujuan khusus, peserta memahami dan dapat menjelaskan kembali tentang :
Keuntungan Nonkontrasepsi
Untuk bayi
1. Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI)
2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang
optimal
3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula,
atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu
1. Mengurangi perdarahan paska persalinan
2. Mengurangi risiko anemia
3. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi
Keterbatasan
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
paska persalinan
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3. Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan
4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
2 KONDOM
1. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juuga mencegah IMS termasuk
HIV/AIDS.
2. Efektif bila dipakai dengan baik dan benar.
3. Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS.
4. Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani), yang
dipasang pada penis saat hubungan seksual kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis,
berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada
kondom baik untuk meningktakan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida)
maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
5. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar kekebalan adalah 0,02
mm.
Tipe kondom terdiri dari:
1. Kondom biasa.
2. Kondom berkontur (bergerigi)
3. Kondom beraroma.
4. Kondom tidak beraroma.
5. Kondom pria dan wanita
6. Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah
ada, belum populer dengan alasan ketidaknyamanan (berisik).
Cara Kerja:
1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma
tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
2. Mencegah penulran mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
Efektivitas:
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual.Pada
beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara
konsisten.Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12
kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Manfaat Kontrasepsi:
1. Efektif bila digunakan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan dapat dibeli secara umum.
6. Tidak perlu resp dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda.
Manfaat Nonkontrasepsi:
1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.
2. Dapat mencegah penularan IMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Membantu mencegah terjadinya kanker serviks
5. Saling berinteraksi sesama pasangan
6. Mencegah imuno fertilitas
Keterbatasan:
1. Efektivitas tidak terlalu tinggi.
2. Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
3. Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
4. Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi.
5. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6. Beberapa klien malu untuk membeli kondom dimpat umum.
7. Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah.
Cara Penggunaan:
1. Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
2. Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom
3. Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting, atau benda
tajam lainnya pada saat membuka kemasan
4. Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada glans penis
dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan
karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut kea rah pangkal penis.
Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5. Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya,
maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan
pada saat ejakulasi.
6. Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7. Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak
terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vaginaagar tidak terjadi
tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.
8. Gunakan kondom hanya untuk satru kali pakai.
9. Buang kondom bekas pakaiu pada tempat yang aman.
10. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang
11. panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atu robek saat
digunakan.
12. 11) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak
rapuh/kusut
13. 12) Jangan gunakan minyak goring, minyak mineral atau pelumas dari bahan
petrolatum
14. karena akan segera merusak kondom.
Kunjungan Ulang
Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan kalau ada masalah dalam
penggunaan kondom dam kepuasan klien dalam menggunakannya. Kalau masalah timbul
karena kekurang tahuan dalam cara penggunaan, sebaiknya informasi diulangi lagi kembali
kepada klien dan pasangan. Kalau masalah menyangkut ketidaknyamanan dan kejemuan
dalam menggunakan kondom sebaiknya dianjurkan untuk memilih metode kontrasepsi
lainnya.
Cara Kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula.
Manfaat
1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), bila
digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan.
2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
terjadi nyeri haid.
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan.
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10. Membantu mencegah:
11. Kehamilan ektopik
12. Kanker ovarium
13. Kanker endometrium
14. Kista ovarium
15. Penyakit radang panggul
16. Kelainan jinak pada payudara
17. Dismenorea
Keterbatasan
1. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
2. Mual, terutama pada 3 bulan pertama
3. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
4. Pusing
5. Nyeri payudara
6. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan justru
memiliki dampak positif
7. Berhenti haid (amenorea), jarang pada pil kombinasi
8. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
9. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan perubahan suasana hati,
sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang
10. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko stroke, dan
gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia>
35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
11. Tidak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, HIV/AIDS
Efektivitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
Keuntungan Kontrasepsi
1. Risiko terhadap kesehatan kecil
2. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
3. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
4. Jangka panjang
5. Efek samping sangat kecil
6. Klien tidakperlu menyimpan obat suntik
Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi jumlah perdarahan
2. Mengurangi nyeri saat haid
3. Mencegah anemia
4. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
5. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
6. Mencegah kehamilan ektopik
7. Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
8. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause
Kerugian
1. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting, atau
perdarahan sela sampai 10 hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
3. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari
untuk mendapatkan suntikan
4. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (Fenitoin
dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
5. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantug, stroke, bekuan darah
pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
6. Penambahan berat badan
7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
8. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong)
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.
