Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rita Astati, S.

Pd
NIM : 2003220072
No. UKG : 201901020369
LPTK : Universitas Negeri Jakarta
Prodi : Pendidikan Biologi

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Masalah yang telah Analisis Eksplorasi
No. Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
diidentifikasi Penyebab Masalah
1. Kurangnya semangat dan fokus SUMBER KAJIAN LITERATUR Dari kajian literatur yang
belajar siswa dalam JURNAL ILMIAH diambil dari jurnal ilmiah dan
pembelajaran biologi. Fitriyanti, M. Theodora, M. Boleng, T, D. hasil wawancara siswa dan
(2021). Analisis Permasalahan Guru Terkait guru/teman sejawat
Media Pembelajaran Biologi Berbasis Aplikasi didapatkan faktor-faktor yang
Mobile Learning Menggunakan Teknik memengaruhi fokus belajar
Mnemonik Verbal. Jurnal Pendidikan, 9(2), 70. siswa terhadap pembelajaran
biologi masih kurang, yaitu
Menurut Mega Fitriyanti, dkk (2021) dalam karena:
jurnalnya, minimnya ketertarikan siswa 1. Siswa memang tidak suka,
dalam belajar dapat memengaruhi hasil dan sudah melebeli
belajar siswa yang mengakibatkan bahwasanya mata
kurangnya kemampuan pemahaman siswa. pelajaran biologi adalah
Hal ini terjadi karena siswa tidak fokus pada pelajran yang sulit
pelajaran yang disampaikan guru dan tidak dipahami.
serius dalam menyimak penyampaian materi 2. Siswa tidak mengulang
oleh guru. pelajaran dirumah, atau
malamnya siswa tidak
SUMBER WAWANCARA mempersiapkan diri untuk
SISWA materi biologi.
Narasumber : Dewi Yusnita Sari 3. Siswa lebih banyak
Waktu : Selasa, 30 Agustus 2022 mengahabiskan waktu
memaikan gadgetnya
Hasil wawancara yang didapat: untuk kesenangan semata,
1. Siswa merasa bosan saat guru tanpa menggunakan
menjelaskan materi pembelajaran. gadgetnya untuk mencari
2. Siswa merasa ngantuk pada saat guru sumber-sumber yang luas
menjelaskan, dikarenakan malamnya dia tentang materi biologi.
kurang tidur. 4. Siswa beranggapan
3. Pada saat guru menampilkan materi metode yang digunakan
lewat PPT, awalnya siswa antusias guru dalam
namun lama-kelamaan siswa mulai tidak menyampaikan materi
bisa fokus. kurang manarik.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Hasil wawancara yang didapat:
1. Siswa tidak dapat fokus belajar,
dikarenakan sudah ternaman
bahwasanya sains (Biologi) adalah mata
pelajaran yang sulit.
2. Faktor lain selain karena siswa memang
tidak minat pada mata pelajaran biologi,
sehingga membuat siswa tidak fokus.
3. Kebanyakan siswa yang tidak tidur tepat
waktu, banyak siswa yang tidur lewat
dari pukul 21.00 yang digunakan untuk
memainkan gadgetnya ketimbang
membaca buku atau materi pelajaran
biologi.

2. Masih rendahnya kemampuan SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis


literasi membaca dan numerasi JURNAL ILMIAH terhadap masalah masih
siswa pada materi jaringan Keraf, G. Terampil Berbahasa Indonesia. rendahnya kemampuan
tumbuhan. Jakarta: Balai Pustaka. 1996 literasi membaca dan
numerasi siswa melalui
Menurut Crawley dan Montain dalam buku berbagai sumber literatur dan
(Keraf, 1996) membaca pada hakikatnya wawancara, maka didapatkan
merupakan sesuatu yang rumit yang ditentukan penyebab
mengaitkan banyak perihal, tidak cuma terjadinya masalah tersebut
semata- mata melafalkan tulisan namun pula sesuai dengan kondisi sekolah
mengaitkan kegiatan visual, berfikir, saya, adalah sebagai berikut:
psikolinguistik, serta metakognitif. 1. Faktor-faktor yang
menyebabkan minat siswa
JURNAL ILMIAH yang renda ternyata dapat
Citra Pratama Sari, Faktor-Faktor Penyebab berasal dari internal dan
Rendahnya Minat Membaca Siswa Kelas IV, eksternal siswa
Universitas Negeri Yogyakarta, 2018. bersangkutan.
2. Siswa tidak terbiasa akan
Rendahnya kemampuan literasi membaca budaya membaca
pada siswa, bisa dipengarahi oleh kurangnya khususnya buku.
minat siswa terhadap membaca. 3. Siswa tidak terbiasa
Menurut Citra (2018), ada beberapa faktor melakukan latihan
penyebab diantaranya adalah: mandiri untuk
1. Faktor internal siswa, yang meliputi: memecahkan soal-soal
a. Kemampuan membaca siswa. berbentuk numerasi.
b. Kurangnya kebiasaan membaca. 4. Adanya pengaruh
c. Siswa jarang mengunjungi intensitas penggunaan
perpustakaan. gadget yang lebih sering
2. Faktor eksternal siswa, yang meliputi: dari dari pada membaca
a. Lingkungan sekolah yang kurang dan berlatih soal-soal
mendukung. numerasi.
b. Peran perpustakaan sekolah belum 5. Sesuai dengan pernyataan
maksimal Kemdikbub (2017),
c. Keterbatasan buku atau bahan kemampuan literasi siswa
bacaan. Indonesia cenderung
d. Pembelajaran yang diterapkan guru rendah yang dibuktikan
yang dominan mengerjakan soal. dari hasil tes PISA (2015)
e. Lingkungan keluarga yang kurang dan TIMSS (2016)
mendukung.
f. Pengaruh menonton televisi.
g. Intensitas bermain handphone yang
lebih lama dari pada membaca.

