Jane Makalah Matematika PDF
Jane Makalah Matematika PDF
MAKALAH
PERSAMAAN EKSPONEN
Oleh:
JANE ANGELICA KEKA’
NIM 23401010
i
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, .
masih sangat jauh dari sempurna, namun dengan dukungan semua pihak, maka
akan bisa maksimal.
Kami yang menyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki Makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi bagi
yang membaca. Terima Kasih.
ii
DAFTAR ISI
BAB I .........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. Pengertian Eksponen......................................................................................................... 2
C. Fungsi Eksponen............................................................................................................... 2
D. Cara penyelesaian ............................................................................................................. 3
E. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 3
F. Tujuan Permasalahan ........................................................................................................ 3
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Devinisi Eksponen ............................................................................................................ 5
B. Persamaan Eksponen Menurut Para Matematikawan ....................................................... 6
C. Bagaimana sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen dalam
matematika dan sains ........................................................................................................... 12
D. Fungsi Eksponen ............................................................................................................ 13
E. Konsep Eksponen............................................................................................................ 13
F. Sifat-sifat eksponen ......................................................................................................... 13
G. Sifat oprasi bilangan pangkat rasional ............................................................................ 16
H. Beberapa Bentuk Umum Dari Persamaan Eksponen ...................................................... 24
I. cara mengaplikasikan pengetahuan tentang persamaan eksponen dalam
kehidupan sehari-hari .......................................................................................................... 28
J. perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan bagaimana
perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya .......................................................... 35
K. Bagaimana persamaan eksponen berinteraksi dengan konsep matematika lainnya seperti
logaritma ............................................................................................................................. 37
L. Bagaimana persamaan eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan dan
peluruhan dalam konteks nyata ........................................................................................... 38
M. perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan bagaimana
perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya .......................................................... 39
N. Apa dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika .......................................... 42
O. Contoh Soal Eksponen.................................................................................................... 43
iii
BAB III...............................................................................................................................................59
PENUTUP ................................................................................................................................59
A. KESIMPULAN ............................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................60
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. Pengertian Eksponen
Jika dilihat dari asal katanya eksponen berasal dari dua suku kata dari bahasa lain
“Expo” dan “Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan ponere tempat dia sendiri.
Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern tercatat pertama kali dalam
buku “Arithemetica Integra” yang ditulis oleh seorang ahli matematika asal inggris
bernama Michael Stifel. Namun demikian saat itu istilah eksponen hanya digunakan
untuk bilangan dasar 2. Jadi istilah eksponen 3 berarti 23 yang bernilai 8. Ini jelas agak
berbeda dengan konsep eksponen yang saat ini kita pakai.
Persamaan eksponen adalah persamaan bilangan berpangkat yang memuat variabel di
bagian pangkatnya. Oleh karena memuat suatu variabel, maka pangkatnya bisa
dinyatakan sebagai suatu fungsi, misal f(x) atau g(x) untuk pangkat bervariabel x.
Persamaan eksponen sangat penting dalam matematika karena memiliki banyak
aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aplikasi persamaan eksponen yang
paling umum adalah dalam fungsi eksponen.
C. Fungsi Eksponen
Fungsi eksponen adalah fungsi matematika yang memuat bentuk eksponen, artinya fungsi
tersebutFungsi eksponen adalah fungsi matematika yang menggambarkan hubungan antara bilangan
yang dipangkatkan dengan eksponen yang diberikan.
Fungsi eksponen dapat dituliskan dengan notasi f(x) = ax, di mana a adalah basis dari fungsi tersebut
dan x adalah eksponen yang diberikan.
Fungsi eksponen selalu bernilai positif untuk semua nilai x yang tidak negatif.
Fungsi eksponen dengan basis yang sama akan selalu memiliki bentuk yang sama, hanya nilai yang
berbeda. Fungsi eksponen dengan basis yang lebih besar akan selalu tumbuh lebih cepat daripada
fungsi eksponen dengan basis yang lebih kecil. Fungsi eksponen dengan basis yang lebih kecil akan
` 2
selalu tumbuh lebih lambat daripada fungsi eksponen dengan basis yang lebih besar.
Fungsi eksponen dengan basis yang sama akan selalu memiliki grafik yang sama, hanya skala yang
berbeda.
Fungsi eksponen sangat penting dalam matematika karena memiliki banyak aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh aplikasi fungsi eksponen adalah dalam bidang ekonomi,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Misalnya, dalam bidang ekonomi, fungsi eksponen dapat
digunakan untuk memodelkan pertumbuhan ekonomi, sedangkan dalam ilmu pengetahuan, fungsi
eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan populasi bakteri. Selain itu, fungsi
eksponen juga digunakan dalam berbagai bidang lainnya, seperti fisika, kimia, dan biologi.
D. Cara penyelesaian
E. Rumusan Masalah
Masalah mengenai materi persamaan eksponen dapat bervariasi sesuai dengan tingkat
kesulitan dan aplikasinya. Berikut beberapa contoh rumusan masalah terkait
persamaan eksponen:
a. Pemahaman dasar
b. Hukum-hukum Eksponen
c. Pengaplikasian dalam kehidupan nyata
` 3
d. Penyelesaian persamaan eksponen
Dalam memecahkan masalah-masalah ini, penting untuk memahami hukum-hukum
eksponen, kemampuan menyelesaikan persamaan eksponen, dan penerapan konsep
eksponen dalam konteks kehidupan nyata. Metode pemecahan bisa beragam, termasuk
penggunaan hukum-hukum eksponen, logaritma, atau penyelesaian aljabar lainnya.
F. Tujuan Permasalahan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
1) Memahami apa yang di maksud dengan persamaan eksponen.
2) Memahami sejarah penemu Persamaan Eksponen
3) Memahami sifat-sifat persamaan eksponen.
4) Apa saja bentuk persamaan eksponen beserta solusinya.
5) Persamaan eksponen dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menghitung bunga majemuk, pertumbuhan populasi, peluruhan radioaktif, suhu udara,
dan lain-lain.
6) Persamaan eksponen dapat digunakan untuk memodelkan pertumbuhan dan peluruhan
dalam konteks nyata dengan menggunakan rumus umum
7) Persamaan eksponen berinteraksi dengan konsep matematika lainnya seperti logaritma
dengan menggunakan sifat-sifat logaritma untuk menyelesaikan persamaan eksponen
yang tidak sederhana.
8) Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah bahwa
persamaan eksponen memiliki variabel di bagian pangkatnya, sedangkan persamaan
lainnya tidak.
9) Teknologi, seperti perangkat lunak komputer, dapat membantu dalam menyelesaikan
persamaan eksponen dengan cara yang lebih cepat, mudah, dan akurat.
10) Sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen dalam matematika dan
sains dimulai dari abad ke-17.
11) Dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika adalah bahwa ia dapat
menguasai konsep-konsep matematika lainnya yang berkaitan dengan persamaan
eksponen.
` 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Devinisi Eksponen
Eksponen merupakan bentuk perkalian suatu bilangan dengan dirinya sendiri
sebanyak pangkatnya. Persamaan eksponen adalah persamaan bilangan
berpangkat yang memuat variabel di bagian pangkatnya. Oleh karena memuat
suatu variabel, maka pangkatnya bisa dinyatakan sebagai suatu fungsi, misal
f(x) atau g(x) untuk pangkat bervariabel x. Contoh persamaan eksponen
adalah 32x – 4 = 32.
penggunaan eksponen secara modern yang pertama kali dicatat sejarah,
dilakukan oleh Michael Stifel, seorang matematikawan Inggris dalam
bukunya “Arithmetica Integra” pada tahun 1544.
Dalam bukunya, Stifel menggunakan notasi eksponen untuk menulis
bilangan berpangkat, seperti 2^3 untuk 2 x 2 x 2, dan 2^4 untuk 2 x 2 x 2 x 2.
Dia juga menggunakan notasi eksponen untuk menulis akar kuadrat, seperti
2^(1/2) untuk akar kuadrat dari 2, dan 2^(1/3) untuk akar kubik dari 2. Dia
juga menemukan beberapa sifat-sifat eksponen, seperti 2^3 x 2^4 = 2^(3 + 4),
dan 2^3 / 2^4 = 2^(3 - 4).
Stifel juga menggunakan eksponen untuk menyelesaikan persamaan yang
melibatkan pangkat, seperti 2^x = 32. Dia menyelesaikan persamaan ini
dengan cara menyamakan basis kedua ruas, yaitu 2^x = 2^5, dan kemudian
menyamakan pangkatnya, yaitu x = 52. Dengan demikian, Stifel dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang menulis dan menyelesaikan persamaan
eksponen. lain-lain. Mereka juga menemukan berbagai metode untuk
menyelesaikan persamaan eksponen, seperti metode logaritma, metode
substitusi, metode grafik, dan lain-lain
Setelah Stifel, banyak matematikawan lain yang mengembangkan konsep
eksponen dan persamaan eksponen, seperti John Napier, Isaac Newton,
Leonhard Euler, Joseph Fourier, dan lain-lain. Mereka menemukan berbagai
` 5
macam eksponen, seperti eksponen negatif, eksponen pecahan, eksponen
irasional, eksponen kompleks, dan lain-lain. Mereka juga menemukan
berbagai macam persamaan eksponen, seperti persamaan eksponen sederhana,
persamaan eksponen tak sederhana, persamaan eksponen bentuk akar,¸dan
persamaan eksponen sistem
` 6
notasi R.c. 2 (radice cubica). Simbol-simbol di atas mulai digunakan Bombelli
dalam buku karyanya yang terkenal L’Algebra.
Menulis notasi akar dengan R.q. atau R.c. ternyata merepotkan dan tidak
praktis sehingga dibuat dengan menuliskan dalam bentuk r (huruf r kecil).
Apa yang terjadi kemudian? Penulisan notasi dengan r ini jika ditulis oleh
tangan (bukan mesin ketik) terlebih tulisan orang tersebut jelak, maka yang
muncul adalah bentuk yang tidak lazim. Lama kelamaan huruf r kecil yang
beragam ini diberi bentuk baku yaitu bentuk seperti yang kita kenal sekarang
ini yaitu √. Sebelum orang menggunakan x² sebagai simbol xx, x³ sebagai
simbol untuk xxx dan seterusnya, dahulu orang
merasa kesulitan untuk menuliskan suatu persamaan dengan derajat yang
lebih dari satu. Pada saat itu, simbol-simbol x, y, z dan seterusnya sudah
digunakan untuk menyatakan bilangan yang belum diketahui nilainya. Namun,
ketika mereka dihadapkan pada bilangan-bilangan yang berpangkat tinggi
misalnya n, sangat tidak praktis apabila dituliskan dalam bentuk perkalian x
sebanyak n kali. Dengan demikian, diperlukan simbol yang sederhana untuk
bilangan-bilangan tersebut. Pada abad ke-17 matematikawan Perancis, Rene
Descartes menjadi orang pertama kali menggunakan a, b dan c untuk
menyatakan bilangan yang telah diketahui nilainya. Pada saat itu, Descartes
mulai menggunakan symbol x² untuk xx dan sebagainya. Sejak saat itu
persamaan aljabar dapat dituliskan dalam bentuk yang sudah modern.
2. Mishael Stifel
` 7
Eksponen berasal dari dua suku kata dari bahasa lain “Expo” dan
“Ponere“. Expo berarti berasal atau dari dan Ponere tempat dia sendiri.
Penggunaan kata eksponen dalam matematika modern tercatat pertama
kali dalam buku “Arithemetica Integral” yang ditulis oleh seorang ahli
matematika asal inggris bernama Michael Stifel. Namun demikian saat itu
istilah eksponen hanya digunakan untuk bilangan dasar 2. Jadi istilah
eksponen 3 berarti 23 yang bernilai 8.
Kemunculan awal eksponen memang belum jelas pastinya. Meskipun
tidak 100% benar banyak yang menyebutkan sistem pangkat atau
eksponen ini sudah ada sejak jaman Babilonia. Pada abad 23 sebelum
Masehi Masyarakat Babel di sekitar wilayah Mesopotamia telah mengenal
kuadrat dalam sistem penanggalan mereka.
Konsep eksponen di zaman modern agak berbeda dari konsep Stifel
atau dari masyarakat Babel. Eksponen sekarang digunakan untuk
menentukan berapa kali bilangan tersebut dikalikan dengan ia sendiri.
Dengan adanya eksponen anda tidak perlu lagi menuliskan 3 x 3 x 3 x 3 x
3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x, anda cukup menulis 310.
3. John Napier
` 8
Pada tahun 1616 John Napier menemukan : Bilangan desimal. Contoh :
6,5 Dibaca enam koma lima dan Logaritma Contoh : 23 = 8 Sama
dengan 2log 8=3. Bilangan berpangkat sangat membantu kita dalam
mempersingkat bilangan yang relatif besar atau kecil. Contoh 0,00000099
ditulis dalam bilangan berpangkat menjadi 9,9 10-7
Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat
atau eksponen adalah John Napier (1550-1617). John Napier merupakan
seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia. John Napier juga
merupakan penemu bilangan logaritma, yang memang ada hubungannya
dengan bilangan eksponen. John Napier menyadari bahwa setiap bilangan
bisa di ubah dalam bentuk eksponen maupun logaritma, agar bilangan
tersebut bisa diubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
John Napier juga adalah seorang matematikawan, fisikawan, ahli
astronomi, dan astrologi. Peninggalannya yang terkenal dalam bidang
matematika di antaranya adalah Napier’s bones atau rabdologia.
Rabdologia berasal dari bahasa Yunani rhabdos artinya
batang dan logia artinya belajar. Rabdologia adalah alat hitung semacam
abakus yang digunakan untuk melakukan hitungan perkalian dan
pembagian dengan menggunakan konsep dasar menjumlahkan untuk
perkalian dan pengurangan untuk pembagian Napier’s bones terdiri dari
sebuah papan dengan pinggiran dan satu set batang dengan tulisan angka-
angka di dalamnya. Papan dan batang biasanya dibuat dari bahan kayu,
metal atau kardus tebal.
Satu set Napier’s bones (Rabdologia) dan contoh daftar perkalian 7.
Walaupun demikian, tanpa menggunakan rabdologia semacam itu kita
tetap bisa menggunakan konsep hitungan Napier’s bones untuk melakukan
hitungan perkalian atau pembagian. Berikut ini adalah contoh menghitung
perkalian dengan memanfaatkan konsep hitungan pada rabdologia.
` 9
Contoh : 15 X 13 = . . .
Langkah 2
Kalikan masing-masing digit angka itu, dan tulis hasilnya di dalam
kotak yang sesuai. Perhatikan cara meletakkan hasil kali angka-angka itu.
Satu kotak dibagi dua bagian dengan sebuah garis diagonal, bagian atas
diagonal diisi dengan digit puluhan, dan bagian bawah diagonal diisi
dengan digit satuan. Jadi, jika hasil kalinya berupa angka satu digit maka
ditulis 0 di bagian atas diagonal, dan satu digit (satuan) itu disimpan di
bagian bawah diagonal
1 x 1 = 1 (ditulis 01 dalam kotak baris 1, kolom 1)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
5 x 1 = 5 (ditulis 05 dalam kotak baris 1, kolom 2)
1 x 3 = 3 (ditulis 03 dalam kotak baris 2, kolom 3)
5 x 3 = 15 (ditulis 15 dalam kotak baris 2, kolom 2)
` 10
Langkah 3
Setelah semua kotak terisi penuh, saatnya menjumlahkan masing-
masing angka itu sesuai
posisi garis diagonalnya. Kita akan menjumlahkan mulai dari pojok bawah
sebelah kanan.
5 (untuk digit satuan)
3 + 1 + 5 = 9 (untuk digit puluhan)
0 + 1 + 0 = 1 (untuk digit ratusan)
Hasil perkalian itu ditulis di bagian bawah dan samping kiri kotak. Berturut-
turut, dari pojok bawah kanan ke arah kiri adalah digit satuan dan digit
puluhan, dan di samping kiri bawah adalah digit ratusan. Tidak ada digit
ribuan Tidak ada digit ribuan, karena angka di pojok kiri atasnya 0.
Jadi, hasil dari 15 x 13 = 195
` 11
C. Bagaimana sejarah pengembangan dan penerapan persamaan eksponen
dalam matematika dan sains
Notasi eksponen yang kita kenal sekarang, yaitu nx, pertama kali
diperkenalkan oleh Rene Descartes, seorang filsuf dan matematikawan asal
Prancis, pada tahun 1637 dalam bukunya yang berjudul La Geometrie1. Tujuan
Descartes adalah untuk menyederhanakan atau mempersingkat penulisan
perkalian bilangan yang sama, yaitu dalam bentuk pangkat.
` 12
D. Fungsi Eksponen
Persamaan pangkat atau eksponen adalah persamaan yang memuat variabel
dalam pangkatnya.
Fungsi eksponen f dengan bilangan pokok a adalah fungsi yang didefinisikan
f:x ax, dengan a > 0, a 1dan x R (himpunan bilangan real). Fungsi ini
memetakan setiap bilangan real x dengan tunggal ke bilangan real positif ax.
Fungsi eksponen f : x ax dinyatakan dalam bentuk f(x) = ax. sedangkan
persamaan fungsi eksponen dinyatakan dalam bentuk y = ax, dengan daerah asal
(domain) dari f adalah Df = {x - <x<+ ,x R }, dan daerah hasil (range)
dari f adalah Rf = {y y >0, y R}.
E. Konsep Eksponen
F. Sifat-sifat eksponen
Eksponen adalah bentuk perkalian dari bilangan yang sama dilakukan
berulang-ulang. Contohnya saja bilangan berpangkat. Contohnya 3 x 3 x 3 = 27 → 33
= 27.
Terdapat delapan sifat eksponen mendasar yang perlu dipelajar. Sifat eksponen dasar
ini dapat dikembangkan untuk sifat persamaan eksponen lainnya. Berikut delapan
sifat mendasar eksponen:
` 13
• Jika a(fx) = 1, maka f(x)=0 dengan a>0 dan a ≠ 1 Jika af(x) = ab, maka f(x)=b
dengan a>0 dan a ≠ 1
• Jika af(x) = ag(x), maka f(x)=g(x) dengan a>0 dan a ≠ 1
• Jika af(x) = bf(x), maka f(x)=0 dengan a,b >0 dan a, b ≠ 1
• Jika af(x) = bg(x), maka log a(fx) =log bg(x), dengan a,b >0 dan a, b ≠ 1
• Jika f(x)g(x)= 1, terdapat tiga penyelesaian, yaitu:
f(x) =1
f(x) = -1,syarat g(x) genap
g(x)= 0 ,syaratf(x)≠0
• Jika f(x)h(x) = g(x)h(x), terdapat tiga penyelesaian, yaitu:
f(x) = g(x)
f(x) = -g(x), syarat h(x) genap
h(x) = 0, syarat f(x),g(x) ≠ 0
` 14
• Sifat-sifat eksponen:
1. Pangkat Penjumlahan
⋅ =+
Jika kita mengalikan dua eksponen dengan basis yang sama, kita bisa
menambahkan pangkatnya.
2. Pangkat pengurangan
/=−
Jika kita membagi dua eksponen dengan basis yang sama,kita bisa mengurangi
pangkatnya.
3. Pangkat perkalian
() = ⋅
(⋅) = ⋅
() =
6. Pangkat negatif
−=
1
` 15
Jika pangkatnya negatif, hasilnya adalah kebalikan dari bilangan tersebut
dipangkatkan dengan pangkat positif.
7. Perkalian di pangkatkan
(⋅) =⋅⋅⋅
Jika kita memangkatkan hasil perkalian dua eksponen, hasilnya sama dengan
masing-masing eksponen dipangkatkan dan kemudian dikalikan
1. Sifat Komutatif
Sifat komutatif adalah sifat yang berlaku untuk operasi penjumlahan dan
perkalian pada bilangan apapun. Sifat ini mengatakan bahwa urutan bilangan
yang dijumlahkan atau dikalikan tidak mempengaruhi hasilnya. Sifat ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:Jawaban: Kita dapat menggunakan sifat komutatif
untuk operasi penjumlahan, yaitu
A. a+b=b+a
B. a×b=b×a
Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan
pangkat rasional dan sifat komutatif:
` 16
Jawaban:
3 2 4 3
( )3 × ( )2
4 5
3 2 3
3 4
= ×
4 5
3 9 64
= ×
16 125
≈0.694×0.720
≈0.500
3
( )2
4 3
= ( )3 ×
5 4
4 3 3 2
=( )2 × ( )3
5 4
Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa nilai dari ekspresi tidak berubah
meskipun kita menukar urutan bilangan yang dikalikan. Ini menunjukkan bahwa sifat
komutatif berlaku untuk perkalian bilangan pangkat rasional.
` 17
Jawaban:
1 1
1 3 2 2
+
2 3
3 1 2
= +
2 3
≈0.794+0.816
≈1.610
2 3 1
= +
3 2
1 1
2 2 1 3
= +
3 2
Dari perhitungan di atas, kita dapat melihat bahwa nilai dari ekspresi tidak berubah
meskipun kita menukar urutan bilangan yang dijumlahkan. Ini menunjukkan bahwa
sifat komutatif berlaku untuk penjumlahan bilangan pangkat rasional.
2. Sifat Distributif
Sifat operasi bilangan pangkat rasional adalah sifat yang berlaku untuk operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan pangkat
rasional. Bilangan pangkat rasional adalah bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk
anm , di mana a, m, dan nadalah bilangan bulat dan n =0.Sifat distributif adalah sifat
yang berlaku untuk operasi perkalian terhadap penjumlahan atau pengurangan. Sifat
ini mengatakan bahwa jika kita mengalikan suatu bilangan dengan jumlah atau
selisih dua bilangan lain, maka kita dapat mendistribusikan perkalian tersebut ke
masing-masing bilangan dalam tanda kurung. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a(b+c)=ab+ac
a(b−c)=ab−ac
` 18
Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat distributif:
3 1
24 × 84
1
42
Jawaban :
3 1
24 × 84
1
42
3 3
24 × 24
= 2
22
3 3
+
24 4
= 2
22
6
24
= 1
2
3
22
=
2
3
= 22−1
1
= 22
= 2
` 19
2. Hitung nilai dari ekspresi berikut dengan menggunakan sifat distributif:
3 5+2 −2 4−3
Jawaban:
3(5+2)−2(4−3)
=3×5+3×2−2×4+2×3
=15+6−8+6
=27−8
=19
1 1 1 1
1 2 2 3 1 2 3 4
× + ×
2 3 2 4
Jawaban:
1 1 1 1
1 2 2 3 1 2 3 4
× + ×
2 3 2 4
1 1
1 2 6 1 3 4
= × + ×
2 3 2 4
1 1
1 6 3 4
= +
3 8
=0.873+0.758
≈1.631
` 20
3. Sifat Asosiatif
Sifat asosiatif adalah sifat yang berlaku untuk operasi penjumlahan dan perkalian pada
bilangan apapun. Sifat ini mengatakan bahwa saat ada tiga bilangan atau lebih dalam
suatu operasi, hasilnya tidak akan tergantung pada cara bilangan tersebut
dikelompokkan dengan tanda kurung. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
(a+b)+c=a+(b+c)
(a×b)×c=a×(b×c)
Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat asosiatif:
1 1 1
1 2 2 3 3 4
+ +
2 3 4
Jawaban:
1 1 1
1 2 2 3 3 4
+ +
2 3 4
1 1 1
1 2 2 3 3 4
= + +
2 3 4
1+( 2+
3
4 3)
=
2 3 4
=0.707+(0.873+0.841)
` 21
=0.707+1.714
=2.421
b. Hitung nilai dari ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan
pangkat rasional dan sifat asosiatif:
1 1 1
2 2 3 3 4 4
× ×
3 4 5
1 1 1
2 2 3 3 4 4
= × ×
3 4 5
2 3 3 4 4
= × ×
3 4 5
=0.816×(0.947×0.944)
=0.816×0.894
=0.730
Sifat perpangkatan berulang adalah sifat yang berlaku untuk operasi perpangkatan
pada bilangan berpangkat. Sifat ini mengatakan bahwa jika kita memangkatkan suatu
bilangan berpangkat dengan pangkat lain, maka kita dapat mengalikan pangkat-
pangkat tersebut. Sifat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
() = ×
Berikut adalah contoh soal dan jawaban untuk sifat operasi bilangan pangkat rasional
dan sifat perpangkatan berulang:
` 22
1. Simplifikasi ekspresi berikut dengan menggunakan sifat operasi bilangan
pangkat rasional:
2 1
(33)2 × 96
1
273
Jawaban:
2 1
2
(33) × 96
1
273
2 1
×2 ×2
33 × 36
= 1
×3
33
4 2
+
33 6
= 1
3
5
33
=
3
5
= 33−1
2
= 33
3
= 32
3
= 9
` 23
Jawaban:
2 −2
3 −3
( ) ×( )
3 4
3 2 4 3
= ( ) ×( )
2 3
3 4 4
= ( )2 × ( )2 × ( )
2 3 3
3 4 4
= ( )2 × ( )2 × ( )
2 3 3
4 2 4
=( ) ×( )
2 3
4
= 22×
3
4
=4×
3
16
=
3
1. Bentuk Umum
Di mana a adalah basis (bilangan pokok), dan f(x) dan g(x) adalah pangkat atau
eksponen.Variabel harus berada di bagian pangkat.
Contoh soal:
` 24
1) 2+1 = 25
Jawaban: Dengan menggunakan sifat pangkat penjumlahan, kita dapat
menulisnya sebagai
2+1 = 25 ⇒ + 1 = 5 ⇒ = 4
Jawab:
Kita bisa menggunakan sifat eksponen yang pertama, yaitu an x am = a^n + m^.
Dalam hal ini, kita bisa menulis 4x x 42 = 4^x + 2^. Selanjutnya, kita bisa
menggunakan sifat eksponen yang kedua, yaitu an : am = a^n - m^. Dalam hal
ini, kita bisa mencari pangkat dari 64 yang memiliki basis 4, yaitu 43. Jadi, kita
bisa menulis 4^x + 2^ = 43. Karena basisnya sama, maka pangkatnya juga sama,
` 25
yaitu x + 2 = 3. Dengan mengurangi kedua ruas dengan 2, kita mendapatkan x
= 1.
2+1 = 25
Dalam hal ini, jika basisnya sama, maka nilai pangkat basis pertama akan sama
dengan pangkat basis kedua.
Contoh soal:
a. 2+1 = 25
Jawaban:
2+1 = 25 ⇒ + 1 = 5 ⇒ = 4
Jawab:
an x am = a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 32
yang memiliki basis 2, yaitu 25. Jadi, kita bisa menulis 2x = 25. Karena
basisnya sama, maka pangkatnya juga sama, yaitu x = 5.
Jawab:
an x am = a^n + m^. Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 27
yang memiliki basis 3, yaitu 33. Jadi, kita bisa menulis 3^2x - 1^ = 33. Karena
basisnya sama, maka pangkatnya juga sama, yaitu 2x - 1 = 3. Dengan
` 26
menambahkan 1 pada kedua ruas, kita mendapatkan 2x = 4. Dengan membagi
kedua ruas dengan 2, kita mendapatkan x = 2.
Jawab:
an x am = a^n + m^.
Dalam hal ini, kita bisa menulis 4x x 42 = 4^x + 2^. Selanjutnya, kita
bisa menggunakan sifat eksponen yang kedua, yaitu an : am = a^n - m^.
Dalam hal ini, kita bisa mencari pangkat dari 64 yang memiliki basis 4,
yaitu 43. Jadi, kita bisa menulis 4^x + 2^ = 43. Karena basisnya sama,
maka pangkatnya juga sama, yaitu x + 2 = 3. Dengan mengurangi kedua
ruas dengan 2, kita mendapatkan x = 1.
(2+1)2 = − 1
Contoh soal:
35x−1−27x=0
Jawaban:
35−1 = (33) = 33
5−1= 3
= 1/2
` 27
4. Persamaan Eksponen dengan Basis Berbeda
42+3 = 52+3
Dalam hal ini, jika basisnya tidak sama, namun bentuk eksponennya sama, maka
persamaan ini dapat diselesaikan dengan sistem logaritma
Contoh soal:
22x−7=81−x
Jawaban:
Pertama-tama yang perlu kita lakukan yaitu menyamakan basis pada kedua ruas
[ruas kanan dan ruas kiri] seperti berikut:
22x−7=(23)−x=23(−x)
Karena basismya telah sama, maka dengan mudah kita dapat menentukan nilai x-
nya seperti berikut ini.
2x–7=−3x⇒5x=7⇒x=7/5=1.4
` 28
• Pertumbuhan Populasi: Jika kita ingin memprediksi jumlah penduduk di
suatu daerah atau negara, kita dapat menggunakan persamaan eksponen
dengan bentuk
y=a⋅bx
x, a
y=10.000⋅1,05x
dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah
penduduk di tahun 2024, maka kita dapat mengganti x
y=10.000⋅1,054≈12.155
• Investasi dan Bunga Berbunga: Jika kita ingin menghitung jumlah uang
yang kita dapatkan dari investasi atau tabungan dengan bunga berbunga, kita
juga dapat menggunakan persamaan eksponen dengan bentuk yang sama,
yaitu
` 29
y=a⋅bx Di sini, y adalah jumlah uang pada waktu x , a adalah jumlah uang
awal, dan
b adalah faktor bunga. Misalnya, jika kita menyimpan uang sebesar 1.000.000
rupiah di bank dengan bunga 10% per tahun, maka kita dapat menulis
persamaan eksponen sebagai
y=1.000.000⋅1,1x
Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung jumlah uang di masa depan
dengan mengganti nilai x
dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah uang di
tahun 2024, maka kita dapat mengganti x dengan 4, dan mendapatkan
y=1.000.000⋅1,14≈1.464.100
• Penyusutan Nilai Aset: Jika kita ingin menghitung nilai aset yang kita miliki,
seperti kendaraan atau peralatan, yang mengalami penyusutan dari waktu ke
waktu, kita juga dapat menggunakan persamaan eksponen dengan bentuk
yang sama, yaitu
y=a⋅bx
Di sini, y adalah nilai aset pada waktu x, a adalah nilai aset awal, dan b adalah
faktor penyusutan. Misalnya, jika kita membeli mobil seharga 200.000.000
rupiah, dan rata-rata penyusutan nilai mobil per tahun adalah 15%, maka kita
dapat menulis persamaan eksponen sebagai
y=200.000.000⋅0,85x
. Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung nilai mobil di masa depan
dengan mengganti nilai x dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika kita
` 30
ingin tahu nilai mobil di tahun 2024, maka kita dapat mengganti x dengan 4,
dan mendapatkan
y=200.000.000⋅0,854≈97.753.906
y=a⋅bx
Di sini, y adalah massa bahan radioaktif pada waktu x, a adalah massa bahan
radioaktif awal, dan b adalah faktor peluruhan. Misalnya, jika kita memiliki
bahan radioaktif seberat 100 gram, dan rata-rata peluruhan bahan radioaktif
per tahun adalah 25%, maka kita dapat menulis persamaan eksponen sebagai
y=100⋅0,75x
Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung massa bahan radioaktif di masa
depan dengan mengganti nilai x dengan tahun yang diinginkan. Misalnya, jika
kita ingin tahu massa bahan radioaktif di tahun 2024, maka kita dapat
mengganti x dengan 4, dan mendapatkan
y=100⋅0,754≈31,64
y=a⋅bx
Di sini, y adalah jumlah kasus baru pada waktu x, a adalah jumlah kasus awal,
dan badalah faktor penyebaran. Misalnya, jika kita memiliki kasus awal
` 31
sebanyak 10 orang, dan rata-rata penyebaran penyakit per hari adalah 20%,
maka kita dapat menulis persamaan eksponen sebagai
y=10⋅1,2x
Dengan persamaan ini, kita dapat menghitung jumlah kasus baru di masa
depan dengan mengganti nilai x
dengan hari yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin tahu jumlah kasus baru
di hari ke-10, maka kita dapat mengganti x dengan 10, dan mendapatkan
y=10⋅1,210≈61,92
` 32
dengan laju eksponensial seiring berjalannya waktu. Misalnya, jika Anda
menyimpan 10 juta rupiah di bank dengan bunga 5% per tahun, maka jumlah
uang Anda setelah 10 tahun dapat dihitung dengan persamaan 10 x 1.05x = y,
di mana x adalah jumlah tahun sejak Anda menyimpan uang, dan y adalah
jumlah uang. Jadi, jika x = 10, maka y = 10 x 1.0510 ≈ 16.3 juta rupiah.
• Menghitung peluruhan radioaktif: Jika suatu bahan radioaktif meluruh
dengan laju yang proporsional terhadap massa bahan yang tersisa, maka
massa bahan dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika
massa awal suatu bahan radioaktif adalah 100 gram, dan waktu paruhnya
adalah 5 tahun, maka massa bahan setelah 15 tahun dapat dihitung dengan
persamaan 100 x 0.5x/5 = y, di mana x adalah jumlah tahun sejak massa awal,
dan y adalah massa bahan. Jadi, jika x = 15, maka y = 100 x 0.515/5 ≈ 12.5
gram.
• Menentukan harga jual suatu barang: Jika harga suatu barang meningkat
dengan laju yang konstan, maka harga barang dapat dimodelkan dengan
persamaan eksponen. Misalnya, jika harga awal suatu barang adalah 500 ribu
rupiah, dan laju kenaikannya adalah 10% per bulan, maka harga barang
setelah 6 bulan dapat dihitung dengan persamaan 500 x 1.1x = y, di mana x
adalah jumlah bulan sejak harga awal, dan y adalah harga barang. Jadi, jika x
= 6, maka y = 500 x 1.16 ≈ 885.3 ribu rupiah.
• Memperkirakan jumlah pemain game online: Jika jumlah pemain suatu
game online meningkat dengan laju yang konstan, maka jumlah pemain dapat
dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika jumlah pemain awal
suatu game online adalah 1000 orang, dan laju pertumbuhannya adalah 5%
per hari, maka jumlah pemain setelah 30 hari dapat dihitung dengan
persamaan 1000 x 1.05x = y, di mana x adalah jumlah hari sejak jumlah
pemain awal, dan y adalah jumlah pemain. Jadi, jika x = 30, maka y = 1000 x
1.0530 ≈ 4321.9 orang.
• Menghitung dosis obat: Jika suatu obat diserap oleh tubuh dengan laju yang
proporsional terhadap konsentrasi obat yang tersisa, maka konsentrasi obat
` 33
dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika konsentrasi
awal suatu obat dalam darah adalah 10 mg/L, dan laju penyerapannya adalah
20% per jam, maka konsentrasi obat setelah 4 jam dapat dihitung dengan
persamaan 10 x 0.8x = y, di mana x adalah jumlah jam sejak konsentrasi awal,
dan y adalah konsentrasi obat. Jadi, jika x = 4, maka y = 10 x 0.84 ≈ 4.1 mg/L.
• Menghitung suhu benda: Jika suatu benda dipanaskan atau didinginkan
dengan laju yang proporsional terhadap perbedaan suhu antara benda dan
lingkungan, maka suhu benda dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen.
Misalnya, jika suhu awal suatu benda adalah 20°C, dan suhu lingkungan
adalah 40°C, dan laju perubahan suhu adalah 10% per menit, maka suhu
benda setelah 10 menit dapat dihitung dengan persamaan 20 + (40 - 20) x (1 -
0.1)x = y, di mana x adalah jumlah menit sejak suhu awal, dan y adalah suhu
benda. Jadi, jika x = 10, maka y = 20 + (40 - 20) x (1 - 0.1)10 ≈ 38.7°C.
• Menghitung jumlah virus: Jika suatu virus menginfeksi sel-sel dengan laju
yang proporsional terhadap jumlah virus yang ada, maka jumlah virus dapat
dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika jumlah virus awal
dalam suatu sel adalah 100 partikel, dan laju infeksi adalah 50% per jam,
maka jumlah virus setelah 5 jam dapat dihitung dengan persamaan 100 x
1.5x = y, di mana x adalah jumlah jam sejak jumlah virus awal, dan y adalah
jumlah virus. Jadi, jika x = 5, maka y = 100 x 1.55 ≈ 759.4 partikel.
• Menghitung jumlah pengikut media sosial: Jika jumlah pengikut suatu
akun media sosial meningkat dengan laju yang konstan, maka jumlah
pengikut dapat dimodelkan dengan persamaan eksponen. Misalnya, jika
jumlah pengikut awal suatu akun media sosial adalah 1000 orang, dan laju
pertumbuhannya adalah 2% per hari, maka jumlah pengikut setelah 100 hari
dapat dihitung dengan persamaan 1000 x 1.02x = y, di mana x adalah jumlah
hari sejak jumlah pengikut awal, dan y adalah jumlah pengikut. Jadi, jika x =
100, maka y = 1000 x 1.02100 ≈ 2212.3 orang.
` 34
J. Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya, dan
bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi penyelesaiannya Persamaan
eksponen adalah persamaan yang mengandung variabel
dalam bentuk pangkat.
Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah sebagai
berikut:
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasan tentang
persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya:
` 35
Contoh 1
Selesaikan persamaan eksponen 2x = 32.
Pembahasan
Ubah bentuk 32 menjadi pangkat dari 2, yaitu 25.
2x = 25
x=5
Contoh 2
Pembahasan:
3x = 18
x=6
Contoh 3
Selesaikan persamaan kuadrat x2 - 5x + 6 = 0.
Pembahasan
(x - 2)(x - 3) = 0
Jika hasil kali dua bilangan sama dengan nol, maka salah satu bilangan atau keduanya
sama dengan nol.
x - 2 = 0 atau x - 3 = 0
x = 2 atau x = 3
` 36
Contoh 4
Pembahasan
x+2=9
x=7
Contoh 5
Pembahasan
Cari nilai sudut yang memiliki kosinus -0,5, yaitu 120° atau 240° dalam satu periode
0° ≤ x ≤ 360°.
` 37
demikian, kita bisa mengubah bentuk persamaan eksponen menjadi persamaan
logaritma, atau sebaliknya, dengan menggunakan definisi ini.
Untuk menyelesaikan persamaan eksponen dengan logaritma, kita dapat
menggunakan beberapa sifat-sifat logaritma, seperti:
• a log a = 1
• a log (b × c) = a log b + a log c
• a log (b ÷ c) = a log b − a log c
• a log b = 1 / b log a
• a log b = c log b / c log a, untuk c > 0
• a^a log b^ = b
Contoh soal:
Pembahasan:
` 38
memodelkan pertumbuhan dan peluruhan dalam konteks nyata, seperti populasi,
bunga bank, zat radioaktif, dan lain-lain.Pertumbuhan eksponensial adalah proses di
mana suatu besaran meningkat secara proporsional dengan besaran itu sendiri.
Misalnya, jika populasi suatu kota meningkat 2% setiap tahun, maka jumlah
penduduk pada tahun ke-n dapat dinyatakan dengan rumus:
Pn =P0 (1+i)n
Mt =M0 (1−i)t/T
di mana Mt adalah massa zat pada waktu t, M0 adalah massa zat awal, i adalah
tingkat peluruhan, dan T adalah waktu paruh (waktu yang dibutuhkan untuk massa
zat berkurang menjadi setengah).
Perbedaan antara persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya adalah sebagai
berikut:
` 39
• Persamaan linear adalah persamaan yang variabelnya hanya berpangkat satu,
seperti 2x + 3 = 5. Persamaan linear biasanya diselesaikan dengan cara
menyeimbangkan kedua ruas, yaitu menambah, mengurang, mengalikan, atau
membagi kedua ruas dengan bilangan yang sama.
• Persamaan kuadrat adalah persamaan yang variabelnya berpangkat dua,
seperti x2 + 5x - 6 = 0. Persamaan kuadrat biasanya diselesaikan dengan cara
faktorisasi, rumus kuadrat, atau melengkapkan kuadrat sempurna.
• Persamaan logaritma adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
logaritma, seperti log_2_ x = 3. Persamaan logaritma biasanya diselesaikan
dengan cara mengubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponen, atau
menggunakan sifat-sifat logaritma.
• Persamaan trigonometri adalah persamaan yang variabelnya berada dalam
fungsi trigonometri, seperti sin x = 0,5. Persamaan trigonometri biasanya
diselesaikan dengan cara mencari nilai sudut yang memenuhi persamaan, atau
menggunakan identitas trigonometri.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa contoh soal dan pembahasan tentang
persamaan eksponen dan jenis persamaan lainnya:
• Contoh 1
Selesaikan persamaan eksponen 2x = 32.
Pembahasan
Ubah bentuk 32 menjadi pangkat dari 2, yaitu 25.
2x = 25
x=5
• Contoh 2
` 40
Pembahasan:
3x = 18
x=6
• Contoh 3
Selesaikan persamaan kuadrat x2 - 5x + 6 = 0.
Pembahasan
(x - 2)(x - 3) = 0
Jika hasil kali dua bilangan sama dengan nol, maka salah satu bilangan atau keduanya
sama dengan nol.
x - 2 = 0 atau x - 3 = 0
x = 2 atau x = 3
• Contoh 4
Pembahasan
x+2=9
x=7
• Contoh 5
` 41
Selesaikan persamaan trigonometri cos x = -0,5.
Pembahasan
Cari nilai sudut yang memiliki kosinus -0,5, yaitu 120° atau 240° dalam satu periode
0° ≤ x ≤ 360°.
N. Apa dampak dari pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen terhadap
kemampuan pemecahan masalah seseorang dalam matematika
` 42
berbagai bidang ilmu dan teknologi. Persamaan eksponen memiliki banyak penerapan
dalam matematika dan sains, seperti untuk menghitung bunga majemuk,
pertumbuhan populasi, peluruhan zat radioaktif, perubahan suhu logam, dan
sebagainya. Persamaan eksponen juga berkaitan dengan fungsi eksponen, yaitu fungsi
yang memiliki bentuk f (x) = ax, dengan a > 0 dan a ≠ 1. Fungsi eksponen memiliki
grafik yang berbentuk kurva yang melengkung, dan memiliki sifat-sifat tertentu,
seperti simetri, asimtot, dan turunan. Dengan mengetahui dan mengapresiasi
penerapan matematika ini, seseorang dapat meningkatkan minat, motivasi, dan rasa
percaya dirinya dalam belajar matematika.
` 43
3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10
3ˣ(10)=10
3ˣ=1
3ˣ=3⁰
x=0
` 44
ATAU
x–y=4
x – (8) = 4
x=4+8
x = 12
Didapatkan nilai x = 12, dan nilai y = 8
Jadi, x + y = 12 + 8 = 20
6.
tentukan himpunan penyelesaian (3 − 10)2 = (3 − 10)2x
jawab :
(3 − 10)2 = (3 − 10)2x
• X2 - 2x = 0
X(x – 2) = 0
X = 0 atau x = 2
• 3x – 10 = 0
3x = 10
10
X =
3
• 3x – 10 =1
3x = 11
11
X =
3
Sekarang periksa apakah untuk x = 10 , g(x) dan f(x) keduanya positif ?
3
g(10) = (10 )2 = 100 > 0
3 3 9
h(10) = 2 . 10 = 20 >0
3 3 3
jadi untuk x = 10 , g(x) dan h(x) keduanya positif, sehingga x = 10
3 3
merupakan penyelesaian.
• 3x – 10 = -1
3x =9
x =3
Sekarang periksa apakah untuk x = 3, g(x), dan h(x) keduanya genap
atau keduanya ganjil ?
G(3) = 32 = 9 dan h(3) = 2. 3 = 6
Perhatikan bahwa untuk x = 3, g(x) ganjil dan h(x) genap sehingga x =
3 bukan penyelesaian.
Dengan demikian, himpunan penyelesaian (3 − 10)2 = (3 − 10)2x
adalah {0, 2, 10, 11}
3 3
7. f(x)g(x) = f(x)h(x)
` 45
jika f(x)g(x) = f(x)h(x) , maka penyelesaiaan adalah sebagai berikut :
• g(x)= h(x)
• f(x) = 1
• f(x) = 0 , asalkan g(x) dan h(x) keduanya positif
• f(x) = -1 , asalkan g(x) dan h(x) keduanya genap atau keuanya
ganji
8. af(x) = am
1–x =1
3
x =2
3
3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10
3ˣ(10)=10
3ˣ = 1
3ˣ=3⁰
x=0
` 46
10. Tentukan himpunan penyelesaian dari 9 x²+x = 27 x²-1
Jawaban:
9 x²+x = 27 x²-1
3 2(x²+x) = 3 3(x²-1)
2 (x2+x) = 3 (x2-1)
2x2 + 2x = 3x2 – 3
x2 – 2x – 3 = 0
(x – 3) (x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { -1,3 }
11. Tentukan penyelesaian dari persamaan ekponensial berikut ini 22x-7 = 81-x
Jawab:
Pertama-tama yang perlu kamu lakukan yaitu menyamakan basis pada kedua
ruas[ruas kanan dan ruas kiri] seperti berikut:
22x-7 = 81-x
22x-7 = (23)1-x
22x-7 = 23-3x
Nahhhh karena basismya telah sama, maka dengan mudah kita dapat
menentukan nilai x-nya seperti berikut ini.
2x – 7 = 3 – 3x
5x = 10
x=2
` 47
12. Jika a dan b bilangan bulat positif yang memenuhi ab = 220 – 219 , maka nilai a + b
=…
Jawab:
ab = 220 – 219
ab = 219 . 2 – 219
ab = 219 . (2-1)
3ˣ⁺²+3ˣ=10
Jawab:
3ˣ⁺²+3ˣ=10
3ˣ(3²+1)=10
3ˣ(10)=10
3ˣ = 1
3ˣ=3⁰
x=0
Jawab:
Kedua basis pada persamaan diatas berbeda dan tidak ada sifat-sifat perpangkatan
yang dapat kita gunakan untuk menyamakan kedua basis tersebut.
32x-2 = 5x-1
32(x-1) = 5x-1
9x-1 = 5x-1
` 48
Sehingga berdasarkan sifat 2, maka akan diperoleh sebagai berikut:
x–1=0
x=1
9 x²+x = 27 x²-1
Jawab:
9 x²+x = 27 x²-1
3 2(x²+x) = 3 3(x²-1)
2 (x2+x) = 3 (x2-1)
2x2 + 2x = 3x2 – 3
x2 – 2x – 3 = 0
(x – 3) (x + 1) = 0
x = 3 atau x = -1
A. -3
B. -2
C. -1
D. 0
E. 1
Pembahasan :
4x+1 – 2x+3 + 8 = 0
4x . 2 – 2x . 23 + 8 = 0
22x . 2 – 2x . 8 + 8 = 0
(2x)2 . 2 – 2x . 8 + 8 = 0
Maka,
p2 . 2 – p . 8 + 8 = 0
` 49
2p2 – 8p + 8 = 0
(2p – 4)(p – 2) = 0
p = 2 ||| p = 2
Jadi,
2x = 2
2x = 21
x = 1 (E)
A. 12
B. 10
C. 11
D. 9
E. 6
Pembahasan :
92m-1 = 27
32(2m-1) = 33
Maka,
2(2m – 1) = 3
4m – 2 = 3
` 50
4m = 5
m = 5/4
Jadi,
8m = 8(5/4)
8m = 10 (B)
A. 3/2
B. -3/2
C. -5/2
D. 7/2
E. 5/2
Pembahasan :
124x-8 = 144
124x-8 = 122
Maka,
4x – 8 = 2
4x = 10
x = 10/4
x = 5/2 (E)
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Pembahasan :
32x-3 = 3√(276-x)
32x-3 = 27(6-x)/3
32x-3 = 33(6-x)/3
` 51
Maka,
2x – 3 = 3(6-x)/3
2x – 3 = 6 – x
2x + x = 6 + 3
3x = 9
x = 3 (D)
A. -1/2
B. 1/2
C. -1/3
D. 1/3
E. 2/3
Pembahasan :
62x+1 = 122x+1
62x . 6 = 122x . 12
62x = 122x . 12/6
62x = 122x . 2
62x/122x = 2
(6/12)2x = 2
(1/2)2x = 2
2-2x = 2
Maka,
-2x = 1
x = -1/2 (A)
` 52
A. 1
B. 4
C. 3
D. 2
E. 0
Pembahasan :
9n+1 + 9n+1 = 54
9 . 9n + 9 . 9n = 54
9n (9 + 9) = 54
9n . 18 = 54
9n = 3
32n = 3
Maka,
2n = 1
n = 1/2
Jadi,
42n = 42(1/2)
4n = 4 (B)
Pembahasan:
` 53
23. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan eksponensial berikut.
x+2 1-x
25 =(0,2)
Jawab
x+2 1-x
25 =(0,2)
= 5 -1(1-x)
52(x+2)
2x+4=-1+x
2x–x=-1–4
x =-5
Jadi nilai x yang diperoleh yaitu -5 Tentukan nilai x yang memenuhi
persyaratan eksponensial berikut ini
25 x+2 =(0,2) 1-x
Jawab
x+2 1-x
25 =(0,2)
= 5 -1(1-x)
52(x+2)
2x+4=-1+x
2x–x=-1–4
x =-5
Jadi nilai x yang diperoleh yaitu -5
• Solusi 2: f(x) = 1
x–4=1
x=5
` 54
Periksa : Untuk x = 3 maka
g(x) = 4(3) = 12
h(x) = 1 + 3(3) = 10
Karena keduanya genap, maka x = 3 memenuhi.
***Jika seandainya keduanya ganjil, maka x = 3 juga memenuhi. Namun,
jika salah satu genap dan yang lain ganjil maka x = 3 tidak memenuhi.
Jawab:
2.3⁴ˣ – 20.3²ˣ + 18 = 0
(3²ˣ) – 10.3²ˣ + 9 = 0
(3²ˣ – 9)(3²ˣ – 1) = 0
3²ˣ = 9 atau 3²ˣ = 1
3²ˣ = 3² atau 3²ˣ = 3⁰
2x = 2 atau 2x = 0
x = 1 atau x = 0
Jadi x₁ + x ₂ = 1 + 0 = 1
` 55
Langkah selanjutnya yang perlu kita lakukan yaitu faktorkan persamaan kuadrat
yang telah kita peroleh dengan memisalkan
3ˣ = a
9a² + 8a -1 = 0
[9a-1][a+1] = 0
9a-1 = 0
9a = 1
a = 1/9
atau
a+1=0
a = -1
kembali ke permisalan awal 3ˣ = a
Jika 3ˣ = 1/9 maka x = -2
Jika 3ˣ = -1 [tidak memenuhi]
Sehingga nilai x yang memenuhi adalah -2
Jawab:
` 56
Karena keduanya ≠ 0, maka x = -3/2 [memenuhi]
Dengan demikian himpunan penyelesaiannya adalah
{-3/2, -1/2, 6}
` 57
2x = 4
2x = 22
x=2
m=1
2x = 20
x=0
Jadi, dari cara di atas, kamu sudah menemukan nilai x, yaitu x = 2 dan x = 0.
` 58
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas saya sebagai penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pemahaman dan penerapan persamaan ini memiliki peran yang signifikan
dalam menganalisis fenomena pertumbuhan atau penurunan yang bersifat
eksponensial. Persamaan eksponen tidak hanya relevan dalam konteks matematika
murni, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai disiplin ilmu.
Kesimpulannya, pemahaman mendalam terhadap persamaan eksponen memberikan
landasan yang kokoh untuk menjelaskan dan memprediksi perubahan yang terjadi
dalam berbagai asp.
Dari pembahasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa persamaan eksponen
adalah bagian penting dari matematika dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai
bidang, termasuk fisika, teknik, dan ilmu komputer. Memahami persamaan eksponen
dapat membantu kita dalam memecahkan berbagai masalah yang melibatkan
pertumbuhan dan peluruhan eksponensial, bunga majemuk, dan banyak lagi.
Namun, perlu diingat bahwa pemahaman yang baik tentang persamaan eksponen
memerlukan latihan dan pengalaman. Oleh karena itu, pembaca disarankan untuk
terus belajar dan berlatih untuk memperdalam pemahaman mereka tentang topik ini.
Akhirnya, kami berharap bahwa makalah ini telah memberikan wawasan yang
berharga tentang persamaan eksponen dan akan menjadi sumber yang berguna bagi
pembaca dalam studi mereka tentang matematika.
` 59
DAFTAR PUSTAKA
http://outsiders17.blogspot.co.id/2009/12/blog-post.html
https://www.google.com/search?q=eksponen&ie=utf-8&oe=utf-8#q=Konsep-
konsep+logaritma
Konsep Dasar Eksponen (Bilangan Berpangkat) & Sifat-Sifatnya | Matematika Kelas
10 (ruangguru.com)
contoh soal permsamaan eksponen - Mencari Gambar (bing.com)
Soal dan Pembahasan-Persamaan Eksponen ► Mathematics (sheetmath.com)
Abdilah, F. (2023, juli 24). PT RUANG RAYA INDONESIA (Ruangguru). Diambil
kembali dari ruangguru: https://www.ruangguru.com
` 60