Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI PERENCANAAN STRATEGIS SEKOLAH

(MENYUSUN ANALISIS SWOT SMA)

Makalah Kelompok 11

Oleh :

1. Herdayati NPM : 20156013025


2. Herlina NPM : 20156013018
3. Septi Andriani NPM : 20156013001

Diajukan untuk dipresentasikan dalam Mata Kuliah Keahlian Profesi


(MKKP) Manajemen Strategi Pendidikan

Program Studi Manajemen Pendidikan

Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas PGRI Palembang

2016

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb

Syukur Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, atas rahmat


dan hidayahNya, makalah ini dapat diselesaikan dengan cukup baik.

Makalah ini tersusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam Mata


Kuliah Manajemen Pendidikan, Prodi Pendidikan Teknik Mekatronika Universitas
Negeri Yogyakarta.

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penyusun makalah sangat


menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan (kesalahan) pada makalah,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kekhilafan yang kami
miliki. Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan cukup baik tanpa
bantuan, bimbingan serta saran dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT, membalas dan melimpahkan rahmat serta
hidayahNya, atas bantuan yang telah diberikan kepada kami dalam penyusunan
makalah ini. Kami selaku penyusun makalah berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pengajaran manajemen strategi Pendidikan. Amiin Ya Rabbal
alamiin

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Palembang, 26 Februari 2024


Penulis,

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1


1.2 Permasalahan …………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan …………………………………………………………………... 3

BAB II PEMBAHASAN
.
2.1 Pengertian Implementasi Perencanaan Strategis Sekolah ……………… 4

2.2 Implementasi MBS dalam Penyusunan Analisis SWOT SMK ……….. 5

2.4 Contoh Penyusunan Analisis SWOT SMK……………………………. 9

3
BAB III PENUTUP

1. Simpulan ………………………………………………………………... 20
2. Saran ……………………………………………………………………. 20

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan strategik (strategic planning) dipandang sebagai metode


baru dalam perencanaan. Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, strategos, yang
berarti “seperangkat umum manuver, yang dilaksanakan untuk mengatasi musuh di
medan pertempuran.” Kata “strategi” itu bahkan telah digunakan oleh pemikir militer
kuno Cina, Sun Tzu, dan pemimpin Perancis, Napoleon. Pendekatan perencanaan
yang awalnya diyakini sebagai ilmunya kaum militer tersebut selanjutnya diterapkan
pada organisasi atau pun perusahaan bisnis (John M. Bryson, 2008 : 20).

4
Perencanaan strategik juga dapat diimplementasikan pada sistem
pendidikan nasional. Perencanaan pendidikan sendiri adalah salah satu kebijakan
pemerintah yang terkait dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya. Fungsi dari
setiap keputusan publik juga diintegrasikan dengan keputusan-keputusan lainnya
(Udin Syaepudin Sa’ud & Abin Syamsudin Makmun, 2007 : 34).

Dalam konteks perencanaan strategik, MBS memungkinkan organisasi


sekolah lebih tanggap, adaptif, kreatif, dalam mengatasi tuntutan perubahan akibat
dinamika eksternal, dan pada saat yang sama mampu menilai kelebihan dan
kelemahan internalnya untuk terus meningkatkan diri.Tujuan utama MBS adalah
meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi
diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi
masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. yaitu dengan melakukan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah indentifikasi beberapa faktor secara sistematis


untuk merumuskan strategi perusahaan (dalam hal ini penyusunan analisis SWOT
SMA). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT
secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan
internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya.
SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal
dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai
terapan (J. Salusu, 1996 : 122).

Salah satu implementasi perencanaan strategis sekolah ialah dengan


melakukan penyusunan analisis SWOT pada SMA (contoh sampel SMA Negeri
Jayaloka). Analisis SWOT ini merupakan perencanaan strategis yang digunakan

5
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada SMA Negeri
Jayaloka. Sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian tujuan serta hal-hal apa saja
yang menjadi hambatan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Sehingga
harapannya tingkat keberhasilan tujuan organisasi mampu diukur sebelum
pelaksanaan perencanaan pendidikan tersebut.