JURNAL ILMIAH
Prastisi, S. 2009. Membaca. Semarang: Griya
Jawi.

Pada buku yang berjudul membaca (Prastisi,


2009), Keterampilan membaca merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai
siswa agar dapat mengikuti semua kegiatan
dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

JURNAL ILMIAH
Tarigan, H. G. 2008. Membaca sebagai suatu
keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.

Sebagaimana pendapat Tarigan (1990)


bahwa tanpa adanya minat yang kuat maka
seseorang akan mengalami kesulitan untuk
membaca.

JURNAL ILMIAH
Ayuningtyas, N., & Sukriyah, D. (2020).
Analisis pengetahuan numerasi mahasiswa
matematika calon guru.

Ayuningtyas dan Sukriyah (2020)


menyatakan bahwa istilah numerasi
digunakan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk
menyatakan literasi matematika atau
mathematical literacy.

JURNAL ILMIAH
Kemendikbud, 2017

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia menyatakan
kemampuan literasi siswa di Indonesia
khususnya dalam bidang matematika
tergolong masih rendah. Hal tersebut
ditunjukkan dengan hasil tes PISA (2015)
dan TIMSS (2016). Indonesia mendapatkan
nilai matematika 387 dari nilai rata-rata
490, sedangkan dalam TIMSS Indonesia
mendapatkan nilai matematika 395 dari
nilai rata-rata 500. Berdasarkan hasil itu,
Indonesia menempati posisi bawah.
Selanjutnya hasil PISA tahun 2018, nilai
kemampuan matematika siswa Indonesia
berada pada peringkat ke-7 dari bawah
dengan skor 379 dibawah rata-rata OECD
yaitu 489. Hasil tersebut menunjukkan belum
tercapainya kompetensi literasi khususnya
literasi matematika atau numerasi siswa di
Indonesia.

SUMBER WAWANCARA GURU


GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Yayuk Suparti, S.Pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Siswa tidak terbiasa membaca buku
cetak, dibanding buku digital.
2. Buku yang dibaca tidak sesuai dengan
minat siswa.
3. Siswa lebih suka melihat atau membaca
sesuatu dari gadget dari pada buku
paket.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Erni Mirnawati, S.Pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Siswa tidak mampu menjawab soal
berdasarkan teks yang disajikan.
2. Siswa kurang pembiasaan dalam
mengerjakan soal berbasis teks dan
langsung membahasnya.
3. Siswa cenderung lebih suka melihat
sesuatu dari gadget namun jika diberikan
teks dan dibaca melalui gadget pun jika
bukan bacaan sesuai minat, siswa tidak
suka.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Eva Dewi Yulianti, S.Pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Minat siswa terhadap literasi membaca
dan numerasi rendah.
2. Kemampuan literasi numerasi siswa
rendah.
3. Siswa masih belum paham prinsip dasar
matematika.
4. Siswa tidak terbiasa mengulang kembali
mengerjakan soal-soal numerasi.
5. Siswa terbiasa menggunakan cara
praktis, mencari jawaban soal-soal
numerasi dari gadget.

