Powerpointprkimia12 SMA
Powerpointprkimia12 SMA
Disusun oleh:
1. Narum Yuni Margono
2. Annik Qurniawati
3. Risha Rahmawati
• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.
BAB VI Polimer
Dalam sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, bahkan
tekanan osmotik hanya dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri.
Dalam sistem larutan terdapat molekul pelarut dan molekul zat terlarut.
Adanya molekul zat terlarut memengaruhi keempat sifat tersebut.
Zat terlarut volatil mengakibatkan tekanan uap jenuh larutan lebih besar
dari tekanan uap jenuh pelarut, sedangkan zat terlarut nonvolatil
menurunkan tekanan uap jenuh larutan.
a. Penurunan tekanan
uap
d.Tekanan osmotik
Oleh karena zat nonelektrolit tidak terurai menjadi ion dan zat elektrolit
terurai menjadi ion, jumlah zat terlarut dalam larutan elektrolit lebih
banyak daripada larutan nonelektrolit. Akibatnya, sifat koligatif kedua
larutan berbeda.
Sel Elektrokimia
Korosi
Reaksi Konproporsionasi
Paku berkarat
penyelesaian:
Sel Elektrolisis
Sel Volta
Contoh Soal:
Elektrolisis merupakan
peruraian suatu elektrolit
karena adanya arus listrik.
Baterai Litium
Jika arus listrik dialirkan ke dalam beberapa sel elektrolisis yang dihubungkan seri,
jumlah berat zat-zat yang dihasilkan pada tiap-tiap elektrode sebanding dengan
berat ekuivalen tiap-tiap zat tersebut.
S
O
A
L
Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan Mekanis
(Perlindungan Katodik)
Pengecatan
Caranya dengan menghubungkan
Melumuri dengan Oli
logam besi dengan logam pelindung
Melapisi dengan Seng
yang mempunyai E° lebih kecil.
Melapisi dengan Timah
Logam pelindung yang biasa
Membalut dengan Plastik
digunakan yaitu magnesium.
Membuat Paduan Logam
Aluminium merupakan logam yang lebih aktif daripada besi, tetapi lebih tahan terhadap
karat. Aluminium yang berkarat akan membentuk aluminium oksida (Al2O3) dengan cepat.
Perkaratan akan segera terhenti setelah terbentuk lapisan oksida yang tipis. Lapisan
tersebut melekat kuat pada permukaan logam. Oleh karenanya, logam di bawahnya akan
terlindungi dari perkaratan lebih lanjut. Melalui elektrolisis, lapisan oksida tersebut dapat
dipertebal. Proses ini dinamakan anodizing. Aluminium hasil anodizing digunakan untuk
membuat perkakas dapur, kerangka bangunan, kusen pintu dan jendela, serta bingkai.
Golongan IA (Alkali)
Golongan IIIA
Golongan IVA
Golongan VA
Golongan VIA
Warna nyala
Natrium
Litium
Kalium
Sifat Kimia
Stronsium
Barium
Kalsium
Sifat Kimia
Sifat Kimia
Golongan IIIA
Sifat Kimia
Golongan IVA
Sifat Kimia
Golongan VA
Golongan VIA
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Golongan Halogen
• Halogen bersifat reaktif. Halogen dapat bereaksi dengan logam,
nonlogam, metaloid tertentu, hidrogen, dan air.
• Halogen merupakan oksidator kuat.
• Kelarutan unsur halogen berbeda-beda. Fluorin jika dilarutkan
dalam air akan mengoksidasi air. Klorin dan bromin dapat larut
dengan baik dalam air. Iodin sukar larut dalam air.
• Unsur halogen dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk asam
halida.
• Unsur halogen (kecuali fluorin) dapat membentuk asam-asam
beroksigen (oksihalogen).
• Kekuatan asam oksihalogen yaitu HClO4 > HClO3 > HClO2 > HClO.
• Kekuatan asam halida yaitu HI > HBr > HCl > HF.
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Golongan Alkali
Logam alkali diperoleh
Golongan Alkali melalui proses elektrolisis lelehan garam kloridanya.
Golongan IVA
Senyawa karbon yang berupa grafit
diperoleh dengan cara sintesis batu
bara antrasit melalui pemanasan
dengan suhu tinggi.
• Silikon murni diperoleh dari reduksi
Na2SiF6 dengan logam natrium.
• Timbal diperoleh dari reduksi
timbal(II) oksida dengan coke
batubara (C)
• Germanium diperoleh melalui proses
reduksi GeO2 dengan H2 atau C. Kaleng dari timah
• Timah dibuat melalui reduksi SnO2
dengan karbon
Golongan VIA
Golongan VIIIA
Unsur-unsur gas mulia diperoleh dengan
cara penyulingan bertingkat udara cair,
kecuali radon.
Radon diperoleh dari peluruhan radioaktif
isotop radium-226.
Gas argon juga dapat diperoleh dengan
pemanasan campuran udara dengan Obat luka mengandung iodine
kalsium karbida. sebagai antiseptik
Unsur Unsur
Unsur
Unsur logam:
logam:
semilogam: nonlogam:
unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh
karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang
a. Sifat Sifat
Logam Logam b. Bilangan Oksidasi c. Senyawa Berwarna
Unsur transisi
Unsur transisi yang dapat
Unsur transisi
yang sedikit ditarik dengan
yang menolak
dapat ditarik sangat kuat
medan magnet.
medan magnet. oleh medan
Contoh: unsur
Contoh: unsur magnet
Zn
Sc Contoh: unsur
Fe, Co, dan Ni
e. Ion Kompleks
Haloalkana
Kegunaan
Isomer Haloalkana
Haloalkana
Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi pada
senyawa-senyawa yang
memiliki rumus molekul sama,
gugus fungsi sama, dan
kerangka yang sama, tetapi
letak/posisi gugus fungsinya
berbeda.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Sifat-Sifat Haloalkana
a. Memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan senyawa
alkana dengan jumlah atom karbon yang sama.
b. Sukar larut dalam air.
c. Haloalkana suku rendah berwujud gas dan haloalkana
suku tinggi berwujud cair sampai padat.
d. Dapat mengalami reaksi dengan logam Mg, Na, natrium
alkoholat, KOH, AgOH, KCN, dan AgNO2, serta reaksi
reduksi dan hidrolisis.
Iodoform (CHI3)
Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau
khas. Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai
antiseptik
Karbon Tetraklorida (CCl4)
Dalam rumah tangga, CCl4 digunakan untuk menghilangkan noda
minyak atau lemak yang menempel pada pakaian.
Dahulu CCl4 juga banyak digunakan sebagai bahan pemadam
kebakaran (extinguisher) serta pelarut lemak, lilin, damar, dan
protein.
Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab
Kegunaan Haloalkana
Freon
Freon banyak digunakan untuk keperluan-
keperluan berikut.
1) Pelarut lemak, minyak, dan damar.
2) Bahan pendingin pada freezer dan AC
karena mempunyai titik didih – 30°C.
3) Sebagai aerosol pada hair spray dan body
spray.
Iodoform (CHI3)
Iodoform merupakan kristal padat berwarna kuning dan berbau khas.
Iodoform digunakan di bidang kedokteran sebagai antiseptik.
Kegunaan
Penggolongan Sifat-Sifat Alkohol
Alkohol Alkohol
Kegunaan
Sifat-Sifat Eter
Eter
Pembuatan
Eter
Tata nama
Eter
Isomer Eter
Jadi, penamaan dimulai dengan menyebutkan posisi gugus –OH, diikuti nama alkana
dengan akhiran -a tetap, lalu awalan di-, tri, tetra-, atau sesuai jumlah gugus –OH
serta diikuti akhiran -ol.
Nama Trivial
Nama trivial alkohol dimulai dengan menyebutkan nama alkilnya, lalu
diikuti dengan kata alkohol.
Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada
atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya).
Alkohol Tersier
Alkohol tersier terjadi apabila gugus hidroksi (–OH) terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya)
Isomer Optis
Keisomeran optis terjadi pada senyawa yang memiliki atom C asimetris
atau atom C kiral.
1) Dengan massa molekul relatif (Mr) sama, titik didih alkohol lebih
tinggi daripada titik didih eter. Hal ini dikarenakan alkohol
mempunyai ikatan hidrogen.
Semakin besar massa molekul relatif alkohol, titik didihnya semakin
tinggi. Titik didih alkohol rantai bercabang lebih rendah daripada titik
didih alkohol rantai lurus.
2) Alkohol mudah larut dalam air.
3) Alkohol dapat mengalami reaksi dengan logam Na dan hidrogen
halida, serta reaksi esterifikasi, oksidasi, dan dehidrasi.
Nama IUPAC
Nama IUPAC eter yaitu alkoksi alkana.
Alkil dengan jumlah atom C lebih sedikit dianggap sebagai gugus
alkoksi, sedangkan alkil dengan jumlah atom C lebih banyak
dianggap sebagai alkana.
