Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PADA

CV. ELHANIEF KONVEKSI

DISUSUN OLEH:
MELY BEAUTY NINGSIH 1401103010082
SARAH ANGGRAINI 1401103010086

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2017

0
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga

kami dapat menyelesaikan laporan tentang “Analisis Kelayakan Usaha pada

CV.Elhanief Konveksi”.

Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari CV. Elhanief Konveksi sehingga dapat memperlancar

pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya,

sehingga masukan dan kritikan yang kostruktif sangat penulis harapkan demi

sempurnanya laporan ini.

Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua orang

khususnya untuk para pembaca.

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang .................................................................................

1.2Rumusan Masalah .............................................................................

1.3Tujuan Penelitian ...............................................................................

1.4Gambaran Umum Perusahaan ........................................................

1.5Perencanaan Strategis Perusahaan ................................................

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Proyek Yang Diusulkan ..................................................................

2.2 Dasar Teori .....................................................................................

2
2.2.1 Aspek Self Evaluation .............................................................

2.2.2 Aspek Manajemen .................................................................

2.2.3 Aspek Pemasaran .................................................................

2.2.4 Aspek Produksi ......................................................................

2.2.5 Aspek Hukum ........................................................................

2.2.6 Aspek Finansial .....................................................................

BAB III PEMBAHASAN

1.1Aspek Self Evaluation ......................................................................

1.2Aspek Manajemen ..........................................................................

1.3Aspek Pemasaran ...........................................................................

1.4Aspek Produksi ...............................................................................

1.5Aspek Hukum ..................................................................................

1.6Aspek Finansial ...............................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1Simpulan.............................................................................................

4.2 Rekomendasi ..................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

3
Pada era sebelumnya, pakaian hanya dianggap sebagai kebutuhan primer yang
dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari cuaca. Namun, semakin berkembangnya teknologi
dan informasi, mengakibatkan manusia menjadikan gaya berpakaian sebagai salah satu alat
yang menjadi tolak ukur derajat seseorang di dalam masyarakat. Berbagai jenis tren dan
model pakaian semakin merebak sebagai akibat dari adanya globalisasi. Hal ini membuat
sebagian orang menjadikan pembuatan pakaian sebagai lapangan pekerjaan, baik dalam skala
kecil maupun skala besar.

Dalam pembuatan pakaian, berbagai macam proses dilakukan untuk menciptakan


pakaian. Dimulai dari melakukan pemilihan barang baku, mengolah bahan baku sehingga
menghasilkan barang jadi berupa pakaian. Permintaan pelanggan yang berbeda-beda
menjadikan proses pembuatan pakaian menjadi lebih panjang. Kebutuhan akan modal kerja,
seperti tenaga kerja untuk mengisi proses tersebut semakin bertambah. Oleh karena itu,
alasan tersebut, tim penulis menyusun laporan Studi Kelayakan Bisnis yang berjudul

“Analisis Kelayakan Usaha pada CV.Elhanief Konveksi”. Laporan ini akan

membahas bagaimana pengaruh penambahan tenaga kerja di bidang konveksi terhadap


keberlangsungan perusahaan CV. Elhanief Konveksi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perusahaan ELHANIEF KONVEKSI merencanakan produksinya?


2. Strategi apa saja yang digunakan untuk menjalankan perusahaan berdasarkan aspek-
aspek Studi Kelayakan Bisnis?
3. Bagaimana pengaruh penambahan Tenaga Kerja Langsung terhadap kinerja
perusahaan ELHANIEF KONVEKSI?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui bagaimana perusahaan ELHANIEF KONVEKSI mengembangkan
usahanya sebagai perusahaan konveksi.
2. Mengetahui strategi perusahaan ELHANIEF KONVEKSI dalam menjalankan
perusahaan berdasarkan aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis.

4
3. Menjelaskan pengaruh penambahan Tenaga Kerja Langsung terhadap kinerja
perusahaan ELHANIEF KONVEKSI.

1.4 Gambaran Umum Perusahaan


1.4.1 Profil ELHANIEF GROUP
Elhanief group berawal dari sebuah usaha advertising yang didirikan H. Akmal
Hanif, Lc di Banda Aceh, tahun 2008. Berbagai tantangan dihadapi sehingga
mencapai puncak masa sulit pada tahun 2012. Namun berkat kerja keras dan pantang
menyerah, hingga tahun 2016 Elhanief Group telah memiliki 12 cabang perusahaan,
yang tersebar di beberapa kabupaten kota di Aceh dan satu di Ibukota Jakarta.
Dengan bidang usaha yang ikut berkembang meliputi usaha Advertising, Printing,
properti, Cetak Plakat, Travel Ibadah Umrah, Tour Wisata hingga usaha Konveksi
dan beberapa usaha lainnya.
Elhanief Group telah ikut menyediakan lapangan kerja dengan
memperkerjakan sekitar 200 karyawan. Sebagai seorang usahawan yang berlatar
belakang santri dayah dan mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir, H. Akmal Hanif,
Lc juga sangat komitmen pada bidang sosial dan pendidikan. Program Corporate
Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan, Elhanief Group
mendirikan Komunitas Solidaritas Duafa Aceh (KSDA), yang fokus pada program
pendampingan kaum Duafa yang sakit parah. KSDA sendiri telah memiliki
perwakilan di 20 kabupaten kota dengan ratusan relawan. Elhanief Group juga
membentuk ELhanief Foundation, yang fokus pada pendidikan, diawali dengan
mendirikan Ma’had Tahfidz Raudatul Qur’an khusus anak yatim, di desa Alue Ie
Puteh, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara. Elhanief Group berupaya memberikan
pelayanan terbaik dan produk berkualitas kepada pelanggan.
“Mempercayakan pembuatan produk anda di Elhanief, anda telah ikut
menyumbangkan untuk kegiatan sosial, kemanusiaan, dan pendidikan.” (H. Akmal
Hanief, Lc –CEO & MD)

1.4.2 Profil CV. ELHANIEF KONVEKSI


CV. Elhanief Konveksi didirikan pada bulan Oktober 2016. Saat ini, CV.
Elhanief Konveksi telah menghasilkan beberapa produk seperti pembuatan seragam
dinas, seragam sekolah, baju-baju komunitas, sablon baju, bordir simbol dan
beberapa produk lainnya.
5
1.5 Perencanaan Strategis Perusahaan
Perencanaan strategis perusahaan CV. Elhanief Konveksi akan disampaikan pada
bab berikutnya berdasarkan pada aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis, yaitu Aspek Self
Evaluation, Aspek Manajemen, Aspek Pemasaran, Aspek Produksi, Aspek Hukum dan
Aspek Keuangan.

BAB II

KAJIAN TEORITIS

6
2.1 Proyek yang Diusulkan

Dasar dari studi kelayakan yang ingin kami usulkan tidak mangacu

pada investasi berupa mesin dan invansi perusahaan seperti membuka

cabang baru dan sebagainya. Hal ini dikarenakan, setelah kami

mensurvei, mewawancara dan meminta data ke lokasi studi kelayakan

yaitu perusahaan Elhanief Konveksi bahwa untuk penambahan mesin

baru atau membuka cabang baru itu adalah hal yang tidak mungkin

dilakukan untuk tiga tahun ke depan.

Untuk penambahan mesin sendiri tidak bisa diajukan karena mesin

pada perusahaan tersebut sudah cukup malahan lebih. Ada 15 mesin

jahit yang ada pada perusahaan tersebut tetapi yang terpakai hanya 5

unit karena hanya 5 tenaga kerja yang bekerja sebagai penjahit pada

perusahaan tersebut. Sehingga ini menyebabkan penggunaan mesin tidak

maksimal.

Perusahaan ini tergolong perusahaan baru yang dibuka pada bulan

oktober tahun 2016. Sehingga masih harus membangun operasional

perusahaan dengan konsisten agar perusahaan tersebut tetap on going.

Oleh karena itu, mustahil untuk mengembangkan cabang perusahaan

Elhanif Konveksi tersebut.

Berdasarkan masalah diatas, kami mengusulkan untuk melakukan

studi kelayakan pada penambahan tenaga kerja profesional untuk

7
meningkatkan penggunaan mesin yang maksimal dan

meningkatkankapasitas produksi mesin. Dengan adanya penambahan

tenaga kerja profesional ini diharapkan perusahaan tersebut dapat

meningkatkan produksinya. Dengan meningkatnya jumlah produksi maka

penjualan juga akan meningkat. Meningkatnya penjualan juga berarti

meningkatkan biaya pemasaran.

2.2Dasar Teori

2.2.1 Self Evaluation

Aspek self evaluation ini dapat dilakukan dengan SWOT analisis

agar dapat diketahui bagaimana keberadaan dan strategi yang

digunakan untuk pengembangan perusahaaan dipasar. Analisis SWOT

sendiri merupakan metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek dan suatu

spekulasi bisnis.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan

memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, dimana

aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan

dari peluang yang ada, selanjutnya kekuatan mampu menghadapi

ancaman yang ada, dan yang terakhir adalah bagaimana cara

8
mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata

atau menciptakan sebuah ancaman baru.

2.2.2 Aspek Manajemen

Tujuan aspek manajemen yaitu mengkoordinasikan (dengan benar

dan baik) antara sumber daya ekonomi yang dipunyai dengan

kebutuhan kegiatan-kegitan proyek, agar proyek dapat diselesaikan dan

beroperasi sebagaimana mestinya. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat

dalam manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan

controlling.

Manajemen proyek adalah sistemuntuk merencanakan,

melaksanakan dan mengawasi pembangunan proyek dengan

efisien.pada umumnya seiapa proyek yang relatif besar meliputi 3

tahapan, yaitu perencanaan, penjadwalan dan pengawasan.

Rencanaproyek yang baik akan meliputi unsur-unsur berikut:

a. Menetapkan tujuan

b. Mendefinisikan proyek

c. Mencantumkan langkah utama untuk dilakukan

d. Jadwal waktu untuk penyelesaian

e. Analisis biaya dan manfaat

f. Uraian mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan

proyek.

9
Berkaitan dengan waktu, biasanya dipergunakan bantuan teknis

sepperti bagan GANTT dan Network analisys (PERT). Bagan GANTT

digunakan untuk mengatasi pengawasan produk, yang kemudianmenjadi

titik tolak dipergunakannya teknik analisa jaringan seperti PERT dan

CPM.

Konsep network planning merupakan suatu konsep kegiatan

perencanaan sekaligus pengawasan.dalam network planning dimulai

dengan menginventariakan segala aktivitas dan termasuk pula logika

ketergantungan antara aktivitas tersebut. Selanjutnya proyek akan dapat

dilaksanakan setelah faktor waktu dan sumberdaya juga di disediakan.

2.2.3 Aspek Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran berkaitan dengan adanya peluang

pasar untuk suatu produk yang akan ditawarkan oleh suatu proyek

tersebut:

a. Potensi pasar.

b. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan

atau hasrat untuk membeli.

c. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang

mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsume,

kecendrungan permintaan masa lalu dan lain-lain.

10
d. Pemasaran, menyangkut tentang strategi yang digunakan untuk

meraih sebagian pasar potensial atau peluang pasar atau seberapa

besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market

share.

Aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang :

a. Permintaan, secara total atau terinci menurut daerah, jenis

konsumen, perusahaan besar pemakai, proyeksi permintaan.

b. Penawaran, dalam negeri dan impor, perkembangan dimasa lalu,

dan perkiran dimasa datang, faktor yang mempengaruhi penawaran.

c. Harga, perbandiingan dengan barang impor,produksi dalam negara

lain, kecendrungan perubahan harga dan polanya.

d. Program pemasaran, strategi pemesaran (marketing mix), siklus

kehidupan produk.

e. Perkiraan penjualan dan market shareyang isa dikuasai.

Dalam analisis pasar ada beberapa komponen yang harus dianalisis

dan dicermati, diantaranya :

- Kebutuhan dan keinganan konsumen

- Segmentasi pasar

- Target

- Nilai tambah

- Masa hidup produk

- Struktur pasar

11
- Persaingan dan strategi pesaing

2.3.4 Aspek Teknik dan Teknologi (Produksi)

Aspek teknis dan teknologi merupakan lanjutan dari aspek

pemasaran. Aspek teknis dan teknologi perlu dianalisis ketika gagasan

usaha yang direncanakan telah menunjukkan peluang yang bisa dilihat

dari aspek pemasaran. Hal-hal pokok yang dianalisis dalam aspek ini

adalah:

- Penentuan rencana kapasitas produksi

- Penentuan teknologi yang paling sesuai dengan kemampuan

perusahaan

- Penentuan desain produk yang dipilih

- Bagaimana persediaan bahan baku yang aman

- Alat analisis yang sesuai

1. Rencana kapasitas

Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari

unit produksi untuk berproduksi dalam waktu kurun waktu tertentu.

Proses dalam perencanaan kapasitas, meliputi:

a. Mempekirakan permintaan dimasa mendatang

b. Menjabarkan permintaan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik

c. Menyusun pilihan rencana kapasitasnya

12
d. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana

e. Meninjau resiko dan pengaruh strategi atau pilihan rencana

f. Memutuskan rencana pelaksanaan

2. Pemilihan teknologi dan desaian produksi

Biasanya suatu produk bisa diproses lebih dari satu cara,

sehingga teknologi yang dipilih pun perlu ditentukan secara jelas.

3. Proses desain

Proses desaian merupakan suatu proses yang berulang. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam desain produk adalah:

- Manajemen harus membuat keputusan yang menyangkut trade-

off antara bentuk dan fungsi

- Desainer harus membuat keputusan yang menyangkut tentang

bahan-bahan yang digunakan; dalam pemilihan bahan hendaknya

desainer mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi bahan, biaya

bahan relative, dan biaya pemrosesan.

4. Desain jasa

Ada beberapa faktor yang perlu diperitimbangkan dalam menyusun

desain jasa:

a. Lini pelayanan yang ditawarkan

13
b. Ketersediaan pelayanan

c. Tingkat pelayanan

d. Garis tunggu dan kapsitas pelayanan.

5. Lokasi distribusi

Tujuan umum menentukan letak lokasi adalah meminimumkan

biaya, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang diakibatkan

oleh lokasi tertentu dan faktor-faktor lainnya, baik faktor primer

maupun faktor sekunder.

Model-model penilaian lokasi, yaitu

a. Metode kualitatif, yaitu melakukan penilaian terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi pemilihan lokasi.

b. Metode transportasi, merupakan teknik riset operasi yang

penyelesaiaannya dapat melalui beberapa cara: VAM dan MODI.

c. Metode analisis biaya, konsepnya berdasarkan pada pemanfaatan

biaya tetap dan biaya variabel untuk membantu pemilihan

alternatif lokasi.

6. Tata letak fasilitas

Inti sistem produksi merupakan gabungan antara teknologi dan

manusia, sehingga pembauran keduanya sebagai komponen dari

sistem produksi yang perlu dianalisis. Pemaduan fisik faktor-faktor ini

14
disebut tata letak produksi. Kriteria evaluasi dan pertimbangan tata

letak pabrik :

1. Konsistensi dengan teknolog produksi yang dipakai


2. Kelancaran arus pabrik dari satu proses ke proses lain
3. Optimalisasi pemakaian ruangan
4. Kemudahan dalam melakukan penyesuaian maupun untuk ekspansi
5. Minimalisasi biaya produksi
6. Jaminan keselamatan kerja

7. Luas produksi

Luas produksi : jumlah produk yang seharunya diproduksi untuk mencapai


keuntungan yang optimal. Metode yang bisa dipergunakan dalam penentuan luas
produksi

- Pendekatan konsep Marginal Cost


- Pendekatan Break Event Point
- Pendekatan Linier Programming
Pendekatan konsep Marginal Cost (MC) dan Marginal Revenue (MR). Luas
produksi optimal tercapai pada saat MC = MR.

- Pendekatan break even point

8. Pengadaan persediaan bahan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengadaan persediaan : tingkat penjualan,


sifat teknis, lamanya proses produksi serta daya tahan produk akhir. Salah satu cara
yang digunakan untuk pengendalian investasi pada persediaan adalah dengan
menggunakan model EOQ (Ecnomic Order Quantity). EOQ adalah jumlah
pembelian yang ekonomis, pada jumlah ini terjadi kombinasi biaya terendah.

15
Biaya-biaya yang termasuk dalam EOQ adalah biaya pesan (Ordering Cost)
dan biaya simpan (Carrying Cost).

Kelemahan metode EOQ terletak pada asumsi yang digunakan terlalu


bersifat ideal.

- Penjualan dapat ditentukan


- Pemakaian bahan sepanjang tahun
- Pesediaan dapat segerap diperoleh

ROP (Reorder Point) adalah saat dimana harus dilakukan

pemesanan kembali, sehingga pada waktu barang datang persediaan

= 0 atau Safety Stock.

ROP = Safety Stock + Lead Time

2.2.5 Aspek Hukum

Dalam aspek hukum dan legalitas ini, ada beberapa faktor yang dijadikan
dasar dalam penilaian kelayakan. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Badan hukum apa yang sesuai untuk dijadikan bentuk formal badan usaha yag
akan didirikan.
b. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang
diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
c. Cara berbisnisnya melanggar hukum agama atau tidak
d. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/diknas terkait
atau tidak

1. Aspek legal

Penilaian aspek ini penting dilakukan sebelum proyek terlanjur diberhentkan


oleh pihak-pihak yang berwajib karena dianggap beroperasi secara legal atau

16
menghadapi protes masyarakat yang menganggap bahwa proyek/bisnis yang
dibangun melanggar norma kemasyarakatan.

Beberapa bentuk yuridis perusahaan:

- Perusahaaan perorangan
- Firma (Fa)
- Perseroan komanditer (CV)
- Perseroan terbatas (PT)
- Koperasi

Indentitas pelaksana :

- Kewarganegaraan
- Informasi bank
- Ketelibatan pidana dan perdata
- Hubungan keluarga

Proyek yang dilaksanakan :

- Bidang usaha yang dibangun harus sesuai dengan anggaran dasar perusahaan.
- Fasilitas
- Gangguan lingkungan
- Pengupahan

Dimana proyek dilaksanakan :

- Perencanaan wilayah
- Status tanah

Waktu perizinan:

Disamping waktu operasional, perlu dilihat pula waktu yang berkaitan


dengan perizinan. Semua perizinan masih berlaku/tidak.

Cara melaksanakan proyek: dijelaskan dalam aspek manajemen.

2.2.6 Aspek Finansial


1. Kebutuhan dana dan sumber pemenuhannya

17
a. Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap

Aktiva tetap dibedakan atas; aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak
berwujud.

Aktiva tetap berwujud dapat berupa:


- Tanah dan pengembangan lokasi
- Bangunan dan perlengkapannya
- Pabrik dan mesin-mesin
- Aktiva tetap lainnya, perlengkapan kantor, perlengkapan untuk penelitian dan
pengembangan, perlengkapan angkutan.

Dasar Penaksiran:
- Rencana yang terperinci dan spesifikasi lengkap
- Rancangan garis besar dan spesifikasi yang belum lengkap
- Pengalaman dengan proyk yang sama ditempat lain
- Pengalaman dengan proyek agak berbeda di tempat lain
- Beberapa pengalaman yang telah diuji secara empiris

Informasi tentang harga:


- Harga-harga diwaktu lalu
- Daftar harga yang masih berlaku
- Daftar harga kira-kira

Aktiva Tetap tidak berwujud dapat berupa :


- Paten, lisensi, goodwill, copyright, engineering fees
- Biaya pendahuluan
- Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum produksi secara komersial

Beberapa sumber dana, diantaranya :


- Modal sendiri yang disetor pemilik perusahaan
- Saham, saham biasa atau saham preferen
- Obligasi
- Kredit bank

18
- Leasing
- Project Finance

2. Aliran kas proyek

Komponen aliran kas, terdiri dari :

a) Initial Cash Flow (Kas Permulaan)


Aliran kas masuk = laba setelah pajak + penyusutan + bunga (1 – pajak)
b) Operational Cash Flow
merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan
investasi tersebut.
c) Terminal Cash Flow
Terminal Cash Flow umumnya terdiri dari cash flow nilai sisa (residu) investasi
tersebut dan pengembalian modal kerja.

3. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui pendekatan :

a. Average rate of return (ARR)

Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari
suatu investasi. Angka yang digunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan
dengan total atau avarage investment. Apabila lebih besar dari tingkat yang
diisyaratkan maka proyek dikatakan dengan : menguntungkan.

b. Payback Period (PP)

Metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa

kembali karena metode ini mengukur seberapa cepat suatu

investasi bisa kembali, dasar yang digunakan adalah aliran kas.

Rumus : Payback Period = Nilai Investasi x 1 tahun

Kas Masuk Bersih

19
c. Net present value (NPV)

NPV merupakan selisih antara present value dari investasi

dengan nilai sekarang dari penerimaan kas bersih.

Kriteria penilaian :

Jika NPV > 0 usulan proyek diterima

Jika NPV < 0 usulan proyek ditolak

Jika NPV = 0 nilai perusahaan tetap walau usulan proyek

diterima/ditolak

d. Internal rate of return (IRR)

Metode ini berguna untuk mencai tingkat bunga yang

dipakai untuk

mendiskontokan aliran kas bersih yang akan diterima dimasa

datang sehingga

jumlahnya sama besar dengan investasi awal.

Kriteria : Jika IRR > modal awal, investasi dikatakan layak.

e. Profitability Indeks (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang

penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang

investasi.

Jika : PI > 1 maka proyek dianggap menguntungkan.

f. Break event point

20
BEP atau titik impas perusahaan adalah tingkat aktivitas, dalam

unit atau nominal, pada total pendaptan yang sama dengan total

biaya.

BEP dapat dihitung menggunakan formula berikut:


R(X) - VC(X) - FC = P
Dimana, X = volume (jumlah unit) FC = total biaya tetap
R(X) = total pendapatan P = total laba
VC = variabel cost per unit VC(X) = total biaya variabel

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Aspek Self Evaluation (SWOT)

3.1.1 Strengths (Kekuatan-Kekuatan)

21
a. Elhanief konveksi ini memiliki komitmen yang kuat untuk

mendapatkan nama di kotanya.

b. Visi dan Misi elhaniefdidefinisikan dalam strategik organisasi yang

jelas, terukur dan terarah.

c. Komunikasi manajemen dan karyawan berjalan dengan baik,

karyawan di segala elemen memiliki kesempatan yang sama dalam

memberikan gagasan perbaikan terhadap proses yang berjalan.

d. Memiliki mesin produksi dengan teknologi mutakhir, dan manajemen

berkomitment untuk upgrade terhadap teknologi baru yang

memberikan nilai tambah.

e. Memiliki harga yang terjangkau dari konveksi yang lainnya.

3.1.2 Weaknesses (Kelemahan-Kelemahan)

a. Elhanief Konveksi ini adalah usaha yang baru berjalan selama 8

bulan, masih awal dalam menjalankan usaha.

b. Memiliki banyak pesaing di kotanya.

c. Tenaga karyawan yang kurang, apabila memiliki pesanan yang

banyak.

d. Komunikasi antara manajemen dan karyawan berjalan satu arah.

Karyawan cenderung pasif dalam memberikan gagasan untuk

peningkatan performa perusahaan.

3.1.3 Opportunities (Kesempatan-Kesempatan)

a. Produk yang ditawarkan dapat diterima dengan baik oleh pemesan.

22
b. Elhanief ingin mengkaryakan anak muda, yang mempunyai kreatfitas

dan ingin bekerja sama-sama produktif.

c. Memberikan peluang kepada karyawan lokal yang siap

mendedikasikan diri berkerja di elhanief konveksi.

3.1.4 Threats (Ancaman-Ancaman)

a. Banyak pesaing yang memproduksi produk yang sama, dan memiliki

potensi kualitas produk yang lebih baik.

b. Persediaan bahan terbatas di kotanya dan harus memesan keluar

kota dan memakan waktu beberapa hari maka tidak bisa berlaku

profesional sesuai tanggal yang sudah di sepakati dengan pembeli.

3.2 Aspek Manajemen

Aspek manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk

diteliti dan dianalisis pada suatu perusahaan yang dapat memengaruhi

kelayakan usaha suatu perusahaan. Aspek manajemen membahas

bagaimana merencanakan pengelolaan sumberdaya perusahaan agar

dapat memperpanjang keberlangsungan perusahaan dan tidak menimang

dari tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai

apabila memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen

yang proses tersebut tercermin dari masing-masing fungsi manajemen.

23
Fungsi-fungsi manajemen antara lain.

 Fungsi perencanaan

Fungsi ini adalah proses penentuan arah dan tujuan serta apa

saja yang perlu dilakukan.Pada perusahaan ELHANIEF KONVEKSI,

terdapat tiga bentuk pendekatan perencanaan, yaitu perencanaan

jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan

jangka panjang yaitu dapat memperluas perusahaan ELHANIEF

KONVEKSI dalam lingkup global (nasional dan internasional).

Perencanaan jangka menengah yaitu meningkatkan kualitas, inovasi,

kreativitas dan dapat bersaing dengan perusahaan konveksi lainnya.

Perencanaan jangka pendek yaitu dapat mencapai keuntungan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan pada periode

sebelumnya.

 Fungsi pengorganisasian

Fungsi ini adalah proses pengelompokan kegiatan-kegiatan antar

unit dengan tujuan untuk memperjelas antara tugas, wewenang dan

tanggung jawab dari tiap bidang atau divisi.

ELHANIEF KONVEKSI memiliki 3 bidang, yaitu bidang

keuangan, produksi dan pembelian. Bidang keuangan bertugas untuk

melakukan pencatatan transaksi, baik kas masuk maupun kas keluar.

Bidang produksi bertugas untuk melakukan kegiatan produksi dan

24
menghasilkan barang yang akan dijual. Bidang pembelian bertugas

untuk melakukan pembelian barang baku dan perlengkapan yang

masih bisa dijangkau. Untuk kegiatan promosi, ELHANIEF KONVEKSI

menyerahkan pada kantor ELHANIEF pusat.

 Fungsi pelaksanaan

Fungsi ini adalah proses yang menjalankan kegiatan dalam

organisasi yang dipimpin oleh pimpinan/manajer.

 Fungsi pengawasan

Fungsi ini adalah proses untuk mengukur dan menilai

perkembangan dalam pelaksanaan kegiatan dan untuk mengendalikan

kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan perusahaan yang

telah ditetapkan.

3.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ElHanief Konveksi

EL-HANIEF KONVEKSI menggunakan bentuk organisasi garis/lini yaitu


organisasi yang memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya. Hal tersebut
dapat diketahui berdasarkan ciri-ciri berikut.
 Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu garis
wewenang.
 Jumlah karyawan sedikit, sehingga struktur organisasi masih sederhana.
 Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang penuh terhadap segala bidang
pekerjaan di dalam unitnya.
 Pimpinan dan karyawannya saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari
kerja.

25
KANTOR ELHANIEF
GROUP

KANTOR ELHANIEF
KONVEKSI

MANAJER KEUANGAN MANAJER PRODUKSI

PEGAWAI BACK PEGAWAI FRONT


OFFICE OFFICE

BAGIAN DISAIN
BAGIAN PRODUKSI COSTUMER
(POTONG, JAHIT, SERVICE
SABLON, BORDIR)

GAMBAR. Bagan Struktur Organisasi Perusahaan EL-HANIEF KONVEKSI

26
Top El-Hanief
Management Group

Middle El-Hanief
Management Konveksi

Divisi Divisi Divisi


Produksi Keuangan Pembelian
Bottom
Management
Pekerja Pekerja Pekerja

GAMBAR. Bagan Struktur Organisasi per Divisi


Perusahaan EL-HANIEF KONVEKSI memiliki total karyawan sejumlah 20 orang
yang terbagi ke dalam beberapa pekerjaan.

 Manajer Produksi : Agusman


Manajer produksi bertugas untuk mengatur dan mengelola kegiatan produksi agar
berjalan sesuai dengan rencana.

 Manajer Keuangan : Eva Dayanti, S.E


Manajer Keuangan bertugas untuk mengatur alur keuangan baik pemasukan dan
keluaran serta melakukan pencatatan tiap transaksi sebelum dikirimkan kepada
kantor ELHANIEF pusat.

 Costumer Service : Siska Rahadianti dan Yamsi


Costumer Service bertugas untuk melayani pesanan, memberikan informasi, juga
berperan sebagai penghubung antara perusahaan dengan pembeli.

 Bagian Disain : Misbahul Fata dan Putri Isna Phonna


Bagian Disain bertugas untuk membuat disain dan bentuk yang dibutuhkan pembeli
sebelum proses lanjut dilakukan.

 Bagian Potong : Jafar

27
Bagian Potong bertugas untuk memotong bahan baku atau kain sesuai dengan pola
yang telah dibentuk sebelum proses penjahitan.

 Bagian Jahit : Zelka, Hermanto, Wawan, Nelva dan Jajang


Bagian jahit bertugas untuk menjahit kain-kain yang telah dipotong sesuai dengan pola.

 Bagian Sablon : Fadli dan Bahtiar (asisten)


Bagian Sablon bertugas untuk mencetak sablon ke atas pakaian yang diinginkan
pembeli sesuai dengan hasil disain yang telah dibuat.

 Bagian Bordir : Zamil, Ferdi dan Yongki


Bagian Bordir bertugas untuk memberikan aksen bordiran pada pakaian.

 Finishing dan Quality Control : Siti Rohamah dan Hafaza


Bagian Finishing dan Quality Control bertugas untuk memberikan tambahan asesoris
pada pakaian sebelum diberikan kepada pembeli. Finishing dan Quality Control
juga melakukan pengawasan kualitas pakaian yang telah jadi agar tidak terjadi
kesalahan pembuatan yang menyebabkan tingkat kepuasan pembeli berkurang.

 Cleaning Service dan Kurir : Syahril


Bagian Cleaning Service dan Kurir bertugas untuk membersihkan area kantor dan
membeli beberapa perlengkapan material yang dibutuhkan apabila material yang
dibutuhkan masih dalam jangkauan (masih berada di daerah Banda Aceh).

28
GAMBAR. Alur Proses Produksi

3.3.2. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)


Pada bagian ini akan dibahas mengenai aspek tenaga kerja yang digunakan pada
perusahaan EL-HANIEF KONVEKSI. Aspek yang dibahas dimulai dari bagaimana
proses perekrutan karyawan sampai dengan proses pengendalian kinerja karyawan yang
berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Pada perusahaan EL-HANIEF
KONVEKSI, terdapat beberapa tenaga kerja yang direkrut. Seperti tenaga kerja yang
berhubungan dengan proses produksi, tenaga kerja back office, tenaga kerja front office,
dan lainnya.
Faktor Penentu Proses Perekrutan
Terdapat beberapa faktor penting yang menjadi pertimbangan pada saat proses
pemilihan karyawan. Faktor-faktor tersebut antara lain.
 Pendidikan
Pada perusahaan EL-HANIEF KONVEKSI, tingkat pendidikan tidak terlalu
memberi pengaruh yang terlalu besar terhadap tenaga kerja produksi. Tenaga kerja
produksi hanya diharapkan untuk setidaknya memiliki kemampuan di bidang
konveksi seperti menjahit, membordir, sablon, dan lainnya. Namun, tingkat
pendidikan memberi pengaruh terhadap tenaga kerja pada bagian tertentu seperti
tenaga kerja back office dan tenaga kerja front office. Contohnya seperti tenaga kerja
bagian costumer service yang membutuhkan pegawai dengan pendidikan lulusan

29
diploma 3 (D3) Kesekretariatan dan untuk tenaga mendisain membutuhkan pegawai
dengan tingkat pendidikan minimal SMK Tata Busana.

 Usia
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan golongan usia yang terdiri dari 4
golongan, yaitu golongan belum produktif dengan rentang usia <15 tahun, usia
sangat produktif dengan rentang usia ≥15 tahun-49 tahun, usia produktif dengan
rentang usia 50-64 tahun dan usia nonproduktif dengan rentang usia >64 tahun.
Pegawai EL-HANIEF KONVEKSI memiliki rentang usia berkisar dari 23-55 tahun.
Berdasarkan golongan usia menurut BPS, dapat dikatakan bahwa semua pegawai
EL-HANIEF KONVEKSI berada pada tingkat usia yang produktif.

 Jenis kelamin
EL-HANIEF KONVEKSI memiliki 20 orang pegawai tetap dengan pembagian 7
orang karyawan perempuan dan 13 orang karyawan laki-laki. Berdasarkan jumlah
tersebut, EL-HANIEF KONVEKSI memiliki pegawai laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan pegawai perempuan dikarenakan tenaga laki-laki lebih banyak
dibutuhkan.
Pegawai perempuan lebih banyak ditempatkan pada posisi yang tidak terlalu
membutuhkan tenaga fisik yang besar, seperti pada posisi keuangan dan costumer
service (CS).

 Tenaga perbantuan atau outsourching


EL-HANIEF KONVEKSI tidak menggunakan jasa tenaga perbantuan atau
outsourching.

 Mitra bisnis
EL-HANIEF KONVEKSI merupakan perusahaan konveksi yang sudah banyak
dikenal oleh masyarakat karena proses pengerjaannya yang cepat dan menghasilkan
kualitas yang baik. Bahkan, sebagian masyarakat pun memercayakan EL-HANIEF
KONVEKSI untuk mengerjakan proyek konveksi dalam jumlah yang besar. Namun,
hal itu tidak sebanding jika dilihat dari jumlah pegawainya. Sehingga, EL-HANIEF
KONVEKSI membutuhkan jasa tenaga luar untuk memenuhi target produksi agar

30
tidak melewati batas waktu yang diharapkan. Sejauh ini, EL-HANIEF KONVEKSI
memercayakan Dolphin Tailor di daerah Darussalam, Nanggroe Konveksi, dan
beberapa tailor lain di daerah Punge.
Mengenai material atau bahan baku, EL-HANIEF KONVEKSI bekerja sama dengan
beberapa toko konveksi di daerah Medan, Jakarta dan Bandung.

3.3.3. Penggajian
Sistem penggajian yang digunakan kepada setiap karyawan berdasarkan pada
jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan. Semakin banyak produk yang
dihasilkan akan semakin meningkatkan pendapatan karyawan. Namun, hal itu tidak
berlaku untuk pegawai front office dan pihak manajerial. Mereka akan digaji tiap
bulannya dengan jumlah yang sama.

3.3.4. Jadwal Kerja


Jam kerja pada EL-HANIEF KONVEKSI dimulai dari pukul 08.00 s.d 21.00 dengan
memberikan jeda 90 menit untuk beribadah dan berisitirahat pada pukul 18.00. EL-
HANIEF KONVEKSI dibuka setiap hari dari hari Senin-Minggu.

3.3 Aspek Pemasaran

3.3.1 Potensi Penjualan

Perkembangan terhadap permintaan akan produk pada El –

Hanief Konveksi akan terus meningkat sesuai dengan selera dan

kebutuhan masyarakat, baik konsumen yang berada di Banda Aceh

maupun diluar kota tersebut. Seperti halnya pakaian dinas, yang sangat

diperlukan oleh instansi – instansi yang ada atau beberapa kumpulan

anak komunitas yang membuat baju sebagai tanda pengenal mereka.

3.3.2 Penawaran

31
Usaha bisnis konveksi di kota Banda Aceh memang sudah

banyak, namun untuk El-Hanief konveksi sendiri menyediakan bahan

yang berkualitas yang bisa dipilih oleh para konsumen sesuai

dengankebutuhannya yang tentunya dengan harga yang terjangkau

karena pakaian yang ditawrakan sama dengan harga pakaian yang

ditawarkan di Bandung.

3.3.3 Segmentasi, Targeting

3.3.3.1. Segmentasi

Pada dasarnya pelanggan Elhanief Konveksi muncul dari

berbagai kalangan usia. Namun untuk memudahkan strategi

pemasaran ada 4 ( empat) komponen atau 4P, yaitu produk

(product), harga ( Price), distribusi ( Place) dan Promosi ( Promotion).

Maka segmentasi pasar Elhanief Konveksi adalah sebagai berikut :

Pekerjaan : Pelajar, Mahasiswa, Komunitas, pekerja, dan keluarga

Usia : >15 tahun

Status Sosial : Kalangan menengah kebawah – menengah ke atas

3.3.3.2 Targeting

Target market dari konveksi ini adalah mahasiswa/komunitas

serta para pekerja yang ada di kota Banda Aceh maupun diluar.

3.3.4 Bauran Pemasaran

32
3.3.4.1Product

Produk yang ditawarkan seperti bajo kaos, pakain kantor, baju

PDL, jaket, baju olahraga, mukenah, baju koko dll.

3.3.4.2 Price

Harga yang ditetapkan bervarian, seperti baju kaos lengan

panjang dengan kualitas kain bagus di patok sekisaran 60.000 rupiah

sampai 70.000 rupiah. Tergantung berapa jumlah yang di order, jika

melibihi 10 orderan maka akan mendapatkan diskon. Karena di

konveksi ini menerima pesanan walaupun hanya satu unit saja. Untuk

baju PDL seperti komunitas/UKM di patok seharga Rp 140.000 tentunya

dengan harga yang terjangkau. Sedangkan untuk celana training dari

harga Rp 80.000 ke atas.

3.3.4.3 Place

Tempat konveksi yang dipilih sudah memadai, yaitu di wilayah

perkotaan yang wilayahnya sangat strategis. Karena terletak di antara

kantor-kantor, tempat les, dan kampus. Daerah inipun ramai dengan

para pengunjung yang setiap harinya berlalu-lalang.

3.3.4.4Promotion

Promosi yang dilakukan oleh konveksi ini tidak banyak,

dikarenakan konveksi ini baru berjalan maka untuk promosi lebih

33
dilakukan oleh Elhanief Group pusat. Untuk Elhanief Konveksi sendiri

melakukan promosi dengan memasang baliho saja di beberapa tempat.

3.4 Aspek Produksi


3.4.1 Pemilihan dan Perencanaan Produk
Untuk menghasilkan produk yang bagus dan berkualitas diperlukan bahan baku
yang kualitas juga dan teknologi serta keterampilan kinerja karyawan merupakan
kombinasi yang bagus untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pada
perusahaan Elhanief Konveksi ini, produk-produk yang di produksi adalah baju kaos
sablon, baju PDH,baju olahraga, mukena,penjahitan bendera yang mempunyai kualitas
yang bagus.

Sesuai dengan slogannya “ produk berkualitas, harga bandung” elhanief


memang menerapkan sistem produksi yang demikian, mereka berproduksi barang
dengan kualitas yang bagus pada harga yang murah dan dapat dijangkau. Untuk bahan
baku sendiri, perusahaan ini mengimpor bahan baku dari Jakarta dalam jumlah besar
dan biasanya dipesan berdasarkan orderan jika orderan atau pesanan terhadap produk
tidak banyak, bahan baku dibeli di Banda Aceh.

Proses produksinya dimulai dari bahan baku kemudian masuk ke pemotongan


kain, departemen penjahitan, sablon kemudian bordir dan Finishing.

3.4.2 Pemilihan Teknologi


Untuk membuat baju terdapat beberapa mesin yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses produksi yaitu mesin jahit listrik untuk menjahit baju sebanyak
15 unit dimana harga per unit mesin adalah Rp. 3.500.000, obras 1 unit yang harganya
Rp. 4.500,000, mesin lobang kancing 1 unit harganya Rp. 15.000.000, mesin bordir
Tajima 1 unit dengan 12 kepala Rp. 800.000.000, dan mesin rotari untuk membuat
sablon sebanyak 1 unit dengan harga Rp.19.000.000.

3.4.3 Perencanaan Jumlah Produksi


Berdasarkan hasil wawancara pada Elhanief Konveksi bahwa dalam sehari, satu
tenaga kerja dapat menghasilkan 10 potong baju dengan waktu produksi rata-rata
selama 2 jam atau kurang dari 2 jam dapat menjahit 1 potong baju. Pada elhanief

34
konveksi terdapat 5 tenaga kerja pada bagian penjahitan sehingga dalam sehari dalam
menghasilkan 50 potong baju. Dengan adanya penambahan jumlah tenaga kerja
sebanyak 10 orang, maka produksi perhari akan meningkat menjadi 150 potong baju.
Tentu hal ini akan memaksimumkan produksi dan meningkatkan pendapatan.

3.4.4 Tata letak


Tata letak mesin yang efektif adalah posisi yang aman, dapat meminimalisasi
biaya produksi, kelancaran proses produksi dan dapat mengoptimalisasi pemakaian
ruangan. Letak mesin dan fasilitas lainnya ini sangat penting karena akan
mempengaruhi operasional perusahaan. Dan tata letak ruangan mesin semestinya
berdekatan dengan gudang dan tempat pemasaran. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pengawasan. Pada perusahaan ini, letak ruangan mesin berdampingan
dengan ruangan untuk pemasaran dimana ruang untuk pemasaran berada diantara 2
ruang untuk produksi (ruang bordir dan ruang menjahit) dan gudang berada pada lantai
atas.
3.4.5 Luas produksi
Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mentukan luas produksi, yaitu:
3.4.5.1 Pendekatan konsep marginal cost (MC) dan marginal revenue (MR)
Luas produksi akan maksimal apabila MC=MR.
Marginal cost (MC) adalah biaya yang harus dikeluarkan perusahaan apabila
menambah satu satuan unit produk tertentu. Marginal Revenue (MR) adalah
tambahan penerimaan karena adanya tambahan penjualan dari setiap satuan hasil
produksi.
Apabila MR >MC maka akan menghasilkan profit bagi perusahaan, jika MR<MC
maka perusahaan akan mengalami kerugian. Pada perusahaan ini, dilihat dari laporan
proyeksi didapatkan bahwa total pendapatan lebih besar dari total biaya sehingga ini
bisa dianggap bahwa dengan adanya penambahan tenaga kerja tersebut perusahaan
dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memaksimalkan pendapatan.

3.4.5.2 Pendekatan break even point (BEP)


Dengan diketahui luas produksi pada titik impas, kita dapat menentukan luas
produksi yang dapat memberikan keuntungan. BEP dapat dihitung menggunakan
formula berikut:
R(X) - VC(X) - FC = P

35
Dimana, X = volume (jumlah unit)

R(X) = total pendapatan

VC = variabel cost per unit

VC(X) = total biaya variabel

FC = total biaya tetap

P = total laba

Untuk Elhanief Konveksi diketahui:

 Harga jual Rp. 150.000 per unit


 Harga kain Rp. 28.000 per meter, panjang kain yang diperlukan untuk
menghasilkan satu baju 1,5 m sehingga harga kain Rp. 42.000
 Biaya tenaga kerja Rp. 40.000 per unit
 Harga aksesoris Rp. 10.000 per unit
 Jadi biaya varibel adalah Rp. 42.000 + Rp. 40.000 + Rp. 10.000 = Rp. 92.000
 Biaya bordir Rp.20.000 dan biaya listrik Rp. 4.000.000, biaya penyusutan mesin
pertahun Rp.84.200.000 dan biaya gaji karyawan Rp.20.800.000jadi biaya tetap
adalah Rp. 20.000 + Rp. 12.000.000 + Rp.84.200.000 + Rp. 249.600.000 =
Rp.345.830.000.

BEP untuk perusahaan Elhanief Konveksi adalah :

Rp. 150.000(X) – Rp. 92.000(X) – Rp 345.830.000= Rp. 0

Rp. 150.000(X) – Rp. 92.000(X) = Rp. 345.830.000

Rp. 58.000 (X) = Rp. 345.830.000

X = 345.830.000: 58.000

X = 5.962 unit baju.

Jadi, penjualan pada titik impas adalah sebesar :

5.962 unit x Rp. 150.000= Rp. 894.300.000

3.5 Aspek Hukum

36
3.5.1. Pelaksana Bisnis
Agar rencana bisnis dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan
koridor-koridor hukum yang berlaku, maka diperlukan data tentang siapa
pelaksana bisnis tersebut. Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis tersebut,
maka:
1. Harus diketahui adalah badan usahanya
2. Orang-orang atau individu-individu yang terlibat sebagai pengambilan
keputusan (decision maker)
El-Hanief Konveksi merupakan Perseroan Komanditer (CV), yaitu
persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang dengan masing-masing
menyerahkan sejumlah uang yang tidak perlu sama.

3.5.2. Perizinan Dan Legalitas Usaha


Sebelum kegiatan investasi dilakukan, perlu diperhatikan lokasi usaha yang
akan dibangun karena itu tidak akan terlepas dari pengaruh-pengaruh yang dapat
merugikan perusahaan jika tidak dipersiapkan dengan baik. Perhatikan juga
masalah perencanaan wilayah dan status tanah. Dalam pelaksanaanya, apa pun
bentuk suatu usaha, diperlukan perizinan. Kompleksitas perizinan ini bergantung pada
badan usaha yang akan dibentuk, keterkaitan dengan pihak-pihak lain, produk yang
akan dihasilkan, sumber matrerial yang akan digunakan, dan sumber permodalannya.
Untuk mendapatkan legalitas usaha, ada beberapa jenis perizinan yang perlu
persiapkan sebelum sesuatu usaha dijalankan, antara lain:

1. Akta Pendirian
Akta pendirian ini biasanya dalam bentuk akta notaris yang berisi
keputusan/rapat pendiirian oleh pendiri tentang anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga badan hukum usaha. CV El-Hanief Konveksi merupakan salah satu
cabang dari PT. El-Hanief Makmur Abadi yang bergerak di bidang konveksi. Pada
Jum’at, 23 September 2016 Akta Pendirian Perseroan Terbatas “PT. El-Hanief
Makmur Abadi” Nomor 32 telah dikeluarkan oleh Notaris Kota Banda Aceh. (Akta
Pendirian terlampir)

2. Surat izin usaha perdagangan (SIUP).


37
Berdasarkan surat keputusan menteri perindustrian dan perdagangan No.
408/MPP/KEP/10/1997, setiap perusahaan di Indonesia wajib memperoleh
perizinn di bidang perdangangan, yaitu Surat izin usaha perdagangan (SIUP) yang
dikeluarkan kapela kantor departemen perindustrian dan perdagangan yaitu untuk
investasi dengan nilai di atas Rp200 juta.Pemerintah Kota Banda Aceh pada
tanggal 16 Desember 2016 telah mengeluarkan Surat Izin Usaha Perdagangan
kepada PT. EL-Hanief Makmur Abadi dengan nomor: 1334/01.01/PKK/XII/2016.
(Surat Izin Perdagangan Terlampir).

3.6 Aspek Financial

HARGA POKOK PRODUKSI PER UNIT


Biaya Bahan Baku Rp 42.000
Biaya Tenaga kerja Langsung Rp 40.000
Biaya Overhead Pabrik
Aksesoris Rp 10.000
Bordir Rp 20.000
Listrik Rp 10.000
Harga Pokok Produksi Rp122.000

HARGA POKOK PENJUALAN


Saldo awal barang jadi 0
Harga pokok produksi Rp122.000
Barang tersedia untuk dijual Rp122.000
Saldo akhir barang jadi 0
Harga pokok penjualan Rp122.000

INVESTASI AWAL
NO. ITEM JUMLAH/UNIT BIAYA/UNIT TOTAL
1 Mesin Jahit Listrik 15 3.500.000 52.500.000
2 Mesin Obras 1 4.500.000 4.500.000
3 Mesin Lobang Kancing 1 15.000.000 15.000.000
4 Mesin Bordir Tajima 1 800.000.000 800.000.000
5 Mesin Rotari Sablon 1 50.000.000 50.000.000
6 Sewa Gedung 3 15.000.000 45000000
7 AC 5 2.000.000 10000000
8 Komputer 4 10.825.000 43300000
9 Asuransi 500.000 500.000

38
10 Meja resepsionis 1 5.000.000 5.000.000
11 Meja dan kursi tamu 2 6.000.000 12000000
12 Meja dan Kursi kantor 3 4.000.000 12000000
13 Peralatan lainnya 10.000.000
TOTAL 1.059.800.000

LAPORAN PROYEKSI LABA RUGI


PERUSAHAAN ELHANIEF KONVEKSI
2017-2021

TAHUN
2016 (okt-
des) 2017 2018 2019 2020 2021
Pendapatan 195.000.000 900.000.000 1.080.000.000 1.350.000.000 1.687.500.000 2.109.375.000
Harga Pokok Penjualan 158.600.000 732.000.000 864.000.000 1.080.000.000 1.350.000.000 1.687.500.000
Laba Kotor 36.400.000 168.000.000 216.000.000 270.000.000 337.500.000 421.875.000
Beban Usaha
Biaya gaji/upah 36.500.000 38.300.000 61.500.000 61.500.000 70.000.000 70.000.000
Biaya pemasaran 3.850.000 3.850.000 5.005.000 6.006.000 7.207.200 9.009.000
Biaya listrik/telpon/wifi 4.000.000 12.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 20.000.000
Biaya Pemeliharaan
mesin 1.000.000 3.000.000 5.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000
Biaya penyusutan 21.925.000 84.200.000 84.200.000 84.200.000 84.200.000 84.200.000
Biaya lain-lain 5.000.000 5.000.000 9.000.000 10.000.000 12.000.000 12.000.000
Total Beban usaha 72.275.000 146.350.000 182.705.000 185.706.000 199.407.200 205.209.000
Laba (Rugi) bersih (35.875.000) 21.650.000 33.295.000 84.294.000 138.092.800 216.666.000
Pajak 12,5% 2.706.250 4.161.875 10.115.280 17.261.600 27.083.250
Laba setelah Pajak 18.943.750 29.133.125 74.178.720 120.831.200 189.582.750

39
Ket: pendapatan pada 2016 estimasi bulan oktober adalah Rp. 45.000.000
pendapatan seterusnya sampai akhir desember 2017 adalah Rp. 75.000.000 berdasarkan hasil wawancara

LAPORAN POSISI KEUANGAN


CV. ELHANIEF KONVEKSI
PERIODE 30 JUNI 2017

Aset Lancar:
Kas Rp. 100.000.000
Piutang Usaha Rp. 60.004.500
Persediaan barang jadi Rp. 12.600.000 Rp. 172.604.500
Jumlah Aset Lancar
Aset Tetap:
Bangunan Rp.45.000.000
Dikurangi: Penyusutan Bangunan (Rp. 187.500) Rp. 44.812.500

Mesin Rp. 877.000.000


Dikurangi: Penyusutan mesin (Rp. 14.617.000) Rp. 862.383.000
Jumlah Aset Tetap Rp. 907.195.500
Total Aset Rp. 1.079.800.000

Liabilitas dan Ekuitas


Utang usaha Rp. 20.000.000

Ekuitas :
Modal (tuan hanief) Rp.1.059.800.000
Total Liabilitas dan Ekuitas Rp. 1.079.800.000

Rasio Lancar = aktiva lancar / utang lancar


= 172.604.500/20.000.000

40
= 8,6 kali

Rasio Cepat = (aktiva lancar-inventori)/utang lancar


= (172.604.500-12.600.000)/20.000.000
= 160.004.500/ 20.000.000
= 8,0 kali
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan
dapat membayar utang lancarnya dan ini mencerminkan bahwa perusahaan sangat likuid.

Biaya yang dibutuhkan untuk penambahan tenaga kerja


Investasi Biaya perkiraan
Biaya perekrutan tenaga kerja Rp. 10.000.000
Modal kerja Rp. 5.000.000
Total biaya Rp. 15.000.000

Tabel cash flow.


Discount
No. Tahun EAT Penyusutan Kas Bersih Rate PV Kas Bersih
(20%)
1. 2017 18.943.750 84.200.000 103.143.750 0,833 85.918.744
2. 2018 29.133.125 84.200.000 113.333.125 0,694 78.653.189
3. 2019 74.178.720 84.200.000 158.378.720 0,579 91.701.279
4. 2020 120.831.200 84.200.000 205.031.200 0,482 98.825.038
5. 2021 189.582.750 84.200.000 273.782.750 0,402 110.060.666
6. 2022 236.978.438 84.200.000 321.178.438 0,335 107.594.777
7. 2023 296.223.047 84.200.000 380.423.047 0,279 106.138.030
8. 2024 370.278.809 84.200.000 454.478.809 0,232 105.439.084
9. 2025 462.848.511 84.200.000 547.048.511 0,194 106.127.411
10. 2026 578.560.638 84.200.000 662.760.638 0,161 106.704.463
total Pv Kas Bersih 997.162.679

3.6.1 Avarage Rate of Return (ARR)


ARR = (Rata-rata EAT/Rata-rata Investasi) x 100%

41
Rata-rata EAT = Total EAT / Umur ekonomis
= 18.943.750/10
= 1.894.375

Rata-rata Investasi = Investasi/umur ekonomis


= 10.000.000/10
= 1.000.000
ARR= (1.894.375 / 1.000.000) x 100%
= 1,894 x 100%
= 189,4 %

3.6.2 Payback Period


Payback Period = (nilai investasi / Kas masuk bersih) x 1 tahun

= (10.000.000/103.143.750) x 12 bln

= 1,16 bulan

Dapat disimpulkan bahwa PP<umur investasi, maka penambahan tenaga

kerja tersebut adalah layak.

3.6.3 Net Present value (NVP)


NVP = total PV kas bersih – PV investasi

NPV = 997.162.679 – 10.000.000

NPV = 987.162.679
NVP positif, maka proyek penambahan tenaga kerja layak diterima.

3.6.4 Profitability Indec (PI)


PI = Total PV kas bersih / PV investasi

PI = 997.162.679 / 10.000.000

PI = 99, 716 kali

42
Berdasarkan nilai PI > 1, maka proyek layak diterima

3.6.5 Internal Rate of Return

Discount
Kas Bersih PV Kas Bersih
Rate (53%)
103.143.750 0,653594771 67.414.216
113.333.125 0,427186125 48.414.339
158.378.720 0,279206618 44.220.387
205.031.200 0,182487985 37.415.731
273.782.750 0,119273193 32.654.943
321.178.438 0,077956335 25.037.894
380.423.047 0,050951853 19.383.259
454.478.809 0,033301865 15.134.992
547.048.511 0,021765925 11.907.017
662.760.638 0,014226095 9.428.496
total PV kas bersih 311.011.272

Discount PV Kas
Kas Bersih
Rate (54%) Bersih
103.143.750 0,0952381 9.823.214
113.333.125 0,42165627 47.787.622
158.378.720 0,27380277 43.364.532
205.031.200 0,17779401 36.453.319
273.782.750 0,11545065 31.608.397
321.178.438 0,07496796 24.078.091
380.423.047 0,04868049 18.519.181
454.478.809 0,03161071 14.366.397
547.048.511 0,02052643 11.228.955
662.760.638 0,01332885 8.833.839
total PV kas bersih 246.063.549

Ket : Setelah kami melakukan perhitungan untuk mencari kutub positif dan kutub negatif untuk perbandingan
nilai investasi, kami menemukan bahwa kutup positif berada pada suku bunga internal 10.000% dan
kutub negatif berada pada 10.001%, oleh karenanya mustahil bagi sebuah perusahaan untuk memiliki
discount rate yang sebesar itu.

43
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan :


1. Bisnis yang diusulkan : bisnis yang berjalan dibidang konveksi ini, kami mengusulkan
untuk melakukan studi kelayakan pada penambahan tenaga kerja profesional untuk
meningkatkan penggunaan mesin yang maksimal dan meningkatkan kapasitas produksi
mesin. Dengan adanya penambahan tenaga kerja profesional ini diharapkan perusahaan
tersebut dapat meningkatkan produksinya. Dengan meningkatnya jumlah produksi maka
penjualan juga akan meningkat
2. Aspek Manajemen

44
ELHANIEF KONVEKSI memiliki 3 bidang, yaitu bidang keuangan, produksi
dan pembelian. Bidang keuangan bertugas untuk melakukan pencatatan transaksi, baik
kas masuk maupun kas keluar. Bidang produksi bertugas untuk melakukan kegiatan
produksi dan menghasilkan barang yang akan dijual. Bidang pembelian bertugas untuk
melakukan pembelian barang baku dan perlengkapan yang masih bisa dijangkau. Untuk
kegiatan promosi, ELHANIEF KONVEKSI menyerahkan pada kantor ELHANIEF
pusat.
EL-HANIEF KONVEKSI memiliki 20 orang pegawai tetap dengan pembagian 7
orang karyawan perempuan dan 13 orang karyawan laki-laki. Jam kerja pada EL-
HANIEF KONVEKSI dimulai dari pukul 08.00 s.d 21.00 dengan memberikan jeda 90
menit untuk beribadah dan berisitirahat pada pukul 18.00
3. Aspek Pemasaran
Perkembangan terhadap permintaan akan produk pada El – Hanief Konveksi
akan terus meningkat sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat, baik konsumen
yang berada di Banda Aceh maupun diluar kota tersebut. Sasaran usia dari 15 tahun ke
atas dari Pelajar, Mahasiswa, Komunitas, pekerja, dan keluarga. baik dari kalangan
menengah kebawah sampai menengah ke atas.
4. Aspek Produksi
Untuk membuat baju terdapat beberapa mesin yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proses produksi yaitu mesin jahit listrik untuk menjahit baju sebanyak 15
unit , obras 1 unit , mesin lobang kancing 1 unit, mesin bordir Tajima 1 unit dengan 12
kepaa, dan mesin rotari untuk membuat sablon sebanyak 1 unit.
5. Aspek Hukum
usaha el hanief konveksi ini mempunyai surat izin legalitas. sebagaimana
dilampirkan.
6. Aspek Finansial
Dalam beberapa metode untuk menghitung aspek finansial membuktikan bahwa
proyek ini layak di lakukan.

4.2 Rekomendasi

45
Berdasarkan berbagai aspek diatas maka kami merekomendasikan bahwa proyek
penambahan tenaga kerja profesional pada perusahaan Elhanief Konveksi layak
dilakukan.

46

Anda mungkin juga menyukai