Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Brunei Telah menerima islam sebagai agama resmi sejak pemerintahan Sultan Muhammad Syah yang
diperkirakan sejak 1368, kemudian dilanjutkan oleh Sultan Ahmad dan diteruskan oleh
menantunyanSultan Syarif Ali (wafat 1432), islam diperkirakan telah tersebar di brunei jauh jaub
sebelum itu, karena brunei merupakan daerahtransit dan persinggahan pedagang – pedagang islam
yang mengembangkan islam ke wilayah ini.

Perkembangan islam semakin maju setelah pusat penyebaraan dan dan kebudayaan islam malaka jatuh
ketangan portugis 1511. Sehingga banyak ahli agama islam pindah ke brunei . kemajuan dan
perkembangan islam semakin nyata pada masa pemerintahan sultan bolkiah (sultan ke – 5 ) yang
wilayah nya meliputi suluk , selandung ,kepulauan suluk ,kepulauan balabac sampai ke manila .
masuknya islam di brunei didahului oleh tahap perkenalan . islam masuk secara nyata ketika raja
berkuasa pada saat itu menyataka diri masuk islam, lalu diikuti oleh penduduk brunei dan masyarakat
luas . cukup beralasan jika islam mengalami perkembangan begitu pesat dan cepat . perubahan nama
dari kerajaan menjadi kesultanan member informasi bahwa islam di brunei mendapat perhatian yang
serius dari pihak pemerintah . hal ini menjadi factor sehingga penganut islam semakin bertambah.

Selain itu Islam yang berkembang di Singapura adalah sama dengan Islam yang berkembang, terutama
di Malaka, yang dalam hal ini bermazhab Syafi’i. Menganut teori mazhab, kemungkinan Islam yang
berkembang di Singapura adalah berasal dari Pantai Coromandel dan Malabar, atau dari Hadramawt.
Tetapi melihat kedudukan para pedagang Hadramaut yang dominan di Singapura, maka dimungkinan
juga pada gelombang kedua, pada awal abad ke-19.Islam yang berkembang di Singapura adalah berasal
dari Hadramaut. Sedang mengenai pembawanya, karena Singapura lebih dikenal setelah dibuka oleh
Raffles dan menjadi pelabuhan perdagangan sejak1819, maka yang berperan di sini adalah para
pedagang.

Posisi strategis Singapura dalam bidang ekonomi dan posisi politik umat islam yang semakin terjepit
telah menyebabkan pembaruan pemikiran dalam masyarakaat melayu dan muslim singapura . pada
awal XIX,muncul jurnalisme melayu dan aktivitaspenerbit buku – buku di singapura . buku – buku
karangan Abdus Samad palimbani,seorang ulama dari sumatera selatan misalnya terbit disini. Dua
karangan nya Hidayah as-sadikin fi suluk maslaf al muttaqin (sebuah kitab tasawuf yang berisi penjelasan
tentang wihdatul wujud dan sair as salikin ila’ibadah rabb bal’alamin ( buku yang menjelaskan hubungan
dan kaitan antara tasawuf dan syariah) keduanya ditulis dalam bahasa melayu aksara jawi ( arab –
melayu).

B.Kondisi geografis
Brunei Darussalam merupakan negara terkaya ketiga di dunia. Negara ini seringkali dijuluki sebagai
Negara Petrodollar karena pendapatan utamanya bersumber dari pertambangan minyak bumi serta gas
alam.Negara yang menganut sistem monarko absolut ini terletak di Asia Tenggara, tepatnya di pantau
utara pulau Kalimantan. Brunei Darussalam memiliki luas wilayah sebesar 5.765 km2 dengan lebih dari
400 ribu penduduk.

Secara astronomis, Brunei Darussalam terletak pada 5° LU-6° LU dan 114°BT-115°BT. Kemudian secara
geografis, negara ini berbatasan langsung dengan Malaysia.

Adapun perbatasan Malaysia dalam letak geografisnya adalah sebagai berikut.

Sebelah Utara: Laut Cina Selatan

Sebelah Barat: Malaysia Timur

Sebelah Timur: Malaysia Timur

Sebelah Selatan: Malaysia TimurJika dilihat dari letak geografisnya, dapat disimpulkan bahwa Brunei
Darussalam terbagi dari dua wilayah yang terpisah, di antaranya adalah barat dan timur.

Wilayah barat terdiri dari dataran rendah dan rawa. Sementara itu, wilayah timur terdiri dari perbukitan,
dataran tinggi, sungai Temburong, dan sungai lainnya.

Letak geografis memberikan pengaruh untuk Brunei dalam sejumlah aspek, salah satunya adalah iklim.
Pasalnya, letak ini menjadikan Brunei sebagai negara tropis yang memiliki dua musim, yakni kemarau
dan hujan.

C.Kondisi sosial budaya


Bagaimana kehidupan sosial budaya masyarakat di negara brunei darussalam? Kehidupan sosial budaya
di Brunei Darussalam sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama Islam, namun juga memiliki
keberagaman budaya yang kaya. Adat istiadat, seni dan budaya, serta modernisasi dan globalisasi,
semua memengaruhi kehidupan sosial di negara ini. Meskipun demikian, keberagaman budaya dan adat
istiadat masih tetap dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat Brunei Darussalam.

Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil di Asia Tenggara yang terletak di pantai utara pulau
Kalimantan. Negara ini dikenal dengan kekayaan alamnya, terutama minyak dan gas bumi, yang telah
memberikan kemakmuran bagi masyarakat Brunei. Selain itu, negara ini juga memiliki kekayaan sosial
budaya yang kaya dan unik.

Kehidupan sosial di Brunei Darussalam sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama Islam. Sebagai negara
yang mayoritas penduduknya Muslim, Brunei Darussalam mengakui agama Islam sebagai agama resmi
dan menerapkan hukum syariah sebagai sistem hukumnya. Hal ini berdampak pada berbagai aspek
kehidupan sosial, termasuk dalam hal cara berpakaian, adat istiadat, dan hubungan antara sesama
masyarakat.

Meskipun demikian, Brunei Darussalam juga memiliki keberagaman budaya yang kaya. Terdapat suku-
suku yang berasal dari berbagai wilayah di Asia Tenggara, seperti Melayu, Cina, India, dan Filipina.
Masing-masing suku memiliki tradisi dan budaya yang berbeda-beda, namun secara umum mereka
mampu hidup berdampingan dengan damai.

Salah satu aspek kehidupan sosial budaya yang penting di Brunei Darussalam adalah adat istiadat. Adat
istiadat Brunei Darussalam sangat kaya dan beragam, terutama dalam hal upacara pernikahan,
kematian, dan acara keagamaan. Upacara pernikahan, misalnya, diadakan selama beberapa hari dan
melibatkan banyak kerabat dan teman.

Selain itu, Brunei Darussalam juga memiliki seni dan budaya yang kaya. Seni dan budaya ini tercermin
dalam tarian, musik, dan seni rupa. Tarian dan musik tradisional Brunei Darussalam sering dipentaskan
pada acara-acara resmi, seperti upacara kenegaraan dan pernikahan. Sedangkan seni rupa Brunei
Darussalam sangat dipengaruhi oleh seni Islam, dan sering dijumpai dalam bentuk hiasan-hiasan di
masjid dan bangunan-bangunan bersejarah.

Kehidupan sosial budaya di Brunei Darussalam juga dipengaruhi oleh faktor modernisasi dan
globalisasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, masyarakat Brunei Darussalam juga
semakin terbuka terhadap budaya dan gaya hidup Barat. Hal ini tercermin dalam gaya berpakaian dan
gaya hidup yang semakin modern, terutama di kalangan generasi muda. Namun demikian,
keberagaman budaya dan adat istiadat masih tetap dijaga dan dipertahankan oleh masyarakat Brunei
Darussalam. Hal ini tercermin dalam upaya pemerintah untuk mempromosikan kebudayaan lokal dan
adat istiadat melalui berbagai acara dan festival budaya.

D.Perkembangan islam
Islam mulai berkembang dengan pesat di Kesultanan Brunai sejak Syarif Ali diangkat menjadi Sultan ke-
3 Brunai pada tahun 1425. Sultan Syarif Ali adalah seorang Ahlul Bait dari keturunan cucu Rasulullah
SAW, Hasan, sebagaimana tercantum dalam Batu Tarsilah atau Prasasti dari abad ke-18 M yang terdapat
di Bandar Sri Begawan, ibu kota Brunai Darussalam.

Selanjutnya, agama Islam di Brunai Darussalam terus berkembang pesat. Sejak Malaka yang dikenal
sebagai pusat penyebaran dan kebudayaan Islam jatuh ke tangan Portugis tahun 1511, banyak ahli
agama Islam yang pindah ke Brunai. Masuknya para ahli agama membuat perkembangan Islam semakin
cepat menyebar ke masyarakat.

Kemajuan dan perkembangan Islam semakin nyata pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah (sultan ke-
5) yang wilayahnya meliputi Suluk, Selandung, Kepulauan Sulu, Kepulauan Balabac, Pulau Banggi, Pulau
Balambangan, Matanani, dan utara Pulau Palawan.

Anda mungkin juga menyukai