Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

MOTIVASI BERIBADAH SISWA/I MAN INSAN


CENDEKIA TAPANULI SELATAN

ROBY AWLANSYAH
0056218768

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA
TAPANULI SELATAN
2022-2023

1
PERNYATAAN MENGENAI KARYA ILMIAH DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i Man Insan
Cendekia Tapanuli Selatan” adalah karya saya dengan arahan dari guru
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada lembaga mana
pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir karya ilmiah ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Man
Insan CendekiaTapanuli Selatan.

Tapanuli Selatan, 10 Desember 2022

Roby Awlansyah
0056218768

i
RINGKASAN

Roby Awlansyah.”Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi


Beribadah Siswa/i Man Insan Cendekia Tapanuli Selatan”. Dibimbing Oleh
Ustadz Lambok Ritonga S.Pd.I dan Ustadz Ali Syahputra Dalimunthe S.Pd

SUMMARY
Roby Awlansyah.“The Influence of Islamic Religious Education on the Prayer
Motivation of Students of South Tapanuli Scholars”. Supervised By Lambok
Ritonga S.Pd.I and Ali Syahputra Dalimunthe S.Pd

Pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan mampu membentuk


kesolehan pribadi (individu) dan kesolehan sosial sehingga pendidikan agama
Islam diharapkan jangan sampai menumbuhkan sikap fanatisme; menumbuhkan
sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat. Dengan pemberian
pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan anak didik memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan keyakinan akan agama yang dianutnya sehingga
menimbulkan kesadaran beragama dengan selalu melaksanakan ibadah
sebagaimana yang telah diperintahkan dan diajarkan guru pendidikan agamanya.

Penulisi menemukan masalah di lingkungan sekolah yang kemudian di


angkat kedalam rumusan masalah yaitu “Bagaimana Pengaruh Pemahaman
Pendidikan Agama Islam terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i MAN Insan
Cendikia Tapanuli Selatan?”
Sempel yang digunakan penulis adalah setengah dari siswa kelas XII yang
berjumlah 41 orang teknik yang di gunakan adalah random sampling yang di
mana metodenya pengambilan datanya menggunakan pemberian kuisoner/angket.
Hasil dari penelitian saya sebagian besar setuju dan sangat setuju jika PAI
berpengaruh dan memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi
beribadah siswa/i man ic tapsel,tetapi ada sebagian kecil yang tidak setuju
mungkin mereka memiliki motovasi lain dalam melakukan ibadah.

Islamic religious education in schools is expected to be able to form


personal (individual) piety and social piety so that Islamic religious education is
expected not to foster fanaticism; foster intolerance among students and society.
By providing Islamic religious education in schools, it is hoped that students will
gain knowledge, understanding, and belief in the religion they adhere to so as to
raise religious awareness by always carrying out worship as instructed and
taught by their religious education teacher.

2
The writer found a problem in the school environment which was then
raised into the formulation of the problem, namely "How does the understanding
of Islamic religious education influence students' motivation to worship in MAN
Insan Cendikia South Tapanuli?"
The sample used by the author is half of class XII students, totaling 41
people. The technique used is random sampling, where the data collection method
uses a questionnaire/questionnaire.
The results of my research mostly agree and strongly agree that PAI has an
influence and has an important role in arousing the motivation to worship of Iman
IC Tapsel students, but there are a small number who disagree that maybe they
have other motivations in doing worship.

3
LEMBAR PENGESAHAN/PERSETUJUAN KARYA
TULIS ILMIAH

Judul :Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi


Beribadah Siswa/i MAN Insan Cendikia Tapanuli Selatan
Nama :Roby Awlansyah
NISN :0056218768

Disetujui oleh

Pembimbing 1:
__________________
Lambok Ritonga S.Pd.I

Pembimbing2:
__________________
Ali Syahputra Dalimunthe S.Pd

Diuji oleh

Penguji 1:
__________________
Jusri Tumanggor S,Pd.I.M.Pd

Penguji 2:
__________________
Ahmad Zukhri Siregar M.Si

Tanggal Ujian:
(12 Desembe 2022)

4
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanaahu Wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November. 2022 sampai
bulan Januari 2023 ini ialah dengan judul “Pengaruh Pendidikan Agama Islam
Terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i Man Insan Cendekia Tapanuli Selatan”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada para pembimbing, (Ustadz Lambok
Ritonga S.Pd.I. dan Ustadz Ali Syahputra Dalimunthe S.Pd.) yang telah
membimbing dan banyak memberi saran. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada ………………………………
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
.

Tapanuli Selatan, 3 Maret 2023

Roby Awlansyah

5
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Pendidikan Agama Islam 3
2.2 Motivasi 4
2.3 Beribadah 5
III METODE 7
3.1 Tempat dan Waktu penelitian 7
3.2 Metode Penelitian 7
3.3 Populasi Dan Sampel 8
3.4 Teknik Pengumpulan Data 8
3.5 Analisis Data 9

VI HASIL DAN PEMBAHSAN 10


4.1 Hasil 10
4.2 Pembahasan 19

V SIMPULAN DAN SARAN 20


5 .1 Simpulan 20
5.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 23
RIWAYAT HIDUP 24

6
I PENDAHULUAN

I.1Latar Belakang
Pendidikan agama dalam keluarga merupakan pendidikan dasar yang
diajarkan di luar sekolah, sejak anak baru dilahirkan sampai dia sudah cukup usia
untuk memperoleh pendidikan pada jalur formal (sekolah). Jalur pendidikan
agama di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran secara berjenjang
dan berkesinambungan.
Dengan demikian, sekolah meneruskan pembinaan yang telah diletakkan
dasar-dasarnya melalui pendidikan keluarga, sehingga sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal mempunyaiperanan dan tanggung jawab yang tidak sederhana
dalam pelaksanaan tugasnya.
Pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan mampu membentuk
kesolehan pribadi (individu) dan kesolehan sosial sehingga pendidikan agama
Islam diharapkan jangan sampai menumbuhkan sikap fanatisme; menumbuhkan
sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat. Dengan pemberian
pendidikan agama Islam di sekolah diharapkan anak didik memperoleh
pengetahuan, pemahaman, dan keyakinan akan agama yang dianutnya sehingga
menimbulkan kesadaran beragama dengan selalu melaksanakan ibadah
sebagaimana yang telah diperintahkan dan diajarkan guru pendidikan agamanya.
Pendidikan agama Islam tidak hanya didapat dari lingkungan keluarga dan
sekolah, lingkungan masyarakat pun mempunyai peran untuk mendidik seseorang
untuk menambah pengetahuan mengenai ajaran agama. Di lingkungan masyarakat
biasanya sering diadakan pengajian-pengajian untuk menambah wawasan
seseorang mengenai agama dengan segala aspeknya. Lingkungan masyarakat
yang baik dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama akan membuat
seseorang bisa menjadi manusia yang sadar akan kodratnya sebagai makhluk
Allah.Pengajaran Pendidikan agama Islam pada lembaga pendidikan yang
seharusnya dapat memotivasi ibadah siswa sehingga menjadi manusia seutuhnya.
Namun demikian, kenyataan yang ada masih belum memuaskan. Ternyata masih
banyak siswa dan siswi yang notabene memperoleh pendidikan agama Islam
secara baik, dan berada dalam lingkungan yang bisa dibilang masih memegang
nilai-nilai ajaran agama Islam, masih ada yang meninggalkan kewajibannya
sebagai seorang hamba dengan mengabaikan pelaksanaan ibadah sholat.
Berdasarkan pengamatan peneliti di sekolah terhadap siswa Man Insan
Cendekia Tapsel sebagian dari meraka kurang disiplin dalam mengerjakan salat 5
waktu, dalam kegiatan sehari-hari ditemukan kurangnya motivasi beribadah pada
siswa Man Insan Cendekia Tapsel, sehingga adanya kebiasaan mengabaikan
ibadah shalat di buktikan ketika suara adzan dikumandangkan masih banyak siswa
Madrasah Aliyah Negri Insan Cendekia Tapsel yang sibuk dengan kegiatan lainya
dan suara adzan diabaikan begitu saja.
Setiap lembaga pendidikan pasti menginginkan untuk menjadi suatu
lembaga pendidikan yang bermutu, maka komponen yang menetukan mutu dari
lembaga pendidikan tersebut tidak hanya guru tetapi juga ada tenaga penunjang
siswa, sarana prasarana lingkungan dan kepemimpinan
Man Insan Cendekia Tapsel adalah lembaga pendidikan yang menjunjung
tinggi ilmu-ilmu keagamaan dalam setiap pembelajarannya. Disetiap lembaga

1
pendidikan memiliki kode etik atau peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh
seluruh komponen lembaga pendidikan tersebut.
Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti peserta didik Man
Insan Cendekia Tapsel. Yang berbasis pendidikan agama Islam dalam
pelaksanaan pendidikannya. Penulis akan membahas penelitian dengan judul :
Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i MAN
Insan Cendikia Tapanuli Selatan

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

I.2.1 Bagaimana Pengaruh Pemahaman Pendidikan Agama Islam terhadap


Motivasi Beribadah Siswa/i MAN Insan Cendikia Tapanuli Selatan?

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas,adapun tujuan dari penelitian ini
adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara pemahaman


pendidikan Islam terhadap motivasi ibadah siswa/i MAN Insan Cendikia
Tapanuli Selatan

I.4 Manfaat
Hasil dari penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain:

I.4.1 Dapat mengetahui Apakah terdapat pengaruh antara pemahaman


pendidikan Islam terhadap motivasi ibadah siswa/i MAN Insan Cendikia
Tapanuli Selatan
II

2
II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pendidikan Agama Islam
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberikan awalan pe dan
akhiran kan yang mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya). Istilah
pendidikan semula berasal dari bahasa yunani, yaitu paedagogie, yang berarti
bimbingan yang diberikan pada anak.Istilah ini kemudian ditejemahkan kedalam
Bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan dan
bimbingan.Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan Tarbiyah
yang berarti pendidikan.
Pengertian pendidikan yang tercantum dalam Undangundang No.20 Tahun
2003 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepibadian, kecerdasan, akhlak muliya serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari pengertian di atas pendidikan berarti suatu proses bimbingan yang
dilakukan oleh orang dewasa/pendidik terhadap anak- anak/peserta didik yang
mengarahkan agar memliki jiwa spiritual keagaman yang tinggi sehingga bisa
menjadi manusia yang bermoral dan mertabat.

II.1.2 Pengertian Pendidikan Agama Islam


Pendidikan agama Islam adalah pendidikan yang memberikan keyakinan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari baik sebagai Pribadi, masyarakat, bangsa dan negara melalui keimanan,
bimbingan ibadah, Al-Qur‟an, Hadits, Akhlak, Syariah/Fiqih/Muamalah dan
Tarikh (Sejarah Islam), yang bersumberkan kepada Al-Qur‟an dan Hadits.
Menurut Marimba sebagimana yang dikutip oleh tafsir dalam buku Heri
Gunawan memberikan pandangan pendidikan Agama Islam sebagai bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran agama Islam. Menurut Heri
Gunawan mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah, suatu usaha sadar
untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami
ajaran islam secara menyeluruh (kaffah) serta mampuh memperaktikannya dan
juga mengamalkannya didalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Agama Islam termasuk kepada mata pelajaran di sekolah umum
karena Pendidikan Agama Islam juga merupakan usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik, agar nantinya setelah selesai menempuh pendidikan peserta
didik dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup dunia
maupun akhirat kelak.

II.1.3 Fungsi Pendidikan Agama Islam


Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana

3
pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat
dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Zakiah Daradjat berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran
Agama Islam bahwa : Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama
Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanam tumbuhkan rasa
keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming)
dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga,
menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah
Allah SWT kepada manusia.
Dari pendapat di atas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari
Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada
Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkungan pendidikan,keluarga.
b) Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang
fungsional
c) Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat ber sosialisasi dengan
lingkungannyasesuai dengan ajaran Islam.
d) Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam,
menjalankan ibadah dan berbuat baik.

II.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi


Menurut Ramayulis dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Motivasi itu
sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk menggantikan terma
“motifmotif” yang ada dalam bahasa inggris disebut dengan motive yang berasal
dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Karena itu
terma motif erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan
manusia atau disebut perbuatan atau juga tingkah laku.Motif dalam psikologi
berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah
laku. Dan motivasi dengan sendirinya lebih berarti menunjuk kepada seluruh
proses gerakan diatas, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul
dari dalam diri individu. Situasi tersebut serta tujuan akhir dan gerakan atau
perbuatan menimbulkan terjadinya tingkah laku.
Menurut Wexley dan Yukl dalam Abdul Majid dijelaskan bahwa motivasi
adalah pemberian atau penimbulan motif. Sedangkan menurut Gray
mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal atau
eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persistensi dalam hal melaksnakan kegiatankegiatan tertentu. Motivasi juga
merupakan penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan sesuatu tujuan.
Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju
kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah
sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan.

4
II.3 Beribadah

II.3.1 Pengertian Beribadah


Menurut bahasa, kata ibadah berarti patuh (al-tha‟ah), dan tunduk (al-
khudlu). Ubudiyah artinya tunduk dan merendahkan diri .Menurut al-Azhari, kata
ibadah tidak dapat disebutkan kecuali untuk kepatuhan kepada Allah. Ini sesuai
dengan pengertian yang di kemukakan oleh Al-Syawkani, bahwa ibadah itu
adalah kepatuhan dan perendahan diri yang paling maksimal.
Secara etimologis diambil dari kata „ abada, ya‟budu, abdan, fahuwa
„aabidun. Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki
apa-apa, harta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas
hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan
murkanya.
Manusia adalah hamba Allah “Ibaadullaah” jiwa raga hanya milik Allah,
hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan
diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya
Hakikat ibadah menurut Imam Ibnu Taimiyah adalah sebuah terminologi
integral yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik
berupa perbuatan maupun ucapan yang tampak maupun yang tersembunyi.
Dari definisi tersebut kita memahami bahwa cakupan ibadah sangat luas.
Ibadah mencakup semua sektor kehidupan manusia. Dari sini kita harus
memahami bahwa setiap aktivitas kita di dunia ini tidak boleh terlepas dari
pemahaman kita akan balasan Allah kelak. Sebab sekecil apapun aktivitas itu akan
berimplikasi terhadap kehidupan akhirat.

II.3.2 Pengertian Ibadah Shalat


Sholat berasal dari bahasa Arab As-Sholah, sholat menurut Bahasa
(Etimologi) berarti Do'a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih
mengartikan secara lahir dan hakiki.Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan
dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan.
Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan keduaduanya.
Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana komunikasi antara
hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan
amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara.
Adapun hukum shalat adalah fardhu „ain yang diwajibkan kepada setiap
muslim yang baligh, berakal, baik laki-laki maupun perempuan, yang kepadanya
sampai seruan (dakwah) Nabi Muhammad SAW, yang mampu melaksanaknya.
Anak usia sepulah tahun boeh dipukul jika dia menolak, tidak mau melaksanakan
shalat dan tidak menuruti perintah wali dan pendidikanya untuk melaksanakan
shalat.

5
Sedangkan di kalangan ulama memang berkembang banyak pendapat
tentang hukum shalat berjamaah.Ada yang mengatakan fardu „ain, sehingga orang
yang tidak ikut shalat berjamaah berdosa. Ada yang mengatakan fardhu kifayah
sehingga bila sudah ada shalat jamaah, gugurlah kewajiban orang lain untuk harus
shalat berjamaah. Ada yang mengatakan bahwa shalat jamaah hukumnya fardlu
kifayah.Dan ada juga yang mengatakan hukumnya Sunnah muakkadah.

A) Pendapat pertama : fardlu kifayah Yang mengatakn hal ini adalah Al


Imam Asy Syafi‟I dan Abu Hanifah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Habirah
dalam kitab Al Ifsshah jilid 1 halaman 142. Demikian juga dengan jumhur
(mayoritas) ulama baik yang lampau (mutaqadimin) maupun yang berikutnya
(mutaakhirin).Termasuk juga pendapat kebanyakan dari kalangan madzhab Al
Hanafiyah dan Al Malikiyah. Dikatakan sebagai fardlu kifayah maksudnya adalah
bila sudah ada yang menjalankannya, maka gugurlah kewajiban yang lain untuk
melakukannya. Sebaliknya, bila tidak ada satu pun yang menjalankan shalat
jamaah, maka berdosalah semuaorang yang ada di situ. Hal itu karena shalat
jamaah itu adalah bagian dari syiar agama Islam.
B) Pendapat kedua : fardlu „Ain Yang berpendapat demikian adalah,Atha bin
Abi Rabah, Al Auza‟i, Abu Tsur, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, umumnya
ulama Al Hanafiyah dan mazhab Hanabulah. „Atha‟ berkata bahwa kewajiban
yang harus dilakukan dan tidak halal selain itu, yaitu ketika seseorang mendengar
adzan, haruslah dia mendatanginya untuk shalat.
C) Pendapat ketiga : sunnah muakkadah Pendapat ini didukung oleh ulama Al
Hanafiyah dan Al Malikiyah sebagaimana disebutkan oleh Imam Asy Syukani
dalam kitabnya Nailul Authar jilid 3 halaman 146. Beliau berkata bahwa pendapat
yang paling tengah dalam masalah hukum shalat berjamaah adalah Sunnah
muakkadah. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa hukumnya fardlu „ain ,
fardlu kifayah atau syarat syahnya sholat, tentu tidak bisa diterima.
D) Pendapat keempat : Syarat Syahnya Shalat Pendapat keempat adalah
pendapat yang mengatakan bahwa hukum syarat fardlu berjamaah adalah syarat
sahnya shalat. Sehingga bagi mereka shalat fardlu itu tidak sah kalau tidak
dikerjakan dengan berjamaah. Yang berpendapat seperti ini antara lain adalah
Ibnu Taymiyah dalam salah satu pendapatnya (lihat Majmu fatwa jilid 23 halaman
333). Demikian juga dengan Ibnu Qayyim, murid beliau. Ibnu Aqil dan Ibnu Abi
Musa serta mazhab Zhahriyah (lihat Al Mahalla jilid 4 halaman 265). Termasuk d
antaranya adalah para ahli hadits, Abul Hasan At Tamimi, Abu Al Barakat dari
kalangan Al Hanabilah serta Ibnu Khuzaimah.

Dalam menentukan hukum shalat berjamaah ini memang banyak beberapa


perselisihan sebab sebagian ada yang mengatakan sebagai fardhu „ain (wajib
„ain), sebagian ada yang berpendapat sunah muakkad , pendapat inilah yang lebih
layak, dikarnakan manusia terkadang mendaptinya suatu udzur, sehingga
pengarang kitab Nailul Autar berkata, “Pendapat yang seadil-adilnya dan lebih
dekat kepada yang betul ialah shalat berjamaah itu sunah muakkad”.Bagi laki-
laki, shalat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik daripada shalat berjamah di
rumah; kecuali salat sunat, maka di rumah lebih baik. Bagi perempuan, shalat di
rumah lebih baik karena hal itu lebih aman bagi mereka.

6
III METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Man Insan Cendekia Tapsel yang bertempat


di desa Siala Gundi Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli selatan.Penulis
melakukan penelitian di Man Insan Cendekia Tapsel dengan alasan:

a. Man Insan Cendekia Tapsel merupakan salah satu lembaga yang


pengembangannya tertanam dalam bidang ilmu agama terhadap para siswanya.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti untuk


melaksanakan penelitian.

c. Peneliti merupakan siswa Man Insan Cendekia Tapsel sehingga akan lebih
memudahkan dalam mengadakan penelitian dan pengambilan data.

3.1.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang penulis lakukan dalam upaya menyusun karya ilmiah
ini sekitar 3 bulan yaitu dari Bulan Desember tahun 2022 sampai dengan Bulan
Februari 2023.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam


mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode deskriptip dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif yaitu metode
yang menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan,
variable,dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan
menyajikannya apa adanya.

7
3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin


meneliti semua elemen yang ada di dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa/i kelas
XII Man Insan Cendekia Tapsel tahun pelajaran 2022-2023 yang berjumlah 82
siswa/i.

3.3.2 Sampel.

Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagian atau wakil dari


populasi yang akan diteliti.

Adapun yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas XII yang berjumlah 41 siswa/i Man IC Tapanuli Selatan.Adapun tehnik
pengambilan sample menggunakan tehnik random sampling (sample acak) tehnik
ini memungkinkan bagi peneliti untuk mengambil sample secara obyektif, karena
setiap unit dari populasi mempunyai peluang yang sama untuk mengisi angket
yang saya sebarkan kepada siswa kelas XII yang bejumlah 82 siswa/i.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitiannya


antara lain:

Mengadakan angket, yakni cara pengumpulan data dengan menggunakan


daftar isian atau daftar pernyataan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian
rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya degan
mudah dan cepat.

Adapun pertanyaaan pada angket saya adalah :


1. Saya selalu belajar PAI dan mengamalkannya dalam beribadah terutamanya
shalat
2. Saya sering mengerjakan shalat berjamaah di mesjid atau mushallah
3. saya selalu belajar PAI dan saya termotivasi mengerjakan ibadah
4. saya sering masbuk dalam shalat berjamaah di mejid atau musala
5. saya selalu belajar PAI dan saya mengerti cara beribadah yang baik dan benar
6. saya selalu bertanya kepada guru PAI jika ada yang saya tidak ketahui dalam
beribadah
7. saya belajar PAI karena agar ibadah saya tidak ada yang salah
8. karena pelajaran PAI saya lebih sering beribadah
9. saya selalu belajar pai tiap malam dirumah
10. saat guru pelajaran PAI masuk saya sangat bersemangar mengikuti
pembelajarannya.

8
Pada kuesioner ini responden di beri 4 opsi jawaban
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Tidak setuju
4. Sangat tidak setuju

3.5 Analisis Data

Untuk memperoleh interpretasi yang benar, maka data perlu dianlisis.


Analisis data dilakukan dengan pendekatan data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan rumus statistik, karena data kuantitatif adalah data yang berupa
angka. Dengan penyebaran angket dan kuesioner yang sesuai dengan masalah
yang diteliti dan dipengaruhi yaitu pemahaman pendidikan agama Islam dan
motivasi beribadah siswa.

9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. HASIL

Hasil analisis data ini meliputi pandangan siswa kelas XII terhadap
Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i Man
Insan Cendekia Tapanuli Selatan. Subjek penelitian sebagai sumber data
berjumlah 41 responden dari 82 siswa kelas XII,dengan teknik pengumpulan data
melalui kuesioner menggunakan google form. Kuesioner berisi 10 pernyataan.

Pernyataan yang pertama adalah Saya selalu belajar PAI dan


mengamalkannya dalam beribadah terutamanya dalam shalat.Hasil penelitian
sebagai berikut.

PERNYATAAN SS S TS STS

Saya selalu belajar PAI dan mengamalkannya


dalam beribadah terutamanya dalam shalat. 25% 70% 5% 0%

10
5%
25%
SS
S
TS
STS

70%

Dari pernyataan yang pertama ini 70% dari 41 sample yang mengisi angket
saya setuju selalu belajar PAI dan mengamalkannya dalam beribadah terutamanya
dalam shalat,25% sangat setuju,5% tidak setuju dan 0% sangat tidak setuju.

Pernyataan yang kedua adalah Saya sering mengerjakan shalat berjamaah di


mesjid atau mushallah. Hasil penelitian sebagai berikut.

PERNYATAAN SS S TS STS

Saya sering mengerjakan shalat berjamaah di


mesjid atau mushallah. 43,9% 56,1% 0% 0%

11
SS
44% S
56% TS
STS

Dari pernyataan yang kedua ini 56% dari 41 sample yang mengisi angket
saya setuju jika mereka sering mengerjakan shalat berjamaah di mesjid atau
mushallah,dan sisanya sangat setuju berjumlah 44%.

Pernyatan yang ketiga adalah saya selalu belajar PAI dan saya termotivasi
untuk mengerjakan ibadah. Hasil penelitian sebagai berikut.

12
PERNYATAAN SS S TS STS

saya selalu belajar PAI dan saya termotivasi


untuk mengerjakan ibadah. 22% 73,2% 4,8% 0%

13
5%
22%
SS
S
TS
STS

73%

Dari pernyataan yang ketiga ini sebagian besar dari responden yang mengisi
angket saya,setuju selalu belajar PAI dan termotivasi untuk mengerjakan ibadah
berjumlah 73%,22% sangat setuju dan 5% sisanya tidak setuju

Pernyataan yang keempat adalah saya sering masbuk dalam shalat


berjamaah di mejid atau musala. Hasil penelitian sebagai berikut.

PERNYATAAN SS S TS STS

saya sering masbuk dalam shalat berjamaah 4,9% 29,3% 63,4% 2,4%
di mejid atau mushalla

14
2%
5%

SS
29%
S
TS
STS
63%

Dari pernyataan keempat ini 63% responden saya memilih tidak setuju jika
sering masbuk dalam shalat berjamaah di mesjid atau mushalla,29% setuju,5%
sangat setuju dan 3% sisanya sangat tidak setuju.

Pernyataan yang kelima adalah saya selalu belajar PAI dan saya mengerti
cara beribadah yang baik dan benar. Hasil penelitian sebagai berikut.

15
PERNYATAAN SS S TS STS

saya selalu belajar PAI dan saya mengerti 26,8% 63,4% 9,8% 0%
cara beribadah yang baik dan benar

16
10%
27% SS
S
TS
STS

63%

Dari pernyataan yang kelima ini 63% responden memilih setuju selalu
belajar PAdan saya mengerti cara beribadah yang baik dan benar 27% sangat
setuju dan 10% sisanya tidak setuju.

Pernyataan yang keenam adalah saya selalu bertanya kepada guru PAI jika
ada yang saya tidak ketahui dalam beribadah.Hasil penelitian sebagai berikut

PERNYATAAN SS S TS STS

saya selalu bertanya kepada guru PAI jika ada 22% 61% 17% 0%
yang saya tidak ketahui dalam beribadah

17
17%
22%
SS
S
TS
STS

61%

Dari pernyataan keenam ini responden kebanyakan memilih setuju yaitu


sekitar 61% dari 41 responden yang mengisi angket ini,22% sangat setuju dan
17% sisanya memilih tidak setuju.

Pernyataan yang ketujuh adalah saya belajar PAI agar ibadah saya tidak ada
yang salah.Hasil penelitian sebagai berikut.

PERNYATAAN SS S TS STS

saya belajar PAI agar ibadah saya tidak ada 48,8 51,2 0% 0%
yang salah. % %

18
SS
49% S
51% TS
STS

Dari pernyataan yang ketujuh 51% dari responden saya memilih setuju jika
mereka belajar PAI agar ibadah tidak ada yang salah dan 49% sisanya memilih
sanagat setuju.

Pernyataan yang kedelapan adalah karena pelajaran PAI saya lebih sering
beribadah baik wajib maupun sunnah.Hasil penelitian sebagai berikut

Pernyataan SS S TS STS

karena pelajaran PAI saya lebih sering 24,3 61% 9,8% 4,9%
beribadah baik wajib maupun sunnah %

19
5%
10%
24%
SS
S
TS
STS

61%

Dari pernyataan kedelapan ini responden kebanyakan memilih setuju yaitu


61% dari 41 responden yang mengisi angket yang saya bagikan 24% memilih
sangat setuju 10% tidak setuju dan 5% sisanya memilih sangat tidak setuju.

Pernyataan yang kesembilan adalah saya selalu belajar PAI setiap malam
dirumah/diasrama.Hasil penelitian sebagai berikut.

Pernyataan SS S TS STS

saya selalu belajar PAI setiap malam 7,3% 43,9 46,4 2,4%
dirumah/diasrama % %

20
2%
7%

SS
S
46% TS
44% STS

Dari pernyataan yang kesembilan ini sekitar 46% responden memilih tidak
setuju jika mereka selalu belajar PAI setiap malam dirumah/asrama,44% memilih
setuju 7% memilih sangat setuju dan sekitar 3% sisanya memilih sangat tidak
setuju

Pernyataan yang kesepuluh adalah saat guru pelajaran PAI masuk saya
sangat bersemangar mengikuti pembelajarannya.Hasil penelitian sebagai berikut.

21
Pernyataan SS S TS STS

saat guru pelajaran PAI masuk saya sangat 14,6 63,4 22% 0%
bersemangar mengikuti pembelajarannya % %

22
15%
22%
SS
S
TS
STS

63%

Dari pernyataan terakhir atau pernyataan kesepuluh ini sebagian besar


responden memilih setuju yaitu sekitar 63% dari responden yang mengisi angket
22% memilih tidak setuju dan 15% sisanya memilih sangat setuju.

IV.2. PEMBAHSAN

Berdasarkan data yang sudah saya dapatkan dari kuisioner yang telah di isi
oleh responden bahwa pendidikan agama islam atau PAI memiliki keterkaitan
dalam motivasi beribadah siswa Man Insan Cendekia Tapanuli Selatan karena
dalam pernyataan kedelapan sebagian besar responden memilih setuju jika karena
pelajaran PAI mereka lebih sering beribadah mau itu wajib ataupun sunnah

V. SIMPULAN DAN SARAN

V.1. SIMPULAN

Sesuai dengan hasil data penelitian pandangan siswa kelas XII terhadap
Pengaruh Pendidikan Agama Islam Dalam Motivasi Beribadah Siswa Man Insan
Cendekia Tapanuli Selatan,maka dapat menjawab rumusan masalah yang terdapat
pada bab 1 sebelumnya yaitu,Bagaimana Pengaruh Pemahaman Pendidikan
Agama Islam terhadap Motivasi Beribadah Siswa/i MAN Insan Cendikia
Tapanuli Selatan?

23
Dari data yang telah saya dapatkan sebagian besar responden setuju dan
juga sangat setuju jika PAI berpengaruh dan memiliki peran penting dalam
memotivasi siswa mengerjakan ibadah dan juga siswa/i
lebih paham dalam mengerjakan ibadah setelah belajar dan bertanya kepada
guru PAI jika ada sesuatu yang ragu atau tidak diketahui.Tetapi ada juga sebagian
kecil responden yang tidak termotivasi kerena pelajaran PAI mungkin di
karenakan mereka memiliki motivasi lain selain PAI dalam beribadah.

V.2. SARAN

Dengan memperhatikan hasil-hasil penelitian dan uraian sebagaimana yang


telah penulis paparkan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis ingin
menyampaikan saran-saran sebai berikut:

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan terbukti bahwa pengaruh


pendidikan agama islam terhadap motivasi beribadah siswa/i Man Insaf Cendekia
Tapanuli selatan memiliki pengaruh yang sangat penting dan juga pemahaman
pendidikan agama termasuk kedalam katagori cukup baik.Oleh karena itu, kepala
sekolah dan dewan guru, agar selalu menjadi contoh atau teladan bagi siswa
dalam melaksanakan ibadah shalat berjamaah baik dilingkungan sekolah maupun
lingkungan masyarakat

Kepada siswa/ siswi hendaknya selalu rajin dan giat dalam belajar
memahami tentang agama Islam dan melaksanakan ibadah shalat berjamaah di
masjid/mushalla.

Daftar Pustaka

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,


(2009), 13

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, 90.

24
Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung
: Alfabeta, 2013), 202.

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Cet. Ke III (Jakarta: PT : Rineka


Cipta, 2011), 148.

Omear Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung : Sinar Baru, 1992),
173

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), 82.

Bambang Sumardjoko, Membangun Budaya Pendidikan Mutu Pendidikan


Perguruan Tinggi Analsis Perguruan Tinggi Swasta Di Surakarta
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), 17.

Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional


(SISDIKNAS) dan penjelasannya (Yogjakarta: Media Wacana, 2003),
Cet.1

Darwiyan Syah dan Supardi, Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(Jakarta: HAJA Mandiri, 2014), 12-13

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung


: Alfabeta, 2013), 211.

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi


Aksara, 2000), 172.

Ramayulis, Psikologi Agama Cet ke-10 (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), 99- 100

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 307.

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 308.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta,


2013), 171-172

Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, Cet. Ke-2 (Jakarta: Kencana, 2003), 17

25
Abduh Al Manar, Ibadah dan Syari‟ah, (Surabaya: PT. Pamator, 1999), 82.

Ali Imran, Fiqih, ( Bandung : Cita Pustaka Mdia Perintis , 2011), 39.

Muhammad Mahmud As-Shawwaf, Sempurnakan Sholatm (Yogyakarta: Mitra


Pustaka. 2007), 41.

M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 89.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik Revisi ke


IV (Jakarta: Rienaka Cipta, 2006),115

26
LAMPIRAN

N Pernyataan SS S TS STS
0

1 Saya selalu belajar PAI dan


mengamalkannya dalam beribadah
terutamanya dalam shalat
2 Saya sering mengerjakan shalat
berjamaah di mesjid atau mushallah

3 Saya selalu belajar PAI dan saya


termotivasi untuk mengerjakan ibadah

4 saya sering masbuk dalam shalat


berjamaah di mejid atau musala

5 saya selalu belajar PAI dan saya


mengerti cara beribadah yang baik dan
benar

6 saya selalu bertanya kepada guru PAI


jika ada yang saya tidak ketahui dalam
beribadah

7 saya belajar PAI agar ibadah saya tidak


ada yang salah

8 karena pelajaran PAI saya lebih sering


beribadah baik wajib maupun sunnah

9 saya selalu belajar pai tiap malam


dirumah

10 saat guru pelajaran PAI masuk saya


sangat bersemangar mengikuti
pembelajarannya

27
RIWAYAT HIDUP

Roby Awlansyah di lahirkan di kabupaten Asahan bertepatan


didesa sei sembilang kecamatan sei kepayang timur pada tanggal 13
Mei 2005 anak ke 5 dari pasangan bapak yang bernama Awaluddin
Simangunsong dan dan ibu Roimah Manurung.Tahun 2011 penulis
menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak Paud Ar-
Rahman.Tahun 2017 penulis menyelesaikan pendidikannya di Mis
Pendidikan Islamiyah.Kemudian tahun 2020 menyelesaikan
pendidikannya di MTsN 1 ASAHAN.Sekarang duduk di kelas XII
IPA 1 MAN Insan Cendekia Tapanuli Selatan.

28

Anda mungkin juga menyukai