3. Pada saat proses tanya jawab SUMBER KAJIAN LITERATUR Berdasarkan kajian literatur
dimateri jaringan tumbuhan, JURNAL ILMIAH yang bersumber dari jurnal
masih banyak siswa yang tidak Yusuf. 2002. Penggunaan Metode yang Efektif dan buku, menyatakan bahwa:
menjawab padahal jawaban dalam Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. 1. pembelajaran dengan
dari pertanyaan sudah ada metode tanya jawab
dibuku dan sudah diberi waktu Menurut Yusuf (2002) dalam bukunya seharusnya meningkatkan
untuk membaca terlebih memberikan pendapat bahwa metode tanya kefektifan dan keaktifan
dahulu, serta siswa tidak jawab merupakan suatu cara untuk dalam pembelajaran.
mampu menyampaikan menyampaikan atau menyajikan bahan 2. pada kenyataan dan
kesimpulan. pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru berdasarkan hasil
yang harus dijawab oleh siswa atau wawancara bersama
sebaliknya. Oleh karenanya dalam teman sejawat siswa
penerapan, guru dan siswa harus terlibat kurang aktif dalam proses
dalam aktivitas bertanya dan memberikan tanya jawab.
respon atas pertanyaan-pertanyaan yang 3. Berbagai faktornya,
ada. diantaranya seperti
disampaikan Yusuf (2002)
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Yusuf salah satu kekurangan
(2002: 31-32) tentang kelebihan dan metode tanya jawab
kekurangan metode tanya jawab. Beberapa adalah siswa merasa
kelebihan metode ini diantaranya meliputi: dicekam ketakukan
1) pertanyaan dapat menarik dan (nervous) selama tanya
memusatkan perhatian siswa sekalipun jawab dilakukan.
ketika itu siswa sedang ribut, yang 4. Siswa kurang memahami
mengantuk akan kembali segar dan akan materi yang diajarkan.
hilang kantuknya; 5. Siswa tidak
2) metode ini dapat merangsang siswa mempersiapkan diri
untuk melatih dan mengembangkan daya sebelum dimulainya
pikir dan daya ingat; pelajaran.
3) mengembangkan keberanian dan
keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat;
4) pertanyaan dapat mengurangi proses
lupa;
5) pertanyaan dapat membangkitkan hasrat
untuk melakukan penyelidikan.
Adapun kekurangankekurangan metode
ini meliputi:
1) siswa dapat dicekam ketakutan (nervous)
selama tanya jawab dilakukan;
2) tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi
giliran selama satu jam pelajaran;
3) waktu banyak terbuang, khususnya
ketika siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga siswa;
4) akan terdapat siswa yang tidak terlibat
dalam proses berpikir atas pertanyaan;
5) sukar diperoleh jawaban yang
memuaskan.

JURNAL ILMIAH
Sudjana. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah.
Jakarta: Bumi Aksara.

Menurut Sudjana (2009) motode tanya jawab


merupakan salah satu metode mengajar yang
paling efektif dan efisien dalam membangun
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Erni Mirnawati, S.pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Saat diskusi maupun tanya jawab siswa
cenderung vakum.
2. Guru telah menuntun siswa menemukan
jawaban, namun sebagian siswa masih
diam.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Eva Dewi Yulianti, S.pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Sesi tanya jawab menjadi sebuah hal yang
menakutkan bagi beberapa siswa, hal
tersebut terjadi karena kurangnya
persiapan siswa sebelumnya masuk
pelajaran.
2. Penyebabnya lainnya siswa kurang
memahami materi yang sedang dipelajari.
3. Selain itu, siswa tidak mau membaca
materi yang diberikan.

4. Guru masih belum optimal SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan analisis
dalam menggunakan model- JURNAL ILMIAH terhadap masalah masih
model pembelajaran inovatif Wedi, A. (2016). Konsep dan Masalah belum optimalnya guru dalam
pada materi yang diajarkan. Penerapan Metode Pembelajaran: Upaya menggunakan model-model
Peningkatan Mutu Pembelajaran Melalui pembelajaran inovatif pada
Konsistensi Teoretis-Praktis Penggunaan materi yang diajarkan, didapat
Metode Pembelajaran. Jurnal Kajian Teknologi penyebab hal tersebut terjadi
Pendidikan, 1(1), 21. diantaranya adala:
1. Guru merasa masih belum
Menurut Agus Wedi (2016), akhir-akhir ini sepenuhnya memahami
banyak ditawarkan strategi, metode, atau langkah-langkah dalam
model pembelajaran mutakhir, dan sekolah suatu model
mengadaptasi. Sementara pada kenyataanya pembelajaran.
banyak terungkap bahwa metode 2. Guru belum punya
pembelajaran yang digunakan di sekolah- pengalaman yang lama
sekolah sebagian besar tidak jauh berupa dan cuku dalam mengajar.
ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan 3. Guru masih kesulitan
dan latihan-latihan. menyesuaikan waktu,
karena jika menggunakan
JURNAL ILMIAH suatu model tertentu
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Sleman memakan waktu yang
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. cukup lama. Sementara
kondisi sekolah jam
Model pembelajaran adalah bentuk pembejalaran tidak cukup,
pembelajaran yang tergambar dari awal karena sekolah
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh melaksanakan PBM dua
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran shift akibat dari RKB yang
merupakan bungkus atau bingkai dari masih kurang.
penerapan suatu pendekatan, metode,
strategi, dan tehnik pembelajaran
(Helmiati.2012)

Helmiati (2012) juga menyatakan masih ada


guru yang belum memahami dan menguasai
sepenuhnya tentang bagaimana melakukan
pembelajaran dan memilih model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Kondisi ini tentu saja berpengaruh pada
kualitas pembelajaran.

JURNAL ILMIAH
Hasibuan, H. 2017. Faktor Penyebab
Kurangnya Variasi Metode Pembelajaran
Fikih di MAN Nagasaribu Kecamatan
Padangbolak Tenggara Kabupaten Padang
Lawas Utara. Skripsi. Padangsidempuan:
Institut Agama Islam Negeri.

Berdasarkan hasil penelitian Hotsaputra


(2017) yang menjadi penyebab kurangnya
variasi guru dalam menggukan suatu model
ataupun metode pembelajaran adalah guru
hanya menggunakan satu model saja yang
tidak bervariasi serta kurangnya pemahaman
guru tentang variasi bermacam-macam
model pembe;ajaran yang ada.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Eva Dewi Yulianti, S.pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Guru masih belum sepenuhnya paham
mengenai tahapan suatu model
pembelajaran, apalagi model
pembelajaran yang baru digunakan.
2. Guru cenderung menggunakan model
pembelajaran yang itu-itu saja.
3. Pengalaman mengajar guru yang masih
baru (4-5 tahun mengajar).
4. Selain itu kurang optimalnya penerapan
model-model pembelajaran inovatif
dikarenakan waktu pembelajaran yang
tidak cukup (sekolah melaksanakan PBM
dua shift karena RKB yang masih sedikit).

5. Siswa masih sering merasa SUMBER KAJIAN LITERATUR Berdasarkan sumber kajian
kesulitan mengerjakan soal- JURNAL ILMIAH literatur jurnal ilmiah dan
soal HOTS dan soal dalam Menurut Rosnawati (2005) dalam Kusuma, wawancara dapat dianalisis
bentuk AKM. P, A. dkk (2021) HOTS adalah keterampilan penyebab dari masalah siswa
yang lebih dari sekedar mengingat, sering merasa kesulitan
memahami dan mengaplikasikan. mengerjakan soal-soal HOTS
dan soal dalam bentuk AKM
Dimana Penerapan HOTS dalam adalah sebagai berikut:
pembelajaran dimaksudkan untuk 1. Masih kurang latihan
mengubah persepsi bahwa matematika mandiri siswa dalam
adalah mata pelajaran yang sulit, dan untuk mengerjakan soal-soal
menarik perhatian peserta didik untuk HOT maupun AKM.
mempelajari matematika (Abdullah, 2. Kurang pemahan siswa
Mokhtar, Halim, Ali, Tahir, & Kohar, 2017). terhadap materi pada
pembelajaran sebelumnya.
JURNAL ILMIAH 3. Masih kurangnya
Kusuma, P, A. Faith, S. Adnan. 2021. Analisis keterampilan literasi
Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal membaca dan numerasi
Higher Order Thingking Skill (HOTS) Sistem siswa.
Persamaan Linier Dua Variabel. JURNAL
SAINTIKA UNPAM: Jurnal Sains dan
Matematika UNPAM. 3(2).

Menurut Kusuma, dkk (2021), penyebab


sulitnya siswa dalam menyelesaikan soal-
soal HOTS adalah:
1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep suatu materi.
2. Siswa tidak mampu memahami soal-soal
narasi.
3. Siswa salah mendeskripsikan pertanyaan
dari soal.
4. Kurangnya latihan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal berbentuk
HOTS.

GURU/TEMAN SEJAWAT
Narasumber : Eva Dewi Yulianti, S.pd
Waktu : Rabu, 31 Agustus 2022

Hasil wawancara yang didapat:


1. Siswa tidak mengulang atau berlatih
mengerjakan soal.
2. Siswa mengganggap enteng soal-soal
HOTS dan AKM.
3. Siswa lebih banyak waktu menggunakan
gadget untuk hiburan dirinya dari pada
untuk pembelajaran.

6.
7.
8. Masih terjadi miskonsepsi pada
penyamipaian tingkatan
kehidupan makhluk hidup.
9. Siswa kurang paham dalam
memanfaatkan teknologi pada
saat pembelajaran.
10. Siswa masih belum dapat
membedaan dari macam-
macam kelompok apa saja pa
materi Hewan (Vertebrata).
Padahal sudah ditampilkan
gambar yang mendukung.
11. Masih ada siswa yang belum
tau apa saja jaringan-jaringan
yang terdapat pada tumbuhan,
padahal pada minggu
sebelumnya materi sudah
disampaikan.
12.

Anda mungkin juga menyukai