Identitas Jurnal
Pendahuluan :
Desa sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 adalah
desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
penyelenggara negara yang berhadapan langsung dengan masyarakat maka Desa
memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan pelayanan kepada publik.
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas-asas kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, proporsional, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi, kearifan lokal,
keberagaman, dan partisipatif. Asas-asas tersebut sejalan dengan prinsip
penyelenggaraan pemerintahan yang baik atau good governance.
Implementasi Undang-Undang Desa pada kenyataannya tidak sesuai dengan
kenyataan. Indonesian Coruption Watch (ICW) merilis data tahun 2018 yang
menyebutkan bahwa sektor anggaran desa menjadi salah satu penyumbang terbesar
kerugian negara dengan kasus korupsi terbanyak ketimbang sektor lain. Salah satu asas
penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah keterbukaan. Namun demikian sebagian
penyelenggara pemerintahan desa masih menutup informasi terkait pengambilan
kebijakan karena dianggap rahasia negara. Ketertutupan informasi tersebut menjadi
rentan terjadinya tindak korupsi seperti yang telah dikemukakan di atas.
Kerahasiaan ini menyebabkan masyarakat tidak dapat berpartisipasi dalam
proses pengambilan kebijakan maupun mengawasi proses penyelenggaraan
pemerintahan. Diterbitkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP) mewajibkan Badan Publik untuk menyampaikan informasi
terkait kepentingan publik.
Hasil :
1. Good Governanc
Konsep governance mengandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law,
partisipasi, dan kemitraan. Tiga pilar yang mendukung terlaksanya hal tersebut yaitu
pemerintah (the state), civil society (masyarakat adab, masyarakat madani, masyarakat
sipil) dan pasar atau dunia usaha. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
bertanggungjawab dapat dicapai apabila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi, dan
administrasi. Ketiga unsur tersebut memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan
sinerji. Interaksi dan kemitraan dapat berkembang apabila ada kepercayaan (trust),
transparansi, partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan pasti. Good governance yang
sehat juga akan berkembang sehat di bawah kepemimpinan yang berwibawa dan
memiliki visi yang jelas, memiliki legitimasi dan dipercayai oleh masyarakat
2. Sistem informasi Desa
Ketentuan tentang sistem informasi desa secara khusus tercantum pada pasal 86
Undang-Undang Desa. Pasal tersebut mengatur bagaimana keterbukaan dalam
penyelenggaran pemerintah desa hendaknya dilakukan. Manfaat yang diharapkan
dengan adanaya keterbukaan informasi publik sebagaimana tercantum dalam Standar
Layanan Informasi Desa (SLIP Desa) di DIY dari sisi masyarakat diantaranya adalah
tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa mereka bukan sebagai obyek dan nerima
manfaat layanan publik tetapi mereka juga memiliki hak untuk mengetahui mekanisme,
prosedur dan biaya untuk memperoleh layanan publik, 2) masyarakat dapat
menempatkan diri sebagai pihak yang melakukan pengawasan terhadap proses
pengambilan kebijakan maupun layanan publik yang di selenggarakan pemerintah desa,
4) mendorong pelayanan publik yang lebih baik, 5) membentuk opini publik melalui
informasi yang akurat, sehingga mencegah rumor negatif dan tidak benar (hoaks)
beredar
Kesimpulan :
Implementasi Undang-Undang Desa pada kenyataannya tidak semuanya dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Sektor anggaran desa menjadi salah satu penyumbang
terbesar kerugian negara dengan kasus korupsi terbanyak ketimbang sektor lain.
Penindakan korupsi sepanjang tahun 2018 mencakup 96 kasus korupsi anggaran desa
dari total 454 kasus dengan kerugian negara sebesar Rp37,2 miliar. Kondisi tersebut
berkolerasi dengan jumlah sengketa informasi yang ditangani oleh Komisi lain. Salah
satu penyebab tingginya angka sengketa informasi di desa adalah kurangnya
pemahaman tentang klasifikasi informasi publik. Belum semua aparatur di desa
memahami UU KIP dan mengklasifikan informasi publik berdasarkan informasi setiap
saat, berkala, serta merta maupun informasi yang dikecualikan.
Kekurangan : kekurangan pada jurnal tersebut yaitu untuk tata penulisannya kurang
rapi dan ada beberapa kata yang sulit dipahami.
Kelebihan : pada jurnal tersebut bisa memahami Sektor anggaran desa menjadi
salah satu penyumbang terbesar kerugian negara dan pentingnya masyarakat
berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan kebijakan maupun penyelengaraan
pemerintahan.
Saran/ solusi : Akses informasi program dan anggaran desa yang memadai
Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara efektif apabila ada akses informasi
program dan anggaran desa yang memadai.
View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to
44
JPALG
Journal of Public Administration and Local Governance
http://jurnal.untidar.ac.id/index.php/publicadmini
Abstrak
Implementasi Undang-Undang Desa secara umum memberikan kesempatan kepada desa
untuk melakukan demokratisasi proses kebijakan, konsolidasi sumber daya dan aset, dan
penguatan dan pemberdayaan masyarakat dengan memunculkan partisipasi dari
masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Pemerintah desa
dalam mewujudkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik, transparan dan
akuntabel melalui pengembangan sistem informasi desa. Metode penelitian yang
dilakukan penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Desa Panggungharjo
Kecamatan Sewon Bantul telah menerapkan keterbukaan informasi yang memberikan
kesempatan kepada masyarakat untuk mengakses informasi publik desa. Pemerintah
Desa mempunyai komitmen untuk mengembangkan sistem informasi desa melalui
penyediaan website yang memuat profil desa, program kegiatan, dan laporan
penggunaan anggaran. Dalam mewujudkan good goverment, desa Panggungharjo masih
memiliki kendala diantaranya keterbatasan sumber daya manusia dalam memahami
peraturan perundang-undangan tentang keterbukaan informasi publik dan pengelolaan
sistem informasi desa, metode kerja yang implementatif dan teruji, prosedur layanan
informasi publik, penyediaan informasi publik sesuai kebutuhan, dan sebagian
masyarakat kurang berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan kebijakan maupun
pengawasan penyelengaraan pemerintahan.
Kata Kunci : Peran Pemerintah Desa; Good Governance; Sistem Informasi Desa.
sebagian atau seluruh dananya bersumber muncullah sengketa yang berujung pada sidang
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja penyelesaian di Komisi Informasi. Badan Publik
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan yang disengketakan melalui Komisi Informasi
Belanja Daerah, atau organisasi Daerah DIY selama tahun 2018 terbanyak
adalah Desa (60%). Sebagaimana dapat dilihat
dari diagram dibawah ini :
Diagram 1 : Badan Publik yang
Disengketakan
Sumber: Komisi Informasi Daerah DIY, 2018
program kesehatan, pemerintah desa Informasi Desa ini dapat diakses oleh
Panggungharjo bekerjasama dengan salah masyarakat Desa dan semua pemangku
satu rumah sakit di Bantul untuk menangani kepentingan. Makalah ini memaparkan
masalah kesehatan. Ada juga program bagaimana peran pemerintah Desa
BESTARI (Beras Panggung Lestari) yaitu Panggungharjo dalam upaya mewujudkan
program semacam RASKIN/RASTRA, namun good governance melalui pengembangan
beras yang dibagikan berkualitas baik dan sistem informasi desa berbasis eletronik.
bukan bantuan pemerintah kabupaten. Di Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
bidang pendidikan, desa ini membuat Sejauh mana peran pemerintah Desa dalam
program Satu Rumah Satu Sarjana, mengembangkan sistem informasi desa dan
bekerjasama dengan perguruan tinggi baik mengetahui faktor-faktor yang
negeri maupun swasta yang ada di mempengaruhinya dalam mewujudkan good
Yogyakarta, setiap rumah diwajibkan minimal governance.
1 orang berpendidikan S1. Selain itu
mendirikan Sekolah Manajemen BUMDes METODE PENELITIAN
juga, sehingga rata-rata pendidikan warga Penelitian tentang Peran Permerintah
Panggungharjo semakin tinggi. Desa dalam mengembangkan sistem informasi
Keberhasilan yang diraih Desa desa untuk mewujudkan good governance ini
Panggungharjo tidak terlepas dari dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan
Kepemimpinan Kepala Desa yang metode pengumpulan data berupa wawancara
memberikan contoh dan memegang kepada berbagai pihak, telaah dokumen dan
komitmen pada terwujudnya tata kelola observasi. Analisis data dilakukan dengan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik memenuhi kaidah-kaidah penelitian kualitatif
(good governance). Salah satu bentuk sehingga pengambilan kesimpulan juga dalam
transparansi yang dilakukan oleh Desa bentuk tingkat/nilai kualitatif.
adalah mengumumkan informasi tentang
kebijakan desa melalui website. Keberadaan HASIL DAN PEMBAHASAN
papan pengumuman berbasis online Good Governance.
tersebut merupakan amanah dari peraturan Istilah governance dalam literatur administrasi
pelaksanaan UU Desa dengan istilah dan ilmu politik sudah dikenalkan sekitar 135
SIDEKA. Sistem Informasi Desa meliputi tahun lalu oleh Presiden Amerika Serikat,
data Desa, data Pembangunan Desa, Woodrow Wilson namun dengan pengertian
Kawasan Perdesaan, serta informasi lain yang sempit. Kata ini diterjemahkan sebagai
yang berkaitan dengan Pembangunan Desa tata pemerintahan, penyelenggaraan
dan pembangunan Kawasan Perdesaan. pemerintahan atau pengelolaan pemerintahan.
JPALG, Vol 3 (1), (2019): hlm 52-69
tanggal hari jadi Desa Panggungharjo yang 17 kawasan ini merupakan sebagai tempat
jatuh pada 24 Desember tahun 1946. Setelah olahraga memanah kijang/menjangan dan
adanya maklumat tersebut, kemudian sebagai tempat pertahanan (Sultan HB I –
dikuatkan kembali dengan Maklumat Nomor Panggung Krapyak 1760). Budaya yang dibawa
5 Tahun 1948 Pemerintah Daerah Istimewa dari intervensi keberadaan Kraton Mataram
Negara Republik Indonesia Yogyakarta sebagai pusat budaya sehingga menumbuhkan
tentang Hal Perubahan Daerah-daerah budaya adiluhung seperti : panembromo,
Kalurahan dan Nama-namanya. Dalam salah karawitan, mocopat, wayang, ketoprak,
satu isian maklumat tersebut menyatakan kerajinan tatah sungging, kerajinan blangkon,
bahwa dilakukan penggabungan dari tiga kerajinan tenun lurik, batik, industri gamelan,
kalurahan, yaitu Kalurahan Cabeyan, Prancak tari-tarian klasik, dan lain-lain. Pada tahun 1911
dan Krapyak menjadi kalurahan baru yang di wilayah Krapyak Kulon didirikan Pondok
disebut Kalurahan Panggungharjo. Pesantren Al Munawir, sehingga berkembang
Penelusuran bukti sejarah menemukan budaya seperti : sholawatan, dzibaan, qosidah,
bahwa akar budaya di Desa Panggungharjo hadroh, rodad, marawis, dan juga budaya-
tumbuh dan berkembang berhubungan erat budaya yang melekat pada kegiatan
dan dipengaruhi oleh komunitas dan peribadatan seperti : Syuran (peringatan 1
intervensi budaya yang berkembang pada Muharram), Mauludan (peringatan Maulid Nabi
masanya, yaitu : Pada abad ke 9-10 Desa Muhammad SAW), Rejeban (peringatan Isro’
Panggungharjo adalah merupakan kawasan Mi’roj), Ruwahan/Nyadran (mengirim doa untuk
agraris, hal ini dibuktikan dengan adanya leluhur menjelang Bulan Ramadhan), Selikuran
Situs Yoni Karang Gede di Pedukuhan (Nuzulul Qur’an), dan lain-lain. Sekitar tahun
Ngireng-Ireng. Sehingga dari budaya agraris 1900-1930 berkembanglah budaya yang
ini muncul budaya seperti : Gejok Lesung, tumbuh dan berkembang karena adanya
Thek-thek/Kothek-an, Upacara Merti Dusun, kebutuhan bersosialisasi dimasyarakat, sehingga
Upacara Wiwitan, Tingkep Tandur, dan berkembanglah bermacam-macam dolanan
budaya-budaya lain yang sifatnya adalah anak seperti : egrang, gobak sodor, benthik,
merupakan pengormatan kepada alam yang neker-an, umbul, ulur/layangan, wil-wo, dan
telah menumbuhkan makanan sehingga lain-lain. Bahkan di kampung Pandes
bermanfaat bagi keberlangsungan kehidupan berkembang sebuah komunitas “Kampung
umat manusia. Pada abad ke 16 di wilayah Dolanan” yang memproduksi permainan anak
Krapyak Kulon dan Glugo adalah merupakan tempo doeloe, seperti : othok-othok, kitiran,
kawasan wisata berburu (Pangeran sedo angkrek, keseran, wayang Kertas, dan lain-lain.
Krapyak – 1910), sedangkan pada Abad ke Pada Tahun 1980 di desa Panggungharjo yang
59
merupakan wilayah sub-urban mulai beberapa lurah, yaitu: Hardjo Sumarto; Pawiro
berkembang budaya modern Perkotaan dan Sudarmo; R. Broto Asmoro; Siti Sremah Sri
banyak mempengaruhi Generasi Muda, Jazuli; H. Samidjo; dan Wahyudi Anggoro Hadi,
sehingga berkembanglah kesenian band, S. Farm., Apt.
drumband, karnaval takbiran, tari-tarian Secara teori, kepemimpinan merupakan suatu
modern, campur sari, outbond, kegiatan untuk memengaruhi orang lain.
playstation/game rental, dan lain-lain. Kepemimpinan merupakan suatu proses untuk
Sebagai kawasan yang berbatasan langsung memengaruhi aktivitas kelompok.
dengan kawasan perkotaan Yogyakarta, Desa Kepemimpinan merupakan kemampuan
Panggungharjo merupakan kawasan memeroleh kesepakatan pada tujuan bersama.
aglomerasi perkotaan Yogyakarta yang ini Kepemimpinan adalaah suatu upaya untuk
juga berarti merupakan kawasan strategis mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
ekonomi. Hal ini salah satunya ditunjukan tertentu. Kepemimpinan adalah sebuah
dengan perkembangan penggunaan lahan hubungan yang saling memengaruhi antara
dimana dalam kurun waktu lima tahun pemimpin dan pengikutnya. Walaupun cukup
terakhir, pola penggunaan lahan didesa sulit menggeneralisir, pada prinsipnya
Panggungharjo mengalami perubahan cukup kepemimpinan (leadership) berkenaan dengan
signifikan terutama pada lahan jenis tanah seseorang memengaruhi perilaku orang lain
sawah yang mengalami perubahan fungsi untuk suatu tujuan. Tapi bukan berarti bahwa
menjadi pemukiman dan kegiatan bisnis setiap orang yang memengaruhi orang lain
dengan laju sekitar 2% per tahun. Ditinjau untuk suatu tujuan disebut pemimpin.
dari aspek pertanian, tingginya laju (Fridayana Yudiaatmaja, 2013)
perubahan lahan sawah menjadi tanah kering Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
ini perlu dikendalikan agar luasan lahan dalam menentukan tujuan organisasi,
pertanian yang masih ada tetap mampu memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
mencukupi kebutuhan dan ketersediaan tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki
pangan bagi masyarakat. kelompok dan budayanya. Seorang pemimpin
Pemerintah Desa beradasarkan UU Desa diharapkan memiliki kemampuan mengarahkan
adalah Kepala Desa atau yang disebut dan memimpin perusahaan atau organisasi
dengan nama lain dibantu perangkat Desa untuk maju dalam meraih tujuan kolektif yang
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan diimpikan bersama. Kepemimpinan dipahami
Desa. Kepemimpinan Kepala Desa sangat dalam pengertian sebagai kekuatan untuk
mempengaruhi arah pembangunan desa. menggerakan dan mempengaruhi orang dan
Sampai saat ini, Desa Panggungharjo telah sebagai alat, sarana atau proses untuk
melalui enam masa kepemimpinan oleh membujuk orang agar bersedia melakukan
JPALG, Vol 3 (1), (2019): hlm 52-69
sesuatu dengan ikhlas. Hal ini tidak mungkin mempengaruhi satu sama lain. Artinya, seorang
diwujudkan pemimpin tanpa adanya interaksi pemimpin bukanlah unsur tunggal yang
sosial yang baik dengan para pengikutnya. memberikan pengaruh kepada anggotanya.
Sehingga, mereka akan bekerja sama Akan tetapi, ia juga dipengaruhi pendapat
layaknya sebuah tim yang solid guna anggotanya, dan berinteraksi dengan keinginan
mewujudkan impian bersama. Seorang serta keyakinan mereka dalam posisi yang
pemimpin atau manajer adalah bagian dari sama. Seorang pemimpin merupakan bagian
perusahaan atau organisasi dan tidak bisa dari anggotanya, saling berkontribusi, tukar
dipisahkan dari mereka.Oleh karena itu pendapat dan pengalaman, serta secara
kepemimpinan pada hakekatnya adalah: bersama-sama berusaha mewujudkan tujuan
Proses mempengaruhi atau memberi contoh bersama dengan mengerjakan kebaikan
oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam Sifat kepemimpinan yang efektif yaitu:
upaya mencapai tujuan organisasi; Seni Kemampuan pengawasan dalam kedudukan
mempengaruhi dan mengarahkan orang atau pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen,
dengan cara kepatuhan, kepercayaan, terutama pengarahan dan pengawasan
kehormatan dan kerja sama yang perkerjaan para karyawan; Kebutuhan akan
bersemangat dalam mencapai tujuan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian
bersama; Kemampuan untuk mempengaruhi tanggung jawab dan keinginan untuk sukses;
dan mengarahkan tindakan seseorang atau Kecerdasan, mencakup kebijaksanaan,
kelompok untuk mencapai tujuan yang pemikiran kreatif dan daya pikir; Ketegasan,
diharapkan; Kemampuan untuk atau kemampuan untuk membuat keputusan-
mempengaruhi suatu kelompok untuk keputusan dan memecahkan masalah-masalah
mencapai tujuan. Praktek kepemimpinan dengan cakap dan tepat; Kepercayaan diri, atau
berkaitan dengan mempengaruhi tingkah pandangan terhadap dirinya sebagai
laku dan perasaan orang lain baik secara kemampuan untuk menghadapi masalah-
individual maupun kelompok dalam arahan masalah; Inisiatif, atau kemampuan untuk
tertentu, sehingga melalui kepemimpinan bertindak tidak tergantung mengembangkan
merujuk pada proses untuk membantu serangkain aktivitas dan menemukan cara-cara
mengarahkan dan memobilisasi or ang atau 51baru atau inovasi.
ide-idenya (Veithzal Rivai, 2003) Kepemimpinan desa Panggungharjo yang saat
Berbagai definisi di atas memberikan ini dipegang oleh Wahyudi Anggoro Hadi, S.
pengertian bahwa proses untuk saling Farm., Apt. terbukti menunjukkan keberhasilan.
mempengaruhi antara pemimpin dan Wahyudi menyatakan pada saat pelantikan akan
anggota, memiliki arti bahwa mereka membuktikan niat dan ketulusannya untuk
61
memajukan desa. Ia memulai dari hal-hal Panggungharjo pun lalu dibuat menjadi satu
kecil namun sangat mendasar dan mampu pintu agar jelas keluar-masuknya seseorang.
mendobrak budaya lama aparatur Namun di saat awal perubahan itu dilakukan,
pemerintah desa yang sudah puluhan tahun masih saja ada oknum perangkat desa yang
mewabah. Pertama-tama, dia memberi curi-curi waktu untuk meninggalkan ruang kerja
contoh dengan datang ke kantor desa tepat saat masih dalam jam kerja.
waktu setiap hari. Perangkat desa yang Kondisi ini memunculkan gagasan untuk
sebelumnya tak jelas waktu kedatangannya membuat program analisis jabatan bagi seluruh
perlahan mulai sungkan karena setiap hari perangkat desa. Ia terus melakukan reformasi
mereka selalu kalah cepat tiba di kantor birokrasi pemerintah desa demi tercapai
dibandingkan Pak Lurah. Menurut Wahyudi, pelayanan publik yang baik. Analisis jabatan
Kepemimpinan pertama-tama adalah soal dibuat agar perangkat desa memahami tugas
memberikan keteladanan, termasuk jika pokok dan fungsinya. Selain itu, hasil analisis
harus membersihkan WC sekalipun. Kalau jabatan digunakan sebagai pijakan dalam
WC bersih semua orang kan nyaman, jadi penilaian kinerja perangkat desa dan
seharusnya kebersihan WC menjadi pengambilan kebijakan pemberian hadiah
tanggungjawab semua orang. Kebaikan (reward) dan hukuman (punishment) perangkat
adalah soal sederhana dan mendasar, namun desa. Dengan cara tersebut Wahyudi merintis
menemukan kebaikan saat ini justru tidak terselenggaranya pemerintahan desa yang
mudah. Wahyudi mencoba mengembalikan bersih, transparan dan bertanggungjawab.
hal-hal sederhana untuk menguatkan nilai- Melalui kiprahnya, front office desa
nilai mendasar dalam tatanan pemerintahan Panggungharjo telah benar-benar berubah total.
di Kelurahan Panggungharjo yang Warga desa langsung merasakan sebuah
dipimpinnya. Ia tidak pernah banyak bicara perubahan besar yang nyata. Tak ada lagi loket-
dalam upayanya mengubah kultur pelayanan loket layanan yang tertutup, sempit dan
perangkat desa yang dipimpinnya. Ia pengap. Tak ada lagi ruang-ruang yang
memberi contoh langsung bagaimana memungkinkan terjadinya perilaku pungutan liar
bersikap konsisten. atau pungli dengan leluasa.
Kultur aparat yang kurang disiplin dan kurang Ruang pelayanan desa Panggungharjo berubah
profesional dianggap Wahyudi sebagai menjadi seperti ruang customer service sebuah
tantangan dalam membangun sistem budaya bank yang nyaman. Ruang pelayanan publik itu
baru new public services. Keteladanan bersih, nyaman dan berpendingin udara.
menjadi dasarnya dan sistem itu tidak Dilengkapi dengan deretan kursi untuk warga
sebatas aturan, ada atmosfer kerja yang yang sedang antri mengurus sesuatu. Ada juga
harus dibangun. Ruang pelayanan desa rak buku yang dipenuhi beragam koleksi buku
JPALG, Vol 3 (1), (2019): hlm 52-69
bacaan hasil sumbangan dari berbagai seluruh Indonesia. Prestasi dicapai tahun demi
kelompok masyarakat. Lalu ada standing tahun berikutnya diantaranya Desa terbaik
banner berisi pengumuman bahwa semua dalam bidang pendidikan versi Kemendesa,
pelayanan publik di Panggungharjo tidak penyelenggara terbaik UP2K PKK tingkat
dipungut biaya. Seperti halnya customer Nasional, penyelenggara Terbaik kedua Tingkat
service di sebuah bank, warga dan petugas Nasional Bina Keluarga Lansia, Pakarti Utama III
kelurahan dibatasi oleh pemisah yang dari Mendagri, dan Desa Inspiratif Kemendesa.
berfungsi sebagai meja panjang terbuka. Sebagai Kepala Desa, Wahyudi tidak hanya
semua petugas bisa melihat pekerjaan satu mengejar prestasi saja. Salah satu langkah yang
sama lain sebagaimana warga yang datang ditempuh adalah membangun pola hubungan
juga bisa menyaksikan apa yang dikerjakan baru antara pemerintah desa dengan warga
para perangkat desa. Bersih, nyaman dan desa. Ia menjelaskan selama ini hubungan
terbuka. Jika ada praktik pungli pasti akan antara pemerintah desa dengan warga desa
terlihat. hanya sebatas hubungan administratif.
Misalnya, warga desa berhubungan dengan
pemerintah desa hanya saat pembuatan Kartu
Tanda Penduduk, surat pengantar nikah,
pembuatan akte kelahiran, surat kematian dan
lain sebagainya. Di luar itu, seakan tidak ada
alasan bagi warga desa untuk berhubungan
desa pemerintah desa. Wahyudi membuat pola
Gambar 1. Kantor Kepala Desa
hubungan baru antara pemerintah desa dengan
Panggungharjo warga desa. Langkah selanjutnya adalah
Sumber: Website Kominfo 2016 membangun kultur organisasi baru yang berarti
Penataan kelembagaan yang berorientasi memperluas makna layanan publik. Jika dulu
pada pelayanan publik menorehkan sejumlah pelayanan publik sebatas administratif, maka
prestasi. Pada tahun 2013, Desa ini meraih pelayanan publik harus menjadi lebih luas,
juara pertama lomba Bina Keluarga Balita mencakup juga pelayanan barang dan jasa
(BKB) tingkat nasional, juara pertama UP2K publik. Dalam pembangunan kultur baru
PKK tingkat DIY. Panggungharjo juga organisasi sangat ditentukan oleh kapasitas
menjadi proyek percontohan Desa Ramah politik dan kepemimpinan. Hal inilah yang dapat
Anak di DIY. Tahun 2014 sebagai juara dibuktikan oleh Wahyudi, kepala Desa
lomba desa tingkat nasional dan mampu
Panggungharjo dalam upaya mewujudkan good
mengalahkan sekitar 74.000-an desa lain dari
governance.
63
Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Informasi Publik Desa sesuai dengan ketentuan
Masyarakat Desa (Perki 1/2018). peraturan perundang-undangan; d.
Ketentuan tentang sistem informasi desa menyediakan sarana dan prasarana layanan
secara khusus tercantum pada pasal 86 Informasi Publik Desa, termasuk papan
Undang-Undang Desa. Pasal tersebut pengumuman dan meja informasi di setiap
mengatur bagaimana keterbukaan dalam kantor Badan Publik Desa; e. menetapkan dan
penyelenggaran pemerintah desa hendaknya memutakhirkan secara berkala Daftar Informasi
dilakukan. Manfaat yang diharapkan dengan Publik Desa atas seluruh Informasi Publik Desa
adanaya keterbukaan informasi publik yang dikelola; dan f. menyediakan dan
sebagaimana tercantum dalam Standar memberikan Informasi Publik Desa berdasarkan
Layanan Informasi Desa (SLIP Desa) di DIY Peraturan Komisi tentang SLIP Desa.
dari sisi masyarakat diantaranya adalah 1) Struktur Kelembagaan PPID Desa adalah
tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa sebagai berikut:
mereka bukan sebagai obyek dan nerima
manfaat layanan publik tetapi mereka juga
memiliki hak untuk mengetahui mekanisme,
prosedur dan biaya untuk memperoleh
layanan publik, 2) masyarakat dapat
menempatkan diri sebagai pihak yang
melakukan pengawasan terhadap proses
pengambilan kebijakan maupun layanan
publik yang di selenggarakan pemerintah Gambar 2. Struktur PPID
desa, 4) mendorong pelayanan publik yang Sumber: SLIP Desa, 2018
lebih baik, 5) membentuk opini publik melalui Pejabat Pengelola Informasi dan
informasi yang akurat, sehingga mencegah Dokumentasi Desa yang selanjutnya disebut
rumor negatif dan tidak benar (hoaks) PPID Desa adalah Sekretaris Desa atau pejabat
beredar. yang ditunjuk dan di tetapkan oleh kepala desa
Pemerintah Desa dalam penyediaan dan atau pejabat yang bertanggung jawab di
pelayanan informasi mempunyai kewajiban bidang penyimpanan, pendokumentasian,
diantaranya adalah: a. menetapkan penyediaan, dan/atau pelayanan Informasi
Peraturan Desa mengenai Keterbukaan Publik Desa dan bertanggungjawab langsung
Informasi Publik; b. mengikuti Alur Pelayanan kepada atasan PPID sebagaimana dimaksud
Informasi Publik Desa; c. menganggarkan pada Peraturan ini. Atasan PPID Desa adalah
pembiayaan secara memadai bagi layanan
65
a. Profil Desa
Secara substansi, tampilan menu memuat
Profil yang ditampilkan meliputi sejarah
informasi publik yang wajib diumumkan
terbentuknya Desa, Visi Misi, wilayah,
namun informasi tersebut belum
kependudukan, program desa, dan prestasi.
diklasifikasikan sesuai Standar Layanan
Isian profil sudah dianggap lengkap namun
Informasi Publik Desa. Portal yang
belum semua data tersebut dimutakhirkan
beralamat www.panggungharjo.desa.id
seperti prestasi, masa jabatan perangkat desa,
belum mencantumkan menu PPID meskipun
dan program yang terbaru. Rencana program
demikian untuk layanan pengaduan sudah
kerja belum ditampilkan secara detail besaran
disampaikan sebagaimana terlihat pada
jumlah anggaran per kegiatan dan
gambar berikut :
penanggungjawabnya.
JPALG, Vol 3 (1), (2019): hlm 52-69
Panggungharjo yang saat ini dipegang oleh Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka
Wahyudi Anggoro Hadi, S. Farm., Apt. penulis merekomendasikan kepada Pemerintah
terbukti menunjukkan keberhasilan. Ia Desa Panggungharjo untuk :
memulai dari hal-hal kecil namun sangat 1. Menambahkan menu PPID pada laman
mendasar dan mampu mendobrak budaya utama website desa.
lama aparatur pemerintah desa dengan 2. Mengklasifikasikan informasi kedalam
memberikan keteladanan seperti datang informasi setiap saat, berkala, serta
tepat waktu, menjaga kebersihan kantor, dan merta dan dikecualikan.
bersikap konsisten. Ia terus melakukan 3. Menyusun Daftar Informasi Publik yang
reformasi birokrasi pemerintah desa dimulai dapat diakses publik.
dengan Analisis jabatan, penataan ruangan 4. Menyusun Daftar informasi Publik yang
yang terbuka untuk mencegah banyaknya dikecualikan melalui uji konsekuensi.
meja dan rentan pada budaya pungli dan 5. Membuat aturan pelaksanaan
suap.Ruang pelayanan dibuat nyaman bagi pelayanan informasi seperti SOP, alur
publik. pelayanan, mekanisme permohonan
Era keterbukaan informasi menuntut dan pengajuan keberatan disertai
pemerintah desa untuk lebih memberikan formnya yang dapat diunggah oleh
kemudahan dan kecepatan akses informasi pemohon informasi.
bagi masyarakat. Sebagai bentuk 6. Memutakhirkan informasi publik setiap
pelaksanaan pelayanan informasi, desa saat, berkala, dan serta merta. Misalnya
Panggungharjo mempunyai PPID yang program kegiatan yang sedang berjalan
dijabat oleh Kasi Pemerintahan. Sistem dan melengkapi rencana program
informasi dikembangkan melalui penyediaan kegiatan dengan menambahkan
website resmi pemerintah desa penanggungjawab kegiatan, sumber
Panggungharjo yaitu dan besaran dana serta kontak yang
http://www.panggungharjo.desa.id/. dapat dihubungi.
Tampilan utama website memuat menu
antara lain profil desa, layanan, lembaga, DAFTAR PUSTAKA
laporan anggaran, portal aduan, download,
Irawan, Agus, Anita Hasna, Reza Pahlevi.
dan kontak. Sebagai bentuk pelaksanaan UU (2016). Sistem Informasi Perdagangan
Pada PT Yoltan Sari, Menggunakan PHP
KIP dan UU Desa maka tata kelola layanan
Berbasis Web. Jurnal POSITIF, Vol I,
informasi publik perlu dilakukan No.2: 8 -159
penyempurnaan sesuai standar layanan
Iswandy, Eka. (2015). Sistem Penunjang
informasi publik. Keputusan Untuk Menentukan
69