Anda di halaman 1dari 8

Hatta Sukur – Ardelianda Augesla

Visi:

Mewujudkan ESA FKIP ULM menjadi sebuah organisasi profesional yang kolaboratif,
produktif, aspiratif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai karakter dalam citra kebersamaan,
kekeluargaan, dan etika.

Misi:

CIPTA
1. Meningkatkan Sumber Daya Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP ULM yang
unggul, berdaya saing, serta mengamalkan nilai-nilai akhlak dan etika.
2. Menjadikan ESA FKIP ULM sebagai sarana informatif untuk menyalurkan informasi aktual dan
transparan yang berlandaskan pada usaha mendorong kesejahteraan mahasiswa prodi Pendidikan
Bahasa Inggris.
3. Mengasah dan melatih kreativitas serta produktivitas mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa
Inggris FKIP ULM dalam bidang keilmuan, seni dan olahraga.

BERSAMA
1. Berkontribusi nyata mengadvokasi dan menyalurkan aspirasi yang berlandaskan hak dan
kepentingan mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP ULM.
2. Menciptakan ruang lingkup organisasi yang harmonis dalam citra kebersamaan dan
kekeluargaan.
3. Meningkatkan dan menjalin jejaring yang luas dengan civitas akademika, organisasi internal,
maupun organisasi eksternal kampus.
PENJABARAN MISI

CIPTA

1. Cipta Karakter

Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan bahwa
karakter merupakan hasil keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta
olah rasa dan karsa. Olah hati terkait dengan perasaan sikap dan sifat dan keyakinan/keimanan
serta empati dan simpati, olah pikir berkenaan dengan proses penalaran bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengimplementasikan ilmu pengetahuan secara kritis, olah raga terkait
dengan proses persepsi, kesediaan, serta kegiatan cipta aktivitas inovatif disertai sportivitas, serta
olah rasa dan karsa berhubungan dengan kemauan dan kemantapan diri, produktivitas yang
tertuang dalam kepedulian, tenggang rasa, dan penciptaan pembaharuan (Pemerintah RI,
2010:21).
2. Cipta Informatif

Informatif Akademik

Akademik menyangkut

1. Transparansi informasi mengenai kebijakan kebijakan kampus, dari rektorat tingkat


universitas, dekanat tingkat fakultas, dan program studi.

2. Transparansi informasi mengenai alur alur penjaringan atau penerimaan beasiswa guna
mendorong kesejahteraan mahasiswa

Informatif Non-Akademik

Non-akademik menyangkut

1.

Keterbukaan informasi mengenai informasi informasi aktual menyangkut kegiatan kegiatan


perlombaan guna menunjang tingkat produktivitas mahasiswa.

2. Ruang Karya

Optimalisasi fungsi sektor informasi digital untuk mendorong kesejahteraan dan kreativitas
mahasiswa dalam sektor UMKM mahasiswa

3. Cipta Produktif

Proker unggulan:

 English Club
(Speech, Debate, and Reasoning)

 Student Usability

Pengembangan softskill mahasiswa, karena merupakan faktor yang menentukan keberhasilan


lulusan pada pendidikan tinggi dalam berkarya di masyarakat yang beracu pada peraturan rektor
ULM tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Kredit Mahasiswa ULM.

BERSAMA

1. Bersama Membangun Aspirasi

Menyalurkan serta mengadvokasi melalui 2 jalur


1. Jalur melalui lembaga legislatif fakultas DPM sasaran mengenai keputusan keputusan
menyangkut keberlangsungan akademik dari dekanat, serta mengadvokasi keberlanjutan dari
penyampaian aspirasi tersebut sesuai dengan kebutuhan/keperluan yang kemudian
dikoordinasikan lebih lanjut dengan DEMA FKIP ULM

2. Meet Up Forum

Secara berkala melakukan penyampaian aspirasi yang telah dikaji dan dielaborasi secara faktual
dan transparan dengan pihak program studi dalam bentuk jumpa forum.

2. Bersama Membangun Internal

Bersama membangun internal. Menciptakan ruang lingkup organisasi yang harmonia dalam citra
kebersamaan dan kekeluargaan.

1. Speak Speak Santuy

Diskusi dan sharing ide dan gagasan untuk menciptakan inovasi dibungkus dengan forum diskusi
ringan dan santai disertai dengan bermain boardgames.

