Anda di halaman 1dari 46

NOTA DINAS

NOMOR : SR.02.04/C.V/14994/2023

Yth : Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Dari : Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
Hal : Penyampaian revisi Kepmenkes nomor 1314 Tentang
Standarisasi Sumberdaya Manusia, Sarana dan Prasarana
di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan
Tanggal : 4 Agustus 2023

Sehubungan dengan telah dilakukannya penyiapan substansi teknis terkait draft revisi
Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1314 tahun 2010 tentang Standarisasi Sumberdaya
Manusia, Sarana dan Prasarana di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan, bersama ini
kami laporkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pembahasan Substansi Teknis terkait Sarana dan Peralatan Penunjang Penyelenggaraan


Kekarantinaan Kesehatan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh Kantor Kesehatan
Pelabuhan
2. Pembahasan substansi teknis terkait asrama karantina juga melibatkan narasumber dari
Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Perhubungan dan Badan Pertanian dan
Kehutanan
3. Pembahasan metodologi dan substansi teknis lainnya dilaksanakan bersama tim kerja
dilingkungan Sekretariat Diretorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dan
disepakati mengacu pada Permenkes no. 10 tahun 2022 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan.
4. Terkait dengan standarisasi sumberdaya manusia dalam hal pemenuhan tenaga
fungsional kesehatan dan tenaga fungsional non kesehatan mengacu pada KMK no. 260
tahun 2022 tentang Peta Jabatan UPT dilingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
5. Pada standarisasi sarana dan prasarana penunjang penyelenggaraan kekarantinaan
kesehatan telah disesuaikan dengan tugas dan fungsi Balai Kekarantinaan Kesehatan dan
standarisasi laboratorium penunjang untuk kepertuan deteksi cepat terhadap penyakit
potensi KLB dan Wabah termasuk sarana dan prasarana pendukung kegiatan penegakan
dan tindak pidana terhadap pelanggaran kekarantinaan kesehatan.
6. Terkait legal drafter untuk revisi KMK 1314 ini selanjutnya akan disiapkan oleh bagian
Hukum Organisasi dan Humas Sekretariat Direktorat Jenderal P2P.

Mengingat draft revisi ini akan dijadikan acuan penyelenggaraan kekarantinaan


kesehatan pada tahun 2024 mendatang, mohon arahan Bapak Direktur Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit agar dapat diproses lebih lanjut sebagaimana mestinya.

Atas perkenan dan arahan Bapak, kami ucapkan terimakasih.

dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


LAMPIRAN KMK No. …..

PEDOMAN STANDARDISASI
BALAI KARANTINA KESEHATAN

I. UMUM
A. Latar Belakang
Permasalahan kesehatan yang semakin kompleks seiring dengan
perkembangan teknologi transportasi menyebabkan kecepatan waktu tempuh
perjalanan antar negara melebihi masa inkubasi penyakit. Hal ini meningkatkan risiko
masuk dan keluar penyakit menular (new emerging infectious diseases, emerging
infectious diseases dan re-emerging infectious diseases), dimana ketika pelaku
perjalanan memasuki pintu masuk negara, gejala klinis penyakit belum muncul.
Kemajuan teknologi di berbagai bidang lainnya yang menyebabkan pergeseran
epidemiologi penyakit, ditandai dengan pergerakan kejadian penyakit dari satu benua
ke benua lainnya, baik pergerakan secara alamiah maupun pergerakan melalui
komoditas barang di era perdagangan bebas dunia yang dapat menyebabkan
peningkatan faktor risiko.
Pelabuhan dan Bandar Udara yang melayani lalu lintas internasional maupun
domestik serta Pos Lintas Batas Darat Negara (PLBDN) merupakan wilayah kerja
Balai Karantina Kesehatan (BKK) memiliki karateristik; sebagai kawasan terbatas (
restricted area) dengan batas pemisah berupa ring bewaking (tertutup bagi orang
yang tidak mempunyai kepentingan dengan kegiatan kerja di wilayah tersebut);
berperan sebagai "show window’’ serta tempat "the first contact” bagi para
pengunjung ke wilayah/negara, yang dapat memberi kesan positif atau negatif, juga
sebagai tempat kegiatan ekonomi dan industri, sehingga wilayah pelabuhan, bandar
udara dan lintas batas darat berpotensi menghasilkan limbah padat, cair maupun gas
yang berasal dari kapal/pesawat/alat angkut darat (bus, kereta api, dan lain-lain),
perkantoran, gudang, pabrik, jasa boga dan tempat-tempat umum lainnya.
Selain itu alat angkut dapat pula menjadi media pembawa vektor dan binatang
pembawa penyakit antar negara/wilayah ke negara/wilayah lain dengan demikian
pelabuhan dapat menjadi tempat investasi dan rawan gangguan vektor dan serangga
penular penyakit. Secara khusus di lingkungan bandar udara timbul permasalahan
lain akibat penggunaan peralatan yang memancarkan radiasi dan masalah
kebisingan yang dapat menganggu masalah kesehatan.
Dengan adanya globalisasi, akan melancarkan perjalanan penyakit antar
negara yang dimungkinkan oleh peningkatan frekuensi dan jumlah perjalanan antar
negara. Selain itu ketentuan internasional yang mengatur perdagangan bebas sektor
riil memudahkan semua barang, yang memberi pengaruh baik ataupun tidak baik,
untuk masuk ke Indonesia. Antisipasinya dilakukan dengan cara (a) mengikuti dan
mematuhi konvensi internasional, (b) mengatur kembali persyaratan kesehatan
untuk barang impor, (c) menata kembali sistem surveilans nasional serta
pengorganisasiannya, (d) peningkatan kemampuan sumber daya dan (e) penerapan
cara kerja yang sesuai dengan lingkungan kerja pintu masuk negara
(pelabuhan/bandar udara/pos lintas batas darat negara). Sejalan dengan
karakteristik letak wilayah kerja BKK serta perkembangan globalisasi penyakit
menular maupun faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan wabah baik
antar wilayah maupun antar negara, maka dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya perlu dilakukan upaya standarisasi seluruh BKK terkait sumber daya,
sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan

B. Pengertian
1. Standarisasi sumber daya manusia adalah pembakuan kompetensi dan
jumlah sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
BKK.
2. Standardisasi sarana dan prasarana BKK berupa pembakuan ruangan
kantor, perlengkapan kantor, peralatan, instalasi ruang pelayanan
kesehatan umum, kesehatan kerja serta dokumen kesehatan terpadu,
laboratorium, ruang isolasi, asrama karantina dan lainnya yang berfungsi
menunjang terselenggaranya proses operasional dalam meningkatkan
kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya di lingkungan BKK.
3. Pelayanan umum dan dokumen kesehatan terpadu adalah pelayanan
kepada pengguna jasa dalam rangka pelaksanaan penerbitan dokumen
kesehatan terkait tindakan kekarantinaan.
4. Sumber daya teknis adalah jumlah tenaga fungsional kesehatan yang
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi jabatannya dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan kekarantinaan kesehatan.
5. Sumber daya administratif adalah jumlah tenaga fungsional lainnya yang
melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya dalam mendukung
kegiatan manajemen operasional BKK.
C. Maksud Dan Tujuan
1. Maksud
Terstandardisasinya sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta
perlengkapan penunjang lainnya pada Balai Karantina Kesehatan dalam
menyelenggarakan layanan kekarantinaan kesehatan.
2. Tujuan
Terselenggaranya layanan kekarantinaan kesehatan yang berkualitas pada
Balai Karantina Kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
D. Sasaran
Seluruh sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta peralatan penunjang
lainnya pada Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK), BKK Kelas I, BKK
Kelas II, Loka Kekarantinaan Kesehatan dan Pos Pengawasan Kekarantinaan
Kesehatan
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup meliputi pengaturan pada Kantor Induk, Kantor Wilayah Kerja dan
Pos Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan mengenai:
1) Standarisasi kompetensi sumberdaya manusia
2) Standardisasi sarana dan prasarana kantor dan rumah dinas
3) Standardisasi penunjang operasional tugas dan fungsi di lingkungan BKK

II. STANDARDISASI SUMBER DAYA MANUSIA


Standarisasi sumber daya manusia pada BKK meliputi standarisasi kompetansi,
Standarisasi Jumlah dan Standarisasi jenjang dan jenis fungsionalnya.
A. Standarisasi Kompetensi
Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BKK dalam
menyelenggarakan kegiatan kekarantinaan kesehatan diperlukan sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dasar maupun kompetensi lanjutan selain
kompetensi yang melekat dalam jenjang jabatan fungsional yang diembannya.
Adapun kompetensi tersebut sebagai berikut: ,
1. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar terdiri atas:
a) Kompetensi dasar bidang teknis meliputi:
- Pendidikan kedokteran dan pendidikan kesehatan lainnya
- Pendidikan formal lainnya sesuai dengan kebutuhan
- Kemampuan penguasaan komunikasi bahasa asing dalam
implementasi IHR (2005)
- Diklat dasar kekarantinaan kesehatan
b) Kompetensi dasar bidang manajemen/administrasi:
- Pendidikan di bidang manajemen dan administrasi lainnya
- Kemampuan penguasaan komunikasi bahasa asing dalam
implementasi IHR (2005)
- Diklat dasar terkait manajemen/administrasi
2. Kompetensi lanjutan
Kompetensi lanjutan terdiri atas kompetensi bidang teknis dan bidang
manajemen/administrasi:
Kompetensi lanjutan bidang teknis meliputi:
a) Diklat lanjutan kekarantinaan kesehatan
b) Diklat lanjutan di bidang teknis terkait yang meliputi:
1. Bidang Kedaruratan Medis dan Pelayanan Kesehatan Pelaku
Perjalanan
- Pendidikan dan pelatihan kesehatan penerbangan /
Aeromedicine (Flight Surgeon, Nurse Surgeon),
- Pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan medis
- Pendidikan dan pelatihan bidang travel medicine (emergency
medicine, maritime medicine,dll)
- Pendidikan dan pelatihan kegawatdaruratan medis,
2. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Faktor
Risiko/ Masalah Kesehatan Potensial Wabah
- Pendidikan dan pelatihan Tim Gerak Cepat
- Pendidikan dan pelatihan terkait penguatan kompetensi
fungsional teknis (epidemiolog, entomology, sanitarian, dll)
- Pendidikan dan pelatihan sanitasi Alat Angkut
- Pendidikan dan pelatihan terkait deteksi dini, pencegahan dan
pengendalian wabah, factor risiko dan masalah kesehatan
bersumber NUBIKA di pintu masuk negara serta bandar udara
dan Pelabuhan domestic.
- Pendidikan dan pelatihan vaksinasi Internasional dan
pengelolaan rantai dingin.
- Pendidikan dan pelatihan laboratorium penunjang diagnostic.
3. Bidang Penindakan Terkait Pelaksanaan Tugas dan Fungsi BKK
Pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan upaya penegakan
aturan kekarantinaan kesehatan seperti Penyidik Pegawai Negeri
Sipil (PPNS).
B. Standarisasi Jumlah

Kebutuhan Sumber daya manusia di BKK yang terdiri dari tenaga fungsional di
bidang kesehatan dan tenaga fungsional non kesehatan baik dari segi jumlah,
jenis dan jenjang jabatan fungsionalnya dihitung berdasarkan atas analisis
beban kerja. Pemenuhan kebutuhan SDM melalui rekruitmen ASN (PNS dan
PPPK).
C. Standarisasi Jenjang dan Jenis Jabatan Fungsional
Standarisasi jenjang dan jenis jabatan dibedakan menjadi :
1) Jenjang dan Jenis SDM berdasarkan Jabatan Fungsional Kesehatan
Tabel 1
Jenis dan Jenjang Fungsional di Bidang Kesehatan
Pada Balai Karantina Kesehatan

Jenis dan Jenjang


No BBKK BKK I BKK II LOKA
Jabatan Fungsional
1 Dokter Ahli Madya v v v -
Dokter Ahli Muda v v v v
Dokter Ahli Pertama v v v v
2 Epidemiolog Ahli Madya v v v -
Epidemiolog Ahli Muda v v v v
Epidemiolog Ahli Pertama v v v v
3 Entomolog Ahli Madya v v v -
Entomolog Ahli Muda v v v v
Entomolog Ahli Pertama v v v v
4 Sanitarian Ahli Madya v v v -
Sanitarian Ahli Muda v v v v
Sanitarian Ahli Pertama v v v v
5 Pembimbing K3 Ahli Muda v v v -
Pembimbing K3 Ahli Pertama v v v v
6 Perawat Ahli Madya v v v -
Perawat Ahli Muda v v v v
Perawat Ahli Pertama v v v v
Perawat Penyelia v v v v
Perawat Mahir v v v v
Perawat Terampil v v v v
7 Pranata Labkes Ahli Pertama v v v v
Pranata Labkes Mahir v v v v
Pranata Labkes Terampil v v v v
8 Apoteker Ahli Muda v v v -
Apoteker Ahli Pertama v v v v
Asisten Apoteker Penyelia v v v v
Asisten Apoteker Mahir v v v v
Asisten Apoteker Terampil v v v v
9 Penyuluh Kesehatan Ahli Muda v v v V
Penyuluh Kesehatan Ahli pertama v v v V
2) Jenjang dan Jenis SDM berdasarkan Jabatan Fungsional Non Kesehatan
Tabel 1
Jenis dan Jenjang Fungsional Non Kesehatan
Pada Balai Karantina Kesehatan

Jenis dan Jenjang Jabatan


No BBKK BKK I BKK II LOKA
Fungsional Non Kesehatan
1 Pranata Komputer Mahir v v v v
Pranata Komputer Terampil v v v v
2 Pranata Humas mahir v v v v
Pranata Humas terampil v v v v
3 Analis kepegawaian ahli muda v v v v
Analis kepegawaian ahli pertama v v v v
4 Analis Anggaran ahli muda v v v v
Analis anggaran ahli pertama v v v v
5 Arsiparis ahli madya v v v
Arsiparis ahli muda v v v v
Arsiparis ahli pertama v v v v
Analis pengelolaan keuangan APBN ahli
6 v v v v
muda
Analis pengelolaan keuangan APBN ahli
v v v v
pertama
Pranata keuangan APBN penyelia v v v v
Pranata keuangan APBN mahir v v v v
Pranata keuangan APBN terampil v v v v
7 Perencana ahli muda v v v v
Perencana ahli pertama v v v v
8 Penata laksana barang penyelia v v v v
Penata laksana barang mahir v v v v
Penata laksana barang terampil v v v v
9 Sekretaris v v v v
10 Pengadministrasi umum v v v v
11 Pengelola instalasi air dan listrik v v v v
12 Petugas keamanan v v V v
13 Pemelihara sarana dan prasarana v v v v
14 Pengemudi v v v v
15 Pengemudi ambulans v v v v
16 Pramubakti v v v v

III. STANDARISASI SARANA DAN PRASARANA


Standarisasi pada sarana dan prasarana penunjang operasional BKK meliputi
standarisasi Gedung perkantoran, Luas Tanah,
A. Gedung Perkantoran
Gedung perkantoran BKK terdiri atas :
1. Gedung Induk
Gedung induk merupakan gedung perkantoran yang memiliki unit layanan
kekarantinaan kesehatan kepada masyarakat disamping unit layanan
pendukung administrasi perkantoran. Adapun ruangan tersebut terdiri dari:
a) Ruangan administrasi perkantoran pada Gedung Induk terdiri dari
ruang kepala kantor, ruang kesekretariatan, ruang kepala administrasi
umum, ruang ketua tim kerja, ruang tim kerja, ruang rapat, ruang arsip,
ruang server, ruang perpustakaan dan ruang fasilitas umum (ruang
ibadah, ruang menyusui, toilet, sarana olahraga, parkir)
b) Ruangan pelayanan kekarantinaan kesehatan kepada masyarakat
terdiri dari ruang pelayanan dokumen karantina, ruang layanan
kesehatan, ruang farmasi, ruang laboratorium (lingkungan, klinis),
ruang tunggu layanan terpadu
c) Gudang terdiri dari gudang perbekalan kesehatan, alat kesehatan,
gudang arsip, gudang ATK,

2. Gedung Wilayah Kerja (Wilker)


Gedung Wilker merupakan gedung perkantoran yang juga memiliki unit
layanan kekarantinaan kesehatan kepada masyarakat dan ruangan
layanan administrasi perkantoran terbatas. Adapun ruangan tersebut terdiri
dari:
a) Ruangan administrasi perkantoran pada gedung wilker terdiri atas :
ruang kepala wilker, ruang rapat, ruang administrasi, ruang staf, ruang
fasilitas umum (ruang ibadah, ruang menyusui, toilet, parkir)
b) Ruangan pelayanan kekarantinaan kesehatan kepada masyarakat
terdiri atas ruang pelayanan dokumen karantina, ruang layanan
kesehatan, ruang farmasi, ruang laboratorium (lingkungan, klinis),
ruang tunggu layanan terpadu
c) Gudang terdiri dari gudang perbekalan kesehatan, alat kesehatan,
gudang arsip, gudang ATK.

3. Pos Kekarantinaan Kesehatan (PKK)


Pos Kekarantinaan Kesehatan merupakan unit pengawasan dan
pelayanan terpadu kekarantinaan kesehatan yang terletak di dalam wilayah
pelabuhan, bandar udara dan PLBDN. Adapun ruang pada PKK terdiri atas
ruang layanan kekarantinaan, ruang pemeriksaan, ruang logistik dan ruang
petugas.
4. Spesifikasi Bangunan
Bangunan kantor induk maupun kantor Wilker harus mempertimbangkan
kebutuhan layanan manajemen perkantoran yang efisiensi sesuai tugas
dan fungsi pokok dari Balai Kekarantinaan Kesehatan. Bangunan juga
harus memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan serta ramah
lingkungan. Warna untuk Gedung adalah warna coklat keemasan.
Memaksimalkan pemakaian aluminium atau UPVC untuk kusen pintu dan
jendela serta meminimalisir penggunaan kayu untuk plafon. Bangunan
harus memiliki sirkulasi udara yang baik dengan penerangan yang cukup
melalui jendela. Aspek keselamatan, bangunan harus dilengkapi dengan
sistem pemadam api saat kebakaran terjadi serta jalur evakuasi maupun
titik kumpul saat terjadi situasi darurat seperti gempa bumi.
5. Signage/Papan Nama
Papan nama diletakkan di depan pagar menghadap ke jalan dan diberi
penerangan yang cukup sehingga dapat terlihat jelas pada malam hari.
Tulisan papan nama harus seragam sebagai berikut:

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BALAI BESAR KEKARANTINAAN KESEHATAN
( Nama Kantor Induk)

(Alamat)
(Telepon)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BALAI KEKARANTINAAN KESEHATAN
( Nama Kantor Induk)

(Alamat)
(Telepon)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
WILAYAH KERJA KEKARANTINAAN KESEHATAN
( Nama Kantor Induk)

(Alamat)
(Telepon)
a) Ukuran signage/papan nama
- Ukuran papan nama: 150 cm x 550 cm, atau disesuaikan.
- Tulisan “KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA” :
12 cm
- Tulisan “DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGEN DALIAN PENYAKIT” ; 10 cm
- Tulisan “BALAI BESAR/BALAI/WILKER KEKARANTINAAN
KESEHATAN” : 16 CM
- Tulisan alamat dan no telpon : 8 cm
b) Lambang Kementerian Kesehatan di pojok kanan atas dan lambang
BKK di pojok kiri atas.

B. Luas Tanah
1. Luas Tanah Perkantoran
Tabel 3
Standar Luas Area Perkantoran
Pada Balai Karantina Kesehatan
Kantor Induk Luas Area Perkantoran
BBKK 3.000m2 – 5.000 m2
BKK Kelas I 2.500m2 – 3.000 m2
BKK Kelas II 2.000m2 – 2.500 m2
Loka 1.500m2 – 2.000 m2
Wilker 750 m2 – 1.500 m2

Tabel 3 diatas merupakan standar maksimal luas area perkantoran


yang dapat disediakan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk luas area
Gedung Induk yang diperoleh atas dasar hibah secara sah dari
kementerian/Lembaga maupun pemerintah daerah maka luas area
Gedung induk disesuaikan dengan jumlah luas yang berikan. Acuan yang
digunakan untuk membuat standar maksimal luas area perkantoran antara
lain:
a) Jumlah pegawai yang dihitung berdasarkan Analisis jabatan mengacu
pada perturan menteri yang membidangi pendayaguaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
b) Luas ruang pegawai mengacu pada standar kesehatan dan
keselamatan kerja perkantoran yang ditetapkan Menteri Kesehatan.
c) Standar barang dan standar kebutuhan BMN berupa tanah dan / atau
bangunan mengacu pada peraturan menteri yang membidangi
keuangan
d) Persyaratan Teknis Bangunan Gedung mengacu pada Peraturan
Menteri yang membidangi Pekerjaan Umum

2. Letak area Gedung


a) Area gedung Induk BKK terletak di jalan protokol dengan lebar dan
luas jalan yang memadai dan dilalui kendaraan umum serta mudah di
akses oleh masyarakat.
b) Area gedung Wilker diutamakan terletak di dalam Kawasan
perimeter/dekat dengan bandara dan pelabuhan dengan lebar dan
luas jalan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat
c) Area gedung PPK terletak di area bandara dan pelabuhan yang mudah
diakses oleh masyarakat

C. Luas Tanah
Tabel 4
Standar Luas Gedung Perkantoran
Pada Balai Karantina Kesehatan
Kantor Induk Luas Gedung
BBKK 2.000m2 - 4.000 m2
BKK Kelas I 1.500m2 - 2.000 m2
BKK Kelas II 1.000m2 - 1.500 m2
Loka 750m2 – 1.000 m2
Wilker 400m2 - 750 m2

Untuk memperoleh luas area Gedung Perkantoran berdasarkan antara


lain :
• Jumlah pegawai yang dihitung berdasarkan Analisis jabatan mengacu
pada perturan menteri yang membidangi pendayaguaan aparatur
negara dan reformasi birokrasi.
• Luas ruang pegawai mengacu pada standar kesehatan dan
keselamatan kerja perkantoran yang ditetapkan Menteri Kesehatan.
• Standar barang dan standar kebutuhan BMN berupa tanah dan / atau
bangunan mengacu pada peraturan menteri yang membidangi
keuangan
• Persyaratan Teknis Bangunan Gedung mengacu pada Peraturan
Menteri yang membidangi Pekerjaan Umum

Gedung kantor dapat dibuat minimal 1 lantai dengan


mempertimbangkan luas area Gedung Perkantoran yang tersedia.
Pembangunan Gedung kantor diatas 2 (dua) lantai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

D. Asrama Karantina
Asrama karantina diperuntukan bagi pelaku perjalanan yang didapati
kontak erat dengan orang yang terjangkit atau terpapar penyakit atau masalah
kesehatan yang berpotensi KLB/wabah. Masa karantina dilakukan selama
masa inkubasi penyakit atau telah dilakukan penanggulangan dan
pengendalian.
Asrama karantina letaknya terpisah dari Gedung induk atau Gedung
wilker dengan jarak yang aman sesuai kaidah epidemiologi, terdiri atas ruang
kamar karantina, ruang pantry, ruang cuci dan jemur, ruang terbuka, ruang
isolasi sementara, ruang disinfeksi petugas, ruang wawancara/ observasi,
ruang piket perwira/petugas dan pos keamanan. Adapun sarana dan prasarana
pada asrama karantina sebagai berikut:
1. Kamar Karantina
Luas kamar pada asrama karantina 32 M2 dengan jumlah kamar pada
asrama karantina minimal 10 (sepuluh) kamar dan pada masing-masing
kamar terdapat 2 (dua) tempat tidur. Adapun standarisasi parasarana dan
peralatan pada Kamar Karantina sebagai berikut:
Tabel 5
Standarisasi Prasarana dan Peralatan
Kamar Karantina pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Tempat Tidur Kayu kelas 1 20 bed
2 Lemari 2 pintu / kayu kelas 1 20 bh
3 Meja Standart/kayu kelas 1 20 bh
4 kursi Standard/ lipat 20 bh
5 Jaringan Internet Portable / ekstension 1 bh
6 AC Split 1 PK 10 bh
Penerangan dan
7 Lampu
lain-lain
8 TV Berwarna 10 Unit
9 KM/ WC Closed duduk 10 bh
10 CCTV -
Tempat Sampah
11 10 bh
Medis
Tempat Sampah
12 10 bh
non Medis
12 Pemindai Suhu 10 bh
13 Hepa 10 bh
14 Intercom 1 bh

2. Pantry
Tabel 6
Standarisasi Pantry pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Meja Standar/kayu kelas 1 1 bh
2 Lemari 2 pintu / kayu kelas 1 1 bh
3 Dispenser 1 bh
4 CCTV 3 bh
Wastafel/kitchen
5 1 bh
sink
6 Lemari Es 1 bh

3. Area Cuci dan Jemur


Tabel 7
Standarisasi Area Cuci dan Jemur pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Mesin Cuci Standar 1 buah
2 Jemuran handuk Stainless 20 buah
3 Alat Cuci Set 2 set
4 CCTV 2 bh
4. Ruang Terbuka
Tabel 8
Standarisasi Ruang Terbuka dan Jemur pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 CCTV 4 bh
Sepeda
2 Fasilitas Olah Raga 1 set statis,
treadmill
3 Kursi 20 bh

5. Ruang Isolasi Sementara


Ruang Isolasi merupakan ruang penanganan sementara kasus-kasus
penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB atau Wabah sebelum
dilakukan rujukan ke Rumah Sakit. Ruang isolasi berlokasi di asrama
karantina, ruang isolasi dilaksanakan dengan menerapkan kaidah-kaidah
pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk infeksi nosokomial.
Tabel 9
Standarisasi Ruang Isolasi Sementara pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Tempat Tidur Stainleis 3 bh
2 Meja & Kursi Standard 3 bh
3 Toilet Isolasi Cloced Duduk 3 bh
4 Hepa 3 bh
Penerangan / lain-
5 Standard
lain
6 Ruang Ganti APD ukuran 3 m x 2,5 m 1 kamar
7 lemari alat 2 pintu kaca 1 bh
8 Tempat Disinfektan ukuran 3 m x 2,5 m 1 kamar
9 KM/ WC Closed duduk 1 bh
10 Oksigen Portable Ukuran Kecil 1 bh
11 Interkom 1 bh

6. Ruang Disinfeksi Petugas Kesehatan


Tabel 10
Standarisasi Ruang Disinfeksi Petugas Kesehatan pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Shower 3 bh
2 Lemari Penyimpanan 3 bh
Tempat Sampah
3 3 bh
Medis
Tempat Sampah
4 3 bh
Infeksius
5 Tempat Sepatu 3 bh
6 Lemari APD 3 bh

7. Ruang Observasi/Wawancara
Tabel 11
Standarisasi Ruang Observasi/Wawancara pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Meja 2 bh
2 Kursi Lipat 4 bh
3 Tempat Tidur 1 bh
4 AC 1 PK 1 bh
5 Lemari Alat 1 bh
6 Lemari Obat 1 bh
7 Komputer 1 set
8 ATK 1 set
9 Jaringan Internet 1 set
10 CCTV 2 bh

8. Ruang Piket Perwira/Petugas


Tabel 12
Standarisasi Piket Perwira/Petugas pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
1 Tempat Tidur 1 bh
2 Lemari 1 bh
3 AC 1 PK 1 bh
4 Kamar Mandi 1 bh
5 Kulkas 1 bh
6 TV 1 bh
7 Monitor CCTV Pasien 1 bh
8 Meja 1 bh
9 Kursi 2 bh
10 Loker 2 bh
11 Dispenser 1 bh
Tempat Sampah
12 1 bh
Medis
Tempat Sampah Non
13 1 bh
Medis
Mesin penjawab
14 1 bh
interkom

9. Ruang Pos Keamanan


Tabel 13
Standarisasi Ruang Pos Pengamanan pada Asrama Karantina
No Nama Barang/Alat Keterangan barang/alat Jumlah Keterangan
Monitor CCTV
1 2 bh
Keamanan
2 Meja 1 bh
3 Kursi 1 bh
4 Dispenser 1 bh
5 Tempat Sampah 1 bh
6 Papan Informasi 1 bh

IV. STANDARISASI KENDARAAN DINAS DAN RUMAH NEGARA


Kendaraan dinas merupakan fasiltas yang diperuntukan untuk mendukung
pelayanan kekarantinaan kesehatan bagi Kepala Kantor dan untuk mendukung
operasional penyelenggaraan kegiatan kekarantinaan kesehatan pada masing-
masing Tim Kerja maupun operasional pada wilayah kerja.
Fasilitas Rumah Negara diperuntukan bagi kepala kantor maupun pegawai
yang dipindah tugaskan dari satu daerah ke daerah lain dengan masa tugas tertentu.
Adapun standarisasi kendaraan dinas dan rumah negara sebagai berikut:

A. Kendaraan Dinas
Tabel 14
Standar Kendaraan Dinas Balai Kekarantinaan Kesehatan
Perolehan Kendaraan
No. Jenis Kendaraan Kapasitas silinder maksimal
Dinas
1. Kepala Kantor SUV 2.500 cc atau
MPV 2.000 cc bensin/ 2.500 cc
diesel/kendaraan listrik
2. Operasional MPV 1.800 cc
Sepeda motor 150 cc
Khusus Menyesuaikan, lihat dibagian
kendaraan khusus

Standar Kendaraan Dinas mengacu pada peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

B. Rumah Negara
Standarisasi rumah negara mengikuti ketentuan Peraturan Menteri yang
membidangi Pekerjaan Umum terkait Pedoman Teknis Pengadaan, Pendaftaran,
Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas
Rumah Negara meliputi standar maksimal luas bangunan dan luas tanah, Batasan
maksimum toleransi luas tanah dan standarisasi ruangan.
Tabel 15
Standar Maksimal Luas Bangunan dan Luas Tanah
Rumah Dinas Balai Karantina Kesehatan

Luas Bangunan Luas Tanah


No. Rumah Negara
Maksimum (m²) Maksimum (m²)
1. Type B, setingkat Eselon II 120 350
2. Type C, Setingkat Eselon III 70 200
3. Type D, Setingkat Eselon IV 50 120

Standar maksimal luas bangunan dan luas tanah Rumah Dinas dengan
mempertimbangkan:
1. Dalam hal besaran luas tanah mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) sesuai peraturan perundang-undangan.
2. Dalam hal rumah negara dibangun dalam bentuk bangunan gedung
bertingkat/rumah susun, maka luas tanah disesuaikan dengan Rencana
Umum Tata Ruang (RUTR) .
3. Tanah untuk rumah negara dapat memiliki luas melebihi batas maksimum
dengan toleransi maksimum berdasarkan lokasi rumah negara sebagai
berikut:
Tabel 16
Batasan Toleransi Maksimum Luas tanah pada
Rumah Negara Balai Karantina Kesehatan
No. Lokasi Rumah Negara Toleransi Maksimum
1. Daerah Khusus Ibukota (DKI) 20%
2. Ibukota Provinsi 30%
3. Ibukota Kabupaten/Kota 40%
4. Pedesaan 50%
Catatan: Perkecualian apabila sesuai dengan ketentuan RTRW
setempat atau letak tanah disudut.

Tabel 17
Standar Ruangan Pada Rumah Negara Balai Karantina Kesehatan

No. Uraian Jumlah


1. Ruang tamu 1
2. Ruang kerja 1
3. Ruang duduk 1
4. Ruang makan 1
5. Ruang tidur 3
6. Kamar mandi/WC 1
7. Dapur 1
8. Gudang 1
9. Garasi 1
10. Ruang cuci 1
11. Ruang tidur pramuwisma 1
12. Kamar mandi pramuwisma 1
Catatan: Ruang Cuci dan Kamar Mandi Pramuwisma tidak dihitung dalam
luas bangunan standar

V. STANDARDISASI SARANA PRASARANA, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


PENUNJANG OPERASIONAL TUGAS DAN FUNGSI BALAI KARANTINA
KESEHATAN
Standarisasi kebutuhan akan jumlah dan jenis dan spesifikasi minimal terhadap
sarana prasarana, peralatan dan perlengkapan penunjang operasional didasari atas
tugas dan fungsi Balai Karantina Kesehatan yang meliputi:
A. Pengawasan, pencegahan, dan respon terhadap penyakit dan faktor risiko
kesehatan pada alat angkut, orang, barang dan lingkungan:
1. Alat Angkut:
Tabel 18
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi pengawasan, pencegahan dan respon
penyakit dan faktor risiko kesehatan pada alat angkut

Spesifikasi
Jenis Peralatan
No Minimal Alat Jumlah Keterangan
dan Bahan
dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II LOKA
1 Radio Komunikasi dan Radio Single Side
Radio komunikasi
Data Band yang
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker yang berfungsi
mempunyai
minimal 1 unit sebagai radio
frekuensi HF,VHF
pratique
dan POC
2 Handy Talky Radio portabel
Radio komunikasi
yang mempunyai Sekurang kurangnya 2 unit per pos antar petugas
frekuensi HF,VHF pengawasan karkes
karantina
dan POC
3 Kamera digital Action cam Alat untuk
dengan resolusi melakukan rekam
HD yang jejak dan
dilengkapi memori mendokumen-
256 GB, soket Sekurang kurangnya 2 unit per pos tasikan
pengawasan kekarantinaan kesehatan
body cam, pengawasan
pelindung anti air kekarantinaan
laut kesehatan pada alat
angkut
4 Boarding Kit kumpulan alat yang
digunakan untuk
pemeriksaan
dokumen dan fisik
alat angkut
a. Alat Pengolah berupa tablet dan
Data atau smartphone
dengan minimal
RAM 8 GB dan
ROM 256 GB Sekurang kurangnya 2 unit per pos
yang dilengkapi pengawasan karkes
dengan sistem
informasi
kekarantinaan
kesehatan
b. Tele camera Kamera digital
endoskopi portable (memiliki
tangkai) yang
dapat Sekurang kurangnya 2 unit per pos
menjangkau pengawasan karkes
tempat yang
sempit pada alat
angkut
c. APD Set Safety Helm,
Kacamata Safety,
Life jacket, sarung
tangan safety,
Berdasarkan petugas boarding
Sepatu safety,
Masker, Rompi
safety, Safety belt
harnes
d. ATK berupa alat tulis
dan Menyesuaikan kebutuhan
perlengkapannya
e. Tas Ransel Tas gendong anti
air untuk
mengemas Sekurang kurangnya 2 unit per pos
pengawasan karkes
perlengkapan
boarding kit
5 Tools Kit Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan Pada Nuklir Biologi Kimia (NUBIKA)
a. Alat Deteksi PRD (Personal Alat yang digunakan
Radiasi Radiation untuk mendeteksi
Detector) cemaran radiasi
digunakan untuk pada alat angkut
mendeteksi
radiasi (seluruh
pos pengawasan
Karkes, induk), Sekurang kurangnya 1 unit per pos
pengawasan karkes
RIID (Radio
Isotope
Identification
Device)
digunakan untuk
identifikasi jenis
radiasi
b. Alat Deteksi Alat deteksi Alat yang digunakan
cemaran mikroorganisme untuk mendeteksi
biologi portabel yang cemaran biologi
memiliki 4 lampu pada alat angkut
UV - A dengan
panjang
gelombang yang
berbeda secara Sekurang kurangnya 1 unit per pos
real time --> pengawasan karkes
dilanjutkan proses
identifikasi
dengan
menggunakan
ATP (Adenosine
Triphosphate) -
swab
c. ATP Alat dan bahan Sekurang kurangnya 1 unit per pos Alat yang digunakan
(Adenosine untuk identifikasi pengawasan karkes untuk
Triphosphate) mikroorganisme mengidentifikasi
Swab portabel dengan cemaran biologi
metode pada alat angkut
Luminometer
d. Alat Deteksi Logam berat : Alat yang digunakan
cemaran Timbal, Arsen, untuk mendeteksi
Kimia Kadmium, cemaran kimia
Kromoium, Kobal, pada alat angkut
Mangan, Merkuri
organofosfat: Vx Sekurang kurangnya 1 unit per pos
pengawasan karkes
Sarin, mustard,
fosgen, novichok,
orange (dioksin),
clorin, agen 15
(benzil),
e. APD Proteksi APD Tipe C Alat Pelindung diri
Radiasi dan Berdasarkan petugas boarding untuk petugas
cemaran kimia
f. Bahan Bahan berbentuk
Desinseksi aerosol atau
droplet dengan
bahan aktif
Bahan desinseksi
permetrin, d-
untuk
phenothrin dan
Menyesuaikan jumlah alat angkut diawasi mengendalikan
trans-phenothrin
serangga pada alat
mengendalikan
angkut
serangga dewasa.
Yang aman
digunakan dalam
kabin alat angkut
6 Disinfeksi Kit

a. ULV Portable Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker


minimal 1 unit
b. Mist Blower Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
minimal 1 unit
c. Sprayercan Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
minimal 1 unit
d. Bahan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
disinfeksi minimal 1 unit
e. APD disinfeksi minimal level B Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
minimal 1 unit
7 Disinseksi Kit
a. Mist Blower Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
minimal 1 unit
b. Sprayercan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
Standar
Alumunium minimal 1 unit
c. Bahan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
disinseksi minimal 1 unit
d. APD disinseksi Wearpack,
masker, sepatu Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker
minimal 1 unit
boot, helm,
google, kacamata
safety, earplug,
sarung tangan
kain

2. Orang
Tabel 19
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi pengawasan, pencegahan dan respon
penyakit dan faktor risiko kesehatan pada Orang

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BKK BKK
BBKK Loka
1 II
1 Boarding Kit kumpulan alat yang
digunakan untuk
pemeriksaan pada orang
a. Alat Pengolah berupa tablet dan
Data atau smartphone
dengan minimal
RAM 8 GB dan
ROM 256 GB Sekurang kurangnya 2 unit per pos
yang dilengkapi pengawasan karkes
dengan sistem
informasi
kekarantinaan
kesehatan
b. APD Set Safety Helm,
Kacamata Safety,
Life jacket, sarung
tangan safety,
Berdasarkan jumlah petugas boarding
Sepatu safety,
Masker, Rompi
safety, Safety belt
harnes
c. ATK berupa alat tulis
dan Menyesuaikan kebutuhan
perlengkapannya
d. Termometer Daya ukur
Digital IR rentang suhu 36 -
42 celcius dan Sekurang kurangnya 2 unit per pos
akurasi pengawasan karkes
pengukuran ±
0
0,1 C
Tas gendong anti
e. Tas Ransel air untuk Sekurang kurangnya 2 unit per pos
pengawasan karkes
mengemas
perlengkapan
boarding kit
2 Alat Deteksi Cepat Pelaku Perjalanan
a. Thermal Alat yang dapat Alat yang digunakan untuk
Scanner melakukan melakukan skrining pelaku
pemindaian suhu perjalanan di Pelabuhan,
secara massal bandar udara, PLBDN
yang dilengkapi Jumlah alat menyesuaikan dengan jumlah
pos pengawasan kekarantinaan kesehatan
dengan komputer,
( 1 unit/pos pengawasan)
UPS, kamera
pemindai suhu
(dual kamera) dan
akses internet
b. Alat konfirmasi Alat konfirmasi Alat untuk mengkonfirmasi
penyakit menggunakan atau mendiagnosis
portable metode NAAT penyebab penyakit seperti
(Nucleic Acid penyakit ILI, penyakit infeksi
Amplication Test), emerging pada pelaku
point of care perjalanan
dengan sistem
terbuka (open
system) waktu Menyesuaikan kantor induk dan jumlah
wilker yang memiliki pelaku perjalanan
pemeriksaan
internasional minimal 1 unit
(mulai dari
penyiapan sampel
sampai muncul
hasil) kurang dari
2 jam, minimal 8
modul dengan 6
parameter
pemeriksaan
3 Rapid Test Penyakit Sesuai kebutuhan untuk Induk, Wilker Jenis rapid test ada pada
Menular keterangan lab klinis
4 Thermal Imager Sesuai kebutuhan jumlah petugas dan
jumlah layanan pengawasan
5 Brankar Sesuai Jumlah ambulans
6 Kursi Roda Sesuai kebutuhan
7 Kapsul isolasi Brankar khusus
transpor dengan bilik
berbahan PVC
dan kerangka
aluminium,
Untuk pengangkutan kasus
Sekurang-kurangnya 1 unit per bandar
dilengkapi filter suspek/probabel/konfirmatif
udara dan pelabuhan internasional secara aman dengan
dan blower udara
menggunakan pesawat
sebagai sistem
udara bertekanan
negatif didalam
kapsul, dengan
selisih tekanan
udara diluar
kapsul minimal
sebesar 25 pascal
atau 2 mmHg,
memiliki sertfikasi
aman untuk
penerbangan.

3. Barang
Tabel 20
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi pengawasan, pencegahan dan respon
penyakit dan faktor risiko kesehatan pada Barang

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II LOKA
1 Boarding Kit Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan pada Barang
a. APD Set Safety Helm,
Kacamata Safety,
Life jacket, sarung
tangan safety,
Berdasarkan petugas boarding
Sepatu safety,
Masker, Rompi
safety, Safety belt
harnes
berupa alat tulis
b. ATK dan Menyesuaikan kebutuhan
perlengkapannya
2 Tools Kit Pengawasan Kekarantinaan Kesehatan Pada Nuklir Biologi Kimia (NUBIKA)
a. Alat PRD (Personal
Deteksi Radiation Detector)
Radiasi digunakan untuk
mendeteksi radiasi
(seluruh pos
Alat yang digunakan untuk
pengawasan Sekurang kurangnya 2 unit per pos mendeteksi cemaran
Karkes, induk), pengawasan karkes
radiasi pada barang
RIID (Radio Isotope
Identification
Device) digunakan
untuk identifikasi
jenis radiasi
b. Alat Alat deteksi
Deteksi mikroorganisme
cemaran portabel yang Alat yang digunakan untuk
biologi memiliki 4 lampu Sekurang kurangnya 2 unit per pos mendeteksi cemaran
pengawasan karkes
UV - A dengan biologi pada barang
panjang gelombang
yang berbeda
secara real time -->
dilanjutkan proses
identifikasi dengan
menggunakan
ATP-swab
c. ATP Swab Alat dan bahan
untuk identifikasi
Alat yang digunakan untuk
mikroorganisme Sekurang kurangnya 2 unit per pos mengidentifikasi cemaran
portabel dengan pengawasan karkes
biologi pada barang
metode
Luminometer
d. Alat Deteksi Logam berat :
cemaran Kimia Timbal, Arsen,
Kadmium,
Kromoium, Kobal,
Mangan, Merkuri Alat yang digunakan untuk
organofosfat: Vx Sekurang kurangnya 2 unit per pos mendeteksi cemaran kimia
pengawasan karkes
Sarin, mustard, pada barang
fosgen, novichok,
orange (dioksin),
clorin, agen 15
(benzil),
d. APD APD Level C Alat Pelindung diri untuk
Proteksi dengan apron Berdasarkan petugas boarding petugas
Radiasi timbal
e. APD Alat Pelindung diri untuk
Proteksi petugas
APD Level C Berdasarkan petugas boarding
Cemaran
Kimia
3 Garis Pita warna dasar
kekarantinaan kuning, ukuran
kesehatan (Heath lebar minimal 4
quarantine line) inchi (10cm),
panjang 300m/rol,
bahan plastik
Sebagai penanda
elastis, terdapat
pembatasan suatu
tulisan
Menyesuaikan dengan kebutuhan lokasi/tempat dalam
"Kekarantinaan
pengawasan kekarantinaan
Kesehatan/ Health
Kesehatan
Quarantine" dan
"Dilarang melintas/
Do not
trespassing)"
warna merah satu
sisi
4 Segel Stiker: ukuran A4,
Sebagai penanda
kekarantinaan warna dasar
pembatasan suatu barang
kesehatan kuning, terdapat Menyesuaikan dengan kebutuhan
dalam pengawasan
logo Kementerian
kekarantinaan Kesehatan
Kesehatan dan
BKK, tulisan "Segel
Karantina
Kesehatan/Health
Quarantine Seal"
5 Dekontaminasi kit
a. Dekontaminasi
kering (dry
decontaminati
on)
-alat blower jet steam
dengan besaran
tekanan 70-120
Bar, laju aliran
udara minimal
5L/menit, untuk
mengevaporasi Minimal 1 unit setiap Balai
bahan kimia
berbahaya
berbentuk cair
pada
lokasi/tempat yang
sudah dikarantina
- bahan - hazardous
emergency kit,
- kain yang
mengandung
bahan yang dapat
menetralisir /
Sesuai Kebutuhan
menghilangkan zat
sulfur mustar,
organophospat,
absorbsi hidrofilik
dan hidrofobik serta
partikel radioaktif
b. Dekontaminasi
basah (wet
decontaminati
on)
- alat decontamination
Minimal 1 Unit setiap balai
shower,
- bahan - berupa larutan
dekontaminan
dengan bahan aktif
aminoprofil, pH 10-
11,
biodegradabilitas
lebih dari 90%, Sesuai Kebutuhan
mengandung
bakterisidal, anti
virus, fungisidal dan
tidak korosif, tidak
mudah terbakar
dan tidak
mengandung
formaldehid, aman
digunakan
terutama untuk
pesawat (ada
sertifikasi aman
untuk
penerbangan)

4. Lingkungan
Tabel 21
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi pengawasan, pencegahan
dan respon penyakit dan faktor risiko kesehatan pada Lingkungan

Spesifikasi
Jenis Peralatan
No Minimal Alat Jumlah Keterangan
dan Bahan
dan bahan
BKK BKK
BBKK LOKA
1 II
1 Mikroskop stereo Mikroskop binokuler
yang digunakan
untuk melihat Mikroskop untuk
spesimen yang cukup Menyesuaikan jumlah kantor induk dan observasi lalat, lipas,
wilker minimal 1 unit
besar , dengan nyamuk dewasa, dll
pembesaran objektif
10 - 50 x
2 Mikroskop Mikroskop binokuler
compound yang digunakan
Mikroskop untuk
untuk melihat
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan observasi larva, jentik
spesimen dibawah
wilker minimal 1 unit nyamuk, ovarium
objek glass , dengan
nyamuk, dll
pembesaran objektif
4 - 100 x
3 Alat Bedah Tikus Alat untuk
pembedahan tikus
yang terdiri dari Pisau
Bedah, Pinset
anatomis, Pinset
chirurgis, Scapel, Alat yang digunakan
baki instrumen, Menyesuaikan jumlah kantor induk dan untuk pengambilan
wilker minimal 1 kit
gunting tulang, spesimen ginjal tikus.
clamp, guting
jaringan, nampan
stainless, jarum
hecting nal dan
benang
4 Alat konfirmasi Alat untuk
vektor dan BPP menkonfirmasi atau
Alat konfirmasi
Portable inkriminasi (Penentuan)
menggunakan
Menyesuaikan jumlah kantor induk vektor dan BPP
metode NAAT(
minimal 1 unit terhadap agent
Nucleit Acid
penyakit contohnya
Amplication Test)
dengue,malaria,
leptospirosis,dll
5 Bahan habis pakai Bahan pemeriksaan
konfirmasi Vektor metode NAAT untuk
dan BPP deteksi DENV,
Malaria,
Leptospirosis, dan
penyakit tular vektor
zoonotik lainnya
Bahan untuk deteksi
terdiri dari :
DENV, Malaria,
- Mikrotips ukuran Menyesuaikan jumlah kantor induk Leptospirosis, dan
10, 20, 50, 100, 500, minimal 1 kit
penyakit tular vektor
1000 µl
zoonotik lainnya
- Mikropipet ukuran
0.5 – 10 µl, 2 – 20 µl,
10 – 200 µl, dan 100
– 1200 µl
- Reagen
- Rak penggantung
- Rak mikrotips
6 Alat Uji Resistensi Alat uji berupa Botol Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Alat untuk menguji
Insektisida Susceptibilty Test wilker minimal 1 unit resistensi vektor
Standar WHO terhadap insektisida
yang telah digunakan
7 Bahan Uji Resistensi Bahan uji berupa Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Bahan untuk menguji
Insektisida WHO Impregnated wilker minimal 1 kit resistensi vektor
paper dan themepos terhadap insektisida
cair yang telah digunakan
8 Entomologi Kit Alat untuk surveilans
vektor dan BPP yang
terdiri dari aspirator,
paper cup, senter,
Alat yang digunakan
petri disk, pipet, Menyesuaikan jumlah kantor induk dan untuk surveilans vektor
pinset, jarum section, wilker minimal 1 unit
dan BPP
kapas, kain kasa,
botol sampel dan
perlengkapan
lainnya.
9 Alat Uji Resistensi Alat uji berupa Botol Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Alat untuk menguji
Insektisida Susceptibilty Test wilker minimal 1 unit resistensi vektor
(Standard CDC) terhadap insektisida
yang telah digunakan
10 Bahan Uji Resistensi Bahan uji berupa Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Bahan untuk menguji
Insektisida CDC insektisida wilker minimal 1 unit resistensi vektor
terhadap insektisida
yang telah digunakan
11 Kamera mikroskop Kamera tambahan
pada mikroskop yang
bisa dihubungkan ke Untuk membantu
PC atau Laptop untuk Menyesuaikan jumlah kantor induk pengamatan Vektor
minimal 1 unit
mendokumentasikan dan BPP
spesimen vektor dan
BPP
12 Freezer Lemari penyimpanan Alat untuk
dengan suhu -20 0C Menyesuaikan jumlah kantor induk penyimpanan spesimen
minimal 1 unit dan bahan konfirmasi
vektor
13 Coolbox Wadah / kontainer
Alat untuk melakukan
yang dilengkapi
mobilisasi terhadap
dengan ice pack / Menyesuaikan jumlah kantor induk dan sediaan
cool pack, berbahan wilker minimal 1 unit
sampel/spesimen
polyethilen ramah
vektor dan BPP
lingkungan
14 Alat pengolah data Alat pengolah data
terdiri dari PC
(prosesor i7 generasi
terbaru, RAM 32Gb,
Alat untuk mengolah
VGA 16Gb, SSD 1
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan data pengawasan
TB, monitor 27-32
wilker minimal 1 unit surveilans vektor dan
inchi), dan akses
BPP
internet yang
dilengkapi dengan
sistem informasi
surveilans vektor
15 Insect Cabinet Lemari dengan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit Tempat untuk
dimensi panjang
penyimpanan spesimen
100cm lebar 50cm
atau awetan
tinggi 150cm
16 Jas Lab Berbentuk jas
berlengan panjang
Berbahan drill warna Menyesuaikan jumlah petugas Pakaian khusus lab
putih dengan panjang
sampai lutut
17 Timbangan Vektor Alat timbang digital, Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
dan BPP dengan rentang wilker minimal 1 unit
Alat untuk menimbang
pengukuran
spesimen vektor dan
maksimal 1000 gr,
BPP
minimal 2 angka
dibelakang koma
18 Lemari Laboratorium Lemari dengan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Lemari penyimpanan
dimensi panjang wilker minimal 1 unit alat dan bahan
100cm lebar 50cm surveilans vektor dan
tinggi 150cm dengan BPP
pintu geser berbahan
kaca
19 Sterilisator Alat untuk Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit Alat untuk
mensucihamakan
mensucihamakan
dengan metode
peralatan surveilans
pemanasan dan
vektor dan BPP
penguapan
20 Food Security Kit Alat portable
pengukuran bahan
kimia berbahaya
dengan minimal 9
parameter Alat untuk mengukur
pemeriksaan yaitu Menyesuaikan jumlah kantor induk dan bahan kimia
arsenik, wilker minimal 1 unit berbahaya/kontaminan
boraks,siklamat, pada makanan
2sianida,
formaldehid, merkuri,
metilyellow, rodamin
dan timbal
21 Sanitasi Kit Alat dan bahan
pemeriksaan suhu,
kebisingan,
Alat untuk pemeriksaan
kelembapan,
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan faktor risiko lingkungan
kecepatan angin,
wilker minimal 1 unit (TTU, TPM, air dan
pencahayaan, kimia
makanan)
sederhana (pH dan
sisa Chlor, Fe), E. coli
dan coliform
22 Bahan Bahan berupa larutan
Dekontaminasi dekontaminan
dengan bahan aktif
aminoprofil, pH 10-
11, biodegradabilitas
lebih dari 90%,
mengandung
bakterisidal,anti virus,
fungisidal dan tidak
korosif, tidak mudah Alat untuk
terbakar dan tidak Menyesuaikan jumlah kantor induk dan menghilangkan
mengandung wilker minimal 1 unit cemaran zat kimia dan/
formaldehid, aman atau zat radioaktif
digunakan untuk
pesawat, kapal dan
kendaraan darat.
Bahan dekontaminasi
dapat menetralisir /
menghilangkan zat
sulfur mustar,
organophospat,
absorbsi hidrofilik dan
hidrofobik serta
partikel radioaktif
23 Alat dan Bahan Alat berupa spraycan Alat untuk hapus
Desinfeksi dengan bahan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan kuman (virus, bakteri,
wilker minimal 1 unit
chlorin, alkohol, H2O2 parasit, jamur)
24 Alat dan Bahan Alat untuk
Disinseksi mengendalikan pra
dewasa dan dewasa
vektor berupa
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Alat untuk hapus
spraycan, mesin fog,
wilker minimal 1 unit serangga
misblower, ulv dan
larvasida dengan
bahan aktif
insektisida
25 Deratisasi (Hapus Alat dan bahan
Tikus) Kit mengendalikan tikus
dengan metode : Menyesuaikan jumlah kantor induk dan Alat untuk hapus tikus
- fisik : perangkap wilker minimal 1 unit
- kimia : rodentisida
dan fumigasi
26 Disinfeksi Kit Alat ini dipakai
Bersama dengan alat
angkut dan barang
a. ULV Portable Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit
b. Sprayercan Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit
c. Bahan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
disinfeksi wilker minimal 1 unit
d. Sprayercan Standar Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit
e. APD disinfeksi minimal level B Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit
27 Senter UV Untuk pengamatan
jejak keberadaan Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
wilker minimal 1 unit
Vektor dan BPP

28 Mesin Fogging Menyesuaikan jumlah kantor induk dan

Standar wilker minimal 1 unit dan luas wilayah

29 ULV ULV Mounted Truck 1 unit 1 1


1 unit
unit unit
30 Perangkap tikus
Menyesuaikan jumlah kantor induk dan
Standar wilker minimal 125 perangkap per tahun
dan luas wilayah

31 Sanitary Field Kit Standar 2 unit 1 1


1 unit
Unit unit
32 Gas Detektor Dapat melakukan
identifikasi gas 2 2
2 unit 1 unit
berbahaya CH3Br, unit unit
HCN
33 Salinometer / Dapat melakukan
Refractometer identifikasi
1 bh 1 bh 1 bh I bh
konsentrasi garam
dalam solusi
34 Ear Plug Yang dapat
mengurangi
kebisingan secara 2 2
3 psg 1 bh
optimal yang psg psg
dipasang pada
telinga
35 Sanitarian Kit Dipakai bersamaan
dengan alat angkut
a. Sound Level Dapat melakukan
Meter pemeriksaan
kebisingan sampai
2 bh 2 bh 1 bh 1 bh
140 dB dan
merekamnya dalam 8
jam
b. Lux Meter Dapat melakukan
pemeriksaan cahaya
sampai 20.000 Lux 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh
dan resolusi yang
tinggi
c. PH Meter Untuk melakukan
pemeriksaan derajat 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh
PH pada Air
d. Thermo
I Unit dalam setiap Kit
Hygrometer
e. Rapid Test Bisa ditambahkan
Kimia Air 25 Test per kit sesuai kebutuhan
Terbatas layanan
f. Backpack
Pengawasan
Standar 2 bh 1 bh 1 bh 1 bh
Kekarantinaan
Kesehatan
Dapat melakukan
g. Masker Kimia
penyaringan / filter 4 bh 3 bh 2 bh 1 bh
(Canester)
udara

B. Pengawasan dan Penanganan Kegawatdaruratan dan Kesehatan


1. Ruang Pelayanan Kegawatdaruratan dan Vaksinasi
Tabel 22
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi pada Ruang Pelayanan
Kegawatdaruratan dan Kesehatan

Jenis Peralatan Spesifikasi


No Jumlah Keterangan
dan Bahan Minimal
Alat dan
bahan
BKK BKK
BBKK Loka
1 II
Perlengkapan Pos Kesehatan, Instalasi Kegawatdaruratan, dan pelayanan Vaksinasi Pelaku
Perjalanan Internasional
Tempat Tidur Periksa Stainless
1 Pasien ukuran1,4m x minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
2m

2 Kursi Pasien Kursi Lipat minimal 1 unit masing-masing pos baik


kantor induk maupun wilker
3 Kursi Dokter Kursi Lipat minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
4 Meja Konsultasi Meja1/2 biro minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
5 Lemari Obat 2 Pintu kaca minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
Lemari Penyimpanan 2 Pintu kaca minimal 1 unit masing-masing pos baik
6
Alat kantor induk maupun wilker
Tempat Cuci Permanen dari minimal 1 unit masing-masing pos baik
7
tangan/Wastafel keramik kantor induk maupun wilker

8 Timbangan badan Standar minimal 1 unit masing-masing pos baik


kantor induk maupun wilker
9 Ukuran tinggi badan Standar minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
10 Stetoskop Standar/Digital minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
11 Kursi Roda Standar minimal 1 unit masing-masing pos baik
kantor induk maupun wilker
Tensimeter tensimeter
12 digital/Air minimal 1 set masing-masing pos baik kantor
induk maupun wilker
Raksa

13 Tiang Infus minimal 1 set masing-masing pos baik kantor


induk maupun wilker
14 Ambubag minimal 1 set masing-masing pos baik kantor
induk maupun wilker
Pulse Oxymeter pengukuran
kadar SpO2
darah, rentang minimal 1 set masing-masing pos baik kantor
15
50-100%, induk maupun wilker
untuk dewasa,
anak dan bayi
Tabung Oxygen termasuk minimal 1 set masing-masing pos baik
16
portable regulator kantor induk maupun wilker
Automatic External AED yang
Defibrillator (AED) dibawa oleh
petugas
17 1 unit per pos pengawasan
sebagai bagian
dari emergency
kit
Public Access 1 unit per 100 meter atau mengakomodir
AED yang
Defibrillator (PAD) response time kurang dari 6 menit
18 ditempatkan
pada posisi
strategis di
terminal bandar
udara,
pelabuhan dan
PLBDN

19 Tas Emergency minimal 1 set masing-masing pos baik kantor


induk maupun wilker
Termometer termometer minimal 2 unit masing-masing pos baik
20
klinis IR kantor induk maupun wilker

21 Labelling Triase minimal 100 set masing-masing pos baik


kantor induk maupun wilker
22 Kantong Jenazah minimal 5 set masing-masing kantor induk
maupun wilker
23 Nasal Canul 6 bh 6bh 4 bh 2 bh
Vaccine Carrier Termos khusus minimal 1 unit masing-masing pos baik
vaksin yang kantor induk maupun wilker

dapat
membawa
vaksin dalam
24
jumlah kurang
dari 20 dan
dapat
dimasukkan
Ice/cold pack
25 Regulator Oksigen 6 bh 6bh 4 bh 2 bh
Alat Suntik + Jarum
26 Sesuai dengan kebutuhan layanan
Suntik
27 Safety Box Sesuai dengan kebutuhan layanan
28 Alcohol 70% Sesuai dengan kebutuhan layanan
29 Handscoon Sesuai dengan kebutuhan layanan
30 Vaksin Sesuai kebutuhan layanan vaksinasi

31 Profilaksis Set Sesuai kebutuhan layanan profilaksi

32 Tes Kehamilan Sesuai kebutuhan


Test Cepat Gula
33 Darah/ Kolesterol/ Sesuai kebutuhan
Asam urat
Thermal Imager Digunakan
bersamaan
34 Sesuai kebutuhan jumlah petugas dan dengan
jumlah layanan pengawasan
pengawasan
orang
Screening Set
35
kegawatdaruratan tdd :
36 THT set 1 set 1 set 1 set -----
37 Snellen chart 1 set 1 set ----- -----
USG Dapat melihat
objek dengan 3 Untuk skrining
38 dimensi, btknya 1 set ---- ----- ----- wanita hamil di
laptop dan Embarkasi Haji
mobile dapat
menghasilkan
print out film
Elektrokardiogram Dapat
merekam
aktivitas
jantung yang
dilengkapi
39 1 set 1 set ----- -----
dengan
thermalprinter
dan mode
monitor serta
diagnostik
Autoclave 1 1
40 1 Unit 1 Unit
Unit Unit
Sterilisator kering 1 1
41 1 Unit 1 Unit
Unit Unit
42 Kursi Roda Sesuai kebutuhan

2. Pelayanan Mobile (Ambulatory)


Tabel 23
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi
pada Pelayanan Mobile (Ambulatory)

Jenis Spesifikasi
No Peralatan Minimal Alat Jumlah Keterangan
dan Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 Stetoskop,
tensimeter aneroid,
Sesuai Jumlah Ambulans
Medical kit pulse oximeter,
penlight,
termometer IR
2 Tandu/stretcher folding stretcher Sesuai Jumlah Ambulans
3 Bidai Set Sesuai kebutuhan
4 portabel, aliran
udara minimal
4L/menit, tekanan
Nebulizer 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
udara 90-200 kPa,
sumber energi
baterai dan listrik
5 aliran udara
minimal 4L/menit,
Tourniquet 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
tekanan udara 90-
200 kPa
6 Suction Pump tekanan hisap 60-
Minimal 1 unit setiap balai
Portable 120mmHg
(kontinu), kapasitas
botol penampung
1-2L dan mudah
dibersihakan serta
dapat digunakan
kembali, sumber
energi baterai dan
listrik
7 Resusitator kit Minimal 1 Unit pada setiap pos
8 Oropharyngeal
Minimal 1 Unit pada setiap pos
Tube

3. Ruang Publik
Tabel 24
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi
pada Ruang Publik

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat dan Jumlah Keterangan
Bahan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
Energi minimal 100
Joule, instruksi suara
AED yang
dalam bahasa
ditempatkan pada
AED (Automated indonesia, pad dewasa 1 unit per 100 meter atau mengakomodir posisi strategis di
1 External dan anak, daya tahan
response time kurang dari 6 menit terminal bandar
Defibrilator) baterai minimal 2
udara, pelabuhan
tahun, termasuk kotak
dan PLBDN
penyimpan dan biaya
instalasi

4. Perbekalan Kesehatan dan Penyimpanan


Tabel 25
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang fungsi
pada Perbekalan Kesehatan dan Penyimpanan

Jenis Spesifikasi
No Peralatan Minimal Alat Jumlah Keterangan
dan Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 kumpulan obat-
obatan yang harus
Obat-obatan selalu tersedia pada Sesuai kebutuhan
penanganan
kegawatdaruratan
2 Abocath, Infus Set,
Cairan Infus, Spuit,
Anafilaktik Kit Sekurang-kurangnya 1 kit per pos pengawasan
Adrenaline, Alcohol
Swab, Torniquet
3 vaksin bagi pelaku
Vaksin perjalalan, jenis Jumlah sesuai kebutuhan
sesuai ketentuan
4 Standar WHO, suhu
2-8oC, sumber
Ruang pendingin
energi listrik, Sekurang-kurangnya 1 unit per 1.000.000 dosis
(coldroom)
kapasitas tampung
minimal 270 m3
5 Standar WHO, suhu
2-8oC, sumber
Rantai dingin energi listrik atau
Sekurang-kurangnya 1 unit per 1.000 dosis
(coldchain) panel surya,
kapasitas tampung
minimal 100L
6 lemari pendingin
Kulkas
penyimpanan obat sekurang-kurangnya 1 unit per pos pengawasan
(refrigerator)
dan reagen
7 lemari penyimpanan
Lemari kabinet sekurang-kurangnya 1 unit per pos pengawasan
obat dan reagen

5. Kendaraan Khusus
Tabel 26
Standarisasi Kendaraan Khusus

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BKK
BBKK BKK 1 Loka
II
1 Ambulans respons kendaraan roda 4
penyakit menular jenis minibus /
mikrobus dengan
kapasitas mesin
2400 -3500 cc,
dengan kapasitas
angkut minimal 4 kendaraan yang
orang dengan di digunakan untuk
modifikasi : Menyesuaikan jumlah pos pelayanan evakuasi orang
Karoseri lampu kekarantinaan kesehatan yang melayani kapal suspek penyakit
penumpang dan /atau pesawat serta PLBDN
rotari warna merah, minimal 1 unit menular dan
dilengkapi lemari kegawatdaruratan
cabinet untuk medis
memuat peralatan
kesehatan dan
kegawatdaruratan,
dengan kabin
terpisah antara
pengemudi dan
penumpang yang
dilengkapi dengan
HEPA filter dan
bertekanan negatif,
pengecatan warna
coklat keemasan,
terdapat logo
Kementerian
Kesehatan dan
BKK serta terdapat
tulisan
"AMBULANCE " .
2 Kendaraan khusus kendaraan roda 4
evakuasi kontak jenis minibus /
mikrobus dengan
kapasitas mesin
2400 -3500 cc,
dengan kapasitas
angkut minimal 16
orang dengan di
modifikasi :
Karoseri lampu
rotari warna merah,
dilengkapi lemari
Kendaraan yang
cabinet untuk
digunakan untuk
memuat emergensi Menyesuaikan jumlah pos pelayanan
kekarantinaan kesehatan yang melayani kapal evakuasi orang
kit, memiliki kabin
penumpang dan /atau pesawat serta PLBDN yang kontak
terpisah antara minimal 1 unit dengan suspek
pengemudi dan
penyakit menular
penumpang
dengan HEPA filter
dan bertekanan
negatif,
pengecatan warna
coklat keemasan,
terdapat logo
Kementerian
Kesehatan dan
BKK serta terdapat
tulisan "EVAKUASI
"
3 Boarding kendaraan roda 4 Peruntukan untuk
Clearence Mobile jenis minibus / melakukan
double cabin pengangkutan
dengan kapasitas dan mobilisasi
mesin 1400 - 3500 Menyesuaikan jumlah kantor induk dan wilker petugas
minimal 1 unit
cc, dengan pengawasan atau
kapasitas angkut pemeriksaan alat
minimal 4 orang angkut
dengan di
modifikasi :
Karoseri lampu
rotari warna
kuning, dilengkapi
lemari cabinet
untuk memuat
peralatan boarding
kit, pengecatan
warna coklat
keemasan,
terdapat logo
Kementerian
Kesehatan dan
BKK serta terdapat
tulisan "Boarding
Clearence" .
4 Ambulans
berbentuk Golf Car
yang sudah
Mini Ambulans dimodifikasi untuk Sekurang-kurangnya 1 unit per bandar udara
internasional
pengangkutan
pasien, sumber
daya listrik
5 Kendaraan roda 2
yang dimodifikasi
sebagai ambulans
atau respons cepat
Motor Respons Sekurang-kurangnya 1 unit dan disesuaikan
untuk menjangkau dengan kebutuhan layanan kegawatdaruratan
Kegawatdaruratan
lokasi yang sulit, situasi rutin dan situasi khusus
kapasitas mesin
minimal 150 cc
(bensin/listrik)
6 Motor Survei Disesuaikan dengan jumlah kantor induk dan
Vektor wilker, minimal 1 unit
7 Mobil Double Cabin
Vector Control dilengkapi dengan
2 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit
Mobile boks penyimpanan
alat dan bahan

6. Pengelolaan Limbah Medis


Tabel 27
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang
Pengelolaan Limbah Medis

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
Suhu 0 s/d -20oC
(untuk
menyimpan
limbah sampai
Cold storage
dengan 90 hari),
1 limbah medis dan Sekurang-kurangnya 1 pc per unit layanan medis
thermostat digital
B3
controller, ukuran
menyesuaikan
dengan besaran
limbah

2 Safety box Disesuaikan dengan kebutuhan layanan limbah


medis
kantong plastik
Kantong plastik Disesuaikan dengan kebutuhan layanan
3 tebal warna
limbah medis
kuning

C. Penindakan Pelanggaran dan Tindak Pidana Kekarantinaan Kesehatan


Dalam rangka penguatan fungsi penindakan terhadap pelanggaran dan tindak
pidana kekarantinaan kesehatan maka petugas Pengawas Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) dilengkapi dengan Kit sebagai berikut:
Tabel 28
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang
Kegiatan Penindakan Pelanggara dan Tindak Pidana Kekarantinaan Kesehatan

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 Rompi 3 bh 3 bh 2 bh 1 bh
Segel 4 Set 3 Set 2 Set 2 Set
2 Kekarantinaan
Kesehatan
Brankas 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit
3 Penyimpanan
Barang Bukti
Kamera Digital, 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set
4 Camera
Flash, Card
5 Alat Perekam 2 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Peralatan 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set
6 Pengambilan Sidik
Jari
Form dan 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set
7 Instrumen
Penyidikan
8 Alat Pengolah Data 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set
9 Alat Komunikasi 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit
D. Dukungan Sistem Informasi Kekarantinaan Kesehatan
Tabel 29
Standarisasi Peralatan dan Bahan penunjang
Sistem Informasi Kekarantinaan Kesehatan

Spesifikasi
Jenis Peralatan
No Minimal Alat Jumlah Keterangan
dan Bahan
dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 Alat Pengolah Data dan Teknologi informasi kekarantinaan kesehatan
a. Laptop TKDN 13 Set 9 Set 5 Set 4 Set
b. Personal
Computer TKDN 13 Set 9 Set 5 Set 4 Set
(PC)
c. Modem 13 bh 9 bh 5 bh 4 bh
d. Printer Digital Printer 8 Unit 6 Unit 6 Unit 4 Unit
e. KIE Digital 2 Set 2 Set 1 Set 1 Set
f. Stand
Barcode 2 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Scanner
g. Mobile
Barcode 10 Set 6 Set 6 Set 4 Set
Scanner
2 ukuran minimal 1,5
Peta Dunia 1 bh 1 Bh 1bh 1bh
mx2M
3 Media KIE Elektronik/Cetak 1 set 1 set 1 set 1 set
4 Sebagai back up
Harddisk Eksternal 2 Tera 1 set 1 set 1 set 1 set
data
5 minimal CPU
sebagai server on
khusus server (16
premis/ mirroring
core), kecepatan
Server 1 set ----- ----- ----- sistem informasi
2GHz, kapasitas
kekarantinaan
RAM minimal
Kesehatan
16GB, ROM 1TB

E. Dukungan Pemeriksaan Penunjang Penyelenggaraan Kekarantinaan


Kesehatan
a. Peralatan Pemeriksaan Penunjang Penyakit Menular

Tabel 30
Standarisasi Peralatan dan Bahan Pemeriksaan Penunjang Penyakit Menular
Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 Rapid Molecular Alat Nucleaic Acid Alat untuk
Diagnostic Test Amplification Test mengkonfirmasi
(NAAT) yang dapat atau mendeteksi
dengan cepat patogen secara
mendeteksi jumlah cepat untuk
terkecil dari material penyakit infeksi
genetil potensial
oragnisme/patogen KLB/wabah pada
dengan mengkopi pelaku perjalanan.
asam nukleat dari Menyesuaikan kantor induk dan jumlah wilker Dapat juga
yang memiliki pelaku perjalanan internasional
materi genetik digunakan untuk
minimal 1 unit
tersebut. Metode melakukan
NAAT termasuk pemeriksaan cepat
diantara nya realtime TB, HIV
PCR, TCM Xpert,
amplifikasi
Isothermal, LAMP
(Loop- Mediated
Isothermal
Amplification)
2 Biosafety Cabinet Alat laboratorium
(BSC) kelas II type berupa area kerja,
2A dengan ventilasi Alat laboratorium
udara yang telah untuk melindungi
didesain khusus keselamatan
untuk keamanan laboran, bekerja
user yang secara aseptis,
menggunakan menjadi lebih steril
sampel material dan terhindar dari
biologis atau bahan kontaminasi
kimia agar dapat bahan-bahan
terhindar dari Menyesuaikan kantor induk dan jumlah wilker infeksius, juga
yang memiliki pelaku perjalanan internasional
kontaminasi. Kelas II melindungi
minimal 1 unit
memiliki fungsi dapat lingkungan
melindungi sampel laboratorium dari
dan lingkungan patogen infeksius,
dimana tipe A2 saat melakukan
memiliki HEPA filter. pemeriksaan
BSC type 2A yang laboratorium untuk
dibutuhkan kepentingan
disesuaikan dengan deteksi cepat dan
kondisi ruangan skrining
yang ada seperti Mini
BSC
3 Micro Sentrifus Alat pendukung
Refrigerated laboratorium yang
berfungsi
memisahkan partikel
asam nukleat dan minimal 1 unit
protein dalam ukuran
yang kecil di
microtube dengan
kecepatan tinggi
5 Micropipet Set Alat pendukung
ukuran 0,5-10 laboratorium yang
µl,100 µl, 200 µl, berfungsi mengambil
1000 µl dan/atau minimal 1 set
memindahkan cairan
dalam jumlah yang
kecil secara akurat
6 Vortex mixer alat atau instrumen
laboratorium yang
digunakan untuk
mencampurkan
1 set 1 set 1 set 1 set
suatu bahan hingga
tercampur dengan
seragam atau
homogen
7 Autoclave Alat penunjang
laboratorium yang
berfungsi
1 set 1 set 1 set 1 set
mensterilkan alat-
alat laboratorium
setelah digunakan
8 Deep Freezer Alat penunjang
laboratorium berupa
lemari pendingin
yang berfungsi untuk
menyimpan
1 set 1 set 1 set 1 set
spesimen atau
reagen di
laboratorium,
dengan suhu - 20
celcius, 50-100 liter.
9 Uninterrupted Alat pendukung yang
Power Supply menyediakan
(UPS) sumber daya energi
cadangan listrik
untuk mengamankan 1 Set 1 Set 1 Set 1 Set
alat laboratorium
saat terjadi kondisi
darurat pemutusan
listrik. Dengan
kapasitas minimal
1000 Watt per jam.

b. Bahan Medis Habis Pakai

Tabel 31
Standarisasi Jenis dan Bahan Medis Habis Pakai

Spesifikasi
Jenis Peralatan dan Minimal
No Jumlah Keterangan
Bahan Alat dan
bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
1 Reagensia Influenza tipe A dan B Standar 5 Set 5 Set 5 Set 2 Set
2 Reagensia Covid-19 Standar 5 Set 5 Set 5 Set 2 Set
3 sesuai
Reagensia Mers CoV Standar 2 Set 2 Set 2 Set 1 Set
kebutuhan
4 RDT Malaria 100 Set 75 Set 50 Set 50 Set
5 300
RDT Antigen COVID-19 500 Set 400 Set 300 Set
Set
6 Mikrotips ukuran 0,5 ul, 10 ul,
20 ul, 50 ul, 100 ul, 200 ul dan Sesuai Kebutuhan
1000 ul
7 Swab dacron nasofaring, swab
Sesuai Kebutuhan
dacron orofaring/swab throat
8 Tabung sentrifuse tanpa skala Sesuai Kebutuhan
9 Coolbox/ specimen carrier Sesuai Kebutuhan
10 ice gel pack / coolpack/ice pack Sesuai Kebutuhan
11 termometer 0-50 derajat C
untuk didalam collbox rujukan Sesuai Kebutuhan
spesimen
12 spuit 3-5 cc sesuai kebutuhan
Sesuai Kebutuhan
(holder )
13 tourniket/pembendung Sesuai Kebutuhan
14 tongue spatel Sesuai Kebutuhan
15 pot urine Sesuai Kebutuhan
16 reagen pemeriksaan kimia
Sesuai Kebutuhan
darah, urinalysis.
17 vacutainer darah (darah EDTA,
Sesuai Kebutuhan
serum)
18 Media transport swab bakteri
Sesuai kebutuhan
(Amies)

c. Instalasi Laboratorium Sanitasi dan Lingkungan


Tabel 32
Standarisasi Peralatan dan Bahan pada Instalasi Laboratorium
Sanitasi dan Lingkungan

Jenis Spesifikasi
No Peralatan dan Minimal Alat Jumlah Keterangan
Bahan dan bahan
BBKK BKK 1 BKK II Loka
Food contamination
1 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
kit
2 Micropipet 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
3 Cholinesterase kit 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
4 Tabung Reaksi 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
5 Gelas Ukur 100ml 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
6 Lumpang + alu 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Botol Sampel kaca
7 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
steril
Botol Sampel kaca
8 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
berpemberat
Bunsen/Lampu
9 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
spiritus
Vertical Water
10 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Sampler
Horizontal Water
11 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Sampler
Lemari Pendingin
12 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
Berpengukur
13 Timbangan Digital 3 Set 2 Set 1 Set 1 Set
14 Coolbox 5 bh 3 bh 2 bh 1 bh
15 Cold Pack 10 Set 10 Set 5 Set 2 Set
Lemari
16 Standar 3 bh 2 bh 1 bh 1 bh
Laboratorium
17 Rak Labor Standar 3 bh 2 bh 1 bh 1 bh
18 Jas Labor Standar 3 bh 2 bh 2 bh 1 bh

VI. KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN


A. Kelembagaan
Perencanaan, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, pengamanan,
pemindahtanganan, penghapusan, penatausahaan, pembinaan, pengendalian dan
pelaksanaan terhadap standardisasi sarana dan prasarana di lingkungan BKK
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.

B. Pembiayaan
Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan BKK bersumber dari APBN dan
sumber dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pelaksanaan standardisasi sarana dan prasarana di lingkungan BKK
didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan anggaran yang ada.
Dalam menyelenggarakan penyediaan lahan maupun pembangunan gedung
kantor, pengguna anggaran dapat pula melaksanakan penyelenggaraannya tersebut
melalui upaya kerjasama pemanfaatan (Bangun Guna Serah, Bangun Serah Guna,
dan lain-lain), hibah atau cara lainnya sesuai peraturan perundang-undangan. Kuasa
Pengguna Anggaran dapat melimpahkan pelaksanaan penyelenggaraan
pembangunannya kepada lnstansi teknis setempat.

VII. PENUTUP
Standardisasi pada BKK merupakan upaya kementerian kesehatan untuk
menghadirkan mutu dan pelayanan yang berkualitas, profesionalisme dan
dilaksanakan seragam dalam penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan dari
Sabang hingga Merauke. Melalui standarisasi ini diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang prima dan tangguh dalam mengemban misi cegah tangkal penyakit
yang berpotensi wabah baik yang menyebar lintas wilayah maupun lintas negara.
Ketentuan lain dalam pelaksanaannya dengan tetap memperhatikan kebutuhan
serta sarana dan prasarana yang telah ada sebelumnya seperti ukuran ruangan kerja,
ruang pelayanan kesehatan, ruang isolasi, ruang laboratorium, asrama karantina
serta ruang lainnya yang sudah ada dan melebihi ukuran standar dapat
dipertahankan demikian halnya dengan perlengkapan kantor serta peralatan yang
sudah ada. Sedangkan alokasi jumlah kendaraan khusus dan peralatan teknis
disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada dengan memperhatikan
volume/beban kerja guna mendukung optimalitas kinerja BKK.
Penyediaan sarana, prasarana dan peralatan pendukung penyelenggaraan
kesehatan yang belum tercantum dalam pedoman standarisasi ini dapat diusulkan
dengan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kesehatan maupun perkembangan penyakit yang berpotensi KLB dan Wabah.

Anda mungkin juga menyukai