Anda di halaman 1dari 32

PTG355 – STRATIGRAFI

PTG232 – PRINSIP STRATIGRAFI


05. Korelasi dan Penampang Stratigrafi

Hari Wiki Utama

Program Studi Teknik Geologi


Jurusan Teknik Kebumian Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi
Jl. Jambi-Ma. Bulian KM. 15, Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, 36122

hwu@2020
h.wikiutama@unja.ac.id
hwu@2020
CPL

I. Korelasi Stratigrafi

II. Penampang Stratigrafi

III. Ketebalan Satuan Stratigrafi


I. Korelasi Stratigrafi

hwu@2020
Korelasi adalah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan–
satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Stratigrafi Indonesia,
1996)
Brookfield (2004)
hwu@2020
Stratigrafi Vertikal

Penampang Stratigrafi Vertikal Data Log


Korelasi stratigrafi (Pasal 7)
Sumur Lapangan Simpang Maut (tanpa skala) menghubungkan titik-titik
Tl Bd
kesamaan waktu

Kesebandingan mempunyai arti


yang lebih umum, yaitu
menghubungkan satuan-satuan
stratigrafi tanpa
mempertimbangkan kesamaan
waktu
SSI (1996)
hwu@2020
Metode Korelasi
Korelasi pada operasionalnya merupakan suatu operasi dimana satu titik dalam suatu kolom stratigrafi disambungkan
dengan titik-titik yang lain pada kolom-kolom stratigrafi lainnya, dengan pengertian bahwa titik-titik tersebut terdapat
pada bidang perlapisan yang sama, bukan kesamaan satuan litostratigrafi (satuan batuan, formasi dll),
Koesoemadinata (1975).
Kemenerusan bidang perlapisan batuan batuan, Lowman (1949) Hukum Kesinambungan/Law of original continuity
(Stenno, 1669).
SSI (1996) dan Brookfield (2004)

1. Metode organik yaitu dengan menggunakan fosil sebagai dasar korelasi


Foraminifera plankton
• Hidup mengambang, pasif, penyebaran luas (kosmopolitan)
• Tidak peka terhadap perubahan lingkungan
• Korelasi regional, penunjuk umur relatif, dan lingkungan pengendapan
Foram bentos
• Untuk daerah yang terbatas/sempit
• Penunjuk lingkungan pengendapan
Fosil besar
• Penunjuk waktu dan lingkungan pengendapan
• Penyebaran lateral luas
• Penyebaran vertikal pendek (interval hidup pendek)
• Mudah dikenal
hwu@2020
Metode Korelasi
2. Metode Anorganik merupakan suatu metode korelasi yang didasarkan kemenerusan atau menyamakan lapisan-
lapisan secara lateral.

• Menggunakan lapisan penunjuk


• Menggunakan horizon dengan karakteristik tertentu
SSI (1996) dan Boggs (2005)

• Meneruskan bidang refleksi penampang melintang seismik


• Menghubungkan batas-bidang berbagai perlapisan batuan berdasar kesamaan posisi dalam urutan

a) Menggunakan Lapisan Penunjuk (key bed, marker bed)

• Lapisan tipis batugamping, dalam log listrik, kurva resistivitasnya +, kick ke kanan
• Lapisan tipis bentonite, dalam log listrik, kurva resistivitas lebih rendah dari serpih
• Shale break, serpih yang periodik sering terbentuk melampar luas
• Lapisan batubara/lignit, sering digunakan tapi untuk daerah yang terbatas, batubara sering terbentuk pada
ceruk2 kecil (pond deposit)
Korelasi

hwu@2020
(Erosional/Channel dan pengendapan/soil)
Brookfield (2004)
Rahardjo (2006)
Biostratigrafi

hwu@2020
Brookfield (2004)
Erosi dan Agradasi

hwu@2020
hwu@2020
b. Horizon Stratigrafi

Horizon stratigrafi dan ketidakselarasan


1. Zona mineral tertentu
• Zona gloukonit
• Zona mineral berat (rutil, zirkon, dll)
SSI (1996) dan Brookfield (2004)

• Horizon kaolin

2. Horizon sifat kimia tertentu


• Trace elemen tertentu
• Kadar garam tertentu

3. Sifat radio aktivitas khusus dari lapisan


• Lapisan tipis serpih hitam bitominous
• Dimanifestasikan dalam log radioaktivitas
• Sebagai kick (pembelokan kurva ‘Gamma
Ray’ yang menyolok)
hwu@2020
Variasi Ketidakselarasan dan Korelasi Stratigafi
Brookfield (2004)
hwu@2020
c. Bidang Refleksi Seismik

Bidang refleksi seismik dapat


diikuti secara jelas

Dapat diinterpretasikan langsung


Mid-Miocene U/C sebagai bidang perlapisan

Keterangan formasi berdasarkan


target lintasan seismik yang
SSI (1996) MS (2010)

melewati formasi
POST RIFT “Talang Akar Fm.”

SYN-RIFT II “Banuwati Fm” (note strong sag suggesting


Penentuan formasi berdsarkan
compacted syn-rift I sediments are below, not basement!) karakteristik batuan dari penyusun
formasi dan dibandingkan dengan
SYN-RIFT I “Jatibarang Fm” ciri-ciri dari refleksi seismik

Preferred basement pick (correlation from other lines) Dapat menentukan fase
sedimentasi “system tract”
hwu@2020
SSI (1996) dan Boggs (2005) d. Korelasi Batas Perlapisan Batuan Kesamaan Posisi dan Urutan

Menghubungkan batas-batas berbagai perlapisan batuan berdasar kesamaan posisi dalam urutan

Pemakaiannya menggunakan kurva listrik, ketelitian sangat tergantung jauh-dekat penampang yang dikorelasikan
II. Penampang Stratigrafi

hwu@2020
Tujuan Umum Perencanaan Lintasan

Mendapatkan data litologi terperinci dari Memahami satuan batuan dan pemilihan lokasi: tersingkap baik,
urut-urutan (posisi) perlapisan dapat mudah diukur, tidak terganggu sesar/deformasi lainnya
menentukan satuan stratigrafinya (satuan Perhatikan kedudukan bidang perlapisan, curam, landai, vertikal
batuan, kelompok, formasi, anggota) atau horizontal usahakan lintasan tegak lurus jurus, untuk
ataupun perekaman stratigrafi menghindari koreksi-koreksi yang rumit.
Mendapatkan ketebalan yang terperinci dari Perhatikan kedudukan bidang perlapisan menerus tetap atau
satuan stratigrafi secara tepat berubah-ubah akibat perlipatan/sesar penting untuk menentukan
Mempelajari hubungan stratigrafi antar urutan stratigrafi yang benar.
satuan dan urut-urutan sedimentasinya
Penerapan hukum superposisi, perhatikan struktur sedimennya.
secara vertikal dapat menafsirkan
lingkungan pengendapannya. Catat tentang keberadaan ‘key-bed’ untuk titik ikat stratigrafi
secara regional yang resmi.
Memahami proses sedimentasi yang terjadi
di setiap posisi stratigrafi batuan Dalam pengamatan batuan di lapangan, sebaiknya tidak dilakukan
interpretasi, terutama pada macam batuannya dan struktur
sedimennya harus sesuai dengan kenyataan di lapangan. Jika
lapuk/soil, dianggap tidak terdeterminasi (‘blank’).
hwu@2020
Metode Pengukuran

Banyak metode yang dapat dilakukan, tergantung pada 5. Azimut/arah lintasannya, kemiringan lereng / slope
perlengkapan yang tersedia. Salah satu yang sering dilakukan (perhatikan +/-).
dengan peralatan pita ukur dan kompas dilakukan oleh 6. Baca jarak terukur, hitung jarak ⊥ jurus (tebal
sedikitnya 2 orang. semunya).
7. Determinasi/perikan litologinya, keada an perlapisan,
struktur sedimennya.
1. Mulai pengukuran pada dasar penampang (satuan yang
tua ke arah yang muda). 8. Jika ada sisipan, tentukan jarak dari alas satuan.
2. Tetapkan satuan batuan yang akan diukur, beri tanda 9. Titik pengamatan, lokasi pengambilan conto batuan
harus terukur secara pasti, tidak dibenarkan untuk
patok/tanda lainnya pada batas tsb. diperkirakan.
3. Jika kedudukan bidang perlapisan berubah-ubah, dapat 10. Jika satuan litologi tebal 5 m atau lebih, maka
dilakukan rata-rata kedudukan bidang perlapisan alas dan pengukuran pada tiap satuan, dari alas satuan hingga
atap perlapisannya. atap satuan. Tapi jika < 5 m, atau berupa perulangan
yang menerus, akan lebih praktis jika pita
4. Atau diambil pengukuran pada alas perlapisan, untuk dibentangkan sepanjang-panjangnya.
menghitung perlapisan/satuan yang ada di atas bidang
yang diukur.
hwu@2020
Pengelompokkan dan Pemerian Batuan

Pemerian:
1. Kelompokkan satuan resmi menjadi satuan tidak 1. Persatuan terukur
resmi (berbeda secara fisik,karakteristik litologi
yang mempunyai arti genetik) 2. Ditulis dengan gaya telegrap, menggunakan singkatan.
2. Lokasi dan jenis kontak antar formasi atau anggota 3. Dimulai dari nama batuan atau batuan penyusun satuan,
(berdasarkan hasil mapping) diikuti data, yang disusun secara sistimatis sehingga
3. Melakukan pengukuran dan pemerian beberapa terperikan batuan secara spesifik.
satuan (untuk kalibrasi) Contoh:
4. Mengukur dan memerikan seluruh penampang
Dasar satuan batuan I terletak pada koordinat 430 33’ 01.5’’N
dengan sistimatis (urutan pengendapan) , 1350 21’ 33’’ W, lembar peta K (edisi 2006). Satuan
5. Meneliti kembali bagian penampang, jika diperlukan batuan I dialasi oleh batuan metamorf gneis yang
(Thin section, fossil) tersingkap baik, setempat banyak dijumpai kekar. Clast
gneis dalam satuan batuan I adalah bukti adanya
ketidakselarasan (nonconformity)
hwu@2020
Pemerian Batuan
Unit I, 12.8 m: Cgl dan pebbly ss, berlapis tebal 2-3 m, Diskripsi batuan sedimen
graded bed, pebble - cobble qtz (30%), Nama batuan: Btps, feldspathik wacke
gneis (10%), tertanam dlm matrik btps Warna : abu-abu
feldspathic quartzose, kasar, mod.sorted, Perlapisan : jelas , samar
sedikit biotit (3-5%), semen oksida besi. Tebal : 0.5 -1m
Unit II, 3 m : Btps, kasar-sedang, tebal lapisan 0,5–2 m, Fosil : vertebrata
sisipan serpih 5-10 cm; btps, abu2 gelap, Struktur Primer: Planar x-bedding, burrow
feldspathic wacke, sedikit biotit (1-2%), Ukuran butir : 2-1 mm
semen kalsit, Fosil Gastropoda (13 m). Bentuk Butir : membulat tanggung
Unit III, 30 m: Btps, halus, tebal lap. 20 – 50 cm, selang- Derajad pemilahan: terpilah baik
seling btps mikaan, sangat hls, dan serpih; Packing: loose, moderate, tight, pressed ?
Btps, abu2 terang, feldspathic dan mikaan, Komposisi : Quartz : 15%, Feldspar : 40%, Lithic clast:10 %
serpih abu2 gelap,menyerpih, karbonan. matrik: lempung 20%, mineral sedikit: glukonit
5%., semen kalsit 5%
hwu@2020
Mengukur Ketebalan Pengukuran Penampang Stratigrafi Terukur

Pengukuran penampang stratigrafi terukur (measured section/


Tebal lapisan jarak terpendek antara dua bidang sejajar ms), perlu dipahami ketentuan-ketentuan geologi ataupun target
yang merupakan batas bawah dan atas lapisan tersebut. lainnya yang ingin dicapai. Adapaun persiapan yang dilakukan di
antaranya :
Perhitungan ketebalan harus dilakukan dalam bidang 1. Merencanakan lintasan
yangg tegak lurus jurus/strike 2. Lintasan diharapkan memotong formasi yang ada
3. Penarikan lintasan searah dip, sehingga kita akan
Jika pngukuran tdk tgk lurus jurus, maka : menemukan batuan lebih muda
Jarak terukur ( d’ ) harus dikoreksi ( d ) 4. Di lapangan tentukan slope dan dip bidang perlapisan
Sudut lereng terukur ( β’ ) harus dikoreksi ( β ). 5. Ukur slope dan azimuth lintasan
6. Deskripsi batuan yang ada sepanjang lintasan
7. Ukur kedudukan bottom (lapisan bawah) dan top
(lapisan atas) dari suatu formasi
8. Perhatikan gejala struktur yang ada seperti sesar dan
lipatan
9. Tentukan batas formasi (ketidakselarasan, selaras,
fasies, kontak sesar)
https.ketebalanlapisan.com Formula Ketebalan

hwu@2020
Koreksi Jarak

hwu@2020
Apabila arah pengukuran tidak tegak lurus terhadap jurus perlapisan batuan, maka
Jarak Terukur di lapangan (d’), dan Sudut Lereng atau “Slope” yang terukur di
lapangan (’), harus dikoreksi.

Arah lintasan
II
Jurus perlapisan

d’

I 
Jurus perlapisan

d = d’ cos  atau
d = d’ sin 
hwu@2020
Penghitungan Ketebalan
a. Langsung
b. Tidak langsung

A. Langsung :

1 3

1. Lapisan horizontal, lereng vertikal


2. Lapisan vertikal, lereng datar
3. Menggunakan jacob’s staff/tongkat jacob
(t = t1 + t2 + …… dst)
T = tebal lapisan
2
hwu@2020
Penghitungan Ketebalan
a. Langsung
b. Tidak langsung

A. Langsung :

1 3

1. Lapisan horizontal, lereng vertikal


2. Lapisan vertikal, lereng datar
3. Menggunakan jacob’s staff/tongkat jacob
(t = t1 + t2 + …… dst)
T = tebal lapisan
2
hwu@2020
B. Pengukuran tidak langsung :
1. Untuk topografi datar

II I
d

t
t = d sin 

Keterangan :

t = Tebal lapisan batuan.


d = Jarak tegak lurus jurus lapisan batuan.
 = Kemiringan lapisan batuan (dip)

I = Stasiun atau patok 1.


II = Stasiun atau patok 2.
Topografi miring

hwu@2020
2. Topografi miring :

1 1. Dip & slope searah,   


2. Lapisan horizontal,  = 0o
2
3. Dip & slope berlawanan arah,
3 ( + )  90o
4. Dip & slope berlawanan arah,
4 ( + ) = 90o,  = 
5 7 5. Dip & slope berlawanan arah,
6
Doc. Utama (2019)

( +  )  90o
6. Lapisan vertikal,  = 90o
7. Dip & slope searah,   

Variasi kedudukan lapisan btan yang tersingkap pada topografi miring


Konsep Ketebalan

hwu@2020
E Azimuth Oblique

﴿γ
A Azimuth | Strike

β﴾ D

﴿γ β﴾
Pettijohn (1975) Klasifikasi

hwu@2020
Kolom Penampang Stratigrafi

hwu@2020
UMUR

PENGENDAPAN
FORMASI/ SATUAN

LINGKUNGAN
KANDUNGAN
TEBAL (M)

CONTOH
BUTIRAN

FOSIL
Blow (1969)
KOLOM
STR.SED PEMERIAN BATUAN

KALA
BATUAN

Bt lempung I
Kalkars, or, bt h, ssp ps, fosil foram besar, mol,
40 114
foram, keras-lunak Marine

Psr, abu-abu htm gpg, bt h, por

Bps
20 sdg, lunak, fosil, s.h. biot Bar

Lp, cklt, plastis, lam psr, boll str, fos, foram


N 17

109
110 Kalkar, or, fos, foram, mol
Bt Lempung II

PLANKTONIK
Psr, abu-abu, sdk gpg, but s,h-h, por baik, cerat karbon, nodule psr
120 Gs. subquadratus Marine
--

sdg
Gt. Siakensis
Gt.
M I O S E N ATAS

Lpg, cklt, plastis, boll str, sdk fosil, foram


111
Psr, pt, but s-h, por baik, bbrp biot, karbon dibag, small ripple

Psr, abu-abu hitam, but s-h, cerat karbon, s-h BENTONIK


Bps

20 biot, small ripple Rot. Beccani Bar


2
N 12

Battisiphon
112 Eks
Bt Lempung

Kalkar, or, but s-h, por baik (vug por), s-h foram besar,
berlapis tipis 0-0,08.
III

60 113
Marine
Lp, abu-abu kebiruan, plastis, boll str
Kalkar, or, but h-sh, berlapis tebal (0,4-0,5) por jk-baik (bag yg
lunak), sh foram besar (cyclo), keras-lunak
Bt Lanau

20 Tidal
Lp, hitam, s. karbonan, cerat psr, small ripple
Lp abu-abu plastis, boll str, sdk fos, sdk karbon Flat
Kasar, or, h-sdg, pemil buruk, por jk, berlapis, kompak-keras,
BLempung

42
sh foram besar (cyclo) (wackestone, biomikrit)
50 Marine
IV

Psr, or, gpg, biot sh, kw, pemil baik, por sdg, sdk fos, foram
kompak, kasar, or, abu-abu berlapis tps, but k-sk, foram
41 kompak, kasar, or, abu-abu berlapis tps, but k-sk, boklast,
Bar
Bps3

29 foram besar, por baik (vug por), fosil relatif utuh (wackestone,
40 biomikrit) Lp, abu-abu, srpihan, masif, sdk karbon
Lepido (N) angulo
BLempung

4 39 sa
50 Marine
V

38 Katacycloclipeus
(banyak mikrit)
Pengukuran Penampang Stratigrafi

hwu@2020
Fm. C (Pliosen)

Fm. B (Miosen)

Fm. A (Eosen)
Pengukuran Penampang Stratigrafi

hwu@2020
• Pengukuran penampang
stratigrafi harus teliti
• Perhatikan setiap jenis litologi
dan kedudukan bidang
perlapisan batuan
• Jenis litologi termasuk di
dalamnya struktur, tekstur,
dan komposisi mineral
Doc. Utama (2019)

• Struktur geologi harus


diperhatikan, sebisa mungkin
menghindari zona ini di
dalam penarikan lintasan
pengukuran penampang
stratigrafi
Bidang Perlapisan Batuan

hwu@2020
Nichols (2009)
hwu@2020
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

• Memahami prinsip korelasi stratigrafi


• Mengetahui jenis korelasi stratigrafi
• Mengetahui penampang stratigrafi
• Memahami perencanaan lintasan dan metode pengukuran
penampang stratigrafi
hwu@2020
Stratigrafi

Anda mungkin juga menyukai