KOPERASI
Perilaku konsumen dalam memilih produk perusahaan lembaga keuangan oleh koperasi dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti cultural, social, personal, psychological, dan situasional, diantaranya
sebagai berikut :
1. Faktor Kultural
• Kultur
Nilai-Nilai Organisasi: Nilai-nilai yang dianut oleh anggota koperasi akan membentuk
budaya organisasi, seperti kejujuran, gotong royong, atau keadilan.
Tradisi Lokal: Koperasi dapat tercermin dalam tradisi lokal atau budaya di daerah tempat
mereka beroperasi, dan ini dapat memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan anggota
dan masyarakat setempat.
Etika Kerja: Budaya kerja dalam koperasi mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya
yang lebih luas di masyarakat di mana mereka beroperasi.
• Subkultur
• Gender
Peran Gender: Koperasi dapat memiliki dinamika yang terkait dengan peran gender
dalam kepemimpinan, partisipasi anggota, dan kebijakan pengambilan keputusan.
• Kelas Sosial
Akses ke Sumber Daya: Anggota koperasi dari latar belakang ekonomi yang berbeda
mungkin memiliki akses yang berbeda terhadap sumber daya dan kesempatan yang
ditawarkan oleh koperasi.
Distribusi Kekuasaan: Koperasi dapat mencerminkan atau menantang struktur
kekuasaan sosial yang ada, tergantung pada bagaimana distribusi kekuasaan dan keputusan
dibuat di antara anggota.
2. Faktor Sosial
• Keluarga
Modal dan Sumber Daya: Beberapa koperasi mungkin dimulai oleh keluarga atau
memiliki anggota dari keluarga yang sama. Modal awal dan sumber daya lainnya bisa
berasal dari anggota keluarga.
• Kelompok Referensi:
Solidaritas: Kelompok referensi dapat memberikan rasa solidaritas dan identitas bersama
kepada anggota koperasi. Hal ini dapat memperkuat keterlibatan dan komitmen anggota
terhadap koperasi.
Anggota Biasa: Anggota biasa memiliki status dan peran dalam kontribusi aktif terhadap
koperasi, seperti berpartisipasi dalam rapat, memberikan masukan, atau menggunakan
produk atau layanan koperasi.
3. Faktor Personal
• Personality (Kepribadian):
Kepribadian pemimpin dan anggota koperasi bisa sangat memengaruhi budaya organisasi
dan cara pengambilan keputusan. Misalnya, kepemimpinan yang inklusif dan kolaboratif
mungkin lebih umum dalam koperasi daripada gaya otoriter.
• Umur:
• Situasi Ekonomi
Kondisi ekonomi lokal, nasional, dan global akan mempengaruhi permintaan terhadap
produk atau layanan koperasi, ketersediaan modal, dan keberlanjutan kegiatan operasional.
• Pekerjaan
Jenis pekerjaan atau industri yang dilayani oleh koperasi akan memengaruhi struktur
organisasi, kebutuhan sumber daya manusia, dan tingkat risiko yang dihadapi.
• Gaya Hidup
Gaya hidup anggota koperasi dapat memengaruhi preferensi konsumen, permintaan pasar,
dan jenis produk atau layanan yang diinginkan. Misalnya, koperasi pertanian dapat
diarahkan oleh tren gaya hidup yang lebih sehat atau kepedulian lingkungan.
4. Faktor Psikologis
• Presepsi Risiko:
Tanggung jawab: Persepsi akan risiko yang terlibat dalam tanggung jawab pekerjaan atau
kepemilikan bisnis.
• Kenyamanan:
Relasi antar karyawan: Hubungan interpersonal yang baik dan dukungan sosial di
tempat kerja.
• Motivasi:
Kesempatan untuk pengembangan diri: Peluang untuk belajar dan berkembang dalam
perusahaan koperasi.
Insentif: Sistem penghargaan, pengakuan, atau insentif finansial untuk memotivasi
karyawan.
• Keyakinan
Keyakinan terhadap tujuan perusahaan: Percaya pada misi, visi, dan nilai-nilai
perusahaan koperasi.
Keyakinan akan kualitas produk atau layanan: Percaya bahwa produk atau layanan
yang ditawarkan oleh perusahaan koperasi memiliki nilai dan kualitas yang baik.
• Perasaan (Feeling):
Kepuasan kerja: Tingkat kepuasan dan kebahagiaan yang dirasakan oleh karyawan
dalam pekerjaannya.
• Sikap (Attitude):
Sikap terhadap risiko: Sikap yang dimiliki individu terhadap risiko, apakah cenderung
konservatif atau lebih berani dalam mengambil risiko.
Sikap terhadap kerja sama: Sikap terhadap kerjasama tim dan kolaborasi dalam
mencapai tujuan bersama.
5. Faktor Situasional
• Faktor Lingkungan (Environmental Factor):
Lokasi fisik koperasi dapat mempengaruhi sumber daya alam yang tersedia untuk
diakses, misalnya, koperasi pertanian akan sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan
musim.
Perusahaan koperasi yang baru didirikan mungkin mengalami tantangan yang berbeda
dibandingkan dengan yang sudah mapan. Misalnya, koperasi yang baru berdiri mungkin
perlu fokus pada membangun basis anggota dan modal awal, sementara yang sudah
mapan mungkin lebih fokus pada inovasi atau ekspansi.
Tingkat suku bunga dan kebijakan moneter juga dapat mempengaruhi akses koperasi
terhadap modal dan biaya pinjaman.
• Pekerjaan (Occupation):
Jenis pekerjaan atau industri tempat anggota koperasi bekerja dapat memengaruhi
kebutuhan dan preferensi mereka terhadap produk atau layanan koperasi.
Pekerjaan yang terlibat dalam produksi pertanian, misalnya, mungkin lebih rentan
terhadap fluktuasi harga komoditas daripada pekerjaan dalam sektor jasa.
• Waktu (Timing):
Saat-saat tertentu dalam tahun atau siklus bisnis mungkin lebih menguntungkan bagi
koperasi daripada yang lain. Misalnya, koperasi penjualan eceran mungkin mengalami
lonjakan penjualan selama musim liburan.
• Mood (Mood):
Sentimen konsumen atau anggota koperasi dapat berdampak signifikan pada kinerja
koperasi. Perasaan optimisme atau pesimisme tentang ekonomi atau kondisi pasar dapat
mempengaruhi keputusan anggota untuk menggunakan produk atau layanan koperasi.
Semua faktor ini dapat berinteraksi satu sama lain untuk mempengaruhi perilaku
konsumen dalam memilih produk perusahaan lembaga keuangan. Dengan memahami faktor-
faktor ini, perusahaan lembaga keuangan dapat menyesuaikan strategi produk dan
pemasarannya agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen
koperasi.