Cara Kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
Keuntungan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembekuan darah.
5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6. Sedikit efek samping
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
1) Siklus haid yang memendek atau memanjang
2) Perdarahan yang banyak atau sedikit
3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
4) Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntikan)
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan)
8. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
Jenis Minipil
1. Kemasan dengan isi 35 pil: 300 ug levonorgestrelatau 350 ug noretindron
2. Kemasan dengan isi 28 pil: 75 ug desogestrel
Efektivitas
1. Sangat efektif (98,5 %). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya
kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik
asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat
meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat
terganggu.
2. Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka:
3. Jangan sampai ada tablet yang lupa
4. Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari)
5. Sanggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil
Keuntungan Kontrasepsi
1. Sangat efektif bila digunakan secara benar
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Tidak mempengaruhi ASI
4. Kesuburan cepat kembali
5. Nyaman dan mudah digunakan
6. Sedikit efek samping
7. Dapat dihentikan setiap saat
8. Tidak mengandung estrogen
Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid
2. Mengurangi jumlah darah haid
3. Menurunkan tingkat anemia
4. Mencegah kanker endometrium
5. Melindungi dari penyakit radang panggul
6. Tidak meningkatkan pembekuan darah
7. Dapat diberikan pada penderita endometriosis
8. Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi
9. Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri pada betis, lekas marah)
10. Sedikit sekali mengganggu metabolism karbohidrat sehingga relatif aman diberikan pada
perempuan pengidap kencing manis yang belum mengalami komplikasi.
Keterbatasan
1. Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
4. Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
6. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
7. Efektivitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberculosis atau
obat epilepsy
8. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) atau HIV/AIDS
9. Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi
4 KONTRASEPSI IMPLAN
Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk
kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung
hormon progestin.Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik,
kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada
lengan bagian atas.Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan,
implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3
tahun.
JenisImplant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2010) adalah sebagai berikut :
1. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
Mekanisme Kerja
Implan mencegah terjadinya kehamilan melalui berbagai cara. Seperti kontrasepsi progestin
pada umumnya, mekanisme utamanya adalah menebalkan mucus serviks sehingga tidak dapat
dilewati oleh sperma, dan menyebabkan hipotropisme endometrium sehingga dapat
mengganggu proses implantasi.
Efektifitas Implant-2
Implan-2 merupakan salah satu kontrasepsi efektif yang pernah dibuat. Angka kehamilan pada
tahun pertama hanya 0,2 per 100 perempuan dan angka kumulatif pada tahun kelima hanya 1,6.
Tidak ada metode kontasepsi lain yang seefektif kontrasepsi subdermal levonorgestrel atau
etonogestrel.
Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2010) dapat dilakukan pada :
1. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
2. Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5. Perempuan pasca persalinan.
6. Perempuan pasca keguguran.
7. erempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut:
1. Perempuan hamil atau diduga hamil.
2. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
3. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
4. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
5. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2010) adalah :
1. Keuntungan kontrasepsi yaitu :
1) Daya guna tinggi.
2) Perlindungan jangka panjang
3) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5) Bebas dari pengaruh estrogen.
6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7) Tidak mengganggu ASI.
8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
1. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
3. Biaya Lebih mahal.
4. Sering timbul perubahan pola haid.
5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
6. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
7. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
Pengertian
1. Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan
berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saifuddin, 2010)
2. AKDR adalah suatau usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas,
diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim (Prawirohardjo, 2009)
3. AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003)
Jenis-Jenis AKDR
1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4.Karena itu berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan.Mulai dari genersi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak.
Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya: LippesLoop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375
2) Un Medicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
IUD yng banyak dipakai di Indonesia dewasa ini arijenis Un Medicated yaitu Lippes
Loop dan yang dari jenisMedicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkanluasnya
kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah
200mm2
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.Mengandung 38
mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari. Tabung
insersinya berbentuk lengkung, Daya kerja :18 bulan. Teknik insersi: plunging. (modified
withdrawal)
2) LNG-20
Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari, Sedang diteliti di
Finlandia. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah: ‹0,5 per 100 wanita per tahun.
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan hait yan
sangat sedikit.
Mekanisme Kerja
1. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat
bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan
sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau seperma. Mekanisme kerja AKDR
yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan.Tembaga dalam konsentrasi kecil yang
dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiatanhidrase karbon dan
fosfatase alkali.AKDR yang mengeluarkanhormon juga menebalkan lender sehingga
menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo, 2009).
2. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan
endometrium yang disertai dengan sebutan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista
atau sperma. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan – perubahan pada
pemakaian AKDR yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.Walaupun
sebelumnya terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkanoleh
meningkatnya kadar prostaglandindalam uterus pada wanita (Wiknjosastro, 2009).
3. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim danmempengaruhi sel elur dan sperma sehingga pembuahan
tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam
beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim
4. Menurut Saefuddin (2010), mekanisme kerja IUD adalah:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan
sperma untuk fertilisasi
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus.
Efektivitas IUD
1. Efektivitas IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuition rate) yaitu beberapa lama
IUD tetap tinggal dalam uteri tanpa:
1) Ekspulsi
2) Terjadinya kehamilan
3) Pengangkatan/pengeluaran karena alasa-alasan medis atau pribadi.
1)) Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD
2)) Makin muda usia, terutama pada nulligravida makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan /pengeluaran IUD.
1. Keuntungan
Keuntungan AKDR Non hormonal (Cu T 380A):
1) Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
perempuan dalam 1 tahun pertama(1kegagalan dalan 125-170 kehamilan)
2) AKDR dapat efektf segera setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5) Tidak mempengaruhi hubungan sexual
6) Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR(Cu T-380A)
8) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
10) Dapat digunakan sampai menopause
11) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Kerugian
Kerugian AKDR (Cu T-380A) Non hormonal:
1) Perubahan siklus haid
2) Haid lebih lama dan banyak
3) Perdarahan(spotting) antarmenstruasi
4) Disaat haid lebih sakit
5) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
6) Perforasi dinding uterus(sangat jarang apabila pemasangan benar)
7) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
8) Tidak baik digunaka pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
9) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
10) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.
2. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR (Cu T-
380A):
1) Penderita tumor jinak payudara
2) Epilepsi
3) Malaria
4) Tekanan darah tinggi
5) Penyakit tiroid
6) Setelah kehamilan ektopik
7) Penderita DM
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
3. Sedang menderita infeksi genetalia
4. Penyakit trifoblas yang ganas
5. Diketahui menderita TBC velvik
6. Kanker alat genital
7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm
Penanganan Efek Samping AKDR (Cu T-380)
1. Amenora
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR, lakukan konseling dan
selidiki penyebab amenoreaapabila diketahui.Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk
melepas AKDR bila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.Apabila klien
sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR jelaskan ada
resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan
kehamilanharus lebih diamati dan diperhatikan
2. Kejang
Pastikan dan tegaskanlah adanya PRP dan penyebab ain dari kekejangan.Tanggulangi
penyebabnya apabila ditemuka.Apabila tidak ditemukan penyebabnya beri analgesik untuk
sedikt meringankan. Apabila klien menglami kejang yang berat, lepaskan AKDR dan bantu
klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
3. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik.Apabila tidak ada
kelainan potologis, perdarahan berkelanjutan serta prdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Beri ibu profen (800mg, 3x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan berikan tablet besi(1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3bulan).
4. Benang yang hilang pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR
terlepas.Apabila tidak hamil dan AKDR tidak terlepas, berikan kondom, periksa talinya di
dalam saluran endoservik dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan
tenaga terlatih) setelah masa haid briutnya.Apabila tidak ditemukan rujk ke dokter, lakukan
x-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak
ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien menentukan metode lain.
5. Adanya pengeluaran cairan dari vagina atau dicurigai adanya PRP
Pastikan pemeriksaan untuk IMS.Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau sangat
dicurigai menderita gonorhoe atau infeksi klamidal, lakukan pengobatan yang memadai.
Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam. ApabilaAKDR dikeluarkan beri metode
lain sampai masalahnya teratasi.
Kunjungan Ulang
Informasi Umum
6 KONTAP
Pengertian
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seorang perempuan (Saiffudin,2010; h. MK-81).
Tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk
mencegah proses fertilisasi (Saifuddin, 2010; h.486).
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Mansjoer, 2001; h. 369).
Jenis – Jenis Tubektomi
Menurut Hartanto (2004;h. 243) jenis-jenis tubektomi antara lain:
(1) Laparotomi
(2) Minilaparotomi = Mini-lap
Sub-umbilikal/infra-umbilikal: post-partum
Supra pubis/Mini-Pfannenstiel: post-abortus, interval
(3) Laparoskopi
Manfaat Kontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-79) manfaat kontrasepsi tubektomi sebagai berikut :
(1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
(2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
(3) Tidak bergantung pada faktor senggama
(4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
(5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
(6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium).
Manfaat Nonkontrasepsi
Menurut Saifuddin (2010;h.MK-79) adalah berkurangnya resiko kanker ovarium
Keterbatasan
Keterbatasan tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-79) adalah :
(1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan lagi),
kecuali dengan operasi rekanalisasi.
(2) Klien dapat menyesal dikemudian hari.
(3) Resiko komplikasi kecil ( meningkat apabila digunakan anestesi umum).
(4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
(5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekology atau dokter
spesialis bedah untuk proses laparoskopi)
(6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Indikasi
Yang dapat menjalani tubektomi menurut Saifuddin (2010;h. MK-82) antara lain :
(1) Usia lebih dari 26 tahun
(2) Paritas lebih dari dua
(3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
(5) Pascapersalinan.
(6) Pascakeguguran.
(7) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
Menurut seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19 Desember 1972) dalam
Wiknjosastro (2007; h.565), sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang
memenuhi syarat-syarat berikut :
(1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
(2) Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
(3) Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Sedangkan pada konferensi khusus perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan
(3-5 Juni 1976) dalam Wiknjosastro (2007; h.565 ) dianjurkan pada umur antara 25-40
tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :
(1) Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
(2) Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih
(3) Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih
Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2010;h. MK-83) yang tidak boleh melakukan tubektomi antara lain :
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
(2) Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).
(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol).
(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
(5) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan.
(6) Belum memberikan persetujuan tertulis.
h) Kontraindikasi relatif menurut Everett (2008;h.253) adalah:
(1) Meminta sterilisasi pada usia muda, misalnya dibawah 25 tahun
(2) Obesitas dapat dikontraindikasikan untuk prosedur laparoskopik.
Efektivitas
Menurut Everett (2008;h. 252) sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif dengan angka kegagalan 1-5 per 1000 kasus, yang berarti efektivitasnya 99,4- 99,8%
per 100 wanita per tahun. Keefektivan bervariasi, bergantung pada metode mana yang
dipakai.
Efek Samping
Menurut Saifuddin (2010;h. MK-85) efek samping yang ditimbulkan setelah prosedur bedah
biasanya adalah:
(1) Nyeri bahu selama 12 – 24 jam setelah laparoskopi relatif lazim dialami karena gas (CO
atau udara) di bawah diafragma.
(2) Periode menstruasi akan berlanjut seperti biasa. (Apabila mempergunakan metode hormonal
sebelum prosedur, jumlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan).
Waktu Pelaksanaan
Menurut Saifuddin (2010; h. MK-80 – MK-81) waktu yang tepat dilakukan tubektomi
adalah :
(1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tersebut tidak
hamil.
(2) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
(3) Pascapersalinan
Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
Laparoskopi : tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.
(4) Pascakeguguran
Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap atau
laparoskopi).
Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap).
2. VASEKTOMI
Pengertian
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor
pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat
dan tidak memerlukan anestesi umum ( Hartanto, 2004 ; h. 307).
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2006 ; h. MK-85).
Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut
sperma dari epididimis di dalam testis vesikula seminalis (Everett, 2008; h.70).
Keuntungan
Keuntungan memakai vasektomi menurut Hartanto (2004;h. 308) antara lain :
(1) Efektif
(2) Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
(3) Sederhana.
(4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
(5) Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
(6) Biaya rendah.
(7) Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk
ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
(8) Metode permanen
(9) Efektivitas tinggi
(10) Menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
Kerugian
Menurut Hartanto (2004; h. 308) kerugian yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi adalah :
(1) Diperlukan suatu tindakan operatif.
(2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
(3) Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah
ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
(4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah
setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria.
e) Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi
merupakkan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2006 : h.MK-85).
f) Kontra-indikasi
Menurut Hartanto (2004;h. 308-309) yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi vasektomi
adalah :
(1) Infeksi kulit lokal, misal Scabies
(2) Infeksi traktus genitalia.
(3) Kelainan skrotum dan sekitarnya
(a) Varicocele
(b) Hydrocele besar
(c) Filariasis
(d) Hernia inguinalis
(e) Orchiopexy
(f) Luka parut bekas operasi hernia
(g) Scrotum yang sangat tebal
(4) Penyakit sistemik
(a) Penyakit-penyakit perdarahan
(b) Diabetes mellitus
(c) Penyakit jantung koroner yang baru
(5) Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil
Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya
adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1 dalam
7000 (Everett,2008; h.70).
Menurut Hartanto (2004; h.313) angka kegagalan 0-2,2%, umumnya kurang dari 1%.
Kegagalan vasektomi umumnya disebabkan oleh : senggama yang tidak terlindung sebelum
semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa, rekanalisasi spontan dari vas deferens,
umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa; pemotongan dan oklusi
struktur jaringan lain selama operasi.
Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi vasektomi menurut Everett (2008, h. 71) adalah :
(1) Infeksi
(2) Hematoma
(3) Granula sperma
Waktu pelaksanaan
Tidak ada batasan usia, dapat dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting sudah memenuhi
syarat sukarela, bahagia, dan kesehatan (Zietraelmart, 2010)
Daftar Pertanyaan Peserta untuk Penyaji
Penyuluhan Masyarakat Musyawarah Rukun Tetangga
Di RT 04 RW 03 Kelurahan Gubeng Kecamatan Gubeng
Tanggal 10 Februari 2017
No. Nama Dan Alamat Pertanyaan
EVALUASI
1. Topik :Metode kontrasepsi dalam kelurga berencana
2. Sub Topik : Jenis dan metode KB
3. Sasaran :Warga RT 04/ RW 03
4. Jumlah Sasaran : 35orang
5. Tempat :Rumah Pak Bambang RT 03 RW 004 Kelurahan Airlangga
6. Hari/Tanggal :Jumat, 10 Februari 2017
7. Pukul :18.30-19.30 WIB
8. Waktu : 60 menit
Pelaksanaan :
1. Masih ada beberapa kata-kata yang menggunakan bahasa medis.
2. Pemateri terlalu banyak membaca,
3. Moderator menyimpulkan materi yang telah disampaikan..
4. Jumlah sasaran melebihi target
5. Jumlah penanya 4orang.
6. Pertanyaan yang diajukan peserta ada 5, yaitu :
Jawaban :
1) Mengapa Pil menyebabkan Flek?
2) Apa efek samping diana dan Yasmin bagus?
3) Apakah vasektomi bisa mempunyai keturunan lagi?
4) Kenapa suntik 3 bulan mens lama-lama setelah itu tidak haid lagi?
Jawaban:
1) karena itu adalah salah satu efek samping dari pil
2) Itu tergantung dari masing-masing reaksi tubuh karena setiap orang berbeda-beda
3) kemungkinan nya sangat kecil sekali bahkan tidak bisa karena saluran air maninya sudah
potong atau diikat
4)karena itu salah satu efek dari KB 3 bulan