HANDASAH
“ANALISIS JENIS PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN SISTEM GPS TERHADAP LAHAN MASYARAKAT SEKITAR
DESA GEMA”
Dosen Pengampu:
Almegi, M.Si.
Oleh:
Mhd Zainuddin : 12111311099
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah,serta
inayah-Nya kepada saya sehingga laporan ini dapat disusun dengan baik dan tepat
waktu. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas Paktikum dari rangkaian kegiatan
praktikum pada aspek alih fungsi lahan Mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Angkatan 2021 yang telah tim laksanakan pada
tanggal 04 Desember 2022 di kawasan Desa Gema Kec. Kampar Kiri Hulu Kab.
Kampar Riau. Praktikum handasah ini bersifat wajib bagi mahasiswa Pendidikan
Geografi UIN SUSKA untuk dilaksanakan. Kegiatan Praktkum ini sangat besar
peranannya dalam mendukung pemahaman mahasiswa terhadap konsep alih fungsi
lahan. Pada kesempatan ini, kami mahasiswa Pendidikan Geografi angkatan 2021 ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak, khususnya para Dosen
Pembimbing kegiatan praktikum Tahun 2022 ini yang telah memberikan andil yang
begitu besar dalam kegiatan praktikum dan penyusunan laporan ini.
Penyusun
Kelompok 2
DAFTAR ISI
1. Observasi
Kata observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki arti melihat dan
memperhatikan. Dalam dunia nyata, observasi erat berkaitan dengan objek dan
fenomena baik faktor penyebab dan dampak secara luas. Orang-orang yang
melakukan observasi mendapat sebutan pengamat. Pengertian observasi secara
umum adalah kegiatan pengamatan pada sebuah objek secara langsung dan
detail untuk mendapatkan informasi yang benar terkait objek tersebut. Pengujian
yang diteliti dan diamati bertujuan untuk mengumpulkan data atau penilaian.
Metode pengamatan harus dilakukan secara sistematis guna mendapatkan informasi
yang akurat. Kegiatan pengamatan yang dilakukan memiliki karakteristik tersendiri
yaitu objektif, faktual dan sistematik. Tak hanya dilakukan sendiri, observasi bisa
melibatkan lebih banyak orang. Klasifikasi observasi terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu observasi partisipasi, observasi sistematis dan observasi eksperimental. Untuk
kategori observasi eksperimental, pengamat sudah memiliki perencanaan matang
jauh hari terkait penelitian sebuah objek pengamatan. Beberapa ahli memiliki
pendapat masing-masing terkait pengertian observasi.
2. Dokumentasi
Menurut Hamidi, metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dari
catatan penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk
memperkuat hasil penelitian. Menurut Sugiyono dokumentasi bisa berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang. Dokumentasi
merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan dokumen-
dokumen dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang narasumber, misal LSM.
Metode dokumentasi menurut Arikunto yaitu mencari data mengenai variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi yang di
gunakan berupa foto, pada saat melakukan observasi dan dokumentasi kawasan
hutan dan sekitaran lahan di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten
Kampar.
C. Teknik Analisa Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup data primer data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung di lapangan dari observasi,
berupa hasil dokumentasi dan data kondisi temuan lapangan di titik koordinat yang
telah ditetapkan di beberapa lahan di Desa Gema. Pengumpulan data primer dilakukan
melalui survei lapangan atau observasi. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan
melalui data statistik seperti data kependudukan, lingkungan, ekonomi dan sosial-
budaya, hasil-hasil penelitian terdahulu atau laporan tahunan, dokumen perencanaan,
regulasi, NSPM (norma, standard, pedoman dan manual), peta dan data hasil olahan
lainnya serta instansi terkait. Instasi terkait tersebut antara lain Dinas Kehutanan,
Yayasan Pelopor Sehati SPKP (Sentral Penyuluhan Kehutanan Pedesaan), Badan Pusat
Statistik (BPS).
Adapun proses menganalisa data yang dilakukan mengadopsi dan
mengembangkan pola interaktif yang yang dikembangkan oleh Miles dan Hiberman:
1. Reduksi Data.
Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan,
memusatkan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data
mentah yang didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data
dimulai pada awal kegiatan penelitian sampai dilanjutkan selama kegiatan
pengumpulan data dilaksanakan, peneliti harus membuat ringkasan, menelusuri
tema.
2. Penyajian Data.
Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara
sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian.
Dalam penelitian ini, data yang didapat berupa kalimat, kata-kata yang
berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan
sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan
kemungkinan untuk ditarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Desa Gema adalah suatu wilayah di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten
Kampar, di mana menurut keterangan beberapa tokoh masyarakat dahulunya Desa ini
pernah menjadi pusat perjuangan di zaman perang kemerdekaan dan pada masa perang
PRRI-pemesta. Des Gema terbentuk pada tahun 1962, yang mana pada masa itu
Kabupaten Kampar di pimpin oleh Bupati Datuk Harunsyah, dan untuk membuka areal
pemukiman di Desa Gema dilaksanakan Gotong Royong bersama selama 7 (tujuh) hari.
Desa Gema dari awal pembentukanya sudah diperpisakan menjadi pusat
pemerintahan Kecamatan, hal ini terlihat dari tata letak perumahan dan pembagian
wilayah serta penataan badan jalan yang tertata dengan baik. Desa Gema mulai di diami
oleh penduduk diawal-awal tahun 1963, yang mana sebagian besar penduduknya adalah
penduduk tempatan yang berasal dari sebuah daerah (kampung lama) yang bernama
pasir Amo,letaknya sekitar 1 km kearah desa Tanjung Belit sekarang. Disamping
penduduk dari kampung lama yang di pindakan ke kampung baru,lambat daun Desa
Gema juga di diami oleh penduduk dari Desa tetangga.
Secara kultur sosial budaya kemasyarakatan, Desa Gema masihmemakai sistem
kesukuan, dimana saat ini ada 10 suku yang mendiami Desa Gema, yang mana 5 suku
diantaranya berasal dari Pasir Amodan 5 suku lainnya berasal dari Desa Tanjung Belit
dan Desa Tanjung Belit selatan. Pada awal–awal desa gema ini merupakan bagian
terintegrasi dengan Desa Tanjung belit dan desa Tanjung belit selatan, yang kemudian
menjelang tahun 70-an wilayah ini dipecah menjadi 3 Desa yaitu Desa Gema, Desa
Tanjung Belit dan Desa Tanjung Belit Selatan.
B. Temuan Khusus Penelitian
Berdasarkan hasil survey lapangan praktikum melalui metode observasi dan
dokumentasi di Desa Gema mengenai jenis penggunaan lahan yang terdapat disana
dengan cara menggunakan sistem GPS untuk mengetahui seberapa jauh perubahan
lahan yang terjadi dari beberapa tahun terakhir yang berpedoman pada data yang berasal
dari citra dan melakukan survey lapangan ke titik yang telah ditetapkan.
Kami dari kelompok 2 mendapatkan dua jenis titik koordinat berjenis sitem
koordinat UTM. Titik koordinat tersebut berisikan lokasi yang harus kami temukan dan
mengetahui jenis perubahan lahan apa yang terjadi di titik koordinat tersebut. Kedua
titik koordinat tersebut berada pada “73. 0881. 99.83699” dan “73. 0665. 99. 83725”.
1. Kondisi Lahan Pada Titik Koordinat (73. 0881. 99.83699)
Pada titik koordinat 1, yaitu berada pada koordinat (73. 0881. 99.83699) di citra
yang kami dapatkan dari dosen pengampu, berupa lahan yang masih kosong serta
hanya ditumbuhi pepohinan yang sangat jarang. Namun, setelah kami laksanakan
survey lapangan bersama tim, terjadi perubahan alih fungsi lahan yang terdapat di
koordinat tersebut. Perubahan alih fungsi lahan tersebut terjadi akibat adanya
pertumbuhan kehidupan masyarakat sekitaran Desa Gema. Di koordinat tersebut
berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit yang semulanya hanya lahan
kosong dan hanya ditumbuhi pepohonan yang cukup jarang. Untuk jenis tanah yang
berada di titik koordinat tersebut, di dominasi oleh tanah podsolik merah kuning
yang berkemungkinan cocok ditumbuhi kelapa sawit.
2. Kondisi Lahan Pada Titik Koordinat (73. 0665. 99. 83725)
Pada titik koordinat 2, yaitu berada pada koordinat (73. 0665. 99. 83725) di citra
foto yang kami daptkan dari dosen pengampu berupa lahan yang penuh oleh
perkebunan kelapa sawit. Setelah dilakukannya survey lapangan bersama tim, kami
memperoleh data berupa tidak terjadinya perubahan alih fungsi lahan di titik
koordinat tersebut. Hal ini berarti di titik koordinat tersebut dan di lapangan masih
berupa data yang sama dan tidak adanya peruahan alih fungsi lahan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulannya bahwa beberapa
lahan di Desa Gema, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar ada
yang terjadi perubahan alih fungsi lahan dan ada yang tidak terjadi alih fungsi
lahan yang berdasarkan pada titik koordinat UTM yang tim dapatkan dari dosen
pengampu dan setelah dilaksanakannya suvey lapangan ke lokasi titik koordinat
tersebut. Pada koordinat pertama, mengarah ke Utara dengan koordinat (73.
0881. 99.83699) ditemukan lahan yang berubah fungsinya. Pada citra lahan tersebut
masih berbentuk lahan kosong yag hanya ditumbuhi pepohonan. Setelah dilakukan
survey lapangan lahan tersebut beralih fungsi menjadi lahan perkebunan sawit yang
sangat subur. Kemudian pada titik koordinat kedua, mengarah ke arah Utara dengan
koordinat (73. 0665. 99. 83725) ditemukan lahan yang tetap dan tidak terjadi
perubahan alih fungsi lahan. Pada citra menunjukkan lahan perkebunan sawit
setelah dilakukan survey lahan tersebut masih sama yang ada di citra foto. Hal ini
berarti bahwa tidak terdapat perubahan jenis lahan di koordinat kedua. Untuk tanah
nya subur untuk perkebunan kelapa sawit.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, maka saran yang dapat tim sampaikan kepada
masyarakat Desa Gema adalah harus senantiasa menjaga lahan agar selalu asri dan
terjaga kesuburannya. Masyarakat sebaiknya menghindari pembukaan lahan
dengan cara membakar, menebang pohon dan lainnya yang dapat menggangu
ekosisitem lahan di Desa Gema.
DAFTAR
PUSTAKA
Almegi, M.Si. Sistem Koordinat Geografis Dan UTM. Diakses Pada Tanggal, 08 Desember
2022.
Repository.uin-suska. Gambaran Umum Kondisi Desa Gema. Diakses Pada Tanggal, 08
Desember 2022. https://repository.uin-suska.ac.id
Repository.radenintan. Alih Fungsi Lahan. Diakses Pada Tanggal, 08 Desember 2022.
http://repository.radenintan.ac.id/1248/3/BAB_II.
LAMPIRAN I
CITRA FOTO DAN TITIK KOORDINAT LAHAN DI DESA GEMA
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI