Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR

Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A


Nomor Halaman
1 dari 12

PEMBERI KERJA : PT. PERTAMINA (PERSERO) MOR 1


KONTRAKTOR : PT. WIKA INDUSTRI & KONSTRUKSI
NAMA PROYEK : PEMBANGUNAN TANKI TIMBUN BBM
KAPASITAS 2 X 10000 KL
LOKASI : TBBM TELUK KABUNG, PADANG

SUMATERA BARAT
NOMOR SPMP :

0 12/04/2020 12 IFR MZ ARM GTT


DIBUAT DIPERIKSA DISETUJUI DIPERIKS DISETUJUI
OLEH OLEH OLEH A OLEH OLEH
REV TGL HAL URAIAN
PT. PERTAMINA (PERSERO)
PT. WIKA INDUSTRI & KONSTRUKSI
MOR I
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
2 dari 12

LEMBAR REVISI

No Revisi Tanggal Perubahan


PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
3 dari 12

DAFTAR ISI

1. TUJUAN...........................................................................................................................4

2. STANDARD DAN REFERENSI....................................................................................4

3. EREKSI.............................................................................................................................4

3. LAMPIRAN......................................................................................................................12
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
4 dari 12

1. Tujuan
1.1. Prosedur ini mencakup spesifikasi persyaratan umum ereksi dengan jack up
sistem. Dimana system ini mempertimbangkan untuk keselamatan saat ereksi,
pada area existing, dan juga pekerjaan panas seperti pengelasan, pemotongan
dan laian-lainnya, semua pekerjaan panas hanya dilakukan pada ketinggian
antara 2 sampai dengan 3 meter.
2. Standard dan Referensi
2.1. API 650 11th Edition - Welded Steel Tank for Oil Storage.
2.2. ASME Sec. IX Welding and Brazing Qualification.
2.3. ASME Sec. V Non-Destructive Examination.
3. Ereksi
Ereksi dengan jack up system mencakupi pekerjaan antara lain adalah bottom
pelat, annular pelat, shell pelat, top angle, struktur roof, roof pelat, accessories dan
lain-lainnya.
Erecksi jack up system dimulai dengan ereksi pada annular dan bottom pelat
dengan menggunakan crane, setelah annular dan bottom pelat selesai di fit up
maka dapat dilanjutkan dengan ereksi dua shell pelat teratas, diikuti ereksi top
angle, struktur roof, roof pelat, accessories tangki, dan nozzles.
Setelah semua terpasang dan dilas, maka shell pelat berikutnya dapat
dilanjutkan ereksi dengan menggunakan crane hingga shell pelat yang terbawah.
3.1. Pengecekan pada pondasi
3.1.1. Sebelum annular dan bottom pelat diereksi, harus dilakukan pengecekan
pada orientasi dan level pondasi, dimana data orientasi dan level harus
dilakukan dan disediakan oleh kontraktor sipil.
3.1.2. Setelah orientasi pondasi diketahui, sesuai dengan gambar kontruksi, tarik
benang pada 0 sampai 180 dan 90 sampai 270, untuk mendapatkan
center point (titik center) pondasi. (Gambar 1)
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
5 dari 12

Gambar 1

3.2. Ereksi Annular Pelat


3.2.1. Ereksi bottom pelat, dimulai dengan ereksi annular pelat, dengan
penentuan dimana tangki tersebut terdapat annular pelat.
3.2.2. Mengukur dengan meteran (measure tape) dari titik center pondasi ke luar
radius annular pelat. (Gambar 2)

Gambar 2
3.2.3. Annular pelat diatur satu per satu hingga semua terhubung, seperti pada
(Gambar 3), lakukan fit up dan tack weld pada annular pelat agar dapat
mencapai radius yang sesuai dengan gamabar kerja yang disetujui.
Bilamana terdapat permukaan annular pelat yang tidak rata, maka dapat
menggunakan alat jig pembantu di permukaan annular, sebelum
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
6 dari 12

melakukan pengelasan pada sambungan annular, seperti pada


(Gambar 4).

Gambar 3

Gambar 4
3.2.4. Tahap selanjutnya dapat sepenuhnya dilas pada annular pelat, dimana
bottom pelat belum selesai di fit up, pengelasan annular tetap dapat
dilakukan. Metode pengelasan dapat disesuai kan dengan WPS/PQR
yang sudah disetujui.

3.3. Ereksi Bottom Pelat


3.3.1. Ereksi bottom pelat dimulai dari bagian tengah bottom pelat. Dimana
mengikuti titik center pondasi yang ditandai pada paragraf 3.1.2.
Orientasi bottom pelat harus sesuai dengan gambar yang disetujui.
3.3.2. Bottom pelat yang lain harus diatur dari tengah menuju annular pelat,
sampai semua bottom pelat tersusun rapi. Hal lain yang harus
diperhatikan adalah jarak overlap antara bottom pelat dengan bottom
pelat dan bottom pelat dengan annular pelat, dimana harus sesuai
dengan gambar yang sudah disetujui. (Gambar 5)
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
7 dari 12

Gambar 5
3.4. Ereksi Shell Pelat.
3.4.1. Buat garis tanda diameter bagaian dalam tangki (inside diameter line)
dan garis pemeriksa (checking line), dimana garis pemeriksa 100 mm
dari garis diameter bagian dalam tangki. (Gambar 6)

Gambar 6
3.4.2. Sebelum mulai ereksi shell pelat, temporari support beam harus
diletakan di annular pelat. Jumlah temporari support beam tergantung
dari jumlah shell pelat pada satu keliling, dimana harus diletakan
minimum 2 temporari support beam per 1 lembar shell pelat. (Gambar 7)

Gambar 7
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
8 dari 12

3.4.3. Ereksi shell pelat kedua dari atas.


Ereksi shell pelat satu per satu sesuai tanda pada bottom pelat dan
temporari pin pelat. Tempatkan support untuk menjaga ketegakan shell
pelat, setelah seluruh shell pelat terkunci, dan di tack weld, maka
inspeksi seperti Plumbness dan roundness dapat dilaksanakan.
(Gambar 8)

Gambar 8

3.4.4. Ereksi shell pelat teratas.


Sebelum melakukan ereksi shell pelat teratas, dipastikan QC telah
memberikan tanda referensi sambungan pada shell pelat kedua dari atas.
Ereksi shell pelat teratas satu per satu hingga komplit, dan cek
plumbness, peaking, dan banding sebelum pengelasan dimulai.
(Gambar 9)

Gambar 9
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
9 dari 12

3.5. Ereksi Rafter dan Struktur Roof.


Setelah seluruh shell pelat teratas dan kedua dari atas di fit up dan dilas,
maka proses berikutnya adalah ereksi rafter dan strukture roof, dengan
langkah-langkah sebagai berikut (Gambar 10):
3.5.1. Setting temporari kolom untuk mensupport center drum, temporari
kolom tidak boleh dilepas sebelum seluruh rafter terhubung.
3.5.2. Setting gusset pelat pada shell pelat, disesuaikan dengan orientasi pada
gambar yang sudah disetujui.
3.5.3. Ereksi struktur roof hingga komplit, dimana termasuk rafter dan purlin.
3.5.4. Setelah ereksi struktur roof komplit, maka dapat dilanjutkan dengan
ereksi roof pelat, dan temporari kolom dapat dilepas, sebelum ereksi
shell pelat berikutnya.

Gambar 10

3.6. Ereksi shell pelat berikutnya.


3.6.1. Setting bracket support jack up pada permukaan dinding shell pelat,
jumlah bracket dan hidrolik jack untuk ereksi tergantung pada diameter
tangkin dan bobot tangki. Juga faktor keamanan harus
dipertimbangkan untuk jumlah unit hidrolik jack, dimana jumlah
hidrolik jack dan kapasitas harus 150% dari bobot tangki.
3.6.2. Jack up sistem dilengkapi dengan Pompa hidrolik dan kontrol valve
(manifold), pada kontrol valve secara sinkronisasi output ke masing-
masing hidrolik jack.
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
10 dari 12

3.6.3. Set Support Beam, bracket support dan hidrolik jack, pada dinding
shell pelat yang akan dilas dengan bracket support, bagian luar dinding
tersebut harus diberikan sokongan penguat yaitu dengan profil CNP
150 x 50 x 1000, ini hanya diperlukan pada ketebalan shell pelat
kurang dari 10 mm.
3.6.4. Dimana hidrolik jack telah ditempatkan pada posisinya, maka operator
akan memulai mengoperasikan control valve untuk pengangkatan,
setiap hidrolik jack dapat diangkat hingga 40 cm. lakukan langkah
demi langkah hingga mencapai posisi ketinggian yang diinginkan,
yaitu ketinggian sesuai dengan lebar dari shell pelat yang akan
diereksi.
3.6.5. Setiap hidrolik jack akan dimonitor oleh satu orang, dan orang ini akan
menempatkan support beam setiap kali jack mencapai ketinggian
maksimum.
3.6.6. Ketika mencapai ketinggian sesuai dengan lebar shell pelat, maka
ereksi shell pelat berikutnya dilakukan dengan menggunakan crane,
bilamana shell pelat secara keliling telah diereksi, maka proces fit up
dan pengelasan dapat dilanjutkan hingga komplit. (Gambar 11)

Gambar 11
3.6.7. Barket support dapat dilepaskan dan dipindahkan pada dinding shell
pelat berikutnya untuk melanjutkan ereksi shell pelat yang lain.
3.6.8. Langkah-langkah atau proses jack up untuk ereksi shell pelat
berikutnya sama seperti yang disebutkan diatas paragraf 3.6.3 sampai
dengan paragraf 3.6.7. (Gambar 12 dan 13)
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
11 dari 12

Gambar 12

Gambar 13
PROSEDUR
Nomor Dokumen SISTEM JACK-UP Rev. : A
Nomor Halaman
12 dari 12

3.7. Instalasi Nozle dan Tank accessories.


Instalasi nozzle dan tank accessories mengikuti naiknya shell pelat,
sedangkan nozzle dan accessories bagian atas harus terpasang terlebih
dahulu, mengingat keterbatasan pekerjaan panas pada area existing.
3.8. Inspeksi dan Testing
3.8.1. Inspeksi tangki dengan menggunakan jack up sistem, harus dilakukan
pada setiap setiap shell pelat sebelum jack up untuk shell pelat
berikutnya, seperti inspeksi peaking, banding dan NDT (Non
destructive test), oleh karena itu pembersihan pada dinding shell pelat
juga harus dilakukan.
3.8.2. Ketika tangki lengkap sepenuhnya diereksi dan semua nozzle dan
tangki aksesoris terpasang, maka inspeksi akhir hanya hidrotest.

4. Lampiran
- Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai