KASUS COVID-19
KASUS STUNTING
KASUS VAKSINASI
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir arahan tentang Isu
Kesehatan Masyarakat yang ada didaerah Institusi.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya proposal yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Prevalensi Kasusu A B C Pada Lokasi Kota Institusi
2.2. Etiologi Kasus A B C
2.3. Cara Penularan Kasus A B C
2.4. Cara Pencegahan Kasusu A B C
2.5. Kebijakan Pemkot/Pemkab/Pemprov Terkait Kasus A B C
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin.
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi
badan anak seusianya, Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah
kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak Hal ini disebabkan oleh
kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth
faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun,
Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan
pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga
anak berusia 2 tahun.
B. Kasus Stunting
Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka
stunting atau kekurangan gizi kronis yang terjadi selama periode awal
tumbuh kembang anak. Dituturkan oleh dr. Riska Novriana selaku
Kepala Seksi Kesehatan dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta,
pada tahun 2020, data prevalensi stunting di Kota Yogyakarta berada
di sekitar 10% dari target 14%. Kasus stunting di Kota Yogyakarta
sebesar 11,3 persen lebih baik dari angka nasional 27,2 persen.
Angka ini menunjukkan penanganan Stunting di Kota sudah cukup
baik, jauh lebih baik dari angka data prevalensi nasional, namun
harapannya bisa nol kasus, dibandingkan tahun 2019, terdapat
kenaikan jumlah kasus stunting di Kota Yogyakarta, hal ini
dimungkinkan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan
operasional Posyandu sempat berhenti selama kurang lebih lima bulan
serta meningkatnya angka kemiskinan yang berdampak pada asupan
gizi pada masyarakat. Inilah mengapa untuk menyelesaikan
permasalahan stunting perlu adanya kolaborasi dan integrasi antar
OPD. Permasalahan stunting bukan hanya terkait dengan kesehatan,
namun juga hal lain seperti kemiskinan, ketahanan pangan, sanitasi,
ketersediaan air bersih, pendidikan calon pengantin, dan pendidikan
pola asuh orangtua. Angka stunting itu, merupakan hasil pendataan
yang dilakukan Dinas Kesehatan ada akhir 2019. Mereka yang
teridentifikasi dilakukan pemantauan nilai dan pemenuhan gizinya,
khususnya di Kecamatan Umbulharjo. Dari 2.270 balita yang
ditimbang hanya 12,56 persen dengan status pendek dan sangat
pendek.
Kota Yogyakarta sendiri menjadi satu dari 320 kabupaten/kota
yang ditetapkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai
fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022, namun
demikian Pemkot sudah merintis kegiatan tersebut pada tahun ini.
Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Herristanti
mengatakan, terdapat dua intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan angka stunting, yakni Intervensi Gizi Spesifik yang
ditujukan pada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan
kepada ibu sebelum masa kehamilan serta Intervensi Gizi Sensitif yang
meliputi berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang
menyasar masyarakat umum di lokus tertentu. Intervensi Gizi Spesifik
bersifat jangka pendek dan dilakukan oleh Dinas Kesehatan sementara
Intervensi Gizi Sensitif bersifat jangka panjang dan memiliki bobot
70%. Intervensi ini membutuhkan konvergensi multi sektor baik pada
tahap perencanaan, penganggaran, penggerakan dan pelaksanaan,
pemantauan, dan pengendalian.
Pada tahun 2021 ini terdapat 10 wilayah yang menjadi lokus
intervensi penurunan stunting secara terintegrasi, yaitu Kricak, Terban,
Pringgokusman, Wirobrajan, Suryodiningratan, Prawirodirjan,
Gunungketur,Keparakan, Semaki, dan Rejowinangun. Kesepuluh
kelurahan tersebut dipilih berdasarkan keberadaan kelompok Pusat
Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) dan Bina Keluarga
Balita (BKB) yang aktif. Kegiatan yang dilakukan di lokus meliputi
Pengadaan media Komunikasi, informasi, dan Edukasi, Edukasi
pengasuhan 1.000 HPK bagi ibu dan keluarga, serta edukasi kesehatan
reproduksi dan stunting bagi calon pengantin di kelompok PIK-R
C. Kasus Vaksinasi
Recovery Rate (RR) serta Case Fatality Rate (CFR) dapat
digunakan untuk melihat tingkat keparahan, risiko suatu penyakit pada
populasi dan dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu fasilitas
pelayanan kesehatan. Laju penularan Covid-19 di Indonesia masih
cukup tinggi. Belum genap satu tahun pandemi Covid-19 melanda
Indonesia, namun kasus terkonfirmasi positif sudah mencapai lebih
dari satu juta kasus. Jumlah kasus aktif juga mengalami peningkatan
yang sangat drastis, bahkan tertinggi di Asia. Jumlah kematian akibat
Covid-19 juga meningkat tajam.
Virologi SARS-CoV-2
SARS-CoV-2 merupakan virus yang mengandung genom single-
stranded RNA yang positif. Morfologi virus corona mempunyai proyeksi
permukaan (spikes) glikoprotein yang menunjukkan gambaran seperti
menggunakan mahkota dan berukuran 80-160 nM dengan polaritas positif
27-32 kb. Struktur protein utama SARS-CoV-2 adalah protein
nukleokapsid (N), protein matriks (M), glikoprotein spike (S),
protein envelope (E) selubung, dan protein aksesoris lainnya.
SARS-CoV-2 termasuk dalam betaCoV dan 96,2% sekuens genom SARS-
CoV-2 identikal dengan bat CoV RaTG13. Oleh sebab itu, kelelawar
dicurigai merupakan inang asal dari virus SARS-CoV-2. Virus ini
memiliki diameter sebesar 60-140 nm dan dapat secara efektif diinaktivasi
dengan larutan lipid, seperti ether (75%), ethanol, desinfektan yang
mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform.
SARS-CoV-2 juga ditemukan dapat hidup pada aerosol selama 3 jam.
Pada permukaan solid, SARS-CoV-2 ditemukan lebih stabil dan dapat
hidup pada plastik dan besi stainless selama 72 jam, pada tembaga selama
48 jam, dan pada karton selama 24 jam.
Varian Virus SARS-CoV-2
Pada bulan Juli 2021 telah ditemukan banyak varian virus SARS-Cov-
2. WHO memasukan varian baru ke dalam variant of interest (VOI)
dan variant of concern (VOC). Kriteria VOI adalah varian yang telah
teridentifikasi menyebabkan transmisi dalam lingkup komunitas atau
terdeteksi pada beberapa negara, seperti varian Zeta (P.2), Eta (B.1.525),
Kappa (B.1.617.1), dan Lambda (C.37).
Sedangkan kriteria VOC adalah kriteria VOI ditambah terbukti
menyebabkan perubahan pada kemampuan transmisi, virulensi, dan gejala.
VOC juga terbukti mengubah efektifitas dari upaya pengendalian
penyakit, termasuk pemeriksaan diagnostik dan tata laksana. Saat ini yang
masuk dalam VOC adalah varian alfa (B.1.1.7), beta (B.1.351), dan delta
(B.1.617.2). Status VOI dan VOC akan terus berubah sesuai hasil
penelitian dan pengamatan virus.
B. Kasus Stunting
Etiologi stunting antara lain nutrisi yang tidak adekuat serta penyakit yang
menyebabkan buruknya asupan gizi, penyerapan, dan pemanfaatan nutrisi
seperti penyakit jantung bawaan, tuberkulosis paru, anemia, dan infeksi
kronis. Diagnosis stunting ditegakkan dengan mengukur panjang/tinggi
badan anak. Seorang anak akan disebut stunting apabila tinggi badan (TB)
menurut usia di bawah -2 SD kurva pertumbuhan WHO. Anamnesis
meliputi riwayat pertumbuhan, faktor risiko, dan pemeriksaan fisik
terutama untuk melihat adanya kondisi dismorfik dan disporporsional
tubuh perlu dilakukan untuk menunjang diagnosis stunting. Tata laksana
stunting meliputi pemberian makronutrien (karbohidrat, protein, lemak)
dan mikronutrien (zinc, vitamin A, zat besi, iodine) yang cukup, mengatasi
infeksi bila ada, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang harus
dijalankan oleh seluruh anggota keluarga dan masyarakat di sekitar anak
tinggal. Penelitian menunjukkan bahwa keragaman bahan makanan dan
konsumsi makanan dari sumber hewani berhubungan dengan perbaikan
pertumbuhan linear.
C. Kasus Vaksinasi
Etiologi Guillain-Barre Syndrome (GBS) atau sindrom Guillain-Barre
adalah penyakit yang diperantarai sistem imun dan didahului dengan
infeksi bakteri atau virus sebelumnya.
Infeksi Pencetus
Penyakit infeksi akut ditemukan pada dua per tiga penderita GBS 3
minggu sebelum timbulnya gejala. Reaksi silang antara organisme
patogen dan jaringan syaraf menyebabkan munculnya suatu respon
autoimun. Suatu studi menunjukkan gejala infeksi pencetus yang
paling sering muncul adalah demam (52%), batuk (48%), sakit
tenggorokan (39%), sekret nasal (30%) dan diare (27%). Pasien
biasanya mengalami infeksi saluran nafas atau gastroenteritis yang
telah sembuh ketika gejala neuropati muncul.
Vaksinasi
Penyebab lainnya
Beberapa kondisi seperti trauma, operasi, kehamilan, lymphoma,
transplantasi organ, dan gigitan ular dilaporkan dapat memicu
timbulnya GBS. Namun hal ini masih belum jelas dan masih
diperdebatkan. Penggunaan obat-obatan tertentu juga diyakini
memiliki hubungan dengan peningkatan angka kejadian GBS.
Beberapa laporan kasus menunjukkan penggunaan agen antagonis
tumor necrosis factor pada pengobatan rheumatoid arthtitis
meningkatkan kemungkinan terkena GBS. Hal ini juga masih belum
jelas dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
B. Kasus Stunting
Kekurangan gizi dalam dapat terjadi sejak janin dalam kandungan. Jika
saat masa kehamilan dan menyusui nutrisi ibu tidak terpenuhi dengan
baik, maka itu bisa memengaruhi perkembangan si buah hati.
Saat masuk ke masa MPASI sejak usia 6 bulan, orang tua harus
memenuhi standar makanan sehat dan bergizi.
Jika tidak dipenuhi, risiko stunting pada anak akan meningkat! Asupan
makanan yang disarankan haruslah bervariasi, lalu asupan karbohidrat,
protein, dan lemak juga harus dicukupi.
Anak yang jarang konsumsi sayur dan buah punya cadangan vitamin
dan mineral yang rendah, sehingga risikonya meningkat. Perlu diingat,
vitamin dan mineral tidak diproduksi di dalam tubuh. Itu hanya
diperoleh dari sayur dan buah!
C. Kasus Vaksinasi
Hal yang tidak diperbolehkan vaksin
B. Kasus Stunting
C.Kasus Vaksinasi
Initial Reponses
B. Kasus Stunting
Stunting merupakan isu yang cukup familiar, bahasanya sudah
mengglobal dan diIndonesia menjadi fokus program kerja pemerintah.
prevelensi stunting masih cukup tinggi, untuk daerah-daerah yang
tertular atau di provinsi yang memiliki keterbatasan akses. Beberapa
peraturan pemerintah sudah menargetkan daerah-daerah tersebut
menjadi wilayah yang ditetapkan sebagai locus stunting.
Digna menyebutkan pendekatan pengendalian untuk menangani
stunting bisa dilakukan dengan pendekatan pusat maupun daerah.
Pendekatan pusat melalui RPJM 2020-2024 dengan alokasi dan cukup
besar, sedangkan dengan daerah bisa dilakukan dengan skema kerja
sama dan lain-lain.
C. Kasus Vaksinasi
(Far) Sudah satu tahun sejak bulan Maret 2020 Indonesia mengalami
pandemi Covid-19. Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mencegah
dan mengendalikan covid-19. Namun demikian pandemi ini masih
belum berakhir. Sejak awal pandemi sudah dilakukan upaya 3 M yaitu
Memakai Masker, Mencuci Tangan Pakai Sabun atau handsiniter dan
Menjaga Jarak Aman 1 sampai dengan 2 meter. Semakin tinggiya kasus
di beberapa daerah di Indonesia dan belum menunjukkan penurunan,
upaya pencegahan ditambah sehingga menjadi 5 M yaitu dengan
menambah Menghindari kerumunan dan Membatasi Mobilitas.
Saat ini di Kota Yogyakarta telah memasuki vaksinasi untuk tahap kedua.
Vaksinasi tahap kedua sudah diberikan secara massal di tiga lokasi yaitu
Pasar Beringharjo, Benteng Verdebrug dan Taman Parkir Abu Bakar Ali.
Vaksinasi tahap kedua ini diberikan untuk pedagang Beringharjo,
pedagang kaki lima dan pekerja sektor Informal di sekitar Tugu,
Malioboro dan Kraton. Vaksinasi massal ini dihadiri dan dipantau oleh
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Maret 2021. Vaksinasi massal
dosis pertama dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 6 Maret 2021
dan dosis kedua pada tanggal 15 sampai dengan 20 Maret 2021 di lokasi
yang sama. Vaksinasi tahap kedua di Kota Yogyakarta juga diberikan
untuk para lanjut usia (lansia) yang dipusatkan di Rumah Sakit mulai
tanggal 8 Maret 2021. Vaksinasi untuk ASN, Pendidik dan Pegawai
Pemerintah Kota Yogyakarta juga sudah diberikan dosis pertama pada
tanggal 22 sampai dengan 27 Maret 2021 dan dosis kedua akan
diberikan pada tanggal 5 sampai dengan 10 April 2021.
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Stunting adalah keadaan paling
umum dari bentuk kekurangan gizi (PE / mikronutrien), yang mempengaruhi bayi
sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu
hamil, dan pertumbuhan janin. Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu upaya
pemerintah Indonesia dalam menangani masalah Covid-19. Vaksinasi Covid-19
bertujuan untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar
masyarakat menjadi lebih produktif dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.
3.2 SARAN
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3617414/penyebab-dan-cara-
mencegah-stunting-pada-anak
https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/sindrom-guillain-barre/
etiologi
http://scholar.unand.ac.id/40701/1/BAB%20I.pdf
https://www1-media.acehprov.go.id/uploads/STUNTING.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25767/1/jiptummpp-gdl-wahdhatula-43030-2-
babi.pdf
https://yogya.inews.id/berita/kasus-stunting-di-jogjakarta-lebih-rendah-
dari-nasional-begini-faktanya
https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/14081
https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/
https://sardjito.co.id/2019/07/22/kenali-penyebab-stunting-anak/
https://kesehatan.kontan.co.id/news/kasus-covid-19-ri-nyaris-1-juta-
kenali-4-cara-penularan-virus-corona?page=all
https://health.kompas.com/read/2021/06/24/060500268/7-cara-mencegah-
penularan-virus-corona-varian-baru-menurut-ahli?page=all
https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/227/vaksinasi-covid-19-di-kota-
yogyakarta/