Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN DEPAN

MAKALAH
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

DOSEN PENGAMPU: Dr. SUHAIMI, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:
NORHADIJAH
2020111320108

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Analisis Lingkungan Internal ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen pada mata
kuliah Manajemen Strategik dalam Sistem Pendidikan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Analisis Lingkungan Internal
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Suhaimi, S.Pd.,
M.Pd, selaku dosen mata kuliah Manajemen Strategik dalam Sistem Pendidikan
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Banjarmasin, 31 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................5

1.3 Tujuan.............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

2.1 Pengertian Analisis Lingkungan Internal.......................................................6

2.2 Komponen yang Digunakan dalam Menganalisis Lingkungan Internal


Lembaga Pendidikan............................................................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan manajemen strategi dalam organisasi pendidikan sesungguhnya
merupakan paradigma baru dalam perencanaan pendidikan. Sebab sebelumnya
organisasi pendidikan dipahami sebagai organisasi non profit yang didasarkan
pada nilai dan falsafah pengabdian dan kemanusiaan, sehingga dalam pengelolaan
dan perencanaannya organisasi pendidikan terlihat “asing” dan menjaga jarak
dengan strategi dan manajemen yang digunakan oleh organisasi-organisasi profit
yang berorientasi bisnis dan mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Lebih-
lebih dalam organisasi pendidikan terikat dan diatur dengan manajemen yang
dikendalikan oleh pemerintah pusat dan daerah, yang secara berencana dan
sistematis telah menetapkan berbagai peraturan yang mengikat dalam memilih dan
mengimplementasikan manajemennya[CITATION Ima18 \l 1033 ]
Meskipun demikian, disadari bahwa penentuan manajemen strategi dalam
organisasi pendidikan sangat dibutuhkan, sebab manajemen strategik memiliki
banyak manfaat di antaranya: pertama, manajemen strategik memberikan
penekanan pada analisis internal-eksternal organisasi dalam merumuskan dan
mengimplementasikan rencana organisasi. Kedua, manajemen strategis
memberikan sekumpulan keputusan dan tindakan strategis untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi. Ketiga, manajemen strategik merupakan puncak
penyempurnaan paling penting dalam proses manajemen terjadi sejak tahun 1970-
an, yaitu ketika model “perencanaan jangka panjang”, “perencanaan,
pemrograman, penganggaran”, atau anggaran dan control keuangan”, dan
“kebijakan bisnis” diramu menjadi satu [CITATION Ima18 \l 1033 ].
Analisis SWOT (Strengths/ kekuatan, Weaknesses/ kelemahan,
Opportunities/ peluang, dan Threats/ ancaman) merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mempersiapkan perencanaan. Perencanaan adalah proses
yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan
itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu di dalam proses
pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik pendekatan secara

4
ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi[ CITATION Suh19 \l 1033
].
SWOT dapat dibagi ke dalam dua elemen, analisis internal yang
berkonsentrasi pada prestasi institusi itu sendiri, dan analisis lingkungan. Analisis
SWOT untuk melihat kekuatan dan kelemahan di dalam sekolah sekaligus
memantau peluang dan tantangan yang dihadapi sekolah. Analisis lingkungan
adalah studi tentang "kekuatan" dan "kelemahan" sebagai elemen internal,
"peluang" dan "tantangan" sebagai elemen eksternal suatu organisasi, masa kini,
dan berpotensi diperkirakan akan muncul di masa depan, sebagai data atau bahan
untuk menetapkan dan menyusun perencanaan strategis organisasi masa
depan[ CITATION Suh19 \l 1033 ].

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari analisis lingkungan internal?
2. Apa saja komponen yang digunakan dalam menganalisis lingkungan
internal lembaga pendidikan?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Agar dapat mengetahui pengertian dari analisis lingkungan internal
dalam lembaga pendidikan.
2. Agar dapat mengetahui komponen-komponen dalam menganalisis
lingkungan internal lembaga pendidikan.

5
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Lingkungan Internal


Tahapan dalam manajemen strategik secara umum terdiri dari empat level
sebagaimana yang dirumuskan oleh Hunger dan Wheelen rangkaian kegiatan
manajemen strategik yang terdiri dari empat tahapan. Pertama, environmental
scanning (Pembacaan lingkungan) yang terdiri dari lingkungan eksternal
(lingkungan sosial, tugas, dan lain-lain), dan lingkungan internal (struktur,
budaya, SDM). Kedua, formulasi strategi yang mencerminkan keinginan dan
tujuan organisasi yang hendak dicapai terdiri dari visi, misi, strategi dan
kebijakan. Ketiga, pelaksanaan strategi yang menggambarkan cara mencapai
tujuan yang hendak dicapai terdiri dari program-program organisasi, anggaran dan
prosedur. Keempat, evaluasi dan monitoring strategi yang dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memberikan umpan balik kinerja organisasi[CITATION Ima18
\l 1033 ].

Gambar 1. Model Manajemen Strategi Hunger dan Wheelen[CITATION Ima18 \l


1033 ]
Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, Threats atau
Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan) merupakan suatu metode analisis
untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal organisasi. Faktor
internal berupa kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal berupa
peluang dan ancaman. Penggunaan analisis SWOT dimaksudkan untuk
menentukan posisi sekolah/madrasah[CITATION Ima18 \l 1033 ].

6
Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu analisis lingkungan
eksternal dan analisis lingkungan internal (analisis organisasi) berupa potensi
internal sekolah. Analisis lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang
realistis atas segala kekuatan atau strengths dan kelemahan atau weaknesses yang
dimiliki organisasi. Suatu organisasi harus mengambil manfaat dari kekuatannya
secara optimal dan berusaha untuk mengatasi kelemahannya agar terhindar dari
kerugian baik waktu maupun anggaran. Analisis SWOT dalam penyelenggaraan
sekolah dapat membantu pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan
prasarana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan, dan
sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah dapat
dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel daftar
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam penyelenggaraan program
sekolah. Untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO
(menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang). Strategi WO (memperbaiki
kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang). Strategi ST (menggunakan
kekuatan dan menghindari ancaman). Strategi WT (mengatasi kelemahan dan atau
menghindari ancaman). Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini
diperlukan langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan
cara-cara yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis hasil evaluasi.
Sehingga dapat digunakan untuk pertimbangan menentukan kebijakan
selanjutnya. Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi peluang-
peluang masa depan ketika melawan tantangan dan persoalan-persoalan, dan
melakukan penemuan strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus.
Keseluruhan proses manajemen strategik secara konseptual menjadi analisis
SWOT. Alasannya sebuah SWOT mungkin memberi kesan sebuah perubahan
lainnya di dalam misi, tujuan, kebijakan dan strategi sekolah.
Strengths (kekuatan) merupakan kondisi internal positif yang memberikan
keuntungan kompetitif dalam menghadapi persaingan bagi lembaga pendidikan.
Strength ini juga merupakan keunggulan lembaga-baik dari segi sumber daya
yang dimiliki maupun upaya yang telah dilakukan-yang lebih baik daripada
pesaing. Kekuatan ini kemudian akan menjadi kunci perbedaan antara lembaga
pendidikan satu dan lembaga pendidikan yang lainnya (competitor). Kekuatan

7
dalam lembaga sekolah/madrasah dapat berupa kemampuan-kemampuan
khusus/spesifik, SDM yang memadai, image organisasi, kepemimpinan yang
cakap, dan lain-lain[CITATION Ima18 \l 1033 ].
Weakness (kelemahan) merupakan kondisi internal negatif yang dapat
merendahkan penilaian terhadap sekolah/madrasah. Kelemahan dapat berupa
rendahnya SDM yang dimiliki, produk yang tidak berkualitas, image yang tidak
kuat, kepemimpinan yang buruk dan lain-lain[CITATION Ima18 \l 1033 ].
Analisis lingkungan internal terdiri variabel-variabel kekuatan dan
kelemahan yang ada di dalam lingkungan organisasi. Lingkungan internal
biasanya di bawah kendali manajemen puncak. Variabel tersebut membentuk
suasana dimana pekerjaan dilakukan, karena di bawah kendali organisasi, pada
dasarnya lingkungan internal dapat segera dilakukan intervensi berupa perubahan-
perubahan baik penambahan, maupun pengurangan atau intervensi-intervensi
lainnya, setelah diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh organisasi.
Adapun Variabel-variabel dari lingkungan internal tersebut adalah:
1. Sumber daya meliputi aset organisasi, keahlian orang, kemampuan, bakat
manajerial, aset keuangan, modal, fasilitas dan lain sebagainya;
2. Struktur yaitu cara bagaimana sebuah organisasi publik maupun privat,
diorganisasikan yang berkenaan dengan pola komunikasi, pembagian
wewenang dan arus kerja;
3. Budaya menyangkut pola keyakinan, pengharapan dan nilai-nilai yang
dibagikan oleh anggota dari generasi ke generasi sebagai identitas organisasi
[ CITATION Efr19 \l 1033 ].

2.2 Komponen yang Digunakan dalam Menganalisis Lingkungan Internal


Lembaga Pendidikan
Manajemen lingkungan adalah manajemen yang mengelola organisasi
berdasarkan pada lingkungan-lingkungan berikut:
a. Lingkungan internal organisasi, meliputi pimpinan organisasi, personal
(karyawan) organisasi, alat-alat dan metode pengelolaan organisasi, strategi
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan organisasi.

8
b. Lingkungan eksternal organisasi, yaitu lingkungan masyarakat, lingkungan
kerja sama antar organisasi, lingkungan lintas pimpinan organisasi
[ CITATION Pan17 \l 1033 ].
Dimensi lingkungan internal seperti kekuatan dan kelemahan dapat
digunakan untuk merumuskan rencana strategi pendidikan jangka panjang.
Faktor-faktor internal menunjukkan adanya keunggulan atau kelemahan sekolah,
meliputi: keuangan, jasa, prestasi, SDM dan lain sebagainya. Pimpinan sekolah
harus memahami kondisi lingkungan internal sekolah serta mampu meletakkan
berbagai pendekatan dan teknik untuk merumuskan strategi pemasaran jasa
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya[ CITATION Mus15 \l 1033 ].
Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktivitas organisasi yang harus
selalu dikendalikan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi di bidang
fungsional atau bisnis adalah aktivitas manajemen strategi. Organisasi berusaha
mengikuti strategi mempergunakan kekuatan internal dan memperbaiki
kelemahan internal[ CITATION Abd20 \l 1033 ].
Karakteristik manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah
merupakan sebuah sistem yang mendasarkan pada input, proses, dan output:
1. Input
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber
daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi
berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala
sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya
(peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya). Input perangkat lunak
meliputi struktur, organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi
tugas, rencana, program, dan sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi,
tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah [ CITATION Suh19 \l
1033 ].
2. Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik
proses belajar mengajar (PBM) yang efektivitasnya tinggi, siswa harus fokus dari

9
semua kegiatan sekolah. PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar
mengetahui, belajar bekerja, belajar hidup bersama, dan belajar menjadi diri
sendiri. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah.
Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik
pembelajaran dan pengajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber
daya di sekolah [ CITATION Suh19 \l 1033 ].
3. Output
Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses
pembelajaran dalam proses belajar yang dipengaruhi oleh raw input, instrumental
input dan input lingkungan dari sekolah tersebut. Pada umumnya, output
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa prestasi akademik dan output
berupa prestasi non akademik. Output pendidikan pada hakikatnya merupakan
kinerja sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya. Efektivitasnya,
produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, dan moral kerjanya[ CITATION
Suh19 \l 1033 ].
Contoh Strength (Kekuatan)
1. Motivasi guru dan siswa tinggi
2. Hubungan yang baik antara guru dengan guru ataupun guru dengan
siswa
3. Pendekatan dan metode mengajar guru yang bervariasi
Contoh Weakness (Kelemahan)
1. Rekrutmen guru dan staf yang terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan sarat dengan unsur kekeluargaan
2. Sebagian besar tenaga guru masih berstatus honorer dan mengajar di
tempat lain[ CITATION Mul19 \l 1033 ].
Lingkungan internal lembaga pendidikan meliputi:
(a) Struktur lembaga pendidikan.
Struktur lembaga pendidikan meliputi: struktur organisasi yang ada di
lembaga tersebut, penempatan para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
yang ada di dalamnya,
(b) Sistem Lembaga Pendidikan,

10
(c) Sistem komunikasi internal yang terjalin dengan baik antara kepala
sekolah, guru, pegawai, dan siswa maka akan tercipta sistem lembaga
pendidikan yang bagus di dalamnya,
(d) Sumber Daya Manusia.
Motivasi kerja masing-masing individu dalam lembaga/ organisasi
berbeda-beda. Motivasi kerja yang tinggi akan membentuk
profesionalisme kerja yang tinggi pula dalam diri orang tersebut. Dengan
adanya motivasi kerja dan profesionalisme yang tinggi maka akan
menghasilkan sumber daya yang berkualitas,
(e) Biaya Operasional/ Keuangan,
(f) Dukungan kinerja terhadap misi yang telah ditentukan oleh lembaga
pendidikan tersebut [CITATION Ani15 \l 1033 ].
Adapun bentuk-bentuk dalam analisis internal lembaga pendidikan diatas
dapat dirinci sebagai berikut:
a. Fungsi pengelolaan kurikulum
1) Dokumen kurikulum lengkap
2) Silabus mata pelajaran tersedia
3) Rencana pembelajaran belum lengkap
4) Tim pengembang kurikulum dan pengujian berfungsi rendah

b. Fungsi ketenagaan/personalia
1) Jumlah guru memenuhi rasio
2) Kelayakan mengajar memadai
3) Pelatihan rendah
4) Metode dan strategi mengajar berbasis ICT
5) Program peningkatan keterampilan guru tinggi
6) Kesejahteraan guru belum sesuai UMR

c. Fungsi pengembangan sarana


1) Daya guna sarana rendah
2) Fasilitas sarana ICT belum mendukung pembelajaran ICT
3) Jumlah buku siswa berstandar nasional memadai

11
4) Jumlah buku siswa berstandar bahasa inggris belum memadai
5) Ruang kelas sesuai standar
6) Ruang perpustakaan belum sesuai standar
7) Ruang kantor manajemen dan guru belum memadai
8) Ruang kantin sekolah belum memadai
9) MKCK sesuai standar

d. Fungsi evaluasi dan ketercapaian kompetensi lulusan


1) UN diatas standar nasional
2) Ketuntasan belajar siswa rendah
3) Standar kompetensi lulusan sudah sesuai
4) Kegiatan remedial belum optimal
5) Percepatan siswa belum memadai

e. Fungsi kegiatan belajar mengajar


1) Kedisiplinan belajar tinggi
2) Partisipasi belajar tinggi
3) Kemampuan guru dalam pengelolaan belajar belum maksimal
4) Kemampuan guru dalam pembelajaran aktif, kreatif dan
menyenangkan belum merata
5) Pengawasan mutu pembelajaran rendah
6) Pengawasan pembelajaran rendah

f. Fungsi keuangan
1) Biaya operasional tetap terpenuhi
2) Alokasi gaji guru belum sesuai UMR
3) Alokasi sarana berbasis ICT
4) Alokasi dana pembelajaran tersedia
5) Biaya pembangunan rendah
6) Biaya rehab tersedia 20% dari pendapatan [ CITATION Asr12 \l
1033 ].

12
Tabel 1. Contoh Analisis Kondisi Satuan Pendidikan [ CITATION
Dir17 \l 1033 ]

13
(g)

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Analisis lingkungan internal terdiri dari penentu persepsi yang realistis atas
segala kekuatan atau strengths dan kelemahan atau weaknesses yang dimiliki
organisasi.
2. Analisis lingkungan internal dapat diawali dengan memperhatikan input,
proses dan output dari suatu lembaga pendidikan. Adapun Variabel-variabel
dari lingkungan internal tersebut adalah sumber daya, struktur, dan budaya.
3.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. (2020). Manajemen Organisasi Pendidikan Kejuruan. Jember:


Cerdas Ulet Kreatif.
Asrohah, H. (2012). Hand Out Kuliah Manajemen Strategik Pendidikan.
Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan. (2017). Panduan Kerja Kepala
Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Febriyanti, A. (2015). Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga
Pendidikan Islam. Jurnal Kependidikan, Vol III No. 2, 4-6.
Machali, I., & Hidayat, A. (2018). The Handbook of Education: Teori dan Praktik
Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Mulyono, S., Khamdani, I., & Winasis, E. D. (2019). Modul Pelatihan Penguatan
Kepala Sekolah : Teknik Analisis Manajemen (MPPKS - TAM). Jakarta:
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Musfiqon, M. (2015). Mendesain Sekolah Unggul. Sidoarjo: Nizamia Learning
Center.
Novianto, E. (2019). Manajemen Strategis. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Pananrangi, A. R. (2017). Manajemen Pendidikan. Makassar: Celebes Media
Perkasa.
Suhaimi. (2019). Manajemen Strategik untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Sekolah. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai