Anda di halaman 1dari 4

Drs. Sutopo, MPA dan Drs. Adi Suryanto, M.Si.

Pertemuan Kedua: Konsep Dasar Pelayanan Prima


A. Pengertian Pelayanan layanan, baik seseorang secara individu maupun
kelompok atau kolektif. Untuk itu perlu
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah
disampaikan bahwa konsep barang layanan pada
yang perlu diketahui, yaitu melayani dan
dasarnya terdiri dari jenis barang layanan privat
pelayanan. Pengertian melayani adalah
(private goods) dan barang layanan yang dinikmati
“membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
secara kolektif (public goods).
diperlukan seseorang”. Sedangkan pengertian
pelayanan adalah “usaha melayani kebutuhan B. Standar Pelayanan
orang lain” (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Standar pelayanan adalah ukuran yang telah
1995).
ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan
Pelayanan pada dasarnya adalah kegiatan
yang baik. Dalam standar pelayanan ini juga
yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan
terdapat baku mutu pelayanan. Adapun pengertian
kepada konsumen (customer/yang dilayani), yang
mutu menurut Goetsch dan Davis (1994),
bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Hal
merupakan kondisi dinamis yang berhubungan
ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
dengan produk, jasa, manusia, proses dan
Normann (1991:14) mengenai karakteristik
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
tentang pelayanan, yakni sebagai berikut:
pihak yang menginginkannya.
1. Pelayanan bersifat tidak dapat diraba,
pelayanan sangat berlawanan sifatnya dengan C. Pengertian Pelayanan Prima
barang jadi; Pelayanan prima merupakan terjemahan
2. Pelayanan itu kenyataannya terdiri dari dari istilah “excellent service” yang secara harfiah
tindakan nyata dan merupakan pengaruh yang berarti pelayanan yang sangat baik dan atau
sifatnya adalah tindakan sosial; pelayanan yang terbaik. Disebut sangat baik atau
3. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan
dapat dipisahkan secara nyata, karena pada yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang
umumnya kejadiannya bersamaan dan terjadi di memberikan pelayanan. Apabila instansi
tempat yang sama. pelayanan belum memiliki standar pelayanan,
Karakteristik di atas dapat menjadi dasar maka pelayanan disebut sangat baik atau terbaik
bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik. atau akan menjadi prima, manakala dapat atau
Pengertian yang lebih luas juga disampaikan oleh mampu memuaskan pihak yang dilayani
Daviddow dan Utal (1989:19) bahwa pelayanan (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal ini
merupakan usaha apa saja yang mempertinggi sesuai dengan harapan pelanggan.
kepuasan pelanggan (whatever enhances Tentunya agar keprimaan suatu pelayanan
customer satisfaction). dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan yang belum memiliki standar pelayanan, maka
Aparatur Negara (Meneg PAN) Nomor perlu membuat standar pelayanan prima sesuai
63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian dengan tugas dan fungsinya.
pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan D. Barang Layanan
publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan Menurut Savas (1987) membagi barang
penerima pelayanan maupun pelaksanaan layanan menjadi 4 (empat) kelompok:
ketentuan peraturan perundangundangan. 1. Barang yang digunakan untuk memenuhi
Berdasarkan fungsi pemerintah dalam kepentingan individu yang bersifat pribadi.
melakukan pelayanan umum (publik) terdapat 3 Barang privat (private goods) ini tidak ada
(tiga) fungsi pelayanan, yaitu environmental konsep tentang penyediaannya, hukum
service, development service, protective service. permintaan dan penawaran sangat tergantung
Pelayanan yang diberikan oleh pemerintah juga pada pasar, produsen akan memproduksi
dapat dibedakan berdasarkan siapa yang dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
menikmati atau memperoleh dampak dari suatu

Pendidikan Administrasi FE UNY


Drs. Sutopo, MPA dan Drs. Adi Suryanto, M.Si.
Pertemuan Kedua: Konsep Dasar Pelayanan Prima
bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan biasanya digunakan/dikonsumsi secara
layanan barang yang bersifat barang privat ini bersama-sama dan kepemilikan barang ini oleh
dapat berlaku hukum pasar, hanya apabila umum, tidak ada orang yang mau menyediakan
barang privat ini menyangkut kesejahteraan barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan
orang banyak, misalnya beras atau bahan pengaturan terhadap barang ini.
kebutuhan pokok masyarakat lainnya, maka Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas
pemerintah tidak akan membiarkan berlakunya sangat sulit dibedakan atau dipisahkan masing-
pasar secara murni. Dengan kata lain apabila masing jenis termasuk barang yang mana, karena
pasar mengalami kegagalan dan demi setiap barang tidak murni menjadi salah satu
kesejahteraan, maka perlu intervensi karakteristik jenis barang yang ada. Setiap
pemerintah; barangmempunyai kecenderungan karakteristik
2. Jenis barang yang kedua disebut toll goods, barang yang satu dengan barang yang lain.
yakni barang yang digunakan atau dikonsumsi Adapun barang yang termasuk atau bersifat
bersama-sama dengan persyaratan apabila publik murni (pure public goods) biasanya
menggunakannya harus membayar atau ada mempunyai 3 (tiga) karekteristik (Olson, Didik J
biaya penggunaan, apabila pengguna atau Rachbini, 1994) menyebutkan:
konsumen tidak membayar maka tidak dapat 1. Penggunaannya tidak dimediasi oleh transaksi
menggunakannya. Penyediaannya bisa bersaing (nonrivalry) sebagaimana barang
menggunakan hukum pasar dimana produsen ekonomi biasa;
akan menyediakan permintaan/kebutuhan 2. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian
barang tersebut. Barang seperti ini hampir (nonexcludability);
sama seperti barang privat, penyediaan barang 3. Individu yang menikmati barang tersebut tidak
ini dibeberapa negara disediakan oleh negara dapat dibagi yang artinya digunakan secara
dan seringkali menggunakan ukuran individu (indisible).
pemakaiannya atau dapat dikatakan barang
E. Proses Pelayanan
privat tetapi dikonsumsi bersama-sama;
3. Jenis barang ketiga disebut collective goods, Pelayanan merupakan suatu proses. Proses
yaitu barang yang digunakan secara bersama- tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
sama atau kolektif dan penyediaannya tidak pelayanan, kemudian diberikan kepada
dapat dilakukan dengan melalui mekanisme pelanggan. Sebagai contoh adalah proses
pasar, karena barang ini digunakan secara pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat
terus menerus dan secara bersama-sama serta masuk adalah sebagai berikut:
sulit diukur berapa besar penggunaan barang 1. Surat diterima oleh seorang petugas;
ini untuk setiap individu. Dalam penggunaan 2. Surat disortir (dipisah-pisahkan);
barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan 3. Surat diterima pencatat surat dan kemudian
muncul pembonceng gratis (free rider) dimana dicatat dalam buku agenda atau kartu kendali;
mereka ikut menggunakan atau menikmati 4. Surat disampaikan ke pengarah surat;
barang tersebut tanpa membayar dan tanpa 5. Surat di distribusikan ke unit organisasi sesuai
kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini dengan alamat yang tertulis dalam surat (sering
tidak ada yang mau menyediakan atau disebut dengan istilah “unit pengelola”;
memproduksinya secara sukarela. Oleh 6. Surat diterima oleh unit pengolah
karenanya penyediaan barang ini dilakuan Pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga
dengan konstribusi secara kolektif yaitu dengan kelompok (Gonroos, 1990), yaitu:
menggunakan pajak; 1. Core Service
4. Jenis barang yang keempat adalah common Core service adalah pelayanan yang
pool goods, jenis barang ini memiliki ditawarkan kepada pelanggan, yang
karakteristik dimana yang menggunakan merupakan produk utamanya. Misalnya untuk
barang ini tidak ada yang mau membayar, hotel adalah penyediaan kamar dan untuk

Pendidikan Administrasi FE UNY


Drs. Sutopo, MPA dan Drs. Adi Suryanto, M.Si.
Pertemuan Kedua: Konsep Dasar Pelayanan Prima
penerbangan adalah transportasi udara. Dalam hal memberdayakan masyarakat ini,
Perusahaan mungkin mempunyai beberapa pelayanan yang diberikan tidaklah bertujuan selain
core service, misalnya perusahaan mencari untung, juga menjadikan masyarakat
penerbangan menawarkan penerbangan dalam justru terbebani atau terperdayakan dengan
negeri dan penerbangan luar negeri. pelayanan dari pemerintahan yang diterimanya.
2. Facilitating Service Contoh: Sejak diberlakukannya UU. No. 22 Tahun
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan 1999 tentang Pemerintahan Daerah, ternyata dari
tambahan kepada pelanggan, misalnya sisi ekonomi memunculkan hight cost economy
pelayanan “front office” pada hotel atau (ekonomi dengan biaya tinggi). Hal ini terjadi
pelayanan “check in” pada transportasi udara. karena banyak daerah (Kabupaten, Kotaatau
Facilitating service ini merupakan pelayanan Provinsi) yang berpacu mengejar PAD
tambahan tetapi sifatnya wajib. (Pendapatan Asli Daerah) dengan dalih demi biaya
3. Supporting Service pembangunan. Padahal di sisi lain dengan
Seperti pada facilitating service, supporting munculnya ekonomi biaya tinggi, justru akan
service merupakan pelayanan tambahan mematikan potensi ekonomi masyarakat,
(pendukung) untuk meningkatkan nilai menjauhkan minat investor yang akan
pelayanan atau untuk membedakan dengan menanamkan modalnya di daerah, dan yang lebih
pelayanan-pelayanan dari pihak “pesaingnya”. parah adalah munculnya sikap tidak percaya dari
Misalnya hotel restoran pada suatu hotel. masyarakat kepada pemerintah.
Supporting adalah pelayanan tambahan tetapi Untuk itu pelayanan prima sektor publik yang
tidak wajib dan disediakan untuk meningkatkan dilakukan oleh pemerintah selain memenuhi
daya saing. kebutuhan hajat hidup masyarakatnya, sudah
Janji pelayanan (service offering) pelayanan barang tentu adalah untuk memberdayakan bukan
merupakan suatu proses yaitu interaksi antara memperdayakan, serta membangun kepercayaan
pembeli (pelanggan) dan penjual (pemberi masyarakat kepada pemerintahannya.
pelayanan). Pelayanan meliputi berbagai bentuk. Salah satu yang memperpuruk krisis sampai
Supaya berbagai bentuk pelayanan tersebut saat ini adalah buruknya kepercayaan masyarakat
diketahui dan menarik perhatian pelanggan untuk terhadap aparatur pemerintah terutama di sektor
memilikinya, maka pelayanan tersebut perlu pelayanan publik. Sehingga munculnya sikap,
ditawarkan kepada pelanggan. Pelayanan yang anggapan dan penilaian terhadap pemerintahan.
ditawarkan merupakan “janji” dari pemberi Misalnya kesan bahwa birokrasi adalah prosedur
pelayanan kepada pelanggan yang wajib yang berbelit-belit dan mempersulit urusan.
diketahui, agar pelanggan puas. Adanya Nepotisme, Kolusi dan Korupsi dalam
pelayanan sektor publik. Bahkan dalam pelayanan
F. Tujuan Pelayanan Prima
public muncul jargon “kalau masih bisa dipersulit,
Tujuan pelayanan prima adalah memberikan kanapa dipermudah?” Atau kalau kita berurusan
pelayanan yang dapat memenuhi dan memuaskan dengan pelayanan pemerintah, mungkin akan ada
palanggan atau masyarakat serta memberikan penawaran dari aparatur pelayannya, “mau lewat
fokus pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan jalan tol atau biasa?”.
prima pada sektor publik didasarkan pada aksioma Jadi dengan demikian perbaikan pelayanan
bahwa “pelayanan adalah pemberdayaan”. Kalau sektor publik jelas merupakan kebutuhan yang
pada sektor bisnis atau swasta tentunya mendesak, bahwa dalam rangka reformasi
pelayanan selalu bertujuan atau berorientasi administrasi negara, perbaikan pelayanan kepada
profite atau keuntungan perusahaan. Pelayanan publik merupakan kunci keberhasilannya.
prima sektor publik tidaklah mencari untung, tetapi Pelayanan prima bertujuan memberdayakan
memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan memperdayakan, sehingga
masyarakat secara sangat baik atau terbaik. akan menumbuhkan kepercayaan publik atau
masyarakat kepada pemerintahannya. Adapun

Pendidikan Administrasi FE UNY


Drs. Sutopo, MPA dan Drs. Adi Suryanto, M.Si.
Pertemuan Kedua: Konsep Dasar Pelayanan Prima
kepercayaan adalah awal atau modal dari
kolaborasi dan partisipasi masyarakat dalam
program-program pembangunan.
Adapun pelayanan prima akan bermanfaat
bagi upaya peningkatan kualitas pelayanan
pemerintah kepada masyarakat sebagai
pelanggan dan sebagai acuan untuk
pengembangan penyusunan standar pelayanan.
Baik pelayan, pelanggan atau stakeholder dalam
kegiatan pelayanan, akan memiliki acuan
mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana
dan bagaimana pelayanan mesti dilakukan.

Pendidikan Administrasi FE UNY

Anda mungkin juga menyukai