Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KEPEMIMPINAN

STRATEGI DALAM MENJALANKAN TUGAS PADA POSISI PEMIMPIN

Dosen Pengampu:
DR. Ir. Minto Waluyo, MM.

DISUSUN OLEH:
FAIZA EKA RAMADHANIA (20011010103)
SITI ALFI NIKMATIN KHOIRIYAH (20011010128)
WILLY ARYA WICAKSANA (20025010048)
ERLINDA ESTRELLA (20025010065)
PHILIPUS WAHYU BASKORO EBEN (20025010070)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAWA TIMUR SURABAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Strategi dalam Mnejalankan
Tugas pada Posisi Pemimpin”.
Terima kasih kami ucapkan kepada DR. Ir. Minto Waluyo, MM telah membantu kami
baik secara moral maupun materi.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 28 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 1
3. Tujuan ........................................................................................................................ 1
II. PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN .............................................................................. 3
B. MACAM-MACAM STRATEGI YANG DILAKUKAN PEMIMPIN DALAM
MENJALANKAN TUGAS ................................................................................................. 3
1. Strategi SWOT ........................................................................................................ 3
2. Strategi SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results) ................................ 8
3. Strategi EFISIENSI ............................................................................................... 15
4. Strategi BLUE OCEAN ......................................................................................... 20
C. LANGKAH-LANGKAH SEORANG PEMIMPIN DALAM MENJALANKAN TUGAS
SESUAI STRATEGI TERSEBUT .................................................................................... 23
III. PENUTUP ..................................................................................................................... 25
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 25
B. SARAN ..................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 27

ii
I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Strategi dalam pencapaian tujuan organisasi dapat dirumuskan dengan
melakukan analisis terhadap keseluruhan indikasi dalam organisasi tersebut. Dengan
adanya analisis maka pemimpin mampu menemukan strategi yang baik untuk
mengarahkan seluruh potensi organisasi, guna pencapaian tujuan organisasi. Dengan
adanya analisis pada strategi, organisasi akan lebih mudah memetakan berbagai
potensi internal dan eksternal, serta menemukan cara yang tepat untuk pengembangan
selanjutnya atau pencapaian tujuan tertentu. Dengan menggunakan strategi organisasi
akan mengembangkan kekuatan potensial dengan memanfaatkan peluang, serta
menekan pengaruh dari kelemahan yang dapat menjadi ancaman bagi organisasi.
Melalui berbagai strategi, kita dapat memahami apa dan bagaimana organisasi
yang akan dibentuk, serta bagaimana cara menggerakannya. Yang dibutuhkan
hanyalah keterbukaan terhadap berbagai informasi untuk didiagnosis. Dengan
memahami strategi yang akan digunakan, organisasi akan menjadi terbuka serta merta
menciptakan budaya kerja yang efektif bagi keseluruan aktivitas organisasi.
Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mengenal dirinya dan mengetahui
kemana ia akan melangkah.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Kepemimpinan?
b. Jelaskan macam-macam strategi yang dimiliki pemimpin dalam menjalankan
tugasnya?
c. Bagaimana langkah-langkah seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya
sesuai dengan strategi tersebut?

3. Tujuan
a. Untuk menjelaskan pengertian dari kepemimpinan.

1
b. Untuk menjelaskan macam-macam strategi yang dimiliki pemimpin dalam
menjalankan tugasnya.
c. Untuk menjelaskan langkah-langkah seorang pemimpin dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan strategi tersebut.

2
II. PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan suatu bentuk perilaku yang berkaitan dengan
bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau mencapai
tujuan yang diinginkan sang pemimpin. Badeni (2014: 216) mendefinisikan
kepemimpinan adalah kemampuan, proses dan seni mempengaruhi orang lain maupun
sekelompok orang agar mempunyai kemauan untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Fahmi (2016: 68), kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Peran
pemimpin dalam suatu organisasi sangat penting karena kunci utama dalam sebuah
organisasi atau lembaga ditujukan pada pemimpin. Selain itu, keberhasilan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi anggotanya dapat dilihat dari tercapainya tujuan
suatu organisasi tersebut.

B. MACAM-MACAM STRATEGI YANG DILAKUKAN PEMIMPIN DALAM


MENJALANKAN TUGAS

1. Strategi SWOT
Strategi SWOT adalah suatu bentuk strategi situasi dengan
mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan
(Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan
kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari
lingkungan sekitar untuk merumuskan cara yang tepat bagi organisasi. Hal ini
melibatkan penentuan tujuan organisasi dan mengidentifikasi faktor-faktor
internal serta eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu.
Metode SWOT ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang pada waktu itu (dasawarsa
1960-an dan 1970-an) sedang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford
dengan menggunakan data dari berbagai perusahaan. Strategi SWOT dibuat
berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Strategi SWOT membandingkan
antara faktor eksternal dan faktor internal organisasi.

3
Strategi SWOT merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan
dengan melihat aspek lingkungan internal dan eksternal organisasi. SWOT
bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5, yaitu data perkembangan
organisasi 3 tahun sebelumnya, apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya
analisis, dan kecenderungan organisasi untuk 5 tahun pasca analisis. Hal tersebut
dilakukan agar strategi yang diambil memiliki dasar dan fakta yang bisa
dipertanggungjawabkan. Hasil strategi SWOT, dapat menunjukkan kualitas dan
kuantifikasi posisi organisasi, dengan sejumlah kemampuan inti, bila di resultansi
kekuatan dan kelemahannya positif yang kemudian memberikan rekomendasi
strategis organisasi serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi
sumber daya organisasi. Strategi SWOT dibagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Strengths (Kekuatan)
Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi
yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi
berjalan maksimal. Misalnya: kekuatan keuangan, motivasi anggota yang kuat,
nama baik organisasi terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang
lebih, anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan
lainnya. Adapun ciri-ciri Strengths (kekuatan) yaitu:
● Memiliki rekan/grup bertukar pendapat (in-group) untuk pemecahan
masalah.
● Dapat memahami lingkungan anggota melalui in-group.
● Tujuan pengambilan keputusan biasanya untuk kebermanfaat yang paling
maksimal.
● Bersifat universal atau tidak hanya mementingkan sisi perusahaan.
● Keputusan berdasarkan pertimbangan yang konkret (rasional).
2. Weaknesses (Kelemahan)
Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi
internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal
terlaksana. Misalnya ; kekurangan dana, memiliki orang-orang baru yang
belum terampil, belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
organisasi, anggota kurang kreatif dan malas, tidak adanya teknologi dan
sebagainya. Ciri-ciri Weaknesses (kelemahan) yaitu:
● Adanya kubu in-group dan out-group
● Terjadinya perbedaan perspektif di dalam in-group dan out-group

