Anda di halaman 1dari 64

MATEMATIKA 1

MAKALAH

PERSAMAAN EKSPONEN

Oleh:
JANE ANGELICA KEKA’

NIM 23401010

PROGRAM SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA LOGISTIK
POLITEKNIK SINAR MAS
BERAU COAL 2024

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan


Yang maha esa. yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Persamaan
Eksponen".

Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, .
masih sangat jauh dari sempurna, namun dengan dukungan semua pihak, maka
akan bisa maksimal.

Kami yang menyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki Makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi
yang membaca. Terima Kasih.

Berau, 3 Januari, 2024

Jane Angelica Keka’

ii
DAFTAR ISI
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. Pengertian Eksponen......................................................................................................... 2
C. Fungsi Eksponen............................................................................................................... 2
D. Cara penyelesaian ............................................................................................................. 3
E. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
F. Tujuan Permasalahan ........................................................................................................ 3
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Devinisi Eksponen ............................................................................................................ 5
B. Persamaan Eksponen Menurut Para Matematikawan ....................................................... 6
C. Bagaimana sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen dalam
matematika dan sains ........................................................................................................... 12
D. Fungsi Eksponen ............................................................................................................ 13
E. Konsep Eksponen............................................................................................................ 13
F. Sifat-sifat eksponen ......................................................................................................... 13
G. Sifat oprasi bilangan pangkat rasional ............................................................................ 16
H. Beberapa Bentuk Umum Dari Persamaan Eksponen ...................................................... 24
I. cara mengaplikasikan pengetahuan tentang persamaan eksponen dalam
kehidupan sehari-hari .......................................................................................................... 28
J. perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan bagaimana
perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya .......................................................... 35
K. Bagaimana persamaan eksponen berinteraksi dengan konsep matematika lainnya seperti
logaritma ............................................................................................................................. 37
L. Bagaimana persamaan eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan dan
peluruhan dalam konteks nyata ........................................................................................... 38
M. perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan bagaimana
perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya .......................................................... 39
N. Apa dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika .......................................... 42
O. Contoh Soal Eksponen.................................................................................................... 43

iii
BAB III...............................................................................................................................................59
PENUTUP ................................................................................................................................59
A. KESIMPULAN ............................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................60

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penggunaan eksponen pertama kali dapat dikaitkan dengan matematikawan Persia


abad ke-9, Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi. Dalam karyanya yang terkenal, "Al-
Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala," al-Khwarizmi membahas metode
penyelesaian persamaan kuadrat dan kubik. Meskipun istilah "eksponen" mungkin tidak
digunakan pada saat itu, konsep dasar dari operasi eksponensial dapat ditemukan dalam
cara al-Khwarizmi menyajikan pemangkatan dan perkalian suku-suku yang
meningkatkan pangkat.
Persamaan eksponen memiliki sejarah panjang yang melibatkan kontribusi dari
berbagai matematikawan selama berabad-abad. Salah satu titik awalnya adalah ketika
matematikawan Persia, Al-Khwarizmi, menulis tentang penyelesaian persamaan
eksponen pada abad ke-9. Namun, perkembangan lebih lanjut terjadi pada abad ke-17
dengan kontribusi John Napier dan Henry Briggs yang mengembangkan logaritma, yang
kemudian membantu dalam menyelesaikan persamaan eksponen secara lebih efisien.Pada
abad ke-18, Leonhard Euler memberikan kontribusi signifikan dengan memperkenalkan
fungsi eksponensial dan notasi eksponensial yang kita kenal sekarang. Euler juga
memperluas pemahaman kita tentang eksponen kompleks. Seiring berjalannya waktu,
matematikawan seperti Bernhard Riemann dan Karl Weierstrass terus mengembangkan
teori eksponen, membawa pemahaman kita tentang persamaan eksponen menjadi lebih
mendalam. Sejak itu, eksponen telah menjadi konsep dasar dalam matematika, fisika, dan
berbagai bidang ilmu lainnya.
Dalam ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kehidupan sehari- hari, fungsi
eksponen dan logaritma seringkali digunakan untuk mendiskripsikan suatu peristiwa
pertumbuhan maupun peluruhan. Misalnya uang yang diinvestasikan di sebuah bank,
peluruhan zat radioaktif, pertambahan penduduk dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan
logaritma merupakan invers (kebalikan) dari eksponen. Logaritma juga digunakan untuk
memecahkan masalah eksponen yang sulit dicari akar-akar atau penyelesainnya.Materi
persamaan eksponen merupakan topik yang penting dalam matematika, terutama dalam
pemahaman tentang pertumbuhan, degradasi, dan konsep lain yang melibatkan perubahan
eksponensial. Dalam rumusan materi persamaan eksponen, penting untuk mengeksplorasi
dasar-dasar eksponen, seperti hukum-hukum eksponen, properti eksponen, dan cara
menyelesaikan persamaan-persamaan eksponen. Materi ini sering digunakan dalam
berbagai bidang ilmu, seperti ilmu ekonomi, ilmu sains, teknologi, dan lain-lain.
Penelitian tentang persamaan eksponen penting untuk dilakukan, karena persamaan
eksponen memiliki banyak keterkaitan dengan fenomena alam dan ilmu pengetahuan.
Dengan mempelajari persamaan eksponen, kita dapat memahami, menganalisis, dan
memprediksi perilaku dari berbagai sistem yang bersifat eksponensial. Selain itu,
` 1
penelitian tentang persamaan eksponen juga dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan teori matematika, khususnya dalam bidang aljabar, analisis, dan geometri.
Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang persamaan eksponen, baik definisi,
sifat, contoh, aplikasi, maupun metode penyelesaiannya. Makalah ini juga berusaha untuk
memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif tentang persamaan eksponen,
serta implikasi dan manfaatnya bagi ilmu pengetahuan dan kehidupan.

B. Pengertian Eksponen
Jika dilihat dari asal katanya eksponen berasal dari dua suku kata dari bahasa lain
“Expo” dan “Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan ponere tempat dia sendiri.
Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern tercatat pertama kali dalam
buku “Arithemetica Integra” yang ditulis oleh seorang ahli matematika asal inggris
bernama Michael Stifel. Namun demikian saat itu istilah eksponen hanya digunakan
untuk bilangan dasar 2. Jadi istilah eksponen 3 berarti 23 yang bernilai 8. Ini jelas agak
berbeda dengan konsep eksponen yang saat ini kita pakai.
Persamaan eksponen adalah persamaan bilangan berpangkat yang memuat variabel di
bagian pangkatnya. Oleh karena memuat suatu variabel, maka pangkatnya bisa
dinyatakan sebagai suatu fungsi, misal f(x) atau g(x) untuk pangkat bervariabel x.
Persamaan eksponen sangat penting dalam matematika karena memiliki banyak
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aplikasi persamaan eksponen yang
paling umum adalah dalam fungsi eksponen.

C. Fungsi Eksponen

Fungsi eksponen adalah fungsi matematika yang memuat bentuk eksponen, artinya fungsi
tersebutFungsi eksponen adalah fungsi matematika yang menggambarkan hubungan antara bilangan
yang dipangkatkan dengan eksponen yang diberikan.
Fungsi eksponen dapat dituliskan dengan notasi f(x) = ax, di mana a adalah basis dari fungsi tersebut
dan x adalah eksponen yang diberikan.

Contohnya, jika a = 2, maka fungsi eksponensial adalah f(x) = 2x.

Fungsi eksponen memiliki beberapa sifat yang penting, di antaranya:

Fungsi eksponen selalu bernilai positif untuk semua nilai x yang tidak negatif.
Fungsi eksponen dengan basis yang sama akan selalu memiliki bentuk yang sama, hanya nilai yang
berbeda. Fungsi eksponen dengan basis yang lebih besar akan selalu tumbuh lebih cepat daripada
fungsi eksponen dengan basis yang lebih kecil. Fungsi eksponen dengan basis yang lebih kecil akan

` 2
selalu tumbuh lebih lambat daripada fungsi eksponen dengan basis yang lebih besar.
Fungsi eksponen dengan basis yang sama akan selalu memiliki grafik yang sama, hanya skala yang
berbeda.

Fungsi eksponen sangat penting dalam matematika karena memiliki banyak aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh aplikasi fungsi eksponen adalah dalam bidang ekonomi,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Misalnya, dalam bidang ekonomi, fungsi eksponen dapat
digunakan untuk memodelkan pertumbuhan ekonomi, sedangkan dalam ilmu pengetahuan, fungsi
eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan populasi bakteri. Selain itu, fungsi
eksponen juga digunakan dalam berbagai bidang lainnya, seperti fisika, kimia, dan biologi.

D. Cara penyelesaian

Salah satu cara untuk menyelesaikan persamaan eksponen adalah dengan


menggunakan logaritma, yaitu fungsi yang merupakan kebalikan dari eksponen.
Logaritma dapat digunakan untuk menurunkan pangkat variabel menjadi koefisien
variabel, sehingga memudahkan penyelesaian persamaan. Misalnya, untuk
menyelesaikan persamaan 2x=8, kita dapat mengambil logaritma kedua ruas, sehingga
xlog2=log8, lalu x=log2log8 =3.

Namun, tidak semua persamaan eksponen dapat diselesaikan dengan mudah


menggunakan logaritma. Beberapa persamaan eksponen memiliki bentuk yang lebih
kompleks, seperti 2x2=3x atau ex2−2x=1. Untuk menyelesaikan persamaan-
persamaan ini, kita perlu menggunakan metode lain, seperti analisis, eksperimen,
simulasi, atau pemodelan.

E. Rumusan Masalah
Masalah mengenai materi persamaan eksponen dapat bervariasi sesuai dengan tingkat
kesulitan dan aplikasinya. Berikut beberapa contoh rumusan masalah terkait
persamaan eksponen:
a. Pemahaman dasar
b. Hukum-hukum Eksponen
c. Pengaplikasian dalam kehidupan nyata

` 3
d. Penyelesaian persamaan eksponen
Dalam memecahkan masalah-masalah ini, penting untuk memahami hukum-hukum
eksponen, kemampuan menyelesaikan persamaan eksponen, dan penerapan konsep
eksponen dalam konteks kehidupan nyata. Metode pemecahan bisa beragam, termasuk
penggunaan hukum-hukum eksponen, logaritma, atau penyelesaian aljabar lainnya.

F. Tujuan Permasalahan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1) Memahami apa yang di maksud dengan persamaan eksponen.
2) Memahami sejarah penemu Persamaan Eksponen
3) Memahami sifat-sifat persamaan eksponen.
4) Apa saja bentuk persamaan eksponen beserta solusinya.
5) Persamaan eksponen dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghitung bunga majemuk, pertumbuhan populasi, peluruhan radioaktif, suhu udara,
dan lain-lain.
6) Persamaan eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan dan peluruhan
dalam konteks nyata dengan menggunakan rumus umum
7) Persamaan eksponen berinteraksi dengan konsep matematika lainnya seperti logaritma
dengan menggunakan sifat-sifat logaritma untuk menyelesaikan persamaan eksponen
yang tidak sederhana.
8) Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah bahwa
persamaan eksponen memiliki variabel di bagian pangkatnya, sedangkan persamaan
lainnya tidak.
9) Teknologi, seperti perangkat lunak komputer, dapat membantu dalam menyelesaikan
persamaan eksponen dengan cara yang lebih cepat, mudah, dan akurat.
10) Sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen dalam matematika dan
sains dimulai dari abad ke-17.
11) Dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika adalah bahwa ia dapat
menguasai konsep-konsep matematika lainnya yang berkaitan dengan persamaan
eksponen.

` 4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi Eksponen
Eksponen merupakan bentuk perkalian suatu bilangan dengan dirinya sendiri
sebanyak pangkatnya. Persamaan eksponen adalah persamaan bilangan
berpangkat yang memuat variabel di bagian pangkatnya. Oleh karena memuat
suatu variabel, maka pangkatnya bisa dinyatakan sebagai suatu fungsi, misal
f(x) atau g(x) untuk pangkat bervariabel x. Contoh persamaan eksponen
adalah 32x – 4 = 32.
penggunaan eksponen secara modern yang pertama kali dicatat sejarah,
dilakukan oleh Michael Stifel, seorang matematikawan Inggris dalam
bukunya “Arithmetica Integra” pada tahun 1544.
Dalam bukunya, Stifel menggunakan notasi eksponen untuk menulis
bilangan berpangkat, seperti 2^3 untuk 2 x 2 x 2, dan 2^4 untuk 2 x 2 x 2 x 2.
Dia juga menggunakan notasi eksponen untuk menulis akar kuadrat, seperti
2^(1/2) untuk akar kuadrat dari 2, dan 2^(1/3) untuk akar kubik dari 2. Dia
juga menemukan beberapa sifat-sifat eksponen, seperti 2^3 x 2^4 = 2^(3 + 4),
dan 2^3 / 2^4 = 2^(3 - 4).
Stifel juga menggunakan eksponen untuk menyelesaikan persamaan yang
melibatkan pangkat, seperti 2^x = 32. Dia menyelesaikan persamaan ini
dengan cara menyamakan basis kedua ruas, yaitu 2^x = 2^5, dan kemudian
menyamakan pangkatnya, yaitu x = 52. Dengan demikian, Stifel dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang menulis dan menyelesaikan persamaan
eksponen. lain-lain. Mereka juga menemukan berbagai metode untuk
menyelesaikan persamaan eksponen, seperti metode logaritma, metode
substitusi, metode grafik, dan lain-lain
Setelah Stifel, banyak matematikawan lain yang mengembangkan konsep
eksponen dan persamaan eksponen, seperti John Napier, Isaac Newton,
Leonhard Euler, Joseph Fourier, dan lain-lain. Mereka menemukan berbagai

` 5
macam eksponen, seperti eksponen negatif, eksponen pecahan, eksponen
irasional, eksponen kompleks, dan lain-lain. Mereka juga menemukan
berbagai macam persamaan eksponen, seperti persamaan eksponen sederhana,
persamaan eksponen tak sederhana, persamaan eksponen bentuk akar,¸dan
persamaan eksponen sistem

B. Persamaan Eksponen Menurut Para Matematikawan


1. Rene Deskrates

Cara penulisan perkalian berulang dengan menggunakan notasi bilangan


berpangkat atau notasi eksponen pertama kali dikenalkan oleh salah satu ahli
matematika berkebangsaan prancis Rene Deskrates (1596–1650). Pada abad
16, matematikawan Italia menggunakan istilah lato (artinya “sisi”) yang
terkadang diartikan dengan akar karena sisi tersebut tidak diketahui
panjangnya. Istilah ini kemudian diambil untuk menghitung panjang sisi dari
suatu bujur sangkar dan bilangan kuadrat disebut dengan lato cubico.
Bombelli menggunakan terminologi dengan menggunakan simbol R.,
artinya radix, namun mirip dengan simbol universal yang biasa digunakan
dokter dalam menulis resep. Oleh karena itu, Bombelli kemudian
menggantinya dengan simbol R.q. (radice quarata), sehingga akar kuadrat
untuk 2 ditulis dengan notasi R.q.2 dan akar kubik untuk 2 ditulis dengan

` 6
notasi R.c. 2 (radice cubica). Simbol-simbol di atas mulai digunakan Bombelli
dalam buku karyanya yang terkenal L’Algebra.
Menulis notasi akar dengan R.q. atau R.c. ternyata merepotkan dan tidak
praktis sehingga dibuat dengan menuliskan dalam bentuk r (huruf r kecil).
Apa yang terjadi kemudian? Penulisan notasi dengan r ini jika ditulis oleh
tangan (bukan mesin ketik) terlebih tulisan orang tersebut jelak, maka yang
muncul adalah bentuk yang tidak lazim. Lama kelamaan huruf r kecil yang
beragam ini diberi bentuk baku yaitu bentuk seperti yang kita kenal sekarang
ini yaitu √. Sebelum orang menggunakan x² sebagai simbol xx, x³ sebagai
simbol untuk xxx dan seterusnya, dahulu orang
merasa kesulitan untuk menuliskan suatu persamaan dengan derajat yang
lebih dari satu. Pada saat itu, simbol-simbol x, y, z dan seterusnya sudah
digunakan untuk menyatakan bilangan yang belum diketahui nilainya. Namun,
ketika mereka dihadapkan pada bilangan-bilangan yang berpangkat tinggi
misalnya n, sangat tidak praktis apabila dituliskan dalam bentuk perkalian x
sebanyak n kali. Dengan demikian, diperlukan simbol yang sederhana untuk
bilangan-bilangan tersebut. Pada abad ke-17 matematikawan Perancis, Rene
Descartes menjadi orang pertama kali menggunakan a, b dan c untuk
menyatakan bilangan yang telah diketahui nilainya. Pada saat itu, Descartes
mulai menggunakan symbol x² untuk xx dan sebagainya. Sejak saat itu
persamaan aljabar dapat dituliskan dalam bentuk yang sudah modern.
2. Mishael Stifel

` 7
Eksponen berasal dari dua suku kata dari bahasa lain “Expo” dan
“Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan Ponere tempat dia sendiri.
Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern tercatat pertama
kali dalam buku “Arithemetica Integral” yang ditulis oleh seorang ahli
matematika asal inggris bernama Michael Stifel. Namun demikian saat itu
istilah eksponen hanya digunakan untuk bilangan dasar 2. Jadi istilah
eksponen 3 berarti 23 yang bernilai 8.
Kemunculan awal eksponen memang belum jelas pastinya. Meskipun
tidak 100% benar banyak yang menyebutkan sistem pangkat atau
eksponen ini sudah ada sejak jaman Babilonia. Pada abad 23 sebelum
Masehi Masyarakat Babel di sekitar wilayah Mesopotamia telah mengenal
kuadrat dalam sistem penanggalan mereka.
Konsep eksponen di zaman modern agak berbeda dari konsep Stifel
atau dari masyarakat Babel. Eksponen sekarang digunakan untuk
menentukan berapa kali bilangan tersebut dikalikan dengan ia sendiri.
Dengan adanya eksponen anda tidak perlu lagi menuliskan 3 x 3 x 3 x 3 x
3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x, anda cukup menulis 310.
3. John Napier

` 8
Pada tahun 1616 John Napier menemukan : Bilangan desimal. Contoh :
6,5 Dibaca enam koma lima dan Logaritma Contoh : 23 = 8 Sama
dengan 2log 8=3. Bilangan berpangkat sangat membantu kita dalam
mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil. Contoh 0,00000099
ditulis dalam bilangan berpangkat menjadi 9,9 10-7
Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat
atau eksponen adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan
seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia. John Napier juga
merupakan penemu bilangan logaritma, yang memang ada hubungannya
dengan bilangan eksponen. John Napier menyadari bahwa setiap bilangan
bisa di ubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan
tersebut bisa diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
John Napier juga adalah seorang matematikawan, fisikawan, ahli
astronomi, dan astrologi. Peninggalannya yang terkenal dalam bidang
matematika di antaranya adalah Napier’s bones atau rabdologia.
Rabdologia berasal dari bahasa Yunani rhabdos artinya
batang dan logia artinya belajar. Rabdologia adalah alat hitung semacam
abakus yang digunakan untuk melakukan hitungan perkalian dan
pembagian dengan menggunakan konsep dasar menjumlahkan untuk
perkalian dan pengurangan untuk pembagian Napier’s bones terdiri dari
sebuah papan dengan pinggiran dan satu set batang dengan tulisan angka-
angka di dalamnya. Papan dan batang biasanya dibuat dari bahan kayu,
metal atau kardus tebal.
Satu set Napier’s bones (Rabdologia) dan contoh daftar perkalian 7.
Walaupun demikian, tanpa menggunakan rabdologia semacam itu kita
tetap bisa menggunakan konsep hitungan Napier’s bones untuk melakukan
hitungan perkalian atau pembagian. Berikut ini adalah contoh menghitung
perkalian dengan memanfaatkan konsep hitungan pada rabdologia.

` 9
Contoh : 15 X 13 = . . .

Untuk menyelesaikan perkalian dua digit, terlebih dahulu gambarlah


empat buah kotak untuk mewakili digit-digit yang dikalikan itu sebagai
berikut :
Langkah 1
Gambarkan empat buah kotak dengan masing-masing kotak dibagi dua
menjadi dua bagian dengan sebuah garis diagonal. Karena kita akan
mengalikan 15 dengan 13, maka :

Langkah 2
Kalikan masing-masing digit angka itu, dan tulis hasilnya di dalam
kotak yang sesuai. Perhatikan cara meletakkan hasil kali angka-angka itu.
Satu kotak dibagi dua bagian dengan sebuah garis diagonal, bagian atas
diagonal diisi dengan digit puluhan, dan bagian bawah diagonal diisi
dengan digit satuan. Jadi, jika hasil kalinya berupa angka satu digit maka
ditulis 0 di bagian atas diagonal, dan satu digit (satuan) itu disimpan di
bagian bawah diagonal
1 x 1 = 1 (ditulis 01 dalam kotak baris 1, kolom 1)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
1 x 3 = 3 (ditulis 03 dalam kotak baris 2, kolom 3)
5 x 3 = 15 (ditulis 15 dalam kotak baris 2, kolom 2)

` 10
Langkah 3
Setelah semua kotak terisi penuh, saatnya menjumlahkan masing-
masing angka itu sesuai
posisi garis diagonalnya. Kita akan menjumlahkan mulai dari pojok bawah
sebelah kanan.
5 (untuk digit satuan)
3 + 1 + 5 = 9 (untuk digit puluhan)
0 + 1 + 0 = 1 (untuk digit ratusan)
Hasil perkalian itu ditulis di bagian bawah dan samping kiri kotak. Berturut-
turut, dari pojok bawah kanan ke arah kiri adalah digit satuan dan digit
puluhan, dan di samping kiri bawah adalah digit ratusan. Tidak ada digit
ribuan Tidak ada digit ribuan, karena angka di pojok kiri atasnya 0.
Jadi, hasil dari 15 x 13 = 195

` 11
C. Bagaimana sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen
dalam matematika dan sains

Persamaan eksponen adalah persamaan yang mengandung variabel dalam


bentuk pangkat, seperti 2x = 8. Konsep eksponen sendiri sudah dikenal sejak
zaman Mesir kuno, Babilonia, dan Yunani, tetapi belum memiliki notasi yang
baku1.

Notasi eksponen yang kita kenal sekarang, yaitu nx, pertama kali
diperkenalkan oleh Rene Descartes, seorang filsuf dan matematikawan asal
Prancis, pada tahun 1637 dalam bukunya yang berjudul La Geometrie1. Tujuan
Descartes adalah untuk menyederhanakan atau mempersingkat penulisan
perkalian bilangan yang sama, yaitu dalam bentuk pangkat.

John Napier, seorang matematikawan asal Skotlandia, juga berperan penting


dalam pengembangan notasi eksponen, terutama untuk bilangan pecahan atau
rasional. Napier menemukan konsep logaritma, yaitu eksponen pangkat yang
diperlukan untuk memangkatkan bilangan dasar supaya mendapatkan bilangan
tertentu2. Misalnya, jika 23 = 8, maka log_2_ 8 = 3. Dengan logaritma, persamaan
eksponen bisa diselesaikan dengan lebih mudah.

Persamaan eksponen memiliki banyak penerapan dalam matematika dan sains,


seperti untuk menghitung bunga majemuk, pertumbuhan populasi, peluruhan zat
radioaktif, perubahan suhu logam, dan sebagainya34. Persamaan eksponen juga
berkaitan dengan fungsi eksponen, yaitu fungsi yang memiliki bentuk f (x) = ax,
dengan a > 0 dan a ≠ 1. Fungsi eksponen memiliki grafik yang berbentuk kurva
yang melengkung, dan memiliki sifat-sifat tertentu, seperti simetri, asimtot, dan
turunan.

` 12
D. Fungsi Eksponen
Persamaan pangkat atau eksponen adalah persamaan yang memuat variabel
dalam pangkatnya.
Fungsi eksponen f dengan bilangan pokok a adalah fungsi yang didefinisikan
f:x ax, dengan a > 0, a 1dan x R (himpunan bilangan real). Fungsi ini
memetakan setiap bilangan real x dengan tunggal ke bilangan real positif ax.
Fungsi eksponen f : x ax dinyatakan dalam bentuk f(x) = ax. sedangkan
persamaan fungsi eksponen dinyatakan dalam bentuk y = ax, dengan daerah asal
(domain) dari f adalah Df = {x - <x<+ ,x R }, dan daerah hasil (range)
dari f adalah Rf = {y y >0, y R}.

E. Konsep Eksponen

Pada subbab ini, konsep eksponen ditemukan dengan mengamati beberapa


masalah nyata berikut dan mencermati beberapa alternatif penyelesaiannya. Tentu
saja, kamu diminta untuk melakukan pemodelan matematika yang melibatkan
eksponen. Dari beberapa model matematika yang diperoleh dari langkah-langkah
penyelesaian masalah, kamu secara individu menuliskan ciri-ciri eksponen dan
mendiskusikan hasilnya dengan temanmu. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kamu
menuliskan konsep eksponen dengan pemahamanmu sendiri.

F. Sifat-sifat eksponen
Eksponen adalah bentuk perkalian dari bilangan yang sama dilakukan
berulang-ulang. Contohnya saja bilangan berpangkat. Contohnya 3 x 3 x 3 = 27 → 33
= 27.
Terdapat delapan sifat eksponen mendasar yang perlu dipelajar. Sifat eksponen dasar
ini dapat dikembangkan untuk sifat persamaan eksponen lainnya. Berikut delapan
sifat mendasar eksponen:

` 13
• Jika a(fx) = 1, maka f(x)=0 dengan a>0 dan a ≠ 1 Jika af(x) = ab, maka f(x)=b
dengan a>0 dan a ≠ 1
• Jika af(x) = ag(x), maka f(x)=g(x) dengan a>0 dan a ≠ 1
• Jika af(x) = bf(x), maka f(x)=0 dengan a,b >0 dan a, b ≠ 1
• Jika af(x) = bg(x), maka log a(fx) =log bg(x), dengan a,b >0 dan a, b ≠ 1
• Jika f(x)g(x)= 1, terdapat tiga penyelesaian, yaitu:
f(x) =1
f(x) = -1,syarat g(x) genap
g(x)= 0 ,syaratf(x)≠0
• Jika f(x)h(x) = g(x)h(x), terdapat tiga penyelesaian, yaitu:
f(x) = g(x)
f(x) = -g(x), syarat h(x) genap
h(x) = 0, syarat f(x),g(x) ≠ 0

• Jika f(x)g(x) = f(x)h(x), terdapat empat penyelesaian, yaitu:


g(x) = h(x).
f(x)=1 f(x) = -1, syarat g(x) dan h(x) genap/ganjil.

` 14
• Sifat-sifat eksponen:
1. Pangkat Penjumlahan

⋅ =+

Jika kita mengalikan dua eksponen dengan basis yang sama, kita bisa
menambahkan pangkatnya.

2. Pangkat pengurangan

/=−

Jika kita membagi dua eksponen dengan basis yang sama,kita bisa mengurangi
pangkatnya.

3. Pangkat perkalian

() = ⋅

Jika bilangan berpangkat dipangkatkan lagi, maka pangkatnya harus dikali.

4. Perkalian bilangan yang di pangkatkan

(⋅) = ⋅

Jika kita mengalikan dua bilangan dan kemudian memangkatkannya, hasilnya


sama dengan masing-masing bilangan dipangkatkan dan kemudian dikalikan.

5. Perpangkatan pada bilangan pecahan

() =

Jika kita memangkatkan sebuah pecahan, hasilnya sama dengan masing-masing


bagian atas dan bawah dipangkatkan.

6. Pangkat negatif

−=
1

` 15
Jika pangkatnya negatif, hasilnya adalah kebalikan dari bilangan tersebut
dipangkatkan dengan pangkat positif.

7. Perkalian di pangkatkan

(⋅) =⋅⋅⋅

Jika kita memangkatkan hasil perkalian dua eksponen, hasilnya sama dengan
masing-masing eksponen dipangkatkan dan kemudian dikalikan

G. Sifat oprasi bilangan pangkat rasional

1. Sifat Komutatif

Sifat operasi bilangan berpangkat rasional adalah sifat-sifat yang


berlaku untuk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian bilangan berpangkat rasional. Bilangan berpangkat rasional
adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk anm , di mana a, m,
dan n adalah bilangan bulat dan n =0.

Sifat komutatif adalah sifat yang berlaku untuk operasi penjumlahan dan
perkalian pada bilangan apapun. Sifat ini mengatakan bahwa urutan bilangan
yang dijumlahkan atau dikalikan tidak mempengaruhi hasilnya. Sifat ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:Jawaban: Kita dapat menggunakan sifat komutatif
untuk operasi penjumlahan, yaitu

A. a+b=b+a
B. a×b=b×a

Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan
pangkat rasional dan sifat komutatif:

a. Tunjukkan bahwa sifat komutatif berlaku untuk perkalian bilangan


pangkat rasional dengan menghitung nilai dari ekspresi berikut:
2 3
3 3 4 2
×
4 5

` 16
Jawaban:

3 2 4 3
( )3 × ( )2
4 5

3 2 3
3 4
= ×
4 5

3 9 64
= ×
16 125

≈0.694×0.720

≈0.500
3
( )2
4 3
= ( )3 ×
5 4

4 3 3 2
=( )2 × ( )3
5 4

Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa nilai dari ekspresi tidak berubah
meskipun kita menukar urutan bilangan yang dikalikan. Ini menunjukkan bahwa sifat
komutatif berlaku untuk perkalian bilangan pangkat rasional.

b. Tunjukkan bahwa sifat komutatif berlaku untuk penjumlahan bilangan pangkat


rasional dengan menghitung nilai dari ekspresi berikut:
1 1 2 1
( )3 + ( )2
2 3

` 17
Jawaban:

1 1
1 3 2 2
+
2 3

3 1 2
= +
2 3

≈0.794+0.816

≈1.610

2 3 1
= +
3 2

1 1
2 2 1 3
= +
3 2

Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa nilai dari ekspresi tidak berubah
meskipun kita menukar urutan bilangan yang dijumlahkan. Ini menunjukkan bahwa
sifat komutatif berlaku untuk penjumlahan bilangan pangkat rasional.
2. Sifat Distributif
Sifat operasi bilangan pangkat rasional adalah sifat yang berlaku untuk operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan pangkat
rasional. Bilangan pangkat rasional adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk
anm , di mana a, m, dan nadalah bilangan bulat dan n =0.Sifat distributif adalah sifat
yang berlaku untuk operasi perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan. Sifat
ini mengatakan bahwa jika kita mengalikan suatu bilangan dengan jumlah atau
selisih dua bilangan lain, maka kita dapat mendistribusikan perkalian tersebut ke
masing-masing bilangan dalam tanda kurung. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a(b+c)=ab+ac
a(b−c)=ab−ac

` 18
Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat distributif:

1. Simplifikasi ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan pangkat


rasional:

3 1
24 × 84
1
42
Jawaban :
3 1
24 × 84
1
42
3 3
24 × 24
= 2
22
3 3
+
24 4
= 2
22
6
24
= 1
2
3
22
=
2
3
= 22−1
1
= 22

= 2

` 19
2. Hitung nilai dari ekspresi berikut dengan menggunakan sifat distributif:

3 5+2 −2 4−3

Jawaban:

3(5+2)−2(4−3)

=3×5+3×2−2×4+2×3

=15+6−8+6

=27−8

=19

3. Simplifikasi ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan


pangkat rasional dan sifat distributif:

1 1 1 1
1 2 2 3 1 2 3 4
× + ×
2 3 2 4

Jawaban:
1 1 1 1
1 2 2 3 1 2 3 4
× + ×
2 3 2 4
1 1
1 2 6 1 3 4
= × + ×
2 3 2 4
1 1
1 6 3 4
= +
3 8

=0.873+0.758

≈1.631

` 20
3. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat yang berlaku untuk operasi penjumlahan dan perkalian pada
bilangan apapun. Sifat ini mengatakan bahwa saat ada tiga bilangan atau lebih dalam
suatu operasi, hasilnya tidak akan tergantung pada cara bilangan tersebut
dikelompokkan dengan tanda kurung. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(a+b)+c=a+(b+c)

(a×b)×c=a×(b×c)

Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat asosiatif:

a. Simplifikasi ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan pangkat


rasional dan sifat asosiatif:

1 1 1
1 2 2 3 3 4
+ +
2 3 4

Jawaban:

1 1 1
1 2 2 3 3 4
+ +
2 3 4

1 1 1
1 2 2 3 3 4
= + +
2 3 4

1+( 2+
3
4 3)
=
2 3 4

=0.707+(0.873+0.841)

` 21
=0.707+1.714

=2.421

b. Hitung nilai dari ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan
pangkat rasional dan sifat asosiatif:

1 1 1
2 2 3 3 4 4
× ×
3 4 5

1 1 1
2 2 3 3 4 4
= × ×
3 4 5

2 3 3 4 4
= × ×
3 4 5

=0.816×(0.947×0.944)

=0.816×0.894

=0.730

4. Sifat Perpangkatan Berulang

Sifat perpangkatan berulang adalah sifat yang berlaku untuk operasi perpangkatan
pada bilangan berpangkat. Sifat ini mengatakan bahwa jika kita memangkatkan suatu
bilangan berpangkat dengan pangkat lain, maka kita dapat mengalikan pangkat-
pangkat tersebut. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

() = ×

Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat perpangkatan berulang:

` 22
1. Simplifikasi ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan
pangkat rasional:
2 1
(33)2 × 96
1
273

Jawaban:
2 1
2
(33) × 96
1
273
2 1
×2 ×2
33 × 36
= 1
×3
33
4 2
+
33 6
= 1
3
5
33
=
3
5
= 33−1
2
= 33

3
= 32
3
= 9

2. Hitung nilai dari ekspresi berikut dengan menggunakan sifat perpangkatan


berulang:
2 −2 3 −3
( ) ×( )
3 4

` 23
Jawaban:
2 −2
3 −3
( ) ×( )
3 4
3 2 4 3
= ( ) ×( )
2 3
3 4 4
= ( )2 × ( )2 × ( )
2 3 3
3 4 4
= ( )2 × ( )2 × ( )
2 3 3
4 2 4
=( ) ×( )
2 3

4
= 22×
3
4
=4×
3

16
=
3

H. Beberapa Bentuk Umum Dari Persamaan Eksponen

1. Bentuk Umum

Di mana a adalah basis (bilangan pokok), dan f(x) dan g(x) adalah pangkat atau
eksponen.Variabel harus berada di bagian pangkat.

Contoh soal:

` 24
1) 2+1 = 25
Jawaban: Dengan menggunakan sifat pangkat penjumlahan, kita dapat
menulisnya sebagai

2+1 = 25 ⇒ + 1 = 5 ⇒ = 4

2) 2x = 32, cari nilai x.

Jawab: Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu an x am =


a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 32 yang memiliki basis
2, yaitu 25. Jadi, kita bisa menulis 2x = 25. Karena basisnya sama, maka
pangkatnya juga sama, yaitu x = 5.

3) 3^2x - 1^ = 27, cari nilai x.

Jawab: Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu an x am =


a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 27 yang memiliki basis
3, yaitu 33. Jadi, kita bisa menulis 3^2x - 1^ = 33. Karena basisnya sama, maka
pangkatnya juga sama, yaitu 2x - 1 = 3. Dengan menambahkan 1 pada kedua
ruas, kita mendapatkan 2x = 4. Dengan membagi kedua ruas dengan 2, kita
mendapatkan x = 2.

4) 4x x 42 = 64, cari nilai x.

Jawab:

Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu an x am = a^n + m^.
Dalam hal ini, kita bisa menulis 4x x 42 = 4^x + 2^. Selanjutnya, kita bisa
menggunakan sifat eksponen yang kedua, yaitu an : am = a^n - m^. Dalam hal
ini, kita bisa mencari pangkat dari 64 yang memiliki basis 4, yaitu 43. Jadi, kita
bisa menulis 4^x + 2^ = 43. Karena basisnya sama, maka pangkatnya juga sama,

` 25
yaitu x + 2 = 3. Dengan mengurangi kedua ruas dengan 2, kita mendapatkan x
= 1.

2. Persamaan Eksponen Sederhana

2+1 = 25

Dalam hal ini, jika basisnya sama, maka nilai pangkat basis pertama akan sama
dengan pangkat basis kedua.

Contoh soal:

a. 2+1 = 25

Jawaban:

Dengan menggunakan sifat pangkat penjumlahan, kita dapat menulisnya


sebagai

2+1 = 25 ⇒ + 1 = 5 ⇒ = 4

b. 2x = 32, cari nilai x.

Jawab:

Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu

an x am = a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 32
yang memiliki basis 2, yaitu 25. Jadi, kita bisa menulis 2x = 25. Karena
basisnya sama, maka pangkatnya juga sama, yaitu x = 5.

c. 3^2x - 1 = 27, cari nilai x.

Jawab:

Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu

an x am = a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 27
yang memiliki basis 3, yaitu 33. Jadi, kita bisa menulis 3^2x - 1^ = 33. Karena
basisnya sama, maka pangkatnya juga sama, yaitu 2x - 1 = 3. Dengan

` 26
menambahkan 1 pada kedua ruas, kita mendapatkan 2x = 4. Dengan membagi
kedua ruas dengan 2, kita mendapatkan x = 2.

d. 4x x 42 = 64, cari nilai x.

Jawab:

Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu

an x am = a^n + m^.

Dalam hal ini, kita bisa menulis 4x x 42 = 4^x + 2^. Selanjutnya, kita
bisa menggunakan sifat eksponen yang kedua, yaitu an : am = a^n - m^.
Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 64 yang memiliki basis 4,
yaitu 43. Jadi, kita bisa menulis 4^x + 2^ = 43. Karena basisnya sama,
maka pangkatnya juga sama, yaitu x + 2 = 3. Dengan mengurangi kedua
ruas dengan 2, kita mendapatkan x = 1.

3. Persamaan Eksponen Tak Sederhana

(2+1)2 = − 1

Dalam hal ini, kedua pangkatnya berupa fungsi x

Contoh soal:

Tentukan nilai x dari persamaan

35x−1−27x=0

Jawaban:
35−1 = (33) = 33
5−1= 3

= 1/2

` 27
4. Persamaan Eksponen dengan Basis Berbeda

42+3 = 52+3

Dalam hal ini, jika basisnya tidak sama, namun bentuk eksponennya sama, maka
persamaan ini dapat diselesaikan dengan sistem logaritma

Contoh soal:

Tentukan penyelesaian dari persamaan eksponen berikut ini

22x−7=81−x

Jawaban:

Pertama-tama yang perlu kita lakukan yaitu menyamakan basis pada kedua ruas
[ruas kanan dan ruas kiri] seperti berikut:

22x−7=(23)−x=23(−x)

Karena basismya telah sama, maka dengan mudah kita dapat menentukan nilai x-
nya seperti berikut ini.

2x–7=−3x⇒5x=7⇒x=7/5=1.4

I. cara mengaplikasikan pengetahuan tentang persamaan eksponen dalam


kehidupan sehari-hari

Berikut adalah cara mengaplikasikan pengetahuan tentang persamaan


eksponen dalam kehidupan sehari-hari, saya akan memberikan beberapa contoh
penerapan yang umum dan relevan. Berikut ini adalah contoh-contohnya:

` 28
• Pertumbuhan Populasi: Jika kita ingin memprediksi jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara, kita dapat menggunakan persamaan eksponen
dengan bentuk

y=a⋅bx

, di mana y ,adalah jumlah penduduk pada waktu

x, a

adalah jumlah penduduk awal, dan b

adalah faktor pertumbuhan. Misalnya, jika jumlah penduduk awal di suatu


daerah adalah 10.000 orang, dan rata-rata pertumbuhan penduduk per tahun
adalah 5%, maka kita dapat menulis persamaan eksponen sebagai

y=10.000⋅1,05x

. Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung jumlah penduduk di masa


depan dengan mengganti nilai x

dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah
penduduk di tahun 2024, maka kita dapat mengganti x

dengan 4 (karena 2024 - 2020 = 4), dan mendapatkan

y=10.000⋅1,054≈12.155

• Investasi dan Bunga Berbunga: Jika kita ingin menghitung jumlah uang
yang kita dapatkan dari investasi atau tabungan dengan bunga berbunga, kita
juga dapat menggunakan persamaan eksponen dengan bentuk yang sama,
yaitu

` 29
y=a⋅bx Di sini, y adalah jumlah uang pada waktu x , a adalah jumlah uang
awal, dan

b adalah faktor bunga. Misalnya, jika kita menyimpan uang sebesar 1.000.000
rupiah di bank dengan bunga 10% per tahun, maka kita dapat menulis
persamaan eksponen sebagai

y=1.000.000⋅1,1x

Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung jumlah uang di masa depan
dengan mengganti nilai x

dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah uang di
tahun 2024, maka kita dapat mengganti x dengan 4, dan mendapatkan

y=1.000.000⋅1,14≈1.464.100

• Penyusutan Nilai Aset: Jika kita ingin menghitung nilai aset yang kita miliki,
seperti kendaraan atau peralatan, yang mengalami penyusutan dari waktu ke
waktu, kita juga dapat menggunakan persamaan eksponen dengan bentuk
yang sama, yaitu

y=a⋅bx

Di sini, y adalah nilai aset pada waktu x, a adalah nilai aset awal, dan b adalah
faktor penyusutan. Misalnya, jika kita membeli mobil seharga 200.000.000
rupiah, dan rata-rata penyusutan nilai mobil per tahun adalah 15%, maka kita
dapat menulis persamaan eksponen sebagai

y=200.000.000⋅0,85x

. Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung nilai mobil di masa depan
dengan mengganti nilai x dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita

` 30
ingin tahu nilai mobil di tahun 2024, maka kita dapat mengganti x dengan 4,
dan mendapatkan

y=200.000.000⋅0,854≈97.753.906

• Radioaktivitas dan Peluruhan Bahan Radioaktif: Jika kita ingin


memahami proses radioaktivitas dan peluruhan bahan radioaktif, kita juga
dapat menggunakan persamaan eksponen dengan bentuk yang sama, yaitu

y=a⋅bx

Di sini, y adalah massa bahan radioaktif pada waktu x, a adalah massa bahan
radioaktif awal, dan b adalah faktor peluruhan. Misalnya, jika kita memiliki
bahan radioaktif seberat 100 gram, dan rata-rata peluruhan bahan radioaktif
per tahun adalah 25%, maka kita dapat menulis persamaan eksponen sebagai

y=100⋅0,75x

Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung massa bahan radioaktif di masa
depan dengan mengganti nilai x dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika
kita ingin tahu massa bahan radioaktif di tahun 2024, maka kita dapat
mengganti x dengan 4, dan mendapatkan

y=100⋅0,754≈31,64

• Penyebaran Penyakit dan Pandemi: Jika kita ingin memodelkan


penyebaran penyakit dan pandemi, kita juga dapat menggunakan persamaan
eksponen dengan bentuk yang sama, yaitu

y=a⋅bx

Di sini, y adalah jumlah kasus baru pada waktu x, a adalah jumlah kasus awal,
dan badalah faktor penyebaran. Misalnya, jika kita memiliki kasus awal

` 31
sebanyak 10 orang, dan rata-rata penyebaran penyakit per hari adalah 20%,
maka kita dapat menulis persamaan eksponen sebagai

y=10⋅1,2x

Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung jumlah kasus baru di masa
depan dengan mengganti nilai x

dengan hari yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah kasus baru
di hari ke-10, maka kita dapat mengganti x dengan 10, dan mendapatkan

y=10⋅1,210≈61,92

• Memprediksi jumlah penduduk: Jika suatu populasi tumbuh dengan laju


yang konstan, maka jumlah penduduknya dapat dimodelkan dengan
persamaan eksponen. Misalnya, jika jumlah penduduk suatu negara pada
tahun 2020 adalah 100 juta jiwa, dan laju pertumbuhannya adalah 2% per
tahun, maka jumlah penduduk pada tahun 2025 dapat dihitung dengan
persamaan 100 x 1.02x = y, di mana x adalah jumlah tahun sejak 2020, dan y
adalah jumlah penduduk. Jadi, jika x = 5, maka y = 100 x 1.025 ≈ 110.4 juta
jiwa.
• Menghitung pertumbuhan bakteri: Jika suatu koloni bakteri berkembang
biak dengan laju yang proporsional terhadap jumlah bakteri yang ada, maka
jumlah bakteri dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika
jumlah bakteri pada awal percobaan adalah 1000 sel, dan laju
pertumbuhannya adalah 20% per jam, maka jumlah bakteri setelah 3 jam
dapat dihitung dengan persamaan 1000 x 1.2x = y, di mana x adalah jumlah
jam sejak awal percobaan, dan y adalah jumlah bakteri. Jadi, jika x = 3, maka
y = 1000 x 1.23 ≈ 1728 sel.
• Menghitung jumlah tabungan uang di bank: Jika Anda menyimpan uang
di bank dengan bunga berbunga, maka jumlah uang Anda akan tumbuh

` 32
dengan laju eksponensial seiring berjalannya waktu. Misalnya, jika Anda
menyimpan 10 juta rupiah di bank dengan bunga 5% per tahun, maka jumlah
uang Anda setelah 10 tahun dapat dihitung dengan persamaan 10 x 1.05x = y,
di mana x adalah jumlah tahun sejak Anda menyimpan uang, dan y adalah
jumlah uang. Jadi, jika x = 10, maka y = 10 x 1.0510 ≈ 16.3 juta rupiah.
• Menghitung peluruhan radioaktif: Jika suatu bahan radioaktif meluruh
dengan laju yang proporsional terhadap massa bahan yang tersisa, maka
massa bahan dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika
massa awal suatu bahan radioaktif adalah 100 gram, dan waktu paruhnya
adalah 5 tahun, maka massa bahan setelah 15 tahun dapat dihitung dengan
persamaan 100 x 0.5x/5 = y, di mana x adalah jumlah tahun sejak massa awal,
dan y adalah massa bahan. Jadi, jika x = 15, maka y = 100 x 0.515/5 ≈ 12.5
gram.
• Menentukan harga jual suatu barang: Jika harga suatu barang meningkat
dengan laju yang konstan, maka harga barang dapat dimodelkan dengan
persamaan eksponen. Misalnya, jika harga awal suatu barang adalah 500 ribu
rupiah, dan laju kenaikannya adalah 10% per bulan, maka harga barang
setelah 6 bulan dapat dihitung dengan persamaan 500 x 1.1x = y, di mana x
adalah jumlah bulan sejak harga awal, dan y adalah harga barang. Jadi, jika x
= 6, maka y = 500 x 1.16 ≈ 885.3 ribu rupiah.
• Memperkirakan jumlah pemain game online: Jika jumlah pemain suatu
game online meningkat dengan laju yang konstan, maka jumlah pemain dapat
dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika jumlah pemain awal
suatu game online adalah 1000 orang, dan laju pertumbuhannya adalah 5%
per hari, maka jumlah pemain setelah 30 hari dapat dihitung dengan
persamaan 1000 x 1.05x = y, di mana x adalah jumlah hari sejak jumlah
pemain awal, dan y adalah jumlah pemain. Jadi, jika x = 30, maka y = 1000 x
1.0530 ≈ 4321.9 orang.
• Menghitung dosis obat: Jika suatu obat diserap oleh tubuh dengan laju yang
proporsional terhadap konsentrasi obat yang tersisa, maka konsentrasi obat

` 33
dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika konsentrasi
awal suatu obat dalam darah adalah 10 mg/L, dan laju penyerapannya adalah
20% per jam, maka konsentrasi obat setelah 4 jam dapat dihitung dengan
persamaan 10 x 0.8x = y, di mana x adalah jumlah jam sejak konsentrasi awal,
dan y adalah konsentrasi obat. Jadi, jika x = 4, maka y = 10 x 0.84 ≈ 4.1 mg/L.
• Menghitung suhu benda: Jika suatu benda dipanaskan atau didinginkan
dengan laju yang proporsional terhadap perbedaan suhu antara benda dan
lingkungan, maka suhu benda dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen.
Misalnya, jika suhu awal suatu benda adalah 20°C, dan suhu lingkungan
adalah 40°C, dan laju perubahan suhu adalah 10% per menit, maka suhu
benda setelah 10 menit dapat dihitung dengan persamaan 20 + (40 - 20) x (1 -
0.1)x = y, di mana x adalah jumlah menit sejak suhu awal, dan y adalah suhu
benda. Jadi, jika x = 10, maka y = 20 + (40 - 20) x (1 - 0.1)10 ≈ 38.7°C.
• Menghitung jumlah virus: Jika suatu virus menginfeksi sel-sel dengan laju
yang proporsional terhadap jumlah virus yang ada, maka jumlah virus dapat
dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika jumlah virus awal
dalam suatu sel adalah 100 partikel, dan laju infeksi adalah 50% per jam,
maka jumlah virus setelah 5 jam dapat dihitung dengan persamaan 100 x
1.5x = y, di mana x adalah jumlah jam sejak jumlah virus awal, dan y adalah
jumlah virus. Jadi, jika x = 5, maka y = 100 x 1.55 ≈ 759.4 partikel.
• Menghitung jumlah pengikut media sosial: Jika jumlah pengikut suatu
akun media sosial meningkat dengan laju yang konstan, maka jumlah
pengikut dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika
jumlah pengikut awal suatu akun media sosial adalah 1000 orang, dan laju
pertumbuhannya adalah 2% per hari, maka jumlah pengikut setelah 100 hari
dapat dihitung dengan persamaan 1000 x 1.02x = y, di mana x adalah jumlah
hari sejak jumlah pengikut awal, dan y adalah jumlah pengikut. Jadi, jika x =
100, maka y = 1000 x 1.02100 ≈ 2212.3 orang.

` 34
J. Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan
bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya Persamaan
eksponen adalah persamaan yang mengandung variabel
dalam bentuk pangkat.

seperti 2x = 8. Jenis persamaan lainnya yang sering dipelajari adalah persamaan


linear, persamaan kuadrat, persamaan logaritma, dan persamaan trigonometri. Masing-
masing jenis persamaan memiliki ciri-ciri, sifat-sifat, dan metode penyelesaian yang
berbeda.

Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah sebagai
berikut:

• Persamaan linear adalah persamaan yang variabelnya hanya berpangkat satu,


seperti 2x + 3 = 5. Persamaan linear biasanya diselesaikan dengan cara
menyeimbangkan kedua ruas, yaitu menambah, mengurang, mengalikan, atau
membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama.
• Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya berpangkat dua,
seperti x2 + 5x - 6 = 0. Persamaan kuadrat biasanya diselesaikan dengan cara
faktorisasi, rumus kuadrat, atau melengkapkan kuadrat sempurna.
• Persamaan logaritma adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
logaritma, seperti log_2_ x = 3. Persamaan logaritma biasanya diselesaikan
dengan cara mengubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponen, atau
menggunakan sifat-sifat logaritma.
• Persamaan trigonometri adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
fungsi trigonometri, seperti sin x = 0,5. Persamaan trigonometri biasanya
diselesaikan dengan cara mencari nilai sudut yang memenuhi persamaan, atau
menggunakan identitas trigonometri.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasan tentang
persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya:

` 35
Contoh 1
Selesaikan persamaan eksponen 2x = 32.

Pembahasan
Ubah bentuk 32 menjadi pangkat dari 2, yaitu 25.
2x = 25

Jika basisnya sama, maka pangkatnya sama.

x=5

Contoh 2

Selesaikan persamaan linear 3x - 7 = 11.

Pembahasan:

Tambahkan kedua ruas dengan 7, lalu bagi kedua ruas dengan 3.

3x = 18

x=6

Contoh 3
Selesaikan persamaan kuadrat x2 - 5x + 6 = 0.

Pembahasan

Faktorkan persamaan kuadrat menjadi bentuk (x - a)(x - b) = 0.


x2 - 5x + 6 = 0

(x - 2)(x - 3) = 0

Jika hasil kali dua bilangan sama dengan nol, maka salah satu bilangan atau keduanya
sama dengan nol.

x - 2 = 0 atau x - 3 = 0

x = 2 atau x = 3

` 36
Contoh 4

Selesaikan persamaan logaritma log_3_ (x + 2) = 2.

Pembahasan

Ubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponen, yaitu a^log_a_ b = b.


3^log_3_ (x + 2) = 32

x+2=9

x=7

Contoh 5

Selesaikan persamaan trigonometri cos x = -0,5.

Pembahasan

Cari nilai sudut yang memiliki kosinus -0,5, yaitu 120° atau 240° dalam satu periode
0° ≤ x ≤ 360°.

x = 120° atau x = 240°

K. Bagaimana persamaan eksponen berinteraksi dengan konsep


matematika lainnya seperti logaritma

Persamaan eksponen adalah persamaan yang mengandung variabel dalam


bentuk pangkat, seperti 2x = 8. Persamaan eksponen dapat diselesaikan dengan
menggunakan konsep logaritma, yaitu eksponen pangkat yang diperlukan untuk
memangkatkan bilangan dasar supaya mendapatkan bilangan tertentu. Misalnya, log
8 = 3, artinya 23 = 8.
Jika ab = c, dengan a > 0 dan a ≠ 1, maka log_a_ c = b.
Definisi ini menunjukkan bahwa logaritma adalah eksponen pangkat yang diperlukan
untuk memangkatkan bilangan dasar supaya mendapatkan bilangan tertentu. Dengan

` 37
demikian, kita bisa mengubah bentuk persamaan eksponen menjadi persamaan
logaritma, atau sebaliknya, dengan menggunakan definisi ini.
Untuk menyelesaikan persamaan eksponen dengan logaritma, kita dapat
menggunakan beberapa sifat-sifat logaritma, seperti:

• a log a = 1
• a log (b × c) = a log b + a log c
• a log (b ÷ c) = a log b − a log c
• a log b = 1 / b log a
• a log b = c log b / c log a, untuk c > 0
• a^a log b^ = b

Contoh soal:

Selesaikan persamaan eksponen berikut:


2x + 2(x+1) = 20

Pembahasan:

• Kita dapat mengubah bentuk persamaan eksponen menjadi persamaan


logaritma dengan cara mengambil logaritma kedua ruas dengan basis yang
sama, misalnya 2.
• log 2x + 2(x+1) = log 20
• Kita dapat menggunakan sifat-sifat logaritma untuk menyederhanakan
persamaan tersebut.
• x log 2 + (x + 1) log 2 = log 20
• log 2 adalah konstanta

L. Bagaimana persamaan eksponen dapat digunakan untuk memodelkan


pertumbuhan dan peluruhan dalam konteks nyata

Persamaan eksponen adalah persamaan yang melibatkan variabel yang


dipangkatkan dengan suatu konstanta. Persamaan eksponen dapat digunakan untuk

` 38
memodelkan pertumbuhan dan peluruhan dalam konteks nyata, seperti populasi,
bunga bank, zat radioaktif, dan lain-lain.Pertumbuhan eksponensial adalah proses di
mana suatu besaran meningkat secara proporsional dengan besaran itu sendiri.
Misalnya, jika populasi suatu kota meningkat 2% setiap tahun, maka jumlah
penduduk pada tahun ke-n dapat dinyatakan dengan rumus:

Pn =P0 (1+i)n

di mana Pn adalah jumlah penduduk pada tahun ke-n, P0 adalah jumlah


penduduk awal, i adalah tingkat pertumbuhan, dan n adalah jumlah tahun.Peluruhan
eksponensial adalah proses di mana suatu besaran menurun secara proporsional
dengan besaran itu sendiri. Misalnya, jika massa suatu zat radioaktif berkurang 12%
setiap 12 jam, maka massa zat tersebut setelah t jam dapat dinyatakan dengan
rumus:

Mt =M0 (1−i)t/T

di mana Mt adalah massa zat pada waktu t, M0 adalah massa zat awal, i adalah
tingkat peluruhan, dan T adalah waktu paruh (waktu yang dibutuhkan untuk massa
zat berkurang menjadi setengah).

M. perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan


bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya

Persamaan eksponen adalah persamaan yang mengandung variabel dalam


bentuk pangkat, seperti 2x = 8. Jenis persamaan lainnya yang sering dipelajari adalah
persamaan linear, persamaan kuadrat, persamaan logaritma, dan persamaan
trigonometri. Masing-masing jenis persamaan memiliki ciri-ciri, sifat-sifat, dan
metode penyelesaian yang berbeda.

Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah sebagai
berikut:

` 39
• Persamaan linear adalah persamaan yang variabelnya hanya berpangkat satu,
seperti 2x + 3 = 5. Persamaan linear biasanya diselesaikan dengan cara
menyeimbangkan kedua ruas, yaitu menambah, mengurang, mengalikan, atau
membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama.
• Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya berpangkat dua,
seperti x2 + 5x - 6 = 0. Persamaan kuadrat biasanya diselesaikan dengan cara
faktorisasi, rumus kuadrat, atau melengkapkan kuadrat sempurna.
• Persamaan logaritma adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
logaritma, seperti log_2_ x = 3. Persamaan logaritma biasanya diselesaikan
dengan cara mengubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponen, atau
menggunakan sifat-sifat logaritma.
• Persamaan trigonometri adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
fungsi trigonometri, seperti sin x = 0,5. Persamaan trigonometri biasanya
diselesaikan dengan cara mencari nilai sudut yang memenuhi persamaan, atau
menggunakan identitas trigonometri.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasan tentang
persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya:

• Contoh 1
Selesaikan persamaan eksponen 2x = 32.

Pembahasan
Ubah bentuk 32 menjadi pangkat dari 2, yaitu 25.
2x = 25

Jika basisnya sama, maka pangkatnya sama.

x=5

• Contoh 2

Selesaikan persamaan linear 3x - 7 = 11.

` 40
Pembahasan:

Tambahkan kedua ruas dengan 7, lalu bagi kedua ruas dengan 3.

3x = 18

x=6

• Contoh 3
Selesaikan persamaan kuadrat x2 - 5x + 6 = 0.

Pembahasan

Faktorkan persamaan kuadrat menjadi bentuk (x - a)(x - b) = 0.


x2 - 5x + 6 = 0

(x - 2)(x - 3) = 0

Jika hasil kali dua bilangan sama dengan nol, maka salah satu bilangan atau keduanya
sama dengan nol.

x - 2 = 0 atau x - 3 = 0

x = 2 atau x = 3

• Contoh 4

Selesaikan persamaan logaritma log_3_ (x + 2) = 2.

Pembahasan

Ubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponen, yaitu a^log_a_ b = b.


3^log_3_ (x + 2) = 32

x+2=9

x=7

• Contoh 5

` 41
Selesaikan persamaan trigonometri cos x = -0,5.

Pembahasan

Cari nilai sudut yang memiliki kosinus -0,5, yaitu 120° atau 240° dalam satu periode
0° ≤ x ≤ 360°.

x = 120° atau x = 240°

N. Apa dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika

Dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap


kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika adalah sebagai berikut:
Pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen dapat membantu seseorang untuk
menguasai konsep-konsep dasar matematika, seperti bilangan berpangkat, logaritma,
akar, dan fungsi. Konsep-konsep ini sering digunakan dalam berbagai topik
matematika, seperti aljabar, kalkulus, analisis, dan lain-lain. Dengan menguasai
konsep-konsep dasar ini, seseorang dapat memahami dan menerapkan rumus-rumus,
teorema-teorema, dan sifat-sifat matematika dengan lebih mudah dan tepat.
Pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen dapat membantu
seseorang untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
Persamaan eksponen adalah salah satu jenis persamaan yang menantang untuk
diselesaikan, karena membutuhkan strategi, manipulasi, dan transformasi yang cermat.
Untuk menyelesaikan persamaan eksponen, seseorang harus mampu mengidentifikasi,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang diberikan, serta mencari
solusi yang efektif dan efisien. Kemampuan berpikir ini sangat berguna dalam
memecahkan masalah matematika maupun masalah lainnya dalam kehidupan sehari-
hari.

Pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen dapat membantu


seseorang untuk mengetahui dan mengapresiasi penerapan matematika dalam

` 42
berbagai bidang ilmu dan teknologi. Persamaan eksponen memiliki banyak penerapan
dalam matematika dan sains, seperti untuk menghitung bunga majemuk,
pertumbuhan populasi, peluruhan zat radioaktif, perubahan suhu logam, dan
sebagainya. Persamaan eksponen juga berkaitan dengan fungsi eksponen, yaitu fungsi
yang memiliki bentuk f (x) = ax, dengan a > 0 dan a ≠ 1. Fungsi eksponen memiliki
grafik yang berbentuk kurva yang melengkung, dan memiliki sifat-sifat tertentu,
seperti simetri, asimtot, dan turunan. Dengan mengetahui dan mengapresiasi
penerapan matematika ini, seseorang dapat meningkatkan minat, motivasi, dan rasa
percaya dirinya dalam belajar matematika.

O. Contoh Soal Eksponen

1. Tentukan penyelesaian dari persamaan ekponensial berikut ini 22x-7 = 81-x


jawab:
Pertama-tama yang perlu Gengs lakukan yaitu menyamakan basis pada kedua
ruas [ruas kanan dan ruas kiri] seperti berikut:
2 2x-7 =81-x
22x-7 =(23)1-x
2 2x-7 =23-3x
Nahhhh karena basismya telah sama, maka dengan mudah kita dapat
menentukan nilai x-nya seperti ini
2x–7=3–3x
5x=10
x=2
Sehingga kita peroleh x = 2

2. Tentukan nilai x dari persamaan 3⁵ˣ⁻¹ – 27ˣ⁺³ = 0


3⁵ˣ⁻¹–27ˣ⁺³=0
3⁵ˣ⁻¹=(3³)ˣ⁺³
3⁵ˣ⁻¹=3³ˣ⁺⁹
5x-1=3x+9
2x=10
x=5

3. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan eksponensial berikut


3ˣ⁺²+3ˣ=10
Jawab:

` 43
3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10
3ˣ(10)=10
3ˣ=1
3ˣ=3⁰
x=0

4. Tentukan penyelesaian dari 32x-2 = 5x-1


Jawaban:
Kedua basis pada persamaan diatas berbeda dan tidak ada sifat-sifat
perpangkatan yang dapat kita gunakan untuk menyamakan kedua basis
tersebut. Namun, kedua pangkatnya bisa kita samakan menjadi sebagai
berikut:
32x-2 =5x-1
32(x-1) =5x-1
9 x-1 =5x-1
Sehingga berdasarkan sifat 2, maka akan diperoleh sebagai berikut:
x–1=0
x=1
Dengan demikian nilai x yang kita peroleh yaitu 1.

5. Jika 3ˣ⁻²ʸ = 1/81 dan 2ˣ⁻ʸ = 16, maka nilai x + y


Jawab:
Dengan menggunakan sifat-sifat persamaan eksponen, maka
3ˣ⁻²ʸ = 1/81
3ˣ⁻²ʸ = 1/3⁴
3ˣ⁻²ʸ = 3⁻⁴ ...................................... pers 1
2ˣ⁻ʸ= 16
2ˣ⁻ʸ = 2⁴
x – y = 4 ........................................... pers 2
Dari pers 1 dan pers 2, diperoleh
x – 2y = -4
x–y=4
-y = -8
y = 8Nilai y dapat kita subsitusikan ke pers 1 atau 2, maka
x – 2y = -4
y=8
Jadi
x – 2(8) = -4
x = -4 + 16
x = 12

` 44
ATAU
x–y=4
x – (8) = 4
x=4+8
x = 12
Didapatkan nilai x = 12, dan nilai y = 8
Jadi, x + y = 12 + 8 = 20

6.
tentukan himpunan penyelesaian (3 − 10)2 = (3 − 10)2x
jawab :
(3 − 10)2 = (3 − 10)2x
• X2 - 2x = 0
X(x – 2) = 0
X = 0 atau x = 2
• 3x – 10 = 0
3x = 10
10
X =
3
• 3x – 10 =1
3x = 11
11
X =
3
Sekarang periksa apakah untuk x = 10 , g(x) dan f(x) keduanya positif ?
3
g(10) = (10 )2 = 100 > 0
3 3 9
h(10) = 2 . 10 = 20 >0
3 3 3
jadi untuk x = 10 , g(x) dan h(x) keduanya positif, sehingga x = 10
3 3
merupakan penyelesaian.
• 3x – 10 = -1
3x =9
x =3
Sekarang periksa apakah untuk x = 3, g(x), dan h(x) keduanya genap
atau keduanya ganjil ?
G(3) = 32 = 9 dan h(3) = 2. 3 = 6
Perhatikan bahwa untuk x = 3, g(x) ganjil dan h(x) genap sehingga x =
3 bukan penyelesaian.
Dengan demikian, himpunan penyelesaian (3 − 10)2 = (3 − 10)2x
adalah {0, 2, 10, 11}
3 3

7. f(x)g(x) = f(x)h(x)

` 45
jika f(x)g(x) = f(x)h(x) , maka penyelesaiaan adalah sebagai berikut :
• g(x)= h(x)
• f(x) = 1
• f(x) = 0 , asalkan g(x) dan h(x) keduanya positif
• f(x) = -1 , asalkan g(x) dan h(x) keduanya genap atau keuanya
ganji

8. af(x) = am

jika af(x) = am , a > 0 dan a ≠ 1, maka f(x) = m


contoh soal :
tentukan penyelesaian 3 = 271-x
jawab :
3 = 271-x
31 = 33(1-x)
3(1 - x) =1

1–x =1
3

x =2
3

Jadi, penyelesaian 3 = 271-x adalah x = 2


3

9. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan eksponensial 3ˣ⁺²+3ˣ=10


Jawaban:

3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10
3ˣ(10)=10
3ˣ = 1
3ˣ=3⁰
x=0

` 46
10. Tentukan himpunan penyelesaian dari 9 x²+x = 27 x²-1

Jawaban:

9 x²+x = 27 x²-1

3 2(x²+x) = 3 3(x²-1)

2 (x2+x) = 3 (x2-1)
2x2 + 2x = 3x2 – 3
x2 – 2x – 3 = 0
(x – 3) (x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { -1,3 }

11. Tentukan penyelesaian dari persamaan ekponensial berikut ini 22x-7 = 81-x

Jawab:

Pertama-tama yang perlu kamu lakukan yaitu menyamakan basis pada kedua
ruas[ruas kanan dan ruas kiri] seperti berikut:

22x-7 = 81-x
22x-7 = (23)1-x
22x-7 = 23-3x

Nahhhh karena basismya telah sama, maka dengan mudah kita dapat
menentukan nilai x-nya seperti berikut ini.

2x – 7 = 3 – 3x
5x = 10
x=2

Sehingga kita peroleh x = 2

` 47
12. Jika a dan b bilangan bulat positif yang memenuhi ab = 220 – 219 , maka nilai a + b
=…

Jawab:

Dengan menggunakan sifat pangkat dan sifat distributif, diperoleh:

ab = 220 – 219

ab = 219 . 2 – 219

ab = 219 . (2-1)

Dari sini, kita peroleh a = 2 dan b = 9 sehingga a + b = 2 + 19 = 21

13. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan eksponensial berikut

3ˣ⁺²+3ˣ=10

Jawab:

3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10

3ˣ(10)=10
3ˣ = 1
3ˣ=3⁰
x=0

14. Tentukan penyelesaian dari 32x-2 = 5x-1

Jawab:

Kedua basis pada persamaan diatas berbeda dan tidak ada sifat-sifat perpangkatan
yang dapat kita gunakan untuk menyamakan kedua basis tersebut.

Namun, kedua pangkatnya bisa kita samakan menjadi sebagai berikut :

32x-2 = 5x-1
32(x-1) = 5x-1
9x-1 = 5x-1

` 48
Sehingga berdasarkan sifat 2, maka akan diperoleh sebagai berikut:

x–1=0
x=1

Dengan demikian nilai x yang kita peroleh yaitu 1.

15. Tentukan himpunan penyelesaian dari :

9 x²+x = 27 x²-1

Jawab:

9 x²+x = 27 x²-1
3 2(x²+x) = 3 3(x²-1)
2 (x2+x) = 3 (x2-1)
2x2 + 2x = 3x2 – 3
x2 – 2x – 3 = 0
(x – 3) (x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { -1,3 }

16. Jika 4x+1 – 2x+3 + 8 = 0. Nilai x yang memenuhi adalah . . .

A. -3
B. -2
C. -1
D. 0
E. 1

Pembahasan :
4x+1 – 2x+3 + 8 = 0
4x . 2 – 2x . 23 + 8 = 0
22x . 2 – 2x . 8 + 8 = 0
(2x)2 . 2 – 2x . 8 + 8 = 0

Buat permisalan supaya lebih mudah


Misal, 2x = p

Maka,
p2 . 2 – p . 8 + 8 = 0
` 49
2p2 – 8p + 8 = 0
(2p – 4)(p – 2) = 0
p = 2 ||| p = 2

p diubah semula menjadi 2x

Jadi,
2x = 2
2x = 21
x = 1 (E)

17. Jika 92m-1 = 27 , maka nilai 8m adalah . . .

A. 12
B. 10
C. 11
D. 9
E. 6

Pembahasan :
92m-1 = 27
32(2m-1) = 33

Maka,
2(2m – 1) = 3
4m – 2 = 3

` 50
4m = 5
m = 5/4

Jadi,
8m = 8(5/4)
8m = 10 (B)

18. Nilai x yang memenuhi persamaan 124x-8 = 144 adalah . . .

A. 3/2
B. -3/2
C. -5/2
D. 7/2
E. 5/2

Pembahasan :
124x-8 = 144
124x-8 = 122

Maka,
4x – 8 = 2
4x = 10
x = 10/4
x = 5/2 (E)

19. Diketahui 32x-3 = 3√(276-x), maka nilai x yang memenuhi adalah . . .

A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4

Pembahasan :
32x-3 = 3√(276-x)
32x-3 = 27(6-x)/3
32x-3 = 33(6-x)/3

` 51
Maka,
2x – 3 = 3(6-x)/3
2x – 3 = 6 – x
2x + x = 6 + 3
3x = 9
x = 3 (D)

20. Solusi persamaan 62x+1 = 122x+1 adalah . . .

A. -1/2
B. 1/2
C. -1/3
D. 1/3
E. 2/3

Pembahasan :
62x+1 = 122x+1
62x . 6 = 122x . 12
62x = 122x . 12/6
62x = 122x . 2
62x/122x = 2
(6/12)2x = 2
(1/2)2x = 2
2-2x = 2

Maka,
-2x = 1
x = -1/2 (A)

21. Diketahui 9n+1 + 9n+1 = 54, maka 42n = . . .

` 52
A. 1
B. 4
C. 3
D. 2
E. 0

Pembahasan :
9n+1 + 9n+1 = 54
9 . 9n + 9 . 9n = 54
9n (9 + 9) = 54
9n . 18 = 54
9n = 3
32n = 3

Maka,
2n = 1
n = 1/2

Jadi,
42n = 42(1/2)
4n = 4 (B)

22. Bentuk sederhana dari

Pembahasan:

` 53
23. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan eksponensial berikut.
x+2 1-x
25 =(0,2)
Jawab

x+2 1-x
25 =(0,2)
= 5 -1(1-x)
52(x+2)
2x+4=-1+x
2x–x=-1–4
x =-5
Jadi nilai x yang diperoleh yaitu -5 Tentukan nilai x yang memenuhi
persyaratan eksponensial berikut ini
25 x+2 =(0,2) 1-x

Jawab

x+2 1-x
25 =(0,2)
= 5 -1(1-x)
52(x+2)
2x+4=-1+x
2x–x=-1–4
x =-5
Jadi nilai x yang diperoleh yaitu -5

24. Tentukan himpunan penyelesaian dari (x – 4)4x = (x – 4)1+3x


Jawab:
Untuk menjawab soal ini, Gengs perhatikan kembali sifat nomor 6.
Misalkan :
f(x) = x – 4,
g(x) = 4x dan
h(x) = 1 + 3x
• Solusi 1: g(x) = h(x)
4x = 1 + 3x
x=1

• Solusi 2: f(x) = 1
x–4=1
x=5

• Solusi 3: f(x) = -1, g(x) dan h(x) keduanya genap/ganjil.


x – 4 = -1
x=3

` 54
Periksa : Untuk x = 3 maka
g(x) = 4(3) = 12
h(x) = 1 + 3(3) = 10
Karena keduanya genap, maka x = 3 memenuhi.
***Jika seandainya keduanya ganjil, maka x = 3 juga memenuhi. Namun,
jika salah satu genap dan yang lain ganjil maka x = 3 tidak memenuhi.

• Solusi 4: f(x) = 0, g(x) dan h(x) keduanya positif.


x–4=0
x=4
Periksa : Untuk x = 4 maka
g(x) = 4(4) = 16
h(x) = 1 + 3(4) = 13
Karena keduanya positif, maka x = 4 memenuhi.
Jika seandainya salah satu atau keduanya bernilai ≤ 0, maka x = 4 tidak
memenuhi.
Dengan demikian, himpunan penyelesaiannya adalah {1, 3, 4,5}

25. Akar-akar persamaan 2.3⁴ˣ – 20.3²ˣ + 18 = 0$ adalah x₁ dan x₂. Nilai x₁ + x₂


adalah

Jawab:

Dengan menggunakan sifat-sifat persamaan eksponen, maka:

2.3⁴ˣ – 20.3²ˣ + 18 = 0
(3²ˣ) – 10.3²ˣ + 9 = 0
(3²ˣ – 9)(3²ˣ – 1) = 0
3²ˣ = 9 atau 3²ˣ = 1
3²ˣ = 3² atau 3²ˣ = 3⁰
2x = 2 atau 2x = 0
x = 1 atau x = 0
Jadi x₁ + x ₂ = 1 + 0 = 1

26. Cari himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen


3²ˣ⁺² + 8.3ˣ -1 =0
Jawab:
3²ˣ⁺² + 8.3ˣ – 1 = 0
3²ˣ 3² + 8.3ˣ – 1 = 0
(3ˣ)² 3² + 8. 3ˣ – 1 =

` 55
Langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan yaitu faktorkan persamaan kuadrat
yang telah kita peroleh dengan memisalkan
3ˣ = a
9a² + 8a -1 = 0
[9a-1][a+1] = 0
9a-1 = 0
9a = 1
a = 1/9
atau
a+1=0
a = -1
kembali ke permisalan awal 3ˣ = a
Jika 3ˣ = 1/9 maka x = -2
Jika 3ˣ = -1 [tidak memenuhi]
Sehingga nilai x yang memenuhi adalah -2

27. Tentukan himpunan penyelesaian dari (x2 + 3x – 2)2x+3 = (x2 + 2x + 4)2x+3

Jawab:

Berdasarkan sifat 5, persamaan eksponen di atas akan mempunyai tiga


kemungkinan solusi.
• Solusi 1: Basis kiri sama dengan basis kanan
x2 + 3x – 2 = x2 + 2x + 4
3x – 2 = 2x + 4
x=6
• Solusi 2: Basis berlainan tanda dengan syarat pangkatnya genap
x2 + 3x – 2 = -(x2 + 2x + 4)
x2 + 3x – 2 = -x2 – 2x – 4
2x2 + 5x + 2 = 0
(2x + 1)(x + 2) = 0
x = -1/2 atau x = -2
Periksa:
Untuk x = -1/2 → (2x + 3) [bernilai genap]
Untuk x = -2 → (2x + 3) [bernilai ganjil]
Jadi, yang memenuhi adalah x = -1/2
• Solusi 3: Pangkatnya sama dengan nol, dengan syarat kedua basisnya tidak
sam dengan nol
2x + 3 = 0
x = -3/2
Periksa:
(x2 + 3x – 2) ≠ 0
(x2 + 2x + 4) ≠ 0

` 56
Karena keduanya ≠ 0, maka x = -3/2 [memenuhi]
Dengan demikian himpunan penyelesaiannya adalah
{-3/2, -1/2, 6}

28. Tentukan solusi x dari persamaan 7²x+³ = 49x+¹


Jawaban:
7²x + ³ = 49x + ¹
7²x + ³= 7² ( -x + ¹)
2x + 3 = -2x + 2
4x = -1
X = -¼

29. A(af(x))2 + B (af(x)) + C = 0


Waduh, ribet banget caranya. Ada huruf A besar dan kecil, belum lagi B dan C.
Tenang-tenang, buat menemukan solusinya, kamu bisa ubah af(x) dengan suatu
variabel, misalnya m. Dari sini, kamu bakal punya bentuk persamaan baru yang
lebih sederhana, yaitu:
A m2 + Bm + C = 0
Kalau bentuknya udah berubah kayak di atas, kamu bisa melakukan pemfaktoran
dan substitusikan af(x) = m. Sekarang, coba kamu perhatikan contoh soal
persamaan eksponen di bawah.
22x-5.2x+4=0
Biar lebih gampang, bentuk di atas bisa kamu ubah jadi (2x)2-5.2x+4=0.
Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kamu perlu sederhanakan bentuk
yang sama ke suatu variabel. Di sini, saya akan mengubah 2x menjadi m. Jadi,
kita punya bentuk baru m2-5m+4 = 0.
m2-5m+4 = 0 → faktorkan
(m-4)(m-1) = 0
m = 4 dan m = 1
Udah ketemu nilai m, berarti waktunya kamu buat subtitusi nilai m ke 2x tadi.
m=4

` 57
2x = 4
2x = 22
x=2
m=1
2x = 20
x=0
Jadi, dari cara di atas, kamu sudah menemukan nilai x, yaitu x = 2 dan x = 0.

` 58
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas saya sebagai penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pemahaman dan penerapan persamaan ini memiliki peran yang signifikan
dalam menganalisis fenomena pertumbuhan atau penurunan yang bersifat
eksponensial. Persamaan eksponen tidak hanya relevan dalam konteks matematika
murni, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.
Kesimpulannya, pemahaman mendalam terhadap persamaan eksponen memberikan
landasan yang kokoh untuk menjelaskan dan memprediksi perubahan yang terjadi
dalam berbagai asp.
Dari pembahasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa persamaan eksponen
adalah bagian penting dari matematika dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai
bidang, termasuk fisika, teknik, dan ilmu komputer. Memahami persamaan eksponen
dapat membantu kita dalam memecahkan berbagai masalah yang melibatkan
pertumbuhan dan peluruhan eksponensial, bunga majemuk, dan banyak lagi.
Namun, perlu diingat bahwa pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen
memerlukan latihan dan pengalaman. Oleh karena itu, pembaca disarankan untuk
terus belajar dan berlatih untuk memperdalam pemahaman mereka tentang topik ini.
Akhirnya, kami berharap bahwa makalah ini telah memberikan wawasan yang
berharga tentang persamaan eksponen dan akan menjadi sumber yang berguna bagi
pembaca dalam studi mereka tentang matematika.

` 59
DAFTAR PUSTAKA

http://outsiders17.blogspot.co.id/2009/12/blog-post.html
https://www.google.com/search?q=eksponen&ie=utf-8&oe=utf-8#q=Konsep-
konsep+logaritma
Konsep Dasar Eksponen (Bilangan Berpangkat) & Sifat-Sifatnya | Matematika Kelas
10 (ruangguru.com)
contoh soal permsamaan eksponen - Mencari Gambar (bing.com)
Soal dan Pembahasan-Persamaan Eksponen ► Mathematics (sheetmath.com)
Abdilah, F. (2023, juli 24). PT RUANG RAYA INDONESIA (Ruangguru). Diambil
kembali dari ruangguru: https://www.ruangguru.com

Fatih, M. A. (2022, April 11). Zenius Education. Diambil kembali dari


zenius.net:https://www.zenius.net

Mulida, D. (2021, November). Contoh soal bilang rasional.


https://www.kursiguru.com.

Sayyaf, M. A. (2023, juli 22). sonora.id. Diambil kembali dari sonora.id:


https://www.sonora.id

Sisma, A. F. (2023, januari 30). KATADATA. Diambil kembali dari


KATADATA.co.id: https://katadata.co.id

` 60

Anda mungkin juga menyukai