LP PKM Dova
LP PKM Dova
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
CI Lapangan CI Akademik
Mengetahui,
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat
waktu. Laporan ini disusun sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan PKK III di
Puskesmas Bungo II, sebagai rasa hormat penulis mengucapkan rasa terimakasih
kepada :
1. Sefryani Nursani SM, SST, M.Kes selaku Direktur Akbid Amanah Muara
Bungo.
2. Lilis Kholisah, S.Tr.Keb, M.K.M selaku ketua pelaksana PKK III beserta staf
pendidikan.
3. Yocy Efrarianti S,SST,M,Kes selaku pembimbing Akademik Akbid Amanah
Muara Bungo.
4. Yulianty,Am.Keb, SKM selaku Kepala Puskesmas Sungai arang
5. Desma Wahyunita SST selaku CI Lapangan.
6. Bapak dan ibu staf puskesmas Bungo II
7. Serta dukungan teman- teman yang telah memberi semangat dan motivasi
dalam pembuatan laporan kegiatan PKK III Puskesmas Bungo II.
penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan dari
penyusun, maka penulis dengan senang hati menerima kritikan serta saran-saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Dan harapan penulis sebagai penyusun adalah semoga hasil dari
penyusunan laporan ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang, khususnya
mahasiswi D-III Kebidanan Amanah Muara Bungo. Atas perhatiannya penulis
ucapkan terimaksih.
i
Muara Bungo, Januari 2023
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................iii
SAP I MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu)
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................6
2.1 Pengertian MPASI...............................................................................6
2.2 Tujuan Pemberian MPASI...................................................................6
2.3 Syarat Pemberian MPASI....................................................................7
2.4 Cara dan Pola Pemberian MPASI........................................................7
2.5 Jenis-jenis yang boleh dikonsumsi oleh bayi.......................................8
2.6 Jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh bayi.......................9
2.7 Dampak Pemberian MPASI dini bagi bayi........................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................11
SAP II ASI EKSLUSIF
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................15
1.1 Latar Belakang....................................................................................15
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................15
1.3 Tujuan.................................................................................................16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................17
2.1 Pengertian ..........................................................................................17
2.2 Kandungan..........................................................................................17
2.3 Manfaat...............................................................................................18
BAB III PENUTUP.......................................................................................23
iii
3.1 Kesimpulan.........................................................................................23
3.2 Saran...................................................................................................23
SAP III KB IUD
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................27
1.1 Latar Belakang.....................................................................................27
1.2 Rumusan Masalah................................................................................28
1.3 Tujuan..................................................................................................28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................29
2.1 Pengertian ..........................................................................................29
2.2 Cara Kerja ..........................................................................................29
2.3 Efek samping......................................................................................29
2.4 Keuntungan.........................................................................................31
2.5 Kerugian..............................................................................................31
BAB III PENUTUP.......................................................................................32
3.1 Kesimpulan.........................................................................................32
3.2 Saran...................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA
iv
SAP I MPASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1
III. Garis Besar Mandiri
MPASI bayi diatas 6 bulan
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
2
V. Kegiatan
No. Materi Kegiatan
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam dan menjelaskan maksud
pertemuan.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
penyuluhan.
2. Proses 1. Isi Materi
a. Agar Ibu yang memiliki bayi mengetahui
tentang MPASI (Makanan Pendamping
ASI)
b. Agar Ibu yang memiliki bayi mengetahui
masalah tentang MPASI dini (Makanan
Pendamping ASI)
3. Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
tentang MPASI
2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
3. Seluruh peserta penyuluhan yang hadir mengerti
seluruh materi yang telah dipaparkan
4. Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terimakasih atas perhatian
dari peserta
2. Mengucapkan salam penutup
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya
makanan padat (Diah dkk, 2001).
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana tentang MPASI yang baik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
bayi untuk mengunyah dan menelan serta mencoba adaptasi terhadap makanan
yang mengandung kadar energi tinggi (Damayanti 2014).
7
Cara pemberian MPASI harus di berikan secara berhati-hati dan
memperkenalkan makanan satu persatu sampai bayi benar-benar menerimanya.
Dalam pemberian makanan pendamping ASI terdapat beberapa pola pemberian
MPASI yang di jelaskan menurut para ahli sebagai berikut. Pemberian makanan
pendamping ASI hanya bisa diberikan pada saat anak berusia 6 tahun keatas, pada
usia 6 bulan diberikan jenis makanan yang lumat dan halus (bubur tepung beras)
yang dibuat encer dan disaring dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari, pada usia
7-9 bulan diberikan makanan lembut (bubur dari beras utuh) yang di lumatkan
dengan cairan dengan frekuensi makan 2-3 kali sehari ditambah cemilan atau
makanan selingan sehat 1-2 kali, pada usia 10-12 bulan diberikan makanan lembut
yang lebih padat (nasi) biasanya dilembutkan dengan frekuensi makan 3-4 kali
sehari dapat ditambah cemilan atau selingan sehat 1-2 kali, pada usia 12 bulan - 2
tahun diberikan makanan yang dimakan keluarga dengan bumbu yang tidak
terlalu tajam, bila perlu dihaluskan dengan frekuensi 3 - 4 kali di tambah makanan
selingan 1 - 2 kali (Zahrial P dan Mangiri Y, 2015).
8
saring dengan frekuensi 2 - 3 kali sehari dengan jumlah 2 - 3 sendok makan (30 -
45 ml) setiap aktu makan, pada bayi 7 - 9 bulan di berikan makanan lembut
seperti bubur dari beras utuh, 11 bubur atau kentang kukus dilumutkan dengan
cairan dengan frekuensi makan 2 - 3 kali sehari bisa ditambah cemilan atau
makanan selingan sehat 1 - 2 kali dengan jumlah 2 - 3 sendok makan setiap waktu
makan, pada bayi usia 10 - 12 bulan di berikan makanan lembut yang lebih padat
seperti nasi tim biasa yang dilembutkan dan ditambah cemilan sehat seperti
biskuit dengan frekuensi makan 3 - 4 kali sehari, cemilan 1 - 2 kali sehari dan
pada bayi 12 - 24 bulan diberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga
dengan bumbu yang tidak terlalu tajam dan dihaluskan seperlunya dengan
frekuensi makan 3 - 4 kali sehari ditambah selingan cemilan sehat 1 - 2 kali sehari
( Zahrial P dan Mangiri Y).
9
2.7 Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Bagi Bayi
Dampak memberikan MPASI terlalu dini pada bayi. Apabila bayi
diberikan MPASI terlalu cepat misal pisang atau nasi bisa menyebabkan
gangguan usus, misal tersumbat atau melintir. Dinding usus berisi jonjot – jonjot
usus yang didalamnya berisi enzim dengan fungsi mengolah makanan yang masuk
ke dalam saluran usus, maka makanan padat yang masuk tidak diolah, cuma
memberi rasa kenyang tetapi tidak diserap, karena enzim yang bertugas mencerna
masih kurang. Apabila bayi diberikan susu formula secara salah, misal bayi
kurang dari enam bulan sudah diberi susu full cream maka bayi bisa mengalami
diare karena usus belum bisa mencerna kadar laktosa yang terlalu tinggi
(Purnomo, 2011).
Selain itu dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit seperti
gangguan menyusui, beban ginjal yang terlalu berat dan mungkin gangguan
terhadap selera makan. Apabila bayi diberikan makanan pendamping ASI yang
tidak baik akan mempengaruhi proses pertumbuhan pada bayi dan juga
menyebabkan kerusakan pada organ-organ bayi (Pudjiadi, 2000).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
MPASI merupakan makanan bayi kedua menyertai ASI dengan struktur
dan kepadatan sesuai kemampuan cerna bayi . Usia 0 - 4 bulan merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilakan sebagai
periode emas. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI yaitu untuk
menambah energi serta zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat
memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus (Pontoh, 2015).
Syarat universal yang harus dipenuhi MPASI antara lain adalah,
mempunyai komposisi sesuai kebutuhan, baik zat gizi makro (energi, protein, dan
lemak) maupun zat gizi mikro (vitamin dan mineral), MPASI harus mempunyai
kepadatan zat gizi yang tinggi, yaitu volume kecil tetapi jumlah zat gizi optimal,
mutu biologis zat gizi tinggi, mudah dicerna dan diabsorbsi, dan higienis dan
mudah disiapkan. Syarat pemberian MPASI yaitu hanya kepada bayi yang berusia
diatas 6 bulan dengan komposisi yang sesuai bagi kebutuhan bayi. Dari
penyuluhan yang di lakukan oleh puskesmas di Desa Pulau pekan masih banyak
ibu yang tidak mengetahui cara pemberian MPASI sesuai umur anaknya karna
pemberian MPASI yang baik akan berpengaruh untuk mencapai tumbuh kembang
secara optimal. Dari penyuluhan yang di lakukan ibu mau mendengarkan dan
melaksanakan arahan dari bidan.