Nama Trivial
Nama trivial eter adalah alkil alkil eter yaitu nama kedua gugus
alkil ditulis di depan diikuti kata eter dan ditulis terpisah. Alkil-alkil
ditulis sesuai urutan jumlah atom C. Apabila kedua alkil sama,
diawali dengan kata “di”
Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki
rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi letak gugus fungsi
berbeda.
Sintesis Williamson
Pada sintesis ini terjadi reaksi antara alkil halida dengan
alkoksida.
Tata
Sifat-Sifat
Nama
Aldehid
Aldehid
Kegunaan
Isomer Aldehid
Aldehid
Pembuatan
Aldehid
Tata
Sifat-Sifat
Nama
Keton
Keton
Kegunaan
Isomer Keton
Keton
Pembuatan
Keton
Nama Trivial
Nama trivial aldehid diturunkan dari
nama trivial asam karboksilat yaitu
dengan menghilangkan kata asam dan
mengganti akhiran -at menjadi kata
aldehid.
Nama Trivial
Nama trivial keton yaitu alkil alkil keton.
Isomer Kerangka
Isomer kerangka terjadi karena ada atau tidak adanya cabang
serta jenis cabang.
Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi karena perbedaan letak gugus fungsinya.
Pembuatan
Ester
Nama Trivial
Nama trivial asam karboksilat didasarkan pada sumbernya.
Nama IUPAC
Ester merupakan turunan asam
karboksilat. Oleh karena itu, ester
diberi nama dengan alkil alkanoat.
Alkil diikat oleh atom O,
sedangkan alkanoat meliputi alkil
dan gugus fungsinya.
Struktur Benzena
Sifat-Sifat Benzena
Reaksi-Reaksi Benzena
Halogenasi
Reaksi
Adisi
Reaksi Nitrasi
Adisi
Substitusi
Hidrogen
Adisi
Klorin Sulfonasi
Asilasi
Alkilasi
SO3
40°C
Reaksi Umum:
Contoh:
Reaksi pembuatan toluena
• Contoh:
Reaksi pembuatan asetofenon
Asetofenon
H2SO4
50°C
Nitrobenzena
Klorobenzena
X = substituen/cabang
Contoh:
o-dimetilbenzena
(o-xilena)
m-kloroanilina p-nitrofenol
Urutan prioritas gugus:
–COOH > –SO3H > –CHO > –CN > –OH > –NH2 > –R(alkil) > –NO2 > –X (halogen)
1,2,4-trinitrobenzena 2,4,6-trinitrotoluena
Contoh:
3-fenilheptana 3-fenil-1-pentanol
Naftalena Antrasena
Fenantrena Pirena
Kegunaan:
Pelarut senyawa
karbon.
Kegunaan: Kegunaan:
VI Polimer
Penggolongan Polimer
Sifat-Sifat Polimer
Reaksi Polimerisasi
Sumber: bit.ly/2WtxRW
Baterai
dengan teknologi kertas Kegunaan dan Dampak Polimer
ramah lingkungan
Menggunakan polimer
rekayasa
Kembali ke daftar isi
Tata Nama Polimer
Berdasarkan Monomer
i = isotaktik
s = sindiotaktik
Keterangan:
Disusun oleh monomer stirena
dengan posisi gugus fenil sama
Berdasarkan
Berdasarkan Sifat Terhadap
Pemanasan
Asalnya atau Sifat Berdasarkan
Kekenyalannya Bentuk
Susunan
Rantainya
Berdasarkan
Jenis
Monomernya
Berdasarkan
Penggunaan
Polimer
Polimer Alam
Polimer alam yaitu polimer yang
Berdasarkan tersedia secara alami di alam dan
Asalnya berasal dari makhluk hidup.
Contoh: amilum, selulosa, protein,
asam nukleat, karet alam
Kopolimer
Kopolimer yaitu polimer yang tersusun atas
monomer-monomer yang berlainan jenis.
Contoh: nilon, tetoron, bakelit
Berdasarkan susunan monomernya, kopolimer
dibedakan menjadi kopolimer bergantian, kopolimer
blok, kopolimer bercabang, dan kopolimer tidak
beraturan. (A) kopolimer tidak beraturan
(B) kopolimer bergantian
(C) kopolimer blok
(D) kopolimer bercabang
Plastik
Polimer yang dimanfaatkan
sebagai plastik.
Contoh: bakelit, polietilena,
PVC, polistirena, dan
polipropilena
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi Polimerisasi Reaksi yang terjadi jika
Kondensasi Alami Kondensasi Sintesis dua atau lebih monomer
sejenis atau berbeda jenis
Contoh: bergabung membentuk
Pembentukan molekul besar sambil
Contoh:
glikogen dan melepaskan molekul-
Pembentukan nilon
molekul kecil, seperti H2O,
amilum dari atau poliamida dari NH3, dan HCl.
α–D-glukosa asam adipat dan
Pembentukan Reaksi umum:
heksametilendiamin
protein dari
asam amino
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Kegunaan dan Dampak Penggunaan Polimer
No Polimer Monomer Kegunaan
1 Polietilena etilena Polietilena dengan densitas
(Polietena) rendah (LDPE) pembungkus
makanan, kantong plastik, dan jas
hujan.
Polietilena densitas tinggi (HDPE)
botol plastik, botol detergen, mainan,
ember dan panci, serta untuk pelapis
kawat dan kabel.
2 Polipropilena propilena Karung dan tali plastik, serta botol
(Polipropena) minuman.
3 Teflon tetrafluoroeti- pelapis barang yang tahan panas,
lena seperti tangki di pabrik kimia, pelapis
panci dan penggorengan antilengket,
serta pelapis dasar setrika.
Karbohidrat
Protein
Jaring Laba-Laba
tersusun atas ribuan benang
berukuran nano yang tersusun
secara paralel. Lipid
Setiap helai jaring laba-laba
terbuat dari protein β-keratin.
Protein ---> Makromolekul
Kembali ke daftar Isi
Karbohidrat
Penggolongan Karbohidrat
Pengertian
Monosakarida
Karbohidrat merupakan Monosakarida adalah karbohidrat paling
senyawa polihidroksi aldehid sederhana karena tidak dapat dihidrolisis
(aldosa) atau polihidroksi menjadi bentuk karbohidrat yang lebih
keton (ketosa) dengan rumus sederhana lagi.
umum Cn(H2O)m.
Nama karbohidrat berasal Oligosakarida
dari karbon yang berarti Oligosakarida merupakan senyawa
mengandung unsur karbon karbohidrat yang terdiri atas beberapa
dan hidrat yang berarti air. molekul monosakarida.
Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer alam
yang tersusun atas unit-unit
monosakarida membentuk rantai
panjang melalui reaksi kondensasi.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Monosakarida
Monosakarida merupakan
senyawa terkecil dalam golongan Aldosa Ketosa
karbohidrat dengan rumus (misal: glukosa) (misal: fruktosa)
CnH2nOn dimana n= memiliki gugus biasanya memiliki
3–8 aldehida pada salah gugus keto pada
C3H6O3 : triosa satu ujungnya. atom C 2.
C4H8O4 : tetrosa
dan seterusnya
Setiap molekul monosakarida
memiliki 1 gugus keton atau 1
gugus aldehida.
Gugus aldehida selalu berada
di atom C pertama.
Gugus keton selalu berada di
atom C kedua.
Fruktosa
• Fruktosa terdapat dalam gula pasir, sari buah, dan madu. Fruktosa merupakan
jenis gula yang paling manis
Galaktosa
• Galaktosa merupakan monosakarida yang dihasilkan dari proses hidrolisis gula
susu (laktosa) sehingga tidak ditemukan dalam keadaan bebas
Pentosa
• Senyawa pentosa tidak terdapat di alam dalam keadaan bebas. Contoh
senyawa aldopentosa antara lain arabinosa, xilosa, ribosa, dan 2-deoksiribosa.
Arabinosa diperoleh dari pengolahan gom arab. Xilosa diperoleh dari hidrolisis
jerami atau kayu. Ribosa dan 2-deoksiribosa merupakan komponen asam
nukleat dan diperoleh dengan cara hidrolisis.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Monosakarida
Reaksi-Reaksi pada Monosakarida
• Apabila dilarutkan dalam air, monosakarida dapat
Murotasi memutar bidang polarisasi
Sifat Kimia
H2O/H+
disakarida H2O/H
+
Hidrolisis : polisakarida monosakarida
Fermentasi : glukosa etanol + CO2
H2SO4
Dehidrasi : karbohidrat karbon + H2O
Oksidasi : reaksi oksidasi karbohidart menghasilkan asam
Reaksi karbohidrat dengan hidroksida logam mengakibatkan karbohidrat teroksidasi,
sedangkan hidroksida logam akan tereduksi.
Protein (Polipeptida)
Penggolongan Protein
Identifikasi Protein
Protein merupakan senyawa makromolekul yang
tersusun atas asam amino.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein Denaturasi Protein
hewani
Contoh: susu dan telur.
Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati
Contoh: kacang-kacangan.
Kembali ke daftar Isi Kembali ke awal bab
Asam Amino
Struktur Protein
Sifat-Sifat Protein
Membentuk zwitter ion di dalam air
Dapat mengalami denaturasi (kerusakan struktur) akibat pemanasan, perubahan
pH, pelarut organik, gerakan mekanik, dan adanya ion logam
Jika dilarutkan dalam air, mempunyai viskositas (kekentalan) lebih besar daripada
air. Viskositas tergantung pada jenis protein, bentuk molekul, konsentrasi, dan
suhu larutan
Sebagian besar protein bersifat koloid hidrofil
Dapat dihidrolisis menjadi asam amino dengan asam encer atau enzim protease
• Protein nabati
Berdasarkan sumber asal • Protein hewani
• Protein struktural,
• Protein transpor atau pembangun
• Protein pelindung
Berdasarkan fungsinya • Protein cadangan • hormon
• Protein kontraktil
• α-keratin
Berdasarkan gugus alkil pada
• β-keratin
rantai protein
• Kolagen
Reaksi Biuret
Jika sampel protein ditambah beberapa tetes CuSO4 dan NaOH akan berwarna merah muda sampai
ungu. Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida.
Reaksi Xantoprotein
Jika sampel protein ditambah asam nitrat pekat dan dipanaskan akan berwarna kuning. Jika
ditambah basa, larutan akan berwarna jingga. Uji ini untuk mengetahui protein yang mengandung
inti benzena.
Reaksi Millon
Jika sampel protein dipanaskan dengan merkuri nitrat (Hg(NO3)2) lalu ditambah asam nitrit akan
terbentuk cincin yang berwarna merah. Uji ini untuk mengetahui adanya asam amino dengan gugus
fenil.
Reaksi Sakaguchi
Jika sampel protein ditambah dengan pereaksi Sakaguchi (campuran naftol dan
natrium hipobromit) akan menghasilkan warna merah. Uji ini untuk mengetahui
adanya gugus guanidin dalam protein.
Reaksi Hopkins-Cole
Jika sampel protein dicampur dengan pereaksi Hopkins-Cole kemudian
ditambahkan asam sulfat perlahan-lahan, campuran tersebut akan membentuk
lapisan di bawah larutan protein hingga terjadi cincin antara kedua lapisan. Uji
ini untuk mengetahui adanya gugus indol dalam protein.
Reaksi Ninhidrin
Jika sampel asam amino atau protein ditambah dengan pereaksi ninhidrin, akan
terbentuk senyawa kompleks yang ditandai dengan warna biru-ungu pada
larutan. Senyawa kompleks tersebut terbentuk karena gugus –NH2 bebas
bereaksi dengan ninhidrin.
Memanaskan Protein
Memanaskan protein berarti menaikkan suhu protein. Suhu tinggi dapat
mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik nonpolar pada molekul
protein.
Asam Lemak
Lemak
Fosfolipid
Lilin
Pengertian
Asam lemak adalah asam organik golongan asam karboksilat yang berasal dari
hewan atau tumbuhan.
Penggolongan
Berdasarkan proses sintesisnya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
esensial dan asam lemak nonesensial.
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang tidak dapat disintesis oleh
tubuh dan hanya dapat diperoleh dari makanan.
Contoh: asam linoleat dan asam linolenat.
Asam lemak nonesensial dapat disintesis tubuh dari nutrisi makanan.
Contoh: asam palmitat, asam stearat, dan asam oleat.
Pengertian Penggolongan
Lemak merupakan senyawa ester Lemak dibedakan menjadi dua
trigliserida yang terbentuk dari tiga
berdasarkan bentuk fisiknya yaitu lemak
asam lemak dengan gliserol.
dan minyak.
Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi lemak atau minyak menimbulkan rasa dan bau tidak sedap. Proses ini
disebut ketengikan.
Fosfatidil kolin (lesitin) berupa zat padat lunak seperti lilin, berwarna putih,
higroskopis, dan dapat berubah menjadi cokelat jika terkena cahaya.
Asam lemak yang biasa menyusun lesitin antara lain asam palmitat, asam
stearat, asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
Lilin merupakan ester dari asam lemak rantai panjang dengan alkohol rantai
panjang (antara 14 sampai 34 atom karbon).
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Lilin tidak mudah
terhidrolisis dan tidak dapat diuraikan oleh enzim yang menguraikan lemak.
Lilin dari lebah madu terbentuk dari campuran beberapa senyawa, terutama
mirisilpalmitat. Sementara itu, lilin dari paus sebagian besar terbentuk dari
setilpalmitat.