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang yang telah disebutkan, maka pada bagian ini kami

memaparkan makalah kami berjudul “Penerapan Prencanaan Strategik di SMK”,

dengan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah pengertian implementasi Perencanaan Strategis Sekolah ?


2. Bagaimana implementasi MBS dalam penyusunan analisis SWOT SMK ?
3. Sebutkan contoh implementasi MBS dalam penyusunan analisis SWOT SMK ?

1.3 Tujuan

Untuk menanggapi permasalahan yang dikemukakan tersebut perlu


diketahui tujuannya, diantaranya :
1. Untuk Mengetahui implementasi Perencanaan Strategis Sekolah;
2. Untuk implementasi MBS dalam penyusunan analisis SWOT SMK;
3. Untuk Mengetahui contoh implementasi MBS dalam penyusunan analisis SWOT
SMK.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Implementasi Perencanaan Strategis Sekolah

Untuk mengetahui arti kata implementasi perencanaan strategis tidak


terlepas dari arti masing-masing kata tersebut. Kata implementasi mengandung arti
pelaksanaan; atau penerapan (Depdikbud, 1990 : 327). Menurut para ahli, Nurdin
Usman mengatakan, Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan,
atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman,
2002 : 70). Sementara Guntur Setiawan berbicara Implementasi adalah perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk

7
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Guntur
Setiawan, 2004 : 39). Dan menurut Hanifah Harsono, implementasi adalah suatu
proses untuk melasanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke
dalam administrasi, dan pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan
suatu program (Hanifah Harsono, 2002 : 67).

Kata perencanaan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,


perencanaan berasal dari kata dasarnya rencana yang artinya konsep, rancangan, atau
program, dan perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu,
rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Jadi perencanaan adalah penyusunan rencana
(konsep, cerita, uraian, dan sebagainya); atau pembuat/perancang rencana (yang
merencanakan) (Depdikbud, 1990 : 901).

Dan kata strategis, berarti berhubungan, bertalian, berdasar strategi;


dan baik letaknya. Kata strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber
daya bangsa, untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai,
atau ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk mengahadapi musuh dalam perang,
dalam kondisi yang menguntungkan, dan tempat yang baik menurut siasat perang,
serta rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus
(Depdikbud, 1990 : 983).

Jadi, pengertian implementasi perencanaan strategis sekolah termasuk


dalam manajemen pendidikan yang diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan sebelumnya atau lebih dikenal dengan sebutan MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah) (Sudarwan Danim, 2008 : 18).

2.2 Implementasi MBS dalam Penyusunan Analisis SWOT SMA

8
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga
kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses
menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki
kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar
dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna
leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses
pengajaran atau pembelajaran.

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut E. Mulyasa


adalah pemberian otonomi luas pada tingkat sekolah agar sekolah leluasa mengelola
sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas
kebutuhan, serta lebih tanggap dengan kebutuhan setempat (E. Mulyasa, 2002 : 200).

Perwujudan perencanaan strategik dalam pelaksanaan MBS


memerlukan upaya penyelarasan, sehingga pelaksanaan berbagai komponen sekolah
tidak tumpang tindih, saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu, tujuan
yang telah ditetapkan “sebagai konkretisasi visi dan misi sekolah” dapat dicapai
secara efektif, efisien, dan relevan dengan keperluannya, maka diperlukan peyusunan
analisis SWOT (Syaiful Sagala, 2007 : 134).

Analisis SWOT mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis


untuk merumuskan strategi dan memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT dibuat pertama kali oleh
Albert Humprhey pada tahun 1960-an di Universitas Stanford. Analisis SWOT
(singkatan bahasa Inggris dari "kekuatan" (strengths), "kelemahan" (weaknesses),
"kesempatan" (opportunities), dan “ancaman" (threats) adalah metode perencanaan

9
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.

Komponen-komponen yang terdapat di dalam analisis SWOT SMA


adalah kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknes), Peluang (Opportunitis), dan
Tantangan (Treats). Analisa SWOT SMA adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi sekolah (dalam penyusunan analisis SWOT
SMA). Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Perencanaan
strategis (strategic planner) suatu sekolah harus menganalisis faktor-faktor strategis
sekolah (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada kondisi yang ada saat ini.
Hal ini disebut dengan Analisis Situasi atau popular disebut Analisis SWOT.
Kemudian dilakukan pembandingan antara faktor internal yang meliputi Strength
(kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) dengan faktor luar Opportunity (peluang) dan
threat (ancaman atau kendala).

Setelah melakukan analisis SWOT SMA, kepala sekolah bisa


melakukan strategi alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan
strategi yang paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Selain pemilihan alternatif analisis SWOT juga bisa digunakan untuk melakukan
perbaikan dan improvisasi. dengan mengetahui kelebihan (Strength dan Opportunity)
dan kelemahan (Weakness dan Threat), maka harus melakukan strategi untuk
melakukan perbaikan.

2.3 Contoh Penyusunan Analisis SWOT SMA

10
Berikut ini contoh sederhana penyusunan analisis SWOT SMA, yang
diambil dari makalah purwanida blog, Sampel SMA Negeri Jayaloka Kabupaten
Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.

A. Profil Sekolah
1. Nama dan Alamat Sekolah
Nama Sekolah : SMA Negeri Jayaloka
NIS : 301110601037
Nilai Akreditasi :B
Alamat Sekolah : Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi
Kecamatan : Jayaloka
Kabupaten : Musi Rawas
Provinsi : Sumatera Selatan
Luas Lahan : ± 2.5 Ha
Jumlah Rombel : 13 Rombel

2. Status Sekolah
SMA Negeri Jayaloka berstatus Negeri di bawah Dinas Pendidikan
Kabupaten Musi Rawas.

3. Nomor Surat Keputusan Pendirian


SMA Negeri Jayaloka didirikan berdasarkan Surat Keputusan Bupati Musi
Rawas Nomor: 377/ KPTS/ Diknas/ 2004, tentang Penetapan SMA Negeri di
Kabupaten Musi Rawas, tanggal 16 Desember 2004.

4. Visi dan Misi Sekolah


Visi Sekolah:

11
“Jati diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan
masa depan”
Misi Sekolah:
 Melaksanakan pembinaan-pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
 Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif
 Mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik
 Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
lingkungan hidup yang bermanfaat bagi kelestarian sumber daya alam.

5. Tujuan Sekolah
 Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Menumbuhkan rasa patriotisme dan cinta tanah air.
 Menumbuhkembangkan kepribadian yang sanggup menghadapi tantangan
masa depan.
 Menciptakan sikap mandiri dan jiwa wira usaha.
 Mempersiapkan lulusan yang dapat memasuki dunia kerja dan dunia
usaha.
 Menciptakan lulusan yang siap dan mampu mengikuti pendidikan tinggi.
6. Data Sekolah
a. Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir
Th. Jml Jumlah
Pelajaran Pendaftar Kelas X Kelas XI Kelas XII (Kls. X+ XI
(Cln + XII)
Siswa Jml Jml Jml Jml Jml Jml Siswa Rom
Siswa Rom Siswa Rom Siswa Rom bel
Baru)
bel bel bel

12
2011/2012 322 133 4 123 4 81 3 337 10
2012/2013 335 134 4 119 4 115 4 368 12
2013/2014 356 162 5 129 4 116 4 407 13

b. Kepemilikan Tanah : Pemerintah


Status Tanah : Hibah
Luas Lahan/ Tanah : ± 2,5 Ha
Luas Tanah Terbangun : ± 1 Ha
Luas Tanah Siap Bangun : ± 2 Ha

c. Angka Kelulusan dan Melanjutkan


Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
% Lulusan
% Lulusan
No. Tahun Ajaran Jumlah yang
Jumlah % yang
Peserta TIDAK
Lulus Kelulusan Melanjutkan
Ujian Melanjutkan
Pendidikan
Pendidikan
1. 2011/2012 81 81 100% 90% 10%
2. 2012/2013 115 115 100% 95% 5%

B. Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka

Tabel Analisis SWOT SMA Negeri Jayaloka


Analisis Faktor Internal

No Faktor Penilaian Bobot x


Bobot Peringkat
1 Kekuatan (Strength) Penilaian

A Kondisi sekolah yang kondusif dan lahan yang 0,05 4 0,20

13
luas
B Etos kerja 0,05 3 0,15
C Kualitas Tenaga Pendidik yang berkompeten 0,15 4 0,60
D Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan 0,15 2 0,30
peserta didik.
E Kualitas peserta didik 0,15 5 0,75
Total kekuatan 2,00

2 Kelemahan (Weakness)
A Lokasi sekolah yang kurang strategis 0,10 2 0,20
B Tidak Semua guru mampu memfasilitasi 0,10 4 0,40
pembelajaran berbasis TIK
C Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana 0,10 3 0,30
pembelajaran berbasis TIK
D Sarana dan Prasarana sekolah 0,05 2 0,28
E Kurangnya tenaga pendidik 0,10 3 0,30
Total kelemahan 1,48
Total Kekuatan-Total Kelemahan = 0,52
1,00

Analisis Faktor Eksternal

No Faktor Penilaian Bobot x


Bobot Peringkat
1 Peluang (Opportunity) Penilaian

A Dukungan dari Orang Tua 0,15 4 0,60


B Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam 0,10 3 0,30
melengkapi sarana dan prasarana
C Budaya Masyarakat 0,10 4 0,40

14
D Hubungan Kerjasama Dengan Universitas 0,10 3 0,30
E Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas 0,10 2 0,20
Total peluang 1,80

2 Tantangan (Threat)
A Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang 0,15 4 0,60
mendaftar
B Persaingan memasuki PTN 0,10 4 0,40
C Akses menuju sekolah 0,05 3 0,15
D Kualitas lulusan 0,15 4 0,60
E Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah 0,05 4 0,20
Total tantangan 1,95
Total Peluang-Total Tantangan = - 0,15
1,00

Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di
Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat
namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam
strategi taktisnya.
Keterangan:
Analisis Faktor Internal
Strength (kekuatan) :
1. Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta
memiliki lahan yang luas ± 2.5 Ha

15
2. Etos Kerja
Meskipun 80% Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertempat tinggal di luar
daerah namun tingkat kedisiplinan dari keterlambatan datang tinggi. Karena
diperkirakan waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke SMA Negeri
Jayaloka adalah 1.30 jam. Biasanya pendidik berangkat dari rumah sekitar pukul 6
pagi.
3. Kualitas tenaga pendidik yang berkompeten (daftar jumlah guru terlampir).
Meskipun Guru di SMA Negeri Jayaloka hanya berjumlah 22 orang, minimal
mempunyai kualifikasi pendidikan S1. 20 orang kualifikasi S2 (1 orang bidang
kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan.
Dengan jumlah guru 22 orang dengan rombel yang ada berjumlah 13 memang
dirasakan kurang, namun para guru mampu mengemban pembagian tugas
mengajar yang telah ditetapkan dan tetap dapat memberikan pengajaran yang
maksimal. Selain itu Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru melalui
MGMP dan Diklat untuk semua mata pelajaran, kaderisasi guru untuk jabatan
kepala sekolah melalui pembinaan dan diklat, pembinaan guru dan pegawai
melalui jalur pemilihan guru berprestasi, dan pembinaan pegawai pendidikan dan
latihan.

Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan


latar belakang pendidikan (keahlian)
Jumlah guru dengan latar
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan yang
belakang pendidikan sesuai Jumlah
TIDAK sesuai dengan tugas
dengan tugas mengajar
No. Guru mengajar

S1/D4 S2/S3 S1/D4 S2/S3

1. Biologi 1

16
2. Fisika 1
3. Kimia 2
4. Matematika 2
Bahasa
5. 2
Indonesia
Bahasa
6. 1 1
Inggris
Pendidikan
7. 1
Agama
8. Geografi 1
9. Sejarah 1
10. Ekonomi 1
11. Penjasorkes 2
12. Seni Budaya 1
13. PKn 1
14. KWU 1
TIK/
15. Keterampila 1
n
16. BK 1
Lainnya:
17. 1
B.ARAB
Jumlah 18 1 3

4. Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah,


masyarakat dan peserta didik. Hal ini ditandai dengan kerjasama dalam bentuk
gotong royong dalam setiap kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan
bersama yang merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan
peserta didik.
5. Kualitas peserta didik. Prestasi yang diukir peserta didik SMA Negeri Jayaloka
tidak hanya di bidang pendidikan, melainkan di bidang ekstrakurikuler.
Diantaranya bulan Oktober lalu ektrakurikuler PMR meraih juara ke-II di tingkat
Kabupaten, ekstrakurikuler PRAMUKA mendapat juara ke-III di tingkat Propinsi,
sedangkan di bidang olahraga yaitu LOMPAT JAUH mendapat juara pertama di

17
tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara pertama di tingkat
Propinsi.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
Tahun 2012/2013
Tingkat
No. Nama Lomba
Juara ke: Kab/
Propinsi Nasional
Kota
1 PRAMUKA 3 V
2 TAEKWONDO 1 V
3 PMR 2 V
4 LOMPAT JAUH 1 V

Weakness (kelemahan) :
1. Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMA Negeri Jayaloka Jauh
dari keramaian, jalan yang dilalui memiliki 2 jalur ada yang masih berupa hotmix
dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih berupa perkebunan
karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang mengakibatkan pada
keselamatan diri.
2. Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini
TIK menjadi hal yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran,
dan penilaian oleh sebab itu sangat disayangkan apabila masih ada guru yang
tidak memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena dapat membantu
siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih cepat menyerap materi pembelajaran
sehingga dapat mengefisiensikan waktu sehingga pembelajaran dapat lebih
efektif.
3. Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini
menyebabkan Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis
TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi berbasis
komputer.

18
4. Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah ruang praktik laboratorium beserta
peralatan dan perlengkapannya, jaringan internet
5. Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan dapat menambah tenaga pendidik karena
jumlah rombel yang tiap tahunnya mengalami kenaikan sehingga dirasakan tidak
cukup dalam pembagian mengajar. Khususnya tenaga laboran dan lain
sebagainya.

Oportunity (peluang):
1. Dukungan dari orang tua. Suatu peluang bagi lembaga SMA Negeri Jayaloka
bahwa masyarakat menginginkan kemajuan kesejahteraan baik ekonomi,
pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan upaya pemberian
kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola fikir yang lebih
maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara maksimal, hal ini dapat
dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon siswa ke SMA Negeri
Jayaloka.
2. Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana.
Hal ini terlihat dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada
tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang belajar.
3. Budaya Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan pendatang
(transmigran) asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an. Kehidupan
masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi (percepatan)
pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah belum pernah
terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan keributan secara
massal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan pembangunan. Kultur
masyarakatnya yang suka kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap
kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama maupun perorangan yang
merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik.
4. Hubungan Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa Perguruan
Tinggi Negeri di Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang melakukan

19
proses penseleksian mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK kepada siswa
SMA kelas XII SMA Negeri Jayaloka.
5. Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas. Masyarakat mengharapkan
setelah selesai menempuh pendidikan di SMA Negeri Jayaloka ini diharapkan
dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi outcome berkualitas.
Dengan adanya penambahan mata pelajaran Kewirausahaan di maksudkan agar
siswa mampu menganalisa dan memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga
para lulusan diharapkan mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan
dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan
terhadap lowongan kerja yang semakin sedikit yang tersedia.

Threat (tantangan):
1. Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar. Dari data keadaan
murid SD/MI dan SMP/MTS tahun 2012/2013 di Kecamatan Jayaloka dapat
diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri sampai tahun 2016
masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang
SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana Strategi
Perkembangan Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tahunan).

Proyeksi Perkembangan Jumlah Siswa


SMA Negeri Jayaloka Sampai Dengan Tahun 2016
Th. Jumlah
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Pelajaran (Kls. X+ XI + XII)
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Siswa Rombel

20
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2012/2013 173 4 143 4 123 4 439 12
2013/2014 176 4 164 4 136 4 476 12
2014/2015 171 4 167 4 156 4 496 12
2015/2016 215 5 162 4 159 4 536 13

2. Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya kuota yang tersedia pada setiap PTN
mengakibatkan Persaingan masuk SMPTN menjadi diidolakan, sehingga
memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak pada
siswa.
3. Akses menuju sekolah yang dirasakan jauh, masih sepi dan kurang strategis
menyebabkan kesempatan tindakan penodongan yang mengakibatkan pada
keselamatan diri.
4. Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan
studi hingga perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih
menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga
dapat membantu perekonomian orangtuanya.

Angka Kelulusan dan Melanjutkan


Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan Studi
% Lulusan % Lulusan
Tahun Jumlah
No Jumlah % yang yang TIDAK
Ajaran Peserta
Lulus Kelulusan Melanjutkan Melanjutkan
Ujian
Pendidikan Pendidikan
1. 2011/2012 81 81 100% 75% 25%
2. 2012/2013 115 115 100% 90% 10%

Alasan lulusan SMA Tidak Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi


Urutan alasan dari
yang paling utama
No Alasan tak melanjutkan
dengan memberi
nomor 1 s.d. 9*)
1 Perguruan Tinggi yang ada terlalu jauh/tak terjangkau 7

21
2 Tidak mampu membiayai 1
3 Transportasi sulit/mahal 3
4 Kondisi geografis (medan sulit) 9
5 Daerahnya terpencil 8
6 Pendidikan dipandang kurang penting 6
7 Bekerja 2
8 Menikah 5
9 Lain-lain, sebutkan: malas 4

5. Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah. Karena masih minimnya jumlah guru
yang ada saat ini diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan kepada
sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS maupun Honorer.

Analisis Visi

Visi adalah pernyataan tentang kondisi yang diinginkan yang dapat


dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Specific (mengacu/fokus)
2. Measurable (dapat diukur)
3. Achievable (dapat dicapai)
4. Realistic (realistis/nyata)
5. Timeframe (mempunyai jangka waktu)

Dari data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak
memberikan penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang
diinginkan.

Dari kegiatan analisis SWOT di SMA Negeri Jayaloka, dapat


disimpulkan bahwa perumusan manajemen strategi di SMA Negeri Jayaloka masuk
pada kategori baik. Hal ini terlihat pada hasil analisis meskipun menunjukkan SMA
Negeri Jayaloka berada pada kuadran II. Posisi ini menandakan sebuah organisasi

22
yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

23
Adapun yang menjadi simpulan dari makalah yang berjudul
“Implementasi Perencanaan Strategis Sekolah (Menyusun Analisis SWOT SMA”
sebagai berikut :
a. Pengertian implementasi perencanaan strategis sekolah termasuk dalam
manajemen pendidikan yang diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya atau lebih dikenal dengan sebutan MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah).
b. Perwujudan perencanaan strategik dalam pelaksanaan MBS memerlukan
upaya penyelarasan, sehingga pelaksanaan berbagai komponen sekolah tidak
tumpang tindih, saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu,
tujuan yang telah ditetapkan “sebagai konkretisasi visi dan misi sekolah”
dapat dicapai secara efektif, efisien, dan relevan dengan keperluannya, maka
diperlukan peyusunan analisis SWOT.
c. Contoh Analisis SWOT SMA (SMA Negeri Jayaloka) masuk dalam kuadran
II, Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar.

3.2 Saran

Makalah sederhana ini yang berjudul “Implementasi Perencanaan


Strategis Sekolah (Menyusun Analisis SWOT SMA” dapat memberikan
pengembangan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah Manajemen Strategi Pendidikan
bagi civitas akademika Program Pasca Sarjana Universitas PGRI Palembang.
DAFTAR PUSTAKA

24
Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga
Akademik, Bumi Aksara, Jakarta, 2008

Depdikbud (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Harsono, Hanifah, Implementasi Kebijakan dan Politik, Raja Grafindo Persada,


Jakarta, 2002

Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi, dan Implementasi),


Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002

M. Bryson, John, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta, 2008

Purwanida Blog, http://purwandarielce.blogspot.co.id/2014/02/analisis-swot-sma-n-


jayaloka.html, tanggal 15 April 2016

Salusu, J., Pengambilan Keputusan Strategik, Gramedia Widiasarana Indonesia,


Jakarta, 1996

Sagala, Syaiful, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,


Alfabeta, Bandung, 2007

Setiawan, Guntur, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan, Alfabeta, Bandung,


2004

Syaefudin Sa’ud, Udin & Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan


(Suatu Pendekatan Komprehensif), Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007

Usman, Nurdin, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Alfabeta, Bandung,


2002

25

Anda mungkin juga menyukai