PT. Mustika Indah Permai di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi Timur,
Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan
(ANDAL)
DISUSUN OLEH :
Raspuji Ramadhanti
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu komoditi tambang terbesar yang ada di Indonesia.
Berdasarkan informasi dari Kementerian ESDM Republik Indonesia tahun 2021,
cadangan batubara Indonesia diperkirakan mencapai 38,84 miliar ton, selain itu juga
sumber daya batubara yang tercatat mencapai sebesar 143,7 miliar ton. Rata-rata
tingkat produksi batubara adalah sebesar 558 juta ton pertahun dan ditargetkan akan
ditingkatkan mencapai produksi sebesar 625 juta ton pertahun. Sehingga diperkirakan
umur cadangan batubara Indonesia masih sekitar 65 tahun, dimana sebagian besar
cadangan batubara tersebut berada di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
PT. Mustika Indah Permai (MIP) merupakan salah satu perusahaan nasional yang
bergerak dibidang pertambangan batubara yang telah melakukan kegiatan eksplorasi
dan produksi batubara di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Sejak tahun 2005, MIP
telah memulai kegiatan eksplorasi pertambangan untuk bahan galian batubara
berdasarkan Keputusan Bupati Lahat No. 540/65/KEP/PERTAMBEN/2005 untuk
wilayah pertambangan seluas 2.742 Ha, namun pada tahun 2010 berdasarkan Surat
Keputusan Bupati Lahat No. 503/188/KEP/PERTAMBEN/2010, terdapat perubahan
luas wilayah IUP menjadi 2.000 Ha yang terletak di Kecamatan Merapi Barat dan
Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Formasi pembawa
batubara yang terdapat di areal IUP MIP adalah Formasi Muaraenim yang mempunyai
penyebaran hampir 95% dari luas areal IUP, dimana lapisan batubara yang terdapat
di areal IUP MIP terdiri dari 9 lapisan dari paling atas, yaitu lapisan A1, A2, B, C (C1,
C2, C3), D, E1 dan E2 , dimana lapisan A1, A2, B, dan lapisan C sebagai lapisan
utama (main seam).
Seiring dengan dilakukannya pemutakhiran data estimasi sumberdaya dan estimasi
cadangan batubara pada tahun 2019, dan optimalisasi produksi batubara, kemudian
MIP berencana melakukan penyesuaian kegiatan pertambangan dan telah memiliki
dokumen kajian kelayakan kegiatan pertambangan batubara PT. MIP. Berdasarkan
hasil studi kelayakan tersebut, MIP berencana untuk melakukan beberapa perubahan
kegiatan pertambangan dan mengintegrasikan dokumen lingkungan sebelumnya
yang telah dimiliki. Penyesuaian kegiatan pertambangan selain untuk
mengoptimalisasi cadangan batubara yang ada, namun bertujuan meminimalisasi
dampak lingkungan yang timbul atas rencana usaha/kegiatan penambangan tersebut.
Oleh karena itu, kajian dalam dokumen AMDAL ini akan mencakup kegiatan
pertambangan eksisting baik yang telah dilingkup pada AMDAL sebelumnya, maupun
perubahan pada lingkup kegiatan yang baru.
Penyesuaian kegiatan pertambangan MIP mencakup rancangan bukaan tambang,
penyesuaian infrastruktur tambang berupa relokasi dan perubahan desain, dan
pembangunan infrastruktur baru yang diperlukan untuk mendukung kegiatan logistik
transportasi batubara. Perbandingan perubahan rencana kegiatan dan/atau usaha
pertambangan MIP dan peta perubahan kegiatan pertambangan batubara MIP adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.1. Perbandingan Perubahan Rencana Kegiatan dan/atau Usaha Pertambangan MIP
Besaran Kegiatan Mengacu Besaran Kegiatan Mengacu
No Uraian Dokumen Lingkungan Pada Studi Kelayakan 2022
Sebelumnya (Rencana Pengembangan)
Dokumen AMDAL SK No. 311/KEP/BLH-4/2015:
A.
Peningkatan Kapasitas Produksi 10 juta ton/tahun
1. Potensi Batubara Estimasi Sumberdaya Terjadi penambahan potensi
(Terukur,Tertunjuk, Tereka): batubara di lokasi IUP MIP
287,5 juta
Rencana kegiatan pertambangan batubara dan fasilitas pendukung lainnya oleh PT.
Mustika Indah Permai bertujuan untuk:
a) Melaksanakan usaha pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan berpedoman pada prinsip pengelolaan kelestarian lingkungan yang
berkelanjutan;
b) Memenuhi permintaan kebutuhan batubara baik di dalam dan luar negeri.
II. Manfaat
Evaluasi dampak menguraikan hasil telaahan interaksi seluruh dampak penting hipotetik dalam
rangka penentuan karakteristik dampak Rencana Kegiatan Pertambangan dan Fasilitas
Pendukung Lainnya oleh PT Mustika Indah Permai di Kecamatan Merapi Barat dan Merapi
Timur, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan secara total terhadap lingkungan.
Telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh dampak penting hipotetik dilakukan terhadap
komponen kegiatan penyebab dampak dan komponen lingkungan terkena dampak. Proses
evaluasi diawali dengan penelaahan dan penelusuran terhadap arah dan kecenderungan
besaran dan pentingnya dampak secara holistik dalam satu kesatuan sistem rencana kegiatan
proyek yang didasarkan pada hasil prakiraan dampak, batas lingkup waktu (kerangka waktu
umur kegiatan), dan lingkup batas wilayah studi yang telah ditetapkan.
B. Selain adanya akumulasi dampak dari beberapa komponen kegiatan yang berlangsung
bersamaan juga terdapat keterkaitan dan interaksi antar dampak penting hipotetik
sebagaimana ditunjukan pada Gambar 7.1 Bagan Alir Evaluasi Dampak Penting Kegiatan
:
Pertambangan dan Fasilitas Pendukung Lainnya oleh PT Mustika Indah Permai (Metode
Sorensen Modifikasi), yang dijabarkan sebagai berikut :
1) Dampak perubahan persepsi masyarakat merupakan dampak langsung dari kegiatan
sosialisasi rencana kegiatan di tahap pra-konstruksi dan dari kegiatan penutupan tambang
dan pengalihan lahan di tahap pasca operasi. Selain sebagai dampak langsung dampak
perubahan persepsi masyarakat juga merupakan dampak turunan dari beberapa dampak
primer baik di tahap konstruksi dan operasi yang saling terkait diantaranya dampak
terbukanya kesempatan kerja dan dampak peningkatan kesempatan berusaha.
2) Dampak perubahan tingkat pendapatan memiliki keterkaitan sebagai dampak turunan
(sekunder) yang berasal dari dampak-dampak primer baik di tahap konstruksi dan operasi
yang saling terkait diantaranya dampak terbukanya kesempatan kerja dan dampak
peningkatan kesempatan berusaha.
3) Dampak peningkatan prevalensi penyakit memiliki keterkaitan sebagai dampak turunan
(sekunder) yang berasal dari dampak-dampak primer baik di tahap konstruksi dan operasi
yang saling terkait diantaranya dampak penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan
dan peningkatan getaran.
4) Dampak perubahan keanekaragaman biota perairan memiliki keterkaitan sebagai dampak
turunan (sekunder) yang berasal dari dampak primer baik di tahap konstruksi dan operasi
yang saling terkait yaitu dampak penurunan kualitas air permukaan.
5) Dampak peningkatan erosi dan sedimentasi memiliki keterkaitan sebagai dampak turunan
(sekunder) yang berasal dari dampak primer di tahap operasi yang saling terkait yaitu
dampak perubahan bentang alam dan dampak penurunan kualitas tanah.
6) Dampak timbulnya keresahan masyarakat memiliki keterkaitan sebagai dampak turunan
(tersier) yang berasal dari dampak-dampak sekunder baik di tahap konstruksi dan operasi
yang saling terkait diantaranya dampak perubahan persepsi masyarakat dan perubahan
tingkat pendapatan.
BAB III
PENUTUP
10 Tidak terlampauinya daya dukung dan Belum adanya penetapan daya dukung dan daya
daya tampung lingkungan hidup dari tampung lingkungan di Kabupaten Lahat,
lokasi rencana usaha dan atau sehingga tidak dapat dinyatakan “sudah atau
kegiatan, dalam hal terdapat perhi- belum terlampaui” dengan adanya Kegiatan
tungan daya dukung dan Pertambangan dan Fasilitas Pendukung Lainnya
daya tampung lingkungan dimaksud. oleh PT MIP
Dengan demikian, maka kegiatan Rencana Kegiatan Pertambangan Batubara dan Fasilitas
Pendukung Lainnya oleh PT. Mustika Indah Permai termasuk sebagai kegiatan yang tergolong
layak lingkungan hidup untuk dilaksanakan dengan syarat melaksanakan Pengelolaan Lingkungan
dan Pemantauan Lingkungan hidup sesuai dengan dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
DAFTAR PUSTAKA