Anda di halaman 1dari 10

PENYELESAIAN STUDI KASUS I

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS

DOSEN PENGAMPU : POLIN RAMLES S.E,M.M

DISUSUN OLEH : KELOMPOK CALM

DWI PUTRI FARIZA 21030011

MAULIDIYAH AUDITHA 21030001

MAYKA NOVIA ANINDITIYA HRP 21030254

TIARA WULANDARI 21030034

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDONESIA SUMATERA UTARA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan studi kasus 1 yang di

berikan oleh dosen pengampu mata kuliah pengantar bisnis ini dengan lancar. Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar bisnis dan sistem pers.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang kami peroleh dari buku panduan yang

berkaitan dengan materi pembelajaran.

Mungkin dalam penulisan ini masih banyak memiliki kekurangan walaupun kami

sudah berusaha dalam memperbaikinya. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk memperbaiki

makalah ini dengan senang hati kami terima.

Tandem, 09 November 2021

Penulis,

Kelompok CALM

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….……………………………iii

BAB I .............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .............................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang masalah……......................................................................................................4
1.2. Rumusan masalah…..................................................................................................................4
1.3. Tujuan masalah…......................................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................5
2.1. Penyelesaian masalah..............................................................................................................6-9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini Indonesia tengah dilanda over demand dalam banyak kategori sehingga
konsumsi tumbuh berkali lipat. Akibatnya kuantitas sumber daya yang tersedia semakin
menipis, dan kualitasnya juga kian menurun seiring dengan tingginya eksploitasi. Penduduk
semakin padat, daya beli meningkat, barang impor membanjiri pasar, dan kota‐kota besar
bermunculan menjadi sentra ekonomi yang melahirkan kelas menengah baru Indonesia.
Asia Development Bank (2010) mendefinisikan kelas menengah dengan rentang
pengeluaran perkapita perhari sebesar US$2‐20. Rentang inilah yang kini banyak dipakai
untuk mengukur jumlah kelas menengah di Indonesia. Rentang pengeluaran perkapita
tersebut dibagi lagi ke dalam tiga kelompok yaitu masyarakat kelas menengah bawah (lower
middle class) dengan pengeluaran per kapita per hari sebesar US$2‐4; kelas menengah tengah
(middlemiddle class) sebesar US$4‐10; dan kelas menengah atas (upper‐middle class)
US$10‐20 (Purchasing Power Parity tahun 2005). Dengan rentang pengeluaran US$2‐20
maka didapatkan jumlah kelas menengah Indonesia sebanyak 134 juta (2010) atau sekitar
56% dari seluruh penduduk.
Dalam surveinya, McKinsey Global Institute menyebut kelas menengah dengan
istilah “consuming class”. Definisinya adalah individu yang memiliki pendapatan sebesar
US$ 3600 (PPP, 2005) ke atas. Dengan definisi ini, maka jumlah kelas menengah kita
mencapai 45 juta pada tahun 2010 dan akan meroket menjadi 134 juta pada tahun 2030.
Kelas menengah sesungguhnya tidak melulu ditentukan secara kuantitatif dengan indikator
pendapatan dan pengeluaran semata. Berbagai indikator kualitatif lain bisa digunakan seperti
tingkat pendidikan, akses pada layanan kesehatan, pekerjaan, bahkan indicator psikografis
seperti tingkat melek investasi, wawasan pengetahuan, atau kesadaran partisipasi politik.

1.2.Rumusan Masalah

SOAL 1
a) Berikanlah analisis saudara terhadap consumer needs & consumer wants yang 
berpotensi muncul dengan fenomena di Indonesia seperti di atas.
b) Jika Anda memiliki modal untuk mengembangkan sebuah produk, produk apakah
yang ingin Anda buat? Jelaskan pula strategi pemasaran yang relevan untuk memasarkan
produk tersebut.

SOAL 2
a) Sebutkan dan jelaskan dengan singkat 5 langkah dalam melakukan perencanaan
strategis (Strategic Planning), kemudian jelaskan dengan lengkap mengenai
Product‐  Market Growth Matrix yang dapat digunakan perusahaan dalam langkah terakhir
dari proses perencanaan strategis tersebut.
b) Perusahaan perlu melakukan analisis lingkungan eksternal agar siap menghadapi
segala tantangan dan peluang yang ditawarkan lingkungan eksternal tersebut. Jelaskan
dengan lengkap faktor‐faktor apa saja yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam
menganalisis lingkungan eksternalnya.

4
1.3 Tujuan Masalah
A. Untuk memberikan analisis terhadap consumer needs & consumer wants
yang berpotensi muncul dengan fenomena Indonesia di atas.

B. Untuk menjelaskan strategi pemasaran yang relevan untuk memasarkan


sebuah produk yang akan dikembangkan.

C. Untuk memahami perencanaan strategis dan memahami product market


grow matrix yang dapat digunakan perusahaan.

D. Untuk memahami factor factor apa saja yang harus dipertimbangkan


perusahaan dalam menganalisis lingkungan eskternalnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENYELESAIAN MASALAH

SOAL 1

(A)
Seperti yang kita ketahui jumlah kelas menengah masyarakat diindonesia
sebanyak 134 jt atau sekitar 56% dari jumlah penduduk,selebihnya kelas menenga
atas & bawah. Diatas dijelaskan kelas menengah sesungguhnya tidak melulu di
tentukan secara kuantitatif dengan indicator pendapatan & pengeluaran semata.
Berbagai indicator kualitatif lain bisa digunakan seperti tingkat pendidikan,akses
layanan kesehatan,pekerjaan,bahkan indicator psikografis seperti tingkat melek
investasi,wawasan pengetahuan,atau kesadaran partisipasi politik,pasar baru
banyak bermunculan,senra ekonomi makin bertambah banyak,pengusaha mulai
mengembangkan bisnisnya,perusahaan perusahaan mulai memahami
needs&wants consumer.sebagai contoh,dijaman sekarang,konsumen mulai
membeli suatu barang tidak hanya mereka membutuhkannya tetapi juga untuk
memenuhi gaya hidup.dan jika di perhatikan gaya hidup saat ini sudah diubah oleh
pasar sehingga konsumen mau tidak mau mengikuti dan membeli barang barang
tersebut guna memenuhi kebutuhan gaya hidupnya,jadi,bukan Cuma karena
kebutuhan mereka ,mereka juga menginginkan barang atau produk yang sesuai
dengan keinginan mereka.

(B)

Jika kami memiliki modal,kami akan membuka usaha kosmetik dengan berjualan
lip care (untuk perawatan bibir) yang kami racik sendiri,disini kami menggunakan
pasar online untuk memasarkannya dan mengembangkannya,kami posting di
sosmed dan memberitahu kepada teman teman atau kenalan kami,dan untuk pasar
offline nya kami menawarkan produk ini ketoko kosmetik.nah,disini,target
marketing kami lebih banyak menuju ke kaum wanita,tetapi kami tawarkan juga ke
lakilaki yang peduli perawatan dirinya meski jumlah peminatnya mungkin gak
sebanyak kaum wanita.

6
SOAL 2

(A)

Berikut 5 Tahapan Dalam Menyusun Strategi Bisnis Yang Baik

1. Membentuk Visi Strategis mengenai kemana organisasi akan bergerak


2. Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja
spesifik yang harus dicapai organisasi tersebut
3. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan
4. Mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif
5. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis

Mengembangkan Visi Strategis

Visi strategis merupakan aspirasi manajemen mengenai arah masa depan dan juga
memberikan gambaran secara rinci mengenai kemana organisasi tersebut akan
bergerak. Visi ini sendiri menerangkan tujuan perusahaan dalam waktu jangka
panjang dan membentuk identitas organisasi tersebut.

Menetapkan Tujuan Strategis

Maksud dari menetapkan tujuan disini adalah untuk mengkonversi pernyataan visi
dan misi menjadi target kinerja yang spesifik. Setiap unit dalam suatu organisasi
memerlukan target yang konkret dimana kinerja dan kontribusi mereka dapat di
ukur terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Merumuskan Strategi Bisnis

Beberapa langkah yang perlu dilakukan suatu organisasi dalam merumuskan :

1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki dan menentukan misi


perusahaan untuk mencapai visi yang telah dibuat.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh
suatu organisasi dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif
strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi
eksternal yang dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang.

Mengeksekusi Strategi

Visi serta strategi yang telah dibuat tidak akan berarti jika kita tidak
mengerjakannya an optimal. Tanpa adanya eksekusi, tujuan yang telah diterapkan
pun tidak akan pernah tercapai.

7
Mengevaluasi Strategi Bisnis

Proses pelaksanaan strategi harus dievaluasi secara reguler. Dalam vase evaluasi
ini dapat dilihat apakah segalanya sudah berjalan dengan baik atau belum. Pada
tahapan evaluasi ini, kita dapat melihatnya dengan menggunakan bantuan dari
software bisnis yang telah banyak tersedia seperti salah satunya adalah Acumatica
Cloud ERP.

(B)

Analisis lingkungan eskternal berawal dari pasar dan kita harus mengetahui
tingkat persaingan,kita harus memenuhi needs dan wants constumer,otomatis
profit bisa dimaksimalkan dengan perlahan.Untuk bisa bersaing dan
memaksimalkan daya serap produk yang kita hasilkan di pasar harus mengetahui
apa yang diinginkan constumer.bahkan di beberapa perusagaan mulai muncul
divisi yang namanya Customer Engagement yang khusus memikirkan bagaimana
caranya company atau produk kita bisa engage dengan customernya sehingga
loyal customer semakin banyak bahkan mau mempromosikan produk kita ke
orang lain.jadi customer adalah pusat dari berawalnya suatu proses produksi.

faktor‐faktor yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menganalisis


lingkungan eksternalnya di antara lain :

1. POLITIK
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya proses bisnis
merupakan landasan mutlak yang harus diperhatikan organisasi.karena
itulah,pemetaan peluang bisnis juga harus memperhatikan kondisi politik sebuah
pemerintahan,sehingga nantinya tidak terjadi benturan di kemudian hari.
CONTOH :kebijakan pajak dan peraturan daerah.

2. ECONOMY
Berbagai factor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan iklim berbisnis
suatu organisasi,
CONTOH :pertumbuhan ekonomi,suku bunga dan nilai tkar mata uang,dsb.

3. SOCIAL
Keberagaman kondisi social yang berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan
dan mempengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar yang ada.
CONTOH :tingkat pendidikan masyarakat,tingkat pertumbuhan
penduduk,kondisi lingkungan social dan lingkungan kerja,dsb.

4. TEKNOLOGI
Factor teknologi merupakan segala hal yang terkait dengan perkembangan
teknologi dan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.
CONTOH :
Perubahan teknologi.perubahan ilmu pengetahuan,dan penemuan-penemuan
baru dalam bidang teknologi.dsb

8
5. ENVIRONMENT
Factor lingkungan yang terkait dengan aktivitas aau rencana bisnis,dan memiliki
pengaruh terhadap keputusan pembeli,seperti lokasi geografis.

6. LEGAL
Kondisi yang meliputi adanya pengaruh hukum.seperti perundang- undangan
yang ada.oleh karena itu,diperlukan perhatian khusus terhadap segala sesuatu
yang berhubungan dngan aturan yang menyangkut proses bisnis suatu
organisasi.

Metode analisis berikutnya yang dapat digunakan adalah menganalisis industri


terkait, yaitu dengan metode Porter’s 5 Forces (Competitive Rivalry, Customer
Supplier, New Entrants, Consumer and Substitution). Metode ini berfungsi untuk
menganalisis pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan. Dalam
metode 5 Forces ini, sebuah industri disebut tidak menarik jika kombinasi five
forces berpotensi menurunkan profitabilitas suatu organisasi. Sebaliknya, industri
disebut menarik jika kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan.
Berikut adalah deskripsi metode analisis 5 Forces:

1. Competitive Rivalry,  menganalisis faktor-faktor persaingan antara sebuah


organisasi dan organisasi lainnya, sehingga strategi organisasi akan berhasil jika
mampu memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi lainnya.

2. Supplier Power, menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan pemasok,


yang memiliki posisi tawar-menawar yang berbeda-beda terhadap organisasi,
seperti: kecukupan pasokan dari supplier, posisi dan kekuatan supplier untuk
mengontrol harga barang yang dipasok, dsb.

3. New Entrants, merupakan berbagai faktor yang memengaruhi masuknya


pendatang baru dalam suatu industri. Ketika hambatan industri semakin rendah,
hal tersebut dapat memicu masuknya pendatang baru, yang berdampak pada
penurunan profitabilitas. Sebaliknya, jika hambatan industri semakin tinggi, maka
akan sulit bagi pendatang baru untuk memasuki industri. Berbagai hambatan
tersebut mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi, penguasaan
teknologi, loyalitas konsumen yang tinggi, dan preferensi merek yang kuat.

4. Substitution, merupakan suatu kondisi dimana persaingan produk yang


dihasilkan perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi
produk yang sama. Namun, persaingan produk tersebut juga berasal dari
perusahaan lain yang memproduksi produk yang memiliki kesamaan fungsi
dengan produk yang dihasilkan perusahaan.

5. Consumer Power, menjelaskan tingkat kekuatan konsumen dalam membeli


barang atau jasa yang ditawarkan. Semakin tinggi pilihan barang dan jasa yang
tersedia di pasar, maka semakin tinggi pula kekuatan konsumen untuk
menentukan pilihan dalam membeli barang atau jasa, sehingga berpotensi
menjadi ancaman bagi perusahaan.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://8thinktank.co.id/business/5-tahapan-manajamen-strategi-bisnis/

https://samahitawirotama.com/menganalisis-faktor-eksternal-untuk-menentukan-peluang-
dan-ancaman/

10

Anda mungkin juga menyukai