Anda di halaman 1dari 42

Perencanaan Kebutuhan

Tim Tutor Pelatihan


Pelayanan Kefarmasian Bagi

Obat di Puskesmas
Tenaga Kefarmasian di
Puskesmas Berbasis e-
Learning
Semangat Pagi, Apoteker hebat!

Hari ini kita akan mulai pembelajaran kita di


Materi Inti pertama Pengelolaan Obat dan
BMHP di Puskesmas.

Kita masuk ke pokok bahasan pertama yaa


tentang Perencanaan Kebutuhan Obat di
Puskesmas… Selamat belajar!
Perencanaan
Kebutuhan
itu apa ya?
Perencanaan Kebutuhan
adalah proses kegiatan
seleksi Sediaan Farmasi
dan BMHP untuk
menentukan jenis dan
jumlah pemenuhan
kebutuhan Puskesmas
Perencanaan kebutuhan
obat di puskesmas
dilakukan setiap periode
sekurang-kurangnya sekali
dalam satu tahun, dan
dilaksanakan oleh Apoteker.
Perencanaan Kebutuhan Obat perlu
dilakukan dengan baik agar dapat :

1. Membuat perkiraan jenis dan


jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang mendekati
kebutuhan;

2. meningkatkan penggunaan Obat


secara rasional; dan

3. meningkatkan efisiensi
penggunaan Obat
Sebenarnya ada beberapa objek kerja
yang dapat kita temukan di Puskesmas

Sediaan Farmasi obat, bahan obat, obat tradisional dan


kosmetika

Bahan alat kesehatan yang ditujukan untuk


Medis penggunaan sekali pakai (single use) yang
daftar produknya diatur dalam peraturan
Habis perundang-undangan.
Pakai
Tapi kali ini kita akan fokus belajar tentang
Perencanaan Kebutuhan Obat di Puskesmas ya…

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan:

Secara umum, peserta mampu melakukan Pengelolaan


Obat dan BMHP di Puskesmas.

Secara khusus, peserta mampu melakukan


Perencanaan Kebutuhan Obat di Puskesmas
Lalu, apa saja yang
perlu dipahami agar
dapat membuat
Perencanaan
Kebutuhan Obat
yang baik?
Tahapan Perencanaan
Kebutuhan
Pemilihan Pengumpulan
sediaan data

LPLPO puskesmas
menjadi dasar untuk
Penyesuaian Penyesuaian rencana kebutuhan obat
(perhitungan) Penetapan stok tingkat puskesmas dan
rencana
rencana penyangga digunakan sebagai data
pengadaan kebutuhan obat (buffer stock) pengajuan kebutuhan obat
obat (RKO) ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
LPLPO puskesmas menjadi
dasar untuk rencana kebutuhan
obat tingkat puskesmas dan
digunakan sebagai data pengajuan
kebutuhan obat ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kita mulai bahas satu
per satu ya…
1. Pemilihan Sediaan
Pemilihan Obat yang akan digunakan,
berdasarkan :

Formulari
Daftar
Obat um KMK 813 Tahun
Nasional
Esensial
Nasional 2019 tentang
(DOEN)
PPK
Fornas 2019.pdf
Dokter
Yankes
Primer

KMK 514 Tahun


2015 Panduan
Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasyankes
Tk Pertama.pdf
Rapat Penyusunan Formularium
Puskesmas

Peserta Agenda
Setahun sekali
Tim Penyusunan Formularium
Usahakan di awal tahun
PJ Farmasi dan tim Apoteker
Review Formularium Puskesmas periode
PJ Program yang berkaitan dgn pengobatan sebelumnya
Dokter, dokter gigi, perawat, bidan Penyampaian RKO tahun berjalan
Perwakilan pustu/jaringan pkm Kesepakatan kebijakan peresepan
Kriteria Obat Formularium
Puskesmas
tercantum dalam DOEN dan FORNAS untuk Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP).
Berdasarkan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi.

Mengutamakan penggunaan obat generik

Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan penderita.
Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh
pasien.
Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.
Obat yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman
(evidence based medicines)
2. Pengumpulan Data
Data yang perlu dikumpulkan antara lain :
3. Penetapan stok penyangga
(buffer stock)
Puskesmas perlu menetapkan stok penyangga
(buffer stock), dengan mempertimbangkan :
 waktu tunggu (lead time),
 penerimaan obat
 kemungkinan perubahan pola
penyakit
 kenaikan jumlah kunjungan
 ketersediaan anggaran

Buffer stock bervariasi tergantung kepada kebijakan puskesmas


4. Penyusunan (perhitungan)
Rencana Kebutuhan Obat
Ada 2 metode utama yang dapat dilakukan
dalam menghitung kebutuhan obat di
Puskesmas, yaitu :

Metode Konsumsi
metode yang didasarkan atas analisa data konsumsi
obat periode sebelumnya

Metode Morbiditas
perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola
penyakit
Metode Konsumsi
Secara umum, rumus perencanaan obat:

A= (B+C+D) - E
• A = Rencana kebutuhan tahun depan
• B = Pemakaian rata-rata periode
sebelumnya x 12 bulan
• C = Stok pengaman 10 % – 20 %
• D = Waktu tunggu (3 – 4 minggu)
• E = Sisa stok periode sebelumnya
Contoh Perhitungan Metode Konsumsi
Data Obat Perhitungan Kebutuhan Obat 2020 Rencana Kebutuhan Parasetamol tahun 2020,

• Selama tahun 2019 (Januari – • Pemakaian rata-rata Parasetamol tablet


• A = (B + C + D) - E =
perbulan tahun 2019 adalah 25.000
Desember) pemakaian
tablet : 10 ═ 2.500 tablet. (30.000 tablet + 6.000
parasetamol tablet sebanyak
25.000 tablet untuk pemakaian
• B = 2.500 tablet x 12 = 30.000 tablet. tablet + 1.875 tablet) –
• Pada umumnya stok pengaman berkisar
selama 10 (sepuluh) bulan. 100 tablet = 37,775 tablet
antara 10% - 20% (termasuk untuk
• Pernah terjadi kekosongan mengantisipasi kemungkinan kenaikan • Rencana Kebutuhan Obat
selama 2 (dua) bulan. kunjungan). Misalkan berdasarkan
37.775 tablet, dibulatkan
• Sisa stok per 31 Desember 2019 evaluasi data diperkirakan 20%, maka C
= 20% x 30.000 tablet = 6.000 tablet. sesuai kemasan 100
adalah 100 tablet.
• Pada umumnya waktu tunggu berkisar tablet menjadi 37800
antara 3 (tiga) s/d 4 (empat) minggu.
Pemakaian rata-rata Parasetamol tablet
tablet
• Berapa Rencana perminggu adalah 2.500 tablet : 4 = 625
Kebutuhan Obat Tahun tablet. Misalkan leadtime diperkirakan
2020?
3 minggu , maka D = 3 x 625 tablet =
1.875 tablet.
Masih tentang Metode Konsumsi

Secara khusus, rumus RKO Puskesmas


adalah :

D= C - A
Dimana : C= B X 18
• D = Rencana kebutuhan tahun depan
• C = Jumlah kebutuhan tahun depan
• B = Pemakaian rata2 per bulan tahun lalu
• A = Sisa stok tahun lalu
Contoh Perhitungan Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas
Metode Morbiditas
1. Menetapkan pola
morbiditas penyakit Langkah-
berdasarkan
kelompok umur langkahnya :

2. Menentukan jumlah
5. Penyesuaian
kunjungan kasus
dengan alokasi dana
berdasarkan
yang tersedia
prevalensi penyakit.

3. Menyediakan 4. Menghitung
formularium/ perkiraan
standar/ pedoman kebutuhan sediaan
sediaan farmasi. farmasi.
Contoh Perhitungan Metode Morbiditas

Data Penggunaan oralit pada


penyakit diare akut Data Penggunaan oralit pada
Jumlah Kebutuhan Oralit
Anak-anak penyakit diare akut Dewasa

• Satu siklus pengobatan • Satu siklus pengobatan • Dengan demikian jumlah


diare diperlukan 10 diare diperlukan 20 kebutuhan garam oralit
bungkus oralit @ 200 ml. bungkus oralit @ 200ml. satu periode = 100.000 +
• Jumlah kasus 10.000 • Jumlah kasus 5.000 kasus. 100.000 = 200.000
kasus. • Jadi, Jumlah oralit yang bungkus @ 200ml

• Jadi, Jumlah oralit yang diperlukan = 5.000 kasus x


diperlukan = 10.000 kasus 20 bungkus = 100.000
x 10 bungkus = 100.000 bungkus @ 200ml.
bungkus @ 200 ml
5. Penyesuaian rencana pengadaan obat
Penyesuaian rencana pengadaan obat dilakukan melalui evaluasi terhadap perencanaan,
yaitu menggunakan metode :

