Anda di halaman 1dari 83

Tema :

Menyiapkan Mahasiswa PWK UNTAD


menjadi Ahli Muda PWK
yang Kompeten

Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang
https://www.google.com/search?q=urban+planner
Berbasis Mitigasi Bencana
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN ARSITEKTUR
PROGRAM STUDI PWK

Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang
Berbasis Mitigasi Bencana

Palu, 7 Februari 2024

https://www.google.com/search?q=urban+planning+in+disaster+area Ir. Hengki Atmadji, M.P.W.K.


Praktisi/Konsultan bidang PWK
Pokok Bahasan

Tahapan Tahapan Pengolahan


Pengumpulan Data 3 4 Data dan Analisis

Tahapan Penyusunan
Tahapan Persiapan. 2 5 Konsepsi RDTR

Penyusunan Tahapan Perumusan


Pengantar 1 6
RDTR Peraturan Zonasi
1. PENGANTAR
1.A. Pengertian Perencanaan Kota
Perencanaan kota berkaitan dengan pengembangan lahan terbuka ("situs greenfields") dan revitalisasi bagian kota yang ada, sehingga
melibatkan penetapan tujuan, pengumpulan dan analisis data, peramalan, desain, pemikiran strategis, dan konsultasi publik. Semakin,
teknologi sistem informasi geografis (GIS) telah digunakan untuk memetakan sistem perkotaan yang ada dan untuk memproyeksikan
konsekuensi dari perubahan. (https://www.britannica.com/topic/urban-planning).
Perencanaan Kota adalah profesi yang berhubungan dengan penggunaan lahan spasial yang mempengaruhi aspek fisik, lingkungan, ekonomi
dan sosial dari lingkungan perkotaan dan pedesaan. (https://worldurbanplanning.com/what-is-urban-planning/)
Perencanaan kota adalah proses teknis dan politik yang berkaitan dengan kontrol penggunaan lahan dan desain lingkungan perkotaan,
termasuk jaringan transportasi, untuk membimbing dan memastikan pembangunan pemukiman dan masyarakat yang tertib.
(https://www.definitions.net/definition/urban+planning)
Studi atau profesi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan fungsi kota dan kota, termasuk masalah lingkungan, zonasi, infrastruktur, dll.
(https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/urban-planning).
Secara teori, perencanaan kota adalah proses menguraikan solusi yang bertujuan baik untuk meningkatkan atau requalify daerah perkotaan
yang ada, serta untuk menciptakan urbanisasi baru di wilayah tertentu. Sebagai disiplin dan sebagai metode tindakan, perencanaan kota
berkaitan dengan proses produksi, penataan, dan alokasi ruang kota. (https://www.archdaily.com/984049/what-is-urban-planning).
Perencanaan wilayah dan kota (regional and city planning) pada dasarnya adalah perencanaan yang ruang lingkupnya dilakukan berdasarkan
skala spasial dimana aktivitas perencanaan tersebut dilakukan (Kustiwan, 2014).
Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan Struktur Ruang dan Pola Ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
Rencata Tata Ruang (PP No. 21 Tahun 2021).
1.B. Lingkup Perencanaan Kota
(Kustiwan, 2014)

1) Ruang Kawasan Perkotaan


A) Kawasan Lindung B) Kawasan Budidaya
 Badan Air  Perumahan
 Kawasan perlindungan setempat  Perdagangan dan Jasa
 Ruang terbuka hijau  Perkantoran
 Kawasan Cagar Budaya (sesuai  Industri dan Pergudangan
lokasi)  Sarana Pelayanan Umum
 Pariwisata
 Hankam
 Transportasi
 Campuran
https://www.google.com/search?sca_esv=0e8323c2151ee07e&sxsrf=ACQVn08oMPapzJkIF35wnwqJbpTZo
Wobng:1707015944821&q=jakarta&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwipjpH42ZCEAxWwSGwGH
a-OBj0Q0pQJegQIDRAB&biw=1366&bih=607&dpr=1#imgrc=rlGXNRiiuWSZoM
2) Transportasi
Prasarana (Jalan Raya, rel, jalur air, pedestrian dan lainnya)
Sarana (Angkutan umum massal, kendaraan pribadi)
Prasarana pendukung (terminal, stasiun, halte)
Transportasi berbasis aplikasi
Regulasi dan Operator
https://www.google.com/search?q=jalur+MRT+kuningan&tbm=isch&ved=2ahUKEwilqbXZ3ZCEAxXhTGwGHXlzDW
0Q2-cCegQIABAA&oq=jalur+MRT+kuningan https://www.google.com/search?q=Bis+listrik

https://www.google.com/search?q=transportasi+aplikasi

https://www.google.com/search?q=stasiun+LRT+Jabodebek
https://www.google.com/search?q=rapat+dishub+dengan+operator+angkutan
3)Prasarana dan Sarana Perkotaan
A) Prasarana Perkotaan B. Sarana Perkotaan
 Transportasi  Pendidikan
 Energi  Kesehatan
 Telekomunikasi  Peribadatan
 Air Bersih
https://www.google.com/search?q=jaringan+air+minum+perkotaan  Perdagangan
https://www.google.com/search?q=Menara+Telekomunikasi+perkotaan

 Pengelolaan Limbah  Pemerintahan


 Pengelolaan Sampah  Sosial-budaya
 Drainase dan pengendalian Banjir  Rekreasi dan hiburan
 Prasarana kebencanaan

https://www.google.com/search?q=Pasar+perkotaan https://www.google.com/search?q=RSUD+perkotaan
4) Kegiatan Ekonomi Sosial Budaya Perkotaan
 Bisnis dan perdagangan
 Industri dan manufaktur dan UMKM
 Jasa keuangan
 Teknologi dan Start up
 Pendidikan
 Kesehatan
https://www.google.com/search?q=perbankan https://www.google.com/search?q=industri

 Komunitas dan organisasi sosial


 Kegiatan sosial kemanusiaan
 Seni dan kebudayaan
 Restoran dan kuliner
 Festival dan acara budaya
 Media dan hiburan

https://www.google.com/search?q=festival+budaya https://www.google.com/search?q=santunan+anak+yatim++perkotaan
Permasalahan di Kota & Kawasan Perkotaan
(Hidayat, 2019)

5. Urbanisasi
1. Kemiskinan 3. Perkembangan tidak terkendali

2. Penyediaan Perumahan 4. Degradasi kualitas lingkungan 6. Kemacetan


Tantangan Kota Masa Depan
(SDGs)

1. Tanpa kemiskinan (No Poverty)


2. Tanpa kelaparan (Zero Hunger)
3. Kehidupan sehat dan sejahtera (Good Health and Well Being)
4. Pendidikan berkualitas (Quality Education)
5. Kesetaraan gender (Gender Equality)
6. Air bersih dan sanitasi layak (Clean Water and Sanitation)
7. Enenji bersih dan terjangka (Affordable and Clean Energy)
8. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (Decent Work and Economy Growth)
9. Industri, inovasi dan infrastruktur (Industry, Inovations, and Infrastructure)
10. Berkurangnya kesenjangan (Reduce Inequality)
11. Kota dan komunitas berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (Responsible Consumption and Production)
13. Penanganan perubahan iklim (Climate Action)
14. Ekosistem laut (Life Below Water)
15. Ekosistem darat (Life On Land)
16. Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh (Peace, Justice, and Strong Institution)
17. Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals)
1.C. Tujuan Perencanaan Kota
Penyusunan rencana kota, yang
dimaksudkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas lingkungan kehidupan
dan penghidupan masyarakat kota dalam
mencapai kesejahteraan. Secara lebih rinci
tujuan perencanaan kota antara lain adalah:
1. Penyediaan fasilitas umum yang
memadai;
2. Penyediaan utilitas;
3. Penyediaan perumahan (lokasi,
distribusi, estetika); serta
4. Pengembangan sistem transportasi
kota (Hidayat, 2019)
1.D. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan kota antara lain :
1. Merencanakan dari kondisi yang sudah ada (eksist) dengan berbagai kegiatan yang
kompleks.
2. Jumlah penduduk yang dinamis dengan kepadatannya ( in-migrasi, out-migrasi, mortal
dan natalitas)
3. Perkembangan teknologi (smart dan IT, Light cities), green cities, vertical building,
compact cities
4. Lahan dibutuhkan terbatas dan mahal.
5. Potensi dan karakteristik kegiatannya: non pertanian. Seperti Industri, perdagangan,
perbankan, jasa, pariwisata, dsb
6. Tatanan budaya–sosial masyarakatnya lebih dinamis, “mungkin individualsme”, sensitives
terhadap teknologi dan informasi luar
7. Sangat tergantung moda transportasi yang motorik, engine, listrik, yang relatif mahal
8. Tingkat polutan yang tinggi dan di Indonesia ada yang berada pada jalur “patahan/sesar“
(Djakapermana, 2019)
1.E. Hirarkhi Perencanaan Kota
Nama Cakupan Wilayah Perencanaan Skala

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota


Batas administratif kota 1 : 25.000
(RTRW Kota) *

Penetapan Wilayah
2. Rencana Detail Tata Ruang Perencanaan dapat
(RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) * mencakup wilayah 1 : 5.000
administratif maupun
fungsional.

Delineasi Kawasan Perencanaan


a. Administratif
3. Rencana Tata Bangunan dan b. Non administratif 1 : 1.000
Lingkungan (RTBL) ** c. Kesatuan karakteristik tematik
d. Sifat campuran
e. Jenis kawasan
*) PP No 21/2021
**) Permen PU No 6/PRT/M/2007
1.F. RDTR dan Peraturan Zonasi
Muatan Rencana Detail Tata Ruang Muatan Peraturan Zonasi
1) tujuan penataan WP; 1) Aturan Dasar (Materi Wajib)
2) rencana struktur ruang; a. ketentuan kegiatan dan
3) rencana pola ruang; penggunaan lahan;
b. ketentuan Intensitas
4) ketentuan pemanfaatan ruang, dan
pemanfaatan ruang;
5) peraturan zonasi. c. ketentuan tata bangunan;
d. ketentuan prasarana dan sarana
minimal;
e. ketentuan khusus; dan
f. ketentuan pelaksanaan.
2) Teknik Pengaturan Zonasi/TPZ
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
(Materi Pilihan)
1.G. Proses Penyusunan RDTR-PZ
4.
Penyusunan
2. Pengumpulan Konsepsi
Data RDTR

1. Persiapan 3. Pengolahan Data 5. Penyusunan


dan Analisis Raperkada
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
INTEGRASI MITIGASI BENCANA DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN RDTR

1 Persiapan 2 Pengumpulan Data


1. Mencermati UU No 24/2007
2. Mencermati Perka BNPB No 4/2008 dan 2/2012 1. Mengumpulkan data statistik
3. Mencermati Kepmennaker No. 60/2018 kejadian bencana
4. Mencermati dokumen RDTR berbasis mitigasi bencana yang ada 2. Mengumpulkan peta zona rawan
bencana
3. Mengumpukan dokumen rencana
penanggulangan bencana
3 Pengolahan data dan analisis
1. Analisis superimpose peta guna lahan
dan peta zona rawan bencana
2. Analisis tingkat risiko bencana
3. Analisis superimpose draft peta pola
ruang dengan peta zona bencana

4 Perumusan Konsepsi RDTR 5 Perumusan Peraturan Zonasi


1. Tujuan penataan WP yang berbasis pergurangan risiko bencana Ketentuan Khusus Zona Rawan Bencana berbasis
2. Rencana struktur ruang yang berbasis pengurangan risiko bencana pengurangan risiko bencana :
3. Rencana pola ruang yang berbasis pengrangan risiko bencana • Peraturan zonasi
4. Indikasi program kegiatan mitigasi struktural • Building codes
• Mitigasi struktural
Pengurangan Risiko Bencana
(disaster risk reduction)
Kerangka Kerja Aksi
Strategi Yokohama, Hyogo, “Membangun Kerangka Kerja Sendai
“Rencana Aksi untuk Ketahanan Bangsa dan “Pengurangan Risiko
Dunia yang Lebih Komunitas terhadap Bencana” (SFDRR),
Aman”, (YS) 1994 di Bencana” (HGA) 2005 2015 di Sendai ,
Yokohama, Jepang di Hyogo, Kobe , Miyagi, Jepang
Jepang

UU No. 24/2007
Penanggulangan Bencana

PP No. 21/2008
Penyelenggaraan Bencana

Perka BNPB No. 4/2008 Perka BNPB No. 2/2012


Pedoman Umum Pengkajian
Pedoman Penyusunan RPB Risiko Bencana

(Dewi, 2019)
Aspek Mitigasi Bencana

 Identifikasi risiko dan pemetaan


 Penyuluhan dan pendidikan masyarakat
 Infrastruktur dan desain kota tahan
• Rencana evakuasi dan
bencana
pengungsian
 Zonasi bencana • Pemantauan dan evaluasi
 Perencanaan tata ruang yang • Perencanaan dan kesiapsiagaan
berkelanjutan • Partisipasi masyarakat
 Sistem peringatan dini • Manajemen komunikasi dan informasi
 Manajemen lingkungan • Pengelolaan risiko bencana
 Ketahanan komunitas • Kerjasama dan koordinasi
 Penyediaan layanan kesehatan dan nutrisi • Keuangan dan asuransi bencana
 Sistem logisitik dan distribusi bantuan • Pengembangan kapasitas
(dari berbagai sumber)
MITIGASI BENCANA

A. Mitigasi Struktural B. Mitigasi Non-Struktural


 Pembangunan infrastruktur tahan bencana  Penyusunan rencana evakuasi
 Pembangunan sistem peringatan dini  Penyusunan rencana tata ruang
 Penyediaan Tempat Evakuasi Sementara  Pembatasan pembangunan di
 Pemeliharaan infrastruktur zona rawan bencana
 Pelatihan dan kesadaran
masyarakat
 Pengaturan pembanguan di
sempadan pantai dan sungai
 Pengembangan rencana tanggap
darurat
 Pengelolaan risiko lingkungan
 Partisipasi masyarakat

(dari berbagai sumber)


https://www.google.com/search?q=urban+planning+project+preparation
2. TAHAP PERSIAPAN
2.A. Mencermati Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of References (ToR)

Yang harus dicermati :


1. Kerangka Acuan Kerja dari Pengguna Jasa
(Pemerintah Kabupaten/Kota)

2. Mengacu Permen ATR No. 11/2021

3. Lokasi Perencanaan Kawasan Perkotaan


 Ibu Kota Kabupaten, atau
 Pusat Kegiatan Lokal, atau
 lainnya.

Cermati KAK, apakah 4. Ruang Lingkup Substansi


tersurat kerawanan
bencana di lokasi 5. Keluaran
perencanaan
 RDTR berbasis mitigasi bencana
Tenaga Ahli yang dibutuhkan untuk menyusun
Rencana Detail Tata Ruang
(1) Perencanaan Wilayah dan Kota
(2) Arsitek (rancang kota);
(3) Pertanahan;
(4) Geografi/Geodesi;
(5) Geologi/Kebencanaan;
(6) Teknik Sipil (Infrastruktur/Prasarana/
Transportasi;
(7) Teknik lingkungan;
(8) Hukum; dan
(9) bidang keahlian lainnya sesuai
https://www.google.com/search?q=urban+planner
karakteristik wilayah kota.
Ahli kebencanaan berpengalaman
menganalisis tingat risiko bencana
dan mitigasi bencana
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
2.C. Mengumpulkan informasi pendahuluan (desk study) googling internet

1. Informasi RTRW kabupaten terkait 2. Isu-isu wilayah perencanaan (M.711000.004.01)

3. Contoh Pekerjaan sejenis/RDTR

4. NSPK terkait (M.711000.003.01)


Mengumpulkan Norma, Standar Perdoman dan Kriteria
(NSPK) Perencanaan Tata Ruang
 Mitigasi Bencana
1. Perka BNPB No. 4/2008 dan Perka BNPB No. 2/2012
2. Kepmennaker No. 60/2018
2.D. Membuat usulan delineasi Wilayah Perencanaan (WP)
1. Mengacu ke Kerangka Acuan Kerja Pastikan bahwa delineasi WP sudah
mempertimbangkan zona rawan bencana
2. Check sistem fungsi pusat pelayanan kegiatan di RTRW
Kabupaten

3. Buat 2 pendekatan delineasi wilayah perencanaan :


 berbasis batas administrasi wilayah
 berbasis batas fungsional potensi pengembangan
perkotaan

4. Bila menggunakan batas fungsional potensi


pengembangan perkotaaan
 buat minimal 2 alternatif delineasi wilayah perencanaan
 (sedapat mungkin) gunakan batas fisik (alam/buatan)

5. Buat perbandingan sederhana antara beberapa alternatif


delineasi
 misalnya luasan, tutupan lahan, urbanity,
kecenderungan perkembangan, dll

6. Membuat rekomendasi teknis pemilihan delineasi Wilayah Contoh delineasi WP  pendekatan fungsional
Perencanaan (RDTR Perkotaan Purbalingga)
www.atrbpn.go.id.gistaru
2.E. Membuat desain survey
1. Membuat checklist data (mengacu ke Permen ATR No. 11/2021 dan Permen ATR No. 14/2021 & terkait kebencanaan
2. Menyiapkan kuesioner Jaring ASMARA, panduan wawancara
3. Menyiapkan peralatan survey (kamera, rekorder, drone, kuesioner, panduan wawancara, counting, GPS dll)
4. Menyiapkan alat keselamatan kerja lapangan yang mungkin diperlukan (APD) M.711000.001.01
5. Menyusun durasi dan jadwal survey per hari/orang
6. Menyiapkan storage device external harddisk (bila perlu)
7. Meyiapkan personil yang akan bertugas
8. Menyiapkan peta isu permasalahan
9. Menyiapkan surat survey + Lampiran OPD dan kecamatan
yang akan dikunjungi
(Insdal Motamasin, Kementerian ATR/BPN, 2018)
1. Data Sekunder (untuk RDTR) 2. Data Sekunder (untuk Peraturan Zonasi) :
a. data wilayah administrasi a. Jenis penggunaan lahan yang ada pada daerah
b. data Kependudukan yang bersangkutan;
b. data bidang pertanahan b. Jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. data informasi kebencanaan c. Jenis dan intensitas kegiatan yang ada pada daerah yang
d. data kebijakan pembangunan daerah bersangkutan;
e. data fisiografis d. Identifikasi masalah dari masing-masing kegiatan
f. data kondisi fisik tanah e. serta kondisi fisik (tinggi bangunan dan lingkungannya);
g. data sosial budaya e. Kajian dampak kegiatan terhadap zona yang bersangkutan;
h. data penggunaan lahan eksisting f. Standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan
i. data penatagunaan lahan dari peraturan perundang-undangan nasional maupun daerah;
g. Peraturan perundang-undangan pemanfaatan lahan dan
j. data peruntukan ruang RTRW
bangunan, serta prasarana di daerah terkait.
k. data informasi perizinan pemanfaatan ruang eksisting
l. data persetujuan dan rekomendasi KKPR
m. data ketersediaan prasarana dan sarana 3. Data Primer :
n. data peluang ekonomi a. Aspirasi masyarakat (Jaring ASMARA)
o. data kemampuan keunagan pembangunan daerah b. Kondisi pemanfaatan ruang
p. data kelembagaan pembangunan daerah c. Kondisi kegiatan penggunaan lahan
q. data RDTR yang bersebelahan c. Kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat
r. data kawasan dan bangunan d. Kondisi sarana dan prasarana perkotaan
s. data isu pembangunan yang berkelanjutan e. Kondisi tata bangunan (GSB, Ketinggian dsb.
f. Kondisi lingkungan hidup
g. Pengukuran sampel (missal traffic counting
h. Pengambilan sampel : kualitas air dll
i. Lain-lain sesuai karakteristik WP
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
Data Primer

Data Traffic Counting Data sampel kualitas air Data Lokasi Sarana Perkotaan
Data Sekunder

Data Deskriptif Data Kuantitatif Data Grafis


Mengidentifikasi Faktor-Faktor Risiko Jenis2 Bahaya (hazard)
Bencana 1. Gempa bumi
1. Mengidentifikasi faktor-faktor risiko bencana; 2. Tsunami
2. Mengumpulkan data dan informasi untuk 3. Letusan gunungapi
mengidentifikasi risiko bencana; 4. Gelombang ekstrim dan abrasi
3. Melakukan analisis dan evaluasi data dan 5. Cuaca ekstrim
informasi; dan 6. Banjir
4. Menilai faktor-faktor risiko bencana. 7. Tanah longsor
(Kepmennaker No. 60/2018) 8. Kebakaran
9. Kekeringan
10. Epidemi dan wabah penyakit
11. Kebakaran gedung dan
permukiman
12. Kegagalan teknologi
13. Konflik Sosial

(Perka BNPB No. 2/2012)


Peta Risiko Banjir Kabupaten Jember

Peta Zonasi Bahaya Gunungapi Merapi


Peta Kawasan Rawan Bencana Kota Palu
https://www.google.com/search?q=peta+kontur+dan+KRB+gunung+merapi

Peta Zona Kerentanan Likuefaksi


Peta Kawasan Rawan Bencana Tsunami
Provinsi Sumatera Utara Kabupaten Purworejo
(Atlas Zona Kerentanan Likuefaksi) https://www.google.com/search?q=peta+KRB+tsunami
https://www.kabarselebes.id/berita/2018/12/29/
Peta Zona Kerentanan Likuefaksi
Provinsi Sulawesi Tengah

(Kementerian ESDM-Badan Geologi-PSATGTL, 2019)


Zona Megathrust

(Kongko, 2020)
Risiko Bencana Tsunami Kota Palu Risiko Multi Bahaya Kota Palu

(Kajian Risiko Bencana Kota Palu


Sulawesi Tengah 2016-2020)
Kawasan Rawan Bencana Tsunami
https://www.google.com/search?q=data +comiling
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
4.A. Menyusun Outline Laporan Fakta dan Analisis (M.711000.011.01)
1. Mengacu pada Permen ATR No. 11/2021 (Hal. 165-167, 214)
2. Outline Laporan Fakta dan Analisis (Contoh) 3.4 Kondisi Perekonomian
BAB I Pendahuluan 3.5 Kondisi Tata Guna Lahan/Tutupan Lahan
3.6 Kawasan berkarakter khusus
BAB II Tinjauan Kebijakan Regional
3.7 Perumahan dan Permukiman
• Kebijakan Nasional (yang ada di kabupaten terkait)
3.8 Izin Pemanfaatan Ruang
• Kebijakan provinsi (yang ada di kabupaten terkait)
3.9 Penguasaan dan Pemilikan Lahan
• Kebijakan kabupaten (di kecamatan terkait)
3.10 Intensitas Pemanfaatan Ruang
BAB III Profil Kawasan Perkotaan ………………
3.11 Prasarana dan Sarana Perkotaan
3.1 Geografis dan Administrasi
3.12 Transportasi
3.2 Kondisi Fisik Dasar
3.13 Kelembagaan dan Keuangan Daerah
o Klimatologi
3.14 Tata Ruang Daerah yang Berbatasan
o Topografi dan kemiringan
BAB IV Analisis Pengembangan Kawasan Perkotaan …
o Geologi
Analisis Pengembangan RDTR
o Jenis tanah
4.1 Analisis Struktur Internal WP
o Hidrogeologi
4.2 Analisis Sistem Penggunaan Lahan
o Hidrologi
4.3 Analisis Kedudukan dan Peran WP
o Kebencanaan
4.4 Analisis SDA, Fisik dan Lingkungan WP
o Sumber daya alam
4.5 Analisis Kependudukan
3.3 Kondisi Kependudukan, Sosial Budaya.
Analisis Kebencanaan 𝑉
𝑅 =𝐻 ×
Menilai Risiko Bencana 𝐶
Dimana :
1. Menyiapkan kegiatan penilaian risiko bencana
R = risk (risiko bencana)
2. Melakukan penilaian risiko bencana
H = hazard threat (ancaman)
3. Menyajikan hasil penilaian risiko bencana
V = vulnerability (kerentanan)
(Kepmennaker No. 60/2018) C = capacity (kapasitas)
Studi Kasus : KRB Tsunami Desa Sumberejo, Kec. Ambulu, Kab. Jember. (Perka BNPB No. 2/2012)

Paramater ancaman bahaya (hazard): Parameter kerentanan ekonomi Parameter kapasitas adaptif (capacity)
• -Ketinggian genangan (run up) • Lahan produktif • Pemerintah Daerah (BPBD)
• Jarak inundasi • Kerugian ekonomi • Pemerintah Desa
• Masyarakat
Parameter kerentanan (vulnerability) Parameter kerentaan fisik
Sosial • Rumah tinggal
• Kepadatan penduduk • Sarana lingkungan
• Rasio jenis kelamin • Prasarana lingkungan
• Rasio kemiskinan Parameter kerentanan lingkungan
• Rasio kelompok umum • Hutan (produksi)
• Mangrove
Analisis Tingkat Risiko Bencana Tsunami Desa Sumberejo
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Nilai Kerentanan Fisik (vulnerablitiy)
Nilai Ancaman Bahaya (hazard)

Peta Risiko Tsunami Desa Sumberejo Ambulu - Jember


𝑉
𝑅 =𝐻 ×
𝐶
Dimana :
R = risk (risiko bencana)
H = hazard threat (ancaman)
V = vulnerability (kerentanan)
C = capacity (kapasitas)
Acuan dasar perhitungan Analisis Tingkat
Risiko Bencana : Perka BNPB No. 2/2012

Nilai Kapasitas Adaptif (capacity) Nilai Risiko Bencana (risk)


Tingkat Bahaya (Hazard)
Analisis Tingkat Risiko Bencana Kota Palu

Tingkat Kerentanan (Vulmerability)

𝑉
𝑅 =𝐻 ×
𝐶
Dimana :
R = risk (risiko bencana)
H = hazard threat (ancaman)
V = vulnerability (kerentanan)
C = capacity (kapasitas)

Tingkat Kapasitas Adaptif (Capacity)


Tingkat Risiko (Risk)

Acuan dasar perhitungan Analisis Tongkat Risiko Bencana : Perka BNPB No. 2/2012 (Kajian Risiko Bencana Kota Palu Sulawesi Tengah 2016-2020)
Analisis Tutupan Lahan di RDTR di Kabupaten Malinau 2023
Kawasan Rawan Bencana Banjir

Tabel Luas Penutup Lahan di Zona Rawan Bencana Banjir Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau 2023
OBJECTID JENIS KRB_03 Shape_Length Shape_Area LUAS
1 Bangunan Hankam Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 824.0195435 2498.372309 0.249837231
2 Bangunan Industri Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 7605.878748 11246.92869 1.124692869
3 Bangunan Kesehatan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 133.9816739 377.6472232 0.037764722
4 Bangunan Olahraga Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 350.8971118 1719.66233 0.171966233
5 Bangunan Pariwisata Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 394.6962236 1310.506149 0.131050615
6 Bangunan Pendidikan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1451.015781 5848.07634 0.584807634
7 Bangunan Perdagangan Jasa Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 2399.032737 8340.597124 0.834059712
8 Bangunan Peribadatan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1479.134262 6184.430772 0.618443077
9 Bangunan Perkantoran Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1014.750431 3448.6128 0.34486128
10 Bangunan Permukiman Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 61252.79347 190941.7649 19.09417649
11 Bangunan Sosial Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 893.6403721 2672.522901 0.26725229
12 Bangunan Transportasi Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 90.80507963 229.2328378 0.022923284
13 Bangunan Utilitas Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 186.4498928 455.1183583 0.045511836
14 Hamparan Pasir Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 2034.452357 15955.15334 1.595515334
15 Hutan Rimba Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 90197.00808 3179548.639 317.9548639
16 Jalan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 499.5736826 897.3415912 0.089734159
17 Kolam Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 4302.653432 17556.79856 1.755679856
18 Lapangan Olahraga Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1334.617846 26837.3667 2.68373667
19 Makam Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1948.368648 25214.68719 2.521468719
20 Pekarangan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 122727.7454 566553.9045 56.65539045
21 Perkebunan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 12641.22066 279495.4819 27.94954819
22 Permukaan/Lapangan Diperkeras Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 2378.989423 13005.69757 1.300569757
23 Pertambangan Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1175.698744 26502.07638 2.650207638
24 Saluran Air Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 400.2434126 572.3870236 0.057238702
25 Sawah Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 13463.02646 399676.2174 39.96762174
26 Semak Belukar Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 2883.973145 10823.88977 1.082388977
27 Sungai Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 24.28764421 13.97917756 0.001397918
28 Taman Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 2591.647947 44115.4715 4.41154715
29 Tanah Kosong Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 1845.008071 21066.90131 2.106690131
30 Tanaman Campuran Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 50143.03684 867149.1848 86.71491848
31 Tegalan/Ladang Rawan Bencana Banjir Tingkat Tinggi 58171.4163 977140.3312 97.71403312
446840.0634 6707398.981 670.7398981
PETA TEMATIK RAWAN BENCANA KOTA PALU
Palu Mantap Bergerak

ZRB 1 = Zona Pengembangan


ZRB 2 = Zona Bersyarat
ZRB 3 = Zona Terbatas
ZRB 4 = Zona Terlarang

ZRB 1 = 11.294,7 Ha
ZRB 2 = 19.125,5 Ha
ZRB 3 = 4.722,39 Ha
ZRB 4 = 1.052,96 Ha
17. Gap Antara Kualitas Peruntukan/Zona/Sub Zona yang Diharapkan dengan Kondisi yang Terjadi di Lapangan

Sesuai peraturan
perundang-undangan
yang berlaku
https://www.google.com/search?q=urban+planning+project+preparation
5. PENYUSUNAN KONSEPSI RDTR
5.A. Visi Pengembangan
• Visi adalah rumusan umum yang diinginkan pada akhir periode perencanaan (UU No.
25/2004).
• Visi dirumuskan dengan menjabarkan kebijakan yang bersifat lebih tinggi seperti :
• Kebijakan Pembangunan (RPJM Nasional atau RPJM Provinsi atau RPJM
Kabupaten/Kota
• Kebijakan Penetaan Ruang (RTRW Nasional atau RTRW Provinsi, atau RTRW
Kabupaten/Kota
• Visi dicapai dengan mempertimbangkan : Chek, apakah visi sudah mempertimbangkan
• Trend perkembangan yang berlangsung aspek pengurangan risiko bencana
• Skenario pengembangan ekonomi

Skenario Pengembangan
Engine of growth ? (leading sector, sektor primer, sektor sekunder, sektor tersier)
 Hubungan dengan wilayah belakang (hinterland)?
 Peran kawasan dalam konteks perekonomian regional?
5.B. Konsep Pengembangan
Konsep Skematik Pengembangan Konsep Skematik Pengembangan
Kecamatan Bajenis Kota Tebingtinggi Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal

konsep
skematikpun sudah mengakomodir
zZona Rawan Bencana
Pastikan bahwa
Konsep Pengembangan Tata Ruang Kota Palu

Konsep pengembangan SWP I.A dan I.B

RTRW Kota Palu 2021-2041 RDTR 2023-2043


Skala 1 : 25.000 Skala 1 : 5.000
(Perda No. 2/2021) (Perwal No. 1/2023)
Menyusun Rencana Pengelolaan Risiko Bencana
1. Menyiapkan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan risiko bencana
2. Menyusun rancangan rencana pengelolaan risiko bencana
3. Menyajikan rencana pengelolaan risiko bencana (Kepmennaker No. 60/2018)

1. Rencana Struktur Ruang :  Pusat pelayanan kegiatan di luar zona rawan bencana
 Rencana jalur evakuasi
 Tempat evakuasi :
• Titik kumpul
• Tempat evakuasi sementara
• Tempat evakuasi akhir

2. Rencana Pola Ruang :  Pengurangan risiko bencana


 Alternatif Pola Ruang di Kawasan Rawan Bencana :
• Kawasan Lindung  Kawasan Rawan Bencana atau
• Kawasan Budidaya  Kawasan Hutan Produksi/Perkebunan/Pertanian atau
• Kawasan Budidaya  Ruang Terbuka Hijau atau
• Kawasan Budidaya  Perumahan Kepadatan sangat rendah/rendah.

3. Arahan Pemanfaatan Ruang :  Indikasi program kegiatan mitigasi struktural


4. Peraturan Zonasi :  Ketentuan khusus Zona Rawan Bencana
RDTR SWP A KOTA PALU
Tujuan Penataan Ruang
“Terwujudnya ruang Kota Palu BWP 1 (Kecamatan Palu Barat dan Kecamatan
Ulujadi) sebagai Pusat Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Perdagangan dan Jasa
yang Produktif, Tangguh Bencana dan Berkelanjutan”.

https://www.google.com/search?q=SMA+Ne https://www.google.com/search?q=kebuda https://www.google.com/search?q=destina https://www.google.com/search?q=pasar+s


geri+4+Palu yaan+Palu si+wisata++kota+Palu entral+kota+Palu

Pendidikan Kebudayaan Pariwisata Perdagangan dan Jasa


Rencana Struktur Pusat Pelayanan
Jalur Evakuasi dan Tempat Evakuasi Sementara Tsunami

1. Golden Time 3. Tempat Evakuasi Sementara (TES)


vertical evacuation

golden time

(Purbani dkk, 2014)


2. Jalur Evakuasi

Lebar Jalur evakuasi 3,5 m


Kapasitas 70 orang/menit
4. Kapasitas Tempat Evakuasi Sementara
(PUPR, 2023)
Standard kebutuhan ruang : 2,88 m2/pengungsi
Asumsi :
(SNI 7766, 2012)
• tapak tenda pengungsi BNPB : 91 m2/unit
• kapasitas tenda : 45 orang
• coverage Tenda dalam TES = 70%
Tempat Evakuasi Sementara Tsunami

Usulan pembangunan
bukit buatan (escape hill)
Rencana Jaringan Mitigasi Bencana
• Tempat Evakuasi Akhir
• Tempat Evakuasi Sementara
• Jalur Evakuasi Bencana
5.E. Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang dirumuskan dengan
kriteria:
a. Mengacu pada rencana pola ruang yang telah
Rencana pola ruang berfungsi ditetapkan dalam RTRW kabupaten/kota;
b. Mempertimbangkan daya dukung dan daya
sebagai: tampung lingkungan hidup dan infrastruktur dalam
a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan WP;
sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan c. Memperkirakan kebutuhan ruang untuk
pelestarian fungsi lingkungan dalam WP; pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan
b. Dasar penerbitan Konfirmasi Kesesuaian pelestarian fungsi lingkungan, khususnya untuk
kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang
Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR); berpotensi menimbulkan bangkitan yang cukup
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana besar;
teknis lainnya; dan d. Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada;
d. Dasar penyusunan rencana jaringan e. Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah
prasarana yang berbatasan;
f. Memperhatikan mitigasi dan adaptasi bencana
pada WP, termasuk dampak perubahan iklim; dan
g. Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung
kegiatan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
Rencana Pola Ruang
RDTR di Kabupaten Malinau

Kawasan Rawan Bencana Banjir


Tingkat Tinggi
Rencana Pola Ruang
Kota Palu
Rencana Pola Ruang BWP I
Kota Palu

Ketentuan Khusus
Rencana Pola Ruang BWP-1 (sebagian Index L5)
Zona Rawan Bencana
Zona Rawan Bencana
5.E. Ketentuan Pemanfaatan Ruang Indikasi Program Pembangunan
Fungsi :
• Perwujudan
Rencana
Struktur Ruang
• Perwujudan
Rencana Pola
Ruang Pastikan adanya indikasi
program pembangunan
infrastruktur mitigasi bencana
Unsur :
1. Program
2. Lokasi
3. Sumber
Pendanaan
4. Instansi
Pelaksana
5. Waktu dan
Tahapan
Pelaksanaan
6.C.4. Ketentuan Prasarana dan
Tabel Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal Kawasan Perkotaan Jekulo
Sarana Minimal

Identifikasi prasarana minimal


penanggulangan bencana yang
dibutuhkan sesuai dengan jenis
bencana

(RDTR Kawasan Perkotan Jekulo)


6.D Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ) dan Ketentuan Khusus
Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ)
berfungsi untuk memberikan fleksibilitas dalam penerapan peraturan zonasi dasar serta
memberikan pilihan penanganan pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan
pengembangan, dan permasalahan yang dihadapi pada zona tertentu, sehingga sasaran
pengendalian pemanfaatan ruang dapat dicapai secara lebih efektif.
Hanya berlaku di blok dan zona tertentu
Jenis TPZ
1. Transfer Development Right 8. Zona Ambang
2. Bonus Zoning  Jembatan Lingkar Semanggi 9. Zona banjir
3. Conditional uses  10 TPZ Khusus
4. Zona Performa 11. Zona Pengendalian Pertumbuhan
5. Zona Fiskal  Kawasan Berikat Marunda 12. Zona Pelestarian Cagar Budaya
6. Zona Pemufakatan Pembangunan  lokasi TOD 13. TPZ Lainnya
7. Zona Pertampalan Aturan  Diisinsentif
(Permen ATR/BPN No. 11/2021)
Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur pemanfaatan zona yang memiliki fungsi
khusus dan diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan karakteristik zona dan kegiatannya.

a) kawasan keselamatan operasi g) kawasan cagar budaya;


penerbangannya (KKOP); h) kawasan resapan air;
b) lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B); i) kawasan sempadan;
c) kawasan rawan bencana; j) kawasan pertahanan dan keamanan
d) kawasan berorientasi transit (TOD); (hankam);
e) tempat evakuasi bencana (TES dan TEA); k) kawasan karst;
f) pusat penelitian (observatorium, peluncuran l) kawasan pertambangan mineral dan
roket, dan lain-lain); batubara;
m) kawasan migrasi satwa; dan
n) ruang dalam bumi.

(Permen ATR/BPN No. 11/2021)


Peta Zonasi Kota Palu
Ketentuan Khusus Zona Rawan Bencana :

Prinsip pengaturan :
1. Pengurangan risiko bencana (korban dan
kerugian)
2. Pengarusutamaan keselamatan manusia
3. Pengetatan aturan dan disinsentif
pembangunan

Sumber: Godschalk, 1991:136 dalam Kaiser et al (1995)


http://perkimtaru.pemkomedan.go.id/artikel-851-perencanaan-tata-ruang-berbasis-kebencanaan-
(Perka BNPB No. 4/2008)
Garis Besar Muatan Ketentuan Khusus Zona Rawan Bencana
1. Peraturan Zonasi
1. Ketentuan kegiatan dan pemanfaatan lahan  pengaturan kegiatan lebih ketat, T, B dan X
2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang  intensitas minimal
3. Ketentuan tata bangunan  ketinggian bangunan maksimal 1 lantai
4. Ketentuan prasarana dan sarana minimal  penyediaan jalur evakuasi, titik kumpul, TES
dan TEA
2. Building Codes
 disain, konstruksi, cara pemeliharaan, standar kesehatan, kenyamanan dan keselamatan
dan keamanan penghuni
3. Mitigasi Struktural
 Pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana
Papan Informasi Kebencanaan
Ds. Sumberejo, Kec. Ambulu Kab. Jember

Peringatan Kawasan Rawan Bencana Tsunami

Temat Evakuasi Sementara

Papan Arah Jalur Evakuasi


Infrastruktur Kebencanaan

https://www.google.com/search?q=escape+hill+tsunami++di+banda+aceh
(Mardiatno,2018)
(Mardiatno, 2018)
Rancangan Peraturan Bupati Malinau
tentang
Ketentuan Khusus RDTR Wilayah Perencanaan Mentarang
Pasal 54
Peta Ketentuan Khusus Rencana Pola Ruang (3) Ketentuan khusus kawasan rawan bencana banjir
Tingkat tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Zona Rawan Bencana ditetapkan sebagai berikut:
a. Sarana dan prasarana minimum untuk drainase
lingkungan harus dapat menampung debit air
sebesar 1 m3/s;
b. Penyediaan sistem peringatan dini;
c. Ketersediaan lokasi dan jalur evakuasi;
d. Pendirian bangunan untuk kepentingan
pemantauan ancaman bencana;
e. Penetapan batas banjir; dan
f. Pembangunan fasilitas umum dengan kepadatan
rendah.
(4) Ketentuan khusus kawasan rawan bencana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan
dalam peta dengan tingkat ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala 1:5.000 tercantum
dalam Lampiran X yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ni.
(RDTR di Kabupaten Malinau)
Perwal No. 1/2023 (RDTR Kota Palu)
(Pasal 174 Ayat 1 huruf d)

2. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang diizinkan


terbatas (T) dan bersyarat (B) terdiri atas:
a) k e g i a t a n kehutanan, pertanian tanaman pangan,
d. kawasan rawan bencana tsunami tingkat sangat pertanian hortikultura, perkebunan dan peternakan
tinggi dan tinggi ditetapkan dengan ketentuan yang dengan tidak mengubah bentang lainya;
terdiri dari: b) kegiatan transportasi yang mendukung
1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang pengembangan sistem evakuasi;
diizinkan (I) terdiri atas: c) kegiatan perdagangan dan jasa, dan pariwisata
a) Pembangunan jalur, rambu, dan tempat termasuk perhotelan wajib menerapkan:
evakuasi sementara (TES) bencana; d) konstruksi bangunan tahan gempa dan dapat
b) Pengembangan sistem peringatan dini; berfungsi ganda sebagai tempat evakuasi vertikal
c) Pengembangan infrastruktur sumber daya air; bencana tsunami;
d) Pengembangan akomodasi pariwisata yang e) struktur bertingkat minimal 3 (tiga) lantai yang
berbasis mitigasi bencana/ Pengurangan Resiko sekaligus difungsikan sebagai tempat Evakuasi
Bencana; Sementara (TES) tsunami, bila berjarak lebih dan 100
e) Rehabilitasi pantai; (seratus) meter dari permukaan terdekat;
f) K e g i a t a n perikanan; f) penyediaan jalur dan tempat evakuasi;
g) Pengembangan RTH; dan g) penyediaan ruang terbuka hijau (RTH); dan
h) Pengembangan s t r u k t u r alami a t a u buatan h) pengembangan mitigasi struktural alami dan/atau
yang berfungsi sebagai mitigasi bencana tsunami. struktur buatan.
3. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang dilarang (6) Ketentuan khusus Kawasan rawan bencana digambarkan
(X) terdiri atas: dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:5.000, tercantum
a) pembangunan hunian baru; dalam Lampiran X.2 yang merupakan bagian tidak
b) f a s i l i t a s yang berisiko tinggi, seperti industri B 3 , terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.
penjara, rumah sakit, PLTN; dan
c) f a s i l i t a s lain yang menyimpan bahan berbahaya.

(5) Ketentuan khusus kawasan rawan bencana tsunami


tingkat sangat tinggi dan tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, dengan luas 104,62 (seratus
empat koma enam dua) hektare yang terdiri atas:
a. W P I yang terdapat di:
1. S W P I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok
I.A.5, Blok I.A.6, Blok I.A.7;
2. S W P I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3, Blok
I.B.4,Blok I.B.7;
3. S W P I.E pada Blok I.E.3; dan
4. S W P I.F pada Blok I.F.2, Blok I.F.3, Blok I.F.4;
b. W P III yang terdapat di:
1. S W P III.A pada Blok III.A.1, Blok III.A.2, Blok III.A.3,
Blok III.A.4; dan
2. S W P III.0 pada Blok III.C.4, Blok III.C.5.
KOMPETENSI AHLI MUDA PERENCANA WILAYAH DAN KOTA
No. Kode Unit Unit Kompetensi Mu
Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
1 M.711000.001.01
terkait dengan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota
2 M.711000.002.01 Menerapkan Etos Kerja, Etika Profesi, dan Manajemen Organisasi Kerja yang Baik
Melakukan Identifikasi dan Menerapkan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria, dalam (Tahapan Persiapan)
3 M.711000.003.01
Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota
4 M.711000.004.01 Menyiapkan Kebutuhan Data Perencanaan
5 M.711000.008.01 Melaksanakan Survei Primer dan Sekunder (Tahapan Pengumpulan Data dan Informasi)

6 M.711000.011.01 Melaksanakan Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial (Tahapan Pengolahan Data dan Informasi)

7 M.711000.012.01 Memeriksa Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial


8 M.711000.013.01 Mengevaluasi Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial
9 M.711000.019.01 Melakukan Analisis Parsial Perencanaan Wilayah dan Kota
10 M.711000.022.01 Menyusun Rencana Parsial sebagai Naskah Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kota
11 M.711000.031.01 Menyusun Laporan Pekerjaan Perencanaan
(Tahapan Penyusunan Konsepsi Rencana Tata Ruang)
12 M.711000.034.01 Memilih Teknologi Informasi dalam Pelaksanaan Pekerjaan
13 M.711000.035.01 Menggunakan Kemampuan Teknik Komunikasi

Mu = Ahli Muda PWK Berpengalaman


Sumber : Kepmenaker No.177/2015
https://www.google.com/search?q=peta+rawan+bencana+sulawesi+tengah
Biodata Pemateri
Nama : Hengki Atmadji
Domisili : Kota Depok 16417
Telepon/WA : 0812-81844024
e-Mail : atmadjihengki@gmail.com
Pendidikan : Jurusan Teknik Planologi, ITI (1996)
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, UNPAK (2021)
Pelatihan : Penilaian Properti P1/P2 (2004) dan P3/P4 (2005)
Penyusunan Peraturan Zonasi (2009)
Penyusunan KLHS (2014)
Historic Urban Landscape Quick Scan (2022)
Pekerjaan : Konsultan PWK (1988 - sekarang)
Asesor PWK (2015 - Sekarang)
Anggota Forum Penataan Ruang Kota Depok (2022 - Sekarang)
Organisasi : Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP)
Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)

Anda mungkin juga menyukai