Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah
menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama ini mengejutkan
pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat
kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya kata “Indonesia” ini
sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup,
Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Sifat-sifat PGRI
Sifat-sifat PGRI antara lain:[4]
Unitaristik, tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, agama,
suku, golongan, gender, dan asal usul.
Independen, berlandaskan pada kemandirian dan kemitrasejajaran
Nonpartisan, bukan merupakan afiliasi dari partai politik.
Jati Diri PGRI
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memiliki tiga jati diri organisasi,[5] yaitu:
Organisasi Profesi, dan Ketenagakerjaan.
Arti lambang PGRI
Berikut ini penjelasan tentang arti pada lambang PGRI:
Bentuk: cakra/lingkaran melambangkan cita-cita luhur dan daya upaya menunaikan
pengabdian terus-menerus.
Ukuran, corak, dan warna bidang: bagian pinggir lingkaran berwarna merah
melambangkan pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi
kepentingan rakyat. Warna putih dengan tulisan "Persatuan Guru Republik
Indonesia" melambangkan pengabdian yang dilandasi kesucian dan kasih sayang.
Panduan warna pinggir merah-putih melambangkan pengabdian kepada negara,
bangsa, dan tanah air Indonesia.
Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning: Simbol yang
melambangkan fungsi guru (pada pendidikan prasekolah, dasar, menengah, dan
perguruan tinggi) dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidik yang
besar dan luhur.
Nyala api dengan 5 sinar warna merah: Simbol yang melambangkan arti
ideologi Pancasila, dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti, cipta, rasa, karsa, dan
karya generasi.
Empat buku mengapit suluh: Posisi 2 datar dan 2 tegak (simetris) dengan warna
corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai-nilai moral,
pengetahuan, keterampilan dan akhlak bagi tingkatan lembaga-lembaga pendidikan
prasekolah, dasar, menengah, dan tinggi.
Warna dasar tengah hijau: Simbol yang melambangkan kemakmuran generasi.
Gerakan Pramuka Indonesia
Halaman
Pembicaraan
Baca
Sunting
Sunting sumber
Lihat riwayat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini sudah memiliki referensi, tetapi tidak disertai kutipan yang
cukup. Anda dapat membantu mengembangkan artikel ini dengan
menambahkan lebih banyak kutipan pada teks artikel. (Agustus 2019) (Pelajari
cara dan kapan saatnya untuk menghapus pesan templat ini)
Artikel atau bagian mungkin perlu ditulis ulang agar sesuai dengan standar
kualitas Wikipedia. Anda dapat membantu memperbaikinya. Halaman
pembicaraan dari artikel ini mungkin berisi beberapa saran.
Gerakan Pramuka Indonesia
Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 x 120 cm.
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923
yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie
(NPO) di Bandung.[1] Di Jakarta, didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinders-
Organisatie (JIPO) pada tahun yang sama.[1][2] Kedua organisasi cikal
bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu,
bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie
(INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1] Di luar Jawa, para pelajar sekolah agama
Sumatra Barat mendirikan kepanduan El-Hilaal pada tahun 1928.[3]