Analisis Revisi
Analisis ABC Analisis VEN Daftar
Kombinasi
Obat
Kelompok A Kelompok B Kelompok C Kelompok V Kelompok E Kelompok N
(Vital) (Esensial) (Non Esensial)
kelompok obat kelompok obat kelompok obat
yang jumlah yang jumlah yang jumlah kelompok obat kelompok obat kelompok obat
nilai rencana nilai rencana nilai rencana yang mampu yang bekerja penunjang yaitu
pengadaannya pengadaannya menyelamatkan pada sumber obat yang
pengadaannya kerjanya ringan
menunjukkan menunjukkan jiwa (life saving) penyebab
menunjukkan penyerapan penyerapan penyakit dan dan biasa
penyerapan dana sekitar dana sekitar paling dipergunakan
dana sekitar 20% 10% dari dibutuhkan untuk
70% dari jumlah dana untuk pelayanan menimbulkan
jumlah dana obat kesehatan kenyamanan
obat keseluruhan atau untuk
mengatasi
keseluruhan keluhan ringan
Cara paling efektif dan efisien dalam menyesuaikan rencana pengadaan obat adalah
dengan melakukan Revisi Daftar Obat berdasarkan :

• Perlu dikroscek dengan data rencana pengadaan tahun


data waktu kadaluarsa berjalan/sebelumnya
obat • Obat Emergency dan Kit Anafilaktik Syok (obat Vital) wajib
tersedia

• Prinsipnya : jumlah obat yang dimusnahkan akan mengurangi nilai


pemakaian rerata per bulan
data pemusnahan obat
• Rencana Pengadaan = [((pemakaian rerata per bulan x 12) –
jumlah obat dimusnahkan) / 12] x 18 bulan – sisa stok

• Pembulatan volume ke bawah sesuai kemasan


data kemasan dan • Harga pasar survey dari e-Katalog, price list penyedia, dan/atau
harga pasar web resmi pbf / apotek. Pastikan harga setelah PPN
• Disesuaikan dengan ketersediaan anggaran
Contoh 1, penyesuaian dengan data waktu kadaluarsa obat
Contoh 2, penyesuaian dengan data pemusnahan obat
Contoh 3, penyesuaian dengan data kemasan dan harga pasar
Contoh 4, penyesuaian rencana pengadaan obat gabungan
Nah, jangan lupa, dalam
menyusun perencanaan
kebutuhan obat di Puskesmas,
kita sebagai Apoteker harus ……

Menyusun perencanaan
kebutuhan secara terpadu
dengan tenaga Kesehatan
lainnya (terutama untuk Obat
Melakukan analisa
Program)
perhitungan akhir satu
per satu item obat, tidak
boleh semata
mengandalkan copy paste
rumus
Perhitungan Kebutuhan Obat Program dapat
mengkombinasikan Metode Morbiditas dengan
Metode Konsumsi. Data yang digunakan pada
perhitungan bukanlah data kunjungan kasus,
tetapi data sasaran program.

Langkah-langkahnya :

1. Menentukan
standar 4. Mengurangi 5. Penyesuaian
2. Menentukan 3. Menghitung
pemberian obat angka kebutuhan dengan alokasi
jumlah sasaran perkiraan
berdasarkan obat dengan sisa dana yang
program kebutuhan obat
pedoman/standar stok tersedia
program
Sekarang Saya Tahu ….

• Perencanaan obat adalah langkah


pertama dalam manajemen
pengelolaan obat yang harus
dilakukan secara teliti berdasarkan
data-data yang tersedia.

• Penyusunan Rencana Kebutuhan


Obat tidak dapat dilakukan secara
copy paste karena pola konsumsi
obat dan/atau morbiditas dapat
bervariasi setiap periodenya.

• Apoteker sangat berperan penting


dalam proses perencanaan obat di
Puskesmas. Peran ini sangat sulit
digantikan oleh tenaga Kesehatan
lainnya
If you are always trying to be normal,
you will never know how

AMAZING
you can be.

Maya Angelou – American Poet


Referensi …. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
74 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor


4 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.

Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di


Puskesmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2019

Modul Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Bagi Tenaga


Kefarmasian di Puskesmas, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia 2020
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai