Menurut Chapman dan Wahlers (Putra dkk, 2015) Keputusan Pembelian adalah
memutuskan produk yang akan dibeli berdasarkan persepsi mereka terhadap produk
konsumen untuk menetapkan pilihan terhadap suatu produk dan pilihan-pilihan jasa
sejumlah pertimbangan dari produk yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu
merupakan suatu hasil hubungan yang saling mempengaruhi dan yang rumit antara
faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli”. Faktor yang
Gambar 2.1
Dikutip dari buku Perilaku Konsumen di Era Digital (2020) karya Nana
stimulus lainnya (other stimuli) adalah peristiwa yang punya kekuatan signifikan dalam
Perpaduan stimulus pemasaran dan lainnya masuk dalam kotak hitam konsumen
(buyer's black box), yang memungkinkan mereka menerima stimulus tersebut secara
Kotler menjelaskan bahwa pemasar harus mengetahui stimulus apa saja yang
ada serta memutuskan pembelian. Adapun pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh
empat karakteristik atau faktor penting, yaitu: Kebudayaan yang mencakup kelas sosial,
budaya, dan subbudaya. Keluarga yang terdiri atas kelompok acuan atau referensi,
keluarga, serta peran dan status yang disebut sosial. Personal yang meliputi usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, konsep diri, dan siklus hidup.
Psikologi yang terdiri dari motivasi, proses belajar, persepsi, kepercayaan, dan sikap.
Empat faktor tersebut memunculkan sudut pandang berbeda dalam memahami cara
kerja kotak hitam konsumen (buyer’s black box). Walaupun ada banyak faktor yang
tidak bisa dipengaruhi pemasar, namun empat faktor ini sangat bermanfaat dalam
mengenali pembeli yang punya niat, sehingga pemasar bisa melayaninya dengan lebih
baik. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa model perilaku konsumen menurut
Kotler menegaskan bahwa stimulus pemasaran dan lainnya yang masuk dalam buyer’s
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:7), ada tiga tahap dalam proses
pengambilan keputusan yang saling berhubungan satu sama lain: tahap masukan
(input), tahap proses, dan tahap keluaran (output). Dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Pengaruh Eksternal
Keluaran Pembelian
1. Percobaan
2. Pembelian ulang
Evaluasi Setelah
Pembelian
1. Tahap Masukan (input)
atas produk dan terdiri dari dua sumber informasi utama, yang pertama adalah usaha
pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan (produk, harga, promosi, dan tempat),
kemudian yang kedua adalah pengaruh sosiologis eksternal atas konsumen (keluarga,
teman-teman, tetangga, sumber informal, dan nonkomersial lain, kelas sosial, serta
2. Tahap Proses
Pada tahap ini memfokuskan pada bagaimana cara konsumen dalam mengambil
dan evaluasi terhadap berbagai alternatif produk. Pengalaman yang diperoleh dari
pembelian. Konsumen mencoba untuk membeli produk baru, jika dirinya merasa cocok
pengambilan keputusan Kotler mempunyai garis besar kesamaan yang dapat ditarik
benang merah bahwa bauran pemasaran dalm hal ini Lokasi dan harga serta persepsi
pengertian citra dengan mengatakan bahwa “ image is a set beliefs the personal
Setiadi (2004:179) menyebutkan bahwa citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek
yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu
Bill Canton dan Sukatendel (1990:111) merumuskan citra adalah kesan, perasaan,
gambaran dari public terhadap perusahaan. Kesan yang dengan sengaja diciptakan dari
suatu obyek, orang atau organisasi. (Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2007: 111-112).
berpendapat bahwa citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai posotif.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian citra adalah: kata benda: gambar, rupa,
organisasi, atau produk; kesan mental atau bayangan visual yang dibutuhkan oleh
sebuah kata, prase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya
Dengan demikian, citra sekolah adalah gambaran yang memberikan kesan yang
kuat pada seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) tentang suatu sekolah. Dalam
hal ini, citra sekolah dapat bersifat positif, dan dapat bersifat negative. Citra yang positif
produk barang atau jasa dan kerelaan pelanggan dalam mencari produk barang atau jasa
diperlukan. Pertama, sebagai lembaga nonprofit yang bergerak dalam bidang jasa
pendidikan, untuk level apa saja, kita perlu meyakinkan masyarakat dan “pelanggan”
(peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak terkait lainnya) bahwa lembaga pendidikan
yang kita kelola masih tetap eksis. Kedua, kita perlu meyakinkan masyarakat dan
“pelanggan” bahwa layanan jasa pendidikan yang kita lakukan sungguh relevan dengan
kebutuhan mereka. Ketiga, kita perlu melakukan kegiatan pemasaran agar jenis dan
macam jasa pendidikan yang kita lakukan dapat dikenal dan dimengerti secara luas oleh
yang kita kelola tidak ditinggalkan oleh masyarakat luas serta “pelanggan” potensial
(Wijaya, 2008).
