PENAFSIRAN AL-QUR’AN
DAN DISKURSUS
EPISTEMOLOGI TAFSIR
i
TARTIB AL-NUZU>L DALAM PENAFSIRAN
AL-QUR’AN DAN DISKURSUS EPISTEMOLOGI
TAFSIR
ISBN : 978-623-487-349-8
Redaksi :
Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan
Bojongsari Kabupaten Purbalingga
Telp. 0858-5343-1992
Surel : eurekamediaaksara@gmail.com
ii
KATA PENGANTAR
iii
kontribusi dalam pengembangan ulumul qura’an serta
menambah referensi keilmuan. Akhir kata semoga buku
ini bermanfaat bagi pembaca.
iv
DAFTAR ISI
v
TARTIB AL-NUZU>L DALAM
PENAFSIRAN AL-QUR’AN
DAN DISKURSUS
EPISTEMOLOGI TAFSIR
vi
TARTIB NUZU>LI DALAM
PENAFSIRAN AL-QUR’AN
1
Hasyr 103) al-Nu>r 104) al-Muna>fiqu>n 105) al-Muja>dilah
106) al-Huju>rat 107) al-Tahri>m 108) al-Tagha>bun 109)
al-Saff 110) al-Jumu>’ah 111) al-Fath 112) al-Ma>idah
113) al-Taubah 114) al-Nasr.
2. Ibnu Qarnas
Ibnu Qarnas menulis kitab berjudul Ah{san
Qashash: Ta>ri>kh Islam Kama> Warada min al-Masdar
ma’a Tarti>b al-Suwar H{asb al-Nuzu>l. Dalam tafsir
tersebut pembahasannya dimulai tentang peristiwa
sejarah yang terjadi pada masa sebelum dan era
kenabian Muhammad. Tujuan penggunaan tarti>b
nuzu>li yaitu agar ketika membaca peristiwa sejarah
yang disinggung al-Qur’an dengan pembacaan
logis dan akurat. Ibn Qarnas mengemukakan
bahwa mustakhil untuk menulis sejarah Islam
dengan sumber al-Qur’an tanpa mengetahui
urutan surah berdasarkan tarti>b nuzu>li.39
Ibnu Qarnas membagi al-Qur’an menjadi dua
bagian yaitu Makkiyyah 90 surah dengan 7 fase
dan Madaniyyah 24 surah dengan 8 fase. Dalam
tafsirnya, Qarnas memakai analisis wacana dalam
menafsirkan al-Qur’an terkait subyek yang menjadi
sasaran ayat-ayat al-Qur’an. Ibnu Qarnas
menggunakan analisis wacana dalam menafsirkan
al-Qur’an yaitu terkait subyek yang menjadi
sasaran ayat al-Qur’an, peristiwa serta pesan al-
Qur’an. Subyek disini adalah subyek makna, bukan
aubyek langsung. Subyek makna adalah subyek
21
DISKURSUS EPISTEMOLOGI
TAFSIR
A. Konsep Epistemologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kata epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat
tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Sedangkan secara etimologi, epistemologi berasal dari
dari kata yunani yaitu episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Menurut
bahasa, epistimologi adalah teori pengetahuan.
Menurut Louis Kattsoff, epistemologi atau teori
pengetahuan adalah cabang filsafat yang meniliti asal
mula, metode, susunan dan sahnya sebuah
pengetahuan.46
Epistimologi adalah suatu disiplin ilmu yang
bersifat evaluatif, normatif, dan kritis. Evaluatif
bersifat menilai, Capaian suatu keyakinan, sikap,
pernyataan pendapat, teori pengetahuan dapat
dibenarkan, dijamin kebenarannya, atau memiliki
dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara
nalar.47 Normatif berarti menentukan norma atau
tolok ukur, dan dalam hal ini tolok ukur kenalaran
bagi kebenaran pengetahuan. Kritis berarti banyak
mempertanyakan dan menguji kenalaran cara
maupun hasil kegiatan manusia mengetahui.48
26
yang baik dan hati yang memancarkan sinar,
serta otak yang cerdas. Seperti khalifah yang
empat, Abdulla>h bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Zaid
bin Tha>bit, Abdulla>h bin Abba>s dan lainnya.71
Contoh:
-عن عبد هللا بن عباس ،قال :قال جربيل حملمد صلى هللا
املستقيم .يقول:
َ عليه :قل َي ُممد ،اهدَن الصراط
أَلمنا الطريق اَلادي.72
صا ِرِه َّن ضْ ِ
ض َن م ْن أَبْ َ ات يَ ْغ ُ -قوله تعال :وقُل لِلْم ْؤِمنَ ِ
ُ َ
ين ِزينَ تَ ُه َّن إِالَّ َما ظَ َه َر ِم ْن َها ِ
وج ُه َّن َوال يُ ْبد َ
َوََْي َفظْ َن فُ ُر َ
ض ِربْ َن ِِبُ ُم ِرِه َّن َعلَى ُجيُوَبِِ َّن .اآلية .73إن ُجهور َولْيَ ْ
العلماء من الصحابة ومن تبعهم إبحسان فسروا هذه
ين ِزينَ تَ ُه َّن إَِلَّ َما ظَ َهَر ِ
اآلية املقصودة وهي ( َوَل يُْبد َ
ِمْن َها) أبنه الوجه والكفان ,أو الكحل واخلامت وما ىف
معنامها من الزينة ,إَل أن ابن مسعود خالف ُجهور
الصحابة من مثل ابن عباس وعائشة وأنس رضي هللا
عنهم وأنه فسر قوله تعال( :إَل ما ظهر منها) أبنه
الثياب واجللباب.74
40
DAFTAR PUSTAKA
59
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Darbi, Ahmad.Ulu>m al-Qur’an. Pekan Baru: Suska Press,
2011.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an.
Yogyakarta: Adab Press, 2014.
Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsi>r.
Yogyakarta: Idea Press, 2015.
Mustaqim, Abdul. Pergeseran Epistemologi Tafsi>r.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer.
Yogyakarta: LKiS, 2010.
Naser, Muhammad. Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Nurdin, Ali. asba>b al-Nuzu>l: Sebab-sebab Turunnya Ayat al-
Qur’an. Jakarta: Qisthi Press, 2017.
60
TENTANG PENULIS
61
Hujurat Ayat: 9), Metodologi Tafsir Al Wasit (Sebuah
Karya Besar Syaikh Muh. Sayyid Tantawi), Cadar Wanita
dalam Perspektif Al Qur’an, Konsep Moderasi Beragama
dalam Pandangan Ibnu Kathir (Penafsiran Q.S al-
Baqarah ayat 143) dan masih banyak penelitian serta
pengabdian yang belum bisa penulis sebutkan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang
sebesarbesarnya pada Allah SWT atas terselesaikannya
buku ini, penulis berharap semoga bermanfaat untuk
sesame khususnya untuk prodi Ilmu Al-Qur'an Tafsir.
62