SKRIPSI
Oleh:
LAILA FAJAR MUSFIROH
NIM: 1819.01.02.0004
Oleh:
LAILA FAJAR MUSFIROH
NIM: 1819.01.02.0004
2
3
4
5
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO :
Jika kamu ada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika itu berat
untukmu, maka berlari-lari kecillah. Jika kamu Lelah, maka berjalanlah. Jika
itupun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berhenti ataupun
berbalik arah. (Imam Syafi’i).
Aku tak pernah menyesali diamku tapi aku berkali-kali menyesali diamku. (Umar
Bin Khattab).
PERSEMBAHAN:
Alhamdulillah dengan izi Allah SWT. skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Allah SWT, karena atas Rahmat dan karunianya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan lancar.
2. Kedua orang tua penulis yaitu, bapak Rebiyanto dan Almh ibu Sumari
yang telah senantiasa memberikan dukungan, motivasi, serta doa
terbaiknya sehingga penulis bisa meneyelasikan masa studi S1 dengan
lancar. Kalian sangat berarti bagi penulis.
3. Dosen pembimbing, Pak Fiqih Amarullah,S.H.I,. M.Pd.I dan Ibu Sugiarti,
S.S., M.A yang telah sabar dalam membimbing sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Untuk kakak Abu Mustofa dan adik Agus Setiawan terimakasih telah
memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Mari kita berjuang
bersama dalam membahagiakan bapak dan almh. ibu dengan jalan kita
masing-masing.
5. Teman-teman prodi PGSD Angkatan 2018 yang telah berjuang bersama
dari awal perkuliahan hingga pada penyelesaian skripsi ini. Terimakasih
telah berbagi semangat dan motivasinya. Sukses selalu untuk kita semua.
6. Teman-temen seperjuangan yang tanpa henti selalu memberikan bantuan
dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian
skripsi ini. Semoga kebaikan kalian semua dibalas oleh Allah SWT.
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang sedalam-
dalamnya atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Sekolah dalam Pendidikan Seks pada
Anak Sekolah Dasar Kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan
Haurgeulis Kabupaten Indramayu.” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna
memenuhi persyaratan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi di Sekolah
Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Al-Amin Indramayu untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah
kepada sang pemberi Cahaya di tengah kegelapan kehidupan ini, Nabi
Muhammad SAW., juga kepada para keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan
kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir zaman nanti. Amin
Semua manusia yang hidup pasti memiliki masalah, taka ada manusia
hidup yang tak memiliki permasalahan. Permasalahan ada untuk melengkapi
peroses kehidupan saat ingin mencapai sesuatu. Demikian pula dengan
penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis alami. Namun,
alhamdulillah dengan izin Allah dan usaha penulis, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terim kasih serta doa semoga Allah SWT. memberi
limpahan berkah kepada yang terhormat:
Mudah-mudahan segala bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak yang
7
8
ABSTRAK
Masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana peran sekolah dalam
pendidikan seks pada anak kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan
Haurgeulis Kabupaten Indramayu? (2) Bagaimana bentuk pendidikan seks pada
anak kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis Kabupaten
Indramayu? (3) Bagaimana dampak dari pendidikan seks pada anak kelas III di
UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu?.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui peran sekolah dalam pendidikan seks
pada anak kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis
Kabupaten Indramayu. (2) Mengetahui bentuk pendidikan seks pada anak kelas III
di UPTD SD Negeri di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis
Kabupaten Indramayu. (3) Mengetahui dampak dari pendidikan seks pada anak
kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis Kabupaten
Indramayu.
9
ABSTRACT
The problems of this research are (1) What is the role of schools in sex
education for class III children at UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis
District, Indramayu Regency? (2) What is the form of sex education for class III
children at UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu
Regency? (3) What is the impact of sex education on class III children at UPTD
SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu Regency? The objectives
of this research are (1) To determine the role of schools in sex education for class
III children at UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu
Regency. (2) Knowing the form of sex education for class III children at UPTD
SD Negeri UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu
Regency. (3) Knowing the impact of sex education on class III children at UPTD
SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu Regency.
The results of the research show that the school's role in sex education
for grade III children has been carried out through teaching, supervision and
providing rewards. Teaching is carried out in the classroom and is based on
learning material in theme 1, namely human growth and development.
Supervision is carried out by means of written and unwritten school rules.
Rewards are given when children violate rules or when children excel. (2) The
forms of sex education at UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District,
Indramayu Regency are by separating seats between men and women, separating
rows between men and women during ceremonies and gymnastics, as well as
through school programs namely Friday Kultum and Duha Prayer (3) The impact
of sex education at UPTD SD Negeri 1 Mekarjati, Haurgeulis District, Indramayu
Regency is that students already understand the existence of boundaries in
associating between men and women and understand things that are appropriate
and inappropriate to do.
10
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................v
MOTO DAN PERSEMBAHAN PENULIS.................................................................vi
KATA PENGANTAR..................................................................................................viii
ABSTRAK........................................................................................................................x
DAFTAR ISI..................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xvi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................................5
C. Fokus Masalah............................................................................................................6
D. Perumusan Masalah....................................................................................................7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................................7
F. Tinjauan Pustaka........................................................................................................8
G. Kerangka Pemikiran.................................................................................................11
H. Sistematika Penulisan...............................................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................15
A. Peran Sekolah...........................................................................................................15
B. Pendidikan Seks........................................................................................................21
C. Anak Sekolah Dasar.................................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................36
A. Pendekatan dan Metode Penelitian...........................................................................36
B. Langkah-langkah Penelitian.....................................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................42
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian..........................................................................42
B. Temuan Penelitian ...................................................................................................52
12
C. Pembahasan Temuan Penelitian...............................................................................59
BAB V PENUTUP.........................................................................................................64
A. Kesimpulan ..............................................................................................................64
B. Saran ........................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................67
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................69
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Keadaan Pesrta didik Kelas III UPTD SD Negeri 1 Mekarjati ....................47
14
DAFTAR GAMBAR
15
DAFTAR LAMPIRAN
16
BAB I
PENDAHULUAN
aborsi dengan korban NWR dan pelaku RB, pencabulan anak oleh orang tua,
persen. Sebagian besar terjadi pada ranah personal yaitu 10 persen dan
sisanya pada ranah publik. Dari berita tersebut dapat disimpulkan bahwa
Terlebih lagi sebagian besar pelaku adalah orang terdekat korban yaitu dari
teraman bagi anak justru dapat menjadi tempat yang rawan akan kekerasan
seksual. 1
yang menjadi korban kekerasan. Hal ini lantaran angka kasus sesuai catatan
1
Ellyvon pranita, “Kasus kekerasan seksual semakin terkuak, apa penyebabnya? Ini kata
komnas perempuan.” Kompas.com diakses pada Februari 8, 2022,
https://amp.kompas.com/sains/read /2021/12/12/130200423/kekerasan-seksual-semakin-terkuak-
apa-penyebabnya-ini-kata-komnas
17
Khoerunnisa mencatat kasus kekerasan seksual pada anak masih
aborsi merupakan bentuk kekerasan seksual yang nyata terjadi saat ini. 2
dalam KUHP yang belum jelas mengatur jaminan dan perlindungan hak-hak
anak sebagai korban sehingga sanksi bagi pelaku menjadi lebih ringan. Jika
anak sehingga tidak memberikan efek jera terhadap pelaku. Psikolog anak
menjelaskan bahwa salah satu cara agar anak dapat melindungi diri dari kasus
seks masih dianggap tabu oleh masyarakat Indonesia karena menurut mereka
2
“Kasus kekerasan masih tinggi KPI Komitmen dampingi perempuan dan anak,”
radarcirebon.com, diakses pada Februari 7, 2022, https://rakcer.radarcirebon.com/kasus-
kekerasan-masih-tinggi-kpi-komitmen-dampingi-perempuan-dan-anak/
18
seks yang diajarkan kepada anak yaitu konsep tentang mengenal dan menjaga
ۗ ٰيَاُّيَه ا الَّنُّيِب ُق ْل َاِّلْز َو اِج َك َو َبٰن ِت َك َو ِنَس ۤاِء اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ُي ْد ِنَنْي َعَلْيِه َّن ِم ْن َج اَل ِبْيِبِه َّن
﴾۵۹﴿ ٰذ ِلَك َاْد ىٰن ٓ َاْن ُّيْع َر ْفَن َفاَل ُيْؤ َذْيَن ۗ َو َك اَن الّٰل ُه َغُفْو ًر ا َّر ِح ْيًم ا
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Q.S. Al Ahzab [33]: 59.4
seksnya dapat timbul hanya dengan melihat saja. Berbeda dengan perempuan,
dorongan seksnya dapat timbul karena adanya sentuhan dan rabahan. Aturan
berpakaian laki-laki dalam Islam tidak seketat perempuan. Selain itu, pakaian
19
dalam mengatur urusan hidup manusia. Salah satunya masalah pakaian yang
telah dijelaskan di atas. Tentang pakaian sebagai pembeda antara laki-laki dan
Masalah seks tidak hanya diajarkan kepada orang yang sudah dewasa
tetapi, masalah seks juga perlu diajarkan sejak usia anak sedini mungkin.
Salah satunya pada anak usia 8-9 tahun. Menurut dokter Fadhil Rizal Makarin
sosial, edukasi, emosional, maupun mental. Sebagian besar anak usia 8 tahun
untuk menarik kesimpulan. Anak usia 9 tahun berada pada transisi puncak
masa remaja. Dalam banyak hal, mereka dapat dianggap anak-anak yang jauh
lebih mendiri. Jadi anak pada usia 8-9 tahun yang berada di kelas III sekolah
dasar perlu adanya perhatian yang lebih untuk memenuhi rasa ingin tahu
tahun 2021 ini. Peran orang tua dan sekolah menjadi tempat utama dalam
20
sana bermain saling sentuh anggota tubuh yang ditutup oleh pakaian, dan ada
laporan dari peserta didik bahwa ada satu peserta didik yang membuka
kepada peserta didik tentang nama, fungsi serta cara menjaga anggota tubuh.
Peran sekolah dalam memberikan pendidikan seks pada anak sekolah dasar
dengan pemahaman materi pengenalan bagian tubuh, cara menjaga tubuh dan
seks pada anak sekolah dasar kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
B. Identifikasi Masalah
Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini tentang peran sekolah
dalam pendidikan seks pada anak sekolah dasar III di UPTD SD Negeri 1
21
2. Kasus pelecehan seksual pada anak di Indramayu menjadi kasus urutan
pertanyaan-pertanyaan mereka.
8. Peserta didik kelas III bermain saling sentuh anggota tubuh yang ditutup
oleh pakaian.
10. Ada peserta didik mengumpat dengan menggunakan istilah alat kelamin
C. Fokus Masalah
Pendidikan seks pada anak sekolah dasar masih perlu perhatian karena
membentuk pemahaman awal tentang seks tidaklah mudah perlu adanya kerja
sama yang baik antara sekolah dan orang tua peserta didik. Peran sekolah
dalam pendidikan seks pada anak sekolah dasar sangat penting untuk bekal
pendidikan seks, bentuk pendidikan seks, dan dampak dari pendidikan seks di
D. Perumusan Masalah
22
Beberapa fokus masalah tentang peran sekolah dalam pendidikan seks
pada anak sekolah dasar kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati Kecamatan
berikut:
1. Bagaimana peran sekolah dalam pendidikan seks pada anak kelas III di
Negeri 1 Mekarjati?
3. Bagaimana dampak dari pendidikan seks pada anak kelas III di UPTD
SD Negeri 1 Mekarjati?
1. Tujuan Penelitian
c. Untuk mengetahui dampak dari pendidikan seks pada anak kelas III
2. Manfaat Penelitian
23
Temuan-temuan dalam penelitian ini selain untuk mencapai tujuan
berikut:
Selain itu, penelitian ini dapat mengetahui dampak yang terjadi dari
F. Tinjauan Pustaka
Terkait dengan judul penelitian ini yakni peran sekolah dalam pendidikan
seks pada anak sekolah dasar kelas III di UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
yang peneliti temukan dari hasil penelitian sebelumnya yaitu sebagai berikut:
pendidikan seks (studi multi situs di SDN Sambibulu Sidoarjo dan SDI
24
analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
bersalaman antar peserta didik yang sudah baligh dengan guru yang
7
Mochamad Bagus Tri Mario Adi, Tesis: “Pembentukan Moral Peserta Didik Melalui
Pendidikan Seks” (Surabaya:UIN Sunan Ampel, 2019).
25
tentang seks yang dimiliki oleh orangtua, sehingga mengakibatkan
yang benar pada anak. Peran orangtua di Kampung Bina Karya Baru
3. Penelitian Peni Wahyu Agustina dan Asri Kusumaning Ratri (2018) yang
dengan anak; (2) faktor penyebab kekerasan seksual pada anak adalah:
26
seimbang, dan (d) pendidikan seks dasar anak yang sangat terbatas; dan
akademiknya turun karena hal ini. Oleh karena itu, pendampingan orang
tua dalam pendidikan seks dasar pada anak diperlukan sebagai langkah
tentang pendidikan seks pada anak sekolah dasar. (3) Teknik pengumpulan
mencari tahu peran sekolah dalam pendidikan seks pada anak sekolah dasar.
G. Kerangka Pemikiran
9
Peni Wahyu Agustina dan Asri Kusumaning Ratri, “Analisis Tindak Kekerasan Seksual
pada Anak Sekolah Dasar,” STKIP PGRI Tulungagung, no.2 (2018).
10
Suraji dan Sofia Rahmawati, Pendidikan Seks Bagi Anak (Yogyakarta: Pustaka
Fahima,2008), 57.
27
peran penting dalam pembentukan pemahaman awal pendidikan seks pada
peserta didik. Sekolah memiliki peran yaitu kepala sekolah membuat aturan
kultum hari Jumat, salat Duha, dan BTQ, sedangkan wali kelas memberikan
Sekolah
Pendidikan Seks
Pemahaman pendidikan
seks pada peserta didik
28
H. Sistematika Penulisan
diperoleh deskripsi data yang jelas dan mendetail mengenai hasil dari
penulisan skripsi ini dibagi kedalam tiga bagian utama, yaitu bagian awal,
bagian isi, dan bagian akhir. Secara lebih rinci ketiga bagian tersebut dapat
1. Bagian awal, bagian ini dapat juga disebut sebagai bagian muka skripsi
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar
lampiran.
a) Bab I Pendahuluan. Pada bab ini berisi uraian tentang latar belakang
b) Bab II Kajian Teoretis. Bab ini terdiri atas uraian tentang teori-teori
dasar.
29
objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data,
rekomendasi.
3. Bagian Akhir, dalam skripsi yang penulis susun pada bagian akhirnya
30
BAB II
KAJIAN TEORETIS
1. Kepala Sekolah
c) Kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak yang ada
pendidikan di sekolah.11
11
E Mulyasa, Menjadi kepala sekolah yang profesional (Bandung: PT Karya Remaja
Rosada, 2011), 187.
31
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai
secara efektif dan efesian juga karena kepala sekolah yang menjalankan
pendidikan di sekolah. 12
12
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesinal dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014), 85.
32
d) Mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok, kepala
sebaliknya.
memihak golongan.
13
Purwanto, Evaluasi Hasi Belajar(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), 50.
33
2. Guru Kelas
berkewajiban untuk:
pendidikan
guru sebagai inovator, guru sebagai model dan panutan, guru sebagai
kemah, guru sebagai pembawa cerita, guru sebagai aktor, guru sebagai
14
Depdiknas, Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
15
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
profesional (Bandung: Rosada Karya, 2007), 37.
34
organisator, motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstator,
Oleh karena itu, guru harus mempunyai pribadi yang baik agar dapat
3. Komite Sekolah
Komite sekolah merupakan struktur yang berisi orang tua atau wali
peran yaitu:
a) Pemberi Pertimbangan.
sekolah.
b) Pemberi Dukungan
16
Sofan Amri. Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar dan Menengah. (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakarya,2013), 30.
35
Komite sekolah memiliki peran sebagai badan yang memberikan
c) Melakukan Pengawasan
d) Mediator
seks yang kurang diperoleh anak dari orang tua dan sekolah akan
berdampak fatal bagi pemahaman seks pada anak. Peran sekolah sangat
itu meliputi peran kepala sekolah, guru, dan komite sekolah yang
36
1. Pengertian Pendidikan Seks di Sekolah Dasar
paling ringan saja yang dilakukan oleh orang tua ataupun pendidik akan
sebagainya. Lebih awal dari itu, untuk anak sekolah dasar dapat
18
Abdullah nasih ulwan, pendidikan seks untuk anak ala nabi (Jakarta: Pustaka Iltizam,
2009), 21.
19
Abu Ubaidah, Kesucian pendidikan seks dalam Islam (Yogyakarta: K-Media, 2020),
11.
20
Ibrahim amini, anakmu amanatnya “rumah sebagai sekolah utama” (Jakarta: Al-Huda,
2006), 8.
37
Menurut Halstead secara garis besar pendidikan seks yang diberikan
seksual
perempuan di masyarakat.21
tua, dan masyarakat. Tujuan pendidikan seks pada anak sekolah dasar
pola pikir orang tua, guru, dan masyarakat tentang pendidikan seks,
21
M. Roqib, Jurnal: “Pendidikan seks anak usia dini” Jurnal Pemikiran Alternatif
Pendidikan vol13 No.2 (2008): 271-286.
38
sehingga mereka mampu memeberikan dan mendiskusikan
perkembangannya.
pelecehan seksual.22
Materi pendidikan seks yang diajarkan pada anak sekolah dasar meliputi,
pengetahan fungsi dan cara menjaga anggota tubuh agar tidak terjadi
penyakit di masa yang akan datang serta mengajarkan orang tua, guru,
Anak usia sekolah dasar yaitu dari usia 7-12 tahun. Pada usia
tersebut anak akan terus bertanya tentang hal-hal yang belum anak
pada anak perlu adanya teknik agar anak dapat merasa nyaman dan
22
Muhammad abduh dan murfiah Dewi Wulandari, Jurnal: “Model Pendidikan Seks pada
Anak Sekolah Dasar Berbasis Teori Perkembangan Anak” Univversitas Muhammadiyah
Surakarta, ISBN: 978-602-361-045-7 (2016): 409.
39
Nurhayati Syaifuddin dalam jurnal “Pendidikan Seks pada Anak Usia
atau kamar. Anak diberi tahu tentang hal-hal pribadi yang tidak
seks
40
i) Perlu ditambahkan, teknik pendidikan seks dengan memberikan
b) Beri rasa aman terhadap anak dengan adanya komunikasi yang baik
pemahaman anak
23
M. Roqib, Jurnal: “Pendidikan seks anak usia dini” Jurnal pemikiran Alternatif
Pendidikan vol13 No.2 (2008): 277.
24
Nurul Chomaria, Pendidikan Seks untuk Anak (Solo: Aqwam, 2012), 16-19.
41
perkembangan anak sehingga bahasanya perlu diperhatikan agar mudah
selesai tertanam pada diri anak. Hal ini disesuaikan dengan pertumbuhan
b) Jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), karena kedua jenis ini akan
laki. Dalam tahap ini pendidikan seks bagi anak perempuan lebih
atau 10 tahun.
meminta izin dan menjaga pandangan. Lalu pada usia 10-14 tahun anak
dijauhkan dari hal-hal yang erat kaitannya dengan hubungan seks, serta
25
Madani, Yusuf, Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam Panduan bagi Orang Tua,
Guru, Ulama, dan Kalangan Lainnya. (Jakarta, Pustaka Zahra: 2003), 101.
42
diajarkan kepadanya tentang pengetahuan dasar tanda balig dan mandi
besar.26
proses pemberian pendidikan seks pada anak harus sesuai dengan masa
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada usia 6-9 tahun anak tentang
tentang adab sedangkan pada usia 10-14 tahun anak diajarkan tentang
pada pelajaran tematik. Di kelas III sendiri ada pada tema I yaitu
26
Ash Shawwaf Syarif, ABG Islami Kiat-Kiat Efektif Mendidik Anak dan Remaja
(Bandung: Alfabeta, 2003), 210.
27
Ida Bagus Gde Manuaba, Memahami Kesehatan Reproduksi pada Wanita (Jakarta:
Arcan, 1999), 13.
43
meliputi perbedaan pengertian, contoh, dan sikap menghadapi
ditempuh selama 6 tahun yang ditunjukan pada anak yang berusia 6-12
sekolah, sekolah dasar memiliki tujuan besar yang berguna bagi negara
dan peserta didik itu sendiri. Pendidikan sekolah dasar bertujuan sebagai
masa awal remaja. Masa ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba
anak-anak akhir ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah
dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar
44
terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku. Anak-anak masa
a) Perkembangan Fisik
pertumbuhan fisik yang lambat dan relative seragam. Masa ini sering
b) Perkembangan Kognitif
c) Perkembangan Sosial
remaja serta bergerak memasuki masa dewasa. Pada masa ini mereka
29
Hurlock, Eizabeth B. Psikologi Perkembangan.Alih Bahasa Tjandrasa &
Zarkasih (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1999), 112.
45
mengenai sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serta mulai
d) Perkembangan Moral
Bila hal ini tidak terjadi, maka individu dianggap sebagai orang yang
eksternal.
diterima.
reward.
30
Susanto Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini. (Jakarta: Kencana, 2012). 25.
31
John W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidu.(Jakarta:
Erlangga, 2002). 72.
46
2) Moralitas konvensional, menganggap peraturan sebagai
mengajar. Di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik.
e) Perkembangan Bahasa
32
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran .(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). 85.
47
Budiamin memaparkan perkembangan bahasa pada anak
33
M.surya,dkk., Kapita selekta Pendidikan SD. (Jakarta: Universitas terbuka, 2003). 16-
20.
48
Peserta didik tingkat SD umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
Ciri khas yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
terikat dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut adalah
a) Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum
lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak
c) Tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), pada tahap ini anak
konkret
49
d) Tahap operasional formal (usia 11-15 tahun), pada tahap ini anak
berurutan.34
a) Senang Bermain
b) Senang Bergerak
34
Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta : Prenada
Media Group, 2015), 77.
50
Pada masa ini, hubungan anak sekolah dasar dengan teman
berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini anak mulai dapat
sendiri.
BAB III
35
M. Sumantri dan Nana Syaodih, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Universitas
Terbuka,2006), 20.
51
METODOLOGI PENELITIAN
yang ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan penelitian dan kegunaan
pada kondisi ilmiah yaitu, peneliti sendiri adalah instrumennya. Metode yang
dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
B. Langkah-langkah Penelitian
52
Sumber data adalah sumber yang diinginkan seseorang peneliti
Dalam penelitian ini, sumber data primer adalah kepala sekolah dan
Kabupaten Indramayu.
37
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), 110.
38
Suharsimi, Arikunto, prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), 26.
39
Musfiqon, Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Prestasi
Pustaka, 2012), 131.
53
Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara. Di
a) Wawancara
b) Observasi
40
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), 180.
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), 220.
54
1 Mekarjati dalam menyampaikan pendidi-kan seks terhadap
c) Dokumentasi
Indramayu.
data yang akan diteliti itu sejak sebelum terjun ke Sekolah UPTD SD
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 274.
55
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
dimana data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dan Huberman yang terdiri dari data reduction, dan display, dan
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Data display atau penyajian dalam bentuk uraian singkat,
kepala sekolah dan wali kelas III UPTD SD Negeri 1 Mekarjati. Setelah
data terkumpul proses kedua yaitu display atau reduksi data, pada tahap
ini peneliti memilih data yang relevan dan bermakna sehingga fokus pada
tiga yaitu conclusion atau penyajian data, pada tahap ini data yang sudah
dipilih dapat disajikan dalam bentuk tulisan, gambar, grafik, dan tabel.
kesimpulan akhir.
43
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 89.
56
BAB IV
57
1. Sejarah UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
tahun tersebut masih terdapat satu bangunan gedung yang menjadi pusat
ada empat bangunan gedung yang terdiri dari ruang kelas 1-6, ruang
perpustakaan, kantor guru, kantor kepala sekolah dan TU, musala, dan
kantin sekolah.
2. Identitas Sekolah
NO
2 NPSN 20215785
58
3 Jenjang Pendidikan SD
RT/RW 16/05
Kelurahan Mekarjati
Kecamatan Haurgeulis
Kabupaten/Kota Indramayu
Negara Indonesia
6 No. Telp -
8 SK Pendirian 420.10.SIP.032/Kep.26-Sekret
Oprasional
(m2)
14 Email uptdsdi.mekarjati@gmail.com
59
3. Tujuan, Visi, dan Misi UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
mempunyai visi, misi, dan tujuan pasti lebih mengetahui arah yang akan
a) Visi Sekolah
b) Misi Sekolah
mulia
hal
60
c) Tujuan Sekolah
Bendahara
Kusnen
61
Tata Usaha
Retno Pangastuti
62
peserta didik dengan baik sehingga memiliki prestasi yang dapat
yaitu:
Orang Tua
Taufiqurrohman Cimandiri
Cimandiri Swasta
Harapan
Cimandiri
Lapangan Kecil
Babakan bekerja
Jati III
Cisadane
63
Maja
Cimandiri
Lapangan
Cimandiri
Babakan
Jati III
Kecil
Maja
Lapangan
Swasta
Lapangan
Maja
64
21 Rifal Febriansyah L Islam Babakan Buruh
Maja
Swasta
Lapangan
Harapan
Cimandiri Kecil
Babakan
Jati III
Table 1.2 Tabel Keadaan Peserta Didik Kelas III UPTD SD Negeri 1
Mekarjati
Jl.Cimandiri dan sekitarnya. Pekerjaan orang tua peserta didik kelas III
sebagian besar adalah buruh dan sisanya adalah karyawan swasta dan
pedagang kecil.
6. Struktur Kurikulum
65
Kurikulum sangat penting dalam dunia pendidikan, dari kurikulum
baik dan tercapainya tujuan pembelajaran yang baik, untuk itu peneliti
PELAJARAN Perminggu
A Kelompok A
Pekerti 4 4 4 4 4 4 24
Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5 31
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 48
4. Matematika 5 6 6 6 6 6 35
B Kelompok B
66
dan Kesehatan
Muatan Lokal
2. Bahasa Indramayu 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 34 36 38 40 40 40 228
yaitu sarana dan prasarana yang lengkap. Berikut peneliti sajikan data
berikut:
Baik Rusak
1 Ruang Kelas 6
67
2 Ruang Guru 1
4 Toilet Guru 3
6 Ruang Perpustakaan 1
7 Musala 1
Jumlah 16 13 3
ruangan dalam kondisi rusak. Bangunan yang rusak adalah 3 toilet untuk
peserta didik.
B. Temuan Penelitian
1. Peran Sekolah dalam Pendidikan Seks pada Anak Kelas III di UPTD
Indramayu
sekolah anak belajar tentang banyak hal. Peran sekolah dalam pendidikan
seks ini akan sangat berpengaruh dalam membentuk pemahan awal anak
68
mengenai pendidikan seks. Di sekolah anak mendapatkan banyak
yang telah di terima anak bersama orang tua di rumah. Pendidikan seks
yang masih dianggap tabu oleh masyarakat jika diajarkan kepada anak.
Dilanjut mengenai peran sekolah dalam pendidikan seks ini oleh Ibu Erma
69
sikap menghadapi pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. Seperti
ketika sudah besar anak harus belajar mandiri dan tidak bergantung pada
ayah dan ibunya..45
yaitu:
pendidikan seks pada anak sekolah dasar kelas III di UPTD SD Negeri 1
sekolah cukup besar dalam membentuk pemahaman seks pada anak dari
upacara dan senan serta teman semeja. Aturan penggunaan WC dan tata
45
Wawancara dengan Erma Sulistianingsih Rahman (Wali Kelas III), Tanggal 14
Desember 2022 jam 10.00 WIB
46
Wawancara dengan Deni (Guru PJOK), Tanggal 15 Desember 2022 jam 09.00 WIB
47
Wawancara dengan M. Ridwan Sidiq (Guru PAI), Tanggal 16 Desember 2022 jam
09.00 WIB
70
mengelompokkan dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Anak juga
bersama orang tua. Di sekolah anak selalu dibimbing dan diajarkan oleh
dengan nama alat kelamin dalam bahasa daerah akan diberikan teguran
dan nasihat agar tidak diulangi kembali. Namun, jika sudah ditegur dan
dinasihati anak masih terus mengulanginya lagi maka wali kelas akan
anak. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak usia SD harus sangat
bahasa yang dapat dipahami oleh anak. Menurut kepala sekolah bentuk-
sesebagai berikut:
71
Dijabarkan kembali oleh wali kelas III Ibu Erma tentang bentuk-bentuk
Dan hasil wawancara terakhir dalam sudut pandang pelajaran PAI menurut
“Kalau dalam pelajaran PAI di kelas III ini materinya masih umum belum
terlalu rinci tapi kadang juga saya kaitkan serta saya berikan peringatan
agar menjaga aurat dan bermain dengan sewajarnya saja. Setiap hari
Jum’at diadakan kultum Jumat selama 30 menit yang materinya seputar
agama Islam dan tidak jarang berhubungan tentang menjaga sikap dalam
bergaul dengan teman. Selain itu setiap pelajaran PAI saya akan mengajak
anak untuk Salat Duha di musala sekolah untuk membentuk karakter
islami pada anak.”51
mengenai bentuk pendidikan seks pada anak kelas III di UPTD SD Negeri
49
Wawancara dengan Erma Sulistianingsih Rahman (Wali Kelas III), Tanggal 14
Desember 2022 jam 10.00 WIB
50
Wawancara dengan Deni (Guru PJOK), Tanggal 15 Desember 2022 jam 09.00 WIB
51
Wawancara dengan M. Ridwan Sidiq (Guru PAI), Tanggal 16 Desember 2022 jam
09.00 WIB
72
1 Mekarjati Kecamatan Haurgeulis Kabupaten Indramayu yaitu, berupa
mengumpat dengan nama alat kelamin dalam bahasa daerah. Selain itu.
guru juga menasihati jika ada anak yang bermain berlebihan seperti saling
sentuh anggota tubuh yang tertutup pakaian atau bermain saling membuka
“Ya anak sudah mulai mengerti adanya perbedaan dan diterapkan bahwa
dirinya sebagai perempuan dan dirinya sebagai laki-laki dari adanya tata
tertib anak lebih memahami oh ternyata perempuan dan laki-laki harus ada
pemisahnya”54
52
Hasil wawancara dengan Nandi Sunardi (Kepala Sekolah), Tanggal 12 Desember 2022
jam 09.15 WIB
53
Hasil wawancara dengan guru Kelas III, Guru PAI, dan Guru PJOK
54
Wawancara dengan Nandi Sunardi (Kepala Sekolah), Tanggal 12 Desember 2022 jam
09.15 WIB
73
Diperjelas lagi oleh wali kelas III yaitu ibu Erma Suliatianingsih Rahman
“Ya anak-anak sudah mulai dapat mengikuti nasihat yang saya berikan
salah satunya tidak berbicara kasar, namun perlu dibimbing terus menerus
untuk merubah kebiasaan berbicara kasar itu.”55
Tidak hanya oleh wali kelas III dampak yang dirasakan juga dialami oleh
Dirasakan juga oleh guru PJOK yaitu Bapak Deni dalam wawancaranya
sebagai berikut:
“Anak-anak sudah mulai mengikuti arahan yang saya berikan, seperti tidak
membuang hajat di sembarang tempat, mengikuti peraturan penggunaan
WC, dan mulai sadar untuk merawat kebersihan dan kesehatan dirinya.
Hasil wawancara mengenai dampak pendidikan seks yang telah
guru sampaikan seperti anak salah tidak mengumpat saat marah tetapi
belajar beristigfar, anak sudah dapat menegur teman yang terlihat auratnya
55
Wawancara dengan Erma Sulistianingsih Rahman (Wali Kelas III), Tanggal 14
Desember 2022 jam 10.00 WIB
56
Wawancara dengan M. Ridwan Sidiq (Guru PAI), Tanggal 16 Desember 2022 jam
09.00 WIB
74
melalui pembelajaran di kelas bersama guru seperti ketika membuka aurat,
kita akan mendapatkan dosa dan ketika kita membuang hajat disembarang
bab budaya hidup sehat pada materi menjaga kebersihan pakaian dan cara
PAI di bab 4 ayo salat secara tidak langsung anak akan belajar tentang
batasan aurat masalah mahram dan pada materi sikap terpuji anak
begitu anak akan belajar menghargai orang lain. Sesuai dengan peran
sampai sanksi tentang permasalahan yang terjadi pada anak seperti saling
alat kelamin dalam bahasa daerah. Jika ada peserta didik yang memiliki
masalah yang serius seperti bermain saling sentuh bagian tubuh yang
57
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru kelas III, Guru PAI, dan Guru PJOK.
58
E. mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Profesional
75
tertutup pakain maka wali kelas akan memanggil orang tua peserta didik
kegiatan yang positif seperti Salat Duha, Kultum Ju'mat, dan Sabtu bersih.
Jika ada anak yang membolos saat ada kegiatan tersebut maka guru tidak
tuntut untuk mengikuti tata tertib sekolah dengan begitu anak akan tetbiasa
dengan cara berceramah saja namun jauh lebih baik pendidikan seks
76
sekolah UPTD SD Negeri 1 Mekarjati aturan secara tertulis mengenai
saat upacara dan senam. Selain itu, saat pelajaran bersama wali kelas juga
tubuh dan masalah mahram serta hal yang diharamkan dalam Islam, selain
menjaga aurat, mahram, perbuatan halal dan haram serta dampak ketika
kita melakukannya.
dengan ajaran tentang pendidikan seks yang telah bapak ibu guru
77
berbaris anak sudah paham bahwa barisnya sesuai dengan jenis kelamin.
Saat anak perempuan duduk di dalam kelas sudah otomatis akan memilih
laki. Tidak jarang ketika diperintahkan untuk duduk bersama teman lawan
Dampak yang dirasakan oleh wali kelas III anak sudah dapat
percuma. Tidak sedikit juga masih ada yang menganggap sebagai lelucon
dan wajar dilakukan. Misalnya, bermain saling sentuh anggota tubuh yang
yaitu anak sudah mengetahui batasan aurat. Anak juga sudah mulai saling
terpengaruh oleh lingkungan luar. Kerja sama antara sekolah dan orang tua
bagi anak.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
tempat. Pemberian nasihat, teguran hingga sanksi ketika ada anak yang
mengumpat dengan nama alat kelamin dalam bahasa daerah saat marah.
79
pemahaman peserta didik seperti mewajibkkan untuk menutup aurat
upacara dan senam. Selain itu, saat pelajaran bersama wali kelas juga
perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan sudah ada. Peserta didik
sudah dapat memahami hal yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
tertutup pakaian, dan anak belajar untuk tidak umpatan tapi beristigfar
saat sedang marah. Peserta didik mulai sadar untuk merawat anggota
80
dan tidak lupa untuk menutup kancing celana atau rok setelah pergi dari
batasan aurat. Anak juga sudah mulai saling mengingatkan bila ada yang
terlihat auratnya
B. Saran
bahan acuan untuk masa depan. Saran dari peneliti untuk sekolah formal
pendidik yang baik akan menjadi pusat keteladanan peserta didik dalam
sekolah dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi pesrta didik.
Untuk itu warga sekolah harus saling menghormati dan menyayangi agar
3. Peserta didik dapat lebih peka terhadap masalah yang terjadi saat ini,
sehari-hari.
81
penelitian tentang pendidikan seks lebih dikembangkan lagi sesuai
Daftar Pustaka
Abduh, M dan murfiah Dewi Wulandari. (2016). Model Pendidikan Seks Pada
Anak Sekolah Dasar Berbasis Teori Perkembangan Anak. Jurnal
Univversitas Muhammadiyah Surakarta, ISBN: 978-602-361-045-7 (2016):
409.
Adi, M.B.T.M. (2019). Pembentukan Moral Peserta Didik Melalui Pendidikan
Seks. Tesis. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Agustina, P.W. dan Asri Kusumaning Ratri. (2018). Analisis Tindak Kekerasan
Seksual pada Anak Sekolah Dasar. STKIP PGRI Tulungagung.
Amini, Ibrahim. (2006). anakmu amanatnya rumah sebagai sekolah utama.
Jakarta: Al-Huda.
Amri Sofan (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dasar dan Menengah.
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta: Rineka Cipta.
Chomaria, Nurul. (2012). Pendidikan Seks untuk Anak. Solo: Aqwam.
Hurlock, Eizabeth B. (1999) Psikologi Perkembangan.Alih Bahasa Tjandrasa &
Zarkasih. Jakarta: Penerbit Erlangga.
82
Lailatul, Masruroh. (2019). Peran Orang Tua dalam Pendidikan Seks Terhadap
Anak Usia Dini Pada Keluarga Muslim Di Kampung Bina Kara Baru
Kecamatan Putra Rumbia Kabupaten Lampung Tengah. Skripsi. Lampung:
IAIN Metro.
Manuaba, I.B.G. (1999). Memahami Kesehatan Reproduksi pada Wanita. Jakarta:
Arcan.
Mulyana, Deddy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Mulyasa, (2007). Menjadi Guru Profesional menciptakan pembelajaran kreatif
dan profesional. Bandung: Rosada Karya.
Mulyasa, E. (2011). Menjadi kepala sekolah yang profesional. Bandung: PT
Karya Remaja Rosada.
Mulyasa, E. (2014). Menjadi Kepala Sekolah Profesinal dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Musfiqon. (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta:Prestasi Pustaka.
Pantjastuti, S.R. dkk. (2008). Komite Sekolah sejarah dan prospeknya di masa
depan. Yogyakarta: Hikayat.
Rauf, A.A.A. (2018). Al-Qur’an Hafalan Mudah, Bandung: Cardoba.
Rohani, Ahmad. (2004). Pengelolaan Pengajaran .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Roqib, M. (2008). Pendidikan seks anak usia dini. Jurnal pemikiran Alternatif
Pendidikan vol13 No.2, 271-286.
Roqib, M. (2008). Pendidikan seks anak usia dini” Jurnal pemikiran Alternatif
Pendidikan vol13 No.2, 277.
Sugiyono, (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), 220.
Sumantri, M dan Nana Syaodih. (2006). Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suraji dan Sofia Rahmawati. (2008). Pendidikan Seks Bagi Anak Yogyakarta:
Pustaka Fahima.
Surya,M,dkk. (2003). Kapita selekta Pendidikan SD. Jakarta: Universitas terbuka.
Susanto, Ahmad. (2015). Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenada Media Group.
Syarif, A.S. (2003). ABG Islami Kiat-Kiat Efektif Mendidik Anak dan Remaja.
Bandung: Alfabeta.
Ubaidah, A. (2020). Kesucian Pendidikan Seks dalam Islam. Yogyakarta: K-
Media.
Ulwan, A.N. (2009) pendidikan seks untuk anak ala nabi. Jakarta: Pustaka
Iltizam.
83
Yusuf, Madani. (2003). Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam Panduan bagi
Orang Tua, Guru, Ulama, dan Kalangan Lainnya. Jakarta, Pustaka Zahra.
Makarim, F.R. Tahap perkembangan anak usia 8-9 tahun. Halodoc.com, diakses
dari, https://www.halodoc.com/artikel/tahap-perkembangan-anak=usia=8-9-
tahun pada tanggal 5 Februari, 2022
Pranita, Ellyvon (2022). Kasus kekerasan seksual semakin terkuak, apa
penyebabnya? Ini kata komnas perempuan. Kompas.com diakses dari
https://amp.kompas.com/sains/read /2021/12/12/130200423/kekerasan-
seksual-semakin-terkuak-apa-penyebabnya-ini-kata-komnas pada 8
Februari 2022.
Sumartiningtyas, H,K,N. (2021). Pelecehan seksual pada anak marak, Psikologi
ingatkan pentingnya pendidikan seksual. Kompas.com, diakses dari
https://www.kompas.com/sains/read/2021/12/13/110100223/pelecehan-
seksual-pada-anak-marak-psikologi-ingatkan-pentingnya-pendidikan?
page=2 pada 13 Desember 2021.
_ _ _. (2021). Kasus kekerasan masih tinggi KPI Komitmen dampingi perempuan
dan anak. Diakses dari radarcirebon.com, pada 7 Februari, 2022
BIODATA PENULIS
84
Organisasi yang pernah diikuti selama menempuh pendidikan SD sampai
kuliah adalah: SMP-SMK aktif dalam ekstrakulikuler wajib pramuka. Tahun 2022
telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) di ranting cabang Haurgeulis.
Selama kuliah aktif dalam organisasi PMII dan sudah mengikuti MAPABA di PK
PMII STKIP Al-AMIN serta SIG di STKIP NU Kaplongan. Pernah menjadi
aggota kabinet BEM Al-Amin masa bakti 2019/2020. Pernah menjadi panitia inti
KPUM STIT dan STKIP Al-Amin Indramayu pada periode 2019/2020.
Pekerjaan yang pernah dilakukan selama lulus SMK yaitu; menjadi
Menjadi guru honorer di UPTD SDN 1 Mekarjati dari tahun 2019-sekarang.
Menjadi Pembina pramuka aktif di gugus depan UPTD SDN 1 Mekarjati dari
tahun2020-sekarang.
85
86
87
88
89
90
91
Kisi-kisi Instrumen Wawancara
Variable Sub variable Indikator Sumber Sumber
instrumen pengumpulan
data
Peran 1. Bagaimana 1. Apakah 1. Kepala 1. Wawancara
sekolah peran sekolah sekolah
dalam sekolah memberikan 2. Observasi
pendidikan dalam pendidikan 2. Wali
seks pada pendidikan seks pada anak kelas III
anak seks pada sekolah dasar 3. Dokumentasi
anak kelas III
sekolah
sekolah 3. Peserta
dasar kelas
dasar kelas didik
III III 2. Apakah
kondisi sarana kelas III
dan prasarana
sudah layak
atau tidak
2. Bagaimana 1. Pemahaman
bentuk sekolah tentang
pendidikan pengertian
seks pada pendidikan
anak seks pada anak
sekolah
dasar kelas 2. Pengaruh
III pendidikan
seks pada
perilaku anak
92
Wawancara Kepala Sekolah
A. Identitas Informan
Nama : Nandi Sunardi, S.Pd.,MM.Pd
Jabatan : Kepala sekolah plt UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana pengertian pendidikan seks untuk anak sekolah dasar?
Jawab: pendidikan seks yang dimaksudkan Menurut pendapat saya
adalah pengenalan secara sederhana mengenai fungsi dan tugas dari
masing-masing gender jadi secara umum dikaitkan dengan pendidikan
bahwasanya anak atau peserta didik ini mengenal dirinya sebagai
gendernya, bila laki-laki ya sebagai laki-laki tugas pokoknya sebagai
laki-laki untuk perempuan juga sama seperti itu mengenai kekhususan
pendidikan seks diawali dari gender perempuan ya karena perempuan
sudah mulai harus dikenalkan lebih dulu seperti yang kita ketahui
bahwasanya Ada masa-masa khusus di gender perempuan Ya
minimalnya usia 10 sampai 12 tahun sudah mengalami menstruasi dan
harus disampaikan kepada anak. Tapi kalau secara kompleksnya
mengenai anatomi tubuhnya dan lainnya
2. Apakah pernah terjadi kasus pelecehan ataupun kekerasan seksual?
Jawab: bentuk pendidikan seks di sekolah dasar adalah dengan Mulai
mengajarkan edukasi seks pada anak dengan cara memberikan
penjelasan tentang perbedaan jenis kelamin pada anak dan kenalkan
secara perlahan fungsi bagian tubuh mereka.
3. Adakah tata tertib di sekolah yang berkaitan tentang pendidikan seks?
Jawab: tata tertib secara tertulis tidak ada, namun aturan tidak tertulis
ada misalnya pemisahan tempat duduk antara laki-laki dan perempuan
begitu juga dengan Barisan saat upacara dan senam.
93
4. Bagaimana keadaan sarana dan prasarana dalam menunjang
pendidikan seks pada anak kelas III?
jawab: sarana dalam menunjang pendidikan seks seperti toilet siswa
untuk saat ini dalam kondisi rusak toilet siswa bergabung dengan toilet
guru.
5. Bagaimana pemahaman pendidikan seks pada anak kelas III?
Jawab: ya anak sudah mulai mengerti adanya perbedaan dan
diterapkan bahwa dirinya sebagai perempuan dan dirinya sebagai laki-
laki dari adanya tata tertib anak lebih memahami Oh ternyata
perempuan dan laki-laki harus ada pemisahnya.
94
Wawancara Guru
A. Identitas Informan
Nama : Erma Sulistianingsih Rahma, S.Pd
Jabatan : Wali Kelas III UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana pengertian pendidikan seks untuk anak sekolah dasar?
Jawab: ia menurut saya pendidikan chef itu sebenarnya lebih mengarah
kepada anak kelas tinggi yang sudah mulai mengalami pubertas
Sedangkan untuk anak kelas rendah ini hanya pengenalan pengenalan
awal tentang anggota tubuh mereka saja.
2. Bagaimana bentuk pendidikan seks yang diajarkan di kelas III?
Jawab: Pembelajaran di dalam kelas ada di tema 1 pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup dan sub tema 1 ada materi pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Saya selalu membimbing anak- anak jika
ada yang melanggar aturan akan saya tegur dan nasihati.
3. Adakah tata tertib di sekolah yang berkaitan tentang pendidikan seks?
Jawab: tata tertib tertulis tidak ada namun saya menerapkan peraturan
di kelas tentang izin ke toilet harus ditemani satu orang dan tidak boleh
ada yang izin ke toilet bersama-sama atau rombongan dikhawatirkan
nanti anak malah bermain-main di toilet.
4. Bagaimana pemahaman pendidikan seks anak kelas III?
Jawab: menurut saya anak kelas 3 ini sudah bisa membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk namun pendampingan perlu dilakukan
karena anak-anak masih mudah terpengaruh dari pergaulan lingkungan
di luar.
5. Bagaimana pengaruh pendidikan seks pada perilaku anak di kelas III?
95
Jawab: anak Jawab: ya anak dapat mengetahui alasan dibuatnya
peraturan seperti itu sehingga anak paham Hal apa yang baik dilakukan
dan tidak baik untuk dilakukan.
96
Wawancara Guru
A. Identitas Informan
Nama : Deni, S.Pd
Jabatan : Guru PJOK UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana pengertian pendidikan seks untuk anak sekolah dasar?
Jawab: Menurut pendapat saya, pendidikan seks secara spesifik itu
adalah pendidikan yang membahas tentang perbedaan antara laki-laki
dan perempuan berdasarkan biologisnya.
2. Bagaimana bentuk pendidikan seks yang diajarkan di kelas III?
Jawab: membiasakan anak untuk mengelompokkan dirinya antara laki-
laki dan perempuan seperti kelompok belajar ketika praktik olahraga di
lapangan saya pisahkan.
3. Adakah tata tertib di sekolah yang berkaitan tentang pendidikan seks?
Jawab: di tata tertib tertulis tidak ada, hanya peraturan secara lisan saja
tentang ya tidak boleh berkata kasar dan tidak boleh bermain yang
berlebihan seperti anak-anak laki-laki yang suka iseng menggoda anak
perempuan.
4. Bagaimana pemahaman pendidikan seks anak kelas III?
Jawab: anak-anak sudah paham dan mengerti masalah pengelompokan
antara laki-laki dan perempuan misalnya ketika berbaris dan membagi
kelompok anak sudah dapat membentuk kelompoknya sendiri sesuai
dengan jenis kelaminnya.
5. Bagaimana pengaruh pendidikan seks pada perilaku anak jawab: anak
sudah tahu batasan antara laki-laki dan perempuan namun yang perlu
dibimbing terus karena ya pergaulan anak sekarang sudah luas Apalagi
sudah memiliki hp kadang masih ditemukan bahasa bahasa yang tidak
pantas untuk diucapkan
97
Wawancara Guru
A. Identitas Informan
Nama : Muhamad Ridwan Sidiq
Jabatan : Guru PAI UPTD SD Negeri 1 Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Bagaimana pengertian pendidikan seks untuk anak sekolah dasar?
Jawab: ya Saya sedikit tahu mengenai pendidikan seks pendidikan waktu
itu Ilmu yang membahas tentang Kesehatan Reproduksi namun lebih luas
dari itu pendidikan seks juga membahas tentang sikap moral dan perilaku
peserta didik.
2. Bagaimana bentuk pendidikan seks yang diajarkan di kelas III?
Jawab: ya Saya mengerjakan pada anak di kelas menggunakan metode
ceramah untuk kelas 3 ini materinya masih sebatas menjaga aurat dan hal
yang tidak boleh dilakukan antara lawan jenisnya Nah dari materi itu
saya sisihkan pendidikan seks hanya sebatas pengetahuan dasar untuk
anak SD saja. Lalu sekolah juga memiliki program keagamaan seperti
salat Dhuha dan kultum hari Jumat yang materinya juga sering tentang
pergaulan dan tingkah laku anak.
3. Adakah tata tertib di sekolah yang berkaitan dengan pendidikan seks?
Jawab: ya Saya mengerjakan pada anak di kelas menggunakan metode
ceramah untuk kelas 3 ini materinya masih sebatas menjaga aurat dan hal
yang tidak boleh dilakukan antara lawan jenisnya Nah dari materi itu
saya sisihkan pendidikan seks hanya sebatas pengetahuan dasar untuk
anak SD saja. Lalu sekolah juga memiliki program keagamaan seperti
salat Dhuha dan kultum hari Jumat yang materinya juga sering tentang
pergaulan dan tingkah laku anak.
4. Bagaimana pemahaman pendidikan seks anak kelas III?
98
Jawab: ya anak sudah mengetahui hal apa saja yang tidak pantas
dilakukan antara lawan jenis tapi masih perlu pengawasan dan bimbingan
soalnya kadang anak gampang terpengaruh oleh hal-hal buruk contohnya
berkata kasar atau permainan yang berlebihan dengan lawan jenisnya.
5. Bagaimana pengaruh pendidikan seks pada perilaku anak di kelas III?
Jawab: pengaruhnya ya anak paham tentang dirinya dan perilaku apa saja
yang tidak pantas dilakukan titik tapi bisa jadi ketika kita melarang
sesuatu kepada anak anak akan semakin penasaran dan ingin tahu ketika
tidak ada bimbingan dan maka dikhawatirkan anak akan salah dalam
memahaminya.
99
Wawancara Peserta didik kelas III
A. Identitas Informan
Nama : Fathan
Jabatan : Peserta Didik Kelas III UPTD SD Negeri 1
Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Apakah tahu bagian anggota tubuh mana saja yang tidak boleh di
sentuh oleh orang lain?
Jawab: kepala, dada, dan alat kelamin
2. Apakah tahu Batasan aurat laki-laki dan Perempuan?
Jawab: laki-laki dari perut sampai litut kalua Perempuan dari ujung
kepala sampai ujung kaki
3. Dari mana adik tahu tentang anggota tubuh yang tidak boleh di sentuh
dan batasan aurat?
Jawab: pak Ridwan
4. Apakah pengetahuan yang tadi disebutkan diterapkan?
Jawab: ya saya terapkan juka keluar rumah harus memakai baju yang
sopan.
100
Wawancara Peserta didik kelas III
A. Identitas Informan
Nama : Gaffi
Jabatan : Peserta Didik Kelas III UPTD SD Negeri 1
Mekarjati
B. Hasil wawancara
1. Apakah tahu bagian anggota tubuh mana saja yang tidak boleh di
sentuh oleh orang lain?
Jawab: bagian yang tertutup oleh pakaian
2. Apakah tahu Batasan aurat laki-laki dan Perempuan?
Jawab: laki-laki dari badan sampai lutut kalua Perempuan kepala,
badan dan kaki juga.
3. Dari mana adik tahu tentang anggota tubuh yang tidak boleh di sentuh
dan batasan aurat?
Jawab: dari mamah dan pak Ridwan
4. Apakah pengetahuan yang tadi disebutkan diterapkan?
Jawab: iya tidak membuka pakaian di sembarang tempat.
101
Wawancara Peserta didik kelas III
A. Identitas Informan
Nama : Andrian
B. Hasil wawancara
1. Apakah tahu bagian anggota tubuh mana saja yang tidak boleh di sentuh
oleh orang lain?
Jawab: bagian badan dan alat kelamin
2. Apakah tahu Batasan aurat laki-laki dan Perempuan?
Jawab: laki-laki dari perut sampai lutut kalau Perempuan semuanya
kecuali muka dan telapak tangan
3. Dari mana adik tahu tentang anggota tubuh yang tidak boleh di sentuh
dan batasan aurat?
Jawab: dari mamah dan guru di sekolah
4. Apakah pengetahuan yang tadi disebutkan diterapkan?
Jawab: iya dirumah juga dan di sekolah juga dengan memakai pakaian
yang sopan.
102
Wawancara Peserta didik kelas III
A. Identitas Informan
Nama : Putri
B. Hasil wawancara
1. Apakah tahu bagian anggota tubuh mana saja yang tidak boleh di sentuh
oleh orang lain?
Jawab: semuanya apalagi kalua sama orang yang tidak dikenal atau
teman laki-laki
2. Apakah tahu Batasan aurat laki-laki dan Perempuan?
Jawab: Perempuan semuanya kalua laki-laki semuanya juga tapi kepala
ngga termaksuk
3. Dari mana adik tahu tentang anggota tubuh yang tidak boleh di sentuh
dan batasan aurat?
Jawab: dari guru di sekolah
4. Apakah pengetahuan yang tadi disebutkan diterapkan?
Jawab: kalua di rumah ngga pake kerudung kalua mau pergi-pergi atau
berangkat sekolah pakai kerudung
103
Wawancara Peserta didik kelas III
A. Identitas Informan
Nama : Allysa
B. Hasil wawancara
5. Apakah tahu bagian anggota tubuh mana saja yang tidak boleh di sentuh
oleh orang lain?
Jawab: badan
6. Apakah tahu Batasan aurat laki-laki dan Perempuan?
Jawab: laki-laki dari perut sampai kaki kalua Perempuan semuanya
7. Dari mana adik tahu tentang anggota tubuh yang tidak boleh di sentuh
dan batasan aurat?
Jawab: dari mamah dan guru di sekolah
8. Apakah pengetahuan yang tadi disebutkan diterapkan?
Jawab: iya tapi kadang di rumah ngga pakai kerudung pakai kerudungnya
kalua pergi sekolah dan mengaji saja.
104
Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Bapak/ibu Guru
105
Wawancara dengan peserta didik kelas III
106