hwu@2020
h.wikiutama@unja.ac.id
hwu@2020
CPL
I. Korelasi Stratigrafi
hwu@2020
Korelasi adalah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan–
satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Stratigrafi Indonesia,
1996)
Brookfield (2004)
hwu@2020
Stratigrafi Vertikal
• Lapisan tipis batugamping, dalam log listrik, kurva resistivitasnya +, kick ke kanan
• Lapisan tipis bentonite, dalam log listrik, kurva resistivitas lebih rendah dari serpih
• Shale break, serpih yang periodik sering terbentuk melampar luas
• Lapisan batubara/lignit, sering digunakan tapi untuk daerah yang terbatas, batubara sering terbentuk pada
ceruk2 kecil (pond deposit)
Korelasi
hwu@2020
(Erosional/Channel dan pengendapan/soil)
Brookfield (2004)
Rahardjo (2006)
Biostratigrafi
hwu@2020
Brookfield (2004)
Erosi dan Agradasi
hwu@2020
hwu@2020
b. Horizon Stratigrafi
• Horizon kaolin
melewati formasi
POST RIFT “Talang Akar Fm.”
Preferred basement pick (correlation from other lines) Dapat menentukan fase
sedimentasi “system tract”
hwu@2020
SSI (1996) dan Boggs (2005) d. Korelasi Batas Perlapisan Batuan Kesamaan Posisi dan Urutan
Menghubungkan batas-batas berbagai perlapisan batuan berdasar kesamaan posisi dalam urutan
Pemakaiannya menggunakan kurva listrik, ketelitian sangat tergantung jauh-dekat penampang yang dikorelasikan
II. Penampang Stratigrafi
hwu@2020
Tujuan Umum Perencanaan Lintasan
Mendapatkan data litologi terperinci dari Memahami satuan batuan dan pemilihan lokasi: tersingkap baik,
urut-urutan (posisi) perlapisan dapat mudah diukur, tidak terganggu sesar/deformasi lainnya
menentukan satuan stratigrafinya (satuan Perhatikan kedudukan bidang perlapisan, curam, landai, vertikal
batuan, kelompok, formasi, anggota) atau horizontal usahakan lintasan tegak lurus jurus, untuk
ataupun perekaman stratigrafi menghindari koreksi-koreksi yang rumit.
Mendapatkan ketebalan yang terperinci dari Perhatikan kedudukan bidang perlapisan menerus tetap atau
satuan stratigrafi secara tepat berubah-ubah akibat perlipatan/sesar penting untuk menentukan
Mempelajari hubungan stratigrafi antar urutan stratigrafi yang benar.
satuan dan urut-urutan sedimentasinya
Penerapan hukum superposisi, perhatikan struktur sedimennya.
secara vertikal dapat menafsirkan
lingkungan pengendapannya. Catat tentang keberadaan ‘key-bed’ untuk titik ikat stratigrafi
secara regional yang resmi.
Memahami proses sedimentasi yang terjadi
di setiap posisi stratigrafi batuan Dalam pengamatan batuan di lapangan, sebaiknya tidak dilakukan
interpretasi, terutama pada macam batuannya dan struktur
sedimennya harus sesuai dengan kenyataan di lapangan. Jika
lapuk/soil, dianggap tidak terdeterminasi (‘blank’).
hwu@2020
Metode Pengukuran
Banyak metode yang dapat dilakukan, tergantung pada 5. Azimut/arah lintasannya, kemiringan lereng / slope
perlengkapan yang tersedia. Salah satu yang sering dilakukan (perhatikan +/-).
dengan peralatan pita ukur dan kompas dilakukan oleh 6. Baca jarak terukur, hitung jarak ⊥ jurus (tebal
sedikitnya 2 orang. semunya).
7. Determinasi/perikan litologinya, keada an perlapisan,
struktur sedimennya.
1. Mulai pengukuran pada dasar penampang (satuan yang
tua ke arah yang muda). 8. Jika ada sisipan, tentukan jarak dari alas satuan.
2. Tetapkan satuan batuan yang akan diukur, beri tanda 9. Titik pengamatan, lokasi pengambilan conto batuan
harus terukur secara pasti, tidak dibenarkan untuk
patok/tanda lainnya pada batas tsb. diperkirakan.
3. Jika kedudukan bidang perlapisan berubah-ubah, dapat 10. Jika satuan litologi tebal 5 m atau lebih, maka
dilakukan rata-rata kedudukan bidang perlapisan alas dan pengukuran pada tiap satuan, dari alas satuan hingga
atap perlapisannya. atap satuan. Tapi jika < 5 m, atau berupa perulangan
yang menerus, akan lebih praktis jika pita
4. Atau diambil pengukuran pada alas perlapisan, untuk dibentangkan sepanjang-panjangnya.
menghitung perlapisan/satuan yang ada di atas bidang
yang diukur.
hwu@2020
Pengelompokkan dan Pemerian Batuan
Pemerian:
1. Kelompokkan satuan resmi menjadi satuan tidak 1. Persatuan terukur
resmi (berbeda secara fisik,karakteristik litologi
yang mempunyai arti genetik) 2. Ditulis dengan gaya telegrap, menggunakan singkatan.
2. Lokasi dan jenis kontak antar formasi atau anggota 3. Dimulai dari nama batuan atau batuan penyusun satuan,
(berdasarkan hasil mapping) diikuti data, yang disusun secara sistimatis sehingga
3. Melakukan pengukuran dan pemerian beberapa terperikan batuan secara spesifik.
satuan (untuk kalibrasi) Contoh:
4. Mengukur dan memerikan seluruh penampang
Dasar satuan batuan I terletak pada koordinat 430 33’ 01.5’’N
dengan sistimatis (urutan pengendapan) , 1350 21’ 33’’ W, lembar peta K (edisi 2006). Satuan
5. Meneliti kembali bagian penampang, jika diperlukan batuan I dialasi oleh batuan metamorf gneis yang
(Thin section, fossil) tersingkap baik, setempat banyak dijumpai kekar. Clast
gneis dalam satuan batuan I adalah bukti adanya
ketidakselarasan (nonconformity)
hwu@2020
Pemerian Batuan
Unit I, 12.8 m: Cgl dan pebbly ss, berlapis tebal 2-3 m, Diskripsi batuan sedimen
graded bed, pebble - cobble qtz (30%), Nama batuan: Btps, feldspathik wacke
gneis (10%), tertanam dlm matrik btps Warna : abu-abu
feldspathic quartzose, kasar, mod.sorted, Perlapisan : jelas , samar
sedikit biotit (3-5%), semen oksida besi. Tebal : 0.5 -1m
Unit II, 3 m : Btps, kasar-sedang, tebal lapisan 0,5–2 m, Fosil : vertebrata
sisipan serpih 5-10 cm; btps, abu2 gelap, Struktur Primer: Planar x-bedding, burrow
feldspathic wacke, sedikit biotit (1-2%), Ukuran butir : 2-1 mm
semen kalsit, Fosil Gastropoda (13 m). Bentuk Butir : membulat tanggung
Unit III, 30 m: Btps, halus, tebal lap. 20 – 50 cm, selang- Derajad pemilahan: terpilah baik
seling btps mikaan, sangat hls, dan serpih; Packing: loose, moderate, tight, pressed ?
Btps, abu2 terang, feldspathic dan mikaan, Komposisi : Quartz : 15%, Feldspar : 40%, Lithic clast:10 %
serpih abu2 gelap,menyerpih, karbonan. matrik: lempung 20%, mineral sedikit: glukonit
5%., semen kalsit 5%
hwu@2020
Mengukur Ketebalan Pengukuran Penampang Stratigrafi Terukur
hwu@2020
Koreksi Jarak
hwu@2020
Apabila arah pengukuran tidak tegak lurus terhadap jurus perlapisan batuan, maka
Jarak Terukur di lapangan (d’), dan Sudut Lereng atau “Slope” yang terukur di
lapangan (’), harus dikoreksi.
Arah lintasan
II
Jurus perlapisan
d’
I
Jurus perlapisan
d = d’ cos atau
d = d’ sin
hwu@2020
Penghitungan Ketebalan
a. Langsung
b. Tidak langsung
A. Langsung :
1 3
A. Langsung :
1 3
II I
d
t
t = d sin
Keterangan :
hwu@2020
2. Topografi miring :
( + ) 90o
6. Lapisan vertikal, = 90o
7. Dip & slope searah,
hwu@2020
E Azimuth Oblique
﴿γ
A Azimuth | Strike
β﴾ D
﴿γ β﴾
Pettijohn (1975) Klasifikasi
hwu@2020
Kolom Penampang Stratigrafi
hwu@2020
UMUR
PENGENDAPAN
FORMASI/ SATUAN
LINGKUNGAN
KANDUNGAN
TEBAL (M)
CONTOH
BUTIRAN
FOSIL
Blow (1969)
KOLOM
STR.SED PEMERIAN BATUAN
KALA
BATUAN
Bt lempung I
Kalkars, or, bt h, ssp ps, fosil foram besar, mol,
40 114
foram, keras-lunak Marine
Bps
20 sdg, lunak, fosil, s.h. biot Bar
109
110 Kalkar, or, fos, foram, mol
Bt Lempung II
PLANKTONIK
Psr, abu-abu, sdk gpg, but s,h-h, por baik, cerat karbon, nodule psr
120 Gs. subquadratus Marine
--
sdg
Gt. Siakensis
Gt.
M I O S E N ATAS
Battisiphon
112 Eks
Bt Lempung
Kalkar, or, but s-h, por baik (vug por), s-h foram besar,
berlapis tipis 0-0,08.
III
60 113
Marine
Lp, abu-abu kebiruan, plastis, boll str
Kalkar, or, but h-sh, berlapis tebal (0,4-0,5) por jk-baik (bag yg
lunak), sh foram besar (cyclo), keras-lunak
Bt Lanau
20 Tidal
Lp, hitam, s. karbonan, cerat psr, small ripple
Lp abu-abu plastis, boll str, sdk fos, sdk karbon Flat
Kasar, or, h-sdg, pemil buruk, por jk, berlapis, kompak-keras,
BLempung
42
sh foram besar (cyclo) (wackestone, biomikrit)
50 Marine
IV
Psr, or, gpg, biot sh, kw, pemil baik, por sdg, sdk fos, foram
kompak, kasar, or, abu-abu berlapis tps, but k-sk, foram
41 kompak, kasar, or, abu-abu berlapis tps, but k-sk, boklast,
Bar
Bps3
29 foram besar, por baik (vug por), fosil relatif utuh (wackestone,
40 biomikrit) Lp, abu-abu, srpihan, masif, sdk karbon
Lepido (N) angulo
BLempung
4 39 sa
50 Marine
V
38 Katacycloclipeus
(banyak mikrit)
Pengukuran Penampang Stratigrafi
hwu@2020
Fm. C (Pliosen)
Fm. B (Miosen)
Fm. A (Eosen)
Pengukuran Penampang Stratigrafi
hwu@2020
• Pengukuran penampang
stratigrafi harus teliti
• Perhatikan setiap jenis litologi
dan kedudukan bidang
perlapisan batuan
• Jenis litologi termasuk di
dalamnya struktur, tekstur,
dan komposisi mineral
Doc. Utama (2019)
hwu@2020
Nichols (2009)
hwu@2020
Kemampuan Akhir Yang Diharapkan