Anda di halaman 1dari 7

Anamnesis :

KU = tidak BAB sejak 4 hari


KT = muntah beberapa kali, mual, nafsu makan menurun, demam pada malam hari, BAB
mengeluarkan cacing pada tinja 1 minggu sebelumnya, pucat, lemas

Pem. Fisik :
KEADAAN - Sakit ringan/sedang/berat - Kesadaran
UMUM - TTV - BB dan TB

INSPEKSI Sklera & konjungtiva , tanda-tanda anemia/dehidrasi, ruam kulit , Edema, kontur
abdomen ,abdomen simetris/tidak, adanya distensi abdomen, gerakan peristaltik

AUSKULTASI Bising usus : normal, meningkat, berkurang

PERKUSI Mengidentifikasi gas, cairan atau massa padat


Perkusi ringan pada keempat kuadran untuk menilai distribusi timpani (gas) dan
dullness / pekak/ redup (massa atau cairan / feses).
PALPASI Jika terdapat nyeri, minta pasien untuk menunjukkan lokasi nyeri
Apakah ada massa yang teraba

INSPEKSI ANUS Posisi anus, adanya tinja disekitar anus, dan lihat adakah tanda peradangan
disekitar anus
PEMERIKSAAN ada tidaknya fisura ani
COLOK DUBUR nyeri pada anus
adanya tinja dan konsistensi tinja didalam rectum
ada tidaknya darah pada tinja
tonus, dan kontraksi sfingter anus

Pem. Penunjang :
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan tinja
- Pemeriksaan radiologi
o Rontgen
o USG
o Ct scan & MRI
DD :
- Askariasis
- Strongyloidiasis
- Trichuriasis
- Ankilostomiasis

Tx. Farmakologi :
- Albendazole 400 mg dosis tunggal
- Mebendazole 100 mg 2x1 selama 3 hari
Tx. Non-farmakologi:
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Cuci tangan pakai sabun
- Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
- Menjaga kebersihan dan keamanan makanan
- Menggunakan jamban sehat
- Mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat
Anamnesis :
- KU = sulit BAB sudah lebih dari 1 tahun
- KT = BABnya keras dan selalu lebih dari 3 hari sekali, BAB tidak puas, perut
kembung
- RPO = minum obat bebas tanpa ada perbaikan gejala

Pem. Fisik =

1. Tanda vital (temperatur, tekanan darah, frekuensi nafas dan frekuensi nadi) dan status
gizi
2. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
b. Auskultasi
c. Perkusi
d. Palpasi
3. Rectal touche/colok dubur
4. Penilaian bentuk dan konsistensi feses

Pem. Penunjang :
 Sigmoidoskopi Fleksibel
 Kolonoskopi
 X-ray atau CT scan
 Manometri anorektal
 Pemeriksaan laboratorium

DD :
- Konstipasi idiopatik kronik
- Irritable bowel syndrome
- Ileus paralitik
- Kanker kolorektum

Tx. Farmakologi :

Agonis Guanilat Linaklotide 75 atau 145 mcg sehari sekali/oral


siklase

Pencahar Pembentuk Psilium 12 g setiap hari atau sesuai toleransi


Massa

Agonis Reseptor Prukalopride 2 mg oral setipa hari


Serotonin 5-HT

Pencahar Osmotik  Laktulosa  15-30 ml 2x1 sesuai


 PEG kebutuhan
 Magnesium  17 g /hari sesuai kebutuhan
hidroksida  15-30 ml (80mg/ml) oral
setiap hari sesuai kebutuhan

Pencahar Stimulan  Senna  8,6-17,2 mg sekali sehari


 Bisacodil  5-15 mg sekali sehari

Tx. Non farmakologi :

 Edukasi mengenai konstipasi


 Meningkatkan konsumsi makanan berserat dan minum air yang cukup (minimal 30-50
cc/kgBB/hari untuk orang dewasa sehat dengan aktivitas normal)
 Mengkonsumsi probiotik (strain Bifidobacterium sp. seperti Bifidobacterium animalis
lactis DN-173 010, misalnya ACTIVIA)
 Meningkatkan aktivitas fisik
 Mengatur kebiasaan defekasi:
 Menghindari mengejan
 Membiasakan buang air besar setelah makan (melatih refleks post-prandial bowel
movement) atau waktu yang dianggap sesuai dan cukup.
 Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
Kolostomi adalah pembuatan lubang bagian perut sebagai saluran pembuangan kotoran atau
feses.
Ostomy merupakan suatu jenis tindakan operasi yang diperlukan dengan membuat lubang
(stoma) pada bagian tubuh tertentu.
 QS. at-Tagabun ayat 16 :

“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah”

 Pendapat Syaikh Sayyid Bakri dalam kitab I’anatut Thalibin :

“Haram bagi orang yang hadas mendirikan shalat walaupun shalat sunnah berdasakan sabda
nabi SAW: “Allah SWT tidak akan menerima shalat orang yang hadas hingga berwudhu”.
Ketentuan ini kecuali bagi orang yang hadasnya tidak bisa disucikan (daim al-hadas), yang
hukumnya telah disampaikan di bab terdahulu, dan selain orang yang tidak mendapatkan alat
untuk bersuci (air untuk berwudhu, dan debu untuk tayammum)”

Sehingga MUI memutuskan :

1. Shalat bagi penyandang stoma (ostomate) selama masih bisa melepaskan atau
membersihkan kantung stoma (stoma bag) sebelum shalat, maka wajib baginya untuk
melepaskan atau membersihkannya.

2. Sedangkan apabila tidak dimungkinkan untuk melaksanakan ketentuan pada nomor satu di
atas, maka baginya shalat dengan keadaan apa adanya, karena dalam kondisi tersebut ia
termasuk daim al-hadats (orang yang hadatsnya tidak bisa disucikan), yakni dengan
berwudhu setiap akan melaksanakan shalat fardhu dan dilakukan setelah masuk waktu shalat.

Allah memberikan rukhsah pada hambanya. Seperti pada :


Al-Hajj:78 → Allah SWT tidak menjadikan agama ini suatu kesempitan
Al- Bawarah:185 → Allah senantiasa menginginkan keringanan dan kemudahan
Al- Insyirah:5-6 → Bersama kesulitan ada kemudahan
Al-Baqarah:286, At-Thalaq:7, At-Taghabun:16 → Allah SWT tidak memberi beban
melainkan selalu sesuai dengan kemampuan hambanya

Anda mungkin juga menyukai