melakukan komunikasi dengan peserta didik dan akan dipakai untuk memuaskan
peserta didik. Kotler (2008,62) mendefinisikan marketing mix atau bauran pemasaran
sebagai: “serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang
controls that can be used to satisfyor communicate with customer. These elements
dikeluarkan oleh siswa untuk mendapatkan jasa pendidikan yang ditawarkan oleh suatu
jasa pendidikan. Alma (Wijaya, 2012:107) Harga dalam konteks jasa pendidikan
merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan siswa untuk memperoleh jasa pendidikan
yang ditawarkan sekolah. Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008: 345) adalah
“jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah semua nilai yang
bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategi dan taktikal, seperti tingkat harga,
struktur, diskon, syarat pembayaran, dan tingkat diskriminasi harga di antara berbagai
service charge, jasa jalan tol atau jasa angkutan menggunakan istilah tarif, pialang
menggunakan istilah premi, dan sebagainya (Lupiyoadi dan Hamdani, 2008: 98).
2.6 LOKASI
kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan
tersedia bagi pasar yang disasar. Alma (2005, 117) juga mengatakan bahwa lokasi letak
lembaga yang mudah dicapai kendaraan umum, cukup berperan sebagai pertimbangan
calon siswa atau konsumen untuk memasuki lembaga tersebut. Hurriyati (Kalsum,
perlu mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu berada (dekat pusat kota atau
perumahan, kondisi lahan parkir, lingkungan belajar yang kondusif) dan transportasi
oleh Irianto dan Prihati (Kurniawati, 2013) bahwa keamanan tempat atau lokasi juga
vasibilitas (lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan miliknya), lalu
2.7.1 Rahmadani, Seri (2020) dengan judul penelitiannya “ pengaruh lokasi dan
positif dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap Keputusan Siswa
2.7.2 Sri Hidayati (2022) dalam jurnal penelitian “ Pengaruh Bauran Pemasaran
harga dan bukti fisik tidak terdapat pengaruh terhadap keputusan siswa-
Banjar.
2.7.3 G. Tangkilisan., S.G. Oroh., A.S. Soegoto. (2014) dalam Jurnalnya “Bauran
dan signifikan. Secara parsial produk dan people memiliki pengaruh positif
siswa sebesar 57% dimana pengaruh tersebut positif dan signifikan. Secara
signifikan.
2.7.5 Penelitian Ari Dwi Astuti (2020) menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
Muhammadiyah Imogiri
2.7.7 Penelitian Helmi Wafa (2016) dengan judul “ Pengaruh Citra Sekolah,
2.7.8 Desy Irana Dewi Lubis dan Rahmat Hidayat (2017) dengan judul
terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat
secara umum disepakati bahwa tempat layanan yang mudah dijangkau oleh
transportasi umum sudah mampu untuk mendorong masa depan siswa
Penelitian Deni Hamdani (2021), Sri Hidayati (2022) dan Rahmadani, Seri
and or goods needed to acquire some combination of other goods and its
adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa.
dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam
seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan
Saat konsumen menginginkan sebuah barang atau jasa maka alat tukar
yang digunakan adalah sebuah benda yang memiliki nilai atau harga yang
jenis, yaitu:
yang habis digunkan selama satu tahun atau kurang dan biaya yang
Penelitian Ari Dwi Astuti (2020), Helmi Wafa (2016) dan Desy Irana
berikut :
siswa
Lokasi (X1)
H1
Keputusan
Harga (X2) Memilih (Y)
H2
Citra
(X3) H3
Gambar 2.3
Konsep penelitian yang dikembangkan
Dalam penelitian ini akan ada empat variabel, dengan rincian tiga variabel independen
(X) dan satu variabel dependen (Y). Dari variabel itu nantinya akan dikembangkan
berdasarkan teori yang telah ditentukan yang telah dikemukakan oleh pakar dan ahli.
Dalam penelitian ini lokasi (X1), harga/biaya pendidikan (X2), citra sekolah/produk
Model penelitian empirik yang disajikan diatas menjelaskan bahwa tingkat keputusan
memilih siswa sangat ditentukan oleh faktor lokasi, harga/biaya pendidikan serta citra