Anda di halaman 1dari 38

1

Suatu proses produksi yang menghasilkan suatu


barang dengan bahan dasar plate logam yang
menggunakan die/cetakan ( upper – lower )dengan
bentuk yang telah disesuaikan

1
PROSES KETERANGAN
Drawing - Pembentukan hanya berupa profile dari bentuk sesuai
die yang menggunakan bantuan cushion air presure

Forming - Pembentukan hanya berupa profile dari bentuk sesuai


die dan hanya menggunakan bantuan spring tanpa cushion

Triming - Pemotongan area part yang hasil potongannya dapat


digunakan ataupun dibuang / scrap

Bending - Penyempurnaan bentuk dari proses drawing kebentuk yang


sesuai std

Restrike - Lanjutan setelah proses bending,bentuk ini diluruskan


dari titik bending sebelumnya , hal ini dilakukan karena
ada proses setelah bending

Pierching - Pembuatan hole / lubang

Cam - Pierce - Pembuatan hole, yang posisinya tidak horizontal 2


BURRY TRIM MINUS
BARET TRIM PLUS
MENCUAT KELIPAT
PECOK SOCKLINE
BENJOL DOUBLE EMBOSE
GELOMBANG SPRING BACK
HOLE MINUS SPRING GO
PECAH PENYOK
HAMPIR PECAH MARK T / NYATA
10
Peletakan part saat proses yang tidak pas /
bergeser , ukuran dari matrial yang tidak std

Memastikan kondisi blank / matrial / part tidak


ser sebelum proses , ukuran matrial std
11
Adanya gram,sampah pada area lower die .
Adanya benturan / handling benda lain yang
mengarah keluar permukaan part

Pastikan kondisi lwr die bersih , jaga jarak aman


saat anloading part saat proses agar terhindar
dari benturan
12
Benturan benda yang ada pada area upper die yang
kendor / over saat unloading yang mengarah
kedalam permukaan part

Pastikan kondisi bemda yang ada pada upper die


( pad , baut,jack pin )terpasang dengan benar
13
Air pressure mesin terlalu tinggi .
Clearance die upper terhadap lower terlalu
sempit sehingga pergeraka part saat proses
terhambat karena terjepit antara
die upper dan lower
Adjust kondisi air presure , setting
kondisi clearance antara die upper terhadap
lower sesuai tebal matrial yang digunakan 14
Kondisi clearance antara pad dengan cutter
triming tidak std

Clearance pad dengan cutter triming distandard


Tebal matrial
15
Adanya kotoran pada matrial,hasil shearing
Matrial terdapat burry

Pastikan kondisi matrial tidak kotor dan barry


( sesuai std yang ditetapkan )
16
Air pressure mesin terlalu tinggi .
Clearance die upper terhadap lower terlalu
sempit sehingga pergeraka part saat proses
terhambat karena terjepit antara
die upper dan lower
Adjust kondisi air presure , setting
kondisi clearance antara die upper terhadap
lower sesuai tebal matrial yang digunakan 17
Bagian sisi saat proses tidak terpegang,sehingga
matrial mengalami loss over yang mengakibatkan
Adanya penumpukan matrial ( kelipat )

Setting bagian sisi matrial agar semua mendapat


Bagian pegangan yang sama sehingga tidak ada
Loss matrial saat proses 18
Bagian sisi saat proses tidak terpegang,sehingga
matrial mengalami loss over , tetapi tidak mengalami
Penumpukan matrial / hanya berupa garis dan
Secara tebal matrial dari hasil produksi tid
mengalami perubahan
Setting bagian sisi matrial agar semua mendapat
Bagian pegangan yang sama sehingga tidak ada
Loss matrial saat proses 19
Air pressure pada mesin kurang maksimal,
Kondisi die upper terhadap lower adanya
Clearance yang tidak std melebihi tebal mat’l

Setting kondisi air pressure pada mesin , setting


Clearance die upper – lower sesuai tebal mat’l
20
Clearance proses triming antara die upper
terhadap lower over

Setting clearance antara die upper terhadap


Die lower sampai batas maksimal
21
Pemasangan / peletakan / posisi part
sebelum proses terbalik

Buat ciri khusus pada part ( marking , simbol dsb )


Agar operator mudah membedakan kondisi part
Buat pokayoke proses agar kesalahan dapat terditeksi
Saat proses tampa mengandalkan kejelihan operator 22
PROSES WSS
PROSES WSS
Pengertian proses WSS adalah: Proses pemasangan Nut, Bolt, Clip dan spot weld
dengan menggunakan arus listrik dan tekanan angin serta air sebagai pendingin.

NUT MESIN
FEEDER WSS
Pengertian mesin Nut Feeder yaitu:
Alat atau mesin yang digunakan untuk
membantu proses pemasangan Nut Weld secara
otomatis dengan tenaga angin untuk
mendorong Nut Weld.
PROSES WSS
NO JENIS CKD CUSTOMER SPEC VISUAL

ASTRA
1 NUT DAIHATSU M6 (9004A-17210)
MOTOR

ASTRA
DAIHATSU
2 NUT M8 (9004A-17205)
MOTOR

ASTRA
3 BOLT DAIHATSU M6 (90015-T0025)
MOTOR
PART OK PART NG PART OK PART NG

NUT ADA NUT TIDAK ADA NUT TIDAK TERBALIK NUT TERBALIK

PART OK PART NG PART OK PART NG

NUT SESUAI NUT SALAH NUT TIDAK SALAH


NUT SALAH POSISI
SPEC SPEC POSISI
MACAM – MACAM WELDING
1. SPOT WELDING

2. ARC WELDING

3. BRAZING
4. SEAM WELDING
KLASIFIKASI WELDING
KLASIFIKASI DESKRIPSI OBJECT PART
Kelas A Bagian yang tidak bisa menjamin fungsi Part kelas A ditunjukkan pada
defect kualitas yang kecil (khusus nya drawing
under cut, overlap, dll)
Kelas B Bagian yang memerlukan kekuatan ① Part kelas B ditunjukkan pada
cukup drawing
② Part karakter S dan A
ditunjukkan pada welding
Kelas C Bagian yang memerlukan kekuatan biasa General part yang tidak
tersebut diatas

Catatan :ketika setting kondisi (new design, perubahan proses, perubahan kondisi berdasarkan
perubahan material, dll) maka targetkan 1 rank diatas standard

B Drawing mark

※Untuk kelas C tidak dicantumkan dalam drawing


1. PENGECEKAN TIDAK MERUSAK HASIL LASAN

Pengecekan ini di lakukan dengan cara visual check yaitu dengan melihat
hasil spot welding tersebut baik dengan memahat hasil lasan untuk
mengetahui apakah sudah sesuai dengan standard atau tidak tanpa
merusak part.
MACAM-MACAM PENGECEKAN TIDAK MERUSAK

A. CHISEL CHECK
Pengecekan dengan cara memahat hasil spotan, di lakukan secara
periodik / hari.

B. VISUAL CHECK
Pengecekan dengan cara melihat hasil spotan, di lakukan 100%
check.
A. CHISEL CHECK

- Tujuannya untuk mengetahui kekuatan spot welding.

- Chisel check tidak merusak benda kerja tetapi memahat hingga


mendekati spot welding untuk mengetahui kekuatannya. Setelah
itu di kembalikan ke kondisi semula untuk di teruskan ke aliran
produksi.
STANDARD CHISEL CHECK
STANDARD TOOLS

Pahat Palu
Sudut pahat Panjang Lebar pahat Ujung pahat Bagian yang Berat Jenis
pahat di genggam

12° 35 mm 8 mm 0.5 ~ 1.0 Sesuai 0.2268 Kg Palu besi


dengan
bentuk dan
ukuran

POSISI PUKULAN DAN KEDALAMAN

Class Methode Remark


Spot welding dalam jumlah Pukul pada posisi kira-kira 15mm dari - Pastikan area hasil check
banyak tengah spot welding dapat di repair kembali.
- Untuk part 3 layer atau lebih,
pahat pada setiap joint part.
- Pukul pahat hingga mendekati
area sopot
1 atau 2 point spot welding Pukul langsung hingga mendekati titik -Pukul hingga ujung pahat
spot welding mendekati titik spot welding
B. VISUAL CHECK

B.1. PERMUKAAN LASAN RETAK STD


Untuk Class A,B dan C
Tidak teridentifikasi secara
visual

Hole
B.2. PIN HOLE
STD
Untuk Class A,B tidak boleh
Melebihi 1.5 mm di dalam
Diameter secara visual
Untuk class C tidak masalah
Asal proporsional

HOLE
B.3. SPOT DI POSISI "R“ (Radius)

STD
Untuk Class A,B dan C
Tidak boleh posisi spot
welding di area Radius.
B.4. POSISI TERLALU KEPINGGIR
STD
Untuk Class A,B Tidak
boleh terlihat keluar
dari pinggir plate.
Sedangkan untuk Class
C tidak boleh 1/3 spot
welding keluar dari
pinggir plate.
B.5. JUMLAH SPOT WELDING TIDAK SAMA DENGAN STANDARD

STD
Untuk Class A,B dan C Jumlah spot tidak boleh
kurang dari jumlah yang dicantumkan di dalam
drawing.
B.6. JARAK SPOT TIDAK SESUAI STANDARD

STD
Untuk Class A dan B interval spot Tidak boleh lebih 5
mm dari interval spot yang diinstruksikan di dalam
drawing sedangkan untuk class C tidak boleh lebih 10
mm dari interval spot yang diinstruksikan di dalam
drawing.
B.7. SPOT WELDING KURANG
B.8. NUGGET KECIL
B.9. CURRENT SPLIT
B.10. SPOT ADA BURRY

Burry / Spater
B.11. SPOT WELDING MIRING
MENERIMA

PART
JANGAN !!! MENGHASILKAN
CACAT !!!

MENERUSKAN

Berhasil tidaknya kualitas produk adalah karena


ANDA 24
25

Anda mungkin juga menyukai