IMPLEMENTASI PERENCANAAN STRATEGIS SEKOLah
IMPLEMENTASI PERENCANAAN STRATEGIS SEKOLah
Makalah Kelompok 11
Oleh :
2016
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
.
2.1 Pengertian Implementasi Perencanaan Strategis Sekolah ……………… 4
3
BAB III PENUTUP
1. Simpulan ………………………………………………………………... 20
2. Saran ……………………………………………………………………. 20
BAB I
PENDAHULUAN
4
Perencanaan strategik juga dapat diimplementasikan pada sistem
pendidikan nasional. Perencanaan pendidikan sendiri adalah salah satu kebijakan
pemerintah yang terkait dengan kebijakan-kebijakan publik lainnya. Fungsi dari
setiap keputusan publik juga diintegrasikan dengan keputusan-keputusan lainnya
(Udin Syaepudin Sa’ud & Abin Syamsudin Makmun, 2007 : 34).
5
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada SMA Negeri
Jayaloka. Sejauh mana tingkat keberhasilan pencapaian tujuan serta hal-hal apa saja
yang menjadi hambatan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya. Sehingga
harapannya tingkat keberhasilan tujuan organisasi mampu diukur sebelum
pelaksanaan perencanaan pendidikan tersebut.
1.2 Permasalahan
Dari latar belakang yang telah disebutkan, maka pada bagian ini kami
1.3 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif (Guntur
Setiawan, 2004 : 39). Dan menurut Hanifah Harsono, implementasi adalah suatu
proses untuk melasanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke
dalam administrasi, dan pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan
suatu program (Hanifah Harsono, 2002 : 67).
8
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga
kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses
menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki
kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar
dan mengajar, serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna
leksikal tersebut maka Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diartikan sebagai
penggunaan sumber daya yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses
pengajaran atau pembelajaran.
9
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
10
Berikut ini contoh sederhana penyusunan analisis SWOT SMA, yang
diambil dari makalah purwanida blog, Sampel SMA Negeri Jayaloka Kabupaten
Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan.
A. Profil Sekolah
1. Nama dan Alamat Sekolah
Nama Sekolah : SMA Negeri Jayaloka
NIS : 301110601037
Nilai Akreditasi :B
Alamat Sekolah : Jalan Sunan Manjuran Kampung 6 Desa Purwodadi
Kecamatan : Jayaloka
Kabupaten : Musi Rawas
Provinsi : Sumatera Selatan
Luas Lahan : ± 2.5 Ha
Jumlah Rombel : 13 Rombel
2. Status Sekolah
SMA Negeri Jayaloka berstatus Negeri di bawah Dinas Pendidikan
Kabupaten Musi Rawas.
11
“Jati diri yang teguh sebagai manusia, kompetitif dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terampil dan arif dalam menjawab tantangan
masa depan”
Misi Sekolah:
Melaksanakan pembinaan-pembinaan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang efektif
Mengembangkan potensi dan kompetensi peserta didik
Memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola
lingkungan hidup yang bermanfaat bagi kelestarian sumber daya alam.
5. Tujuan Sekolah
Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
Menumbuhkan rasa patriotisme dan cinta tanah air.
Menumbuhkembangkan kepribadian yang sanggup menghadapi tantangan
masa depan.
Menciptakan sikap mandiri dan jiwa wira usaha.
Mempersiapkan lulusan yang dapat memasuki dunia kerja dan dunia
usaha.
Menciptakan lulusan yang siap dan mampu mengikuti pendidikan tinggi.
6. Data Sekolah
a. Data Siswa 3 (Tiga) Tahun Terakhir
Th. Jml Jumlah
Pelajaran Pendaftar Kelas X Kelas XI Kelas XII (Kls. X+ XI
(Cln + XII)
Siswa Jml Jml Jml Jml Jml Jml Siswa Rom
Siswa Rom Siswa Rom Siswa Rom bel
Baru)
bel bel bel
12
2011/2012 322 133 4 123 4 81 3 337 10
2012/2013 335 134 4 119 4 115 4 368 12
2013/2014 356 162 5 129 4 116 4 407 13
13
luas
B Etos kerja 0,05 3 0,15
C Kualitas Tenaga Pendidik yang berkompeten 0,15 4 0,60
D Hubungan baik antar tenaga pendidik, tenaga
kependidikan, komite sekolah, masyarakat dan 0,15 2 0,30
peserta didik.
E Kualitas peserta didik 0,15 5 0,75
Total kekuatan 2,00
2 Kelemahan (Weakness)
A Lokasi sekolah yang kurang strategis 0,10 2 0,20
B Tidak Semua guru mampu memfasilitasi 0,10 4 0,40
pembelajaran berbasis TIK
C Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana 0,10 3 0,30
pembelajaran berbasis TIK
D Sarana dan Prasarana sekolah 0,05 2 0,28
E Kurangnya tenaga pendidik 0,10 3 0,30
Total kelemahan 1,48
Total Kekuatan-Total Kelemahan = 0,52
1,00
14
D Hubungan Kerjasama Dengan Universitas 0,10 3 0,30
E Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas 0,10 2 0,20
Total peluang 1,80
2 Tantangan (Threat)
A Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang 0,15 4 0,60
mendaftar
B Persaingan memasuki PTN 0,10 4 0,40
C Akses menuju sekolah 0,05 3 0,15
D Kualitas lulusan 0,15 4 0,60
E Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah 0,05 4 0,20
Total tantangan 1,95
Total Peluang-Total Tantangan = - 0,15
1,00
Dari hasil analisis SWOT di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah berada di
Kuadran II (positif, negatif). Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat
namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan
mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam
strategi taktisnya.
Keterangan:
Analisis Faktor Internal
Strength (kekuatan) :
1. Kondisi sekolah yang kondusif karena jauh dari kebisingan lalu lintas serta
memiliki lahan yang luas ± 2.5 Ha
15
2. Etos Kerja
Meskipun 80% Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertempat tinggal di luar
daerah namun tingkat kedisiplinan dari keterlambatan datang tinggi. Karena
diperkirakan waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke SMA Negeri
Jayaloka adalah 1.30 jam. Biasanya pendidik berangkat dari rumah sekitar pukul 6
pagi.
3. Kualitas tenaga pendidik yang berkompeten (daftar jumlah guru terlampir).
Meskipun Guru di SMA Negeri Jayaloka hanya berjumlah 22 orang, minimal
mempunyai kualifikasi pendidikan S1. 20 orang kualifikasi S2 (1 orang bidang
kependidikan), 1 orang sedang mengikuti pendidikan S2 di bidang kependidikan.
Dengan jumlah guru 22 orang dengan rombel yang ada berjumlah 13 memang
dirasakan kurang, namun para guru mampu mengemban pembagian tugas
mengajar yang telah ditetapkan dan tetap dapat memberikan pengajaran yang
maksimal. Selain itu Guru mendapatkan pembinaan kompetensi guru melalui
MGMP dan Diklat untuk semua mata pelajaran, kaderisasi guru untuk jabatan
kepala sekolah melalui pembinaan dan diklat, pembinaan guru dan pegawai
melalui jalur pemilihan guru berprestasi, dan pembinaan pegawai pendidikan dan
latihan.
1. Biologi 1
16
2. Fisika 1
3. Kimia 2
4. Matematika 2
Bahasa
5. 2
Indonesia
Bahasa
6. 1 1
Inggris
Pendidikan
7. 1
Agama
8. Geografi 1
9. Sejarah 1
10. Ekonomi 1
11. Penjasorkes 2
12. Seni Budaya 1
13. PKn 1
14. KWU 1
TIK/
15. Keterampila 1
n
16. BK 1
Lainnya:
17. 1
B.ARAB
Jumlah 18 1 3
17
tingkat kabupaten dan TAEKWONDO mendapat juara pertama di tingkat
Propinsi.
Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik
Tahun 2012/2013
Tingkat
No. Nama Lomba
Juara ke: Kab/
Propinsi Nasional
Kota
1 PRAMUKA 3 V
2 TAEKWONDO 1 V
3 PMR 2 V
4 LOMPAT JAUH 1 V
Weakness (kelemahan) :
1. Lokasi sekolah yang kurang strategis. Akses menuju SMA Negeri Jayaloka Jauh
dari keramaian, jalan yang dilalui memiliki 2 jalur ada yang masih berupa hotmix
dan ada yang sudah di aspal. Selain itu kiri kanan jalan masih berupa perkebunan
karet dan rawan terjadinya tindakan penodongan yang mengakibatkan pada
keselamatan diri.
2. Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK. Dewasa ini
TIK menjadi hal yang wajib digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran,
dan penilaian oleh sebab itu sangat disayangkan apabila masih ada guru yang
tidak memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran karena dapat membantu
siswa untuk dapat lebih banyak dan lebih cepat menyerap materi pembelajaran
sehingga dapat mengefisiensikan waktu sehingga pembelajaran dapat lebih
efektif.
3. Belum banyak ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran berbasis TIK. Hal ini
menyebabkan Tidak semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis
TIK padahal tuntutan zaman yang kini telah menggunakan teknologi berbasis
komputer.
18
4. Sarana dan Prasarana sekolah. Seperti jumlah ruang praktik laboratorium beserta
peralatan dan perlengkapannya, jaringan internet
5. Kurangnya tenaga pendidik. Diharapkan dapat menambah tenaga pendidik karena
jumlah rombel yang tiap tahunnya mengalami kenaikan sehingga dirasakan tidak
cukup dalam pembagian mengajar. Khususnya tenaga laboran dan lain
sebagainya.
Oportunity (peluang):
1. Dukungan dari orang tua. Suatu peluang bagi lembaga SMA Negeri Jayaloka
bahwa masyarakat menginginkan kemajuan kesejahteraan baik ekonomi,
pendidikan maupun kesehatan, perlu didukung dengan upaya pemberian
kesempatan pendidikan yang layak sehingga dapat membina pola fikir yang lebih
maju dan mengolah sumber daya alam yang ada secara maksimal, hal ini dapat
dilihat dari antusias masyarakat pada pendaftaran calon siswa ke SMA Negeri
Jayaloka.
2. Dukungan pemerintah daerah dan pusat dalam melengkapi sarana dan prasarana.
Hal ini terlihat dari bantuan yang datang dari pemerintah pusat dan daerah pada
tahun ini (2013), yakni bantuan pembuatan 3 lokal untuk ruang belajar.
3. Budaya Masyarakat. Masyarakat Jayaloka terdiri dari penduduk asli dan pendatang
(transmigran) asal Jawa yang telah bermukim sejak tahun 1980-an. Kehidupan
masyarakat yang rukun memungkinkan melakukan akselerasi (percepatan)
pembangunan. Salah satu indikasi adanya kerukunan warga adalah belum pernah
terjadinya perselisihan yang mengakibatkan perkelahian dan keributan secara
massal yang menyebabnya terhambatnya kegiatan pembangunan. Kultur
masyarakatnya yang suka kerjasama dalam bentuk gotong royong dalam setiap
kegiatan yang diperuntukkan bagi kepentingan bersama maupun perorangan yang
merupakan suatu budaya yang harus dikembangkan dikalangan peserta didik.
4. Hubungan Kerjasama Dengan Universitas. Terdapatnya beberapa Perguruan
Tinggi Negeri di Indonesia seperti UNIB, UNSRI, UNNES yang melakukan
19
proses penseleksian mahasiswa melalui program bidik misi, PMDK kepada siswa
SMA kelas XII SMA Negeri Jayaloka.
5. Tuntutan masyarakat terhadap lulusan yang berkualitas. Masyarakat mengharapkan
setelah selesai menempuh pendidikan di SMA Negeri Jayaloka ini diharapkan
dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan menjadi outcome berkualitas.
Dengan adanya penambahan mata pelajaran Kewirausahaan di maksudkan agar
siswa mampu menganalisa dan memanfaatkan peluang usaha yang ada, sehingga
para lulusan diharapkan mampu mengembangkan diri di bidang kewirausahaan
dan menciptakan lapangan kerja sendiri dan mengurangi ketergantungan lulusan
terhadap lowongan kerja yang semakin sedikit yang tersedia.
Threat (tantangan):
1. Banyaknya calon siswa SMA N Jayaloka yang mendaftar. Dari data keadaan
murid SD/MI dan SMP/MTS tahun 2012/2013 di Kecamatan Jayaloka dapat
diproyeksikan perkembangan jumlah siswa SMA Negeri sampai tahun 2016
masih terus meningkat sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang
SMA Negeri Jayaloka yang harus disiasati dalam Rencana Strategi
Perkembangan Sekolah dan Program-program kerja jangka panjang, jangka
menengah, dan jangka pendek (tahunan).
20
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2012/2013 173 4 143 4 123 4 439 12
2013/2014 176 4 164 4 136 4 476 12
2014/2015 171 4 167 4 156 4 496 12
2015/2016 215 5 162 4 159 4 536 13
2. Persaingan memasuki PTN. Terbatasnya kuota yang tersedia pada setiap PTN
mengakibatkan Persaingan masuk SMPTN menjadi diidolakan, sehingga
memotivasi sekolah untuk meningkatkan berbagai kebijakan yang berpihak pada
siswa.
3. Akses menuju sekolah yang dirasakan jauh, masih sepi dan kurang strategis
menyebabkan kesempatan tindakan penodongan yang mengakibatkan pada
keselamatan diri.
4. Kualitas lulusan. Yang menjadi tantangan disini adalah lulusan yang melanjutkan
studi hingga perguruan tinggi tidaklah 100%. Perekonomian orangtua yang masih
menengah ke bawah, memicu lulusan berfikiran untuk segera bekerja sehingga
dapat membantu perekonomian orangtuanya.
21
2 Tidak mampu membiayai 1
3 Transportasi sulit/mahal 3
4 Kondisi geografis (medan sulit) 9
5 Daerahnya terpencil 8
6 Pendidikan dipandang kurang penting 6
7 Bekerja 2
8 Menikah 5
9 Lain-lain, sebutkan: malas 4
5. Bantuan tenaga pendidik dari pemerintah. Karena masih minimnya jumlah guru
yang ada saat ini diharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan kepada
sekolah untuk menyediakan tenaga pendidik baik PNS maupun Honorer.
Analisis Visi
Dari data yang didapat mengenai visi SMA Negeri Jayaloka hendak
memberikan penegasan terhadap jangka waktu untuk pencapaian kondisi yang
diinginkan.
22
yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karena itu, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
23
Adapun yang menjadi simpulan dari makalah yang berjudul
“Implementasi Perencanaan Strategis Sekolah (Menyusun Analisis SWOT SMA”
sebagai berikut :
a. Pengertian implementasi perencanaan strategis sekolah termasuk dalam
manajemen pendidikan yang diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan sebelumnya atau lebih dikenal dengan sebutan MBS
(Manajemen Berbasis Sekolah).
b. Perwujudan perencanaan strategik dalam pelaksanaan MBS memerlukan
upaya penyelarasan, sehingga pelaksanaan berbagai komponen sekolah tidak
tumpang tindih, saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu,
tujuan yang telah ditetapkan “sebagai konkretisasi visi dan misi sekolah”
dapat dicapai secara efektif, efisien, dan relevan dengan keperluannya, maka
diperlukan peyusunan analisis SWOT.
c. Contoh Analisis SWOT SMA (SMA Negeri Jayaloka) masuk dalam kuadran
II, Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantangan yang besar.
3.2 Saran
24
Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga
Akademik, Bumi Aksara, Jakarta, 2008
25