2. It's Refreshing

Setelah menjalankan event proker memberikan apresiasi setelah berkerja keras dalam bentuk
seperti refreshing, dari nongkrong bareng, makan makan/selamatan, dll.

3. Bersama Membangun Relasi

Meningkatkan dan menjalin jejaring yang luas dengan Civitas akademika, organisasi internal,
dan organisasi eksternal kampus.

1. Meet Up Forum

Secara berkala melakukan silaturahmi dan bertukar pikiran, gagasan, dan ide yang telah dikaji
dan dielaborasi secara faktual dan transparan dengan melibatkan berbagai elemen organisasi
internal dan eksternal kampus dalam bentuk jumpa forum.

2. Kita Bersama

Meningkatkan peran aktif dan kontribusi nyata ESA dalam berkolaborasi dengan semua elemen.
***

DIVISI BARU

1) Student Character Development


2) Education, Social, and Community
3) Advocacy and Student Welfare
4) Aspiration and Communication
5) Technology, Media, and Information
6) Student Interest and Talent
7) Creative Economy and Business

***

KISI KISI DEBAT

PERSUADE PEOPLE TO BE ACTIVE

Talking about the level of people's activeness, which here the context is too general, so we
narrow it down to student activeness based on the vision and mission that we will carry, talking
about active problems in terms of being active in being productive, also being productive in
achieving, innovating, and organizing. The thing that supports increasing student productivity is
by honing and developing the character of the study program students. We view that the level of
student productivity and activeness will increase in line with small things such as providing a
stimulus in the form of appreciation for their achievements, it does look small but this is a vital
sector to encourage the improvement of the quality and character of Student Resources. Another
way is by conducting training and debriefing relating to the development of soft skills and
character of Student Resources. We can do this by creating a concrete innovation program by
creating a department called Student Character Development, Student Interest and Talent, and
Aspiration and Communication. All of these structural innovations are in line with our mission to
Improve Student Resources of the FKIP ULM English Education study program who are
superior, competitive, and practice moral and ethical values.

OVERCOME STUDENTS MANNER

Apabila sebuah apel busuk tercampur dengan apel yang bagus, maka bakteri yang
terdapat di dalam apel busuk itu, secara bertahap akan menyebar ke dalam apel yang bagus, dan
menjadikan apel kualitas bagus yang ada di dalam kotak apel busuk semua dan tidak ada
harganya. Inilah asal mula istilah apel busuk (bad apple). Proses yang sama bisa pula terjadi di
dalam sebuah organisasi. Ketika ada seseorang dalam organisasi memiliki perilaku tidak baik,
maka lambat laun akan menyebar dan akhirnya menghancurkan organisasi itu secara
keseluruhan.
Overcome student character should be taught systematically in a holistic educational
model using the method of knowing the good, feeling the good, acting the good. Knowing the
good is easy to give because it is cognitive. After knowing the good, it is necessary to develop
feelings of pleasure or love for the goodness. Furthermore, feeling the good is expected to
become a activator machine so that someone also willingly acts the good. Instilling with such a
model, will lead a person to have a good behavior. However, in the cultivation of character
education the main thing is exemplary. We focus that all ESA environment can become the role
models for English language education students and are expected to be the best representation of
all English education students.

ANGGOTA YANG TIDAK RESPONSIVE DAN MENGHAMBAT

Ketika kita berkecimpung dalam sebuah oraganisasi dan menemukan anggota lain yang pasif,
maka sebagai ketua harus tahu beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat anggota
oraganisasi agar memiliki inisiatif dan lebih aktif. Namun, tidak dipungkuri bahwa hal tersebut
tidaklah mudah untuk mengubah budaya dalam sebuah kebiasaan kinerja anggota yang sudah
tercipta selama beberapa waktu.

Langkah awal yang kami ambil adalah mengenali dan memahami akar masalah atau
penyebabnya.

Sebelum membuat rencana untuk mengatur dan mengubah anggota yang berkinerja buruk
tersebut, kami akan melakukan pendekatan kepada anggota untuk mengenali dan memahami
akar masalahnya. Sebelumnya, kami juga harus mengumpulkan semua bukti dan fakta sebelum
berbicara dengan anggota, untuk menegaskan alasan yang beranggapan bahwa mereka memiliki
kinerja yang buruk.

Sebisa mungkin bersikap tenang dan hindari semua konfrontasi yang emosional. Kemukakan
alasan yang menyebabkan kenapa kami berpikir bahwa ia memiliki kinerja buruk dan tanyakan
apakah anggota tersebut sedang memiliki kesulitan. Pertimbangkan faktor-faktor seperti masalah
kehidupan pribadi, penyakit, tingkat stress atau kesehatan mental anggota tersebut atau bahkan
faktor-faktor yang mungkin terjadi seperti bullying atau perlakuan menyimpang lainnya dari
orang-orang dalam satu ruang lingkup organisasi.

Langkah selanjutnya yaitu memperjelas ekspektasi dan diskusikan hal-hal yang dapat
memotivasi.

Ketik sudah melewati point pertama, kami akan membantu anggota dengan mencarikan solusi
untuk masalah anggota karena anggota akan merasa terbantu ketika mengetahui bahwa ada
seseorang yang nbenar-benar peduli pada mereka, terlepas dari kinerja mereka yang buruk.
Karena seharusnya pemimpin memotivasi anggota sehingga hal itu dapat membantu
meningkatkan kinerja mereka. Jika memungkinkan, gunakan hal yang memotivasi mereka
sebagai hadiah atau penghargaan jika mereka berhasil meningkatkan kinerja mereka.

Langkah selanjutnya Latih, Pantau, dan Beri Masukan

Berikan masukan secara teratur untuk anggota adalah hal yang sangat penting, baik mingguan,
dua mingguan, atau bulanan, untuk memastikan bahwa mereka berada di jalur yang benar, visi
misi yang sama dan untuk menghadapi masalah yang muncul sehari-hari.

Yang paling penting adalah Hargai peningkatan yang ada

Dalam kasus ini, kami menggaris bawahi poin penting yang terkadang terlupakam yaitu memberi
penghargaan kepada anggota dengan kinerja buruk yang telah berusaha membuat peningkatan.
Dengan tidak meremehkan, kekuatan pujian dan ucapan terima kasih yang sederhana untuk para
anggota. Memuji dan memberi penghargaan untuk anggota membawa pengaruh baik tidak hanya
untuk para anggota tersebut.

Akan tetapi, jika usaha-usaha tersebut tidak berhasil sebagaimana seharusnya, maka secara
terpaksa kami beserta jajaran perlu menegaskan dan menjalankan apa yang tertulis di MPO
(Mekanisme Penyelenggaraan Organisasi) dengan seluruh pengurus ESA FKIP ULM yang akan
dibahas secara seksama, seperti pemberian SP 1, SP 2, SP 3 atau bahkan pemberhentian atau
pencabutan keanggotaan.

MENDORONG RASA TANGGUNG JAWAB

Untuk organisasi dapat berkinerja unggul, maka penting untuk mendapatkan anggota
yang sukarela terlibat aktif dan bergerak tanpa harus diinstruksikan, berorientasi masa depan,
mau memberikan saran-saran perbaikan, dan mengambil inisiatif merupakan suatu keniscayaan
(Thomas, Whitman, & Viswesvaran, 2010; Crant, 2000; Chan, 2006). Inisiatif personal dan
perilaku proaktif adalah kunci keunggulan kompetitif dan kesuksesan organisasi (Crant, 2000).
Di masa depan, diprediksi organisasi semakin membutuhkan anggota dengan perilaku-perilaku
proaktif (Fuller, Barnett, Relyea, & Frey, 2007). Salah satu cara penting mendorong rasa
tanggung jawab adalah menanamkan Psychological ownership (kepemilikan psikologis) dimana
hal itu terbukti dapat mendorong terciptanya rasa tanggung jawab dari dalam diri). Individu yang
merasakan kepemilikan atas sebuah obyek akan mengembangkan rasa tanggung jawab untuk
menjaga, melindungi, mempertahankan, dan mengembangkan apa yang menjadi miliknya
tersebut (Belk, 1988; Furby, 1978).

Rasa tanggung jawab dapat di dorong dengan beberapa hal lain seperti menjadi pribadi
yang komunikatif, baik dengan rekan, atasan, anggota maupun kepengurusan yang lain.
Memiliki jiwa "melayani" dengan sepenuh hati sekaligus menghilangkan pemikiran "Siapa yang
butuh, dia yang harus menghubungi saya"., dengan cara menunrunkan ego yang dimiliki,
Menjadi pendengar yang baik termasuk hal-hal yang bersifat masukan, ide, teguran maupun
sanggahan yang menunjukkan perbedaan pendapat. Bagaimanapun perbedaan pendapat itu
penting, selama untuk kebaikan dalam mencapai sebuah tujuan. Bersikap atau berpikir berbeda
bukan untuk saling menjatuhkan apalagi memojokkan. Berani meminta maaf sekaligus
menanggung beban atas kesalahan yang ia lakukan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Peduli pada kondisi, dan Bersikap tegas sehingga dapat memposisikan diri.

Hal ini selaras dengan Misi kami yaitu Meningkatkan dan menjalin jejaring yang luas dengan
civitas akademika, organisasi internal, maupun organisasi eksternal kampus. Dimana dengan
melakukan hal tersebut kita dalam berbagi pengalam dan merhatikan bagaimana mereka menjaga
kontrol diri dan melaksanakan tanggung jawab dengan sangat baik. Lihatlah apa yang mereka
lakukan ketika ada orang lain yang membuat mereka marah dan kesal? Apa yang mereka
lakukan ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan? Perhatikan segala
tingkah laku mereka, jika memang patut untuk dicontoh, maka jadikanlah mereka motivasi untuk
lebih baik.

JAWABAN UNTUK PASLON 1

Bekaca dengan AD/ART ESA FKIP ULM dibagian Anggaran Dasar BAB VI
mengenai Tujuan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Pasal 14 Point ke 6-8 yaitu ESA FKIP
ULM berfungsi sebagai wadah:

6. Penyampaian aspirasi dan control mahasiswa terhadap kinerja birokrasi Program


Studi, Fakultas dan Universitas

7. Penyampaian aspirasi dan control mahasiswa terhadap tri civitas akademika FKIP
ULM.

8. Pelayan dan Advokasi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Namun, sangat disayangkan, bahwa hal tersebut tidak dilaksanakan sesuai fungsi
AD/ART yang berlaku. Mungkin, memang banyak keraguan dari beberapa pihak tentang
majunya saya sebagai calon wakil president ESA tetapi saya membawa narasi dan aspirasi dari
mahasiwa program studi pendidikan bahasa inggris FKIP ULM yang mana pada AD/ART BAB
2 mengenai Keanggotaan pasal 4 yang berbunyi Anggota ESA FKIP ULM adalah seluruh
mahasiswa aktif program studi pendidikan bahasa inggris FKIP ULM Banjarmasin, yang
mana seharusnya kesejahteraan dijamin dengan terpenuhinya hak mereka. Dimana salah satu hak
mereka ada penyampaikan Aspirasi. Namun, terlihat jelas bahwa aspirasi aspirasi mahasiswa
tersebut kecil diperhatikan atau bahkan diabaikan oleh kepengurusan ESA sebelumnya. Kenapa
saya dapat berbicara seperti ini? Karena saya diri membawa diri sebagai mahasiswa biasa, yaitu
non pengurus, dimana saya menemukan beberapa kasus yang mungkin kurang diperhatikan oleh
ESA, seperti dalam:

Keputusan Rektor Universitas Lambung Mangkurat Nomor 1186/UN8/KM/2020


tentang Penerimaan Penerima Bantuan UKT/SPP Bagi Mahasiswa ULM karena
terdampak Covid-19, pada halaman 15 dan 27, disana tercantum beberapa nama-nama
mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris yang salah sasaran dan hal tersebut sudah
kami konfirmasi kebenarannya kepada pihak yang bersangkutan. Namun, hal ini tidak menjadi
concern penting oleh ESA sedangkan masih banyak mahasiswa program studi pendidikan bahasa
inggris yang memenuhi syarat untuk mendapatkan keringanan UKT yang mengakibatkan hak
mereka tidak seutuhnya terpenuhi.

Karena kurang dimaksimalkannya fungsi ESA di point yang sudah saya sampaikan
sebelumnya, maka kami, sebagai paslon 2, melakukan gerakan konkrit dengan menghadirkan
dua divisi baru yaitu:

Advocacy and Student Walfare and Aspiration and Communication. Yang mana selaras
dengan misi kami yaitu berkontribusi nyata mengadvokasi dan menyalurkan aspirasi yang
berlandaskan hak dan kepentingan mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP ULM.

Anda mungkin juga menyukai