Anda di halaman 1dari 13

KONSTIPASI

Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan


kesulitan BAB sejak 7 hari yang lalu. Keluhan ini sebenarnya sudah terjadi dalam +-
lima tahun terakhir, makin lama dirasakan makin memberat, namun dalam 7 hari
terakhir pasien mengaku belum bisa BAB sama sekali. Pasien oleh keluarganya sudah
dibelikan obat yang diminum untuk memperlancar buang air besar yang dibeli dari
apotek terdekat. Pasien terbantu dengan obat tersebut, tetapi jika tidak minum obat
tersebut, pasien akan kembali kesulitan untuk BAB. Pasien merasa perutnya begah,
penuh, dan tidak nyaman, buang angin diakui masih bisa dilakukan pasien.
Pasien dalam +- 5 tahun terakhir ini BAB jarang, dalam seminggu pasien hanya
BAB 1-2 kali saja per minggu, itupun sering dibantu dengan obat pencahar. Konsistensi
BAB keras dan bentuknya kecil-kecil seperti kotoran kambing, berwarna coklat gelap,
pasien sering merasa tidak lampias saat BAB. pasien mengaku untuk BAB harus
mengejan dengan keras, bahkan sampai perlu dibantu dengan jari-jari tangan pasien
untuk mengeluarkannya. Untuk BAK pasien baik, tidak ada keluhan.
Pasien dulunya adalah seorang petani, sudah +- 7 tahun ini pasien tidak lagi aktif
ke sawah, karena sudah dibantu putranya untuk melanjutkan pekerjaannya. Aktivitas
pasien lebih sering di rumah. Sehari-hari pasien mengonsumsi makanan yang lunak
serta gampang dicerna, karena sebagian besar gigi-geliginya sudah tanggal. Pasien
jarang mengkonsumsi buah, itupun yang lunak atau terkadang dibuat jus. Hanya sayur
tertentu yang bisa pasien makan. Pasien lebih suka minum teh serta jarang minum air
putih.
Pasien sering mengeluhkan tulang terasa linu-linu +- 3 tahun terakhir sehingga
pasien sering membeli obat di apotek terdekat. Pasien meminum asam mefenamat
ataupun natrium diklofenak dari apotek tersebut.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan vital sign TD 130/80, nadi 89, RR20, suhu
37C. Dan saat dilakukan pemeriksaan kepala leher: konjungtiva anemis (+/+), dari
pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya
massa (-), bising usus dalam batas normal, liver dan lien dalam batas normal.
Kemudian dokter menggunakan sarung tangan dan meminta ijin pada pasien untuk
dilakukan pemeriksaan anorectal dan colok dubur. Pemeriksaan anus terlihat benjolan
sebesar kacang di anus arah pukul 12.00, nyeri disangkal (-), darah (-), tonus spincter
ani normal, teraba mukosa recti licin, tak teraba massa tumor, teraba feses konsistensi
keras berwarna coklat gelap pada sarung tangan. Dilakukan pemeriksaan darah rutin
dan GDS di puskesmas dengan hasil Hb 9,8, leukosit 7000, trombosit 230.000 sera
GDS 127 mg/dl. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan anoscopy dan
menjelaskan perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk kemudian dirujuk ke
faskes yang lebih tinggi.
Kata Sulit

1. Okan : obat pencahar


- Danen : obat yg berlaku sbg agen osmotik untuk meningkatkan konsistensi air pd
feses
2. Vania : pemeriksaan anorektal
- Vio : dilakukan pada anus dan rectum untuk menegakkan diagnosis suatu
penyakit, pada pmx perianal dapat ditemukan adanya fistula perianal, skin tag,
fissura, dan tumor pada anus
3. Rafilla : pemeriksaan anoscopy
- Jihan : prosedur medis untuk mendeteksi adanya gangguan pada saluran
pencernaan khususnya di rectum dan anus, dilakukan dgn tabung panjang yg
lentur (anoskop), kamera diujung anoskop untuk melihat kondisi sal pencernaan,
untuk mendeteksi masalah sprti robekan anus, wasir, polip, dan benda benda
asing
4. Viona : pemeriksaan colok dubur
- Rafilla : dgn cara memasukkan jari telunjuk yg sudah diberi lubricant ke dalam
dubur, untuk dapat menemukan penyakit pada perineum, anus, rectum, prostat,
dan kandung kemih

Pertanyaan

1. Danis : Apakah terdapat hubungan antara usia dan aktivitas pasien dengan kasus?
2. Aji : Hubungan antara obat pencahar dengan keluhan pasien?
3. Vania : Mengapa feses pasien memiliki konsistensi yang keras seperti kotoran kambing,
warnanya cokelat gelap, dan pasien sering merasa tidak lampias ketika BAB?
4. Danen : Hubungan perut begah, penuh, dan tidak nyaman dengan sulit BAB?
5. Viona : Apa hubungan pasien mengonsumsi asam mefenamat dengan keluhan sulit
BAB pada pasien?
6. Danen : Hubungan konjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrium, dan benjolan sebesar
kacang di anus dengan kondisi pasien?
7. Rafilla : Apa hubungan pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dengan keluhan
yang dirasakan?
8. Mengapa dokter menggunakan sarung tangan dan meminta izin terlebih dahulu kepada
pasien sebelum melakukan pemeriksaan?
9. Jenis-jenis obat pencahar?
10. Luthfi : Hubungan antara hasil pemeriksaan darah rutin dan GDS dengan kondisi
pasien?
11. Qifa : Diagnosis banding dan diagnosis kerja?
12. Okan : Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis kerja dan banding?
13. Luthfi : Prognosis dan komplikasi yang dapat terjadi?
14. Jihan : Faktor risiko dari diagnosis pasien?
15. Cinta : Tata laksana dan edukasi untuk diagnosis di atas?
Jawaban

1. Danis : Apakah terdapat hubungan antara usia dan aktivitas pasien dengan kasus?
- Aji : Usia 70 tahun, lanjut usia. Lanjut usia lebih rentan konstipasi krn
- Perubahan hormon dan metabolisme, proses penuaan bs mempengaruhi
produksi hormon tertentu, juga memperlambat metabolisme tubuh, nah
ini bs mempengaruhi gerakan usus dan menyebabkan feses sulit keluar,
feses keras
- Gaya hidup, orang lanjut usia biasanya kebanyakan santai di rumah.
Gaya hidup kurang aktif bisa menyebabkan melambatnya gerakan usus.
Termasuk pola makan ynag berubah di usia tua
- Kondisi medis. Orang lanjut usia cenderung memiliki kondisi medis yang
bisa menjadi faktor risiko konstipasi seperti diabetes, hipotiroidisme,
parkinson, atau gangguan neurologis lainnya
- Penggunaan obat obatan. Orang lanjut usia biasanya memakai obat
obatan tertentu. antidepressan , obat tidur, obat penghilang rasa sakit
bisa memperlambat gerakan usus
- Gangguan psikologis. Stress dan gangguan psikologis tertentu bisa
mempengaruhi gerakan usus
- Qifa
Prevalensi konstipasi lanjut usia di indonesia sebesar 3,8% untuk lansia 60-69
tahun dan 6,3% pada usia 70 tahun. Semakin tinggi usia makin tinggi prevalensi
konstipasinya

2. Aji : Hubungan antara obat pencahar dengan keluhan pasien?

Vania : Obat pencahar → obat yg digunakan untuk mengatasi sulit BAB atau konstipasi. Selain
itu untuk membersihkan usus sebelum tindakan medis. Obat pencahar jika dikonsumsi terus
menerus dalam jangka panjang juga bisa membuat usus kehilangan kemampuan alaminya untuk
melakukan gerakan secara alami. Tubuh menjadi ketergantungan pada obatnya. Kalau terus
menerus → tdk sesuai dosis → efek samping sesuai dgn skenario seperti kembung, mual,
dehidrasi, perut begah

Luthfi :
- Kebutuhan dosis meningkat → ketergantungan → usus hipotonik

Danis

Danen : fungsi obat pencahar → mengabsorbsi air → mempercepat proses propulsi,


meningkatkan motilitas gastrointestinal, meningkatkan frekuensi gerakan usus. Juga sebagai agen
hipoosmolar yang menyebabkan sekresi air ke dalam lumen intestinal. Obat pencahar juga merangsang
mukosa, saraf, dan otot polos usus shingga gerakan peristaltik dan produksi lendir meningkat
3. Vania : Mengapa feses pasien memiliki konsistensi yang keras seperti kotoran kambing,
warnanya coklat gelap, dan pasien sering merasa tidak lampias ketika BAB?
● Rafilla :
penyebab feses gelap karena sembelit, karena pola makan buruk, dehidrasi,
kurangnya aktivitas fisik, dan efek samping obat-obatan, mengonsumsi makanan
atau minuman berwarna gelap (teh), fluktuasi hormon, efek samping suplemen
zat besi.
Konsistensi feses keras : pola makan, jarang konsumsi buah, hanya konsumsi
sayur tertentu, dehidrasi, faktor penuaan, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi
obat.
BSFS : praktik klinis untuk menilai konsistensi tinja berdasarkan 7 jenis
spectrum.
Tipe 1 dan 2 : tinja yang keras dan padat, bentuk seperti printilan (transit di kolon
100 jam atau 4 hari)
Tipe 6-7 : tipe lunak dan berair (diare) transit di kolon 10 jam
Tipe 3-5 : normal
BAB harus mengejan : kurang konsumsi air sehingga feses keras, feses
menumpuk sehingga makin padat dan keras

● Okan
Mekanisme defekasi :
Propulsi feses menyebabkan distensi dinding rektum, menyebabkan refleks yang
merangsang rektum meregang. Rektum meregang karena tekanan feses yang mengumpul
di rektum → memacu reseptor → refleks pendek dan panjang → peningkatan peristaltik
di rectum → umpan balik → memacu otot sphincter ani jadi relaksasi → feses keluar
Refleks pendek merangsang plexus mesentericus di sigmoid, kolon, dan rectum
Refleks panjang memacu neuron somatik dan parasimpatik di medulla spinalis
sacrum
Kelainan mekanisme defekasi atau gangguan distensi dinding rectum → konstipasi
fungsional

● Qifa
Air membawa sisa metabolisme dan sebagai pelumas untuk sisa metabolisme bergerak
sepanjang kolon. Kolon memproses mekanisme pengelolaan cairan tubuh. Cairan tubuh
kurang → kolon semakin banyak menyerap air di sisa metabolisme → feses keras

● Luthfi
Konstipasi fungsional penyebab yang paling berperan adalah gaya hidup : diet
rendah serat, kurangnya asupan cairan, kurangnya aktivitas fisik, terbiasa
menunda BAB

4. Danen : Hubungan perut begah, penuh, dan tidak nyaman dengan sulit BAB?
● Viona
Gejala mengarah ke polip colorectal, yaitu tidak puas saat BAB, feses keras,
feses gelap, tanda anemia, perubahan pola defekasi mengarah ke ca colorectal.
Tapi karena ada benjolan, disebut polip colorectal, yaitu tumor jinak yang bisa
mengarah ke carsinoma. Terdapat perubahan feses menjadi coklat gelap
menandakan perdarahan di sal cerna yg merupakan manifestasi klinis polip
colorectal. Begah atau kembung, perubahan feses seperti kotoran kambing jg
merupakan alarm sign ca colon. Konjungtiva anemis menandakan perdarahan yg
tercampur di dalam feses. Faktor risiko : pola hidup tidak sehat, kurang serat dan
buah buahan, kurang olahraga, kebiasaan merokok dan alkohol, sedang
menjalani radioterapi di area perut

● Cinta
Faktor risiko polip colorectal : usia diatas 50 tahun, obesitas, memiliki
anggota keluarga dgn polip, kanker usus besar, radang usus, kurang
berolahraga, diabetes tipe 2 (GDS tinggi pada kasus).
Gejala : perubahan frekuensi BAB selama lebih dari 1 minggu krn
konstipasi atau diare, perubahan warna feses menjadi kehitaman/ada
kemerahan

● Aji
Konstipasi, feses terperangkap → meningkatkan tekanan dan distensi dinding usus →
kembung, tidak nyaman pada perut
Semakin lama feses terperangkap, semakin kering dan keras, semakin sulit keluar →
sakit dan tidak nyaman di perut dan panggul, sakit saat BAB
Kalau tidak diobati jadi komplikasi wasir, fissura ani, kanker usus, karsinoma,
colitis

● Okan
Begah karena ada konstipasi, feses lama di usus, menyebabkan tekanan, sehingga bakteri
di usus melepas lebih banyak gas → perut begah
Intoleransi makanan yang kureng, tidak bergizi → di kasus jarang buah dll

● Vania
Manifestasi adenoma colorectal : sembelit, diare, BAB tidak tuntas, BB turun
tanpa sebab yang jelas, mual muntah
Wasir internal : jarang ada gejala karena akibat pembengkakan pemb darah di
anus, pendarahan tidak disertai benjolan
Wasir eksternal : ada gatal, iritasi di sekitar anus, teraba benjolan diluar anus,
nyeri tekan, pendarahan keluar dari anus warna segar

5. Viona : Apa hubungan pasien mengonsumsi asam mefenamat dengan keluhan sulit
BAB pada pasien?
● Jihan
Asam mefenamat tergolong NSAID, untuk menurunkan nyeri. Di kasus karena
tulang linu. Cara kerja dengan menghambat enzim COX1 dan COX2. efek
samping ke gastrointestinal : diare, mual muntah, nyeri abdomen, konstipasi,
dispepsia, gastritis, hematemesis, dan ulkus peptikum. Salah satu efek samping
yaitu konstipasi terjadi karena adanya inhibisi jalur eksitasi neural pada sistem
saraf enterik sehingga gerakan peristaltik usus menurun dan menyebabkan
waktu transit feses di usus semakin lama, air banyak terserap, feses keras

● Qifa
NSAID efek sampingnya ke lambung, tukak peptik, di mana hal ini bisa menyebabkan
pendarahan dalam usus → anemia, konjungtiva anemis, hb turun
NSAID sifatnya lipofilik dan asam → merusak mukosa lambung

● Aji
OAINS menyebabkan dehidrasi, feses kering dan sulit dikeluarkan tubuh. Bisa
mempengaruhi keseimbangan elektrolit, mempengaruhi gerakan usus

6. Danen : Hubungan konjungtiva anemis, nyeri tekan epigastrium, dan benjolan sebesar
kacang di anus dengan kondisi pasien?

● Vania
Mengarah ke hemorroid, hemorhoid bisa disebabkan salah satunya krn riwayat
keluarga, diare kronis, obesitas, riwayat operasi di rectal, penyakit radang di
usus, kebiasaan seks anal
- Eksternal : memungkinkan benjolan yang posisnya menggantung diluar
anus, nyeri jika ditekan
Wasir tingkat kebutuhan manajemen medis sekitar 10-50% selama 5 tahun,
sehingga prognosis baik

● Viona
Faktor risiko hemorrhoid : gaya hidup menetap, status sosial ekonomi lebih
tinggi, cedera sumsum tulang belakang

● Jihan
Konjungtiva anemis menandakan anemia. Pada kasus anemia karena perdarahan saluran
cerna atau defisiensi besi, karena pola makan pasien sering konsumsi teh yang
mengandung tanin yg bisa mengikat zat besi pada makanan sehingga sulit diabsorbsi
tubuh → defisiensi zat besi → anemia

● rafilla
Konstipasi parah dan kronis memicu peradangan dinding usus yg menyebabkan
sakit di epigastrium. Beberapa kondisi yg menyebabkan ini adalah penyakit
irritable bowel syndrome, gastroparesis, obstruksi usus, penyakit inflamasi usus,
divertikulitis
Learning Objectives

7. Rafilla : Apa hubungan pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dengan keluhan
yang dirasakan?
● Jihan :
- Pola makan : pasien jarang konsumsi air, lebih sering minum teh,
padahal air salah satunya untuk media eliminasi sisa metabolisme, bisa
melalui urin, saluran kemih, saluran napas, saluran cerna (tinja). Air untuk
melunakkan konsistensi tinja shg lebih mudah dikeluarkan. Teh
mengandung tanin yg menghambat absorbsi zat besi shg pd pasien bs
terjadi defisiensi besi, di pmx hb 9,8 (anemia). pasien jarang konsumsi
buah yg mengandung pektin. Di usus pektin difermentasi secara cepat
oleh bakteri yg menghasilkan asam lemak rantai pendek yg akan menarik
lbh banyak air ke usus shg membantu melunakkan feses
- Aktivitas : pasien tidak bekerja shg mengurangi aktivitas fisik. Aktivitas yg
kurang menyebabkan penurunan fungsi fisiologis tubuh, pada otot tubuh,
otot polos usus besar yg akan mengganggu proses defekasi, shg proses
pencernaan tdk berjalan optimal dan pembentukan feses terhambat.
Feses semakin lama di usus besar, air banyak terserap, feses mengeras
dan sulit dikeluarkan .
● CInta
Pasien pemilih dalam makan. Ada hubungan signifikan antara pola makan dan
BAB. makanan yg banyak serat akan meningkatkan pergerakan usus,
menghaluskan feses agar lebih mudah melalui kolon shg juga dapat
meningkatkan frekuensi defekasi. Jumlah dan jenis makanan jg berpengaruh.
Tiap hari kita harus mengikuti pedoman makanan : makanan pokok, lauk,
sayuran, buah buahan. Konsumsi air putih sesuai kebutuhan rata rata tubuh org
dewasa tubuh akan kehilangan 2,5 L cairan tubuh per hari. 1,5 L melalui urin,
500ml melalui keringat, 400ml melalui respirasi atau pernapasan, 100ml melalui
feses. Konsumsi minum 8-10 gelas (240ml) dijadikan pedoman pemenuhan
kebutuhan cairan. Kurangnya asupan serat berpengaruh signifikan di kasus ini.

● Aji
Pasien konsumsi makanan lunak. Sering makan makanan lunak meningkatkan
risiko konstipasi krn cenderung kurang mengandung serat, gerakan usus kurang
efektif karena kurang rangsangan untuk otot ususnya

8. Mengapa dokter menggunakan sarung tangan dan meminta izin terlebih dahulu kepada
pasien sebelum melakukan pemeriksaan?
● Cinta
Sarung tangan untuk melindungi jari tangan dari paparan zat berbahaya atau
virus yg infeksius. Colok dubur, di anus feses yg diperiksa merupakan feses
infeksius, jadi sarung tangan untuk melindungi dari virus. Biasanya yg digunakan
adalah bahan latex free yg hanya sekali pakai. Penggunaan sarung tangan
membuat petugas kesehatan leluasa, menurunkan risiko…
● Danen
Meminta izin untuk kenyamanan pasien karena pemeriksaan menyebabkan
ketidaknyamanan. Bagian anus termasuk privasi, jd perlu menjelaskan ke pasien
agar pasien paham dan nyaman

9. Jenis-jenis obat pencahar


● Vania
Berdasar cara kerja dibagi mjd :
- Obat pencahar pembentuk massa (bulk forming laxative)
Untuk membantu penyerapan air di usus jadi terbentuk massa tinja,
membuat tinja lebih lembut/lunak shg mudah dikeluarkan
- Obat pencahar osmotik (osmotic laxative) → membantu memicu pergerakan air
menuju usus, agar tinja lebih lunak
- Obat pencahar emolient → membuat tinja lebih lembut dan basah
- Obat pencahat stimulant → meningkatkan kontraksi atau pergerakan usus shg
mempercepat tinja sampai di kolon
- Obat pencahar saline → meningkatkan aktivitas peristaltik usus besar dan
meningkatkan retensi cairan di usus
● Qifa
Obat pencahar osmotik adalah obat pencahar yg menerapkan tekanan osmotik
di lumen usus besar shg menarik air dan elektrolit dan menyebabkan
peningkatan tekanan dan volume intraluminal shg bisa terjadi pelunakan feses
dan mempersingkat waktu transit
Kelompok pencahar yg formulasinya berbasis PEG. efektif dan aman digunakan
di orang tua
Obat supositoria dan enema → berguna di pasien lanjut usia dgn immobilitas, untuk
meningkatkan defekasi dan mencegah impaksi feses
● Danen
- Laxative serat → laksatif pembentuk massa, menyerap air shg mempercepat
propulsi. Harus banyak minum air krn bs terjadi obstruksi usus. Contoh : metil
selulosa, dan silium
- Osmotik → garam garam magnesium
- Laksatif hiperosmolar alternative → sorbitol, laktulosa, dan PEG. laktulosa
terbukti lebih efisien membentuk feses normal di hari ke-7 dibandingkan laksatif
stimulan. Efek samping kembung lebih sedikit
- Laksatif stimulant → bekerja dalam hitungan jam, efek samping kram dan nyeri
abdomen. Meningkatkan prostaglandin, krn pg menstimulan otot polos di usus
shg ada sekresi air dan elektrolit, perubahan transpor elektrolit oleh mukosa
intestinal shg meningkatkan aktivitas motorik intestinal. Direkomendasikan jika
laksatif osmotik gagal. Contoh : minyak jarak, difenilmetan, fenoftalein,
bisakodil, oksifenisatin, antrakinon, senadantron
- Enema dan supositoria rektum → khususnya untuk pasien geriartri dgn masalah
imobilisasi membutuhkan enema untuk menghindari impaksi feses
- Probiotik → memperbaiki frekuensi defekasi pasien konstipasi. Karena bakteri
meningkatkan motilitas intestinal dan mengurangi waktu transit. Penelitian masih
blm signifikan
● Okan
Emmolient → contoh dioptilnatrium, sulfosuksinat, parfin. Cara kerja dgn menurunkan
tegangan permukaan, mempermudah penetrasi air dan lemak ke dalam massa tinja shg
tinjanya menjadi lunak setelah diminum 24-48 jam

● Luthfi
Metilsolulosa akan mengembang dan membentuk gel emolien atau larutan kental
yg dapat melunakkan feses terutama digunakan untuk pasien yg tdk boleh
mengejan, misal pada pasien hemorrhoid
Contoh laksatif osmotik : magnesium sulfat
Laksatif stimulan / pencahar rangsang → menghambat natirum, kalium ATP-ase, Na K+
ATP ase, bisa mempengaruhi pencahar itu
Minyak jarak sudah jarang digunakan karena banyak efek samping seperti kolik,
dehidrasi, gangguan elektrolit
Bisakodil → dulcolax
Sena → biasanya untuk campuran obat tradisional untuk melangsingkan tubuh
Laksatif sering terjadi penggunaan irrasional yg bs menurunkan sensitivitas
mukosa usus shg usus gagal bereaksi thd rangsang fisiologis.

● Aji
Sena → obat pencahar herbal dari daun tanaman chasie sena untuk merangsang gerakan
usus dan melancarkan BAB pada orang konstipasi. Bekerja dgn merangsang gerakan
peristaltik usus. Sena tersedia dlm bentuk kapsul, tablet, teh, sirup. Jika digunakan dlm
jangka panjang bs menyebabkan efek samping : diare, kram perut, dehidrasi. Sena tidak
dianjurkan utnuk org dengan gangguan pencernaan : usus buntu, kolitis ulseratif, crohn;
dan wanita hamil atau menyusui

10. Luthfi : Hubungan antara hasil pemeriksaan darah rutin dan GDS dengan kondisi
pasien?
● Rafilla
Secara umum tidak ada hubungan langsung GDS dan konstipasi. Terkait
gangguan gula darah bs menyebabkkan konstipasi, faktor : neuropatik diabetes
bs mengurangi gerakan usus yg bs menyebabkan konstipasi. diet serat rendah
bs mengurangi konsumsi serat yg menimbulkan konstipasi. Dehidrasi
● Cinta
Diabetes bisa memicu kadar gula darah terus menerus → kerusakan saraf yg bisa
menyebabkan sembelit. Dlm beberapa kasus, pengobatan di diabetes juga menyebaban
sembelit. Penelitian menunjukkan pengidap diabetes punya risiko sembelit lebih tinggi.
Hasil studi : 60% pengidap diabetes mengalami sembelit → pengidap DM1 dan DM2
punya risiko lebih tinggi terhadap sembelit
● Vania
Di diabetes neuropatik menyebabkan kerusakan saraf yaitu n vagus yg
menginervasi salah satunya sal pencernaan. Kalau terganggu, kalau membuat
proses pencernaan lebih cepat bisa menyebabkan diare. Kerusakan saraf vagus
membuat pencernaan makanan lebih lambat menyabakn konstipasi. Kerusakan
saraf vagus bisa menyebabkan gastroparesis yg menyebabkan otot di perut
berubah fungsi yg membuat pengosongan lambung tidak teratur/kurang baik

11. Qifa : Diagnosis banding dan diagnosis kerja?


● Jihan
Konstipasi → gangguan BAB karena berkurangnya frekuensi defekasi dan ada sensasi
tidak puas dalam BAB, bs juga disertai nyeri dan feses keras shg membutuhkan banyak
tenaga untuk mengejan. Ada 2 jenis : primer dan sekunder
- primer/fungsional → karena faktor asupan makanan dan pengaruh gaya hidup
- Sekunder → karena penyakit lain, bisa gangguan neurogenik seperti parkinson,
stroke; obat (antikolinergik, antidepresan), penyakit endokrin dan metabolik
(DM, hiper/hipokalsemia, hiper/hipotiroidisme), kehamilan
Berdasar lama dibagi mjd akut (<4 mgg) dan kronis (>4 mgg)
● Okan
Konstipasi berhubungan dgn fungsi utama kolon (transpor mukosa, aktivitas
myelektrik/defekasi). Konstipasi ada gangguan defekasi. Defekasi dirangsang
sama distensi rektal melalui 4 tahap : rangsangan refleks rektoanal, relaksasi
sphincter interna, relaksasi sphincter eksternal, peningkatan tekanan intra
abdomen. Konstipasi bisa terjadi krn gangguan dari salah satu tahap ini.
DD :
hemorrhoid → krn ada benjolan
ca colon dan rectum
Polip rectal → ada benjolan, konstipasi, sering lemas krn ADB shg perlu colonoscopy

● Rafilla
DD :
- Chagas → gangguan pencernaan karena infeksi parasit tripanosoma kruzi. Bisa
menyerang sistem pencernaan dan saraf, saraf terganggu peristaltik terhambat
menyebabkan konstipasi. Apusan darah tebal tipis terdapat gambaran parasit.
- Ileus obstruktif → faktor risiko ileus obstruktif. Feses terakumulasi mjd
terdistensi dan memicu ileus obstruktif. Pemfis ditemukan metalic sound, rontgen
abdomen 3 regio ditemukan step ladder dan herringbone appearance.
● Vania
Hemorrhoid ada internal dan eksternal
Internal : pembesaran pembuluh darah di dalam shg tidak teraba
Eksternal : benjolan menggantung di luar anus, tandanya ada gatal, iritasi, nyeri
di bagian anus. Kemungkinan ada perdarahan yang keluar
● AJi :
Fecaloma : feses keras dan mengendap di rektum, bisa membentuk massa / impaksi feses.
Gejala : sulit BAB, kembung, perut terasa penuh, nyeri epigastrium. Walaupun benjolan
tdk nyeri/berdarah, fecaloma harus segera ditangani krn bs memperburuk kosntipasi
kronis dan bs menybebakan obstruksi usus dan kerusakan saraf pada panggul. Fecaloma
bisa mengalami anemia krn feses keras bs menyebabkan perdarahan rectum →
kehilangan darah → anemia. Bisa diperiksa dgn colonoscopy atau sigmoiscopy
● Danis diagnosis

12. Okan : Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis kerja dan banding?
● Vio
Hemorrhoid
Pemfis : meliputi area sekitar anus, pasien disarankan mengejan untuk
mengetahui ada tidaknya dilatasi pembuluh darah di anus yang menonjol keluar.
Pmx lab : untuk melihat adanya anemia yg mungkin disebabkan oleh perdarahan dr
hemorrrhoid. BAB berdarah → pmx mata, konjungtiva untuk melihat tanda anemia
Anoscopy : pemeriksaan paling akurat dan mudah untuk pmx canalis ani dan
distal rectum untuk membedakan dd hemorrhoid atau fissura
Colonoscopy : sebenarnya tidak lebih akurat untuk diagnosis hemorrhoid. Untuk
menyingkirkan inflammatory bowel disease atau kanker

● Cinta
Pmx penunjang konstipasi
- Foto rontgen untuk deteksi tinja atau penyumbatan di usus
- Colonoscopy
- Manometri colorectal

13. Luthfi : Prognosis dan komplikasi yang dapat terjadi?


● Viona
Hemorrhoid internal : ada pendarahan, nyeri anus, retensi urin, stenosis anal
Eksternal : nyeri pasca operasi, komplikasi potensial, pendarahan

● Qifa
- Prolaps rektum karena mengejan dalam waktu lama
- Hemorrhoid
- Kanker colon : bisa karena makin lama feses dalam tubuh makin lama
bakteri memiliki waktu untuk produksi karsinogen
- Divertikular : terbentuknya kantung pd dinidng kolon yg berisi sisa
makanan
● Luthfi
- Ca colorectal : keganasan paling banyak ditemukan, di indo ada di
peringkat 4. Ca colon berasal dari polip adenomatosa yg berubah
menjadi …. Polip diangkat untuk menurunkan risiko ca colorectal
● Jihan
- Prolaps rektal
- Abdominal cramps
- Perforasi sterkoral
Prognosis untuk anak yg diterapi dgn baik progosisnya baik. Pada 30% kasus
menetap menjadi simptomatik sampai dewasa. Pada pasien dewasa prognosis
lebih buruk, bisa berpengaruh ke kualitas hidup, di banyak kasus bisa ditreatment
tp cuma jangka pendek. Faktor yg memperburuk prognosis : perempuan, onset
pada usia lebih tua, lamanya waktu antara munculnya gejala dgn mulai terapi,
lamanya waktu transit feses di kolon

14. Jihan : Faktor risiko dari diagnosis pasien?


● Cinta
- Jenis kelamin : lebih banyak di perempuan
- Usia : lansia
- Pola makan : rendah serat, kurnag minum
- Kurang aktivitas fisik
- Obat tertentu : penenang, hipertensi
- Depresi
● okan
Penggunaan antasida, antidperessan, kolinergik, sikotik, barium sulfat, suplemen
zat besi, penyalahgunaan obat laksatif/pencahar

15. Cinta : Tata laksana dan edukasi untuk diagnosis di atas?


● Danen
Terapi :
- Akut : stimulan laksatif (sena) efeknya bekerja 8-12 jam, dosis 15mg bisa
naik ke 30mg, kalau tidak efektif bisa ditambahkan dokusat yg efektif di
12-72 jam dosis 15mg/hari. Gliserol 4gr suppsoitori prn. Bisakodil prn.
- Kronik : long term use, onset tertunda bisa pakai bulk laxative,
ispagula/fibogel 1 sachet untuk 2 bulan waktu efektif 2-3 hari hindari pada
konstipasi dgn transit yg lama. Jika tidak efektif atau pada geriartri dgn
konsumsi cairan rendah bisa ganti ke laxative osmotic efektivitas 2-3 hari,
gunakan laktulosa jika macrogol tidak efektif.
- Feses lembut tapi masih kesusahan dalam defekasi bisa ditambahkan
laksatif stimulan (sena) 2 bulan, dosis 15mg - 30mg, efektif 8-12 jam
● Jihan
Edukasi : perubahan gaya hidup dan pola makan, perbanyak konsumsi serat dari
sayur buah biji bijian kacang, edukasi bowel habit lebih baik dgn tidak menahan
BAB, menghindari mengejan, biasakan buang air besar setelah makan/bangun
tidur/waktu yg sesuai. Penuhi kebutuhan cairan 1,5-2L per hari.
Aktivitas/olahraga rutin

● Vio
Hemorrhoid : penuhi kebutuhan cairan > 1800ml perhari, perbaiki kebiasaan di
toilet jangan terlalu lama di kloset, hindari obat yg menyebabkan konstipasi atau
diare
Ca colorectal : skrining mkasih

● vania
Hindari rokok dan alkohol, jika obesitas jaga BB, riwayat diabetes perhatiin kadar
gula darah, hindari makanan cepat saji, olahraga

Anda mungkin juga menyukai