KEBUDAYAAN ISLAM
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudaayaan merupakan segala sesuatu yang diciptalan oleh umat
manusia yang merupakan gagasan dan karya manusia. Dalam
perkembanganya perlu dibimbing dan dibina dengan wahyu dan aturan-aturan
yang mengikat sehingga tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber pada
nafsu hewani.
Kedatangan islam di nusantara membawa beberapa aspek-asek peradaban
dalam dimensi yang sangat luas. Salah satunya adalah aspek kebudayan,
landasan peradaban islam adalah kebudayaan islam terutama wujud idealnya.
Sementara itu kebudayaan islam lahir dari realisasi semangat tauhid yang
bersumber pada al quran. Jadi peradaban islam tidak lain dari hasil
manifestasi nilai-nila al quran dalam seluruh bidang kehidpan umat islam.
Kebudayaan islam adalah hasil olah akal, budi, cipta, rasa, karsa dan
karya manusia yang berlandaskan pada nlai nilai tauhid. Disini agama
berfungsi untuk membimbing manusai dalam mengembangkan akal budinya
sehingga meghasilkan kebudayaan yang beradab atu beradaban isam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kebudayaan dalam islam?
2. Bagaimana sejarah intektual umat islam?
3. Mengapa masjid bisa menjadi pusat peradaban islam?
4. Bagaimana nilai-nilai islam dalam budaya Indonesia?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui konsep kebudayaan dalam islam
2. Mengetahui sejarah intelektual umat islam
3. Mengetahui alasan mengapa masjid menjadi pusat peradaban islam
4. Mengetahui nilai-nilai islam dalam kebudayaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Islam berkembang secara pesat sejak abad ke 7 ke seluruh dunia dari masa ke
masa. Pada saat agama islam disebar memiliki nilai–nilai kebudayaan yang
diciptakan oleh manusia. Kebudayaan ialah bentuk aktivitas manusia untuk
memenuhi keperluan hidup. Kebudayaan tidak akan berhenti selama adanya
kehidupan. Hasil kebudayaan yang tidak akan berhenti dilandasi nilai-nilai
ketuhanan disebut sebagai kebudayaan islam.
)9 ( واه ثُ َّم
ُ َّ ِح ْ ِ وَنَفخ س صا َ ع ل َ ع ما واأل ْف ْب َتش ُك ُرون
ِه ن ه ل َر ال ُك ُم ِئَدة واأل ِليال
ي رو س ْم وج
م
“(Dia) yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunanya
dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan
meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”
(Q.S.al- Sajdah: 7-9)
Berilmu dan berkaya merupakan salah satu ajaran islam kepada umatnya. Dengan
begitu islam menjadi pendorong manusia untuk berbudaya. Dalam satu waktu
islam melekatkan kaidah, norma, dan pedoman.
1. Menghormati akal
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,” (QS.
Ali Imran:90)
ن الَّ ِذ
ْين وع وُقعُ ْوًدا قِ َيا ْ ذ ُك ي وَيتََف َّك ُر جُن ْو خلَ ْق ت ربَّن وا “ض ٰ م خ
َ ًما ُر ْو ّل
ال ٰلى ْون ِب ِه ْم ما ا ْْلَ ْر ال ٰوت ْلق
ي س
َ
هذا النَّار ع ب ف س ْب ك ط
ذ ِقَنا ٰحن َبا ً “ال
ا
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam
keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia.
Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran:91)
Dari ayat ayat tersebut, kebudayaan harusnya dapat diterima oleh akal
manusia. Manusia harus terlebih dahulu berpikir sebelum mengikuti suatu
kebudayaan. Apabila kebudayaan tersebut sesuai dengan syari’at dan tidak
bertentangan dengan islam, maka kebudayaan tersebut dapat diikuti.
ٱنش ُزو ˚ا ِقيل و ِإذَا ۖ ل َي ْفس فَٱ ْف سحو ˚ا ٱ ْل َم ى تَفَ سحو ˚ا ل قيل ذَا ءا َمُن و ˚ا ن َيَٰٓأَ ُّي َها
َٰٓ
ٱلَّ ِذي ُك ْم َج ِلس ُّل ُك ْم ٱ
خ ِبي ˚ر تَ ْع َ وّٱللُ “ َد َر ت ٱ ْل ِع ْل َم وٱلَّ من ءا َمُنو ˚ا ٱل ّللُ ي َفٱن ش ُزو ˚ا
ِذين ٱ ْرف ُأ وتُو ˚ا ِذين ُك ْم َج َملُون م
ا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena
pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta
pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isra:36)
Hikmah dari ayat tersebut ialah janganlah kita mengikuti perkataan dan
perbuatan yang tidak kita ketahui ilmunya. Begitupula dengan kebudayaan,
suatu kebudayaan harus diketahui darimana asal budaya tersebut, apa saja
unsurnya, apa yang terlibat didalamnya, dan apa tujuannya. Oleh karena itu,
manusia sebagai makhluk yang berakal harus terlebih dahulu mencari tau
keseluruhan dari kebudayaan yang berlaku tersebut, apakah sudah sesuai
dengan syari’at islam atau malah menyesatkan manusia ke jalan yang dibenci
Allah SWT.
ٰ ْ وا ْبَت
ّلالُ ا ي س و َْل ا ْ ْٰل ِخ و َْل ِال ّلالُ ا س ك وا س ْ ن م ْي َت َِ فى ا ْلف ساد
َٰٓ
ٰتىك َما َرةَ الَدّا َر ْيك ْح َن َما ْح الُدّ ْن َيا َن ن َب ْن ت َ ْب
ص ك
ْ ل س ِد ْي ب َل ّال ِا َّ ۗن ا ْْلَ ْرض
ُم ْف َن ُي ِح ْل
ا
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash:77)
Dalam Sejarah Intelektual Umat Islam dapat dilihat bahwa peran dari para
intelektual Islam di Indonesia tidak bisa diabaikan jika ingin melihat
perkembangan Islam itu sendiri. Pada teori yang disampaikan oleh Harun
Nasution, Sejarah Intelektual Islam dapat dibagi kedalam tiga masa, antaranya
masa klasik (650-1250 M) yang merupakan kemunculan islam ada dipuncak
kejayaan. Selanjutnya masa pertengahan (1250-1800 M) merupakan masa
kemunduran keberadaban umat islam karena mereka dijauhkan dari filsafat dan
ijtihad, dan juga masa modern (1800-sekarang) Diketahui, bahwa abad ke-19
mulai muncul pemikiran modern Islam atau awal pembaruan Islam di Indonesia.
Sehingga pada masa ini intelektual islam berkembang lebih cepat.
Pada masa klasik muncul ulama-ulama seperti Imam Hanafi, Imam Hambali,
Imam Syafii dan lain lain. Pada tahun 801 M lahirlah para filosof muslim, seperti
Al-Kindi, seorang filosof pertama islam. Dari semua pemikirannya ia berpendapat
bahwa kaum muslimin harusnya menerima filsafat sebagai bagian dari
kebudayaan Islam. Lalu pada abad 865 M lahir para filosof besar seperti Al-Razi,
dan Al-Farabi yang lahir pada 870 M. Pada abad berikutnya lahir pula filosof
agung Ibnu Maskawaih pada tahun 930 M. Pemikirannya yang dikenal tentang
Pendidikan Akhlak. Kemudian Ibnu Sina pada tahun 1037 M. Ibnu Bajjah pada
tahun 1138 M. Ibnu Tufail pada tahun 1147 M. serta Ibnu Rusyd tahun 1126 M.
Disamping tempat shalat, masjid pada zaman Nabi dijadikan sebagai pusat
peradaban islam. Masjid dijadikan simbol persatuan umat muslim. Dalam sejarah
islam kita dapat belajar bahwa seharusnya masjid saat ini harus bisa memberikan
makna terdalam sebagai pusat berbagi kegiatan sosial keagamaan. Supaya masjid
dapat berkembang mengikuti peradaban dunia islam yang lebih modern.
Dikarenakan islam berasal dari negara Arab, maka islam masuk ke Indonesia
tidak terlepas dari budaya arabnya. Masyarakat Indonesia menyamakan antara
perilaku orang Arab dengan perilaku ajaran islam, padahal tidak semua orang
Arab beragama islam. Karena kehebatan para da’i dalam mendakwahkan ajaran
islam
sehingga masyarakat tidak menyadari bahwa islam telah menjadi kebudayaan
dalam kehidupan sehari-hari.
KESIMPULAN
Allah SWT telah menurunkan agama islam dengan perantara wahyu yang
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Islam juga merupakan agama yang
tidak hanya mengajarkan umatnya tentang ilmu-ilmu agama, islam juga
mengajarkan kepada umatnya untuk berkarya. Melalui Islam Allah SWT
mendorong manusia agar berfikir untuk mengelola alam dunia ini agar menjadi
sesuatu yang bermanfaat. Dengan demikianlah islam telah berperan dalam
menciptakan budaya, yang dimana kebudayaan itu tidak lepas dari ciri khas
agama islam, dan tetap memegang nilai nilai agama islam.