Anda di halaman 1dari 16

TARTIB AL-NUZU>L DALAM

PENAFSIRAN AL-QUR’AN
DAN DISKURSUS
EPISTEMOLOGI TAFSIR

Dr. Fithrotin, M.Th.I.

PENERBIT CV. EUREKA MEDIA AKSARA

i
TARTIB AL-NUZU>L DALAM PENAFSIRAN
AL-QUR’AN DAN DISKURSUS EPISTEMOLOGI
TAFSIR

Penulis : Dr. Fithrotin, M.Th.I.

Desain Sampul : Eri Setiawan

Tata Letak : Via Maria Ulfah

ISBN : 978-623-487-349-8

Diterbitkan oleh: EUREKA MEDIA AKSARA,


NOVEMBER 2022
ANGGOTA IKAPI JAWA TENGAH
NO. 225/JTE/2021

Redaksi :
Jalan Banjaran, Desa Banjaran RT 20 RW 10 Kecamatan
Bojongsari Kabupaten Purbalingga
Telp. 0858-5343-1992

Surel : eurekamediaaksara@gmail.com

Cetakan Pertama : 2022

All right reserved

Hak Cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian
atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun dan
dengan cara apapun, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan teknik perekaman lainnya tanpa seizin
tertulis dari penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Tarti>b nuzu>limerupakan susunan al-Qur’an


berdasarkan kronologi turunnya wahyu yang mengajak
pembacanya untuk menelisik lebih dalam mengenai
sirah Rasul. Dari sini, dapat kita lihat bagaimana
dinamika dakwah Nabi di lingkungan yang berbeda,
sehingga tampak jelas kebijaksanaan Nabi dalam
berdakwah, hikmah tasyri’ dan hikmah diturunkannya
al-Qur’an secara berangsur-angsur.
Al-Qur’an turun secara bertahap dalam rentang
masa kenabian Muhammad saw, bukan pada masyarakat
yang hampa budaya. Al-Qur’an tampil sebagai rekaman
respons Ilahi atas situasi-situasi kemanusiaan,
keagamaan, keyakinan, dan adat istiadat walaupun lebih
banyak tampil dalam konteks Arabia pra dan masa al-
Qur’an yang tercermin dalam perkembangan tema atau
misi kenabian Muhammad saw dalam urutan
kronologisnya.
Pada era modern dan kontemporer, al-Qur’an
harus ditafsirkan sesuai dengan tuntutan zaman sebab
keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan al-
Qur’an dengan dinamika sosial kemanusiaan
merupakam spirit tersendiri bagi kajian tafsir al-Qur’an.
Hal ini disebabkan al-Qur’an dengan konteks dan
lokalitas sosial budaya tertentu mengandung nilai-nilai
universal yang akan selalu relevan dengan
perkembangan zaman (S{a>lih li kull zama>n wa maka>n).
Kiranya tidak berlebihan bahwa buku ini ditulis
secara serius oleh Fithrotin, sehingga ia mampu
memberikan sumbangsih keilmuan dan memberikan

iii
kontribusi dalam pengembangan ulumul qura’an serta
menambah referensi keilmuan. Akhir kata semoga buku
ini bermanfaat bagi pembaca.

Dr. Alimul Muniroh, M. Ed


Rektor IAI TABAH Lamongan

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................iii


DAFTAR ISI .................................................................... v
TARTIB NUZU>LI DALAM PENAFSIRAN AL-
QUR’AN .......................................................................... 1
A. Periodesasi Turunnya Al-Qur’an....................... 1
B. Tarti>b Nuzu>li dan Sejarah Perkembangannya ... 6
C. Urgensi Tarti>b Nuzu>li ..................................... 11
D. Tarti>b Nuzu>li di Kalangan Mufasir dan
Intelektual Barat ............................................. 13
E. Tartīb Nuzūli di Kalangan Mufasir
Kontemporer ................................................... 18
DISKURSUS EPISTEMOLOGI TAFSIR ..................... 26
A. Konsep Epistemologi ...................................... 26
B. Periodesasi Epistemologi Tafsir ...................... 50
C. Urgensi Kajian Epistemologi .......................... 56
DAFTAR PUSTAKA..................................................... 59
TENTANG PENULIS .................................................... 61

v
TARTIB AL-NUZU>L DALAM
PENAFSIRAN AL-QUR’AN
DAN DISKURSUS
EPISTEMOLOGI TAFSIR

vi
TARTIB NUZU>LI DALAM
PENAFSIRAN AL-QUR’AN

A. Periodesasi Turunnya Al-Qur’an


Ilmu makki dan madani ialah ilmu yang
membahas ihwal bagian al-Qur’an yang makki
madani, baik dari segi arti dan maknanya, cara
mengetahui atau tanda masing-masing maupun
macamnya. Sedangkan yang dimaksud makki dan
madani ialah bagian-bagian kitab suci al-Qur’an
dimana ada sebagian termasuk makki dan ada yang
termasuk madani.1
Menurut Abdul Jalal, ada empat teori dalam
menentukan kriteria untuk memisahkan nama yang
ayat atau surah makki dan madani. Teori-teori itu
ialah sebagai berikut:2 a. teori geografis yaitu teori yang
berorientasi pada tempat turun al-Qur’an atau tempat
turun ayat. Teori ini mendifinisikan makki dan
madani sebagai berikut: surah atau ayat makkiyah
ialah yang turun di Mekkah dan sekitarnya, baik
waktu turunnya itu Nabi Muhammad SAW belum
hijrah ke Madinah atau sudah hijrah. Termasuk
kategori makki menurut teori ini ialah ayat-ayat yang
turun kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau
berada di Mina, Arafah, Hudaibiyah. Surah atau ayat
Madaniyah ialah yang turun di Madinah dan
sekitarnya. Termasuk surah atau ayat madaniyah

1 Muhaimin, Kawasan dan Wawasn Studi Islam (Jakarta: Prenada Media,


2007), 83
2 Abdul Djalal, Ulu>m al-Qur’a> (Surabaya: Dunia Ilmu, 2009), 78-86.

1
Hasyr 103) al-Nu>r 104) al-Muna>fiqu>n 105) al-Muja>dilah
106) al-Huju>rat 107) al-Tahri>m 108) al-Tagha>bun 109)
al-Saff 110) al-Jumu>’ah 111) al-Fath 112) al-Ma>idah
113) al-Taubah 114) al-Nasr.

2. Ibnu Qarnas
Ibnu Qarnas menulis kitab berjudul Ah{san
Qashash: Ta>ri>kh Islam Kama> Warada min al-Masdar
ma’a Tarti>b al-Suwar H{asb al-Nuzu>l. Dalam tafsir
tersebut pembahasannya dimulai tentang peristiwa
sejarah yang terjadi pada masa sebelum dan era
kenabian Muhammad. Tujuan penggunaan tarti>b
nuzu>li yaitu agar ketika membaca peristiwa sejarah
yang disinggung al-Qur’an dengan pembacaan
logis dan akurat. Ibn Qarnas mengemukakan
bahwa mustakhil untuk menulis sejarah Islam
dengan sumber al-Qur’an tanpa mengetahui
urutan surah berdasarkan tarti>b nuzu>li.39
Ibnu Qarnas membagi al-Qur’an menjadi dua
bagian yaitu Makkiyyah 90 surah dengan 7 fase
dan Madaniyyah 24 surah dengan 8 fase. Dalam
tafsirnya, Qarnas memakai analisis wacana dalam
menafsirkan al-Qur’an terkait subyek yang menjadi
sasaran ayat-ayat al-Qur’an. Ibnu Qarnas
menggunakan analisis wacana dalam menafsirkan
al-Qur’an yaitu terkait subyek yang menjadi
sasaran ayat al-Qur’an, peristiwa serta pesan al-
Qur’an. Subyek disini adalah subyek makna, bukan
aubyek langsung. Subyek makna adalah subyek

39 Ibn Qarnas, Ah{san al-Qashas{:Ta>ri>h al-Qur’a>n Kama> Warada min al-

Mas{dar ma’a Tarti>b al-Suwar H{asb Nuzu>l (Beirut: Mnsurah al-Jumal,


2010), 8

21
DISKURSUS EPISTEMOLOGI
TAFSIR

A. Konsep Epistemologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kata epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat
tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan.
Sedangkan secara etimologi, epistemologi berasal dari
dari kata yunani yaitu episteme dan logos. Episteme
berarti pengetahuan dan logos berarti teori. Menurut
bahasa, epistimologi adalah teori pengetahuan.
Menurut Louis Kattsoff, epistemologi atau teori
pengetahuan adalah cabang filsafat yang meniliti asal
mula, metode, susunan dan sahnya sebuah
pengetahuan.46
Epistimologi adalah suatu disiplin ilmu yang
bersifat evaluatif, normatif, dan kritis. Evaluatif
bersifat menilai, Capaian suatu keyakinan, sikap,
pernyataan pendapat, teori pengetahuan dapat
dibenarkan, dijamin kebenarannya, atau memiliki
dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara
nalar.47 Normatif berarti menentukan norma atau
tolok ukur, dan dalam hal ini tolok ukur kenalaran
bagi kebenaran pengetahuan. Kritis berarti banyak
mempertanyakan dan menguji kenalaran cara
maupun hasil kegiatan manusia mengetahui.48

46 Sudarminta, Epistemologi Dasar, Prngantar Filsafat Pengetahuan


(Yogyakarta: Kanisius, 2002), 18
47 Loren Bagus, Kamus Filsafat, cet. Ke-3 (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2002), 212


48 Sudarminta, Epistemologi Dasar, 19.

26
‫‪yang baik dan hati yang memancarkan sinar,‬‬
‫‪serta otak yang cerdas. Seperti khalifah yang‬‬
‫‪empat, Abdulla>h bin Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Zaid‬‬
‫‪bin Tha>bit, Abdulla>h bin Abba>s dan lainnya.71‬‬
‫‪Contoh:‬‬

‫‪ -‬عن عبد هللا بن عباس‪ ،‬قال‪ :‬قال جربيل حملمد صلى هللا‬
‫املستقيم‪ .‬يقول‪:‬‬
‫َ‬ ‫عليه‪ :‬قل َي ُممد‪ ،‬اهدَن الصراط‬
‫أَلمنا الطريق اَلادي‪.72‬‬
‫صا ِرِه َّن‬ ‫ضْ ِ‬
‫ض َن م ْن أَبْ َ‬ ‫ات يَ ْغ ُ‬ ‫‪ -‬قوله تعال‪ :‬وقُل لِلْم ْؤِمنَ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫ين ِزينَ تَ ُه َّن إِالَّ َما ظَ َه َر ِم ْن َها‬ ‫ِ‬
‫وج ُه َّن َوال يُ ْبد َ‬
‫َوََْي َفظْ َن فُ ُر َ‬
‫ض ِربْ َن ِِبُ ُم ِرِه َّن َعلَى ُجيُوَبِِ َّن‪ .‬اآلية‪ .73‬إن ُجهور‬ ‫َولْيَ ْ‬
‫العلماء من الصحابة ومن تبعهم إبحسان فسروا هذه‬
‫ين ِزينَ تَ ُه َّن إَِلَّ َما ظَ َهَر‬ ‫ِ‬
‫اآلية املقصودة وهي ( َوَل يُْبد َ‬
‫ِمْن َها) أبنه الوجه والكفان‪ ,‬أو الكحل واخلامت وما ىف‬
‫معنامها من الزينة‪ ,‬إَل أن ابن مسعود خالف ُجهور‬
‫الصحابة من مثل ابن عباس وعائشة وأنس رضي هللا‬
‫عنهم وأنه فسر قوله تعال‪( :‬إَل ما ظهر منها) أبنه‬
‫الثياب واجللباب‪.74‬‬

‫‪71‬‬ ‫‪Muhammad Husain al-Dhaha>bi, al-Tafsi>r wa al-Mufasiru>n, jilid 1‬‬


‫‪(Kairo: Darul Hadis, 2005), 59.‬‬
‫‪72 Muhammad bin Jari>r al-T{abari>, Jami’ al-Baya>n fi>> Tafsi>r al-Qur’a>n, jilid‬‬

‫‪1 (Riyad, Muassas al-Risa>lah, 2000), 166.‬‬


‫‪73 Al-Qur’an, 24:31.‬‬
‫‪74 Yusuf Qaradawi, Fatawa Mu’ashirah, jilid 2 (Bairut, Damaskus, Al-‬‬

‫‪Maktab Al-Islami, 2000), 346.‬‬

‫‪40‬‬
DAFTAR PUSTAKA

Abadiy, Maj al-Di>n Abu al-T{ahir Muh{ammad ibnu Ya’qu>b al-


Fairuz.al-Qa>mus al-Muhi>t, juz 1.Beirut: Mu’assasah al
Risa>lah li al-Na>shri wa al-Tauzi’, 2005.
Abba>s, Abdullah ibn.Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsir Ibn
Abba>s. Libanon: Da>r al- Kutub al-‘Ilmiyah, t.t.
Adzim, Muhammad Abdul. Mana>hil al-Irfa>n. vol.1. Beirur:
Da>r al-Kitab al-‘Arabi, 1995.
Amal, Taufiq Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an.
Ciputat: PT. Pustaka Alvabet, 2013.
Anwar, Hamdani. Pengantar Ilmu Tafsi>r. Jakarta: Fikahati
Aneska, 1995.
Anwar, Rosihan. Pengantar Ulu>m al-Qur’an. Bandung:
Pustaka Setia, 2009.
Aram, Athiyyah. Al-Sabi>l ila Ma’rifat al-As{il wa al-Dakhi>l fi
al-Tafsi>r, juz 1. Mesir: Tp, 1998.
Armainingsih. Eksklusifitas Penafsiran al-Qur’an Berdasar
Kronologi. Ciputat: Madzab Ciputat, 2013.
Aya>zi, Muh{ammad Ali. al-Mufasiru>n H{ayatuhu> wa
manha>juhum. Teheran: Wizanah al-Tsiqafah wa al-
Insyqaq al-Islam, 1993.
Baghawi> (al), al-Husain Ibnu Mas’u>d. Ma’a>li>m al-Tanzi>l, Juz
VIII. t.tp.: Da>r Thayyibah li al-Na>syr wa al-Tauzi>’,
1997.
Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsi>r.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Baidan, Nashruddin.Metodologi Penafsiran al-Qur’an.
Jakarta: Pustaka Pelajar, 1988.
Baidan, Nasharuddin. Rekonstruksi Ilmu Tafsir
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 2000.

59
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Darbi, Ahmad.Ulu>m al-Qur’an. Pekan Baru: Suska Press,
2011.
Mustaqim, Abdul. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an.
Yogyakarta: Adab Press, 2014.
Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian al-Qur’an dan Tafsi>r.
Yogyakarta: Idea Press, 2015.
Mustaqim, Abdul. Pergeseran Epistemologi Tafsi>r.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer.
Yogyakarta: LKiS, 2010.
Naser, Muhammad. Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Nurdin, Ali. asba>b al-Nuzu>l: Sebab-sebab Turunnya Ayat al-
Qur’an. Jakarta: Qisthi Press, 2017.

60
TENTANG PENULIS

Penulis lahir pada tanggal 07


Nopember 1988 di Gresik. Penulis
menempuh pendidikan di MI Al-
Falahiyah Pegundan Bungah Gresik
(2002), SMP Al-Karimi Tebuwung
Dukun Gresik (2005), dan SMA Al-
Karimi Tebuwung Dukun Gresik
(2008). Penulis melanjutkan
studinya di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel
Surabaya program THI beasiswa Depag. Bidang minat
yang diambil penulis adalah Tafsir Hadis (2012), penulis
melanjutkan studinya jenjang strata dua di UIN Sunan
Ampel Surabaya prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (2015),
jenjang strata tiga juga penulis peroleh di UIN Sunan
Ampel Surabay prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (2022).
Karir sebagai dosen dimulai sejak tahun 2015 sebagai
dosen tetap di salah satu perguruan tinggi di wilayah
pantura tepatnya di Institut Agama Islam Tarbiyatut
Tholabah Lamongan.
Dalam mewujudkan karir sebagai dosen
profesional, penulis aktif sebagai pengajar dan peneliti
dibidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Beberapa penelitian
yang telah dilakukan di antaranya: Methodology Of
Darwazah And Its Contribution To The Interpretation Of
The Qur'an: Study Of The Book Of Al-Tafsir Al-Hadith:
Tartib Al-Suwar Hasb Al-Nuzul, al-Dakhil al-Naqly
dengan Pemalsuan Sahabat, Metodologi dan
Karakteristik Penafsiran Ahmad Mustafa Al Maraghi
Dalam Kitab Tafsir Al Maraghi (Kajian Atas QS. Al

61
Hujurat Ayat: 9), Metodologi Tafsir Al Wasit (Sebuah
Karya Besar Syaikh Muh. Sayyid Tantawi), Cadar Wanita
dalam Perspektif Al Qur’an, Konsep Moderasi Beragama
dalam Pandangan Ibnu Kathir (Penafsiran Q.S al-
Baqarah ayat 143) dan masih banyak penelitian serta
pengabdian yang belum bisa penulis sebutkan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang
sebesarbesarnya pada Allah SWT atas terselesaikannya
buku ini, penulis berharap semoga bermanfaat untuk
sesame khususnya untuk prodi Ilmu Al-Qur'an Tafsir.

62

Anda mungkin juga menyukai