4
● Minoritas sering kali di rugikan
● Pemimpin hanya terbuka dalam in-group
● Cenderung adanya pertentangan dengan out-group
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang
positif, yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya.
Misalnya ; Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan organisasi, masyarakat
lagi membutuhkan perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
organisasi yang bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang
tersebut, banyak pemberi dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh
organisasi dan lainnya. Opportunities bercirikan diantaranya adalah:
● Memberikan tujuan yang baru dan ide-ide baru.
● Kestabilan perusahaan dalam produktivitas kerja karena jumlah karyawan
dan beban kerja sebanding dan informasi lingkungan anggota yang akurat.
● Perusahaan memberikan kesempatan jenjang karir untuk seluruh
karyawan.
4. Threats (Ancaman)
Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu
menghambat pergerakan organisasi. Misalnya: masyarakat sedang dalam
kondisi apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut, kegiatan organisasi
seperti itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak
competitor atau pesaing, isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan
lainnya.

DIAGRAM SWOT

5
Kuadran I: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Organisasi
tersebut memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dapat mengarahkan seluruh
potensi internal organisasi untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif. (Growth oriented strategy)
Kuadran II: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
cara strategi diversifikasi. Diversifikasi yakni membuat strategi yang berbeda
(lain dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga
dimasa yang akan datang memungkinkan terciptanya peluang.
Kuadaran III: Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar,
tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal.
Fokus organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
organisasi sehingga dapat merebut peluang dari luar tersebut dengan baik.
Kuadran IV: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Strategi yang digunakan yakni mempertahankan diri untuk membangun
kekuatan internal dan meminimalisir kelemahan.
Selain itu, adapaun strategi-strategi gabungan yang digunakan dalam
mempertimbangkan berbagai indikasi dari data yang telah ada, diantaranya
adalah:
1. Strategi OS
Strategi OS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan
pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk
merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Inilah yang
merupakan strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan
terencana. Dalam strategi OS, organisasi mengejar peluang-peluang dari
luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.
2. Strategi OW
Strategi OW adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan
dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu
strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda harus mundur satu

6
atau dua langkah ke belakang untuk maju melangkah jauh ke depan.
Dalam hal ini kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki dan dicari
solusinya untuk memperoleh peluang tersebut.
3. Strategi TS
Strategi TS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan
yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi.
Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi
perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan
dan ketergesa-gesaan hanya memperburuk suasana, untuk itu pahamilah
bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang bersifat
independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman
tersebut.
4. Strategi TW
Strategi TW adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk
kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan
yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini, organisasi
anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan
ancaman dari luar juga menyerang. Bila anda tidak mengambil strategi
yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk bagi citra dan
eksistensi organisasi kedepan.
Sebagai contoh, Aqua adalah merek AMDK dengan penjualan terbesar
di Indonesia dan merupakan salah satu merek AMDK yang paling terkenal di
Indonesia, sehingga telah menjadi seperti merk generik untuk AMDK. Di
Indonesia, terdapat 14 pabrik yang memproduksi Aqua. Dalam
pelaksanaannya Aqua memiliki Strategi SWOT yang dijadikan acuan dalam
menjalankan visi dan misi perusahaan dengan tujuan agar Aqua dapat terus
mengembangkan produk yang dimiliki dan dapat bersaing dengan produk
lain(competitor). Adapun analisis strategi SWOT pada produk Aqua yakni:
1. Strength (Kekuatan)
● Aqua telah memiliki brand yang sangat kuat dikalangan masyarakat,
bahkan umumnya dijadikan majas metafora untuk penyebutan sebuah
air minum kemasan walaupun bukan bermerek Aqua.
● Kualitas sumber mata air selalu terjaga. Lokasi mata air Aqua
senantiasa berada jauh dari pemukiman penduduk.

7
● Kemudahan memasarkan produk karena selain masyarakat telah
percaya akan kualitas yang selalu terjaga, masyarakat dapat
menemukan agen Aqua dimana pun karena jumlahnya sangat banyak.
2. Weekness (Kelemahan)
● Harga produk Aqua ditentukan oleh kebijakan harga yang disebut
kebijakan harga wholesaler.
● Saluran ditribusi terlalu panjang, dimana hasil produksi dari Aqua
disalurkan ke distributor-distributor, kemudian disalurkan ke retailer
dan pada akhirnya sampai ke tangan konsumen.
● Dalam penarikan karyawan Aqua masih menggunakan spoil system
karena perusahaan pada awal berdiri merupakan perusahaan keluarga.
3. Opportunity (Peluang)
● Jumlah penduduk yang terus meningkat secara signifikan merupakan
peluang yang sangat besar.
● Produk Aqua ditujukan untuk semua kalangan. Hal ini dapat dikatakan
karena air dibutuhkan oleh semua manusia.
● Aqua menggunakan seluruh media untuk promosi iklannya. Seperti
melalui brosur sederhana, event-event olahraga, TV, radio, koran,
majalah, dan internet.
4. Threats (Ancaman)
● Adanya produk palsu di pasaran yang menggunakan label Aqua.
● Munculnya beragam merek air mineral dalam kemasan baru.
● Pemerintah memberi peraturan kepada setiap perusahaan AMDK
untuk tidak mengeksploitasi air sesuka hati.

2. Strategi SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results)


Menurut para pencetus SOAR, dalam kaitannya dengan perubahan yang
akan dilakukan oleh organisasi, analisis SWOT ini memiliki kekurangan. Dalam
proses perencanaan dengan analisis SWOT, perusahaan harus menghabiskan
sebagian waktunya guna memikirkan hal-hal positif (strengths, opportunities) dan
sebagiannya lagi untuk mengurusi hal-hal negatif (weaknesses, threats). Namun
kenyataannya, manusia cenderung lebih suka menonjolkan hal-hal negatif
(weaknesses, threats). Padahal, kita cenderung lebih suka melupakan kekurangan

8
dan pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu. Kita akan lebih termotivasi
manakala menyadari bahwa kelebihan atau kekuatan yang kita miliki dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan organisasi.
Untuk itulah Stavros, Cooperrider, dan Kelly menawarkan konsep SOAR
(Strengths, opportunities, aspirations, results) sebagai alternatif terhadap analisis
SWOT., yang berasal dari pendekatan Appreciative Inquiry (AI). Pendekatan AI
lebih menitikberatkan pada pengidentifikasian dan pembangunan kekuatan dan
peluang ketimbang pada masalah, kelemahan, dan ancaman.
Pendekatan SOAR terhadap rencana strategis memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan model tradisional. Analisis SOAR
memungkinkan anggota organisasi menciptakan masa depan yang mereka
inginkan sendiri dalam keseluruhan proses dengan cara melakukan penyelidikan,
imajinasi, inovasi, dan inspirasi. Fokus internal SOAR adalah kekuatan organisasi.
SOAR juga digunakan untuk analisis eksternal, misalnya analisis
mengenai pemasok dan pelanggan. Keuntungan lainnya berkaitan dengan
partisipasi. Pada banyak organisasi, perencanaan strategis hanya melibatkan
orang-orang pada tingkatan tertinggi serta sekelompok stakeholder. Namun dalam
kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan
pada integritas para anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena
para stakeholder harus menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak
bagi para pemimpin organisasi.
Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan penyelidikan
(inquiry) yang menggunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-nilai inti,
visi, kekuatan, dan peluang potensial. Dalam fase ini, pandangan-pandangan dari
setiap anggota organisasi dihargai. Penyelidikan juga dilakukan guna memahami
secara utuh nilai-nilai yang dimiliki oleh para anggota organisasi serta hal-hal
terbaik yang pernah terjadi di masa lalu. Kemudian anggota organisasi dibawa
masuk ke dalam fase imajinasi, memanfaatkan waktu untuk “bermimpi” dan
merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini, nilai-nilai diperkuat, visi
dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternatif strategis dan
rekomendasi diumumkan. Fase ketiga adalah inovasi, yaitu dimulainya
perancangan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan fungsional, program,
sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan masa depan yang

9
diharapkan. Guna tercapainya hasil terbaik yang terukur, karyawan harus
diberikan inspirasi melalui sistem pengakuan dan penghargaan.
Salah satu contoh sukses dari pemanfaatan analisis SOAR ini adalah kisah
Roadway Express, sebuah perusahaan transportasi yang berpusat di Akron, Ohio
(AS), yang pada suatu saat menyelenggarakan sebuah meeting tentang
perencanaan strategis di salah satu fasilitas mereka di Winston-Salem. Hampir
300 orang yang terdiri dari pekerja dan pengemudi berkumpul bersama-sama
dengan manajemen dan pelanggan serta para stakeholder lain dari wilayah
Winston-Salem guna mendiskusikan strategi menjadikan perusahaan sebagai
pemimpin dalam industri transportasi.
Di hari pertama meeting, mereka memetakan seluruh kekuatan-kekuatan
yang dimiliki oleh perusahaan dalam hubungannya dengan pasar. Hari kedua,
mereka mengidentifikasikan peluang-peluang bisnis, yang diikuti dengan
artikulasi aspirasi yang lebih selektif. Pada hari ketiga, aspirasi ini dibuat menjadi
lebih konkret dan spesifik, yang kemudian diterjemahkan ke dalam hasil-hasil
yang telah diantisipasi, termasuk seleksi kebijakan-kebijakan dan pengukuran-
pengukuran bisnis yang cermat.
Hasilnya pada tahun berikutnya Roadway Express mengalami peningkatan
pendapatan kurang lebih sekitar 25%. Harga sahamnya pun mengalami kenaikan.
Hal ini mendorong perusahaan untuk lebih banyak menyelenggarakan meeting
sejenis guna membahas perencanaan strategis. Namun bagi Roadway Express,
meeting seperti ini bukan hanya bertujuan untuk menyusun strategi yang lebih
baik, namun juga bagi pengembangan sumber daya manusia. Roadway Express
ingin menyusun proses pemikiran strategis yang dapat dimanfaatkan dalam
aktivitas keseharian perusahaan guna menangkap peluang-peluang baru. Setelah
diselenggarakannya sebuah pertemuan di Akron, misalnya, sekelompok ahli
mekanik menciptakan sebuah visi yang berpotensi menciptakan penghematan
hingga bernilai milyaran dolar. Dalam contoh lain, pertemuan di Winston-Salem
telah menjadikan para pengemudi bersedia secara sukarela menjadi tenaga penjual
produk perusahaan. Hal ini mampu meningkatkan pendapatan perusahaan senilai
lebih dari satu juta dollar AS.
Menurut para pencetusnya, SOAR mampu menghasilkan sebuah energi
yang bertahan lama serta menghidupkan kreativitas. SOAR menghargai arti

10
sebuah kekuatan dan kesuksesan sekecil apapun, karena terjadinya hal-hal yang
besar selalu diawali dari hal-hal kecil.
Memang kehadiran SOAR relatif masih hijau dibandingkan kemapanan
SWOT, dan masih perlu pembuktian eksistensinya lebih lanjut. Namun tawaran
alternatif ini akan semakin memperkaya khasanah analisis strategis.
SOAR adalah sebuah pendekatan yang inovatif serta berbasiskan pada
kekuatan (strength-based approach) terhadap perencanaan strategis. SOAR dapat
membuat kita lebih memfokuskan diri kepada hal yang paling penting, yaitu masa
depan karyawan dan organisasi.
Perencana strategis menuliskan pertanyaan yang bersifat menyelidiki guna
menentukan arah (direction) dari proses perencanaan strategis serta
menginformasikan isi dari perencanaan strategis tersebut berdasarkan kepada
kekuatan dan peluang yang ada. Inilah yang disebut oleh Stavros, Cooperrider,
dan Kelley dengan penyelidikan strategis (strategic inquiry) dengan tujuan yang
bersifat apresiatif (appreciative intent).
SOAR dapat dimanfaatkan pada saat perusahaan melakukan hal-hal seperti
pemindaian (scanning) terhadap lingkungan internal ataupun eksternal, evaluasi
dan penciptaan kembali visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, formulasi strategi dan
rencana strategis pada berbagai unit dan level organisasi, serta perencanaan dan
implementasi perubahan.
Dalam analisis SOAR, anggota organisasi dapat belajar untuk
mengidentifikasi inti positif (positive core) yang dimiliki oleh organisasi,
memperoleh kejelasan (clarity) terhadap nilai, visi, misi, untuk kemudian
diselaraskan dengan strategi, inisiatif, dan rencana aksi yang disusun. Selain itu,
merencanakan, mendesain, dan memfasilitasi keseluruhan perencanaan strategis,
serta mengidentifikasi pengukuran yang mendorong kinerja.
Metode SOAR, yang telah dijalankan oleh beberapa organisasi, baik bisnis
maupun non-bisnis, terbukti mampu memperbaiki kinerja, seperti produktivitas
dan penjualan, komunikasi yang terbuka dan berkesinambungan, serta
meningkatnya moral karyawan yang anjlok.
Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat mapan, dalam
hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal organisasi serta ancaman
(threats) eksternal yang dihadapinya ke dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration)
yang dimiliki perusahaan serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai.

11
Model analisis ini beranggapan bahwa faktor kekurangan dan ancaman
dapat memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga
menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.
Dalam strength (S), hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang
dimiliki diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang tidak berwujud.
Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala
hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu
maupun organisasi. Kekuatan inilah yang akan terus dikembangkan demi
kemajuan organisasi maupun individu di masa depan. Opportunities (O) berarti
dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi
peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi.
Lingkungan eksternal adalah sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai
macam kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu
perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini
mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan
eksternal yang berubah dengan sangat cepat.
Dalam menganalisis aspirations (A), para anggota organisasi berbagi
aspirasi dan merancang kondisi masa depan yang mereka impikan, yang dapat
menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri,
pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan. Saling berbagi
aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan visi, misi serta
nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan organisasi
menuju masa depan.
Results (R) berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai
(measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui sejauh mana
pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama. Agar para anggota
organisasi merasa termotivasi dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan
ini, maka perlu dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang
menarik.
Pendekatan SOAR dimulai dengan penyelidikan (inquiry) dengan
mengajukan pertanyaan positif tanpa syarat (unconditional positive questions)
guna mempelajari nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial organisasi.
Penyelidikan adalah saat untuk melakukan refleksi terhadap kekuatan di masa lalu
serta bagaimana kekuatan ini dibangun. Kemudian, peserta memasuki fase

12
imajinasi (imagination), dimana mereka menghabiskan waktu untuk bermimpi dan
membangun masa depan yang diinginkan.
Tujuan jangka panjang dan alternatif strategis dan rekomendasi
dipresentasikan. Fase berikutnya adalah saat untuk melakukan inovasi
(innovation) untuk memulai desain strategis dari tujuan jangka pendek, rencana
taktikal dan finansial, serta sistem, struktur, dan program yang terpadu guna
mewujudkan masa depan yang diinginkan dengan hasil terbaik.
Dapat kita simpulkan inti metode ini bertumpu kepada mencari apa yang
terbaik yang dimiliki oleh organisasi, segala kekuatan yang ada pada organisasi.
Kemudian berdasarkan apresiasi terhadap kelebihan yang dimiliki, mencari
peluang-peluang yang tersedia, aspirasi ditampung dan dirumuskan dalam
measurable result. Tentu disertai dengan pengakuan dan reward yang pantas.
SOAR adalah kunci menciptakan masa depan organisasi idaman.
Bagaimana cara kita memahami organisasi kita? Ada sebuah alat bantu yang
sangat simpel, buatlah gambar organisasi kita! Lho kok gambar? Iya, sesuatu yang
kita gambarkan itu mewakili imaji tentang organisasi kita. Pada dasarnya, manusia
bertindak tidak berdasarkan data, angka, jumlah-jumlah kuantitatif dalam
bertindak. Kita tidak melakukan tindakan antisipatif semata karena tingkat
penjualan menurun. Tindakan kita lebih didasarkan pada imaji tertentu tentang
masa depan yang muncul setelah kita melihat data penjualan. Ketika imaji yang
muncul adalah sosok diri kita sebagai manajer pemasaran atau manajer penjualan
maka kita akan bereaksi gembira dan menggunakan data itu untuk mengkritik
manajer saat ini. Ketika imaji yang muncul adalah bonus yang berkurang maka
kita akan khawatir dan melakukan tindakan untuk meningkatkan penjualan. Imaji
masa depan menjadi basis dalam menginterpretasikan realitas yang kita hadapi
saat ini. Imaji tentang organisasi yang memandu tindakan-tindakan kita yang
membentuk organisasi kita.
Power of Image! Kekuatan imaji inilah yang menjadi basis rekan-rekan
kita yang bergerak di bidang advertising. Imaji menjadi sesuatu yang
diperjuangkan dengan berbagai daya upaya. Mereka sadar benar bahwa imaji
suatu merek akan menentukan tindakan yang akan dilakukan pelanggan. Dalam
studi psikologi, imaji murid yang ada dibenak guru menjadi faktor penentu
keberhasilan proses pembelajaran. Dalam keseharian, apabila kita mempunyai
imaji positif terhadap orang yang ada dihadapan maka akan bertindak positif pula.

13
Bagaimana imaji ini terbentuk? Interaksi dan komunikasi. Karena itulah,
suatu merek yang berjaya adalah merek yang sering berinteraksi dengan
pelanggannya, merek yang dikomunikasikan dengan cara-cara yang menarik. Tak
segan-segan dilakukan riset terhadap pelanggan, walau menghabiskan biaya besar,
untuk sungguh-sungguh memahami pelanggan. Demikian pula di kelas, proses
pembelajaran yang efisien mempersyaratkan pola interaksi dan komunikasi
tertentu. Semisal, umpan balik yang positif terhadap murid.
Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengoptimalkan kekuatan imaji
dalam mengelola organisasi kita? Bagaimana kita memainkan interaksi dan
komunikasi dalam menciptakan masa depan organisasi kita?
Pada dua titik itulah, SOAR, metode perencanaan strategis berbasis
appresitive inquiry menjadi sebuah tawaran menarik yang berbeda dengan
pendekatan dan metode yang telah ada. Stavros, Cooperrider dan Kelly,
penggagas SOAR, berupaya mengoptimalkan kekuatan imaji untuk menggerakkan
seluruh sumber daya perusahaan untuk mewujudkan masa depan yang diidamkan.
Metode SOAR merupakan langkah penciptaan imaji organisasi yang positif dalam
perencanaan strategis. Imaji ini dibentuk melalui imajinasi terpandu dengan
menggunakan kekuatan otak kanan. Lahirlah, imaji yang dashyat, imaji yang
menggetarkan hati seluruh orang. Imaji yang melahirkan tindakan-tindakan
terbaik. Imaji yang mewujudkan organisasi idaman kita.
Dalam keseharian organisasi kita, imaji ini seharusnya terwujud dalam visi
organisasi kita. Pertanyaannya, bagaimana imaji organisasi kita dimata karyawan,
supplier, pelanggan, manajemen, direksi dan bahkan owner sendiri? Kalau imaji
itu digambar, maka apa gambar yang digunakan para pihak itu untuk
menggambarkan organisasi kita? Seberapa indah gambar tersebut? Seberapa kuat
imaji itu mengundang tindakan-tindakan terbaik?
Imaji organisasi terkonstruksi melalui interaksi dan komunikasi diantara
para stakeholdernya, dalam cara yang paling sederhana, percakapan. Dalam
percakapan keseharian, orang saling bertukar kisah satu sama lain. Apa kekuatan
sebuah kisah? Kisah menyimpan jutaan makna sehingga manusia dapat
mewariskan tradisi dari generasi ke generasi, dan mempersatukan orang dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Dalam kisah, tersimpan akan ingatan
sejarah yang memungkinkan orang merefleksikan perjalanan sebuah organisasi.

14
Kisah pula yang memicu semangat orang, membangkitkan orang untuk
memberikan atau tidak memberikan konstribusi terhadap suatu urusan.
Ingat heboh kisah Chicken Soup? Kisah orang-orang biasa yang
menularkan emosi kepada para pembacanya. Apa yang kita ingat tentang sekolah
kita dulu? Sekumpulan kisah yang ketika diceritakan kembali menghangatkan
suasana perjumpaan dengan sesama alumni. Bahkan, kekuatan kisah begitu
berpengaruh sehingga kisah yang beredar pada pertemuan informal seringkali
merupakan pertanda keputusan yang akan diambil dalam sebuat rapat formal.
Mengingat kisah sedih membawa kita pada suasana yang muram. Mengenang
kisah ceria menerbangkan kita pada puncak-puncak keceriaan. Karena itulah,
pembentukan imaji organisasi berlangsung sepanjang waktu oleh semua orang
yang terlibat. Tidak hanya pada saat rapat. Tidak pula oleh sebagian orang. Lalu,
bagaimana kisah-kisah yang ada dalam percakapan organisasi kita?
Kisah lahir dari sesuatu yang menjadi fokus kita. Ketika anggota
organisasi menganggap ketidakdisplinan sebagai sesuatu yang berharga, maka
akan lahirlah berbagai kisah seputar ketidakdisplinan. Entah kisah tentang
kekonyolan upaya seseorang untuk menghindari suatu aturan. Entah kisah tentang
manajer yang galak dan tidak punya hati terhadap bawahannya yang tidak disiplin.
Kisah selalu terpusat pada sebuah fokus yang terpicu dari pertanyaan-pertanyaan
yang kita ajukan.
Pertanyaan yang kita ajukan menentukan kisah yang akan lahir. Kisah
yang dipertukarkan menentukan imaji organisasi kita. Imaji organisasi kita
menentukan tindakan seluruh pihak yang terlibat. So simpelnya, pertanyaan
positif, kisah positif, imaji positif, tindakan positif, kinerja positif, masa depan
positif. Begitulah SOAR adanya.

3. Strategi EFISIENSI
Menurut KBBI, kata efisien adalah melakukan pekerjaan dengan tepat dan
mampu menjalankan tugas dengan cermat, dan berdaya guna. Efisiensi
kepemimpinan adalah kemampuan pimpinan untuk memberi pengaruh kepada
orang lain agar mereka berkontribusi atau pengingat akan tujuan lembaga.
Pemimpin yang dilahirkan tanpa pendidikan dan latihan sudah dapat menjadi
pemimpin yang efisien. Teori sifat kepemimpinan juga berpendapat bahwa

15
pemimpin itu dilahirkan bukan diciptakan artinya seseorang telah membawa bakat
kepemimpinan sejak dilahirkan bukan dididik atau dilatih. Pelatihan
kepemimpinan hanya bermanfaat bagi mereka yang memang telah memiliki sifat-
sifat kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan pada hakikatnya memperlihatkan dua perilaku atau
gaya kepemimpinan yaitu berorientasi pada tugas dan berorientasi pada manusia.
Efisiensi digunakan bila pegawai mampu menganalisis dan tingkat kematangan
staf pegawai tinggi dimana pegawai mampu dan mau memikul tugas dan
tanggung jawab. Untuk menjadi pemimpin yang efisien digunakan keseimbangan
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada manusia. Gaya kepemimpinan ini disebut dengan gaya
kepemimpinan transaksional.
Efisiensi menjadi output dalam sebuah siklus organisasi. Efisiensi dapat
ditinjau dari tiga perspektif, yaitu: individual, grup dan organisasi. Seluruh aspek
tersebut saling terkait satu sama lain. Aspek yang paling mendasar adalah efisiensi
individual. Hal ini diyakini bahwa individu merupakan stimulan pertama,
kemudian beranjak pada kelompok kerja, dan bermuara pada organisasi secara
kelembagaan. Hal ini dikarenakan individual memiliki aspek-aspek yang sangat
menentukan dalam proses dan hasil sebuah organisasi ketika individu tersebut
menjadi salah satu sistem organisasi. Manakala seorang individu memiliki
keahlian, kemampuan, pengetahuan, sikap, motivasi dan bahkan tekanan akan
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan.
Untuk menjadi pimpinan yang memiliki tingkat efisiensi tinggi dalam
memimpin tentu tidaklah mudah. Diupayakan beragam komponen dan tahapan
dimiliki serta dilaksanakan oleh pimpinan tersebut. Seorang pimpinan tentunya
sudah harus menjalankan fungsi manajemennya, yaitu: sebagai planner,
organizer, leader, dan controller. Ivancevich et al., menjelaskan bahwa efisiensi
dapat diciptakan dari beragam sumber. Terdapat empat komponen model yang
dikembangkan yang merupakan determinan utama yang harus dipenuhi untuk
menjadi seorang pimpinan yang efisien, yaitu:
1. Motif dan sifat
Komponen pertama adalah motif dan sifat, yang berarti merupakan
keinginan yangs mendorong seseorang untuk bertindak. Beberapa motif yang
umum yang wajib dimiliki para pimpinan yang sukses, diantaranya adalah:

16
 Ambisi, motif ini dipandang sebagai prediktor terkuat dalam keberhasilan
kepemimpinan.
 Bekerja dalam organisasi membutuhkan waktu yang memiliki jam kerja
panjang serta kegiatan intensif maka pribadi yang enerjik dipandang perlu
untuk menyelesaikan tanggungjawab tanpa kenal lelah.
 Kegigihan dan inisiatif dalam bekerja juga dipandang penting untuk selalu
ditanamkan pada jiwa pimpinan yang sukses yang pantang menyerah dan
giat bekerja.
 Cara penggunaan kekuasaan dinilai memiliki peran yang penting di dalam
mencapai kesuksesan pimpinan.
2. Pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
Komponen kedua adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan.
Idealnya, seorang pimpinan memiliki pengetahuan dan informasi yang luas
tentang organisasi, industri, dan dunia usaha agar dapat mengantarkan
organisasinya menuju keberhasilan.
3. Visi
Komponen ketiga adalah visi yang dimiliki oleh pimpinan. Secara
tegas dikemukakan bahwa visi merupakan nafas dan perasaan kepada anggota
organisasi bahwa hidup dan pekerjaan mereka terjalin dan bergerak kearah
tujuan yang telah disepakati secara resmi. Visi inilah yang mendominasi
organisasi untuk menyongsong masa depan sehingga dalam jangka panjang
tidak perlu dirubah atau diganti keberadaannya.
4. Penerapan visi
Komponen keempat adalah implementasi dari visi yang sudah
ditetapkan. Setelah visi tercipta, maka merupakan tanggungjawab pimpinan
untuk merumuskan visi stratejik serta pengkonseptualisasian dan
pengevaluasian visi. Hal tersebut menunjukkan bahwa organisasi berkomitmen
di dalam pemenuhan tujuan organisasi. Selanjutnya, McEwan’s dikutip oleh
Janet Moyles bahwa terdapat tujuh langkah menjadi pimpinan yang efisien,
sebagai berikut:
 Menetapkan, menerapkan, dan mencapai standar.
 Menjadi sumber instruksional bagi staf.
 Menciptakan budaya dan iklim lingkungan yang kondusif.

17
 Membicarakan visi dan misi yang dituju.
 Berekspektasi tinggi terhadap pekerjaan pribadi dan staf.
 Mengembangkan SDM.
 Menetapkan dan menjaga hubungan positif.
Efisiensi tidak hanya memberikan pengaruh atau kesan, akan tetapi
berkaitan juga dengan keberhasilan tujuan, penetapan standar, penetapan sasaran,
keberadaan program, materi, metode atau cara, serta sarana atau fasilitas. Yang
paling banyak digunakan untuk mengukur efektivitas pimpinan adalah seberapa
jauh unit organisasi pimpinan tersebut berhasil menunaikan tugas pencapaian
sasarannya. Efisiensi kepemimpinan juga kadang-kadang diukur berdasarkan
kontribusi pimpinan pada kualitas proses kelompok yang dirasakan oleh para
pengikut. Seperti peningkatan kerja sama, solidaritas, pengambilan keputusan,
pemecahan konflik, peningkatan kesiapan kelompok dalam menangani perubahan,
perbaikan kualitas hidup para pengikut dan pembentukan rasa percaya diri.
Tiga dimensi kemungkinan yang dapat mendefinisikan faktor situasional
utama (kunci) yang menentukan keefektifan kepemimpinan adalah:
1. Hubungan pimpinan-anggota
Hubungan pimpinan anggota menunjukkan sejauh mana seorang
pimpinan mendapatkan dukungan dan loyalitas daripada anggota dan
hubungan dengan para anggota itu bersahabat dan saling membantu.
2. Struktur tugas
Pada struktur tugas terdapat prosedur pengoperasian yang standar
untuk menyelesaikan tugas dan indikator obyektif tentang seberapa baik tugas
itu dikerjakan. Struktur tugas yang tinggi akan memberikan kontribusi pada
situasi yang menguntungkan pimpinan karena pimpinan akan lebih mudah
memonitor dan mempengaruhi perilaku anggotanya pada tugas yang
terstruktur tinggi. Sedangkan tugas yang tidak terstruktur akan memberikan
kontribusi yang tidak menguntungkan pimpinan, sehingga kemampuan
pimpinan untuk mengontrol anggotanya rendah.
3. Kekuatan posisi pimpinan
Pada kekuatan posisi pimpinan terdapat tingkat wewenang pimpinan
untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja anggota, memberikan penghargaan,
promosi, hukuman, dan demosi. Semakin besar kekuasaan formal seorang

18
pimpinan untuk memberikan hukuman dan penghargaan. Semakin kuat
kontrol pimpinan, dapat membuat situasi semakin memungkinkan.
Menuurut Syarafuddin yang dikutip oleh Muhibuddin mengungkapkan
bahwa ukuran efektivitas kepemimpinan sebagai berikut:
1. Proses kerjanya berdasarkan standar penampilan dalam membuat perencanaan,
mengorganisir, memotivasi dan mengawasi.
2. Karakteristik kepribadian, kemampuan, sikap, keteladanan dan keterbukaan.
3. Tingkat penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan yang muaranya pada
mutu produk dan mutu pelayanan.
Sangat sulit untuk mengevaluasi pimpinan yang efektif karena terdapat
banyak alternatif ukuran efektivitas, dan tidak jelasnya ukuran mana yang paling
relevan. Namun, keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari
produktivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya.
Bila produktivitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efisien akan lebih
cepat terpainya tujuan yang telah ditentukan. Ciri-ciri seorang pemimpin yang
efisien contohnya:
 Sifatnya peka terhadap permasalahan lingkungan yang dipimpinnya.
 Mempunyai kepribadian yang terkontrol tidak emosional, inteligensi tinggi.
 Pemberani, tidak egois atau individualistis, bertanggungjawab, komunikatif.
 Tidak curiga dan berprasangka buruk pada bawahan, tidak fanatik, tidak
bersikap pasif.
 Memiliki kecerdasan dan ketangkasan pada aspek teknis dari tugasnya.
 Mau menempatkan pembantu-pembantu yang cakap untuk mengisi
kelemahannya.
 Memiliki sikap terbuka, idenya luas, rendah hati, tidak sombong, mau
mendengar aspirasi bawahannya.
 Berfungsi sebagai wasit-pemisah, bersikap adil, bijaksana agar setiap individu
rela berpartisipasi dalam setiap kegiatan, dalam iklim psikologis yang
menyenangkan.
 Berfungsi sebagai penyalur komunikasi.

19
4. Strategi BLUE OCEAN
Blue Ocean Strategy adalah tentang merancang dan memperoleh target
yang potensial dengan memunculkan permintaan baru. Strategi Samudra Biru
(Blue Ocean Strategy) adalah sebuah strategi yang dapat digunakan oleh
perusahaan agar keluar dari persaingan yang makin ketat dan memunculkan
permintaan baru dengan menawarkan inovasi untuk perusahaan yang kemudian
diterima oleh customer. Samudra Biru mampu memfasilitasi perusahaan menjadi
pioner dalam industri dengan menonjolkan nilai-nilai yang dipunya. Karena
industri belum ada sebelumnya, sama sekali tidak ada relevansi perbandingan
serupa. Menurut Kim & Mauborgne (2005) Blue Ocean Strategy merupakan
sebuah terobososan strategi yang dilakukan perusahaan untuk keluar dari Samudra
Merah (Red Ocean). Samudra Merah itu sendiri merupakan istilah untuk
menyebut “strategi konvensional” dimana sebagian besar perusahaan saat ini
penuh berkutat dengan yang disebut kompetisi. Dasar dalam membuat Strategi
Samudra Biru adalah inovasi nilai. Strategi ini memenuhi permintaan baru dengan
membiasakan produk unik dengan fitur-fitur canggih yang berbeda dari yang lain.
Pasar bisnis menurut istilah Kim dan Moubourgne (2005) bisa dibagi
menjadi dua samudra: samudra merah dan samudra biru. Samudra merah (red
ocean) merupakan semua industri yang ada saat ini. Ini adalah ruang pasar yang
sudah dikenal. Sementara samudra biru (blue ocean) menandakan industri-industri
yang belum ada sekarang. Ini adalah ruang pasar yang tidak dikenal. Samudra biru
ditandai oleh ruang pasar yang belum terjangkau, penciptaan permintaan, dan
peluang pertumbuhan masih sangat menguntungkan. Meskipun sejumlah samudra
biru diciptakan benar-benar di luar industri yang telah ada. Dalam samudra biru,
kompetisi belum ramai karena jumlah pemain masih terbatas dan kesepakatan
aturan-aturan permainan baru akan dibentuk. Blue ocean strategy pada dasarnya
merupakan sebuah siasat untuk menaklukan pesaing melalui tawaran fitur produk
yang inovatif, dan selama ini diabaikan oleh para pesaing. Dengan kata lain,
strategi ini dibuat untuk memacu suatu yang mendukung perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang besar dan mengungguli persaingan.
Kepemimpinan samudra biru berfokus pada tindakan dan aktivitas apa
yang perlu dilakukan para pemimpin untuk meningkatkan motivasi dan tuntutan
bisnis tim mereka, bukan pada siapa pemimpin yang dibutuhkan. Perbedaan
penekanan ini penting. Jauh lebih mudah untuk mengubah tindakan dan aktivitas

20
orang daripada nilai, kualitas, dan sifat perilaku mereka. Tentu saja, mengubah
aktivitas seorang pemimpin bukanlah solusi yang lengkap, dan memiliki nilai,
kualitas, dan sifat perilaku yang benar itu penting. Tetapi aktivitas adalah sesuatu
yang dapat diubah oleh setiap individu, jika diberikan umpan balik dan bimbingan
yang tepat.
Kepemimpinan samudra biru mencapai transformasi dengan waktu dan
usaha yang lebih sedikit, karena para pemimpin tidak berusaha mengubah siapa
mereka. Kepemimpinan samudra biru dirancang untuk diterapkan di tiga tingkat
manajemen yang berbeda: top, middle, dan frontline. Ini membutuhkan profil
untuk para pemimpin yang disesuaikan dengan tugas, tingkat kekuasaan, dan
lingkungan yang sangat berbeda yang Anda temukan di setiap tingkat.
Memperluas kemampuan kepemimpinan jauh ke garis depan melepaskan bakat
terpendam dan dorongan massa kritis karyawan, dan menciptakan kepemimpinan
terdistribusi yang kuat secara signifikan meningkatkan kinerja di seluruh
organisasi.
Kerangka Kerja Empat Langkah
Strategi perusahaan bisnis mencoba dan mencari cara vertikal untuk
menemukan lini bisnis baru yang dapat dinikmati keuntungan dari pangsa pasar
yang tidak terbantahkan atau Blue Ocean. Kerangka tersebut mengajukan empat
pertanyaan kunci, yaitu:
1. Faktor yang dihapuskan
Ini menunjukkan arena industri yang dapat dihilangkan secara mutlak
untuk tujuan memotong biaya dan juga untuk membuat pasar yang benar-
benar baru. Kadang-kadang, produk yang baru dibuat dapat menyebabkan
pembunuhan sendiri atas produk yang sudah ada dan dengan demikian
menyebabkan keengganan untuk mengganggu sumber pendapatan yang
sebenarnya sudah usang.
2. Faktor yang dikurangi
Ini menunjukkan arena produk atau layanan organisasi yang
menggambarkan karakter penting dalam industri tetapi tidak mutlak bersifat
esensial. Oleh karena itu, proporsi produk dapat dikurangi tanpa sepenuhnya
menghapusnya.
3. Faktor yang ditingkatkan

21
Ini mencakup poin-poin yang harus dikembangkan oleh industri
dengan mengacu pada lini produk, label harga, kualitas layanan, promosi dan
garansi produk. Pada faktor yang harus ditingkatkan ini perusahaan harus
mempertimbangkan faktor-faktor lemah yang harus ditingkatkan untuk dapat
bersaing atau bahkan dapat keluar dari persaingan saat ini.
4. Faktor yang Diciptakan
Dalam melakukan Blue Ocean Strategy perusahaan dapat menawarkan
faktor yang belum ada sehingga perusahaan menciptakan sebuah pasar yang
baru agar lebih unggul dibandingkan pesaing.Ini mendorong perusahaan untuk
membentuk produk yang luar biasa. Pengenalan lini produk yang sama sekali
baru atau, layanan mengarah pada pembentukan pasar baru dan titik
diferensiasi. Identifikasi kebutuhan pasar sasaran memberikan pengetahuan
yang baik tentang penambahan langkah-langkah unik dan akibatnya melacak
kemajuan untuk menggambarkan Blue Ocean.
Apabila Langkah-langkah tersebut bisa tercapai, maka pemimpin
perusahaan dapat menjalankan rangkaian strategi samudra biru, seperti ide strategi
samudra biru yang yang diterapkan dalam produk, harga/biaya yang dapat
dipahami dan diterima oleh karyawan/pegawai perusahaan, mitra bisnis
perusahaan, dan khalayak umum.
Kelebihan dari Blue Ocean Strategy
Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan blue ocean strategy:
 Blue Ocean Strategy menemukan pasar yang tidak tersaingi dan menghindari
pasar yang kompetitif dan jenuh.
 Ini membantu untuk berpindah dari hambatan persaingan dalam industri dan
struktur biaya yang ada dan secara bertahap bermigrasi ke arah peningkatan
nilai yang konstruktif. Singkatnya, ini menunjukkan bagaimana melepaskan
diri dari model strategis tradisional dan untuk memperluas profitabilitas dan
permintaan industri dengan menggunakan analisis.
 Inovasi nilai adalah kunci Blue Ocean Strategy. Inovasi nilai adalah aliansi
inovasi dengan harga, utilitas, dan posisi biaya. Ini pada akhirnya menciptakan
nilai / permintaan baru bagi konsumen dan dengan demikian, memperluas
peluang potensi pertumbuhan.

22
 Blue Ocean Strategy memungkinkan transformasi mendasar dalam pola pikir.
Ini mengembangkan cakrawala mental dan membantu dalam mengenali
peluang.
 Produk dengan konsep Blue Ocean Strategy tidak membuat konsumen
memilih antara nilai dan keterjangkauan. Ini adalah tujuan diferensiasi dan
teorema biaya rendah secara simultan.
Hambatan Blue Ocean Strategy
Strategi samudra biru memiliki hambatan-hambatan cukup besar.
Sejumlah hambatan ini bersifat operasional, dan sejumlah yang lain bersifat
kognif, sering kali, suatu strategi samudra biru akan berjalan tanpa tantangan-
tantangan berarti selama 10-15 tahun. Adapun hambatan untuk meniru strategi
samudra biru:
1. Inovasi nilai tidak masuk akal bagi logika konvensional suatu perusahaan
2. Strategi samudra biru bisa berkonflik dengan citra merek perusahaan lain.
3. Paten atau izin hukum menghalangi peniruan.
4. Eksternalitas jaringan menghambat perusahaan untuk melakukan peniruan.
5. Peniruan kerap menuntut perubahan politik, operasional, dan cultural yang
signifikan.
6. Perusahaan melakukan inovasi nialai mendapatkan popularitas dari mulut - ke
mulut dan konsumen loyal yang cenderung menciutkan pesaing.

C. LANGKAH-LANGKAH SEORANG PEMIMPIN DALAM MENJALANKAN


TUGAS SESUAI STRATEGI TERSEBUT
 Seorang pemimpin harus bermindset sesuai strategi SWOT yaitu pemimpin
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal
dan ancaman, dan memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi.
 Seorang pemimpin harus bermindset sesuai strategi SOAR yaitu pemimpin
menentukan strategi yang ditempuh berdasarkan kekuatan dan peluang ketimbang
pada masalah, kelemahan, dan ancaman.
 Seorang pemimpin harus bermindset sesuai strategi EFISIENSI yaitu pemimpin
memberikan pengaruh kepada orang lain agar mereka berkontribusi atau
pengingat akan tujuan dengan cermat.

23
 Seorang pemimpin harus bermindset sesuai strategi BLUE OCEAN yaitu
pemimpin menciptakan sebuah inovasi nilai baru yang belum dimiliki oleh
pesaing guna untuk mengalihkan diri dari persaingan yang ketat antar pelaku
usaha.

24
III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Fahmi (2016: 68), kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Peran
pemimpin dalam suatu organisasi sangat penting karena kunci utama dalam sebuah
organisasi atau lembaga ditujukan pada pemimpin. Selain itu, keberhasilan seorang
pemimpin dalam mempengaruhi anggotanya dapat dilihat dari tercapainya tujuan
suatu organisasi tersebut. Strategi dalam pencapaian tujuan organisasi dapat
dirumuskan dengan melakukan analisis terhadap keseluruhan indikasi dalam
organisasi tersebut. Dengan adanya analisis maka pemimpin mampu menemukan
strategi yang baik untuk mengarahkan seluruh potensi organisasi, guna pencapaian
tujuan organisasi.
Adapun 4 strategi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu Strategi
SWOT, Strategi SOAR, Strategi EFISIENSI, dan Strategi BLUE OCEAN. Strategi
SWOT adalah suatu bentuk strategi situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan
(Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta
ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan cara yang
tepat bagi organisasi. Pendekatan SOAR terhadap rencana strategis memiliki beberapa
keuntungan dibandingkan dengan model tradisional. Analisis SOAR memungkinkan
anggota organisasi menciptakan masa depan yang mereka inginkan sendiri dalam
keseluruhan proses dengan cara melakukan penyelidikan, imajinasi, inovasi, dan
inspirasi. Efisiensi kepemimpinan adalah kemampuan pimpinan untuk memberi
pengaruh kepada orang lain agar mereka berkontribusi atau pengingat akan tujuan
lembaga. Sedangkan Blue Ocean Strategy adalah tentang merancang dan memperoleh
target yang potensial dengan memunculkan permintaan baru. Strategi Samudra Biru
(Blue Ocean Strategy) adalah sebuah strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan
agar keluar dari persaingan yang makin ketat dan memunculkan permintaan baru
dengan menawarkan inovasi untuk perusahaan yang kemudian diterima oleh
customer.

25
B. SARAN
Seorang pemimpin organisasi harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam
berpola pikir sesuai strategi SWOT, SOAR, EFSIENSI, dan BLUE OCEAN agar
tujuan organisasi tersebut dapat tercapai

26
DAFTAR PUSTAKA

Fristasya, Adiva, Celia Rifa Az-Zahra, Mia Sumiati, Sarah Fauziah, dan Fandi Ahmad.
2021. PENDEKATAN SWOT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PERENCANAAN SDM DI PT X. Setia Mengabdi,(2)1, 25-29.

27

Anda mungkin juga menyukai