Nurissa Anidatama, Elsa Angelina Hendra Ong, dan Dewi Ayu Ningtyas
Pertemuan Kedua: Konsep Pelayanan
A. Pengertian Pelayanan interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan Menurut Keputusan Menteri Negara menyediakan kepuasan pelanggan. Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 disebutkan Jadi, secara umum, pelayanan dapat bahwa: "Pelayanan adalah segala bentuk kegiatan diartikan dengan melakukan perbuatan yang pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan baik perorangan, maupun kelompok atau badan usaha milik negara/daerah dalam bentuk masyarakat. barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- B. Karakteristik Pelayanan undangan". Pelayanan memiliki sejumlah karakteristik Sedangkan pengertian pelayanan menurut yang membedakan dengan aspek-aspek lainnya. para ahli, sebagai berikut: Terkait dengan hal tersebut, Fitzsimmons dan 1. Menurut Gronroos (dalam Ratminto, 2005: Fitzsimmons (2006: 21), menyebutkan adanya 2), pelayanan adalah suatu aktivitas atau empat karakteristik pelayanan, yaitu: serangkaian aktivitas yang bersifat tidak 1. Artisipasi pelanggan dalam proses kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi pelayanan; kehadiran pelanggan sebagai sebagai akibat adanya interaksi antar partisipan dalam proses pelayanan konsumen dengan karyawan atau hal-hal membutuhkan sebuah perhatian untuk lain yang disediakan oleh organisasi mendesain fasilitas. Kondisi yang demikian pemberi pelayanan yang dimaksudnya tidak ditemukan pada perusahaan untuk memecahkan untuk memecahkan manufaktur yang tradisional. Kehadiran permasalahan konsumen atau pelanggan. secara fisik pelanggan di sekitar fasilitas 2. Menurut Moenir (2001: 27), pelayanan pelayanan tidak dibutuhkan oleh hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, perusahaan-perusahaan manufaktur. karena itu ia merupakan proses, sebagai 2. Kejadian pada waktu yang bersamaan proses pelayanan berlangsung secara rutin (simultaneity); fakta bahwa pelayanan dan berkesinambungan meliputi seluruh dibuat untuk digunakan secara bersamaan, kehidupan orang dalam masyarakat. sehingga pelayanan tidak disimpan. 3. Menurut Sinambela (2006: 5), pelayanan Ketidakmampuan untuk menyimpan adalah setiap kegiatan yang pelayanan ini menghalangi penggunaan menguntungkan dalam suatu kumpulan strategi manufaktur tradisional dalam atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan melakukan penyimpanan untuk meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu mengantisipasi fluktuasi permintaan. produk secara fisik. 3. Pelayanan langsung digunakan dan habis 4. Menurut Napitupulu (2007: 164), (service perishability); pelayanan pelayanan adalah serangkaian kegiatan merupakan komoditas yang cepat habis. suatu proses pemenuhan kebutuhan orang Hal ini dapat dilihat pada tempat duduk lain secara lebih memuaskan berupa pesawat yang habis, tidak muatnya produk jasa dengan sejumlah ciri seperti ruangan rumah sakit atau hotel. Pada tidak terwujud, cepat hilang, lebih dapat masing-masing kasus telah menyebabkan dirasakan daripada memilki, dan kehilangan peluang. pelanggan lebih dapat berpartisispasi aktif 4. Tidak berwujud (intangibility); pelayanan dalam proses mengkonsumsi jasa adalah produk pikiran yang berupa ide dan tersebut. konsep. Oleh karena itu, inovasi pelayanan 5. Menurut Sampara dalam Sinambela (2011: tidak bisa dipatenkan. Untuk 5), pelayanan adalah suatu kegiatan atau mempertahankan keuntungan dari konsep urutan kegiatan yang terjadi dalam
Pendidikan Administrasi FE UNY
Nurissa Anidatama, Elsa Angelina Hendra Ong, dan Dewi Ayu Ningtyas Pertemuan Kedua: Konsep Pelayanan pelayanan yang baru, perusahaan harus lebih tinggi. Selain itu, juga sulit melindungi melakukan perluasan secepatnya dan pelanggan dari hasil kegagalan pelayanan. mendahului pesaing. 6. Waktu sering dianggap sebagai faktor yang 5. Beragam (heterogenity); kombinasi dari paling penting. Pelanggan melihat waktu sifat tidak berwujud pelayanan dan sebagai sumber daya yang langka pelanggan sebagai partisipan dalam sehingga harus digunakan secara bijak. penyampaian sistem pelayanan Pelanggan tidak suka membuang waktu menghasilkan pelayanan yang beragam dengan menunggu, dan menginginkan dari konsumen ke konsumen. Interaksi pelayanan tepat waktu serta nyaman. antara konsumen dan pegawai yang 7. Tempat distribusi melalui saluran non fisik. memberikan pelayanan menciptakan Pelayanan berdasarkan informasi dapat kemungkinan pengalaman kerja manusia disampaikan melalui saluran-saluran yang lebih lengkap. elektronik, seperti internet atau Karakteristik pelayanan juga dapat dilihat telekomunikasi suara, namun produk dari perbedaannya dengan barang-barang, intinya melibatkan aktivitas fisik. sebagaimana disebutkan oleh Lovelock dan Wirtz Kotler (2003: 265) mengungkapkan bahwa (2007: 17) sebagai berikut: suatu organisasi harus memperhatikan empat 1. Umumnya produk pelayanan tidak dapat karakter khusus suatu pelayanan, yakni: (1) tanpa disimpan, sehingga pelanggan mungkin wujud (service intangibility), (2) keterikatan jasa mencari pilihan lain atau menunggu. pelayanan dan penyedia jasa tidak dapat 2. Pelayanan merupakan elemen yang tidak dipisahkan (service inseparability), (3) variabilitas nampak dan biasanya mendominasi pelayanan (service variabiltiy), dan (4) pelayanan penciptaan nilai. Hal ini menyebabkan langsung digunakan dan habis (service pelanggan tidak bisa merasakan, tidak bisa perishability).Tanpa wujud (service intangibility) tersenyum, atau tidak bisa menyentuh berarti bahwa jasa/pelayanan tidak dapat dilihat, elemen-elemennya dan mungkin tidak diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dapat melihat atau mendengarnya. Selain dibeli. Keterikatan pelayanan jasa dan penyedia itu juga sulit mengevaluasi dan jasa dimisalkan sebagai suatu produk fisik membedakan dengan pesaing. dihasilkan, kemudian disimpan, lalu dijual, dan 3. Pelayanan seringkali sulit untuk akhirnya dikonsumsi. Sebaliknya pada sisi lain, digambarkan dan dipahami, sehingga jasa dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan pelanggan memperoleh risiko dan dikonsumsi pada saat yang sama (service are first ketidakpastian yang lebih besar. sold, then produced and comsumed at the same 4. Orang mungkin menjadi bagian dari time). Service inseparability berarti bahwa jasa pengalaman pelayanan. Hal ini pelayanan tidak dapat dipisahkan dari penyedia dikarenakan pelanggan berinteraksi jasa pelayanan itu sendiri, baik penyedia jasa itu dengan perlengkapan, fasilitas dan sistem sebuah mesin atau seseorang, atau suatu yang dimiliki oleh pemberi pelayanan. kelompok orang (organisasi). Variabilitas Selain itu, pelaksanaan tugas yang buruk pelayanan (service variabiltiy) berarti bahwa oleh pelanggan dapat menyebabkan kualitas jasa pelayanan tergantung pada siapa berkurangnya produktivitas, mengganggu yang menyediakan atau menghasilkan jasa itu, pengalaman pelayanan dan membatasi juga tergantung pada kapan, di mana, dan keuntungan. bagaimana jasa pelayanan itu diselenggarakan. 5. Input dan output operasional cenderung Pelayanan langsung habis (service perishability) berubah-ubah secara luas, sehingga sulit berarti bahwa jasa pelayanan tidak dapat disimpan untuk menjaga konsistensi, keandalan, dan untuk kemudian dijual kembali atau digunakan. kualitas pelayanan atau mempertahankan biaya rendah melalui produktivitas yang
Pendidikan Administrasi FE UNY
Nurissa Anidatama, Elsa Angelina Hendra Ong, dan Dewi Ayu Ningtyas Pertemuan Kedua: Konsep Pelayanan C. Standar Pelayanan memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan Standar pelayanan merupakan ukuran yang n. evaluasi kinerja pelaksana. telah ditentukan sebagai suatu pembakuan Jika suatu instansi belum memiliki standar pelayanan yang baik (Nurlia, 2018). Sedangkan pelayanan, maka pelayanan disebut prima jika dalam (Laurena, 2015), standar pelayanan mampu memuaskan pelanggan atau sesuai merupakan suatu tolok ukur yang dipergunakan harapan pelanggan. Instansi yang belum memiliki untuk acuan penilaian pelayanan prima sebagai standar pelayanan perlu menyusun standar komitmen atau janji dari pihak penyedia pelayanan pelayanan sesuai tugas dan fungsinya agar tingkat kepada pengguna layanan untuk memberikan keprimaan pelayanan dapat diukur. Kepuasan pelayanan prima. masyarakat ini merupakan salah satu ukuran Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang berkualitas atau tidaknya pelayanan publik yang Pelayanan Publik, standar pelayanan adalah tolok diberikan oleh aparat birokrasi pemerintah. ukur yang dipergunakan sebagai pedoman Bersandarkan pada SPM ini, seharusnya penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian pelayanan publik yang diberikan (pelayanan kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji prima) oleh birokrasi pemerintah memiliki ciri penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka sebagaimana dirumuskan dalam kebijakan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, strategis melalui Keputusan Menteri terjangkau, dan terukur. Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Dari beberapa pengertian di atas, maka 63/Kep/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum dapat disimpulkan bahwa standar pelayanan Penyelenggaraaan Pelayanan Publik yang adalah ukuran yang dibakukan sebagai pedoman meliputi Kesederhanaan, Kejelasan, Kepastian penyelenggaraan dan acuan penilaian kualitas Waktu, Akurasi, Keamanan, Tanggung Jawab, pelayanan yang wajib ditaati oleh penyedia Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Kemudahan dan/atau pengguna layanan dalam rangka Akses, Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan mewujudkan pelayanan prima. serta Kenyamanan. Dalam teori pelayanan publik, pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam UU No. 25 Daftar Pustaka Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, standar Fitzsimmons. (2006). Pelayanan Barang dan Jasa. pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: Yogyakarta: Penerbit Kanisius. a. dasar hukum; Hanifah, Putri. (2018). Pengertian Pelayanan b. persyaratan; Menurut Para Ahli. c. sistem, mekanisme, dan prosedur; https://www.seputarpengetahuan.co.id/202 d. jangka waktu penyelesaian; 0/12/pengertian-pelayanan.html (Diakses e. biaya/tarif; pada Kamis,18 Februari 2021). f. produk pelayanan; Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur g. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; Negara Nomor 63/Kep/M.PAN/7/2003 h. kompetensi pelaksana; tentang Pedoman Umum i. pengawasan internal; Penyelenggaraaan Pelayanan Publik. j. penanganan pengaduan, saran, dan Kotler, P. (2003). Manajemen Pemasaran Edisi masukan; Kesebelasan. Jakarta: Indeks Kelompok k. jumlah pelaksana; Gramedia. l. jaminan pelayanan yang memberikan Laurena, J. D. (2015). Analisis Pelayanan Prima kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan Konsep A6 pada Perpustakaan dengan standar pelayanan; Tinggi Negeri di Surabaya. Fakultas Ilmu m. jaminan keamanan dan keselamatan Sosial dan Politik: Universitas Airlangga. pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
Pendidikan Administrasi FE UNY
Nurissa Anidatama, Elsa Angelina Hendra Ong, dan Dewi Ayu Ningtyas Pertemuan Kedua: Konsep Pelayanan Lovelock, C. J. (2011). Pemasaran Jasa Perspektif edisi 7. Jakarta: Erlangga. Nurlia. (2018). Strategi Pelayanan dengan Konsep Service Excellent. Meraja. 1(2): 17-30. Om.makplus. (2015). Definisi Pengertian Pelayanan. http://www.definisi- pengertian.com/2015/07/definisi- pengertian-pelayanan.html (Diakses pada Kamis, 18 Februari 2021) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.