DI SUSUN OLEH:
FAIS FAUZAN
ALDI WIRANATA
MUH. TAUFIQ HIDAYAT
BAB I
Mendesain dan
mengelolah jasa
2.1. Definisi dan Klasifikasi Jasa
A. Definisi Jasa
Menurut Kotler & Keller (2009) jasa dapat diartikan sebagai “setiap
perbuatan atau tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak
lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu”.
Adrian Payne menjelaskan bahwa jasa merupakan kegiatan ekonomi yang
terdiri dari unsur-unsur tak berwujud, dan melibatkan interaksi dengan
konsumen menggunakan sejumlah barang tanpa terjadi perpindahan
kepemilikan.
Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu
kegiatan atau tindakan yang dilakukan kepada pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud fisik (intangible), tanpa memindahkan hak milik apapun dan
bertujuan memenuhi keinginan pihak yang dilayani.
B. Karakteristik Jasa
Jasa memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari produk.
Fandy Tjiptono (2005) mengungkapkan beberapa karakteristik jasa secara garis
besar yang terdiri dari intangibility, inseparability, perishability,
variability/heterogeneity, dan lack of ownership.
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan produk, jika produk merupakan objek benda yang
berwujud secara fisik, sedangkan jasa merupakan suatu kegiatan, aktivitas,
tindakan, proses, pengalaman, kinerja, maupun usaha. Oleh karena itu jasa
tidak dapat dilihat, dirasakan, dan disentuh seperti halnya produk fisik.
Konsumen hanya bisa merasakan experience quality yaitu karakteristik yang
dapat dinilai oleh pelanggan setelah melakukan pembelian jasa seperti
kualitas pelayanan, efisiensi, kecepatan, dan kesopanan. Contohnya jasa cuci
pakaian atau laundry yang tidak memiliki wujud melainkan hanya kegiatan
mencucikan pakaian milik orang lain.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Jika pada umumnya produk diproduksi, dijual, dan dikonsumsi secara
terpisah, lain halnya dengan jasa yang dujual terlebh dahulu, baru setelah itu
diproduksi dan dirasakan dalam waktu bersamaan secara langsung dengan
adanya interaksi dan partisipasi dari konsumen. Produksi dalam hal ini
adalah pelayanan yang diberikan oleh penjual
3
lOMoARcPSD|33748879
jasa. Contohnya konsumen dapat memesan, serta dilayani jasa potong rambut
pada waktu dan tempat yang sama.
3. Perishability (daya tahan)
Perishability berarti bahwa jasa tidak bertahan lama, tidak dapat
disimpan untuk dipakai kembali, dikembalikan, maupun dijual kembali.
Contohnya kamar hotel, kamar hotel tidak dapat digunakan sebelum dipesan,
tidak dapat disimpan setelah selesai menginap, jadi kamar hotel akan kosong
jika tidak dihuni dan tidak bisa dihuni selamanya.
4. Variability (variabilitas)
Jasa bersifat variable karena jasa memiliki jenis, bentuk, dan kualitas
yang berbeda-beda tergantung pada kapan, dimana, dan kepada siapa jasa
tersebut diberikan. Contohnya jasa potong rambut, meskipun memesan model
yang sama, hasil yang berbeda akan ditunjukkan oleh pemotong rambut satu
dengan yang lain.
5. Jasa Murni
Penawaran yang diberikan hanya berupa jasa murni, seperti jasa pijat,
dan porter.
2.2. Perbedaan Barang dan Jasa
A. Definisi Barang
Barang menurut Fandy Tjiptono adalah “produk yang berwujud fisik sehingga
dapat bisa dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dan perlakuan fisik
lainnya” (1999:98).
Ditinjau dari daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
Jasa menurut Philip Kotler adalah “setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain. Pada dasarnya jasa tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun” (1992:45). Contoh: Layanan pos,
perbankan, asuransi, transportasi, komunikasi, dll.
C. Perbedaan Utama Antara Barang dan Jasa
1) Barang adalah barang material yang siap dibeli oleh konsumen dengan harga
tertentu. Jasa adalah fasilitas, manfaat atau fasilitas yang disediakan oleh
orang lain.
2) Barang adalah barang berwujud yaitu barang dapat dilihat atau disentuh
sedangkan jasa adalah barang tidak berwujud.
lOMoARcPSD|33748879
Pada gambar di atas, terdapat 3 bentuk pemasaran dalam industri jasa, yaitu:
1. Pemasaran Internal, dalam pemasaran internal ini, perusahaan harus bisa melatih
dan memotivasi karyawan untuk dapat melayani pelanggan dengan baik. Dengan
motivasi ini diharapkan karyawan dapat memberikan kontribusi besar bagi
perusahaan dan juga bagi pelanggan.
2. Pemasaran Eksternal, dalam pemasaran eksternal perusahaan akan
mempersiapkan, menentukan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa
yang ditawarkan kepada pelanggan. Dalam pemasaran eksternal ini, diharapkan
pelanggan akan merasa terikat dengan produk jasa yang ditawarkan, sehingga
pelanggan akan merasa puas akan jasa yang telah dibeli.
3. Pemasaran Interaktif, dalam pemasaran interaktif ini diharapkan terjalin
interaksi yang baik antara karyawan dan pelanggan. Setiap karyawan diharapkan
memiliki dedikasi tinggi dalam melayani calon pelanggan. Sehingga pelanggan
akan merasa puas dan menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan
perusahaan jasa yang bersangkutan.
Selain 3 jenis strategi pemasaran di atas, dalam pemasaran jasa juga perlu
diterapkan bauran pemasaran (marketing mix). Jika pada pemasaran barang
marketing mix dikenal dengan istilah 4P (product, price, place, promotion) maka
dalam pemasaran jasa perlu ditambah dengan 3P yaitu People (orang), Process
(proses), dan physical evidence (bentuk fisik). Maka dari itu marketing mix untuk
jasa terdiri dari 7P, yaitu:
1. Product
Menurut Kotler & See Hoon Ang (2000:212) menyatakan bahwa product
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan. Produk yang ditawarkan kepada pelanggan haruslah
produk yang memiliki kualitas, karena kebanyakan pelanggan tidak menyukai
produk yang tidak berkualitas.
2. Price (Harga)
Harga adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh pelanggan
untuk mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkannya.
Dalam menentukan suatu harga, perusahaan harus berpedoman pada kualitas
produk, pelanggan yang dituju, dan suasana dari pasar yang dituju.
3. Place (saluran distribusi/tempat)
Saluran distribusi adalah suatu organisasi yang berfungsi untuk
mendistribusikan produk kepada pelanggan. Sedangkan menurut Kotler
(1997:140) saluran distribusi harus melaksanakan tugasnya untuk memindahkan
produk dari produsen kepada konsumen.
lOMoARcPSD|33748879
4. Promotion(promosi)
Menurut Tjiptono (1995:644) promosi adalah kegiatan yang dilakukan
dengan maksud untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk
kepada pasar yang dituju. Tujuan utama dari promosi yaitu untuk memengaruhi
serta membujuk pelanggan agar membeli produk yang ditawarkan.
5. People (orang)
Menurut Hurriyati (2005, 58) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
people adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa
sehingga dapat menarik pelanggan. Elemen-elemen people yang terpilih ini
harus bisa bertindak dan menampilkan performa yang baik kepada pelanggan,
karena tindakan dari karyawan yang bersangkutan sangat memengaruhi persepsi
pelanggan dan keberhasilan penyampaian jasa.
6. Procces (proses)
Proses adalah kegiatan yang menunjukan bagaimana pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan. Proses penyampaian jasa sangatlah penting dalam
menunjang keberhasilan pemasaran jasa.
7. Physical Evidence (Lingkungan fisik)
Physical evidence adalah lingkungan terjadinya penyampaian jasa antara
produsen dan konsumen. Dimana physical evidence ini akan memfasilitasi
tampilan dari jasa yang ditawarkan.
Tujuan utama dari strategi pemasaran jasa yaitu untuk mendapatkan kepuasan
pelanggan (customer satisfaction). Apabila pelanggan merasa puas terhadap jasa
yang digunakan, maka pelanggan akan loyal dan akan menggunakan jasa yang
ditawarkan secara berkelanjutan. Karena jasa yang memiliki karakter intangibility
atau tidak berwujud, sehingga kualitas dari jasa ini baru dapat dirasakan pelanggan
melalui pelayanan yang diberikan. Sehingga performa perusahaan dalam melayani
pelanggan harus dimaksimalkan agar sesuai dengan ekspektasi pelanggan dan
mencapai kepuasan pelanggan.
lOMoARcPSD|33748879
10
D. Model kualitas layanan
Gap 1 : Kesenjangan antara persepsi dari pihak penyedia jasa dengan harapan
pelanggan.
Gap ini menunjukkan perbedaan antara penilaian pelayanan menurut pengguna
jasa dengan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa, atau
dengan kata lain pihak manajemen mempersepsikan ekspektasi pelanggan
terhadap kualitas jasa secara tidak akurat.
Beberapa kemungkinan penyebab timbulnya gap ini, antara lain :
11
12
layanan yang dibeli, agar konsumen dapat menggunakan lebih baik dan 13 tepat
lagi.
4. Penggunaan Perkembangan Teknologi serta Inovasi
Gunakan perkembangan teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa
yang mampu memberikan solusi terbaik bagi para konsumen, karena semakin
canggih teknologi yang digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang
diberikan untuk konsumen. Dengan mendapatkan layanan customer servis yang
efisien hal itu sangat membantu konsumen menyampaikan segala kekurangan
atau kesulitan yang diterima konsumen.
5. Menyesuaikan dengan Budaya yang Berkembang
Sesuaikan budaya yang berkembang saat ini. Karena peluang pasar bisnis jasa
juga dipengaruhi dengan budaya yang berkembang saat ini.
6. Berikan Reward atas Kepercayaan Pelanggan
Dengan memberikan reward kepada pelanggan hal ini juga membangun
komunikasi yang baik, bisa dilakukan dengan membuat program khusus untuk
pelanggan yang setia “semakin sering seseorang pelanggan membeli atau
memakai jasa kita, semakin baik pula pelayanan, harga, dan fitur yang mereka
akan dapatkan”.
lOMoARcPSD|33748879
14
lOMoARcPSD|33748879
15
lOMoARcPSD|33748879
16
lOMoARcPSD|33748879
lOMoARcPSD|33748879
lOMoARcPSD|33748879