SUMATERA BARAT
NOMOR SPMP :
LEMBAR REVISI
DAFTAR ISI
1. TUJUAN...........................................................................................................................4
3. EREKSI.............................................................................................................................4
3. LAMPIRAN......................................................................................................................12
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
4 dari 12
1. Tujuan
1.1. Prosedur ini mencakup spesifikasi persyaratan umum ereksi dengan jack up
sistem. Dimana system ini mempertimbangkan untuk keselamatan saat ereksi,
pada area existing, dan juga pekerjaan panas seperti pengelasan, pemotongan
dan laian-lainnya, semua pekerjaan panas hanya dilakukan pada ketinggian
antara 2 sampai dengan 3 meter.
2. Standard dan Referensi
2.1. API 650 11th Edition - Welded Steel Tank for Oil Storage.
2.2. ASME Sec. IX Welding and Brazing Qualification.
2.3. ASME Sec. V Non-Destructive Examination.
3. Ereksi
Ereksi dengan jack up system mencakupi pekerjaan antara lain adalah bottom
pelat, annular pelat, shell pelat, top angle, struktur roof, roof pelat, accessories dan
lain-lainnya.
Erecksi jack up system dimulai dengan ereksi pada annular dan bottom pelat
dengan menggunakan crane, setelah annular dan bottom pelat selesai di fit up
maka dapat dilanjutkan dengan ereksi dua shell pelat teratas, diikuti ereksi top
angle, struktur roof, roof pelat, accessories tangki, dan nozzles.
Setelah semua terpasang dan dilas, maka shell pelat berikutnya dapat
dilanjutkan ereksi dengan menggunakan crane hingga shell pelat yang terbawah.
3.1. Pengecekan pada pondasi
3.1.1. Sebelum annular dan bottom pelat diereksi, harus dilakukan pengecekan
pada orientasi dan level pondasi, dimana data orientasi dan level harus
dilakukan dan disediakan oleh kontraktor sipil.
3.1.2. Setelah orientasi pondasi diketahui, sesuai dengan gambar kontruksi, tarik
benang pada 0 sampai 180 dan 90 sampai 270, untuk mendapatkan
center point (titik center) pondasi. (Gambar 1)
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
5 dari 12
Gambar 1
Gambar 2
3.2.3. Annular pelat diatur satu per satu hingga semua terhubung, seperti pada
(Gambar 3), lakukan fit up dan tack weld pada annular pelat agar dapat
mencapai radius yang sesuai dengan gamabar kerja yang disetujui.
Bilamana terdapat permukaan annular pelat yang tidak rata, maka dapat
menggunakan alat jig pembantu di permukaan annular, sebelum
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
6 dari 12
Gambar 3
Gambar 4
3.2.4. Tahap selanjutnya dapat sepenuhnya dilas pada annular pelat, dimana
bottom pelat belum selesai di fit up, pengelasan annular tetap dapat
dilakukan. Metode pengelasan dapat disesuai kan dengan WPS/PQR
yang sudah disetujui.
Gambar 5
3.4. Ereksi Shell Pelat.
3.4.1. Buat garis tanda diameter bagaian dalam tangki (inside diameter line)
dan garis pemeriksa (checking line), dimana garis pemeriksa 100 mm
dari garis diameter bagian dalam tangki. (Gambar 6)
Gambar 6
3.4.2. Sebelum mulai ereksi shell pelat, temporari support beam harus
diletakan di annular pelat. Jumlah temporari support beam tergantung
dari jumlah shell pelat pada satu keliling, dimana harus diletakan
minimum 2 temporari support beam per 1 lembar shell pelat. (Gambar 7)
Gambar 7
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
8 dari 12
Gambar 8
Gambar 9
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
9 dari 12
Gambar 10
3.6.3. Set Support Beam, bracket support dan hidrolik jack, pada dinding
shell pelat yang akan dilas dengan bracket support, bagian luar dinding
tersebut harus diberikan sokongan penguat yaitu dengan profil CNP
150 x 50 x 1000, ini hanya diperlukan pada ketebalan shell pelat
kurang dari 10 mm.
3.6.4. Dimana hidrolik jack telah ditempatkan pada posisinya, maka operator
akan memulai mengoperasikan control valve untuk pengangkatan,
setiap hidrolik jack dapat diangkat hingga 40 cm. lakukan langkah
demi langkah hingga mencapai posisi ketinggian yang diinginkan,
yaitu ketinggian sesuai dengan lebar dari shell pelat yang akan
diereksi.
3.6.5. Setiap hidrolik jack akan dimonitor oleh satu orang, dan orang ini akan
menempatkan support beam setiap kali jack mencapai ketinggian
maksimum.
3.6.6. Ketika mencapai ketinggian sesuai dengan lebar shell pelat, maka
ereksi shell pelat berikutnya dilakukan dengan menggunakan crane,
bilamana shell pelat secara keliling telah diereksi, maka proces fit up
dan pengelasan dapat dilanjutkan hingga komplit. (Gambar 11)
Gambar 11
3.6.7. Barket support dapat dilepaskan dan dipindahkan pada dinding shell
pelat berikutnya untuk melanjutkan ereksi shell pelat yang lain.
3.6.8. Langkah-langkah atau proses jack up untuk ereksi shell pelat
berikutnya sama seperti yang disebutkan diatas paragraf 3.6.3 sampai
dengan paragraf 3.6.7. (Gambar 12 dan 13)
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
11 dari 12
Gambar 12
Gambar 13
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
12 dari 12
4. Lampiran
- Tidak ada