3.2 Saran
Diharapkan orang tua dapat meningkatkan pengetahuan tentang MP-ASI
baik secara formal atau informal dengan mengikuti penyuluhan di kelurahan
ataupun kegiatan posyandu, sehingga ibu dapat menyiapkan menu makanan bagi
anak yang memenuhi kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak sesuai dengan
tahap usia anak.
11
DOKUMENTASI PENYULUHAN MP-ASI DI SUNGAI ARANG
12
SAP II ASI EKSLUSIF
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
13
IV. Kegiatan
No. Materi Kegiatan
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam dan menjelaskan maksud
pertemuan.
2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
penyuluhan.
2. Proses 1. Isi Materi
Agar ibu yang mempunyai bayi 0 – 6 bulan
mengetahui tentang ASI ekslusif
3. Evaluasi 1. Memberikan pertanyaan kepada peserta
penyuluhan tentang ASI ekslusif
2. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
3. Seluruh peserta penyuluhan yang hadir mengerti
seluruh materi yang telah dipaparkan
4. Penutup 1. Penyuluh mengucapkan terimakasih atas perhatian
dari peserta
2. Mengucapkan salam penutup
V. Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan tentang ASI ekslusif
14
BAB I
PENDAHULUAN
15
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana tentang MPASI yang baik.
16
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara ibu melalui proses menyusui dan ASI juga memiliki komposisi gizi
yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Melihat manfaat
yang sangat besar maka pemberian ASI ekslusif sangat dianjurkan. Ibu menyusui
harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola makan yang seimbang, ibu
menyusui juga harus cermat dalam memilih bahan makanan yang dapat
memperlancar produksi ASI. Ibu menyusui sebaiknya memperbanyak konsumsi
sayuran dan buah-buahan. Status gizi ibu menyusui memegang peranan penting
untuk keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari durasi, ASI ekslusif,
pertumbuhan bayi dan status gizi ibu pasca menyusui (Mariana, 2021).
ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun
bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif
pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi,
bersifat ilmiah (Aryotochter, 2018).
2.2 Kandungan
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro
dan mikro nutrien. Makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak
sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. Setiap komponen ASI
memiliki manfaatnya tersendiri untuk pertumbuhan bayi. Sekitar 88% dari ASI
adalah air (Giting, 2020).
Air ini berguna untuk melarutkan zat yang ada di dalamnya. ASI merupakan
sumber air yang secara metabolik adalah aman, Air yang relatif tinggi dalam ASI
ini akan meredakan rangsangan rangsangan haus dari bayi. ASI Eksklusif untuk
bayi yang diberikan ibu ternyata mempunyai peranan penting, yakni
17
meningkatkan ketahanan tubuh bayi. karenanya bisa mencegah bayi terserang
berbagai penyakit yang bisa mengancam kesehatan bayi. Selain itu manfaat ASI
Eksklusif paling penting adalah bisa menunjang sekaligus membantu proses
perkembangan otak dan fisik bayi. Hal tersebut dikarenakan, di usia 0 sampai 6
bulan seorang bayi tentu sama sekali belum diizinkan mengkonsumsi nutrisi
apapun selain ASI. Oleh karenanya, selama enam bulan berturut-turut, ASI yang
diberikan pada sang buah hati tentu saja memberikan dampak yang besar pada
pertumbuhan otak dan fisik bayi selama kedepannya. Sedangkan manfaat
memberikan ASI bagi ibu adalah untuk menghilangkan trauma selepas
melahirkan. Selain membuat kondisi kesehatan dan mental ibu menjadi lebih
stabil, ASI eksklusif juga bisa meminimalkan timbulnya resiko kanker payudara.
sebab salah satu pemicu kanker payudara pada ibu menyusui ialah kurangnya
pemberian ASI Eksklusif untuk bayi mereka sendiri (Hidayah, 2021).
18
bayi yaitu dengan mulai mempercayai orang lain (ibu), maka
selanjutnya akan timbul rasa percaya diri pada anak.
d) Mengupayakan pertumbuhan yang baik 8 Bayi yang mendapat ASI
mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal yang baik dan mengurangi kemungkinan
obesitas.Frekuensi menyusu yang sering juga dibuktikan bermanfaat
karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan
berat badan bayi hanya sedikit.
2. Manfaat Menyusui bagi Ibu
a) Mengurangi kejadian kanker payudara Pada saat menyusui hormone
esterogen mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas
menyusui, kadar hormone esterogen tetap tinggi dan inilah yang
menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya
keseimbangan hormone esterogen dan progesterone.
b) Mencegah perdarahan pasca persalinan Perangsangan pada payudara
ibu oleh hisapan bayi akan diteruskan ke otak dank e kelenjar hipofisis
yang akan merangsang terbentunya hormone oksitosin. Oksitosin
membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya
perdarahan paca persalinan.
c) Mempercepat pengecilan kandungan Sewaktu menyusui terasa perut
ibu mulas yang menandakan kandungan berktraksi dan dengan
demikian pengecilan kandunga teradi lebih cepat
d) Dapat digunakan sebagai metode KB sementara 9 Meyusui secara
eksklusif dapat mejarangkan kehamilan. Ratarata jarak kelahira ibu yag
meyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui adalah 11
bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekera meekan hrm untuk
ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. ASI yang
digunakan sebagai meted KB sementara dengan syarat : bayi belum
berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali da ASI diberikan secara
eksklusif
19
e) Mempercepat kembali ke berat badan semula Selama hamil, ibu
meimbun lemak dibawak kulit. Lemak ini akan terpakai utuk membetuk
ASI, sehigga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan tetap
tertimbu di dalam tubuh.
f) Steril, aman dari pencemaran kuman
g) Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi
h) Megandung antibody yang dapat menghambat pertumbuhan virus
i) Tidak ada bahaya alergi
20
dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan mengurangi biaya
yang diperlukan untuk perawatan anak yang sakit
5. Tanda bayi cukup ASI
a) Berat badan naik sesuai kurva pertumbuhan pada kartu menuju sehat
(KMS).
Bayi baru lahir kemungkinan kehilangan sedikit berat badan pada
beberapa hari kelahiran, biasanya bayi akan mulai bertambah berat
badannya pada akhir minggu pertama, berat badan akan kembali seperti
pada usia 2 minggu. Bayi yang mulai menyusu satu jam pertama
kelahiran dan terus menyusu secara esklusif dan tidak di batasi, sering
kali mencapai berat lahir sebelum dua minggu. Bayi yang kehilangan
berat badan lebih dari 10% dari berat lahir dua minggu pertama atau
pada usia 2 minggu beratnya kurang dari berat lahir berarti tidak cukup
pertambahan beratnya. Bayi perlu di periksa dan di rujuk untuk
mengetahui adanya infeksi atau penyakit lain. Jika bayi di timbang pada
3-4 hari dan bayi kehilangan 8% dari berat lahir maka mereka
membutuhkan dukungan lebih untuk menyusui dalam 1-2 hari.
b) Buang air kecil bayi baru lahir
Sebelum usia 6 hari, bayi mungkin buang air kecil dari 6 kali sehari,
biasanya memakai aturan 5 jari, yaitu: 1 kali dalam 24 jam, 2 kali hari
kedua, 3 kali hari ke3, 4, kali hari ke4, dan 5 kali hari ke5. Pada usIA 6
hari normalnya bayi mengeluarkan air seni 6 kali atau lebih dalam
sehari. Jika telah berusia lebih dari 4 minggu, tanyakan pada ibu
apakah air seninya kuning gelap atau berbau tajam. Jika bayi
mengeluarkan banyak air seni yang pekat dan kurang dari 6 kali sehari
dan jika bayi berusia lebih dari 4 minggu air seninya pekat maka bayi
kekurangan ASI.
c) Frekuensi buang ari besar
Frekuensi buang ari besar pada bayi sangat bervariasi, dalam 3-4 hari
pertama bayi mengeluarkan feses meconium hijau gelap. Jika bayi
mengeluarkan meconium pada hari ke 4-5 mungkin ia tidak
21
mendapatkan ASI yang cukup. Mulai hari ke 4 saat ASI mulai datang
maka feses berubah menjadi coklat atau kuning bayi mengeluarkan 2-3
feses setiap hari, seringkali hanya sedikit feses setiap selesai menyusui.
Setelah 3-4 minggu bayi mulai jarang mengeluarkan feses, mungkin
hanya BAB 3-4 hari sekali, kadang seminggu atau lebih. Hal ini masih
normal, namun demikian jika bayi mengeluarkan biasanya besar dan
agak cair. Feses yang kecil kecil dan kering kemungkinan tanda bayi
kurang ASI. Bayi mengeluarkan feses agak cair 8 kali atau lebih dalam
sehari hal ini masih normal, namun biasanya disalahartikan dengan
diare, bila bayi diare maka fesesnya akan sangat cair.
6. Cara pemberian ASI Ekslusif pada ibu pekerja
Pengurus tempat kerja berkewajiban untuk: 1. menyediakan fasilitas
khusus untuk menyususi dan/memerah ASI sesuai dengan kondisi
kemampuan perusahaan. 2. Memberikan kesempatan kepada ibu yang
bekerja untuk memberikan ASI Eksklusifkepada bayi atau memerah ASI
selama waktu kerja di tempat kerja, 3. membuat peraturan internal yang
mendukung keberhasilan program pemberian ASI Ekslusif.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara ibu melalui proses menyusui dan ASI juga memiliki komposisi gizi
yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Melihat manfaat
yang sangat besar maka pemberian ASI ekslusif sangat dianjurkan. Ibu menyusui
harus cermat dalam menyusun pola makan. Seperti halnya nutrisi pada umumnya,
ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrien. Makronutrien adalah
karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan
mineral. Setiap komponen ASI memiliki manfaatnya tersendiri untuk
pertumbuhan bayi, sekitar 88% dari ASI adalah air.
Dari penyuluhan yang di lakukan oleh puskesmas di Desa Pulau pekan
masih banyak ibu yang tidak mengetahui apa itu ASI Ekslusif dan manfaatnya,
dimana yang mereka ketahui ASI Ekslusif hanyalah memberikan ASI pada anak
0-6 bulan dan tidak apa-apa memberikan tambahan madu, kurma, air teh dan lain-
lainnya. Oleh, karena itu, penyuluh memberitahukan bahwa ASI Ekslusif itu
merupakan pemberian ASI pada bayi dari 0-6 bulan tanpa diberikan makanan
tambahan selain ASI. Manfaat ASI Ekslusif bagi bayi yaitu, meningkatkan daya
tahan tubuh bayi, sebagai nutrisi, ASI meningkatkan jalinan kasih sayang,
mengupayakan pertumbuhan yang baik. Dan bagi ibu manfaatnya yaitu
mengurangi kejadian kanker payudara, mencegah perdarahan pasca melahirkan,
mempercepat pengecilan kandungan, digunakan sebagai metode KB alami serta
mempercepat kembali ke berat badan semula Selama hamil.
3.2 Saran
Saran yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang
paling penting bagi ibu yang mempunyai bayi 0 – 6 bulan yaitu menjaga
kesehatan anaknya agar terhindar dari penyakit yang tidak diinginkan oleh ibu
pada anaknya salah satunya dengan cara memberikan ASI ekslusif.
23
DOKUMENTASI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF DI SUNGAI ARANG
24
SAP III KB IUD
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
25
XI. Kegiatan
No. Materi Kegiatan
1. Pembukaan 3. Mengucapkan salam dan menjelaskan maksud
pertemuan.
4. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
penyuluhan.
2. Proses 2. Isi Materi
c. Agar Ibu yang memiliki bayi mengetahui
tentang MPASI (Makanan Pendamping
ASI)
d. Agar Ibu yang memiliki bayi mengetahui
masalah tentang MPASI dini (Makanan
Pendamping ASI)
3. Evaluasi 4. Memberikan pertanyaan kepada peserta penyuluhan
tentang MPASI
5. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya
6. Seluruh peserta penyuluhan yang hadir mengerti
seluruh materi yang telah dipaparkan
4. Penutup 3. Penyuluh mengucapkan terimakasih atas perhatian
dari peserta
4. Mengucapkan salam penutup
26
BAB I
PENDAHULUAN
27
penggunaan IUD, terlihat kurang berhasil, terbukti dengan jumlah peserta KB
IUD yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Salanti, 2020).
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk
mendeskripsikan apa itu KB IUD
28
BAB II
PEMBAHASAN
29
cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid tiga
sampai tujuh hari, biasanya siklus haid akan berubah menjadi 21 hari.
c. Amenorhea Tidak didapat tanda-tanda haid selama tiga bulan atau
lebih. Penanganan efek samping amenorhea adalah memeriksa apakah
sedang hamil atau tidak.
d. Dismenorhea
Munculnya rasa sakit menstruasi tanpa penyebab organik. Penanganan
dismenorhea adalah memastikan dan menegaskan adanya penyakit
radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kram otot perut, serta
menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
e. Menorrhagia
Perdarahan berat secara berlebihan selama haid atau menstruasi (masa
haid lebih dari delapan hari). Memastikan dan menegaskan adanya
infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, maka
lakukan konseling dan pemantauan.
f. Flour Albus
Penggunaan IUD akan memicu rekurensi vaginosis bakterial yaitu
keadaan abnormal pada eksoistem vagina yang disebabkan
bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob
menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi
sebagai flora normal vagina
g. Perdarahan post seksual
Perdarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang IUD yang
menggesek mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan
perdarahan akan tetapi perdarahan yang muncul ini jumlahnya hanya
sedikit
30
2.4 Keuntungan KB IUD
Keuntungan dari penggunaan kontrasepsi ini, antara lain:
a. Segera efektif saat terpasang di Rahim
b. Tidak memerlukan kunjungan ulang
c. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
d. Tidak memiliki efek samping hormonal
e. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus dengan
g. catatan tidak terjadi infeksi
h. Membantu mencegah kehamilan ektopik
i. Tidak ada interaksi dengan obatobatan
j. Dapat digunakan hingga menopause.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IUD (Intra Uterin Device) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim) adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang. IUD memiliki cara kerja
yang: menghambat kemampuan sperma untuk masuk kedalam tuba fallopiI,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu karena jalannya terhalangi ,memungkinkan untuk mencegah
implantasi telur dalam uterus.
Dari penyuluhan yang di lakukan oleh puskesmas di Desa Pulau pekan
tentang KB IUD, diketahui banyak WUS (Wanita Usia Subur) yang tidak mau
menggunakan KB ini karena tidak tahu secara detail pemasangannya dimana, efek
samping, keuntungan dan kerugiannya apa. Sehingga, banyak isu-isu negatif
tentang KB IUD seperti: IUD bisa menembus sampai ke jantung, saat
berhubungan suami-istri akan terasa sakit, kalau saat halangan nyeri dan banyak
lainnya. Setelah diberi penyuluhan tentang KB IUD dan mengklarifikasi isu-isu
tersebut, WUS mulai paham tentang KB IUD dan mulai tertarik akan mencoba
KB IUD.
3.2 Saran
Diharapkan orang tua dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB IUD
sehingga dapat memilih kb yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan ibu.
32
DOKUMENTASI PENYULUHAN KB IUD DI SUNGAI ARANG
33
DAFTAR PUSTAKA
Aryotochter, A. A. M., Prameswari, G. N., Azinar, M., Fauzi, L., & Nugroho, E.
(2018). Association between Exclusive Breastfeeding with Health Belief Model
in Working Mothers. Indian Journal of Public Health Research &
Development, 9(12).
Damayanti, Diana, dkk. 2012. 365 Hari MP – ASI Plus edisi 1. Jakarta : Kompas
Media Nusantara
Diah, et al. 2001. Menyiapkan makanan pendamping ASI. Jakarta: Puspa Swara.
Gulo dan Nurmiyati (2014). Pemberian MP ASI dengan Status Gizi Bayi.
Tangerang
Hidayah, A., Siswanto, Y., & Pertiwi, K. D. (2021). Riwayat Pemberian MP-ASI
dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita. Jurnal Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1), 76-83.
Idawati, dkk. 2021. Kegagalan Pemberian ASI Ekslusif. Jateng: Lakeisha dan
Anggota IKAPI.
Lestari, M., Lubis, G., dan Pertiwi, D. 2014. Hubungan Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota
Padang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan. 3(2) : 188-190.
Medise BE. 2011. Sekartini R. Buku pintar bayi. Jakarta: Puspa Swara.
Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar MPASI
Untuk Bayi Usia 6-24 Bulan. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 4,
hlm.1646-1651, September 2015 , 1646-1649.
Numalitasari, Dkk.2020. Factors Relating to the interestof use MKJP (IUD and
Implant) in the Village of Perigi Mekar, Ciseeng. Bogor.
Putri, R, dkk. 2016. Efektivitas intra uterine device (IUD) sebagai alat
kontrasepsi. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung: Lampung.
Pontoh, A.H. 2015. Tingkat Asupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Bayi
Usia 6 – 24 bulan. Jurnal Penelitian : Akademi Kebidanan Griya Husada,
Surabaya.
Sitompul, Ewa M., AM.keb. 2014. Buku Pintar MPASI: Bayi 6 Bulan sampai
dengan 1 Tahun. Arena kids.
Sudargo Toto dan Nur Aini Kusmayanti. 2021. Pemberian ASI Ekslusif. D.I.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Anggota IKAPI dan APPTI.